PERAN LAGU BERTEMA LINGKUNGAN SEBAGAI SU

PERAN LAGU BERTEMA LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR GUNA
MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Nuri Deswari
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
deswarinuri@gmail.com
ABSTRACT
Elementary School Students are the future generation, the successor nation will determine the
direction of the nation in the future. The School is not just a place to build students' knowledge, but
also to grow of good characters in students. One of good characters that important to grow in
elementary school students are character of environmental care. And then, that be concern is the
learning resources that are used to grow the character of environmental care. the good learning
resources are help create an atmosphere of learning that is active and fun. One of the learning
resources were deemed able to foster environmental care in the of elementary school students is a
song, the song used is environmentally-themed songs. Environmentally-themed songs are packed
with upbeat music is expected to create an active learning environment and fun, and also able to
convey the message the importance of maintaining and preserving the environment, and foster
environmental awareness in elementary school students.
Keywords: environment themed songs as a learning resource, character of environmental care

ABSTRAK
Siswa Sekolah Dasar adalah generasi penerus bangsa, penerus bangsa yang akan

menentukan arah bangsa di masa yang akan datang. Sekolah bukan hanya tempat
membangun pengetahuan siswa, namun sekolah juga tempat menumbuhkan karakterkarakter yang baik pada siswa. Salah satu karakter yang penting untuk ditumbuhkan pada
siswa di Sekolah Dasar adalah karakter peduli lingkungan. Selanjutnya, yang menjadi
perhatian adalah sumber belajar yang digunakan untuk menumbuhkan karakter peduli
lingkungan. Ada baiknya sumber belajar membantu menciptakan suasana pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan. Salah satu sumber belajar yang dirasa mampu
menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa Sekolah Dasar adalah lagu, lagu yang
digunakan adalah lagu bertema lingkungan. Lagu bertema lingkungan yang dikemas
dengan musik ceria diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menyenangkan, dan juga mampu menyampaikan pesan pentingnya memelihara dan
melestarikan lingkungan, serta menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa
Sekolah Dasar.
Kata kunci : lagu bertema lingkungan sebagai sumber belajar, karakter peduli lingkungan
PENDAHULUAN
Manusia dan lingkungan memiliki
hubungan
timbal
balik,
saling
mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan

merupakan perpaduan antara segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia baik
komponen abiotik maupun biotik, dengan
manusia sebagai insan yang memiliki
keputusan
bagaimana
menggunakan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Selama manusia hidup di bumi,
manusia akan senantiasa berinteraksi
dengan lingkungan. Manusia akan terus
mengalami regenerasi selama hidup di
bumi. Begitu juga dengan lingkungan,
generasi pada masa lampau telah
mewariskan lingkungan kepada masa

sekarang, dan kita yang berada pada
masa
sekarang
akan

mewariskan
lingkungan kepada generasi yang akan
datang. Lingkungan seperti apa yang
nantinya akan kita wariskan? Pertanyaan
inilah menjadi dasar pemikiran bahwa
pentingnya manusia memilki pengetahuan
yang fundamental dan rasa kepedulian
dalam
memanfaatkan
lingkungan.
Kurangnya
pengetahuan
dan
rasa
kepedulian manusia dalam memanfaatkan
lingkungan, bisa saja mengakibatkan
kerusakan lingkungan
yang berujung
terjadinya
krisis

lingkungan
alam
berkepanjangan.
Sapriya (2014: 135) menjelaskan
bahwa masalah yang berkaitan dengan

akibat-akibat aktivitas manusia terhadap
lingkungan bukanlah persoalan baru. Hal
tersebut memang benar adanya, terbukti
dengan hebatnya akibat pemanasan global
yang terjadi beberapa tahun terakhir.
Mengingat terjadinya surplus demografi di
Indonesia yang luar biasa dalam kurun
waktu beberapa tahun terakhir, yang mana
setiap
manusia
berpotensi
dalam
mempengaruhi lingkungan pada masa
sekarang dan lingkungan yang akan

diwariskan untuk generasi berikutnya,
sehingga
dapat
dirumuskan
bahwa
semakin bertambah jumlah penduduk
maka semakin bertambah pula manusia
yang
melakukan
aktivitas
terhadap
lingkungan.
Tak jarang hal-hal kecil yang kita
lakukan akan berdampak besar bagi
kehidupan. Kebiasaan-kebiasaan kecil
yang baik dalam beraktivitas dengan
lingkungan yang dianggap sepele bagi
sebagaian besar orang, justru akan
berdampak besar jika setiap manusia
memiliki kesadaran dan kepedulian

terhadap lingkungan. Misalnya kebiasaan
membawa air minum dari rumah ketika
bepergian dengan kebiasaan membeli
minuman kemasan akan memiliki dampak
yang berbeda terhadap lingkungan,
apabila semua manusianya memiiki
kesadaran
bahwa dengan membeli
minuman kemasan berarti menyumbang
sampah yang tidak bisa diuraikan tentunya
akan berdampak baik bagi lingkungan.
Contoh kebiasaan kecil lainnya adalah
membawa tas belanja sendiri saat belanja
untuk mengurangi pemakaian plastik.
Contoh-contoh tersebut hanya sebagaian
kecil dari aktivitas-aktivitas manusia yang
berdampak buruk terhadap lingkungan
apabila tidak adanya kesadaran manusia
terhadap lingkungan. Dampak yang
apabila tidak ditanggulangi sejak dini maka

akan menjadi krisis multidimensi yang
berkepanjangan bagi kehidupan di bumi,
karena pada hakikatnya lingkungan
terintegrasi dengan berbagai aspek
kehidupan manusia sebagai pemilik
kebijakan dalam beraktivitas terhadap
lingkungan.
Kebiasaan
yang
baik
tentang
kepedulian
terhadap
lingkungan
hendaknya
dimulai
sedini mungkin.
Pendidikan merupakan salah satu usaha

sadar yang memfasilitasi peserta didik

dalam membentuk karakter-karakter baik.
Pendidikan adalah wahana yang sangat
tepat jika ingin memberikan pengetahuan,
keterampilan,
dan
sikap
tentang
kepedulian terhadap lingkungan kepada
setiap manusia. Melalui pendidikan,
setidaknya pendidik turut berkontribusi
dalam usaha menyelamatkan lingkungan
dari
masalah-masalah
urgen
yang
dikhawatirkan menjadi krisis lingkungan
berkepanjangan.
Integrasi
pembentukan
karakter

peduli lingkungan dengan pendidikan
formal tidak lagi menjadi samar-samar,
karena penanaman karakter-karakter yang
baik salah satunya karakter peduli
lingkungan kini sudah menjadi isi dari
pendidikan itu sendiri. Salah satunya
dengan adanya pendidikan lingkungan
hidup
(environmental
education)
di
sekolah. Seperti yang dijelaskan oleh
Barlia dalam Afandi (2013: 100) bahwa
pendidikan
lingkungan
hidup
dapat
diintegrasikan melalui bidang studi di
sekolah, pendidikan lingkungan hidup
dapat dilaksanakan dengan pendekatan

interdisipliner,
multidisipliner,
dan
transdisipliner di sekolah.
Melalui isi kurikulum tentunya
menjadi jembatan penghubung antara
pendidikan
lingkungan
untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan
dengan siswa di Sekolah Dasar yang
pada akhirnya akan menjadi pemegang
tombak sebagai pewaris dan mewariskan
lingkungan pada generasi berikutnya.
Berikutnya, strategi pembelajaran
merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan ketika menumbuhkan
karakter peduli lingkungan di kelas. Proses
pembelajaran hendaknya menjadi aktivitas
yang amat bermakna bagi peserta didik

untuk mengaktualisasi semua potensi
kemanusiaan. Salah satu yang menjadi
perhatian adalah mengenai sumber
belajar.
Salah satu sumber belajar untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan
pada peserta didik adalah melalui lagu
bertema
lingkungan.
Selain
dapat
menyampaikan pesan tentang pentingnya
setiap manusia memiliki kepedulian
terhadap lingkungan, lagu dirasa mampu
menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan. Proses pembelajaran
yang menyenangkan akan menambah
kebermaknaan isi dari pelajaran itu sendiri,
sehingga kesan yang diterima siswa
tentang isi pelajaran, dapat mendorong
siswa
mengaplikasikannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Melalui
lagu
bertema lingkungan sebagai sumber
belajar, diharapkan mampu menyampaikan
esensi dari pentingnya setiap manusia
memiliki
rasa
kepedulian
terhadap
lingkungan.
LANDASAN TEORI
Pentingnya Karakter Peduli Lingkungan
untuk Siswa Sekolah Dasar
Ada pepatah yang mengatakan
bahwa “Belajar di waktu kecil bagai
mengukir di atas batu, belajar sesudah
dewasa laksana mengukir di atas air”.
Pepatah tersebut memiliki makna yang
menadalam
bagi
dunia
pendidikan
khususnya
Sekolah
Dasar,
bahwa
mengajarkan anak-anak kecil seolah
mengukir di atas batu, ukiran tersebut akan
membekas sampai mereka dewasa,
sedangkan belajar setelah usia dewasa
seolah mengukir di atas air, rasionalnya
mustahil bisa mengukir di atas air apalagi
sampai meninggalkan bekas.
Siswa usia sekolah dasar adalah
ladang yang strategis untuk pendidik
menanamkan karakter-karakter yang baik.
Siswa pada tahap operasional konkret ini
jika di tinjau dari pemahaman Piaget,
adalah masa yang sangat tepat bagi
pendidikan dalam bentuk apapun dan oleh
siapapun untuk mengoptimalkan semua
pontensial anak baik dalam membangun
pengetahuan maupun membentuk karakter
yang baik. Sejalan dengan penjelasan
Megawangi
(2004:
30)
yang
mengemukakan
bahwa
pendidikan
karakter yang dilakukan di sekolah dapat
memberikan arahan mengenai konsep baik
dan
buruk
sesuai
dengan
tahap
perkembangan umur anak. Lanjutnya,
mengingat pentingnya pendidikan karakter
sedini mungkin, maka hendaknya setiap
sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar dapat menerapkan pendidikan
karakter di sekolahnya.
Yusuf dan Sugandhi (2012: 69) juga
mengemukakan
bahwa
kemampuan
intelektual pada masa ini (anak usia

sekolah) sudah cukup untuk menjadi dasar
diberikannya berbagai kecakapan yang
dapat mengembangkan pola pikir atau
daya nalarnya. Di samping itu, kepada
anak
diberikan
juga
pengetahuanpengetahuan tentang manusia, hewan,
lingkungan
alam
sekitarnya,
dan
sebagainya. Sama halnya dengan apa
yang Martin Luther King katakana:
“Intelligence plus character – that
is the true goal of education”
“Kecerdasan otak plus karakter –
itulah
tujuan
hakiki
dari
pendidikan”.
Sekolah
bukan
hanya
tempat
membangun pengetahuan peserta didik,
namun sekolah juga tempat yang multi
fungsi karena sekolah juga tempat
menanam dan menumbuhkan karakterkarakter yang baik pada peserta didik.
Kesuma, dkk (2012: 9) merumuskan tujuan
pendidikan karakter dalam seting sekolah
sebagai berikut :
1. Menguatkan dan mengembangakan
nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi
kepribadian/kepemilikan peserta didik
yang khas sebagaimana nilai-nilai yang
dikembangkan;
2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang
tidak bersesuaian degan nilai-nilai yang
dikembangkan oleh sekolah;
3. Membangun koneksi yang harmoni
dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan
tanggung
jawab
pendidikan karakter secara bersamasama.
Maka dari itu, siswa Sekolah Dasar
sebagai generasi penerus ini perlu dibekali
dengan karakter-karakter yang baik, tidak
hanya sekedar membentuk kecerdasan
semata. Salah satu karakter yang penting
untuk ditumbuhkan pada siswa Sekolah
Dasar adalah karakter peduli lingkungan.
Terdapat 18 nilai karakter versi Kementrian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang
akan ditanamkan dalam diri peserta didik
sebagai
upaya
dalam
membangun
karakter bangsa. Salah satu dari 18 nilai
karakter tersebut adalah peduli lingkungan.
Syaodih dan Agustin (2013: 32) dalam
jurnalnya diterangkan bahwa peduli
lingkungan merupakan sikap dan tindakan

yang selalu berupaya menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya
untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
Kesuma, dkk (2012: 12) juga
memaparkan sejumlah karakter yang
diperlukan bangsa Indonesia, yaitu yang
terkait dengan diri sendiri berjumlah 16
karakter,
yang
terkait
dengan
orang/makhluk lain berjumlah 12, yang
terkait dengan ketuhanan berjumlah 5
karakter. Salah satu karakter dari yang
terkait dengan orang/lingkungan adalah
karakter peduli pada manusia dan alam.
Perlunya menumbuhkan karakter
peduli lingkungan pada siswa Sekolah
Dasar
tidak terlepas
dari konsep
permasalahan lingkungan yang ada di
sekitar lingkungan siswa itu sendiri.
Kerusakan lingkungan terjadi karena
adanya bencana alam dan ulah manusia.
Kebenaran bahwa bencana alam tidak bisa
dihindari, mengajarkan bahwa kerusakan
lingkungan akibat ulah manusia bisa
diminimalisir.
Memiliki
pengetahuan
tentang kesadaran akan pentingnya
memelihara lingkungan menjadi hal yang
paling
utama
untuk
merealisasikan
lingkungan hidup yang sehat dan bersih
agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
Menumbuhkan
karakter
peduli
lingkungan pada siswa Sekolah Dasar
diharapkan mampu menciptakan manusia
yang nantinya memiliki perilaku green
beahviour. Tentunya dengan memiliki
karakter peduli lingkungan sejak dini akan
menjadi bekal generasi penerus dalam
membangun bangsa. Jika kita renungkan
bersama, berapa banyak kerusakan
lingkungan yang terjadi karena ulah
manusia yang tidak memiliki kesadaran
akan pentingnya menjaga lingkungan.
Terjadinya banjir yang disebabkan oleh
tersumbatnya aliran air karena sampah,
terjadinya banjir karena berkurangnya
populasi tumbuhan akibat penebangan liar
sehingga tanah tak mampu lagi menyerap
air hujan, terjadinya pencemaran udara
karena pembakaran lahan yang disengaja,
dan masih banyak lagi kerusakan
lingkungan yang terjadi akibat ulah
manusia.
Tidak terbayangkan entah apa
jadinya bumi ini apabila generasi seperti ini

yang akan mewarisi lingkungan. Di masa
yang akan datang di tahun 2045, jika
Indonesia ingin memanfaatkan surplus
demografi yang terjadi saat ini untuk
membangun bangsa yang berkarakter,
maka hal tersebut haruslah dimulai
sekarang. Menumbuhkan karakter peduli
lingkungan sejak dini menjadi solusi utama
yang harus dilakukan, agar generasi
penerus bangsa memiliki pemahaman dan
kesadaran tentang bagaimana beraktifitas
terhadap
lingkungan
dan
memanfaatkannya tanpa merusaknya.
Mengutip apa yang diucapkan Helen
G. Douglas dalam Samani dan Hariyanto
(2013: 41),
Character isn’t inherited. One
builds its daily by the way one
thinks and acts, tought by
tought, action by action.
Karakter tidak diwariskan, tetapi
sesuatu yang dibangun secara
berkesinambungan hari demi
hari
melalui
pikiran
dan
perbuatan, pikiran demi pikiran,
tindakan demi tindakan.
Bahwa benar, karakter bukanlan
diwariskan, melainkan dibangun secara
berkesinambungan
dan
terorganisir
dengan baik, akan lebih baik jika hal itu
dimulai sejak masih anak-anak melalui
Sekolah Dasar.
Integrasi Karakter Peduli Lingkungan ke
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Pengintegrasian karakter peduli
lingkungan ke dalam mata pelajaran yang
ada
di
Sekolah
Dasar
haruslah
berdasarkan
pertimbangan,
tidak
dilakukan begitu saja. Pengintegrasian
dilakukan
dengan
cara
mengkaji
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
setiap mata pelajaran yang keluarkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013). Ada banyak karakter yang baik
yang terintegrasi dengan pembelajaran di
sekolah dasar, begitu juga dengan
karakter peduli lingkungan. Integrasi
karakter
peduli
lingkungan
dengan
pembelajaran di Sekolah Dasar dapat
dilihat dari isi kurikulum pada Kompetesi

Dasar beberapa mata pelajaran yang
disajikan.
Di Indonesia, saat ini sedang
diterapkan Kurikulum 2013 di setiap
jenjang
pendidikan.
Berikut
adalah
Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 yang
disusun oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2013 pada mata pelajaran
yang ada di Sekolah Dasar yang
terintegrasi dengan karakter peduli
lingkungan :
Tabel
1.
Integrasi
Karakter
Peduli
Lingkungan dengan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar
Kompetensi
Kompetensi
Kelas
Inti
Dasar
I
KI 2
KD 2.1
KI 1; KI 3; KI
KD 1.1; KD 3.4;
IV
4
KD 4.4
V
KI 3
KD 3.1
VI
KI 2
KD 2.1
Tabel
2.
Integrasi
Karakter
Peduli
Lingkungan
dengan
Mata
Pelajaran
Matematika di Sekolah Dasar
Kompetensi
Kompetensi
Kelas
Inti
Dasar
IV
KI 2; KI 4
KD 2.6; KD 4.6
Tabel
3.
Integrasi
Karakter
Peduli
Lingkungan dengan Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar
Kompetensi
Kompetensi
Kelas
Inti
Dasar
IV
KI 2; KI 3
KD 2.1; KD 3.7
KI 2; KI 3; KI
KD 2.1; KD 2.1;
V
4
KD 4.5
VI
KI 2
KD 2.1
Tabel
4.
Integrasi
Karakter
Peduli
Lingkungan dengan Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar
Kompetensi
Kelas
Kompetensi Dasar
Inti
KD 1.3; KD 2.3; KD
KI 1; KI 2;
IV
3.5 ; KD 4.3; KD
KI 3 ; KI 4
4.5
KI 1; KI 2;
KD 1.3; KD 2.3; KD
V
KI 3 ; KI 4
3.5 ; KD 4.5
KI 1; KI 2;
KD 1.3; KD 2.3; KD
VI
KI 3 ; KI 4
3.5 ; KD 4.5

Tabel
5.
Integrasi
Karakter
Peduli
Lingkungan dengan Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) di Sekolah
Dasar

Kelas

Kompetensi
Inti

I

KI 1; KI 2; KI
4

II

KI 1; KI 2; KI
4

III

KI 2; KI 4

IV

KI 2; KI 4

V

KI 2; KI 4

VI

KI 2; KI 4

Kompetensi Dasar
KD 1.1; KD 2.2;
KD 2.3 ; KD 4.13;
KD 4.14
KD 1.1; KD 2.2;
KD 2.3; KD 4.13;
KD 4.14
KD 2.2; KD 2.3;
KD 4.13; KD 4.14;
KD 4.15
KD 2.2; KD 2.3;
KD 4.13; KD 4.14
KD 2.2; KD 2.3;
KD 4.15
KD 2.2; KD 2.3;
KD 4.16

Tabel
6.
Integrasi
Karakter
Peduli
Lingkungan
dengan
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
dan
Kesehatan di Sekolah dasar
Kompetensi
Kelas
Kompetensi Dasar
Inti
II
KI 3
KD 3.3

Kesemua Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar di setiap jenjang kelas
di atas terintegrasi dengan karakter peduli
lingkungan, mulai dari cara memaknai
lingkungan sebagai anugerah Tuhan yang
harus dijaga sampai pada memanfaatkan
limbah untuk dijadikan prakarya yang
bermanfaat.
Lagu Bertema Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar untuk Menumbuhkan
Karakter Peduli Lingkungan
Komponen
pembelajaran
salah
satunya adalah sumber belajar. Sumber
belajar
merupakan
jembatan
untuk
mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Adanya
sumber
belajar
akan
mempermudah pendidik dalam hal ini guru
untuk menyampaikan isi dari materi
pelajaran berdasarkan kompetensi dasar
yang
ingin
dicapai.
Nurul
(2013)
menjelaskan bahwa Sumber belajar
(learning resources) adalah semua sumber
baik berupa data, orang dan wujud tertentu
yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah
maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu.

Karenanya sumber belajar menjadi
penting, sehingga dalam memilih sumber
belajar haruslah juga memperhatikan
pengkondisian kelas dalam suasana yang
aktif dan menyenangkan. Suasana belajar
yang aktif dan menyenangkan akan
menstimulus motivasi dan ketertarikan
siswa terhadap materi pelajaran, sehingga
pada tahap proses belajar sampai pada
tahap hasil belajarpun menjadi optimal dan
bermakna. Hal ini merujuk kepada
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan atau yang dikenal dengan
PAKEM.
Suyadi (2013: 163) menjelaskan
bahwa
suasana
belajar
yang
menyenangkan
dapat
memusatkan
perhatian peserta didik secara penuh pada
belajar,
sehingga
waktu
curah
perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut
hasil penelitian, tingginya waktu curah
terbukti menigkatkan hasil belajar, seperti
yang disimpulkan oleh Dimas dalam
Suyadi (2013: 163) bahwa memetik senar
kegembiraan
pada
anak
akan
memunculkan keriangan dan vitalitas
dalam jiwanya. Selanjutnya menurut
Suyadi, hal itu juga akan menjadikan
peserta didik selalu siap untuk menerima
perintah, peringatan, atau bimbingan.
Apapun. Menabur kegembiraan dan
keceriaan pada peserta didik akan
membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemampuannya dalam bentuk yang
sempurna.
Salah satu sumber belajar yang
menciptakan suasana kelas menjadi
menyenangkan dan membuat siswa aktif
adalah dengan menggunakan lagu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) lagu adalah ragam suara yang
berirama (dalam bercakap, membaca, dan
bernyanyi, dsb). Lagu merupakan sumber
belajar yang berupa pesan. Setiap katakata yang diberi irama dalam lagu memiliki
pesan yang bermakna dan bernilai.
Untuk menumbuhkan karakter peduli
lingkungan, maka lagu yang digunakan
adalah lagu yang bertema lingkungan.
Berikut ini penulis memberikan salah satu
contoh lirik lagu yang bertema lingkungan
yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Kak
Yudi (sumber : Youtube).
Judul : Jangan Buang Sampah ke Sungai

Jangan buang sampah di sembarang
tempat
Buanglah sampah di tempat sampah
Jangan buang sampah ke dalam sungai
Air sungai kotor sarang penyakit
Cobalah coba hidup yang bersih
Ciptakan lingkungan indah dan sehat
Jangan buang sampah di sembarang
tempat
Lihat lingkungan kotor dan bau
Jangan buang sampah ke dalam sungai
Hujan tiba banjir datang semua susah
(o repotnya...)
Pesan yang terkandung di dalam lirik
lagu Jangan Buang Sampah ke Sungai
adalah :
1. Bahwa dilarang membuang sampah di
sembarang tempat, membuang sampah
haruslah di tempat sampah yang sudah
disediakan, jika sedang berada di
tempat yang tidak dijumpai tempat
sampah, ada baiknya menyimpan dulu
sampahnya
sampai
akhirnya
menemukan tempat sampah. Perilaku
ini merupakan karakter yang baik.
Secara tidak sadar, manusia yang
memiliki karakter ini terkadang tak
jarang menyimpan sampah di tas atau
di sakunya terlebih dahulu, supaya
menghindari membuang sampah di
sembarang tempat.
2. Bahwa dengan membuang sampah ke
sungai bisa menyebabkan air sungai
menjadi kotor dan bau, lingkungan
menjadi tidak bersih. Air sungai yang
kotor selanjutnya akan menjadi sarang
penyakit, akan ada banyak baktehri dan
nyamuk yang berkembang.
3. Bahwa dengan membuang sampah ke
sungai bisa menyebabkan banjir,
dikarenakan sampah yang menumpuk
di sungai akan menyumbat aliran air
sungai sehingga terjadilah banjir bila
hujan tiba.
Menggunakan lagu sebagai sumber
belajar dengan cara dinyanyikan bersama,
diharapkan mampu menciptakan suasana
belajar yang PAKEM. Lagu berujudul
“Jangan Buang Sampah ke Sungai”
merupakan lagu dengan irama keceriaan
yang sesuai dengan anak-anak. Melalui
pesan yang disampaikan oleh lagu
tersebut, tentunya diharapkan juga mampu

menumbuhkan karakter peduli lingkungan
pada siswa.
SIMPULAN
Kerusakan lingkungan tidak terjadi
begitu saja. Ada dua hal yang menjadi
penyebab
terjadinya
kerusakan
lingkungan, yang pertama disebabkan
oleh bencana alam. Kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh bencana alam
bukanlah hal yang bisa dihindari. Yang
kedua disebabkan oleh ulah manusia yang
tidak memiliki kesadaran akan peduli
lingkungan. Kerusakan lingkungan bisa
diminimalisir dengan cara menumbuhkan
karakter peduli lingkungan pada siswa.
Hurlock dalam Yusuf dan Sugandhi
(2012: 30) mengemukakan bahwa sekolah
merupakan
factor
penentu
bagi
perkembangan kepribadian anak, baik
dalam cara berpikir, bersikap, maupun
berperilaku. Sekolah berperan sebagai
substitusi keluarga, dan guru sebagai
substitusi orangtua.
Sekolah
sebagai
lembaga
pendidikan yang berperan serta dalam
menumbuhkan karakter peduli lingkungan
terutama Sekolah Dasar. Melalui Sekolah
Dasar, diharapkan mampu menumbuhkan
kesadaran lingkungan pada peserta didik
sejak dini sebagai generasi penerus
bangsa yang akan mewarisi lingkungan.
Afandi (2013) menjelaskan Adanya
Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolahsekolah
melalui
kerjasama
antara
Kementrian Negara Lingkungan Hidup
pada tahun 2006 mencanangkan Program
Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari nota
kesepahaman
(memorandum
of
understanding) pada tanggal 3 juni 2005
antara Menteri Negara Lingkungan Hidup
dan Menteri Pendidikan Nasional.
Mengutip (IUCN 1970) dalam Joy
Palmer and Philip Neal (2003: 12),
Environmental education is the
process of recognizing values
and clarifying concepts in order
to develop skills and attitudes
necessary to understand and
appreciate the interrelatedness
among a man, his culture and
his biophysical surroundings.
Environmental education also
entails practice in decision
making and self-formulation of

code of behaviour about issues
concerning
environmental
quality.
Pendidikan lingkungan adalah
proses mengenali nilai-nilai dan
mengklarifikasi konsep-konsep
untuk
mengembangkan
keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk memahami
dan menghargai keterkaitan di
antara manusia, budaya dan
lingkungan
biofisik
nya.
Pendidikan lingkungan juga
memerlukan praktek dalam
pengambilan keputusan dan
perumusan diri dari
kode
perilaku
tentang
isu-isu
mengenai kualitas lingkungan.
Pentingnya menumbuhkan karakter
peduli lingkungan di Sekolah Dasar
didasari atas pertimbangan mengenai
fenomena kerusakan lingkungan yang
semakin parah saat ini, terutama di
Indonesia. Siswa usia Sekolah Dasar saat
ini adalah generasi penerus yang
diperkirakan berada pada usia produktif
pada tahun 2045. Alangkah baiknya
membekali siswa dengan karakter peduli
lingkungan demi terciptanya lingkungan
yang bersih dan sehat di masa yang akan
datang.
Urgennya
masalah
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
oleh
kurangnya kesadaran dan kepedulian
manusia dalam beraktivitas terhadap
lingkungan, menjadi alasan yang kuat
bahwa menumbuhkan karakter peduli
lingkungan pada siswa di Sekolah Dasar
adalah jembatan untuk menciptakan
generasi
yang
menyadari
bahwa
hendaknya dalam beraktivitas terhadap
lingkungan tidaklah dengan merusak
lingkungan itu sendiri.
Integrasi karakter peduli lingkungan
dengan pembelajaran di Sekolah Dasar
dapat ditinjau dari isi kurikulum pada
Kompetensi Isi dan Kompetensi Dasar.
Beberapa Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar pada beberapa mata pelajaran dari
Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
terintegrasi dengan karakter peduli
lingkungan. Mata pelajaran tersebut ialah,

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan
Alam
(IPA),
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya
dan Prakarya (SBdP), dan Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Dalam aktfitas pembelajaran sangat
penting mengkondisikan kelas dalam
suasana aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Salah satu yang perlu
dipersiapkan adalah sumber belajar.
Sumber belajar yang disarankan oleh
penulis untuk menumbuhkan karakter
peduli lingkungan adalah lagu bertema
lingkungan. Lagu bertema lingkungan
dengan musik yang ceria sesuai dengan
anak usia Sekolah Dasar, diharapkan
mampu menciptakan suasana belajar
yang
aktif,
kreatif,
efektif,
danmenyenangkan,
serta
dapat
menyampaikan pesan pentingnya peduli
lingkungan
dengan
menjaga
dan
melestarikan,
serta
memanfaatkan
lingkungan tanpa merusaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Rifki. (2013). Integrasi Pendidikan
Lingkungan
Hidup
Melalui
Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar
Sebagai
Alternatif
Menciptakan Sekolah Hijau. Jurnal
Ilmiah Pedagogi. Vol. 2. No. 1. Hal.
98-108. (Dosen Jurusan PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan
Universitas
Muhamadiyah Sidoarjo)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
(2013).
Kurikulum
2013,
Kompetensi
Dasar
Sekolah
Dasar(SD)/Madrasa Ibtidaiyah (MI).

Kesuma, Dharma, dkk. (2012). Pendidikan
Karakter, Kajiat Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan
Karakter, Solusi yang Tepat Untuk
Membangun
Bangsa.
Bogor:
Indonesia Heritage Foundation.
Nurul. (2013). Sumber Belajar. Dapat
diakses
di
(http://nurulpai.blogspot.com/2013/01/sumberbelajar.html)
Palmer, Joy dan Philip, Neal. (2013). The
Handbook
of
Environmental
Education. Amazone.com
Samani, Muchlash dan Hariyanto. (2013).
Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sapriya. (2014). Pendidikan IPS, Konsep
dan Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran
Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Ernawulan dan Agustin, Mubiar.
(2013).
Penerapan
Permainan
Tradisional “Kaulinan Barudak”
Untuk
Mengembangkan
Nilai
Karakter
Anak.
Prosiding
Konferensi Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan
Dasar
2013,
Menyongsong
Generasi Emas 2045.
Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, M, Nani.
(2012). Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18