Addthis PAJAK REKLAME

PAJAK REKLAME

Tugas ini Diselesaikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
Pajak Daerah

Dosen Pengampu : Redaktur Wau S.E., M.Ak

Disusun Oleh :
KELOMPOK V
Daniel

1634030001

Rina Febriani

1634030017

Novrita

1434030027


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2017

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa atas karuniaNya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dapat diselesaikan
karena bantuan dan support pihak lain juga antara lain Redaktur Wau S.E., M.Ak
selaku dosen pajak daerah, orang tua, teman, dan pihak lainnya yang turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “Pajak Reklame” Dan penulis berusaha
menyusun dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan-kekurangan dari
cara pengupasan materinya.

Oleh karena itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari
pihak manapun demi perbaikan di masa yang akan datang.


Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang perpajakan,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi teman-teman di Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta.

Terima Kasih,

Penulis.

1|Pajak Reklame

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................

1

DAFTAR ISI ..........................................................................................


2

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................

3

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................

3

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................

3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ...............................................

3

1.4 Sistematika Penulisan .............................................................


3

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................

4

2.1 Pengertian Pajak Reklame ......................................................

4

2.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame ...........................

4

2.3 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Reklame .............................

4

2.4 Dasar Pengenaan Pajak, Tarif dan Cara Perhitungannya .......


7

2.5 Masa Pajak, Sistem Pemungutan, Saat Terutang Pajak, Cara
Perhitungan, STPD serta Pengurangan dan Keringanan Pajak

11

2.6 Sanksi dan Ketentuan Pidana .................................................

12

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................

13

3.1 Kesimpulan .............................................................................

13

3.2 Saran .......................................................................................


13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

14

2|Pajak Reklame

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Saat ini, reklame menjadi media promosi yang paling digemari bagi pengusaha diberbagai
daerah, hal ini dikarenakan reklame masih menjadi cara yang efektif untuk tujuan
memperkenalkan atau mempromosikan barang, jasa, orang atau badan yang dapat diketahui
oleh khalayak umum. Namun sayangnya, tidak semua orang mengetahui bagaimana cara
perhitungan pajak reklame serta tarif keseluruhan untuk memasang reklame tersebut. Oleh
sebab itu Pada makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang pajak reklame dan cara

perhitungannya.

1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan,
sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu pajak reklame?
2. Siapa saja yang termasuk subjek dan objek pajak reklame?
3. Berapa besar tarif untuk pajak reklame?
4. Bagaimana cara perhitungan pajak reklame?
5. Apa sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat aturan pajak reklame?

1.3

Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pajak Daerah dan
menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang salah satu

pajak daerah yaitu pajak reklame.

1.4

Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas: latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan
manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan
sub-bab yang berkaitan dengan peran permasalahan umum. Terakhir, bab penutup terdiri atas
kesimpulan dan saran.
3|Pajak Reklame

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas semua penyelenggaraan reklame.
Sedangkan pengertian reklame itu sendiri adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang
bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,
menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan/atau dinikmati oleh

umum.
Secara garis besar reklame dibedakan menjadi dua jenis yaitu Reklame Produk dan
Reklame Non-Produk. Reklame Produk adalah reklame yang berisi tentang suatu barang atau
jasa dimana tujuan reklame tersebut semata-mata untuk keperluan promosi, sedangkan
Reklame

Non

Produk

adalah

jenis

reklame

yang

semata-mata


memuat

nama

perusahaan/badan/nama profesi atau usaha, termasuk juga logo, simbol atau identitas
badan/perusahaan dan usaha yang dapat diketahui oleh khalayak umum.

2.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame
Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel pada suatu kebupaten atau kota diatur dalam :
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
3. Peraturan daerah Kabupaten/kota yang mengatur tentang Pajak Reklame. Seperti Perda
provinsi DKI Jakarta No. 12 Tahun 2011 tentang pajak reklame.
4. Keputusan Bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak reklame sebagai aturan
pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak reklame pada kabupaten/kota dimaksud.

2.3 Subjek, Objek, dan Wajib Pajak Reklame
2.3.1 Subjek Pajak Reklame
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.


4|Pajak Reklame

2.3.2 Objek Pajak Reklame
1. Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.
2. Objek pajak sebagaimana dimaksud pada angka (1), meliputi:
a. reklame

papan/billboard/videotron/megatron

dan

sejenisnya

adalah

penyelenggaraan reklame yang menggunakan layar monitor untuk menayangkan
iklan baik berupa gambar, rekaman video yang ditayangkan dalam bentuk Compact
Disc, Digital Video Disc dan sejenisnya, atau tulisan dalam bentuk apapun yang
dapat berubah-ubah secara terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik atau
tenaga lainnya.
b. reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan
kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis dengan itu.
c. reklame melekat/stiker adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas,
diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk
ditempelkan, dilekatkan, dipasang dan digantungkan pada suatu benda dengan
ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 (dua ratus centimeter persegi) per
lembar.
d. reklame

adalah

selebaran

reklame

yang

berbentuk

lembaran

lepas,

diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan
ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang dan digantungkan pada
suatu benda lain :
e. reklame berjalan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada
kendaraan yang diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau dengan
cara dibawa oleh orang.
f. reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan
menggunakan gas, laser, pesawat udara atau alat lain yang sejenis.
g. reklame apung adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara terapung di
permukaan air.
h. reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan katakata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan
alat.
i. reklame film/slide

adalah reklame

yang diselenggarakan dengan

cara

menggunakan klise berupa kaca atau film, atau bahan-bahan yang sejenis, sebagai

5|Pajak Reklame

alat untuk diproyeksikan dan/atau dipancarkan pada layar atau benda lain di dalam
ruangan.
j. reklame peragaan

adalah reklame

yang diselenggarakan dengan cara

memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.
3. Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame adalah:
a. reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
b. penyelenggaraan reklame melalui internet, televise, radio, warta harian, warta
mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;
c. label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang
berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;
d. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat
usaha atau profesi diselenggarakan dengan ketentuan yang mengatur nama
pengenal usaha atau profesi tersebut yang luasnya tidak melebihi 1 m² (satu meter
persegi), ketinggian maksimum 15 (lima belas meter dengan jumlah reklame
terpasang tidak lebih dari 1 (satu) buah;
e. penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan
tempat panti asuhan;
f. penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemilikan dan/atau
peruntukan tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 1 m² (satu meter
persegi) dan diselenggarakan di atas tanah tersebut kecuali reklame produk;
g. diselenggarakan oleh perwakilan diplomatic, perwakilan konsulat, perwakilan PBB
serta badan-badan khususnya badan-badan atau lembaga organisasi internasional
pada lokasi badan-badan dimaksud.
2.3.3 Wajib Pajak Reklame
1. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
reklame.
2. Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang pribadi
atau badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut.
3. Dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut
menjadi Wajib Pajak Reklame.

6|Pajak Reklame

2.4 Dasar Pengenaan Pajak, Tarif dan Cara Perhitungannya.
2.4.1 Dasar Pengenaan Pajak
1. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR).
2. NSR sebagaimana dimaksud pada angka (1), diatur sebagai berikut:
a. Reklame yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, NSR ditetapkan berdasarkan
Nilai kontrak reklame.
b. Reklame yang diselenggarakan sendiri, NSR dihitung dengan memperhatikan
faktor-faktor:
1. jenis;
2. bahan yang digunakan;
3. lokasi penempatan;
4. waktu;
5. jangka waktu penyelenggaraan;
6. jumlah, dan
7. ukuran media reklame.
c. Dalam hal NSR sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak diketahui dan/atau
dianggap tidak wajar, NSR ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor
sebagaimana dimaksud pada huruf b.
d. Lokasi penempatan adalah lokasi peletakan reklame menurut kelas jalan yang
dirinci sebagai berikut:
1. Protokol A;
2. Protokol B;
3. Protokol C;
4. Ekonomi Kelas I;
5. Ekonomi Kelas II;
6. Ekonomi Kelas III;
7. Lingkungan.

7|Pajak Reklame

3. Besaran Nilai kelas Jalan ditetapkan dalam table Hasil Perhitungan Nilai Sewa
Reklame sebagai berikut:
a. Hasil Perhitungan Nilai Sewa Reklame (NSR) Non Produk
No.

Lokasi

Ukuran

Jangka Waktu

Ketinggian Reklame

NSR (Rp)

1.

Protokol A

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

25.000

2.

Protokol B

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

20.000

3.

Protokol C

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

15.000

4.

Ekonomi Kelas I

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

10.000

5.

Ekonomi Kelas II

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

5.000

6.

Ekonomi Kelas III

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

3.000

7.

Lingkungan

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

2.000

b. Hasil Perhitungan Nilai Sewa Reklame Produk
No.

Lokasi

Ukuran

Jangka Waktu

Ketinggian Reklame

NSR (Rp)

1.

Protokol A

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

125.000

2.

Protokol B

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

100.000

3.

Protokol C

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

75.000

4.

Ekonomi Kelas I

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

50.000

5.

Ekonomi Kelas II

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

25.000

6.

Ekonomi Kelas III

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

15.000

7.

Lingkungan

1 M2

1 Hari

s.d 15 Meter

10.000

8|Pajak Reklame

c. Hasil perhitungan NSR untuk reklame Light Emitting Diode (LED) dan sejenisnya

HASIL PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME (NSR)
NSR
NSR BERDASARKAN DURASI 30 DETIK/TAYANG/HARI PADA MASINGLokasi

MASING PENGELOMPOKKAN (CLUSTER) UKURAN LUAS BIDANG

No Penempatan/

REKLAME/LAYAR

Ukuran

di atas 8 di atas
s.d 8 m2 m2 s.d 16 m2 s.d
16 m2

24 m2

di atas 24
s.d 32 m2

di atas

di atas

32 s.d 50 50 s.d
m2

100 m2

di atas
100 m2

Durasi/Tayangan

1

Protokol A 10.000 12.500 15.000

17.500

20.000

22.500 25.000

30 detik

2

Protokol B

8.000 10.000 12.000

14.000

16.000

18.000 20.000

30 detik

3

Protokol C

6.000

7.500

9.000

10.500

12.000

13.500 15.000

30 detik

4

Ekonomi

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

30 detik

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

30 detik

1.500

1.750

2.000

2.250

2.500

2.750

3.000

30 detik

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

30 detik

Kelas I
5

Ekonomi
Kelas II

6

Ekonomi
Kelas III

7 Lingkungan

d. NSR untuk setiap penambahan luas bidang reklame Light Emitting Diode (LED) dan
sejenisnya setiap 100 m2 (seratus meter persegi) kedua dan seterusnya dikenakan tambahan
25% (dua puluh lima persen) dari hasil perhitungan NSR.
e. Hasil perhitungan NSR untuk jenis reklame lainnya ditetapkan sebagai berikut:
1. reklame melekat : Rp 1.000,00/cm2 (seribu rupiah per centimeter persegi) (sekurangkurangnya Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap kali penyelenggaraan.
2. reklame selebaran : Rp 10.000,00/lembar (sepuluh ribu rupiah per lembar) sekurangkurangnya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap kali penyelenggaraan.
3. reklame berjalan/kendaraan : Rp 50.000,00/m2/hari (lima puluh ribu rupiah) per meter
persegi per hari.
4. reklame udara : Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk paling lama 1 (satu) bulan
penayangan.
9|Pajak Reklame

5. reklame apung : Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) untuk paling lama 1 (satu) bulan
penayangan.
6. reklame suara : Rp 5.000,00/30 detik (lima ribu rupiah per tiga puluh detik) bagian
waktu yang kurang dari 30 (tiga puluh) detik dihitung menjadi 30 (tiga puluh) detik.
7. reklame file/slide :Rp 10.000,00/30 detik (sepuluh ribu rupiah per tiga puluh detik),
bagian waktu yang kurang dari 30 (tiga puluh) detik dihitung menjadi 30 (tiga puluh)
detik.
8. reklame peragaan : Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per setiap penyelenggaraan
f. Untuk penyelenggaraan reklame di dalam ruangan (indoor) dihitung dan ditetapkan sebesar
50% dari NSR.
g. Untuk penyelenggaraan reklame rokok dan minuman beralkohol dikenakan tambahan
pajak sebesar 25% dari hasil perihutungan NSR.
h. Untuk setiap penambahan ketinggian sampai dengan 15 meter, dikenakan tambahan pajak
sebesar 20% dari Hasil Perhitungan NSR.

2.4.2 Tarif Pajak Reklame
Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling besar 25% (dua puluh lima persen) dan tarif ini
ditetapkan dengan peraturan daerah.
2.4.3 Cara Perhitungan
1. Besaran Pokok Pajak Reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak yaitu 25% dengan dasar pengenaan pajak yaitu Nilai Sewa Reklame (NSR).
PAJAK REKLAME = TARIF PAJAK X DASAR PENGENAAN
PAJAK (NSR)

PAJAK REKLAME = UKURAN X TARIF X MASA TAYANG X NSR

2. Hasil Perhitungan NSR sebagaimana dimaksud dalam dasar pengenaan pajak
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.
Contoh : Perusahaan A ingin memasang Baliho ukuran 3 X 6 meter di area Kuningan
(Protokol A) sebanyak 6 buah selama 7 hari maka perhitungannya adalah sebagai berikut
Pajak Reklame = 18 m x 6 buah x 125.000 x 7 hari x 25% = Rp. 23.625.000

10 | P a j a k R e k l a m e

2.5 Masa Pajak, Sistem Pemungutan, Saat Terutang Pajak, Cara Perhitungan,
STPD serta Pengurangan dan Keringanan Pajak
2.5.1 Masa Pajak
Masa Pajak Reklame adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan
takwim.
2.5.2 Sistem Pemungutan
Sistem pemungutan pada pajak reklame adalah official assessment system yaitu
pengenaan pajak yang dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh
gubernur atau pejabat yang ditunjuk melalui SKPD.
2.5.3 Saat Terutang Pajak
Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat penyelenggaraan reklame atau
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak daerah (SKPD).
2.5.4 Tata Cara Pembayaran Pajak


Wajib Pajak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Seksi
Pajak Bidang Pendapatan Dinas PPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah)



Petugas Seksi Pajak Membuat Nota Perhitungan dan menetapkan pajak terutang dengan
SKPD dan ditanda tangani oleh Kepala Bidang/Kepala Seksi Pajak



Petugas Seksi Pajak membuatkan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah)



Wajib Pajak Membayar Pajak Daerah dengan SKPD dilampiri SSPD ke Bank.
Jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja saat terutang pajak.

2.5.5 Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)
Bupati dapat menerbitkan STPD jika:
1. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
2. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat
salah tulis dan/atau salah hitung.

11 | P a j a k R e k l a m e

2.5.6 Pengurangan dan Keringanan Pajak
Bupati berdasarkan permohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan dan
keringanan pajak, dalam hal:
1. terjadi suatu bencana;
2. pemberian stimulus kepada masyarakat/Wajib Pajak dengan
memperhatikan kemampuan Wajib Pajak;
3. usaha pengentasan kemiskinan;
4. usaha peningkatan perekonomian masyarakat; dan
5. terdapat alasan lain dari Wajib Pajak yang dapat dipertanggung jawabkan.

2.6 Sanksi dan Ketentuan Pidana
2.6.1 Sanksi
1. Pihak pemesan reklame dan/atau pihak ketiga, yang menyampaikan Nilai Kontrak
Reklame yang tidak benar atau tidak sesuai dengan Nilai Kontrak Reklame yang
sebenarnya seperti mengurangi atau memalsukan Nilai Kontrak Reklame yang
berakibat terdapatnya kerugian Pajak Daerah dikenakan sanksi administrasi dan sanksi
pidana di bidang perpajakan atau sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa kenaikan sebesar 25%
(dua puluh lima persen) dari Pajak Reklame yang kurang dibayar ditambah dengan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan yang dihitung sejak tanggal Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD) Pajak Reklame pertama kali diterbitkan.
3. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan cara menerbitkan Surat
Tagihan Pajak Daerah (STPD).
2.6.2 Ketentuan Pidana
1. Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi
dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar
sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar.
2. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan
tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun
atau denda paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

12 | P a j a k R e k l a m e

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas semua penyelenggaraan reklame.
2. Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.
3. Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.
4. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
reklame.
5. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR).
6. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling besar 25%
7. Cara perhitungan pajak reklame adalah dengan cara mengalikan tarif pajak yaitu 25%
dengan dasar pengenaan pajak yaitu Nilai Sewa Reklame (NSR).
8. Masa Pajak Reklame adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan
takwim.
9. Sistem pemungutan pada pajak reklame adalah official assessment system
10. Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat penyelenggaraan reklame atau
diterbitkan Surat Keteapan Pajak daerah (SKPD).
11. Jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja saat terutang pajak.
12. Bupati dapat memberikan pengurangan dan keringanan pajak, dalam hal
terdapat alasan dari Wajib Pajak yang dapat dipertanggung jawabkan.
13. Bupati dapat menerbitkan STPD jika pajak dalam tahun berjalan tidak atau
kurang dibayar;
14. Sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh terhadap pajak reklame maka dikenakan
sanksi administrasi dan sanksi pidana.

3.2 Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para
pembaca tentang pajak reklame.

13 | P a j a k R e k l a m e

DAFTAR PUSTAKA
http://bprd.jakarta.go.id/pajak-reklame/
https://www.cermati.com/artikel/pajak-reklame-apa-itu-dan-bagaimana-perhitungannya
http://konsultanreklame.com/tarif-harga-pajak-reklame-terbaru-tahun-2017-2018/
http://ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15502
https://zulkiflisasaja.wordpress.com/2014/04/03/pajak-reklame/

14 | P a j a k R e k l a m e