Struktur Upacara Perkawinan Masyarakat Tionghoa Suku Hakka di Kota Medan

BAB II

KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan
sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian kongkret,
gambaran mental dari objek apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh
akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konsep adalah ide abstrak yang dapat
digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi, 2000: 14). Dalam
hal ini, konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara
mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang akan diteliti.

2.1.1 Struktur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), struktur diartikan sebagai
sesuatu yang disusun atau dibangun, yang disusun dengan pola tertentu. Struktur
juga dapat diartikan sebagai susunan yang saling berhubungan antara satu bagian
dengan bagian lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Struktur
adalah pola hubungan antara manusia dan kelompok manusia.
Menurut Radclife-Brown, struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks

dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Dengan demikian,
struktur sosial meliputi relasi sosial di antara para individu dan perbedaan
individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka. Menurut Raymond Firth,
konsep struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis yang
diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam

8
Universitas Sumatera Utara

kehidupan sosial. Dari beberapa definisi tersebut, pada dasarnya yang terpenting
dalam struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang penting dalam menentukan
tingkah laku manusia.
2.1.2 Upacara
Upacara menurut Poerwadarminta dalamKamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:1994) adalah :
1. tanda-tanda kebesaran,
2. peralatan menurut adat istiadat,
3. rangkaian tindakan atau perbuatan yang terkait kepada aturan-aturan tertentu
menurut adat atau agama,
4. perbuatan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting.

Istilah upacara selalu dikaitkan dengan budaya menjadi upacara budaya.
Budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningat, (1992: 221) dalam setiap sistem upacara
keagamaan mengandung lima aspek yakni ( 1) tempat upacara , ( 2) waktu
pelaksanaan upacara , ( 3) benda-benda serta peralatan upacara, (4) orang yang
melakukan atau memimpin jalanya upacara, ( 5) orang-orang yang mengikut
upacara. Pada bagian yang sama Koentjaraningat (1992 : 223) juga mengatakan
bahwa sistem upacara dihadiiri oleh masyarakat berarti dapat memancing
bangkitnya emosi

9
Universitas Sumatera Utara

keagamaan pada tiap-tiap kelompok masyarakat serta pada tiap individu yang
hadir. Upacara yang diselengarakan merupakan salah satu kegiatan yang
mengungkapkan emosi keagamaan yang sudah dianut oleh masyarakat.
Istilah upacara budaya dalam penelitian ini merupakan sebuah kegiatan

yang bersifat sosial. Banyak sekali peradatan dan upacara perayaan ini, yang
masih tetap dilakukan oleh masyarakat Tionghoa dalam setahun. Masyarakat
Tionghoa masih mempertahankan tradisi leluhur, bukan hanya dibelahan Asia saja.
Di negara seperti Indonesia sekalipun, masyarakat Tionghoa masih tetap teguh
melaksanakan tradisinya.
2.1.3

Perkawinan
Koentajaraningrat (1980:90) mengemukakan bahwa ―dipandang dari sudut

kebudayaan manusia, maka perkawinan merupakan pengatur kelakuan manusia
yang bersangkut paut dengan kehidupan seks-nya. Karena menurut pengertian
masyarakat, perkawinan menyebabkan seorang laki-laki tidak boleh melakukan
sembarang seks dengan wanita lain, tetapi hanya dengan satu atau beberapa
wanita tertentu dalam masyarakat, yaitu wanita yang sudah disahkan sebagai
isterinya.‖
Salah satu masa peralihan terpenting dalam kehidupan manusia, dalah
peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa dan berkeluarga yang ditandai
dengan perkawinan. Dibanding dengan masa peralihan lainnya dalam kehidupan
manusia, perkawinan merupakan fase terpenting. Perkawinan sebagai bagian

unsur budaya yang universal ditemukan diseluruh kehidupan sosial.

10
Universitas Sumatera Utara

Dalam pengertian yang lain, perkawinan merupakan suatu transaksi dan
kontrak yang syah dan resmi antara seorang wanita dengan seorang pria yang
mengukuhkan hak mereka yang tetap untuk berhubungan seks satu sama lain,
serta menegaskan bahwa si wanita yang bersangkutan sudah memenuhi syarat
untuk melahirkan (William A Haviland, 1985:77).
Pengertian perkawinan tersebut diatas, menunjukkan bahwa perkawinan
merupakan bentuik kontrak sosial antara antara laki-lakidan perempuan untuk
hidup bersama. Kontrak tersebut bisa saja disahkan oleh kebiasaan/adat, oleh
agama, oleh negara atau ketiga-tiganya. Pada masyarakat modern Indonesia,
perkawinan banyak dipengaruhi oleh tradisi, agama dan modern (negara).
Apapun bentuknya, ketika norma-norma sosial, norma agama, atau norma
hukum mengatur hubungan seksual warganya, maka perkawinan menjadi
perbuatan kebudayaan. Sebagai hasil kebudayaan, perkawinan tidak hanya
melahirkan anak-anak, tetapi juga melahirkan konsep-konsep kebudayaan lainnya.
Sistem keturunan dan kekerabatan, bentuk keluarga, bentuk tempat tinggal,

pembagian waris, pola asuhan anak, pola pembagian mencari nafkah, jumlah
pasangan, asal pasangan merupakan konsep-konsep yang mengikuti konsep
perkawinan.
2.1.4 Masyarakat Tionghoa
Masyarakat adalah suatu populasi manusia yang saling berinteraksi dan
bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dimana
setiap anggota masyarakat terikat suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat,
1985:60).

11
Universitas Sumatera Utara

Tionghoa adalah sebutan di Indonesia untuk orang-orang dari suku atau
Bangsa Tiongkok.Suku Bangsa Tionghoa di Indonesia merupakan keturunan dari
leluhur mereka yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebuah catatan literature Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan
kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti yang berkuasa di
Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian melancarkan lalu lintas perdagangan dari
Tiongkok ke Nusantara dan juga sebaliknya. Banyak orang Cina di Indonesia
menggunakan nama lain yaitu Tiongkok yang berasal dari "Chung Kuo." Pada

tahun 1901 mereka mendirikan sebuah organisasi yang bernama Tiong Hoa Hwee
Kwan. Lalu pada tahun 1939 mereka mendirikan Partai Tionghoa Indonesia.
Sejak itulah istilah Tionghoa digunakan sebagai padanan dari Cina.
Jadi, masyarakat Tionghoa adalah sekelompok manusia orang Tionghoa
yang saling berinteraksi satu dengan yang lain di Indonesia. Masyarakat Tionghoa
di Medan terdiri atas berbagai kelompok suku bangsa. Suku bangsa Tionghoa
diantaranya adalah suku Hokkian, Hakka, Tiochiu.Masyarakat Tionghoa memiliki
berbagai adat istiadat. Kehidupan masyarakat Tionghoa mulai mewarnai lembaran
ritual di Indonesia.
2.1.5 Suku Hakka
Suku adalah kelompok sosial dalam sistem sosial ataun kebudayaan yang
mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa
dan sebagainya. Suku juga bisa diartikan sebagai suatu golongan manusia yang
anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya
berdasarkan baris keturunan yang dianggap sama.

12
Universitas Sumatera Utara

Hakka adalah salah satu kelompok Tionghoa Han yang terbesar

dikelompok Republik Rakyat Tiongkok. Hakka merupakan kelompok Han
terakhir berimigrasi ke selatan dari Tiongkok utara secara bertahap semenjak abad
ke-4 M dikarenakan bencana alam, perang dan konflik.
Suku Hakka adalah sekelompok manusia atau masyarakat Tionghoa yang
berimigrasi atau masyarakat pendatang. Biasa mereka disebut juga orang khek.
Orang Hakka hidup berpindah pindah, dari tanah yang satu ke tanah yang lain,
oleh sebab itu mereka dinamakan keluarga pendatang, mereka membuka tanah di
daerah yang berbukit, menjadikan daerah tersebut subur dan berkembang. Selain
itu mereka adalah pedagang yang handal, jika ada pepatah mengatakan orang
China adalah orang-orang yang rajin dan ulet, orang-orang Hakka ini dua kali
lipat daripada orang-orang China lainnya.
Suku Hakka di Medan lebih menyukai hidup berkelompok, karena mereka
hanya tinggal di satu komplek. SukuHakkajugadikenalsebagaisuku yang
sangatuletbekerjadanterikatkuatdengankomunitassesamasukuhakka.Padasukuhakk
ajugatidakada

gender,

karenalaki-lakidanperempuansama-samaharusbekerja.


Tjong A Fie pengusaha terkenal dari Medan merupakanketurunan orang Hakka.

2.1.6 Kota Medan
Kota Medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota
Medan terletak di bagian Utara pulau Sumatera. Posisi koordinatnya adalah
3°35′LU dan 98°40′BT. Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah
utara dan Kabupaten Deli Serdang. Medan memiliki wilayah 3,6% dari
keseluruhan Sumatera Utara. Kota Medan jika diperlihatkan secara topografinya

13
Universitas Sumatera Utara

cenderung miring ke utara. Kota ini berada pada 2,5 hingga 3,5 meter di atas
permukaan laut. Beberapa Sungai yang mengaliri Kota Medan adalah Sungai
Belawan, Sungai Badera, Sungai Sikambing, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai
Deli, Sungai Sulang-Saling, Sungai Kera, dan Sungai Tuntungan. Kota Medan
ditempati dan disinggahi oleh beranekaragam budaya, suku dan ras.
Mayoritas penduduk kota Medan adalah suku Batak. Suku ini adalah salah
satu suku yang cukup besar di Indonesia. Beberapa suku lainnya yang turut
berdomisili di kota ini adalah suku Jawa, Mandailing, Melayu, Aceh, Tamil dan

Tionghoa. Tetapi disisi lain, penduduk masyarakat Medan terdiri dari anekaragam
suku. Islam dan Kristen Protestan adalah agama yang dominan di kota ini.
Setelahnya, secara berurutan adalah agama Katholik, Budha dan Hindu. Kota
Medan, seperti halnya Indonesia secara umumnya memberikan kebebasan kepada
setiap masyarakat untuk dapat melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan
masing-masing sehingga tidak sulit menemukan rumah ibadah saat anda berada di
kota ini.
Kota Medan memiliki kekayaan dibagian sumber daya alam. Selain wisata
alam, kota Medan juga kaya akan objek wisata sejarah, pendidikan serta kuliner
khas kota Medan. Kota Medan termasuk salah satu kota yang mengalami
perkembangan dan modernisasi yang pesat dibandingkan dengan kota kota besar
lainnya di Sumatera. Oleh karena itu, kota Medan menjadi istana wisata alam
yang kemahsyurannya sudah didengar hingga ke mancanegara.

14
Universitas Sumatera Utara

2.2 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan hasil dari meninjau, pandangan, pendapat,
sesudah atau mempelajari kitab-kitab, buku, buku primbon (KBBI, 2003:912).

Tinjauan pustaka merupakan hasil dari penelitian terdahulu yang memaparkan
pandangan dan analisis yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti.
Sesuai dengan pendapat diatas, maka penulis akan memaparkan beberapa tinjauan
pustaka seperti:
Koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu antropologi (2009). Buku ini
menjelaskan tentang pengertian kebudayaan, sistem kemasyarakatan serta sistem
perkawinan yang ada. Dengan membaca buku ini penulis mendapat bantuan untuk
menggambarkan sistem perkawinan pada masyarakat Tionghoa suku Hakka.
Leo Surya Dinata dalam Negara dan Etnis Tionghoa (2002). Buku ini
berisi tentang daerah-daerah di Indonesia yang golongan etnis Tionghoa sangat
besar, salah satunya adalah kota Medan. Masyarakat etnis Tionghoa adalah
masyarakat pedagang sejak 1000 tahun yang lalu di Medan. Buku ini membantu
penulis dalam pengumpulan data mengenai etnis Tionghoa di Medan.
Habbibul Ummi dalam skripsinya yang berjudul ―Sistem Upacara Adat
Perkawinan Etnik Hokkien di Medan‖(2011). Skripsi ini membahas tentang
Sistem Upacara Etnik Hokkien di Medan. Skripsi ini memberikan kontribusi
kepada penulis dalam menguraikan struktur upacara Perkawinan Tionghoa suku
hokkien dengan membandingkan struktur upacara perkawinan Tionghoa suku
Hakka di Medan yang diteliti penulis.


15
Universitas Sumatera Utara

Feby Y Siregar dalam skripsinya yang berjudul ―Adat Perkawinan
Masyarakat Peranakan Tionghoa di Kecamatan Teluk Naga-Tangerang‖(2012).
Skripsi ini membahas Adat yang digunakan dalam perkawinan Peranakan
Tionghoa di Kecamatan Teluk Naga-Semarang dengan menggunakan teori
upacara dan akulturasi. Skripsi ini memberikan kontribusi kepada penulis dalam
mengetahui sumber data mengenai teori struktur upacara perkawinan di Teluk
Naga-Tangerang membandingkan dengan struktur perkawinan masyarakat suku
hakka di Medan sesuai yang diteliti penulis.
Jeniwati Tarigan dalam jurnalnya yang berjudul―Konformitas Perkawinan
Semarga (Sumbang) Pada Batak Karo‖ (2009). Jurnal ini menjelaskan tentang
perkawinan yang bersifat eksogami yaitu : menikah atau mendapat jodoh diluar
marganya (Klan). Perkawinan semarga dilarang dan dianggap sumbang (Incest).
Perkawinan semarga (Sumbang atau Incest) merupakan suatu hal yang
memalukan, karena dianggap masih ada hubungan darah.Didalam perkawinan
etnik Hokkian juga dilarang menikah apabila mempunyai marga yang sama, misal;
marga Lie dilarang menikah dengan marga Lie karena mereka dianggap masih
mempunyai hubungan suku.
2.3 Landasan Teori
Untuk mengkaji lebih dalam mengenai budaya Cina agar penulis lebih
terarah dalam bagian pembahasan pernikahan menggunakan teori struktur upacara.
Teori ini dikaji sebagai berikut:

16
Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Teori Upacara
Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dalam
membahas permasalahan. Penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat (1981:241), yang menyatakan bahwa setiap upacara keagamaan
dapat dibagi dalam empat komponen yaitu: tempat upacara, saat upacara, benda
alat upacara, dan orang yang melakukan ataupun yang memimpin upacara.

17
Universitas Sumatera Utara