Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Usu Dengan Mahasiswa Iain-Su Terhadap Eksistensi Perbankan Syariah Di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pertengahan era 1970-an munculah bentuk Perbankan yang menggunakan
prinsip-prinsip Islam yang dikenal dengan sebutan Perbankan Islam. Perbankan
dengan prinsip Islam ini tidak hanya berkembang di negara-negara muslim
ataupun negara arab tetapi konsep ini berkembang di negara negara seperti;
Australia, Bahama, Kanada, Kepulauan Cayman, Denmark, Quernsay, Jersey,
Irlandia, Luxemburg, Swiss, Inggris, Amerika Serikat dan Kepulauan Virginia.
(Merwin dan Latifa, 2001 : 15).
Konsep Perbankan Islam yang bebas bunga tersebut muncul di Indonesia
pada tahun 90-an. Namun di Indonesia sendiri tidak menggunakan istilah
perbankan Islam tapi perbankan syariah. Perbankan syariah yang muncul di
Indonesia tetap juga menggunakan prinsip-prinsip Islam dalam pelaksanaannya.
(Ibid).
Sampai saat ini perkembangan perbankan syariah sangat menjanjikan.
Pada Oktober 2011 saja total aset perbankan syariah mencapai 130,5 Triliun, naik
dari Oktober 2010 yang memiliki asset 85,85 trilun (Bank Indonesia: 2011). Asset
dari perbankan syariah ini diakumulasikan dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit
Usaha Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Perkembangan

yang hampir mencapai 50% selama dari satu tahun membuat perbankan syariah
memiliki prospek yang menjanjikan dalam perkembangannya.

1
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia
Kriteria Perbankan

2005 2006 2007 Jun08 Sep08 Des08 Mar09 Apr09

Bank Umum Syariah
- Jumlah Bank

3

3

3


3

3

5

5

5

- Jumlah Kantor

304

349

401

405


497

581

635

642

- Jumlah Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS

19

20

26

28

28


27

26

25

- Jumlah Kantor

154

183

196

214

216

241


253

253

- Jumlah Bank

92

105

114

124

128

131

133


133

- Jumlah Kantor

92

105

185

195

199

202

208

209


Total Kantor

550

637

782

814

912

1024

1096

1104

Unit Usaha Syariah


Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Sumber : Statistik Perbankan Syariah – Bank Indonesia: 2009
Ket

: Tabel ini telah diubah sebagian oleh penulis.

2
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 1.1 terjadi perkembangan yang signifikan pada
jumlah kantor dari Bank umum syariah dan juga jumlah kantor unit usaha
syariah. Perkembangan dari tahun 2005-2009 saja meningkat mendekati 50%
walaupun pada pertengahan tahun 2008 terjadi penurunan jumlah Bank umum
yang memiliki unit usaha syariah.
Potensi perkembangan perbankan syariah di Indonesia juga memiliki
pospek yang cerah apalagi mayoritas penduduknya adalah ummat Islam.
Kalaulah secara matematis bukan hal yang sulit untuk mengembangkan sektor
perbankan syariah di Indonesia namun dalam aplikatifnya perlu adanya

sosialisasi dan edukasi terhadap eksistensi perbankan syariah itu sendiri.
Sudah saatnya perbankan syariah dapat bersaing dengan perbankan
konvesional dalam kualitas, pelayanan serta inovasinya. Konsep perbankan
syariah yang mengutamakan pencapaian Mashlahah bagi perbankan serta
nasabah harus digalakkan demi tercapainya keselamatan dan manfaat di dunia
dan akhirat.
Kondisi di Sumatera Sendiri juga memiliki perkembangan yang pesat
juga. potensi dan peluang perbankan syraiah di Indonesia khususnya Sumatra
Utara sangat besar. Sebab, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam dan
kesadaran beragama pun semakin meningkat. Umat Islam di Sumatra Utara
ingin menjalankan ajaran agamanya dengan sebaik mungkin, termasuk dalam
hal bermuamalah.
Nilai asset perbankan syariah untuk wilayah sumatera utara dan Aceh
hingga Januari 2013 mencapai Rp 9,91 triliun. Sedangkan aset bank syariah di

3
Universitas Sumatera Utara

Sumut sebesar Rp 8,91 triliun, naik dibanding Desember 2012 sebesar Rp 8,84
triliun.

Ekspansi usaha perbankan syariah di
masih

menunjukkan

perkembangan

Provinsi
positif

Sumatera Utara pada

yang

mengindikasikan

perkembangan perbankan syariah semakin diminati oleh masyarakat.
Penyaluran pembiayaan perbankan syariah pada triwulan ketiga sebesar
Rp 5,63


triliun atau tumbuh sebesar Rp 540 miliar dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Tahun 2012 saja, Financing to Deposits Ratio (FDR) pada
triwulan ini tercatat sebesar 127,09% pada triwulan ketiga tahun meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 111,14%.
Namun dibalik prospek serta potensi yang ada saat ini, tidak dapat
dihindari bahwa perkembangan bank syariah memiliki beberapa kelemahan
yaitu dari segi permodalan, sistem, produk dan jasa, sosialisasi serta sumber
daya manusianya. Permasalahan yang lebih krusial adalah permasalahan sumber
daya manusianya.

4
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2
Kondisi Sumber Daya Manusia Perbankan Syariah Indonesia
Sumber daya

Kondisi

Keterangan

Latar Belakang

18% SMU

Dominasi lulusan sarjana

Pendidikan Staf

21% D3

di Bank syariah

59% S1

Indonesia

2% S2
Kelompok keilmuan staf

10% Ilmu Syariah

Belum ada lulusan

90% Ilmu Konvensional

lembaga pendidikan
ekonomi Islam

Asal Karyawan

20% fresh Graduate PT

Kecenderungan

70% bank Konvensional

Pengaruh Framework

5% Bank syariah

konvensional dalam

5% Sumber lain

perkembangan bank
syariah

Sumber : Hasil Riset FE UI, 2003
Ket

: Tabel sudah diubah sebagian oleh penulis

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwasanya sumber daya manusia
yang mengisi kedudukan di perbankan syariah sangat sedikit yang memiliki
lapangan ilmu mengenai perbankan syariah. Adanya Kecenderungan pengaruh
konsep kerja perbankan syariah dalam perkembangan bank syariah membuat
belum jelas batasan perbedaan praktik perbankan syariah dengan perbankan

5
Universitas Sumatera Utara

konvensional. Minimnya lulusan dari ilmu ekonomi syariah yang bekerja di
perbankan syariah menjadikan landasan objek penelitiannya adalah mahasiswa.
Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang melalui proses pendidikan di
perguruan tinggi menjadi potensi utama dalam pengembangan perbankan
syariah kedepannya. Persepsi mahasiswa terhadap perbankan syariah perlu
diketahui agar mengetahui pemahaman mahasiswa tersebut sebelum berkerja di
perbankan syariah.
Penelitian ini juga tidak hanya dilakukan kepada mahasiswa di
perguruan tinggi yang sama tetapi dilakukan pada dua mahasiswa dari
perguruan tinggi yang berbeda yaitu Universitas Sumatera Utara (USU) dan
Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN-SU). USU ini memiliki latar
belakang ilmu yang konvensional sedangkan IAIN-SU memiliki latar belakang
keIslaman.
Mengenai kajian Perbankan syariah di USU, didalami oleh program
studi Ekonomi Pembangunan yang berada di Fakultas Ekonomi USU, dalam hal
mahasiswanya dalam memilih konsentrasi Ekonomi Syariah sedangkan di IAINSU terdapat program study khusus tentang Perbankan Syariah yang berada di
dalam Fakultas Syariah IAIN-SU.
Penelitian ini ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa dari kedua
perguruan tinggi tersebut karena mereka calon sarjana yang seharusnya terlebih
dulu dibekali pengetahuan mengenai perbankan syariah sehingga kelak bisa
bekerja secara profesional berlandaskan persepsi yang tepat akan perbankan

6
Universitas Sumatera Utara

syariah. Persepsi perlu diteliti karena sebagai gambaran pemahaman terhadap
praktik di perbankan syariah nantinya.
Mahasiswa dari kedua Universitas tersebut yang memiliki sudut pandang
yang berbeda dalam memahami Perbankan syariah membuat terjadinya
perbedaan-perbedaan persepsi dari masing-masing mahasiswa dari perguruan
tinggi tersebut. Perbedaan-perbedaan ini seharusnya tidak terjadi apabila setiap
mahasiswa mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan penerapan keilmuan
secara memadai dalam kehidupan akademisnya. Kemampuan seorang
mahasiswa untuk dapat mengerti dan memahami terhadap dipengaruhi oleh
lingkungan dimana dia berada. Penelitian mengenai persepsi mahasiswa ini
dilakukan karena mahasiswa tidak terlepas dari aktivitas akademis yang
menuntut mereka untuk mengecap pendidikan secara mandiri sehingga harus
memahami dan menerapkan keilmuannya dalam praktik sehari-hari.
Makanya

menjadi

kajian

pemahaman ataupun perspektif

menarik

bagaimana

membandingkan

mahasiwa di perguruan tinggi tersebut

mengenai perbankan syariah.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk
mengangkat suatu penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Persepsi
Mahasiswa USU Dengan Mahasiswa IAIN-SU Terhadap Eksistensi
Perbankan Syariah Di Indonesia”.

7
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang maka dapat
di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah persepsi Mahasiswa USU terhadap eksistensi Perbankan
Syariah berbanding mahasiswa IAIN-SU ?
2. Bagaimana perbandingan Persepsi Mahasiswa USU dengan mahasiswa
IAIN-SU terhadap pengaruh perbankan syariah terhadap masyarakat?
3. Bagaimana perbandingan Persepsi Mahasiswa USU dengan mahasiswa
IAIN-SU terhadap peran dan fungsi perbankan syariah?
4. Bagaimana perbandingan Persepsi Mahasiswa USU dengan mahasiswa
IAIN-SU terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia ?
5. Bagaimana perbandingan Persepsi Mahasiswa USU dengan mahasiswa
IAIN-SU terhadap prinsip dasar perbankan syariah ?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat perbandingan Persepsi Mahasiswa USU
dengan mahasiswa IAIN-SU terhadap eksistensi Perbankan syariah.
2. Untuk mengetahui tingkat perbandingan Persepsi Mahasiswa USU
dengan mahasiswa IAIN-SU terhadap pengaruh perbankan syariah
terhadap masyarakat.
3. Untuk mengetahui tingkat perbandingan Persepsi Mahasiswa USU
dengan mahasiswa IAIN-SU terhadap peran dan fungsi perbankan
syariah.

8
Universitas Sumatera Utara

4. Untuk mengetahui tingkat perbandingan Persepsi Mahasiswa USU
dengan mahasiswa IAIN-SU terhadap perkembangan perbankan syariah
di Indonesia.
5. Untuk mengetahui tingkat perbandingan Persepsi Mahasiswa USU
dengan mahasiswa IAIN-SU terhadap prinsip dasar perbankan syariah

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai upaya untuk mengetahui perbandingan mendasar persepsi
diantara mahasiswa dari kedua perguruan tinggi tersebut.
2. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi Perguruan tinggi tersebut
sehingga dapat menjadi acuan dalam perlaksanaan kurikulum mata
kuliah di Universitas masing-masing.
3. Sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa di USU
maupun di IAIN-SU terhadap yang akan melakukan penelitian
selanjutnya.

9
Universitas Sumatera Utara