Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Masa postpartum (nifas/puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
berlangsung selama enam minggu atau 42 hari (Ambarwati & Wulandari, 2008).
Pada masa ini menyusui merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Menciptakan kebiasaan menyusui yang baik sejak hari-hari pertama sangat penting
untuk kesehatan bayi dan keberhasilan menyusui (Linkages, 2004).
Laktasi atau menyusui terjadi dibawah pengaruh berbagai kelenjar endokrin,
terutama hormon-hormon hipofisis yaitu prolaktin dan oksitosin. Hubungan yang
utuh antara hipotalamus dan hipofisis akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin
dalam darah (Soetjiningsih, 1997).
Masalah yang sering dikeluhkan para ibu adalah suplai ASI yang kurang,
padahal ASI diproduksi berdasarkan permintaan bayi (Dinkes kota Surabaya, 2008).
Menyusui yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi (on demand) karena secara
alami bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Semakin sering bayi menyusu,
payudara


akan

memproduksi

ASI

lebih

banyak.

Produksi

ASI

selalu

berkesinambungan, setelah payudara disusukan, maka payudara akan terasa kosong
dan melunak (Suradi & Tobing, 2004).
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI

biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.
Menyusui lebih dini menyebabkan terjadinya perangsangan puting susu, yang
mengakibatkan terjadinya pembentukan prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi
ASI semakin lancar (Suradi & Tobing, 2004).

1

2

Kebanyakan ibu tidak tahu bahwa membiarkan bayi menyusu sendiri segera
setelah kelahiran atau yang biasa disebut proses inisiasi menyusu dini (IMD) sangat
bermanfaat. Kedekatan antara ibu dengan bayinya akan terbentuk dalam proses IMD
yang dilanjutkan dengan rooming-in/rawat gabung ibu dan bayi. Dengan
memisahkan ibu dengan bayinya ternyata daya tahan tubuh bayi akan turun hingga
mencapai 25% (Dinkes kota Surabaya, 2008).
UNICEF menyatakan, terdapat 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta
kematian anak balita di dunia setiap tahunnya. UNICEF menyebutkan bukti ilmiah
terbaru, yang juga dikeluarkan oleh Journal Pediatrics ini, bahwa bayi yang
diberikan susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan
pertama kelahirannya dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang

disusui oleh ibunya secara eksklusif. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia
maupun di dunia sebenarnya dapat diminimalisir dengan salah satunya melakukan
rooming-in/ rawat gabung (Mappiwali, 2008).
Rooming-in (rawat gabung) adalah satu cara perawatan di mana ibu dan bayi
yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah
ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam sehari
(Marjono, 1992).
Rooming-in memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja bayi
menginginkannya. Rawat gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu
dan bayinya, bayi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibunya selain
itu dapat memudahkan ibu beristirahat dan menyusui (Dinkes kota Surabaya, 2008).
Banyak Rumah Sakit yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama
ibunya selama 24 jam penuh, meskipun selama ini masih banyak RS yang masih
menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir

3

menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk
memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat. Bahkan makin sering ibu melakukan
kontak fisik langsung (skin to skin contact) dengan bayi akan membantu

menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst, dalam Mappiwali
2008).
Pada tahun 2005, Association American of Pediatics (AAP) mengeluarkan
kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan
mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun bayi menginginkannya.
Kondisi tersebut akan membantu kelancaran produksi ASI ( Mappiwali, 2008 ).
Menurut Lucie Erine Tamba Tahun 2010 pada penelitiannya yang bertujuan
untuk mengidentifikasi pengaruh rooming-in terhadap produksi ASI pada Ibu
Postpartum di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan 30
responden hasilnya tidak terdapat korelasi/hubungan bermakna antara pengaruh
rooming-in terhadap produksi ASI pada ibu postpartum. Dengan demikian, hipotesa
penelitian (Ha) ditolak artinya pengaruh rooming-in terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum gagal diterima. Tetapi Peneliti menegaskan jika dilihat dari data
pelaksanaan rooming-in yang diperoleh, hal ini diakibatkan oleh waktu pelaksanaan
rooming-in yang dilakukan sebagian besar tidak sesuai dengan konsep.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang ada
tidaknya pengaruh perawatan rooming-in terhadap produksi Asi pada ibu postpartum
di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015.
1.2


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diambil

adalah apakah ada pengaruh perawatan rooming-in terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum di RSU Fajar Medan Tahun 2015 ?

4

1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rooming-in terhadap

produksi ASI pada ibu postpartum di RSU Fajar Medan Tahun 2015
1.3. 2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan rooming-in terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum
b. Untuk mengetahui ibu yang bersalin di RSU. Fajar Medan yang
melaksanakan rooming-in berdasarkan data demografi

c. Untuk mengetahui kuantitas produksi ASI pada ibu postpartum dengan
pelaksanaan rooming-in
d. Untuk mengetahui kuantitas produksi ASI pada ibu postpartum
berdasarkan data demografi ibu
e. Untuk mengetahui adanya pengaruh rooming-in terhadap produksi ASI
pada ibu postpartum
1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Praktik Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi dan
masukan bagi bidan untuk menerapkan perawatan rooming-in dalam asuhan
kebidanan.
1.4.2 Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi
tenaga pendidik kebidanan untuk menambah pengetahuan peserta didik
tentang pengaruh perawatan rooming-in terhadap produksi ASI pada ibu
postpartum.

5


1.4.3 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi dan
sebagai bahan acuan bagi penelitian berikutnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSUP Haji Adam Malik Medan

20 131 79

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009

1 46 62

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

9 55 71

PENGARUH PIJAT LAKTASI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIGRAVIDA (Studi Pada Ibu Postpartum di Desa Rejoyoso, Kec. Bantur, Kab. Malang)

12 64 25

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

0 0 9

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

0 0 24

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

0 1 2

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

1 4 12

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun 2014 - DIGILIB

0 0 12

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PERILAKU PEMBERIAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perilaku Pemberian ASI pada Ibu Postpartum di RSU PKU Muhammadiyah Yogy

0 0 10