Hukum Jual Beli Lelang docx

MAKALAH
HUKUM JUAL BELI LELANG
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Kontemporer
Dosen Pengampu : Imam Mustofa, MSI.

Oleh :
TRIANJAR WATI
NPM. 1502030015

Pogram Studi : Akhwalus Syakhsiyyah (AS)
Jurusan : Syariah Dan Ekonomi Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
T.A. 1438 H / 2016

HUKUM JUAL BELI LELANG

1

A. PENDAHULUAN

Sejak dahulu, jual beli merupakan perangkat yang tak terpisahkan
dari seseorang dalam memenuhi kebutuhan yang ingin dicapainya. Cara
dalam melakukan transaksi jual-belipun meliputi banyak cara cara
diantaranya adalah dengan menggunakan sistem return yang artinya
pemulangan kembali. Dalam hal inni maksudnya bahwa barang yang
sudah dibeli bisa dikembalikan apabila barang tersebut tidak terjual lagi.
Transaksi ini biasanya dilakukan oleh penjual dengan distributor atau
reseller. Namun pada prakteknya, banyak terjadi kesalahpahaman dalam
mengartikan apa yang dinamakan dengan sistem return itu sendiri,
sehingga dengan demikian pihak penjual sering merasa dirugikan dengan
sikap pembeli yang sewenang-wenang dalam mengembalikan barang
dagangannya yang tidak laku terjual, karena biasanya para pembeli atau
distributor memulangkan barang dengan kondisi yang tidak sama pada
saat ia membeli dan mengambil barang dagangannya, artinya barang
dagangan yang dibeli ternyata sudah rusak ataupun tidak layak untk dijual
lagi karena keadaannya yang sudah lusuh akibat banyaknya tangan yang
memegang atau mencoba barang tersebut.1
B. KONSEP DASAR JUAL BELI
1. Definisi
Jual beli artinya menjual, mengganti dan menukar (sesuatu

dengan sesuatu yan lain). Dalam ahasa Arab terkadang digunakan
untuk pengertian lawannya, yaitu kata (beli). Dengan demikian kata
berarti kata “jual” dan sekaligus juga berarti kata “beli”.
2. Dasar hukum
Jual-Beli sebagai sarana tolong-menoong antara sesama manusia
Mempunyai landasan yang amat kuat dalam islam

Dalam al-Quran Allah berfirman:













    
     





1 Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam terhadap jual beli dengan
menggunakan sistem return”, Skripsi pada program studi Syariah,fakultas Agama Islam,
Universtas Muhammad Surakarta, 2014,h.5.

2











    
     
     

Artinya:
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. 2
3. HUKUM JUAL BELI
Dari kandungan ayat-ayat dan hadist-hadits yang dikemukakan di
atas sebagai dasar Jual-Beli, para ulama fikih mengambil suatu
kesimpulan, bahwa jual-beli itu hukumnya mubah (boleh). Namun,
menurut Imam asy-Syatibi (Ahli Fikih Mazhab Imam Maliki, hukumnya
bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu. Sebagai contoh
dikemukakannya, bila suatu waktu terjadi praktek ihtiar , yaitu

penimbunan barang, sehingga persediaan (stok) hilang dari pasar dan
harga melonjak naik. Apabila terjadi praktek semacam itu, maka
pemerintah bleh memaksa para pedagang menjual barang-barang
sesuai dengan harga pasar sebelum terjadi pelonjakan hara barang
itu. Para pedagang wajib memenuhi ketentan pemerintah di dalam
menentukan harga di pasaran.
Di indonesia praktek semacam itu banyak ditemukan dalam
masyarakat, seperti peimbunan beras, gla,pasir, BBM (Bahan Bakar
Minyak) dan lan-lainnya. Pribadi-pribadi pelakunya dalam waktu
singkat menjadi jutawan, sedangkan rakyat banyak menjadi melarat.3
C. KONSEP DASAR JUAL BELI LELANG
1. Definisi
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
106/PMK.06/2013 Tentang Perubahan Menteri Keuangan Nomor
2 M Ali Hasan,Berbagai macam transaksi dalam islam,(Jakarta;Grafindo
Persada,2003).h.115
3 Indri Setyani,”Pandangan Hukum Islam Terhadap jual beli bahan kaos
kiloan”skripsi Pada program studi syari’ah,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta,2009,h.21


3

93/PMK.2010 tentang Pelaksanaan Lelang, disebutkan : Lelang
adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan
penawaran harga tertulis dan/atau lisan yag semakin meningkat atau
menurun untuk mencapai harga tertinggi didahului oleh pengumuman
lelang.
Penjualan lelang tidak secara khusus diatur dalam KUHPerdata
tetapi termasuk penjual bernama diluar KUHPerdata. Penjualan lelang
dikuasai oleh ketentuan-ketentuan KUHPerdata mengenai jual beli
yang diatur dalam KUHPerdata mengenai jual beli yang diatur dalam
KUHPerdata Buku III tentang perikatan. Pasal 1319 KHPerdata
berbunyi,

sema

perjanjianyang

mempunyai


perjanjian

khusus,

maupun yang tidak dikenal dengan satu nama tertentu, tunduk pada
peratran umum. Pasal 1319 membedakan perjanjian atas perjanjian
bernama (nominat) dan perjanjian tidak bernama (innominnat). Pasal
1457 KUH Perdata, merumuskan jual beli adalah suatu persetujuan.
Dengan nama pihak satu mengingatka dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan, dan piak lain untuk membayar harga yang
dijanjikan. Perjanjian jual beli adalah satu perjanjian yang dibuat
antara pihak penjual dan pembeli. Di dalam perjanjian itu pihak
penjual berkewajiban untuk menyerahkan objek jual beli kepada
pembeli dan berhak menerima harga dan pembeli berkewajiban untuk
membayar harga dan berhak menerima objek tersebut. Lelang
mengandung unsur-unsur yang tercantum dalam definisi jual beli
adanya subjek hukum,yaitu penjual dan pembeli, adanya kesepakatan
antara penjual dan pembeli tentang barang dan harga; adanya hak
dan kewajiban yang timbul antara hak dan pembeli. Esensi dari lelang
dan jual beli adalah penyerahan barang dan pembayaran harga.

Penjualan lelang memiiki identitas dan karakeristik sendiri, dengan
adanya pengaturan khusus dalam Vendu Reglement, namun dasar
penjualan

lelang

sebagian

masih

mengacu

pada

ketentuan

KUHPerdata mengenai jual beli, sehingga penjuaan lelang tidak boleh
bertentangan dengan asas atau pengajaran umum ang terdapat
dalam hukum perdata. Seperti dtegaskan dalam pasal 1319.


4

Vendu Reglement (Stbl. Tahun 1908 Nomor 189 diubah dengan
Stbl. 1940 Nomor 56) yang masih berlaku sebagai dasar hukum
lelang,

dinyatakan:

penjualan

umum

adalah

pelelangan

atau

penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan
harga penawaran yang meningkat atau menurun atau menurun

dengan pemasuka harga dalam sampul tertutup, atau kepada orangorang yang diundang ata sebelm diberitahu mengenai pelelangan
atau penjualan itu, atau diizinkan untuk ikut serta, dan diberi
kesempatan

untuk

menawar

harga,

menyetujui

harga

yang

ditawarkan atau memasukan harga dalam sampul terurup.
Poldermant selanjutnya mengatakan, bahwa syarat uama lelang
adalah menghimpun para peminat untuk mengadakan perjanjian jual
beli yang paling menguntungkan sipenjual. Ada 3 syarat, yaitu:

1) Penjulan umum harus selengkap mungkin
2) Ada kehendak untuk mengikat diri
3) Bahwa pihak lainnya yang mengadakan perjanjian tidak dapat
ditunjuk sebelumnya.4
2. Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan Lelang
Penjualan lelang ini dilakukan menurut Undang-undang Lelang
(Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908:189
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad
1941:3)jis. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK. 06/2010
tanggal 23 April 2010 tentang Petunjuk Peaksanaan Lelang
sebagaimana telah diubah oleh peraturan menteri Keuangan Nomor
106/PMK.06/2013 tanggal 06agustus 2013.
Peserta lelang setuju bahwa transaksi yang dilakukan melalui
aplikasi ini tdak boleh melanggar peraturan perundang-undangan
yang berlaku di indonesia. Orang atau badan hukum/badan usaha
yang masuk masuk dalam daftar pihak yang dikenakan sanksi tidak
diperbolehkan

mengikuti

lelang

(blacklist)

tidak

disahkan

keikutsertaanya menjadi peserta lelang. Waktu yang digunakan
adalah waktu sistem berdasarkan zona waktu indonesia bagian barat.
Peserta lelang dengan penawaran tertinggi yang telah mencapai
atau melampaui Nilai Limit disahkan oleh Pejabat Lelang sebagai
4 Nirmala Sari,”Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Lelang Dalam Proses
Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan”Skripsi Pada program Studi
Kenotariatan,Pascasarjana Uniersitas Udayana Denpasar,2015,h,28.

5

pembeli. Apabila terdapat 2 (dua) atau lebih Peserta Lelang dengan
penawaran tertinggi, peserta lelang yang terlebih dahulu malakukan
penawaran terlebih dahulu disahkan sebagai Pembeli. Bea lelang
dalam pelaksanaan lelang ini dipungut sesuai ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2013 dengan Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Keuangan.
Pelunasan kewajiban pembayaran lelang oleh pembeli dilakukan
secara tunai paling lama 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan
lelang.5
 Syarat Lelang Dalam Islam Kontemporer
Ransaksi dilakukan oleh pihak yang cakap atas dasar saling sukarela
(“antaradhin) objek lelang dan tender harus halal dan bermanfaat.,
kepemilikian penuh pada baran ata jasa ang dijual, kejelasan dan
transparasi barang atau jasa yang dilelang atau ditenderkan tanpa
adanya manipulasi sepert window dressing atau kepastian harga
yang disepakati tanpa berpotensi menimbulkan peselisihan. Tidak
menggunakan cara yang menjurs kepada kolusi dan suap untuk
memenangkan tender dan tawaran.
Ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata bahwa adanya perjanjian
terlebih yang memenuhi syarat syah perjanjian yang diatur dalam
Pasal 1320 KUHPerdata, selanjtnya mengacu kepada pasal ayat 11
uu No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas uu No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, perjanjian pemberian kredit tidak selalu berjalan
dengan baik terdapat masalah yang timbul yaitu kredt macet, untuk
menyelesaikan terhadap kredit macet tersebut maka mengacu
kepada Pasal 6 Undang-undang nomor 4 tahun 1996 tentang hak
Tanggungan.

Kemudian

juga

mengacu

kepada

pasal

1457

KUHPerdata mengenai jual beli. Dalam hal ini pemegang hak
tanggungan memberika kekuasaan kepada KPKNL untuk menjual
objek hak tanggungan melalui lelang berdasarkan pasal 1 angka 1
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06.2010 tentang
Petunjuk Pelaksaan Lelang. Peralihan hak atas tanah dan bangunan
hak milik melalui lelang di Indonesia yang dikuasai oleh pihak ketiga
5 Wirdjono Prodjodikoro,Perbuatan Melanggar Hukum, (Bandung;Mandar
Maju,2000).h.6-7

6

ada beberapa tahap yaitu, tahap pertama pelaksanaan lelang yang
dilakukan oleh KPKNL, tahap kedua pejabat lelang menetapkan
pemenang berdasarkan pasal 66 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang,
kemudian tahap ketiga pemenang lelang melakukan pembayaran
atau pelunasan pembayaran bardasarkan pasal 71 PMK 93/2010
kemudian pejabat lelang menyerahkan dokumen kepemilikan tanah
dan bangunan ak milik dan juga menyerahkan dokumen Risalah
Lelang, namun dalam peralhan objek fisik tanah dan banguna yang
dikuasai

oleh

pihak

ketiga

perlu

melakukan

permohonan

pengosongan kepada pengadilan negeri setempat berdasarkan
ketenuan pasal 200 HIR.
Perlindungan hukum terhadap pembeli tanah dan banguan hak
milik melalui lelang, perlindungan hkum secara preventif diberikan
oleh Vender Reglement, Perlindungan ukum secara represif diberikan
oleh HIR dalam dalam hal pengosongan obyek lelang, dimana
pengosongan pelaksanaan obyek dapat melalui bantuan Pengadilan
Negeri.6
3. Jenis-jenis Lelang
Jenis-jenis lelang yang ada menurut Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 106/PMK.06/2012 Pasal 1 ayat 4,5, dan 6 adalah:
a. Lelang eksekusi
Adalah lelang melaksanakan putusan/penetapan pengadilan atau
dokumen lain, yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, dipersamakan dengan itu, daam rangka membantu
penegakan hukum, antara lain: Lelang Eksekusi Panitia Urusan
Piutang Negara (PUPN), Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang
Eksekusi Pajak, Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang Eksekusi Pasal
6 Undang-undang Hak Tanggungan (UUHT)
b. Lelang Non Eksekusi
Lelang non eksekusi ini dibagi lagi menjadi:
1) Lelang non Eksekusi Wajib
Adalah lelang untuk melaksanakan penjualan barang milik
negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan negara atau barang
milik Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) yang oleh
6 Bahder Johan Nasution,”Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Bandung;
CV Mandar Maju,2012).h.75

7

peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk dijual secara
lelang.
2) Lelang non eksekusi sukarela
Adalah lelang untuk melaksanakan penjualan barang mlik
peroarangan, kelompok masyarakat atau badan swasta yang
dilelang secara sukarela oleh pemiliknya termasuk BUMentuk N/D
berbentuk persero.
4. Manfaat Lelang
Manfaat lelang bisa ditinjau dari sudut penjual dan pembeli.
a. Manfaat Lelang Bagi Penjual
1) Mengurangi rasa kecurigaan/tuduhan kolusi dari masyarakat
(dalam lelang inventaris pemerinta, BUMN dan BMD) atau dari
pemilik barang (dalam lelang eksekusi) karena penjualannya
secara terbuka untuk umum, sehingga masyarakat umum dapat
mengontrol pelaksanaannya.
2) Mengindari kemungkinan adanya sengketa hukum.
3) Penjualan lelang sangat efisien karena didahului

dengan

pengumuman sehingga peserta lelang dapat pada saat hari lelang.
4) Penjual akan mendapatkan pembayaran yang cepat karena
pembayaran lelang dilakukan secara tunai.
5) Penjual akan mendapatkan harga jual yang optimal karena sifat
penjual lelang yang terbuka (transparan) dengan penawaran harga
yang kompetitif
b. Manfaat Lelang Bagi Pembeli
1) Penjualan lelang didkung oleh dokumen yang sah karena sistem
lelang

mengharuskan

Pejabat

Lelang

menelii

lebih

dulu

tentang,keabsahan penjual dan barang yang akan dijual (legalitas
subjek dan objek lelang)
2) Dalam hal barang yang dibeli adalah barang yang tidak bergerak
berupa tanah,pembeli tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
tambahan untuk membuat Akta Jual Beli ke PPAT tetapi dengan
Risalah Lelang pembeli dapat langsung ke Kantor Pertanahan
setempat untuk balik nama. Hal tersebut karena Risalah Lelang
merupakan akta otentik dan statusnya sama dengan akta notaris.7
7Nadia Ananda Elsanti,”Pembatalan Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak
Tangungan”skripsi Pada Program studi sarjana bagian hukum,Universitas Hasanuddin
Makassar,2015,h.48
8
Octavian Imam renaldy,”Pelaksanaan Lelang Oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang (KPKNI)”skripsi Pada Program studi fakultas hukum,Universitas Negeri

8

5. Objek Lelang
Prinsip utama barang yang dapat dijadikan sebagai objek lelang
adalah barang tersebut harus halal dan bermanfaat .dan yang
menjadi objek lelang disini adalah barang yang dijadikan jaminan
gadai (marhun) yang tidak bisa ditebus oleh pemilik barang jaminan
gadai.8
6. Dasar Hukum Lelang
Di dalam Al-Qur’an tidak ada aturan pasti yang mengatur tentang
lelang, begitu juga dengan hadits. Berdasarkan definisi lelang ,dapat
disamakan (diqiyaskan) dengan jual beli dimana ada pihak penjual
dan pembeli.dimana pegadain dalam hal ini sebagai pihak penjual
dan masyarakat yang hadir pelelangan tersebut sebagai pihak
pembeli.jual beli termasuk dalam Q.S Al-Baqarah 275 dan 282.9





  

 
      
    





     





     
     
 



Artinya:
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya
Semarang,2010,h.19

89.Indri Kurniadi,”Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Pelaksanaan
Lelang”skipsi Pada Program Studi Syariah,fakultas Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau,2011,h.52-54.
10
Purnama Sianturi,Perlindungan Hukum terhadap pembeli barang
Jaminan tidak bergerak melalui lelang,(Bandung;Mandar Maju,2008)

9

larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.
  
















      
     










    
      

     
   
Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman .apabila kamu menjalankan
sesuatu urusan dengan hutang piutang yang diber tempo hingga
kesuatu masa yang tertentu maka hendaklah kamu menulis (hutang
dan masa pembayarannya) itu dan hendaklah seorang penulis
enggan menulis sebagaimana Allah telah mengajarkannya. Oleh itu
hendaklah ia menulis dan hendaklah orang yang berhutang itu.
7. Hukum Jual Beli Lelang
Pada prinsipnya,syariah Islam membolehkan jual beli barang/ jasa
yang halal dengan cara lelang yang dalam fiqih disebut sebagai akad
Bai’ Muzayadah. Praktik lelang (muzayyadah) dalam bentuknya yang
sederhana pernah dilakukan oleh Nabi SAW. Sebagaimana hadis
Salah satu hadis yang membolehkan lelang sebagai berikut

‫ل‬
‫ل‬
‫ل‬
‫جاءل إ إللى‬
‫ل‬
‫جلل إ‬
‫كأ ن‬
‫ر ل‬
‫ن لر ج‬
‫مال إ ك‬
‫م ن‬
‫ع ن‬
‫ن ل‬
‫ن انلن ن ل‬
‫صا إ‬
‫س بن إ‬
‫ن أن ل إ‬
‫عل ليه وسل نم ي ل‬
‫ل لل ل‬
‫ف ل‬
‫ه ل‬
‫قا ل‬
‫في‬
‫ك إ‬
‫ه ل ن إ ل ل ل ل ن‬
‫سأل ج ج‬
‫صنلى الل ن ج‬
‫ي ل‬
‫الن نب إ ي‬
‫س ج‬
‫ب لي نت إ ل‬
‫يء س ل‬
‫قا ل‬
‫ك ل‬
‫ط‬
‫ل ب لللى إ‬
‫ع ل‬
‫س بل ن‬
‫ون لب ن ج‬
‫ض ج‬
‫س ن لل نب ل ج‬
‫حل ن س‬
‫ه ل‬
‫ش ن‬
‫ما ل‬
‫ماءل ل‬
‫و ل‬
‫قا ل‬
‫قا ل‬
‫ح نل ن‬
‫ل‬
‫ب إ‬
‫ع ل‬
‫في إ‬
‫شلر ج‬
‫قد ل س‬
‫بل ن‬
‫ه ل‬
‫ه ال ن ل‬
‫ض ج‬
‫ه ل‬
‫ل ائ نت إإني ب إ إ‬
10

‫ل ل‬
‫ما ل‬
‫سو ج‬
‫ه‬
‫فأ ل ل‬
‫ه ل‬
‫خذ ل ج‬
‫عل لي ن إ‬
‫ل الل ن إ‬
‫ما لر ج‬
‫صنلى الل ن ج‬
‫ه ل‬
‫ه ل‬
‫ه ل‬
‫فألتاهج ب إ إ‬
‫ف ل‬
‫ن ل‬
‫م ل‬
‫ج س‬
‫قا ل‬
‫ن يل ن‬
‫قا ل‬
‫ل‬
‫ري ل‬
‫د إ‬
‫م ب إي ل إ‬
‫ل لر ج‬
‫و ل‬
‫م ن‬
‫ل ل‬
‫ه ثج ن‬
‫سل ن ل‬
‫ل‬
‫شت ل إ‬
‫هذلي ن إ‬
‫هم ك ل‬
‫قا ل‬
‫ن‬
‫أ للنا آ ج‬
‫زيدج ل‬
‫عللى إدنر ل‬
‫دنر ل‬
‫خذ ج ج‬
‫ما ب إ إ‬
‫م ن‬
‫هم ك ل‬
‫ل ل‬
‫ه ل‬
‫ن يل إ‬
‫منرت لي ن إ‬
‫ل‬
‫ع ل‬
‫ن ل‬
‫و ث للللثا ل‬
‫ج س‬
‫قا ل‬
‫ما‬
‫ل أ للنا آ ج‬
‫فأ ل ن‬
‫طا ج‬
‫دنر ل‬
‫خذ ج ج‬
‫ما ب إ إ‬
‫ل لر ج‬
‫ه ل‬
‫ه ل‬
‫ه ل‬
‫أ ن‬
‫مي ن إ‬
‫ل‬
‫ع ل‬
‫ن ل‬
‫ي‬
‫وأ ل ل‬
‫فأ ل ن‬
‫طا ج‬
‫خذل الدينر ل‬
‫ر ن‬
‫ه ل‬
‫ه ل‬
‫ما انلن ن ل‬
‫إ إنياهج ل‬
‫صا إ‬
‫مي ن إ‬
Artinya : “Dari Anas bin Malik ra bahwa ada seorang lelaki Anshar
yang datang menemui Nabi SAW dan dia meminta sesuatu kepada
Nabi SAW. Nabi saw bertanya,”Apakah di rumahmu tidak ada
sesuatu?” Lelaki itu menjawab,”Ada,sepotong kain, yang satu
dikenakan dan yang lain untuk alas duduk, serta cangkir untuk
meminum air,”Nabi saw berkata,”Kalau begitu, bawalah kedua barang
itu kepadaku.”
Lelaki itu datang membawanya. Nabi saw bertanya, “siapa yang mau
membeli barang ini?”Salah seorang sahabat beliau menjawab, “saya
mau membelinya dengan harga satu dirham.” Nabi saw bertanya lagi,
“Ada yang mau membelinya dengan harga lebih mahal?” Nabi saw
menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang
sahabat beliau berkata, “Aku mau membelinya dengan harga dua
dirham.” Maka Nabi saw memberikan dua barang itu kepadanya dan
beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya kepada
lelaki Anshar tersebut. (HR. Tirmizi)

sebagaimana hadis Salah satu hadis yang membolehkan lelang
sebagai berikut, Setiap transaksi jual beli baik itu lelang maupun jual
beli secara langsung memiliki ketentuan sebagai berikut:
a) Bila transaksi sdah dilakukan dengan seseorang, maka orang lain
tidak boleh menginvestasikan dan melakukan transaksi kedua.
b) Mempertimbangkan yang dibolehkan dalam transaksi jual beli,
dengan ketentan-ketentun ang ditentukan.

11

c) Transaksi dagang hanya unk barang yang sudah ada dan dapat
d)

dikenali segala identitasnya.
Bersumpah dalam transaksi dagang tidak diperbolehkan

e)

Dalam transaksi jual beli dianjurkan ada saksi.
Dalam surat An-nisa ayat 29 dan Al-Mulk ayat 15 diterangkan
bahwa adanya kebebasan, keleluasaan dan keluasan ruang gerak
bagi kegiatan usaha umat islam dalam rangka mencari karunia Allah
berupa rezeki yang halal melalui berbagai bentuk transaksi saling
menguntungkan

yang

berlaku

dimasyarakat

tanpa

melanggar

ataupun merampas hak-hak orang lain secara tidak sah.
Dalam sariah islam membolehkan jual beli barang/jasa yang halal
dengan cara lelang .10

D. PENUTUP
Peraturan pelaksanaan lelang yang ada selama ini tidak
memberikan perlindungan hukum secara preventif kepada pemenang
lelang artinya bahwa Vendu Reglement yang menjadi dasar hukum
utama lelang di indonesia, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
106/PMK.06/2010

tentang

Petnjuk

Pelaksanaan

Lelang

belum

ditentukan adanya perlindungan hukum kepada pemenang lelang
ekseksi hak tanggungan. Risalah lelang tidak memberikan perlindungan
hukum kepada pemenang lelang atas penguasaan objek lelang.
Perlindungan hukum secara represif diberikan oleh HR dalam hal
pengosongan objek lelang dapat mengajukan upaya hukum berupa
banding dan kasasi. Lelang merupakan bentuk jual beli yang masih
terbuka terhadap bantahan/keberatan/gugatan dari pihak ketiga. Jika
terjadi bantahan akibat gugatan yang diajukan oleh pihak ketiga yang
pada akhirnya gugatan tersebut, maka pemenang lelang dapat
mengajukan upaya hukum ke pengadilan tinggi untuk menyeesaikan
yaitu melalui banding dan melalui Mahkamah Agung untuk Kasasi. Hal
ini dikarenakan penjualan melalui lelang termasuk penjualan perdata
dan upaya hukum yang dapat dilakukan adalah hukum dalam ruang
lingkup hukum acara perdata.

12

DAFTAR PUSTAKA
Bahder Johan Nasution,”Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Bandung; CV
Mandar Maju,2012)
Indri Setyani,”Pandangan Hukum Islam Terhadap jual beli bahan kaos
kiloan”skripsi Pada program studi syari’ah,Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta,2009
Indri Kurniadi,”Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Pelaksanaan Lelang”skipsi
Pada Program Studi Syariah,fakultas Ilmu Hukum, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,2011
Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam terhadap jual beli dengan
menggunakan sistem return”, Skripsi
pada program studi
Syariah,fakultas Agama Islam, Universtas Muhammad Surakarta,
2014.
M. Ali Hasan,Berbagai Macam Transaksi dalam Islam,(Jakarta:Raja Grafindo
Prasaja,2003)
Nirmala Sari,”Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Lelang Dalam Proses
Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan”Skripsi Pada program
Studi Kenotariatan,Pascasarjana Uniersitas Udayana Denpasar,2015
Nadia

Ananda Elsanti,”Pembatalan Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak
Tangungan”skripsi Pada Program studi sarjana bagian hukum,
Universitas Hasanuddin Makassar,2015

Octavian Imam renaldy,”Pelaksanaan Lelang Oleh Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNI)”skripsi Pada Program studi fakultas
hukum,Universitas Negeri Semarang,2010
Purnama Sianturi,Perlindungan Hukum terhadap pembeli barang Jaminan tidak
bergerak melalui lelang,(Bandung;Mandar Maju,2008)
Wirdjono

Prodjodikoro,Perbuatan
Maju,2000)

Melanggar

13

Hukum,

(Bandung;Mandar