Silabus dan SAP Mata Kuliah Metodologi S (1)

SILABUS
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Program Strata Satu (S-1 ) – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) – Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) + (PBA)
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam – Kode : 62F07 – Bobot : 2 sks – Semester Genap 2017-2018
Dosen : Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag – NIP : 19611110 199001 1001 – email : damhorila@yahoo.co.id
KOMPETENSI
DASAR

HASIL BELAJAR

INDIKATOR HASIL
BELAJAR

MATERI
PEMBELAJARAN

PENGALAMAN
BELAJAR

Mahasiswa
semakin

memahami
aspek-aspek
metode riset
yang berasaskan
al-Qur’an dan
al-Sunnah nabi
saw, dan
semakin
mengapresiasi
suatu aktivitas
penelitian untuk
memperluas
wawasan
sekaligus
memperkokoh
karakter
Islamiyah dalam
dinamika
kehidupan yang
makin sarat

dengan
persoalan.

Mahasiswa dapat :
1. Memahami secara
komprehensif
aspek-aspek MSI.
2. Mengembangkan
sikap kritis,
obyektif, responsif,
konstruktif,
inovatif terhadap
aspek-aspek MSI.
3. Mengembangkan
ketrampilan
mengobservasi
produk-produk
atas suatu
aktivitas
penelitian.

4. Mengkomunikasikan hasil observasi
dalam forummedia ilmiah.
5. Memperkokoh
karakter
Islamiyah.

Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan secara
komprehensif aspekaspek MSI.
2. Memperlihatkan sikap
kritis, obyektif,
responsif, konstruktif,
inovatif terhadap
aspek-aspek MSI.
3. Memperlihatkan hasil
observasi atas produkproduk aktivitas
suatu penelitian.
4. Menampakkan
kemauan yang makin
kuat melibatkan diri

dalam forum-media
ilmiah untuk
mengkomunikasikan
hasil observasi tsb.
5. Memiliki wawasan
keislaman dan keNKRI-an yang makin
komprehensif lagi
kokoh.
6. Memiliki semangat
yang makin kuat untuk
meningkatkan taqwa
kepada Allah swt.

1. Kebutuhan manusia
pada agama.
2. Agama : makna, unsur,
klasifikasi.
3. Islam : makna, sumber,
ajaran.
4. Tujuan dan tugas

hidup manusia.
5. Hubungan Islam (alQur’an dan al-Sunnah
nabi saw) dengan
kebudayaan.
6. MSI : makna, posisi,
urgensi, masa depan,
tujuan, sasaran.
7. MSI : paradigma,
pendekatan, metode.
8. Metodologi studi: alQur’an, al-Hadits,
‘aqidah, filsafat, fiqh,
tashawwuf, dakwah,
tarbiyah, perbandingan
agama, sejarah, dst.
9. Posisi Metodologi
Research ala
Renaisance dalam
Metodologi Studi
Islam.
10. Karakteristik hasil

aplikasi Metodologi
Studi Islam.

1. Kontinuitas mentaati
Kode Etik
Mahasiswa (KEM)
demi efektivitas
perkuliahan.
2. Mendengarkan
ceramah dosen.
3. Dialog antara dosenmahasiswa, dan antar
mahasiswa.
4. Menelaah rujukan
ilmiah, membuat
resume ke dalam
buku tulis atau softfile.
5. Mengobservasi hasil
penerapan MSI.
6. Menulis hasil
observasi tersebut

untuk
dipresentasikan ke
dalam forum ilmiah
dan/atau
dipublikasikan
melalui media
ilmiah.

1

PENILAIAN
1. Observasi
frekwensi
kehadiran
mahasiswa
dalam acara
perkuliahan.
2. Observasi
kreatifitas
mahasiswa

dalam acara
perkuliahan :
tanya jawab,
dialog, debat,
diskusi,
presentasi.
3. Observasi
realisasi tugas
individual dan
kelompok.
4. Observasi
realisasi Ujian
Tengah
Semester dan
Ujian Akhir
Semester.

SUMBER
BELAJAR
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perpustakaan.
Internet.
Jurnal ilmiah.
Majalah.
surat kabar.
Pakar MSI.
Institusi
penyelenggara
penelitian
keislaman.

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung


SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
IAIN Tulungagung – Program Strata Satu (S-1) – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) + (PBA) – Semester Genap 2017-2018M
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam – Kode : 62A05 – Bobot : 2 sks
Dosen : Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag – NIP. 196111101990011001
KE
01

TEMA PERKULIAHAN
a. Recek tulisan tangan.
b. Recek bacaan al-Qur’an.
c. Niat hadir di IAIN-TA.
d. Silabus dan SAP.

02

a. Manusia dan kebutuhannya.
b. Kebutuhan manusia pada
agama.
c. Agama : definisi, unsur,

klasifikasi.
d. Islam : definisi, nama,
sumber, ajaran.
e. Tujuan dan tugas hidup
manusia menurut Islam.
a. Kebudayaan : definisi, unsur,
macam, hubungan Islam
dengan kebudayaan.
b. MSI : definisi, posisi,
urgensi, tujuan, sasaran,
masa depan.
c. MSI : paradigma,
pendekatan, metode.
Metodologi Studi Al-Qur’ān.

03

04

05

Metodologi Studi Al-Hadīts
Nabi saw.

06

Metodologi Studi ’Aqīdah
Islāmiy.

07

Metodologi Studi filsafat
Islāmiy.

08

Metodologi Studi Fiqh Islāmiy.

TUJUAN
Untuk semakin memperkokoh kerja
sama sekaligus persaingan yang positif
antara dosen dengan mahasiswa dan
antar mahasiswa dalam interaksi
edukatif demi efektivitas perkuliahan.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.

SUBYEK
Dosen
Mahasiswa

Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.

Dosen
Mahasiswa

Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.

Penyaji-K.1
Pembanding-K.2
Dosen

2

Dosen
Mahasiswa

Penyaji-K.2
Pembanding-K.3
Dosen
Penyaji-K.3
Pembanding-K.4
Dosen
Penyaji-K.4
Pembanding-K.5
Dosen
Penyaji-K.5
Pembanding-K.6
Dosen

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

09

Metodologi Studi Tashawwuf
Islāmiy.

10

Metodologi Studi Dakwah
Islāmiy.

11

Metodologi Studi Pendidikan
Islāmiy.

12

Metodologi Studi Perbandingan
Agama.

13

Metodologi Studi Sejarah
Islām.

14

Posisi Metodologi Research ala
Renaisance dalam Metodologi
Studi Islām.

15

Karakteristik hasil aktualisasi
Metodologi Studi Islam.

16

Muhāsabah Perjalanan
Perkuliahan Satu Semester.

Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Untuk mendapatkan pemahaman yang
semakin komprehensif mengenai aspekaspek yang terkait dengan tema
tersebut.
Semakin memahami kelebihan dan
kekurangan perjalanan perkuliahan.

Penyaji-K.6
Pembanding-K.7
Dosen
Penyaji-K.7
Pembanding-K.8
Dosen
Penyaji-K.8
Pembanding-K.9
Dosen
Penyaji-K.9
Pembanding-K.10
Dosen
Penyaji-K.10
Pembanding-K.1
Dosen
Dosen
Mahasiswa
Dosen
Mahasiswa
Dosen
Mahasiswa

Catatan :
A. Deskripsi : Metodologi Studi Islam (MSI) merupakan bagian dari jajaran Mata Kuliah Kompetensi
Dasar (MKKD) yang relatif signifikan bagi pengembangan wawasan mahasiswa mengenai konsep
metode penelitian yang berasaskan al-Qur’an dan al-Sunnah nabi saw untuk mencari kebenaran di
era globalisasi yang semakin sarat persoalan dalam konteks memperkokoh “pandangan hidup
Islamiy” sebagai kunci utama penciptaan dinamika sistem kehidupan yang berkeadaban.
B. Tujuan : mahasiswa semakin menguasai secara komprehensif mengenai aspek-aspek metode
penelitian yang berasaskan al-Qur’an dan al-Sunnah nabi saw dalam perbandingan dengan
penelitian ala Renaisance yang berasaskan materialisme.
C. Kode etik dosen dan kode etik mahasiswa menjadi perekat kerja-sama antar dosen, antara dosen
dengan mahasiswa dan antar mahasiswa, sekaligus menjadi peroket persaingan antar mereka dalam
konteks interaksi edukatif.
D. Perkuliahan juga mengacu pada libur nasional dan cuti bersama (dalam file pdf).

3

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

E. Mata kuliah yang diampu oleh dosen mata kuliah ini pada semester ini pada Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung sebagai termaktub dalam Rekap Jadwal Mengajar Dosen
Semester Genap Tahun Akademik 2017-2018, adalah seperti di bawah ini.
NO
01
02
03
04
05
06
07
08

HARI
Senin
Senin
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Kamis
Kamis

JAM WIB
08.40-10.20
10.20-12.00
14.40-16.20
08.40-10.20
08.40-10.20
07.00-08.40
08.40-10.20
13.00-14.40

KELAS
PBA- 2-A
PBA- 2-B
PAI- 4-C
PAI- 4-B
PIAUD- 2-C
PAI- 4-D
PAI- 4-E
PAI- 4-F

RUANG
F.31
F.31
C.14
C.13
E.26
C.14
C.15
C.15

MATA KULIAH
MSI
MSI
Profesi Keguruan
Profesi Keguruan
MSI
Profesi Keguruan
Profesi Keguruan
Profesi Keguruan

F. Aktivitas mahasiswa perminggu dihitung berdasarkan 1 sks = 50 menit kegiatan terjadwal
bersama dosen, 60 menit tugas terstruktur, 60 menit tugas mandiri.
G. Perkuliahan berbasis research dengan pendekatan tematik dan cenderung pada strategi inquiri
daripada strategi ekspositeri. Metode perkuliahan : ceramah, dialog, diskusi, pemberian tugas, dan
ujian. Untuk diskusi terdiri dari dosen sebagai moderator, kelompok mahasiswa sebagai penyaji,
kelompok mahasiswa sebagai pembanding, dan kelompok mahasiswa sebagai peserta.
H. Setiap realisasi dialog, diskusi, tanya jawab, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester;
mahasiswa harus menyebutkan/menuliskan nomor urut sebagai termaktub dalam daftar hadir
mahasiswa.
I.

Contoh rujukan ilmiah terkait dengan tema-tema perkuliahan:
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Al-Qur’an al-Karīm.
Al-Sunnah nabi saw.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, 5th ed, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000.
Abu Bakar Muhammad, Membangun Manusia Seutuhnya Menurut Al-Qur’an, AlIkhlas,
Surabaya, n.d.
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Studi Agama, 1 st ed, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2005.
A. Hanafi, Theology Islam (Ilmu Kalam), 3rd ed, Bulan Bintang, Jakarta, 1979.
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, 3rd ed, Bulan Bintang, Jakarta, 1982.
Ahmad Norman Permata, ed : Metodologi Studi Agama, 1 st ed, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2000.
A. Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam, 2nd ed, Mizan, Bandung, 1993.
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecersasan Emosi dan Spiritual
Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, 7th ed, Arga, Jakarta, 2002.
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, 1 st ed, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta,
2007.
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam dan
Ummatnya, 3 rd ed, CV. Rajawali, Jakarta, 1991.
Endang Saifuddin Anshari, Agama dan Kebudayaan, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1980.
Faisal Ismail, Agama dan Kebudayaan, 1 st ed, PT. Alma’arif, Bandung, 1982.
H.M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, 2nd ed, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 1998.

4

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

16. H. Hamzah Ya’kub, Filsafat Ketuhanan, 2nd ed, PT. Alma’arif, Bandung, 1984.
17. Imam Munawir, Asas-Asas Kepeminpinan dalam Islam, Usaha Nasional, Surabaya, n.d.
18. M. Amin Abdullah, Studi Agama : Normativitas atau Historisitas, 2nd ed, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 1996.
19. M. Amin Abdullah, et.al, Islamic Studies dalam Paradigma Integrasi Interkoneksi
(Sebuah Antologi), 1 st ed, SUKA Press, Yogyakarta, 2007.
20. Malik B. Badri, Psikolog Islam di Lobang Buaya, U.P. Karyono, Yogyakarta, n.d.
21. Masjfuk Zuhdi, Ijtihad dan Problematikanya dalam Memasuki Abad XV Hijriyah, 1 st
ed, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1981.
22. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, 6th ed, Mizan, Bandung, 1994.
23. Moh. Nurhakim, Metodologi Studi Islam, 2nd ed, UMM Press, Malang, 2005.
24. M. Sirozi, et.al, Arah Baru Studi Islam di Indonesia Teori dan Metodologi, 1 st ed, ArRuzz
Media, 2008.
25. Mudlor Achmad, Manusia dan Kebenaran Masalah Pokok Filsafat, Usaha Nasional,
Surabaya, n.d.
26. Mudlor Achmad, Etika dalam Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, n.d.
27. Muhaimin, et.al, Dimensi-Dimensi Studi Islam, 1 st ed, Karya Abditama, Surabaya,
1994.
28. Mujamil Qomar, Pemikiran Islam Metodologis, Model Pemikiran Alternatif dalam Memajukan
Peradaban Islam, 1st ed, Kalimedia, Yogyakarta, 2015.
29. Ngainum Naim, Pengantar Studi Islam, 1 st ed, Teras, Yogyakarta, 2009.
30. Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, Metodologi Penelitian Agama Sebuah
Pengantar, 1 st ed, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989.
31. dan lain-lain yang dianggap relevan.
J. Tugas Terstruktur
1. Wajib : diskusi
Tugas individual : membaca rujukan ilmiah terkait dengan masing-masing tema perkuliahan
(sebelum dibahas di kelas), dan menyusun suatu pertanyaan analitis untuk disampaikan dalam
forum diskusi kelas, dan/atau menyusun suatu pemikiran yang relevan untuk disampaikan
dalam forum diskusi kelas.
Tugas kelompok penyaji: berkoordinasi internal masing-masing kelompok, membaca
rujukan ilmiah terkait dengan tema perkuliahan yang menjadi bagian kelompok, membuat
ringkasan isi dan ringkasan pendapat sebagai paparan ilmiah dengan tulisan tangan di atas
kertas folio bergaris memakai model catatan kaki, mempresentasikan ringkasan dalam
forum diskusi kelas sesuai urutan waktu yang ditentukan sekaligus merespon pertanyaan,
pemikiran, kritik dan saran dari peserta. Kalimat yang dibikin oleh kelompok ditulis dengan
tinta warna hitam, sedang kalimat yang dikutip dari rujukan ilmiah ditulis dengan tinta
warna biru.
Tugas kelompok pembanding : berkoordinasi internal masing-masing kelompok, menelaah
hasil kerja kelompok penyaji untuk diperoleh sisi perbedaan pemikiran berdasarkan
rujukan ilmiah dengan sajian tulisan tangan di atas kertas folio bergaris memakai model
catatan kaki, mempresentasikan dalam forum diskusi kelas sesuai urutan waktu yang
ditentukan sekaligus merespon pertanyaan, pemikiran, kritik dan saran dari peserta. Kalimat

5

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

yang dibikin oleh kelompok ditulis dengan tinta warna hitam, sedang kalimat yang dikutip
dari rujukan ilmiah ditulis dengan tinta warna biru.
Hasil kerja kelompok penyaji dan kelompok pembanding yang disertai foto-copy rujukan
ilmiah (semisal : halaman judul buku ilmiah yang memuat identitas penulis dan penerbit
serta tahun penerbitan, halaman yang dikutip diberi stabilo warna kuning-muda pada bagian
teks yang dikutip dan di sebelah kanan luar diberi nomor urut sesuai nomor catatan kaki),
dijilid-dibendel, dan diserahkan pada dosen paling lambat sehari sebelum hari H diskusi.
2. Sunnah : presentasi/publikasi karya ilmiah dan donor darah suka rela
a. Secara individual, mahasiswa yang telah mempresentasikan hasil karya ilmiahnya dalam
forum ilmiah atau telah mempublikasikan hasil karya ilmiahnya melalui media ilmiah,
disilakan menunjukkan bukti dan data pendukung kepada dosen untuk mendapatkan
penilaian.
b. Secara individual, mahasiswa yang telah rutin mendonorkan darahnya melalui Palang
Merah Indonesia (PMI), disilakan menunjukkan “Kartu Donor” kepada dosen paling akhir
dalam perkuliahan ke 6.
3. Mubah : pembuatan resume
Secara individual, mahasiswa membaca rujukan ilmiah terkait dengan masing-masing tema
perkuliahan, kemudian membuat resume pendapat dalam dalam buku tulis, atau soft-file dengan
model seperti di bawah ini.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, 5th ed, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000.
HAL RINGKASAN
1 Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
5 ... Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, yaitu mulai dari
dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan
teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan
rumah tangga, dan masih banyak lagi. Untuk memahami berbagai dimensi
ajaran Islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari
berbagai disiplin ilmu.
dst ...
K. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara berurutan. Jawaban bersifat analitis
berdasarkan data rujukan ilmiah melalui “kutipan langsung” model catatan kaki, sehingga “teks
kutipan” tidak bercampur-baur dengan “teks anda” sebagai latihan mencegah diri sendiri dari
tindakan plagiasi. Antar paragraf diberi jarak satu baris tanpa tulisan, dan paragraf terakhir sebagai
kesimpulan yang hanya terdiri dari satu kalimat. Kalimat yang dibikin oleh mahasiswa ditulis
dengan tinta warna hitam, sedang kalimat yang dikutip dari rujukan ilmiah ditulis dengan tinta
warna biru.

6

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

Foto copy data rujukan ilmiah terlampir (misal: halaman judul buku ilmiah yang memuat identitas
penulis, judul, penerbit, kota penerbit, tahun diterbitkan); diberi stabilo warna kuning-muda
pada bagian teks yang dikutip dan di sebelah kanan luar diberi nomor urut sesuai nomor catatan
kaki.
Hasil UTS dan UAS ditulis dengan tangan masing-masing mahasiswa pada kertas folio bergaris,
kemudian dijilid-dibendel bersama lampiran. Hasil UTS dikumpulkan dalam perkuliahan yang ke
06, dan hasil UAS dikumpulkan dalam perkuliahan yang ke 12.
Pada sampul depan hasil UTS dan UAS harus disertai identitas diri mahasiswa secara lengkap :
nama, NIM, kelas, dan nomor urut sebagai termaktub dalam daftar hadir.
Ujian Tengah Semester (UTS)
Bacalah berita di bawah ini dengan cermat :

Dua Alasan Islam Jadi Agama yang Paling Pesat di Dunia

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/08/13/ouk9dx428-dua-alasanislam-jadi-agama-yang-paling-pesat-di-dunia - diakses 14-08-2017
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pew Research Center mencatat Islam sebagai agama
yang tumbuh paling cepat di dunia. Bahkan, pemeluk Islam diperkirakan meningkat 70 persen dari
1,8 miliar pada 2015 menjadi tiga miliar pada 2050.
Editor senior yang fokus pada penelitian agama di Pew Research Center Michael Lipka menyusun
laporan berdasarkan riset yang dilakukan lembaganya beberapa tahun terakhir, mulai 2011 hingga
yang terbaru tahun ini. Dia mengatakan ada dua faktor utama di balik pertumbuhan Islam yang
diproyeksikan dengan cepat. “Keduanya melibatkan demografi sederhana,” kata dia dilansir dari
laman Pew Research Center (pewresearch.org), Ahad (13/8).
Pertama, dia menyebutkan, umat Islam memiliki lebih banyak anak daripada anggota kelompok
agama lainnya. Di seluruh dunia, setiap perempuan Muslim memiliki rata-rata 2,9 anak,
dibandingkan dengan 2,2 untuk semua kelompok agama lainnya.
Kedua, Muslim merupakan kelompok agama termuda. Artinya, ada banyak pemeluk agama Islam
berusia muda dibandingkan agama-agama besar lain. Rata-rata usia pemeluk agama Islam 24 tahun
pada 2015. “Tujuh tahun lebih muda dari usia rata-rata non-Muslim,” kata Lipka.
Dengan rata-rata pemeluk berusia produktif, dia menerangkan, mayoritas penduduk dunia yang
beragama Islam berada dalam fase sedang punya anak, atau segera punya anak. “Ini,
dikombinasikan dengan tingkat kelahiran akan meningkatkan jumlah populasi Muslim di dunia,”
kata dia.

7

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pew Research Center pada 2015, ada 1,8 miliar Muslim di
dunia, atau mencapai 24 persen dari populasi terbesar kedua. Angka ini membuat Islam menjadi
agama terbesar kedua di dunia.
Jumlah Muslim juga tersebar tidak hanya di Timur Tengah-Afrika Utara, di mana Islam muncul
pada abad ketujuh. Bahkan, penduduk dunia beragama Islam di wilayah ini hanya sekitar 20 persen
dari jumlah Muslim dunia.
Mayoritas Muslim di seluruh dunia (62%) tinggal di wilayah Asia Pasifik, termasuk populasi besar
di Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh. Indonesia saat ini merupakan negara dengan
populasi Muslim terbesar di dunia, namun Pew Research Center memproyeksikan bahwa India
akan menjadi negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak pada 2050.
“Sambil tetap menjadi negara dengan mayoritas Hindu, India akan punya lebih dari 300 juta
Muslim,” kata Lipka.
Lipka menyebutkan populasi Muslim di Eropa juga tumbuh. Pew memproyeksikan jumlah Muslim
di seluruh Eropa mencapai 10 persen dari keseluruhan populasi pada 2050.
“Kendati tidak mengubah populasi global, migrasi membantu meningkatkan populasi Muslim di
sejumlah wilayah, termasuk Amerika Utara dan Eropa,” kata Lipka.
Laporan Pew Research Center ini juga memperlihatkan hasil survei terbaru terkait dengan persepsi
Muslim terhadap ISIS. Hasilnya, kebanyakan orang di beberapa negara dengan populasi Muslim
yang signifikan memiliki pandangan bahwa ISIS merupakan organisasi yang merugikan. Misalnya,
hampir semua responden di Lebanon dan 94 persen di Yordania. Namun, di beberapa negara,
sebagian besar penduduk tidak punya pendapat tentang ISIS, termasuk 62 persen Muslim di
Pakistan.
Secara umum, kebanyakan Muslim juga mengatakan bom bunuh diri dan bentuk kekerasan lainnya
terhadap warga sipil atas nama Islam jarang atau tidak pernah dibenarkan. Survei ini termasuk 92
persen di Indonesia dan 91 persen di Irak.
Namun, di beberapa negara, tindakan kekerasan ini setidaknya kadang-kadang dapat dibenarkan,
termasuk 40 persen di wilayah Palestina, 39 persen di Afghanistan, 29 persen di Mesir dan 26
persen di Bangladesh.
“Dalam banyak kasus, orang-orang di negara-negara dengan populasi Muslim besar sama pedulinya
dengan negara-negara Barat tentang ancaman ekstremisme Islam, dan semakin khawatir dalam
beberapa tahun terakhir,” kata dia.
Survei Pew Research Center terhadap Muslim di 39 negara terkait pemberlakuan syariah Islam
mendapatkan jawaban beragam. Survei itu bertanya kepada Muslim apakah mereka menginginkan
hukum syariah, sebuah kode hukum berdasarkan Al Quran dan Hadits untuk menjadi hukum resmi
tanah di negara mereka. “Tanggapan atas pertanyaan ini sangat bervariasi,” kata dia.
Hampir semua Muslim di Afghanistan (99%) dan sebagian besar di Irak (91%) dan Pakistan (84%)
mendukung hukum syariah sebagai undang-undang resmi. Namun di beberapa negara lain, terutama

8

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

di Eropa Timur dan Asia Tengah-termasuk Turki (12%), Kazakhstan (10%) dan Azerbaijan (8%) relatif sedikit Muslim yang menyukai penerapan undang-undang syariah.
Pada tulisannya, Lipka juga menyebutkan, seperti kelompok agama manapun, keyakinan dan
praktik keagamaan umat Islam berbeda-beda tergantung pada banyak faktor, termasuk negara
mereka tinggal. Namun, Muslim di seluruh dunia hampir secara universal dipersatukan oleh
keyakinan. “Keyakinan satu Allah dan Nabi Muhammad SAW, serta praktik ritual keagamaan
tertentu seperti puasa selama Ramadhan,” ujar dia.
Soal UTS :
1. Mana yang tepat : penelitian oleh Pew Research Center tersebut cenderung pada riset
kuantitatif atau pada riset kualitatif.
2. Di mana letak kelemahan utama dari hasil penelitian oleh Pew Research Center tersebut, jika
dicermati dari aspek-aspek Metodologi Studi Islam.
3. Berdasarkan jawaban atas soal nomor 2 itu; maka bagaimana kritik (sanggahan, bantahan) anda
terhadap hasil penelitian oleh Pew Research Center tersebut.
Ujian Akhir Semester (UAS)
Bacalah dengan cermat berita di bawah ini.

Dekan Diduga Korupsi, Mahasiswa Ancam Pindah Kampus

http://regional.liputan6.com/read/3236785/dekan-diduga-korupsi-mahasiswa-ancam-pindahkampus?utm_source=lpfeed&utm_medium=lpfeed&utm_campaign=rss – diakses 24-01-2018
Liputan6.com, Kendari - Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) Sulawesi Tenggara
memanas. Kondisi ini dipicu adanya dugaan korupsi yang dilakukan salah seorang dekan di
universitas tersebut. Dekan itu dituding menggelapkan anggaran praktik mahasiswa saat menggelar
kegiatan di Bandung, Jawa Barat awal Januari lalu.
Ulah sang dekan ini memicu ribuan mahasiswa dari lima universitas di Sulawesi Tenggara
mendatangi kampus UMK, Selasa, 23 Januari 2018. Mereka menuntut rektor mencopot dekan itu.
Tuduhan korupsi terhadap dekan tersebut bukan tanpa sebab. Hal ini karena dekan dianggap tidak
transparan mengenai pengelolaan biaya perkuliahan. Ketika mempertanyakan alokasi
anggaran biaya perjalanan Studi Kerja Lapangan (SKL) di Bandung, yang sebesar Rp 16 juta, sang
dekan berang.
Tidak hanya mahasiswa yang kecewa atas tindakan sang dekan, ada delapan dosen yang memilih
mundur. Alasannya sama, karena dekan tidak transparan selama memimpin fakultas, serta
perlakuan tidak santun yang ditunjukkan kepada dosen-dosennya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari, Muhammad Nur membenarkan jika ada delapan
dosen mengundurkan diri. Dia mengaku sudah mengambil sikap terhadap sejumlah laporan
mahasiswa dan dosen terkait sikap dekan.

9

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

"Saat ini, semua laporan ini sudah kami serahkan ke Dewan Muhammadiyah Sulawesi Tenggara,
mereka yang akan putuskan apakah dekan akan dipindahkan atau tidak," ujar Muhammad Nur.
Keputusan akan dipertahankan atau tidak dekan yang diduga korupsi tersebut akan melalui proses
rapat pada Kamis, 25 Januari 2018. Rapat ini bakal diikuti dewan Muhammadiyah Sulawesi
Tenggara.
Di depan mahasiswa, Rektor UMK Muhammad Nur, menyatakan siap menerima kembali delapan
dosen yang sudah mengundurkan diri. Pihaknya mengakui, Universitas Muhammadiyah masih
membutuhkan tenaga pendidik.
"Kami siap menerima kembali mereka, kami membuka diri. Mudah-mudahan ini hanya keputusan
sesaat mereka sehingga mereka bisa segera kembali beraktivitas," ujar Muhammad Nur.
Namun, mahasiswa menilai rektor bersikap tidak tegas. Menurut Tata, salah seorang mahasiswa,
rektor seharusnya memanggil kembali dosen mereka yang sudah keluar.
"Tidak gampang mencari dosen dengan kemampuan bagus, kalau kampus sungguh-sungguh
memperhatikan dosen dan tidak memihak dekan, harusnya dipertahankan," ujar Tata.
Tidak hanya dosen yang hengkang dari UMK, tetapi mahasiswa pun memilih pindah. Tercatat, ada
belasan mahasiswa kampus UMK yang memilih meninggalkan kampus dan pindah ke kampus lain.
Keputusan pindah ini, diakui mahasiswa, karena jengkel atas sikap dekan dan kampus yang tidak
tegas terhadap dekan itu. Padahal, mahasiswa sudah membawa bukti-bukti terkait dugaan
penggelapan anggaran praktik mahasiswa dan aksi kekerasan, tetapi kampus lambat memutuskan
sikap.
"Daripada kita terus digantung dengan keputusan yang tidak jelas, lebih baik kami pindah saja,"
tegas Sofyan, salah satu mahasiswa.

)0(

122 Kepala Desa Jadi Tersangka Korupsi

https://antikorupsi.org/id/news/122-kepala-desa-jadi-tersangka-korupsi - diakses 25-01-2018
Friday, 9 December, 2016 - 14:59
Antikorupsi.org, Jakarta, 9 Desember 2016 – Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat
sebanyak 122 Kepala Desa atau Ketua Asosiasi Kepala Desa menjadi tersangka kasus korupsi. Hal
itu sekaligus menunjukkan bahwa kepala desa menjadi aktor yang paling sering ditetapkan sebagai
tersangka korupsi.
Peneliti ICW, Tama Satrya Langkun mengatakan, jumlah kasus dugaan korupsi yang terjadi di
tingkat desa mengkhawatirkan. “Dalam pantauan kami ada 133 kasus,” ujarnya dalam diskusi
‘Mengawal Dana Desa’ di Kalibata, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.

10

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

Dari 133 kasus tersebut, sebanyak 186 tersangka telah ditetapkan. Aktor selain Kepala Desa yang
telah ditetapkan mencakup aparat desa, pelaksana kegiatan ekonomi desa, kelompok tani, dan
warga. Terdapat juga rekanan atau penyedia barang dan jasa, pendamping, dan fasilitator PNPM.
Aktor terbanyak kedua yang ditetapkan menjadi tersangka korupsi yaitu aparat desa, yang meliputi
sekretaris desa, bendahara, dan kelengkapan desa. Jumlah keseluruhan aktor aparat desa yang
tercatat menjadi tersangka korupsi sebanyak 26 orang.
Modus yang paling sering digunakan yaitu penggelapan dan penyalahgunaan anggaran.
“Penggelapan ada 64 orang, anggaran yang disalahgunakan sebanyak 21 orang,” imbuh Tama.
Adapun potensi kerugian negara dalam kasus korupsi di tingkat desa mencapai jumlah 205 Milyar.
Menanggapi hal tersebut, Tama mengatakan, perhatian lebih terhadap desa saat ini diperlukan.
“Desa itu battlefield program dari pemerintah atau swasta, juga tempat perebutan sumberdaya.”
Keberadaan UU Desa menurutnya akan memberikan implikasi luas terhadap desa di Indonesia yang
mencapai jumlah 74 ribu.
Untuk itu Tama menggarisbawahi pentingnya peran masyarakat sipil dalam hal tersebut.
“Masyarakat sipil bisa melakukan pengawasan terhadap dana desa.”
Diskusi ‘Mengawal Dana Desa’ merupakan rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Internasional
(HAKI) 2016. Hadir pembicara lain dalam diskusi tersebut yaitu Budiman Sudjatmiko, Anggota
Komisi II DPR RI, dan Wawan Wardiana, Plh. Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK)

)0(

KPK: Suap Bupati Jombang untuk Tetapkan Jabatan Kadinkes Definitif

https://news.detik.com/berita/3849444/kpk-suap-bupati-jombang-untuk-tetapkan-jabatan-kadinkesdefinitif - diakses 05-02-2018
Minggu 04 Februari 2018, 16:58 WIB
Jakarta - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko diduga menerima Rp 200 juta dari Inna
Sulestyowati, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemkab Jombang. Pemberian
suap itu diduga agar Nyono mengangkat Inna sebagai Kadinkes Pemkab Jombang definitif.
"Diduga pemberian uang dari IS (Inna Sulestyowati) kepada NSW (Nyono Suharli Wihandoko)
agar Bupati menetapkannya dalam jabatan Kepala Dinas Kesehatan definitif," ucap Wakil Ketua
KPK Laode M Syarif di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Minggu (4/2/2018).
Syarif menyebut duit itu berasal dari kutipan jasa pelayanan kesehatan atau dana kapitasi. Duit itu
dikumpulkan sejak Juni 2017 sekitar total Rp 434 juta dengan pembagian 1 persen untuk
Paguyuban Puskesmas se-Jombang, 1 persen untuk Kadinkes, dan 5 persen untuk Bupati.

"Atas dana tersebut, IS telah menyerahkan kepada NSW sebesar Rp 200 juta pada Desember 2017,"
ucap Syarif.

11

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

Selain itu, ada pemberian lainnya dari Inna kepada Nyono sebesar Rp 75 juta. Uang itu berasal dari
pungutan liar (pungli) yang dilakukan Inna dari penerbitan izin operasional sebuah rumah sakit
swasta di Jombang.
"Dari pungli tersebut diduga telah diserahkan kepada NSW pada 1 Februari 2018 sebesar Rp 75
juta. Diduga sekitar Rp 50 juta telah digunakan NSW untuk membayar iklan terkait rencananya
maju dalam pilkada Bupati Jombang 2018," kata Syarif.
Nyono telah ditetapkan sebagai tersangka penerima suap, sedangkan Inna dijerat sebagai pemberi
suap. KPK menyayangkan kepala daerah petahana masih melakukan praktik-praktik suap seperti
ini.

)0(

Mental Politik Transaksional

http://news.metrotvnews.com/editorial-media-indonesia/nbw32G6b-mental-politik-transaksional diakses 05-02-2018
Rabu, 24 Jan 2018 08:29 WIB
POLITIK negeri ini masih tidak beranjak dari urusan kekuasaan semata. Perebutan jabatan serta
kursi kepemimpinan tetap mengemuka, sedangkan politik gagasan dan kerakyatan makin
terpinggirkan. Praktik politik semacam itu tidak terkecuali terjadi di tubuh partai politik.
Padahal, kehidupan partai merupakan entitas politik untuk mengartikulasikan kepentingan rakyat.
Kehadiran partai politik menjadi elemen yang sangat menentukan terhadap penyelenggaraan negara
untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang prorakyat.
Jika sebelumnya konflik berkepanjangan di Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan, kini
giliran Partai Hati Nurani Rakyat dilanda konflik internal.
Aksi saling pecat berlangsung antara kubu Oesman Sapta Odang dan Syarifuddin Sudding. Sudding
menggalang 27 DPD dan 401 DPC untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa yang direstui
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto. Mereka memecat Oesman Sapta dan menggantinya
dengan Daryatmo.
Namun, Oesman Sapta melawan, mengumpulkan 17 DPD Hanura dan menyatakan menolak hasil
munaslub. Kemelut menyebar ke daerah. Saling pecat dan klaim terjadi antarpengurus daerah.
Bahkan, aksi saling lapor pun menjadi bagian drama konflik. Oesman Sapta dilaporkan ke polisi
dengan dugaan menggelapkan uang partai lebih dari Rp 200 miliar.
Oesman Sapta membalasnya dengan melaporkan tiga orang yang menudingnya itu, yakni Ari
Mularis, Sudewo, dan Dadang Rusdiana. Namun, yang lebih penting, konflik Hanura membuka
ceruk yang lebih dalam perihal kebiasaan partai politik. Dana Rp 200 miliar yang disimpan Oesman
Sapta itu berasal dari mahar politik para kandidat kepala daerah yang didukung Hanura pada
Pilkada 2018.
Dana sebesar itu merupakan mahar politik dengan nilai terbesar yang pernah ada. Fakta itu
menegaskan pelaku politik transaksional masih leluasa beraksi di negeri ini, bebas membajak
demokrasi untuk kepentingan elite dan kroni mereka semata. Inilah ancaman nyata bagi demokrasi,

12

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

saat uang menjadi penentu utama dalam proses kepemimpinan.
Dengan pola rekrutmen yang berfondasi pada akar transaksional tersebut, hampir pasti para calon
kepala daerah ketika terpilih nanti tidak akan mementingkan masyarakat yang sudah memilih
mereka. Sebaliknya, mereka akan mengupayakan berbagai cara untuk mengembalikan uang yang
sudah dikeluarkannya lewat, apalagi kalau bukan korupsi.
Ini semestinya diperlakukan sebagai perilaku politik menyimpang yang seharusnya dengan tegas
diberantas. Badan Pengawas Pemilu mestinya proaktif untuk mengusut pidana pemilu ini. Apalagi
UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menegaskan mahar
politik dilarang.
Undang-undang tersebut juga membubuhkan sanksi tegas bagi pelaku praktik uang mahar. Dalam
Pasal 47 UU disebutkan tiga bentuk sanksi. Pertama, jika terbukti dengan putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, parpol yang bersangkutan dilarang mengajukan calon pada periode
berikutnya di daerah yang sama. Kedua, terkait dengan pembayaran mahar atau imbalan tersebut,
KPU dapat membatalkan penetapan calon kepala daerah. Ketiga, parpol atau gabungan parpol yang
terbukti menerima imbalan atau mahar akan didenda 10 kali lipat dari nilai imbalan yang diterima.
Jika perilaku lancung praktik mahar politik tidak dituntaskan dan tidak masuk proses hukum,
demokrasi transaksional yang mendominasi. Sebaliknya, politik gagasan lama-kelamaan punah.
Selain itu, kontestasi politik sekadar menjadi ajang untuk melahirkan para koruptor.

)0(

Sinopsis atas berita mengenai kasus suap dan/atau korupsi :
Melalui berbagai media massa cetak dan elektronik hampir setiap hari dikabarkan kasuskasus suap dan/atau korupsi. Kasus suap dilakukan oleh pihak penyuap kepada pihak yang
disuap dengan besaran mulai dari jutaan rupiah sampai milyaran rupiah, agar keinginan
pihak penyuap dipenuhi, semisal ketika pihak penyuap menginginkan jabatan tertentu.
Kasus korupsi dilakukan oleh pejabat tertentu untuk keuntungan diri sendiri individu,
keuntungan individu dan keluarga, keuntungan individu dan keluarga serta kelompok orang
tententu (kroni). Para penyuap dan para koruptor di Indonesia yang telah ditangkap oleh
aparat penegak hukum, ternyata mayoritas dari mereka adalah muslīm-muslīmah lulusan
jalur pendidikan formal; baik dari penyandang gelar sarjana, magister, maupun doktor.
Soal UAS :
1. Hadirkan kategori “manusia sehat” dalam perspektif mata kuliah Metodologi Studi Islam.
2. Hadirkan kategori “manusia sakit” dalam perspektif mata kuliah Metodologi Studi Islam.
3. Dalam perspektif mata kuliah Metodologi Studi Islam, koruptor semisal pihak penyuap dan
pihak yang disuap itu termasuk dalam kategori “manusia sehat” atau “manusia sakit”, dan
sertakan implikasinya.
L. Materi kuliah yang dalam bentuk file dapat dicopy oleh seluruh mahasiswa melalui seorang
perwakilan dari setiap kelas pada perkuliahan perdana.

13

HAR – SAP – MSI-2- 2017-2018 – FTIK – IAIN Tulungagung

M. Bila diperlukan, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen di kampus.
Tulungagung, 10 Pebruari 2018
Dosen

)0(

14