S PJKR 1203643 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang ditentukan untuk melakukan penelitian.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Mts. Al-Musyawarah Lembang yang
beralamat di Jl. Baru adjak No.158 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi
Populasi yang akan diteliti merupakan kumpulan objek atau subjek yang akan
diteliti, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan menurut Sugiyono (2014,
hlm.117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun pendapat lain
disampaikan oleh Abduljabar dan Darajat (2012, hlm. 14) “Populasi adalah
sekumpulan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menetapkan siswa kelas VIII D di
Mts. Al-Musyawarah Lembang sebagai populasi penelitian yang berjumlah 30
siswa.


3. Sampel
Apabila jumlah populasi besar maka peneliti membutuhkan waktu dan biaya
yang besar juga maka dari itu digunakanlah sampel. Sampel adalah bagian dari
populasi yang karakteristiknya mampu mewakili dari populasi. Sampel baik
digunakan apabila populasi yang akan kita teliti terlalu banyak atau terlalu luas.
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2014, hlm. 80) bahwa:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi. Teknik pengambilan sampel
yang terdapat dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Menurut
Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

48


Sugiyono (2014, hlm.85): sampel jenuh adalah teknik penetuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan pedoman peneliti dalam melakukan langkahlangkah penelitiannya. Menurut Arikunto (2010, hlm.90) menjelaskan bahwa:
Terdapat macam-macam bentuk desain dalam penelitian eksperimen,
desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti,
sebagai ancer-ancer kegiatan, yang akan dilaksankan.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest
design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang homogen dipilih secara
random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal sebelum
perlakuan dan posttest untuk mengetahui keadaan setelah diberikan perlakuan.
Perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif learning dan
model pembelajaran direct instruction sehingga dapat diketahui hasil belajar
keterampilan dasar permainan bola tangan.
Desain diawali dengan mengambil sampel dari populasi yang ada, kemudian
diadakan tes awal atau pretest.kemudian sampel diberi perlakuan atau treatment
dalam hal ini model pembelajaran kooperatif learning dan model pembelajaran
direct instruction dengan cara dibuat dua kelompok. Setelah masa perlakuan
berakhir maka dilakukan tes akhir atau posttest. Setelah data tes awal dan tes akhir
terkumpul maka data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis secara statistik. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan model pembelajaran kooperatif
learning dengan model pembelajaran direct instruction terhadap hasil belajar
keterampilan dasar dalam permainan bola tangan. Mekanisme penelitian diatas
dapat dapat digambarkan dalam table berikut :
Tabel 3.1
Pretest-Postest Design
Kelompok

Tes Awal

Perlakuan

Tes Akhir

R1

O1

X1


O2

R2

O3

X2

O4

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Keterangan :
R1 : Kelompok pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif learning.

R2 : Kelompok pembelajaran dengan model pembelajaran direct instruction.
O1 : Tes awal yang dilakukan pada sampel model pembelajaran kooperatif
learning.
O3 : Tes awal yang dilakukan pada sampel model pembelajaran direct
instruction.
X1 : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan

model pembelajaran

kooperatif learning.
X2 : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran direct
instruction.
O2 : Tes akhir yang dilakukan pada sampel model pembelajaran kooperatif
learning.
O4 : Tes akhir yang dilakukan pada sampel model pembelajaran direct
instruction.
Adapun prosedur penelitiannya peneliti deskripsikan dalam bentuk gambar
dibawah ini :
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian

POPULASI
SAMPEL

TES AWAL

TES AWAL

KELOMPOK DENGAN

KELOMPOK DENGAN

MODEL KOOPERATIF

MODEL DIRECT

TES AKHIR

TES AKHIR

PENGOLAHAN DAN ANALISIS

KESIMPULAN
Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Dari gambar diatas maka peneliti dapat menjelaskan prosedur penelitian
sebagai berikut :
1.

Tahap perencanaan persiapan
a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
c. Menghubungi pihak sekolah
d. Membuat surat izin penelitian
e. Menentukan sampel penelitian
f. Menyiapkan rencana pelaksanaan pelajaran


2.

Tahap pelaksanaan
a. Pelaksanaan tes awal (pretest) pada sampel yang akan diberikan
perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sebelum
diberikan perlakuan.
b. Memberikan perlakuan pada masing-masing kelompok sampel penelitian
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learning dan
model pembelajafran direct instruction.
c. Memberikan tes akhir (posttest) pada sampel penelitian yang telah
diberikan perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan hasil
setelah diberikan perlakuan.

3.

Evaluasi
a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest
b. Menganalisis hasil penelitian
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data untuk menjawab permasalahan penelitian.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian mutlak diperlukan metode agar penelitian tersebut dapat
berlangsung dengan terarah. Sugiyono (2013:3) dalam bukunya Metode Penelitian
Pendidikan mengemukakan secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel
independent dan variabel dependen.
1. Variabel independen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran langsung
dengan model pembelajaran kooperatif learning.
2. Variabel dependen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono,(2013, hlm.61).
variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar bola tangan.
Pemilihan metode penelitian eksperimen ini adalah karena mengujicoba suatu
model pembelajaran untuk mengetahui perbandinganya terhadap keterampilan
dasar bola tangan, dalam hal ini akibat dari pengaplikasian model pembelajaran
langsung dalam pembelajaran bola tangan, yang selanjutnya akan dibandingkan
dengan

pengaplikasian

model

pembelajaran


kooperatif

learning

dalam

pembelajaran bola tangan, yang sering digunakan oleh guru-guru di sekolah.

D. Definisi Operasional
Dalam memandang sesuatu seseorang dapat menafsirkan secara berbeda.
Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian,
untuk itu akan dijelaskan istilah-istilah dalam penelitian ini, diantaranya sebagai
berikut:
1.

Model Pembelajaran
Knirk dan Gustafon dalam Juliantine, (2013, hlm.9) mengemukakan bahwa:
Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru
dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan
evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

2.

Model Pembelejaran Langsung
Pembelajaran Direct intruction menurut Juliantine, dkk (2013 hlm. 37) dapat
didefinisikan sebagai “Model pembelajaran dimana guru mentransformasikan
informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran
berorientasi pada tujuan atau distrukturkan oleh guru”.

3.

Model Pembelajaran Kooperatif Learning
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang banyak memberikan
kesempatan belajar yang luas pada siswa agar terciptanya suatu kondisi
belajar yang kondusif serta siswa dapat memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat
bagi kehidupan dimasyarakat. (Juliantine, dkk. 2013 hlm. 56).

4.

Permainan Bola Tangan
Permainan bola tangan adalah permainan beregu yang di mana dua regu
dengan masing-masing 7 pemain yang terdiri dari 6 pemain dan 1 penjaga
gawang yang setiap regunya berusaha memasukkan bola sebanyakbanyaknya ke gawang lawan.

E. Instrumen Penelitian
Sebuah instrumen dalam sebuah penelitian harus memenuhi syarat valid dan
reliabel, dan penggunaan instrumen harus sesuai dengan peruntukannya. Arikunto
(2010, hlm.203) mengemukakan “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnyalebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis,
sehingga mudah diolah”.
Setiap penelitian tentu menggunakan alat ukur yang lazim disebut instrumen
untuk mengumpulkan data. Berbicara tentang instrumen pengumpulan data akan
ada hubungannya dengan masalah evaluasi. Mengevaluasi adalah memperoleh
data tentang status sesuatu yang dibandingkan dengan standar atau ukuran yang
telah ditentukan.
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian diperlukan alat
ukur. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan (2007: 5) bahwa “pengukuran
Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam
proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang berupa tes,
dikemukakan oleh Arikunto (2010: 194) dalam Maulana (2013) bahwa: “tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, mengetahui intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.”Adapun instrumen tes sebagai alat
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi atau
“achievement test” dengan pola tes awal dan akhir (pre test post test group
design).
Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menurut
Nurhasan (2007: 251-253) instrumen penilaian tes keterampilan bola tangan yaitu
tes keterampilan lempar tangkap (passing), tes mendrible, tes menembak (flying
shoot).
Instrument Pengukuran Keterampilan Dasar Permainan Bola Tangan
Adapun tes keterampilan permainan bola tangan yaitu tes lempar tangkap
(passing), tes mendribble, tes menembak (playing shoot). Adapun tata cara
pelaksanaan setiap tes keterampilan bola tangan tersebut diberi kesempatan 2 kali
untuk melakukan (skor diambil yang tertinggi) dan yang lainnya dijelaskan
sebagai berikut:
Tes Keterampilan passing

SASARAN

2m

Gambar 3.2 Tes Keterampilan Passing
Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

Jarak yang dipakai adalah 2 meter, Tujuan dari tes ini untuk mengukur
Mengukur keterampilan lempar tangkap (passing), cara melakukan tes adalah
testee berdiri di belakang garis batas lemparan. Setelah ada aba-aba, testee harus
melempar ke tembok dan kemudian menangkapnya kembali dan seterusnya
selama 30 detik , bola disediakan satu untuk cadangan. Testee diberi kesempatan
untuk melakukan tes 2 kali kemudian diambil skor yang paling tinggi. Skor satu
diberikan apabila testee telah dapat menangkap bola dari setiap kali lemparan
setelah memantul ke dinding. Apabila testee menginjak atau melewati baris batas
lemparan waktu melempar dan juga bola tidak tertangkap maka dinyatakan gagal
(tidak dihitung).
Tes Keterampilan Dribbling

Gambar 3.3 Tes Keterampilan Dribbling
Testee mendribel bola melewati rintangan selama 30 detik. Jika testee
dapat mencapai garis finis sebelum batas waktu 30 detik, ia boleh terus
melanjutkan atau mengulang dribel melewati garis start kembali sampai batas
waktu 30 detik. Penilaian siswa mendapatkan nilai 1 setiap cones yang dilewati
dan diberi kesempatan 2 kali melakukan tes dribbling.
Tes Menembak (Flaying Shoot)
1
7

7

3

3
5

5

0,5m 0,5m

1m

0,5m 0,5m

6m
7m

9m

Gambar 3.4 Tes Keterampilan (Flying Shoot)
Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Testee harus melakukan flyinng shoot 3x dari 3 tempat atau pos yang jarak
6 meter, 7 meter, dan 9 meter dan langkah terakhir harus bertolak atau bertumpu
di dalam tumpuan. Setiap siswa diberi kesempatan 2 kali tembakan setiap jarak
dan diambil skor yang paling tinggi. Skor dan kecepatan menembak atau flying
shoot (3x). Tembakan atau shooting dianggap berhasil bila bola secara langsung
mengenai sasaran. Bola bila mengenai sasaran pada bagian garis batas daerah skor
maka diambil skor yang lebih besar. Dianggap gagal apabila melakukan
pelanggaran pada waktu melakukan awalan teknik flying shoot, bertumpu diluar
kotak tumpuan, menginjak garis daerah gawang, tidak melakukan teknik flying
shoot, bola tidak langsung mengenai target/sasaran (memantul ke lapangan
terlebih dahulu).

F.

Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data suatu penelitian, yaitu

kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengambilan data. Kualitas instrumen
berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas
pengambilan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam
pengambilan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya juga belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel,
apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan
datanya.
Terdapat berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono
(2013, hlm. 193) menjelaskan “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket
(kuesioner) dan observasi.
Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data
yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan atau
ketrampilan yang dimiliki siswa. Mengenai tes, Suntoda (2013, hlm. 1)
menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk
memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”.
Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan dasar bola
tangan menurut Nurhasan (2007. hlm. 251-253) yaitu tes keterampilan lempar
tangkap (passing), tes mendrible, dan tes menembak (flaying shoot).

G. Teknik Analisis Data
Setelah seluruh data tes terkumpul, selanjutnya akan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata dari simpangan baku
a. Mencari nilai rata-rata ( x ) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :



̅ = rata-rata yang dicari

Σx = jumlah nilai

n = jumlah sampel
b. Mencari simpangan baku

keterangan :

√∑
̅

S = simpangan baku
= jumlah
x1 = nilai data mentah
̅ = rata-rata yang dicari

n = jumlah sampel

2. Menguji homogenitas dengan menggunakan SPSS. Dengan langkahlangkah seperti berikut :
a.

Buka file data uji homogentitas.

b.

Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub
menu Compare Means-One Way Anova.

c.

Dependen list, klik variabel, kemudian klik tanda > bagian yang atas.

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

d.

Faktor list, klik variabel metode. Kemudian klik tanda > bagian yang
bawah.

e.

Klik Opsions.

f.

Klik Homogeneity of variance, kemudian klik continue.

g.

Klik ok untuk mengakhiri perintah, sehingga menghasilkan output.

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan SPSS. Dengan langkahlangkah seperti berikut:
a.

Menu Analyze

Descriptive Statistics

Explorer.

b.

Factor List, masukan jika ada 2 atau lebih variabel. Kalau tidak ada
diabaikan saja.

c.

Klik Statistics.

d.

Tanda centang pada menu Descriptive sudah dipilih, untuk
keseragaman menu yang lain tidak usah dicentang. Kemudian tekan
Continue.

e.

Kemudian klik menu Plots. Muncul kotak dialog Plots.

f.

Pada Boxplot pilih none artinya tidak akan dibuat boxplot.

g.

Pada descriptive, tidak ada yang dipilih atau stem and leaf di deselect
(klik mouse pada kotak sebelah kiri hingga tidak ada tanda apapun).

h.

Aktifkan pilihan Normality Plots with tests.

i.

Pada kotak Spread vs level Levene test, digunakan jikadata lebih dari
dua kelompok data atau 2 variabel yang akan diuji. Pilih power
estimation untuk menguji kesamaan varians.

j.

Tekan continue untuk kembali kekotak dialog sebelumnya.

k.

Pada bagian Displays (lihat pada bagian pertama pengisian), pilih
Both yang berarti akan dianalisis statistic dan plots.

l.

Tekan ok jika pengisian sudah selesai dan akan muncul output.

m. Output yang muncul ada dua macam yaitu Kolmogorov-smirnov dan
Shapiro-wilk.

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

4. Menguji hipotesis menggunakan SPSS. Dengan langlah-langkah seperti
berikut:
a.

Pemasukan data:
-

Dari menu utama File, pilih menu New, lalu klik pada data,
kemudian klik pada sheet tab variabel view.

-

Pengisisan variabel Pre-test, pada kotak Name, sesuai kasus, ketik
Pre-test.

-

Pengisisan variabel Post-test, pada kotak Name, sesuai kasus,
ketik Post-test.

b.

Abaikan bagian yang lain, tekan CTRL-T untuk ke Data View.

Mengisi data:
Untuk mengisi data, dari tampilan Variabel View, tekan CTRL-T
untuk berpindah editor ke Data View, hingga tampak dua nama
variabel tersebut. Hati-hati dalam menginput data, bila data pecahan
pastikan pengoprasian dengan tanda titik atau dengan tanda koma.

c.

Pengolahan data dengan SPSS:
-

Menu Analiyze

Compare Means

Paired Samples T

Test, sehingga tampak seperti pada layar.
-

Paired Variabel(s) atau variabel yang akan diuji, karena yang akan
diuji adalah data Pre-test dan Post-test.

-

Untuk menu option atau pilihan yang lain, maka klik.

-

Untuk pengisian confident interval atau tingkatan keprcayaan
untuk penelitian pendidikan jasmani atau penelitian pada olahraga
biasa menggunakan tingkat signifikansi 5% atau tingkat
kepercayaan 95%. Lalu tekan continue sehingga keluar hasil
output.

Adapun kriteria pengujian adalah terima hipotesis nol (Ho) jika t < t1 – α,
dalam hal lain hipotesis nol (Ho), dengan peluang (1 – α ) pada (α = 0,95) dengan
dk = n1 + n2 – 2 dari daftar distribusi t.

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

H. Pelaksanaan penelitian
Pemberian perlakuan
Pelaksanaan penelitian dilakukan 3 kali dalam seminggu, sesuai dengan
pendapat Juliantine, dkk (2007:3.5) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk
mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3
hari/ minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”.
Oleh sebab itu peneliti melakukan pertemuan sebanyak 3 kali dalam
seminggu selama 4 minggu. Penelitian ini dilakukan selama 12 kali pertemuan,
dilaksanakan pada hari senin, rabu, dan jum’at untuk kelompok langsung dan hari
selasa, kamis dan sabtu untuk kelompok kooperatif.
Pemberian perlakuan terhadap kelompok A dan kelompok B dilakukan
terpisah. Langkah-langkah pemberian perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Model Pembelajaran Langsung
Pertemuan ke
1-3
(minggu ke 1)

4-6

Hari

Kegiatan

Senin, Dalam pertemuan pertama dilakukan tes
Rabu, awal terlebih dahulu. Selanjutnya
dan
pertemuan ke 2-13 diberikan perlakuan.
Jum’at 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,
presensi, pemanasan secara umum.
2. Inti : Guru menyampaikan materi
tentang keterampilan dasar permainan
bola tangan,
yang didalamnya
berisikan tentang lempar tangkap bola,
mendrible bola, dan flaying shoot
sesuai dengan instruksi dari guru.
Disini guru memberikan penjelasan
dan mendemonstrasikan langsung
tentang cara-cara passing, dribbling
dan shooting. Guru memberikan
instrupsi pada pertemuan pertama
kepada siswa untuk melakukan
passing berhadapan sebanyak 10 kali.
pertemuan kedua melakukan dribbling
10 kali. pertemuan ketiga shooting
berhadapan 10 kali.
3. Penutup : pendinginan, evaluasi, dan
berdoa
Senin, 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,

Waktu
10 menit

45 menit

10 menit
10 menit

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

(minggu ke 2)

7-9
(minggu ke 3)

10-12
(minggu ke 4)

Rabu,
presensi, pemanasan secara umum.
dan
2. Inti : Guru memberikan tugas gerak
Jum’at
kepada siswa untuk melakukan tugas
gerak yang sama dengan yang
dilakukan pada minggu pertama tetapi
tingkatannya yang berbeda. Kalau di
minggu pertama 10 kali dalam minggu
kedua ini masing-masing siswa
melakukannya sebanyak 15 kali.
3. Penutup : pendinginan, evaluasi, dan
berdoa
Senin, 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,
Rabu,
presensi, pemanasan secara umum.
dan
2. Inti : Guru memberikan tugas gerak
Jum’at
pada pertemuan ke tujuh yaitu
melakukan passing dan dribbling
secara bergantian dengan catatan
masing-masing siswa
melakukan
sebanyak 17 kali masing-masing
indikator.
3. Penutup : pendinginan, evaluasi, dan
berdoa

45 menit
10 menit

10 menit

45 menit

10 menit

Senin, 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa, 10 menit
Rabu,
presensi, pemanasan secara umum.
dan
2. Inti : Guru memberika tugas gerak
Jum’at
meliputi passing, dribbling dan
shooting. Pada pertemuan ke 10 dan
11 masing-masing siswa melakukan
passing, dribbling dan shooting
sebanyak 20 kali. Dipertemuan ke 12 45 menit
dibagi kedalam beberapa kelompok
untuk melakukan permainan bentuk
sederhana.
3. Penutup : pendinginan, evaluasi, dan
berdoa
Setelah selesai diberikan treatment
dilakukan tes akhir untuk mengetahui hasil 10 menit
setelah diberikan perlakuan perlakuan.

b. Kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Learning
Pertemuan Ke
1-3
(minggu ke 1)

Hari
Kegiatan
Waktu
Selasa, Dalam pertemuan pertama dilakukan tes 10 menit
kamis, awal
terlebih
dahulu.
Selanjutnya

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

dan
sabtu

pertemuan ke 2-13 diberikan perlakuan.
1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,
apersepsi, presentasi, pemanasan.
2. Inti : materi permainan bola tangan.
a. Guru menyampaikan materi
permainan bola tangan mengenai
passing, dribbling, dan shooting.
b. Guru mendemonstrasikan setelah itu
memberikan tugas gerak kepada
siswa dalam pertemuan ke 1,2 dan3
yaitu untuk melakukan permainan
yang sesuai dengan apa yang
dijelaskan diawal oleh guru.
45 menit
c. Guru memperhatikan dan memantau
apa yang dilakukan setiap siswa,
guru melihat kekurangan dan
kelebihan dari setiap kelompok
sebagai bahan untuk evaluasi.
d. Siswa dikumpulkan dan mengkoreksi
gerakan yang salah serta memberikan
masukan untuk mempermudah siswa
dalam melakukan gerakan.
e. Siswa kembali melakukan permainan
bola tangan bersama kelompoknya
dengan melakukan gerakan yang
lebih baik.
10 menit
3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi,
tanya jawab, berdoa.

4-6
(minggu ke 2)

Selasa, 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,
kamis,
apersepsi, presentasi, pemanasan.
dan
2. Inti : materi permainan bola tangan.
sabtu
a. Dalam pertemuan ke 4 Setiap
kelompok diberikan kebebasan
untuk menciptakan suatu permainan
yang dikehendakinya (catatan
permainan yang dilakukan 2 vs 1
teknik yang digunakan passing dan
dribbling sebanyak 15 kali).
b. Dalam pertemuan ke 5 Setiap
kelompok diberikan kebebasan
untuk menciptakan suatu permainan
yang dikehendakinya (catatan
permainan yang dilakukan 2 vs 1
teknik yang digunakan dribbling dan
shooting sebanyak 15 kali).
c. Dalam pertemuan ke 6 Setiap

10 menit

45 menit

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

d.

e.

f.

g.

kelompok diberikan kebebasan
untuk menciptakan suatu permainan
yang dikehendakinya (catatan
permainan yang dilakukan 2 vs 1
teknik yang digunakan shooting dan
passing sebanyak 15 kali).
Guru tidak membatasi siswanya
untuk melakukan setiap tugasnya,
guru memberikan keleluasan kepada
siswa untuk bergerak secara aktif.
Guru memperhatikan dan memantau
apa yang dilakukan setiap siswa,
guru melihat kekurangan dan
kelebihan dari setiap kelompok
sebagai bahan untuk evaluasi.
Siswa dikumpulkan dan
mengkoreksi gerakan yang salah
serta memberikan masukan untuk
mempermudah siswa dalam
melakukan gerakan.
Siswa kembali melakukan
permainan bola tangan bersama
kelompoknya dengan melakukan
gerakan yang lebih baik.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi,

10 menit

tanya jawab, berdoa.

7-9
(minggu ke 3)

Selasa, 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,
kamis,
apersepsi, presentasi, pemanasan.
dan
2. Inti : materi permainan bola tangan.
sabtu
a. Dalam pertemuan ke 7 Setiap
kelompok diberikan kebebasan
untuk menciptakan suatu permainan
yang dikehendakinya (catatan
permainan yang dilakukan 2 vs 1
teknik yang digunakan passing,
dribbling dan shooting sebanyak 17
kali).
b. Dalam pertemuan ke 8 Setiap
kelompok diberikan kebebasan
untuk menciptakan suatu permainan
yang dikehendakinya (catatan
permainan yang dilakukan 2 vs 2
teknik yang digunakan passing,
dribbling dan shooting sebanyak 17
kali).
c. Dalam pertemuan ke 9 Setiap

10 menit

45 menit

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

d.

e.

f.

g.

kelompok diberikan kebebasan
untuk menciptakan suatu permainan
yang dikehendakinya (catatan
permainan yang dilakukan 3 vs 2
teknik yang digunakan passing,
dribbling dan shooting sebanyak 17
kali).
Guru tidak membatasi siswanya
untuk melakukan setiap tugasnya,
guru memberikan keleluasan kepada
siswa untuk bergerak secara aktif.
Guru memperhatikan dan memantau
apa yang dilakukan setiap siswa,
guru melihat kekurangan dan
pkelebihan dari setiap kelompok
sebagai bahan untuk evaluasi.
Siswa dikumpulkan dan
mengkoreksi gerakan yang salah
serta memberikan masukan untuk
mempermudah siswa dalam
melakukan gerakan.
Siswa kembali melakukan
permainan bola tangan bersama
kelompoknya dengan melakukan
gerakan yang lebih baik.

3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi,

10 menit

tanya jawab, berdoa.

10-12
(minggu ke 4)

Selasa, 1. Pendahuluan : berbaris, berdoa,
10 menit
kamis,
apersepsi, presentasi, pemanasan.
dan
2. Inti : materi permainan bola tangan.
sabtu
a. Dalam pertemuan 10, 11 dan 12 guru
membuat permainan dalam bentuk
sederhana. Dalam setiap kelompok
yang sama dibuatlah sistem
pertandingan dimana dalam
pertemuan ke 10 kelompok A vs B.
pertemuan ke 11 kelompok B vs C.
dan pertemuan ke 12 A vs C.
b. Guru memperhatikan dan memantau
apa yang dilakukan setiap siswa,
guru melihat kekurangan dan
kelebihan dari setiap kelompok
45 menit
sebagai bahan untuk evaluasi.
c. Siswa dikumpulkan dan
mengkoreksi gerakan yang salah
serta memberikan masukan untuk

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

mempermudah siswa dalam
melakukan gerakan.
3. Penutup : pendinginan, evaluasi, diskusi,

10 menit

tanya jawab, berdoa.
Dipertemuan ke 14 dilakukan tes akhir untuk
mengetahui hasil setelah diberikan perlakuan.

Idha Widiyaningsih, 2016
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAPKETERAMPILAN DASAR BOLA TANGAN DI MTS AL-MUSYAWARAH
LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu