Laju Dekomposisi Serasah Daun Avicennia marina pada Berbagai Tingkat Salinitas

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ekosistem mangrove merupakan suatu jenis hutan yang tumbuh di daerah
pasang surut yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat
surut yang komunitas tumbuhannya toleransi terhadap garam. Mangrove berperan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup biota laut seperti ikan, udang,
kepiting, siput dan biota lainnya. Mangrove juga berfungsi sebagai sumber
makanan atau kesuburan pantai, tempat berlindung, berkembang biak atau tempat
pembesaran biota laut lain.
Aliran energi di ekosistem mangrove bermula dari daun. Daun memegang
peran penting dan merupakan sumber nutrisi sebagai awal rantai makanan. Pada
ekosistem mangrove, rantai makanan yang terjadi adalah rantai makanan detritus.
Sumber utama detritus berasal dari daun-daun dan ranting-ranting yang telah
membusuk. Daun-daun yang gugur akan dimakan oleh jenis-jenis bakteri dan
fungi. Bakteri dan fungi ini akan dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebrata
lainnya dan kemudian protozoa dan avertebrata tersebut akan dimakan oleh
karnivor sedang, kemudian karnivor sedang ini dimakan oleh karnivor yang lebih
tinggi (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

Serasah yang jatuh di lantai hutan mangrove mengalami proses
dekomposisi baik secara fisik maupun biologis, yang dapat menyuburkan kawasan
pesisir. Serasah yang sudah terdekomposisi tersebut berguna untuk menjaga
kesuburan tanah mangrove dan merupakan sumber pakan untuk berbagai jenis
ikan dan avertebrata melalui rantai makanan fitoplankton dan zooplankton
sehingga keberlangsungan populasi ikan, kerang, udang dan lainnya dapat tetap

Universitas Sumatera Utara

2

terjaga. Sehingga serasah berperan penting sebagai penyuplai unsur hara yang
akan menjadi sumber utama adanya rantai makanan di mangrove.
Serasah mangrove yang terdekomposisi akan menghasilkan unsur hara
yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan digunakan oleh jasad renik di
lantai hutan dan sebagian lagi akan terlarut dan terbawa air surut ke perairan
sekitarnya. Dekomposisi serasah terjadi karena beberapa faktor seperti jenis tanah,
tingkat salinitas, pH tanah, suhu, kandungan dalam bahan tanaman dan lain-lain.
Salinitas akan mempengaruhi jumlah makrobentos yang terdapat di perairan
karena perbedaan salinitas dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis maupun

jumlah makrobentos yang berfungsi mempercepat laju dekomposisi (Dewi, 2009)
Kecamatan Hamparan Perak memiliki ketersediaan mangrove yang cukup
banyak. Banyaknya mangrove di sekitar kecamatan dapat menghasilkan jumlah
serasah yang banyak. Mangrove berfungsi sebagai tempat mencari makan
organisme air karena mangrove penyedia sumber nutrisi yakni berasal dari
serasah. Banyaknya serasah di sekitar kecamatan dapat menguntungkan nelayan
setempat untuk menangkap ikan di sekitar kawasan mangrove. Namun, banyaknya
ketersediaan mangrove diseimbangi juga dengan banyaknya aktivitas indsutri dan
rumah tangga di sekitar. Hal ini dapat mengakibatkan adanya penurunan laju
dekomposisi serasah akibat banyaknya limbah masuk di sekitar perairan. Karena
banyaknya aktivitas manusia maka perlu dlakukan penelitian terkait tentang laju
dekomposisi serasah mangrove di sekitar Kecamatan Hamparan Perak.
Perumusan Masalah
Serasah mangrove merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kekayaan unsur hara serta detritus di perairan pesisir. Melalui aktivitas

Universitas Sumatera Utara

3


dekomposisi, serasah yang terurai mampu menghasilkan unsur hara dalam jumlah
tertentu dipengaruhi oleh jenis mangrove serta keadaan faktor fisika dan kimia di
daerah tersebut.
Kecamatan Hamparan Perak memiliki ketersediaan mangrove yang cukup
banyak. Hal ini dapat mengakibatkan nelayan mudah untuk menangkap ikan di
sekitar mangrove. Karena di ekosistem mangrove serasah sebagai produsen.
Mangrove berfungsi sebagai tempat mencari makan, memijah dan berlindung
hewan air. Apabila nutrisi kurang di sekitar mangrove maka banyak biota yang
kehilangan habitat asli dan daerah penangkapan ikan pun semakin sulit.
Perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah waktu berpengaruh terhadap laju dekomposisi serasah pada daun
Avicennia marina ?
2. Apakah perbedaan salinitas mempengaruhi laju dekomposisi dan kandungan
unsur hara serasah daun A.marina?
Kerangka Pemikiran
Wilayah pantai dan pesisir merupakan penyedia berbagai sumber daya
alam yang belum dapat dikelola dengan baik, oleh karena itu optimalisasi
pemanfaatan sangatlah dibutuhkan. Daun memegang peran penting dalam aliran
energi pada ekosistem hutan mangrove dan merupakan sumber nutrisi sebagai
awal rantai makanan. Daun yang jatuh ke lantai hutan (serasah), akan mengalami

dekomposisi

dan dipengaruhi

oleh salinitas. Serasah

yang mengalami

dekomposisi menghasilkan unsur hara yang digunakan tumbuhan untuk hidup dan
berkembang, serta menjadi sumber pakan bagi ikan dan avertebrata. Banyaknya
aktivitas masyarakat mempengaruhi laju dekomposisi serasah yang berhubungan

Universitas Sumatera Utara

4

langsung terhadap rantai makanan. Hilangnya rantai makanan berpengaruh
terhadap jumlah biota yang berada di sekitar mangrove dan juga terhadap hasil
tangkapan ikan di sekitar mangrove Kecamatan Hamparan Perak. Secara rinci
kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Ekosistem Mangrove

A. marina

Serasah Daun
A. marina

Terdekomposisi

Unsur Hara (C, N, P )

Bahan Organik
Karbohidrat, protein

Rekomendasi Pengelolahan Ekosistem
Mangrove Desa Paluh Kurau
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Keterangan :

Aspek yang diteliti

Aspek yang tidak diteliti

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Mengukur laju dekomposisi serasah daun A. marina pada berbagai tingkat
salinitas.

Universitas Sumatera Utara

5

2. Mengetahui kandungan unsur hara C, N dan P serasah A. marina selama proses
dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan unsur hara
yang dihasilkan oleh serasah A. marina pada lokasi yang berbeda di Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
2. Sebagai informasi kepada masyarakat terhadap peranan ekosistem mangrove
sehingga membuat masyarakat menyadari arti penting hutan mangrove.

3. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan ekosistem mangrove untuk
menjaga kelestarian hutan mangrove di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara