kebijakan impor mobil pemerintah indones (1)
KEBIJAKAN IMPOR MOBIL PEMERINTAH INDONESIA PERIODE
2007 SAMPAI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk
suatu
negara
dengan
penduduk
negara
lain
atas
dasar
kesepakatan bersama, penduduk yang dimaksud dapat berupa antar
perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah
suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
[ CITATION Abd071 \p 17 \l 1057 ]
Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda suatu
dengan negara lainnya. Suatu negara akan membutuhkan komoditi yang
tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara
tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan
negara lain agar tercapainya kebutuhan produksi di suatu negara.
Terbatasnya persediaan di suatu negara membuat kegiatan impor pun
digagas untuk meningkatkan produksi dalam negeri, adapun produksi dalam
negeri sudah ada namun hasilnya belum mencukupi untuk memenuhi semua
kebutuhan dalam negeri, sehingga masih dibutuhkan dari impor. Dengan
kerjasama ini, banyak pihak dilibatkan dan sama - sama mendapatkan
keuntungan,
baik
keuntungan
hasil
jual
maupun
keuntungan
atas
pemenuhan kebutuhan.
Kebijakan impor terjadi karena adanya kerjasama antar negara yang satu
dengan negara yang lain, dengan tujuan untuk menekan impor barangbarang konsumtif yang berlebih, serta melindungi produksi lokial dari
serbuan
barang
asing.
Kebijakan
impor
juga
membantu
mengatur
penyediaan barang yang hanya diperuntukan bagi usaha produktif, seperti
barang-barang modal dan bahan baku atau bahan penolong.[ CITATION
Mau03 \l 1033 ]
Industri otomotif seringkali menjadi salah satu pilihan yang paling
strategis dalam perencanaan pembangunan ekonomi beberapa negara
berkembang, termasuk Indonesia [ CITATION Naw86 \l 1057 ]. Alasan-alasan
yang mendasari pilihan tersebut antara lain karena industri otomotif
mempunyai kaitan industrial yang kuat dengan landasan ekonomi baik ke
depan maupun ke belakang.
Pada dasarnya industri otomotif dapat dikelompokan atas dua subindustri
yaitu (a) subindustri yang menghasilkan komponen dan suku cadang
(disebut sebagai industri penunjang) dan (b) subindustri penyatuan berbagai
komponen menjadi produk akhir pada tahap perakitan. Produsen otomotif
secara langsung bertanggung jawab untuk mengembangkan, melakukan
rancang bangun dan perekayasaan serta memasarkan kendaraan tersebut
[ CITATION PEP98 \l 1057 ].
Industri transportasi darat atau otomotif adalah salah satu bidang industri
yang berkembang pesat di Indonesia pada tahun 2008 kontribusi industri
otomotif mencapai 8,2% terhadap manufaktur yang mencapai 27,4%. Hal
itulah yang menempatkan industri otomotif sebagai satu dari tiga industri
yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan industrinasional dan
perekonomian Indonesia.
Sebelumnya akibat krisis finansial global tahun 2009, kinerja sektor
otomotif Indonesia sangat terpuruk. Menurut laporan Gabungan Industrial
Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tingkat produksi dan penjualan
mobil pada tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan dibanding
tahun 2008 sebelumnya. Selama tahun 2010, pasar mobil bergairah kembali
dengan ekonomi dunia mulai pulih. Penjualan mobil meningkat hingga
mencapai 700 unit, atau meningkat sebesar 51.14% dari tahun 2009.
Penjualan mobil tahun 2010 tersebut merupakan rekor baru. [ CITATION
Gai10 \l 1057 ]
Data BPS juga menunjukan, ada 10 negara pemasok mobil terbesar ke
Indonesia, antara lain, Thailand nilai impor US$ 1,07 miliar. Jepang nilai
impor US$ 548,64 juta. Korea Selatan nilai impor US$ 152,42 juta. Jerman
nilai impor 149,01 juta. Malaysia nilai impor US$ 69,60 juta, dan India nilai
impor US$53,96 juta. Adapula negara Inggris nilai impor US$ 42,17 juta.
Italia nilai impor US$ 21,74 juta. Singapura nilai impor US$ 18,93 juta, serta
Amerika Serikat US$ 18,50 juta. Badan Pusat Statistik menyebut, nilai impor
mobil terbesar berasal dari Thailand dengan angka menyentuh US$ 1,07
miliar pada periode 11 bulan lalu. [ CITATION BPS13 \l 1057 ]
Pada masa pemerintahan presiden Soeharto, pemerintah Indonesia
pernah mengeluarkan peraturan tentang mobnas (mobil nasional) melalui
instruksi presiden nomor 2 tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil
Nasional. Pada masa pemerintahan selanjutnya yaitu pemerintahan presiden
B.J. Habibie yaitu menentukan pengenaan bea masuk terhadap impor mobil
mewah. Kebijakan pengenaan bea impor terhadap mobil mewah berlangsung
sampai ke periode presiden Abdurahman Wahid dan presiden Megawati.
Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang yudhoyono, tepatnya
pada akhir pemerintahannya, SBY membuat kebijakan tentang Low Cost
green Car (LCGC) yang tertuang dalam PP nomor 31 tahun 2013 Yang
didalamnya mengatur PPNBM bagi industri otomotif dan PP nomor 41 tahun
2013 yang mengatur tentang mobil murah dan ramah lingkungan. Selain
mobil murah dan hemat energi, aturan ini juga mengatur masalah pajak bagi
kendaraan jenis lainnya. [ CITATION Fik13 \l 1057 ]
Rumusan Masalah
Fenomena impor-ekspor merupakan bagian dari kegiatan hubungan
internasional dimana membutuhkan interaksi antar negara satu dengan
negara lain.
Penelitian ini didasarkan atas kontribusi fakta bahwa kebijakan impor
memberikan pengaruh bagi kegiatan impor yang terjadi di Indonesia.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kebijakan impor mobil pemerintah
Indonesia khususnya dalam bidang otomotif dalam kurun waktu tujuh tahun,
yakni pada 2007-2013. Fokus pembahasan tahun pada penelitian ini adalah
tahun
2007-2013
karena
pada
tahun
tersebut
Indonesia
mengalami
peningkatan di bidang impor yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya dan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
Hal ini menarik karena kebijakan impor memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi suatu negara. Dengan adanya kebijakan impor suatu
negara dapat memberikan proteksi terhadap industri-inudstri lokal dan juga
perusahaan-perusahaan kecil dari serbuan barang-barang asing yang
membanjiri
Indonesia.
Dikarenakan
Indonesia
merupakan
pasar
yang
potensial dan memiliki penduduk yang sangat konsumtif tinggi yang
menjadikan Indonesia sebagai sasaran barang-barang impor dari negaranegara tetangga. [ CITATION Ami10 \l 1057 ]
Untuk itulah kebijakan impor ini sangat diperlukan di Indonesia,
Berdasarkan
pokok
permasalahan
diatas,
maka
untuk
mengarahkan
penelitian ini, peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana
Kebijakan
Impor
Mobil
Periode 2007 Hingga 2013?”
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini, antara lain:
Pemerintah
Indonesia
1. Untuk mengetahui alasan serta berbagai pengaruh kebijakan impor
mobil pemerintah Indonesia periode 2007 hingga 2013
2. Untuk menunjukkan bahwa kebijakan impor mobil pemerintah
Indonesia periode 2007 hingga 2013 berhasil menekan kuota impor
mobil di Indonesia
3. Untuk menujukkan bahwa kebijakan impor dapat melindungi industri
lokal.
b. Manfaat Penelitian
Ada pula manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat
akademik
yang
diperoleh
yaitu
untuk
memberikan
kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terkait kebijakan pemerintah
Indonesia terhadap impor mobil
2. Manfaat praktis yang diperoleh
yaitu
untuk
memberikan
rekomendasi bagi pemerintah Indonesia meningkatkan kebijakan
impor mobil
C. Tinjauan Pustaka
Dalam pembuatan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
acuan. Acuan pertama berjudul “Kebijakan Pemerintah di Bidang Impor
Mobil
Mewah
dalam
Keadaan
Utuh”,
suatu
tinjauan
untuk
meningkatkan penerimaan bea masuk sekaligus memperkecil tingkat
penyelundupan mobil mewah. Skripsi karya Firmansyah tahun 2002.
Penelitian
ini
menjelaskan
bahwa
sesudah
adanya
kebijakan
pemerintah di bidang impor mobil mewah dalam keadaan utuh, terjadi
kenaikan atas impor mobil mewah dalam keadaaan utuh, terjadi
kenaikan atas impor mobil mewah dalam keadaan utuh di Jakarta
dipengaruhi oleh membaikanya perekonomian dan didukung oleh
adanya kebijakan-kebijakan, baik yang bersifat internal dari Direktorat
Jendral Bea dan Cukai Republik Indonesia maupun yang bersifat
nasional, yaitu kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang impor mobil
mewah dalam keadaan utuh.
Acuan kedua berjudul “Pengaruh Tingkat Volume Impor Mobil
CBU
dengan
Nilai
Tukar
Rupiah
Sebagai
Variable
Modernisasi”
mengetahui pengaruh Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap
Volume Impor Mobil CBU (Completely Built Up) di Indonesia.
karya
Muhammad
Rizky
Ramdan
tahun
2005.
Penelitian
Tesis
ini
menjelaskan tingkat volume impor mobil CBU yang mengalami
peningkatan dan penurunan dalam volume impor mobil CBU. Penelitian
ini masih terbatas pada sebagian kecil dari variabel ekonomi makro
yang berdampak pada kegiatan perdagangan internasional khususnya
volume impor mobil CBU di Indonesia. Masih terdapat variabel ekonomi
makro lainnya yang dapat mempengaruhi volume impor Mobil CBU di
Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi, produk domestik bruto
ataupun
suku
bunga
yang
bisa
diteliti
lebih
lanjut.
Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel makro
ekonomi lainnya.
Acuan ketiga
berjudul
“Kebijakan
Pengembangan
Industri
Kendaraan Bermotor” pengembangan industri kendaraan bermotor di
Indonesia mempunyai dasar kuat. Hal ini terutama bisa dilihat dari segi
pembangunan nasional dan ketahanan nasional. Buku karya R.P.
Napitupulu membahas industri otomotif memegang paranan yang
cukup besar, baik ditinjau sebagai bagian dari pengembangan industri
maupun sarana pembangunan. Pengembangan industri kendaraan
bermotor pun harus ditinjau dari segi makro-ekonomi. Besar kecilnya
pasaran dalam negeri perlu dikaji secara hati-hati dengan mengapati
dan menganalisa semua faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara
lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tersedianya prasaranan jalan,
pertumbuhan pendapatan rill masyarakat dan harga kendaraan itu
sendiri.
D. Kerangka Pemikiran
Untuk memahami dan menjawab pertanyaan penelitian, diperlukan
adanya sebuah kerangka berpikir. Kerangka pemikiran ini terdiri dari
konsep dan teori yang berguna sebagai acuan dan panduan dalam
melakukan penelitian.
a. Definisi Konseptual
Perdagangan
Internasional
ialah
sering
disebut
sebagai
mesin
pertumbuhan yang didorong pembangunan bangsa secara kemajuan
ekonomi pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh.
Perkembangan pesat pasar ekspor disediakan dan menstimulus tambahan
untuk meningkatkan produksi lokal yang menyebabkan pembentukan
industri manufaktur dalam skala besar. bersama-sama dengan struktur
politik yang relatif stabil dan lembaga-lembaga sosial yang fleksibel, ini
meningkat penghasilan ekspor yang memungkinkan negara berkembang
pada abad kesembilan belas untuk mendapatkan pinjaman dana di pasar
modal internasional pada tingkat bunga yang sangat rendah. akumulasi
modal ini pada waktunya merangsang produksi lebih lanjut, yang
memungkinkan peningkatan di bidang impor, dan membuat struktur
industri yang lebih beragam. [ CITATION Pau03 \p 186 \l 1057 ]
Impor ialah kegiatan memasukan barang dari luar negeri ke dalam
wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. [ CITATION
Bea00 \l 1057 ]
b. Operasionalisasi Konsep
Secara tradisional, perdagangan internasional dipandang sebagai cara
setiap negara untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan yang
mereka miliki. Seperti yang kita ketahui, setiap negara memiliki perbedaan
iklim, budaya, skill, sumber daya alam dan sebagainya dan setiap negara
tersebut pasti memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi suatu
barang yang sesuai dengan "karakter" mereka. Teori tradisional ini
menimbulkan suatu gagasan bahwa perdagangan didorong oleh proses
tukar-menukar yang mencerminkan adanya kekuatan-kekuatan tertentu
dalam
ekonomi
contohnya
mengekspor
barang-barang
kebanyakan
mengekspor
negara-negara
jadi
maju
sementara
barang-barang
yang
negara
mentah.
cenderung
berkembang
Seiring
dengan
perkembangan dunia internasional, kini perdagangan internasional bukan
lagi soal keunggulan komparatif dalam ekspor. Perdagangan internasional
mulai bergerak kearah mencari keuntungan melalui produksi besarbesaran, pembagian kerja secara acak di setiap negara berdasarkan
pengalaman
dan
inovasi,
yang
kemudian
mendorong
terjadinya
spesialisasi internasional. Diantara hal-hal yang mendorong spesialisasi
internasional tersebut, teknologi menjadi salah satu faktor yang amat
penting. Inovasi teknologi merupakan salah satu aktivitas yang mampu
menghasilkan dampak 'spill-over' dalam ekonomi. [ CITATION Kru \p 7-8 \l
1057 ]
Meskipun berbeda, kedua pandangan diatas sama-sama meyakini
bahwa perdagangan internasional bukanlah zero-sum game, dimana
perdagangan
mendapatkan
internasional
keuntungan
mampu
memberikan
bersama
bagi
kesempatan
untuk
negara-negara
yang
berpartisipasi di dalamnya. [ CITATION Kru1 \p 14 \t \l 1057 ]
Saggi
(2000)
berargumen
bahwa
perdagangan
internasional
berdasarkan keunggulan komparatif selalu mengandalkan skala ekonomi
berdasarkan perkembangan produksi yang distimulasi oleh permintaan
yang besar dari pasar global. Fenomena ini menghasilkan penurunan dari
segi biaya produksi dan meningkatnya jumlah akumulasi modal serta
lapangan pekerjaan. Yang kedua, perdagangan internasional merupakan
saluran yang mendukung terciptanya 'spillover' teknologi diantara negara-
negara
yang
kemudian
menghasilkan
dampak
positif
di
tingkat
produktivitas. [ CITATION Sag \l 1057 ]
F. Asumsi & Hipotesis
a. Asumsi
1. Kebijakan impor yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia mulai
berhasil menekan ketergantungan impor.
2. Kebijakan impor yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia sejak 2007
bertujuan untuk melindungi produksi lokal.
G. Model Analisis
......................................................
H. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat
kualitatif dan dibuat dengan melalui beberapa proses penyusunan. Penulisan
secara deskriptif dapat menggambarkan secara sistematis hubungan yang
terjadi antara masalah yang ada dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan penelitian
ini diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, paper, majalah, jurnal,
artikel, surat kabar dan situs internet yang relevan.
I. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Berisi gambaran mengenai latarbelakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis dan
asumsi, model analisis, metode penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi.
2007 SAMPAI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk
suatu
negara
dengan
penduduk
negara
lain
atas
dasar
kesepakatan bersama, penduduk yang dimaksud dapat berupa antar
perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah
suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
[ CITATION Abd071 \p 17 \l 1057 ]
Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda suatu
dengan negara lainnya. Suatu negara akan membutuhkan komoditi yang
tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara
tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan
negara lain agar tercapainya kebutuhan produksi di suatu negara.
Terbatasnya persediaan di suatu negara membuat kegiatan impor pun
digagas untuk meningkatkan produksi dalam negeri, adapun produksi dalam
negeri sudah ada namun hasilnya belum mencukupi untuk memenuhi semua
kebutuhan dalam negeri, sehingga masih dibutuhkan dari impor. Dengan
kerjasama ini, banyak pihak dilibatkan dan sama - sama mendapatkan
keuntungan,
baik
keuntungan
hasil
jual
maupun
keuntungan
atas
pemenuhan kebutuhan.
Kebijakan impor terjadi karena adanya kerjasama antar negara yang satu
dengan negara yang lain, dengan tujuan untuk menekan impor barangbarang konsumtif yang berlebih, serta melindungi produksi lokial dari
serbuan
barang
asing.
Kebijakan
impor
juga
membantu
mengatur
penyediaan barang yang hanya diperuntukan bagi usaha produktif, seperti
barang-barang modal dan bahan baku atau bahan penolong.[ CITATION
Mau03 \l 1033 ]
Industri otomotif seringkali menjadi salah satu pilihan yang paling
strategis dalam perencanaan pembangunan ekonomi beberapa negara
berkembang, termasuk Indonesia [ CITATION Naw86 \l 1057 ]. Alasan-alasan
yang mendasari pilihan tersebut antara lain karena industri otomotif
mempunyai kaitan industrial yang kuat dengan landasan ekonomi baik ke
depan maupun ke belakang.
Pada dasarnya industri otomotif dapat dikelompokan atas dua subindustri
yaitu (a) subindustri yang menghasilkan komponen dan suku cadang
(disebut sebagai industri penunjang) dan (b) subindustri penyatuan berbagai
komponen menjadi produk akhir pada tahap perakitan. Produsen otomotif
secara langsung bertanggung jawab untuk mengembangkan, melakukan
rancang bangun dan perekayasaan serta memasarkan kendaraan tersebut
[ CITATION PEP98 \l 1057 ].
Industri transportasi darat atau otomotif adalah salah satu bidang industri
yang berkembang pesat di Indonesia pada tahun 2008 kontribusi industri
otomotif mencapai 8,2% terhadap manufaktur yang mencapai 27,4%. Hal
itulah yang menempatkan industri otomotif sebagai satu dari tiga industri
yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan industrinasional dan
perekonomian Indonesia.
Sebelumnya akibat krisis finansial global tahun 2009, kinerja sektor
otomotif Indonesia sangat terpuruk. Menurut laporan Gabungan Industrial
Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tingkat produksi dan penjualan
mobil pada tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan dibanding
tahun 2008 sebelumnya. Selama tahun 2010, pasar mobil bergairah kembali
dengan ekonomi dunia mulai pulih. Penjualan mobil meningkat hingga
mencapai 700 unit, atau meningkat sebesar 51.14% dari tahun 2009.
Penjualan mobil tahun 2010 tersebut merupakan rekor baru. [ CITATION
Gai10 \l 1057 ]
Data BPS juga menunjukan, ada 10 negara pemasok mobil terbesar ke
Indonesia, antara lain, Thailand nilai impor US$ 1,07 miliar. Jepang nilai
impor US$ 548,64 juta. Korea Selatan nilai impor US$ 152,42 juta. Jerman
nilai impor 149,01 juta. Malaysia nilai impor US$ 69,60 juta, dan India nilai
impor US$53,96 juta. Adapula negara Inggris nilai impor US$ 42,17 juta.
Italia nilai impor US$ 21,74 juta. Singapura nilai impor US$ 18,93 juta, serta
Amerika Serikat US$ 18,50 juta. Badan Pusat Statistik menyebut, nilai impor
mobil terbesar berasal dari Thailand dengan angka menyentuh US$ 1,07
miliar pada periode 11 bulan lalu. [ CITATION BPS13 \l 1057 ]
Pada masa pemerintahan presiden Soeharto, pemerintah Indonesia
pernah mengeluarkan peraturan tentang mobnas (mobil nasional) melalui
instruksi presiden nomor 2 tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil
Nasional. Pada masa pemerintahan selanjutnya yaitu pemerintahan presiden
B.J. Habibie yaitu menentukan pengenaan bea masuk terhadap impor mobil
mewah. Kebijakan pengenaan bea impor terhadap mobil mewah berlangsung
sampai ke periode presiden Abdurahman Wahid dan presiden Megawati.
Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang yudhoyono, tepatnya
pada akhir pemerintahannya, SBY membuat kebijakan tentang Low Cost
green Car (LCGC) yang tertuang dalam PP nomor 31 tahun 2013 Yang
didalamnya mengatur PPNBM bagi industri otomotif dan PP nomor 41 tahun
2013 yang mengatur tentang mobil murah dan ramah lingkungan. Selain
mobil murah dan hemat energi, aturan ini juga mengatur masalah pajak bagi
kendaraan jenis lainnya. [ CITATION Fik13 \l 1057 ]
Rumusan Masalah
Fenomena impor-ekspor merupakan bagian dari kegiatan hubungan
internasional dimana membutuhkan interaksi antar negara satu dengan
negara lain.
Penelitian ini didasarkan atas kontribusi fakta bahwa kebijakan impor
memberikan pengaruh bagi kegiatan impor yang terjadi di Indonesia.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kebijakan impor mobil pemerintah
Indonesia khususnya dalam bidang otomotif dalam kurun waktu tujuh tahun,
yakni pada 2007-2013. Fokus pembahasan tahun pada penelitian ini adalah
tahun
2007-2013
karena
pada
tahun
tersebut
Indonesia
mengalami
peningkatan di bidang impor yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya dan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
Hal ini menarik karena kebijakan impor memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi suatu negara. Dengan adanya kebijakan impor suatu
negara dapat memberikan proteksi terhadap industri-inudstri lokal dan juga
perusahaan-perusahaan kecil dari serbuan barang-barang asing yang
membanjiri
Indonesia.
Dikarenakan
Indonesia
merupakan
pasar
yang
potensial dan memiliki penduduk yang sangat konsumtif tinggi yang
menjadikan Indonesia sebagai sasaran barang-barang impor dari negaranegara tetangga. [ CITATION Ami10 \l 1057 ]
Untuk itulah kebijakan impor ini sangat diperlukan di Indonesia,
Berdasarkan
pokok
permasalahan
diatas,
maka
untuk
mengarahkan
penelitian ini, peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana
Kebijakan
Impor
Mobil
Periode 2007 Hingga 2013?”
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini, antara lain:
Pemerintah
Indonesia
1. Untuk mengetahui alasan serta berbagai pengaruh kebijakan impor
mobil pemerintah Indonesia periode 2007 hingga 2013
2. Untuk menunjukkan bahwa kebijakan impor mobil pemerintah
Indonesia periode 2007 hingga 2013 berhasil menekan kuota impor
mobil di Indonesia
3. Untuk menujukkan bahwa kebijakan impor dapat melindungi industri
lokal.
b. Manfaat Penelitian
Ada pula manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat
akademik
yang
diperoleh
yaitu
untuk
memberikan
kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terkait kebijakan pemerintah
Indonesia terhadap impor mobil
2. Manfaat praktis yang diperoleh
yaitu
untuk
memberikan
rekomendasi bagi pemerintah Indonesia meningkatkan kebijakan
impor mobil
C. Tinjauan Pustaka
Dalam pembuatan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
acuan. Acuan pertama berjudul “Kebijakan Pemerintah di Bidang Impor
Mobil
Mewah
dalam
Keadaan
Utuh”,
suatu
tinjauan
untuk
meningkatkan penerimaan bea masuk sekaligus memperkecil tingkat
penyelundupan mobil mewah. Skripsi karya Firmansyah tahun 2002.
Penelitian
ini
menjelaskan
bahwa
sesudah
adanya
kebijakan
pemerintah di bidang impor mobil mewah dalam keadaan utuh, terjadi
kenaikan atas impor mobil mewah dalam keadaaan utuh, terjadi
kenaikan atas impor mobil mewah dalam keadaan utuh di Jakarta
dipengaruhi oleh membaikanya perekonomian dan didukung oleh
adanya kebijakan-kebijakan, baik yang bersifat internal dari Direktorat
Jendral Bea dan Cukai Republik Indonesia maupun yang bersifat
nasional, yaitu kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang impor mobil
mewah dalam keadaan utuh.
Acuan kedua berjudul “Pengaruh Tingkat Volume Impor Mobil
CBU
dengan
Nilai
Tukar
Rupiah
Sebagai
Variable
Modernisasi”
mengetahui pengaruh Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap
Volume Impor Mobil CBU (Completely Built Up) di Indonesia.
karya
Muhammad
Rizky
Ramdan
tahun
2005.
Penelitian
Tesis
ini
menjelaskan tingkat volume impor mobil CBU yang mengalami
peningkatan dan penurunan dalam volume impor mobil CBU. Penelitian
ini masih terbatas pada sebagian kecil dari variabel ekonomi makro
yang berdampak pada kegiatan perdagangan internasional khususnya
volume impor mobil CBU di Indonesia. Masih terdapat variabel ekonomi
makro lainnya yang dapat mempengaruhi volume impor Mobil CBU di
Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi, produk domestik bruto
ataupun
suku
bunga
yang
bisa
diteliti
lebih
lanjut.
Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel makro
ekonomi lainnya.
Acuan ketiga
berjudul
“Kebijakan
Pengembangan
Industri
Kendaraan Bermotor” pengembangan industri kendaraan bermotor di
Indonesia mempunyai dasar kuat. Hal ini terutama bisa dilihat dari segi
pembangunan nasional dan ketahanan nasional. Buku karya R.P.
Napitupulu membahas industri otomotif memegang paranan yang
cukup besar, baik ditinjau sebagai bagian dari pengembangan industri
maupun sarana pembangunan. Pengembangan industri kendaraan
bermotor pun harus ditinjau dari segi makro-ekonomi. Besar kecilnya
pasaran dalam negeri perlu dikaji secara hati-hati dengan mengapati
dan menganalisa semua faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara
lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tersedianya prasaranan jalan,
pertumbuhan pendapatan rill masyarakat dan harga kendaraan itu
sendiri.
D. Kerangka Pemikiran
Untuk memahami dan menjawab pertanyaan penelitian, diperlukan
adanya sebuah kerangka berpikir. Kerangka pemikiran ini terdiri dari
konsep dan teori yang berguna sebagai acuan dan panduan dalam
melakukan penelitian.
a. Definisi Konseptual
Perdagangan
Internasional
ialah
sering
disebut
sebagai
mesin
pertumbuhan yang didorong pembangunan bangsa secara kemajuan
ekonomi pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh.
Perkembangan pesat pasar ekspor disediakan dan menstimulus tambahan
untuk meningkatkan produksi lokal yang menyebabkan pembentukan
industri manufaktur dalam skala besar. bersama-sama dengan struktur
politik yang relatif stabil dan lembaga-lembaga sosial yang fleksibel, ini
meningkat penghasilan ekspor yang memungkinkan negara berkembang
pada abad kesembilan belas untuk mendapatkan pinjaman dana di pasar
modal internasional pada tingkat bunga yang sangat rendah. akumulasi
modal ini pada waktunya merangsang produksi lebih lanjut, yang
memungkinkan peningkatan di bidang impor, dan membuat struktur
industri yang lebih beragam. [ CITATION Pau03 \p 186 \l 1057 ]
Impor ialah kegiatan memasukan barang dari luar negeri ke dalam
wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. [ CITATION
Bea00 \l 1057 ]
b. Operasionalisasi Konsep
Secara tradisional, perdagangan internasional dipandang sebagai cara
setiap negara untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan yang
mereka miliki. Seperti yang kita ketahui, setiap negara memiliki perbedaan
iklim, budaya, skill, sumber daya alam dan sebagainya dan setiap negara
tersebut pasti memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi suatu
barang yang sesuai dengan "karakter" mereka. Teori tradisional ini
menimbulkan suatu gagasan bahwa perdagangan didorong oleh proses
tukar-menukar yang mencerminkan adanya kekuatan-kekuatan tertentu
dalam
ekonomi
contohnya
mengekspor
barang-barang
kebanyakan
mengekspor
negara-negara
jadi
maju
sementara
barang-barang
yang
negara
mentah.
cenderung
berkembang
Seiring
dengan
perkembangan dunia internasional, kini perdagangan internasional bukan
lagi soal keunggulan komparatif dalam ekspor. Perdagangan internasional
mulai bergerak kearah mencari keuntungan melalui produksi besarbesaran, pembagian kerja secara acak di setiap negara berdasarkan
pengalaman
dan
inovasi,
yang
kemudian
mendorong
terjadinya
spesialisasi internasional. Diantara hal-hal yang mendorong spesialisasi
internasional tersebut, teknologi menjadi salah satu faktor yang amat
penting. Inovasi teknologi merupakan salah satu aktivitas yang mampu
menghasilkan dampak 'spill-over' dalam ekonomi. [ CITATION Kru \p 7-8 \l
1057 ]
Meskipun berbeda, kedua pandangan diatas sama-sama meyakini
bahwa perdagangan internasional bukanlah zero-sum game, dimana
perdagangan
mendapatkan
internasional
keuntungan
mampu
memberikan
bersama
bagi
kesempatan
untuk
negara-negara
yang
berpartisipasi di dalamnya. [ CITATION Kru1 \p 14 \t \l 1057 ]
Saggi
(2000)
berargumen
bahwa
perdagangan
internasional
berdasarkan keunggulan komparatif selalu mengandalkan skala ekonomi
berdasarkan perkembangan produksi yang distimulasi oleh permintaan
yang besar dari pasar global. Fenomena ini menghasilkan penurunan dari
segi biaya produksi dan meningkatnya jumlah akumulasi modal serta
lapangan pekerjaan. Yang kedua, perdagangan internasional merupakan
saluran yang mendukung terciptanya 'spillover' teknologi diantara negara-
negara
yang
kemudian
menghasilkan
dampak
positif
di
tingkat
produktivitas. [ CITATION Sag \l 1057 ]
F. Asumsi & Hipotesis
a. Asumsi
1. Kebijakan impor yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia mulai
berhasil menekan ketergantungan impor.
2. Kebijakan impor yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia sejak 2007
bertujuan untuk melindungi produksi lokal.
G. Model Analisis
......................................................
H. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat
kualitatif dan dibuat dengan melalui beberapa proses penyusunan. Penulisan
secara deskriptif dapat menggambarkan secara sistematis hubungan yang
terjadi antara masalah yang ada dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan penelitian
ini diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, paper, majalah, jurnal,
artikel, surat kabar dan situs internet yang relevan.
I. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Berisi gambaran mengenai latarbelakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis dan
asumsi, model analisis, metode penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi.