LAPORAN PRATIKUM EMBRIO AYAM. docx

LAPORAN PRATIKUM
“TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM “

O L E H:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

APOLONIA BOJHA
BENEDIKTA MERLIN
CORNELIA D. KOTIN
MARIA MAGDALENA
MARTINA NONA
MARIA S. ASRYANI
SISILIA TRISNA WATY

THERESIA TATY
YOSEPH INDRA

( 083140002 )
( 083140035 )
( 083140006 )
( 083140013 )
( 083140020 )
( 083140017 )
( 083140025 )
( 083140028 )
( 083140031 )

SEMESTER VI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
kasih-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Hasil Praktikum Lapangan. Laporan
ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan untuk mendapatkan nilai tugas.
Atas terselesainya penyusunan Laporan Hasil Praktikum Lapangan ini, kami ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Sukarman H. Jaya Putra, S.Pd, M.Si selaku Dosen pengampuh mata
kuliah Anotomi Hewan, dengan penuh sabar membimbing kami selama proses
pembuatan laporan.
2. Teman-teman tercinta, atas kebersamaan selama mengerjakan laporan ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan penyusunan laporan ini. Atas kritikan dan saran yang dimaksud, kami ucapkan
terima kasih.

Maumere, Mey 2017


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................
a. Latar Belakang .....................................................................................................
b. Tujuan Praktikum.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................................
a. Waktu dan tempat................................................................................................
b. Alat dan Bahan .....................................................................................................
c. prosedur Kerja .....................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................
a. Hasil .......................................................................................................................
b. Pembahasan ...........................................................................................................
BAB V PENUTUP.............................................................................................................
a. Kesimpulan............................................................................................................

b. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Embrio adalah tahapan awal dari pertumbuhan vertebrata (hewan bertulang punggung).
Pada tugas praktikum lapangan kami mengamati proses perkembangan embrio ayam. Ayam
merupakan hewan yang termasuk jenis unggas, yang perkembangbiakannya dilakukan dengan
bertelur. Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama berkembang embrio
memperoleh makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen dan kerabang
telur. Itulah penyebab telur unggas relatif besar.
Perkembangan

embrio

ayam

tidak


dapat

seluruhnya

dilihat.

Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion dan alantois. Pola
dasar perkembangan embrio ayam yaitu melalui tahapan pembelahan, morula, blastula,gastrula

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari lapisan embrional ayam yang membentuk bakal organ.
2. Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio.

C. MANFAAT PRAKTIKUM
1. Agar kita dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
2. Agar kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan atau pembentukan organ pada
berbagai umur embrio ayam.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan
serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak,

sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam
khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan
mengalami rudimenter (Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur dan
terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum mesoovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada
ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa
kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada
bagian dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur
dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa
buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari
sebelum ovulasi. Karena pengaruh karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh
ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan
konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang
merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh
darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning
telur) (Anonim, 2010).

Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan
fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat
perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal
ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh
latebra yang menghujbungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh
pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga
terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini,
ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui
sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer
yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma
dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalis yang
berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan
ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein
bersifat fibrous (berongga) (Anonim, 2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan dengan sejumlah reseptor yang
akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sehingga
besar penyusutan kuning telur adalah material granuler berupa high density lipoprotein (HDL)
dan lipovitelin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks
fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin,
yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol.

Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk kompleks lipida kalsium

dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan terbentuk material kuning telur. proses
pembentukan vitelogenin ini dinamakan vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan
alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini
mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal,
sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya
dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein
kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di
hati hampir 60% dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low
density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis
dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui
hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan
ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian
masuk ke dalam kuning telur.


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum lapangan perkembangan embrio ayam di lakukan pada hari minggu 24 april
2017 di Desa Rotat, Kecamatan Nita.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Piring kaca
2. Senduk
3. Telur ayam
C. PROSEDUR KERJA
1. Sediakan telur yang mau di ceplok
2. Telur yang akan diamati, dipecahkan dan di pisahkan putih telur dan kuning telur di
piring kaca. Diamati perubahan yang terjadi setiap hari yang ditentukan.
3. Pada hari selanjutnya perhatikan perubahan atau pembentukan telur tersebut mulai hari
pertama sampai menetas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Hari ke 1
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat dengan jelas, sel benih berkembang
menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak
terang dan bagian tengah ini adalah sel benih betina yang sudah dibuahi sebagai makanan zygot
blastoderm.

Hari ke 2
Pada hri kedua sudah terlihat primitive streake ( suatu yang berbentuk memanjang dari
pusat blastoderm. Yang kelak akan berkembang menjadi embrio . pada blastoderm terdapat garis
– garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya system sirkulasi darah.

Hari ke 3
Pada hari ke tiga jantung sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio suah
mulai tampak, dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop. Dapat dilihat gelembung
bening, kantung amnion dan awal perkembangan alantois. Gelembng – gelembung bening
tersebut nantinya akan menjadi otak ayam, sementara kantong amnion yang berisi cairan
berwarna putih yang berfungsi untuk melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio
bergerak bebas.


Hari ke 4
Pada hari ke 4 mata sudah mulai kelihatan namun belum jelas, mata tersebut tampak
sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung, selain itu jantung juga sudah
semakin besar dengan melih menggunakan mikroskop.

Hari ke 5

Pada hari ke 5 embrio sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup – kuncup anggota badan
sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan. Dalam fase ini terjadi
perkembangan alat reproduksi.

Hari ke 6
Pada hari ke 6 anggota badan sudah mulai terbentuk, mata sudah terlihat menonjol,
rongga dada mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu dapat terlihat otak,
amnion dan alantois, kantong kuning telur serta paruhnya.

Hari ke 7
Pada hari ke 7 paruh anak ayam sudah terlihat seperti bintik gelap pada dasar mata. Pada
fase ini otak dan leher sudah terbentuk.

Hari ke 8
Pada hari ke 8, mata dari embrio sudah terlihat sangat jelas.

Hari ke 9
Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah mulai bertambah banyak dan terbentuk jari
kaki.

Hari ke 10
Pada hari ke 10 biasanya paruh sudah mulai mengeras dan folikel bulu embrio sudah
mulai terbentuk.

Hari ke 11
Pada hari ke 11embrio sudah terlihat seperti ayam. Pada fase ini embrio menjadi tambah
besar sehingga yolk akan menyusut.

Hari ke 12

Pada hari ke 12 embrio semakin besar dan mulai masuk ke yolk sehinnga yolk menjadi
semakin kecil. Mata sudah mulai membuka dan telinga sudah terbentuk.

Hari ke 13
Pada hari ke 13 sisik dan cakar embrio sudah terlihat sangat jelas.

Hari ke 14

Pada hari ke 14 punggung embrio sudah terlihat melengkung atau meringkuk dan bulu
hampir menutupi seluh tubuhnya.

Hari ke 15
Pada hari ke 15 kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul bagian telur.

Hari ke 16
Pada hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi yang baik di dalam kerabang. Sisik,
cakar dan paruh sudah semakin mengeras.

Hari ke 17
Pada hari ke 17 paruh embrio sudah membalik ke atas.

Hari ke 18
Pada hari ke 18 embrio sudah tampak jelas seperti ayam akan mempersiapkan diri akan
menetas . jari kaki, sayap dan bulunya berkembang dengan baik.

Hari ke 19
Pada hari ke 19 paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput kerabang dalam.

Hari ke 20
Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk sepenuhnya kedalam rongga perut.
Embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung udara.

Hari ke 21
Dihari ke 21, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum seluruhnya, biasanya
tubuh ayam masih basah dan butuh beberapa jam agar ayam bisa keluar dari kerabang.

B. PEMBAHASAN

Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio
memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen,
dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois.
Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi
kuning telur sehingga mudah diserap embrio.Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio,
mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam
alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen.
 Umur 1 hari
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum jelas terlihat ,sel benih berkembang
menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak
terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan
zygot blastoder . setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi
pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi
perkembangan embrio.
 Umur 2 hari
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive
streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang
menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk
mulainya sistem sirkulasi darah.
 Umur 3 hari
Pada jantung hari ke 3 ini sudah ulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah
mulai tampak . dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat
gelembung bening , kantung amnion , dan awal perkembangan alantois. Gelembunggelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong
amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan
membuat embrio bergerak bebas.
 Umur 4 hari

Dihari ini, mata sudah mulai kelihatan,. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang
terletak disebelah kanan jantung . selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan
mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan,
otak tengah dan otak belakang.
 Umur 5 hari
Pada hari kelima ini, embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup
anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga
tampak seperti huruf C. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi
perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan
alantois sudah kelihatan.
 Umur 6 hari
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah
tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai
berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan
alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
 Umur 7 hari
Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata.
Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai
terbentuk, yaitu otak dan leher.
 Umur 8 hari
pada hari kedelapan ini, mata embrio sudah jelas terlihat.
 Umur 9 hari
Umur sembilan hari ini lipatan dan pembuluh darahnya sudah bertambah seta jari kakinya
mulai terbentuk.
 Umur 10 hari
Umur sepuluh hari ini biasanya paruhnya sudah mulai keras. Dengan menggunakan
mikroskop dapat dilihat folikel bulu embrio yang mulai terbentuk.
 Umur 11 hari
Embrio pada hari kesebelas sudah tampak seperti ayam. embrio ini menjadi semakin
besar sehingga yolk akan menyusut dan paruhnya sudah mulai terlihat jelas.
 Umur 12 hari
Embrio umur dua belas hari sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk sehingga yolk
semakin kecil. Mata sebelah kanan mulai membuka sedikit, sedangkan telinganya sudah
terbentuk dan sudah tampak permulaan pertumbuhan bulu bagian bawah.
 Umur 13 hari
Pada hari ke 13, sisik dan cakar sudah mulai tampak jelas.
 Umur 14 hari
Perkembangan embrio pada hari keempat belas ini, punggung telah tampak meringkuk
atau melengkung. Sementara bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya

 Umur 15 hari
Pada umur 15 hari , biasanya kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul bagian telur .
 Umur 16 hari
Embrio pada umur enam belas hari sudah mengambil posisi yang baik didalam kerabang.
Sisik, cakar dan paruh sudah mulai mengeras dan bertanduk.
 Umur 17 hari
Pada umur tujuh belas hari ini, paruh embrio sudah mengarah kekantung udara.
 Umur 18 hari
Pada umur delapan belas hari ini, embrio yang sudah tampak jelas seperti ayam akan
mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.
 Umur 19 hari
Pada umur 19 hari , biasanya paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput
kerabang dalam.
 Umur 20 hari
Pada umur 20 hari, kantong kuning telur sudah masuk seluruhnya kedalam rongga
perut . embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung
udara. Pada hari kedua puluh ini terjadi serangkaian proses penetasan yang dimulai dengan
kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya
dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin besar membuka, sehingga
ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban sangat penting agar pengeringan selaput
kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar
tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, keadaan pecahnya
kerabang semakin besar.
 Umur 21 hari
Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum
seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu 12 – 18 jam untuk
keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah. Agar kering,
diperlukan waktu sekitar 6 – 12 jam, bila sudahkering, ayam tersebut dapat dikeluarkan dari
dalam ruang mesin penetas.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Masa normal waktu perkembangan embrio ayam sejak keluar dari tubuh induknya sampai
menetas yaitu 21 hari.Embrio itu akan mengalami rangsangan gerak ketika mendengar
suara ayam dewasa berkotek-kotek yang itu merupakan induknya.
2. Peta takdir, merupakan bagian yang akan terbentuk menjadi jantung embrio.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu:
 Suhu lingkungan
 Intensitas cahaya
 Media yang ditempatinya

DAFTAR PUSTAKA

Admin, Ludi, dkk. 2010. Pengetesan Fertilisasi Telur. Jakarta: Gramedia
Sudarwati. 1990. Dasar-dasar struktur dan perkembangan hewan. Bandung: ITB
Surjono. 2001. Proses perkembangan embrio. Jakarta: UniversitasTerbuka
Wijayanti, Gratiana E., dan Sorta Basar Ida Simanjuntak. 2005. Viabilitas dan Perkembangan
Embrio serta Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Pasca Chorion Puncture. Jurnal
Biologi Indonesia. Vol. III, No. 10 : 411-419
Wikipedia. 2012. Embrio. (http://id.wikipedia.org/wiki/Embrio.)