Proposal tugas akhir revisi docx

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA PENGARUH DROP TEGANGAN PADA UPS 900 VA
MENGGUNAKAN LAB VIEW

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu ( S1 )

Diajukan Oleh ;
MIRZA YANUAR

NIM : 2011010002

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG-SELATAN
2015

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

: MIRZA YANUAR

NIM

: 2011010002

Program Studi

: Teknik Elektro

Fakultas

: Teknik

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa proposal skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya sebagai bahan rujukan.


Pamulang, Juni 2015

MIRZA YANUAR
NIM 2011010002

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PENGARUH DROP TEGANGAN PADA UPS 900 VA
MENGGUNAKAN LAB VIEW

Oleh:

MIRZA YANUAR
(2011010002)

Telah diperiksa dan disetujui serta dianggap layak untuk diuji secara lisan melalui
Sidang proposal oleh :

Pembimbing I


(

Pembimbing II

)

(

)

Ketua
Program Studi Teknik Elektro

( Syaiful Bakhri, ST.M.Eng.Sc,Ph.D. )
NIDN : 9904014235

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN

ANALISA PENGARUH DROP TEGANGAN PADA UPS 900 VA
MENGGUNAKAN LAB VIEW

Oleh:

MIRZA YANUAR
2011010002

Menerangkan bahwa Proposal Tugas Akhir ini telah berhasil dipertahankan dalam
Sidang Tugas Akhir disetujui serta diterima sebagai bagian persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pamulang.

Pamulang, Juni 2015
Menyetujui,

Penguji I

(

Penguji II

)


(

Mengetahui,
Ketua Program Teknik Elektro

( Syaiful Bakhri, ST.M.Eng.Sc,Ph.D. )
NIDN : 9904014235

BAB I

)

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika,listrik merupakan salah satu
kebutuhan pokok,hampir semua kebutuhan manusia bergantung pada peralatan listrik. Baik
peralatan tersebut digunakan dalam lingkup industri maupun perumahan. Yang merupakan
aplikasi pendukungsuatu pekerjaan antara lain komputer, mesin-mesin listrik, televisi, lampu
dan lain sebagainya.

Pada lingkup sebuah perusahaan yang mengharuskan keteresediaan energi listrik secara
Continue atau secara terus-menerus, seperti pada sebuah kantor pelayanan atau pada sebuah
rumah sakit, yang peralatannya menggunakan sistem komputer yang selalu aktif dan
membutuhkan suplai energi listrik yang baik untuk menunjang pekerjaannya.
Untuk mengantisipasi gangguan listrik seperti padamnya suplai energi listrik atau
gangguan tengangan listrik yang tidak stabil, terutama untuk komputer yang membutuhkan
suplai energi listrik yang baik dan sangat peka pada gangguan listrik. Maka dibutuhkan
sebuah UPS “Uninterruptible Power Supply”. Jika terjadi gangguan yang mengakibatkan
listrik padam atau mengakibatkan tidak stabilnya tegangan listrik, UPS akan segera
memberikan cadangan listrik (Back up) saat suplai listrik dari PLN padam dan memperbaiki
tegangan listrik jika terjadi gangguan naik atau turunnya tegangan.
Tetapi UPS juga dapat gangguan yang membuat kinerjanya menjadi tidak maksimal
yang mengakibatkan UPS tidak mampu mem-back up saat terjadi gangguan, pada
kesempatan kali ini saya akan membahas dan menganalisa

pengaruh dari drop tegangan

(under voltage) yang menyebabkan gangguan suplai daya dari UPS pada perangkat elektronik
kususnya komputer.
1.2 Rumusan Masalah

Pada pembuatan tugas akhir ini saya akan meneliti dan menganalisa faktor penyebab
dan efek drop tegangan yang terjadi yang menyebabkan kegagalan UPS untuk mem-back
up

atau memberikan suplai listrik cadangan kepada komputer atu perlengkapan

elektronika lainyang disebabkan oleh faktor gangguan Brownout/Sag maupun faktor yang
disebabkan dari komponen UPSnya sendiri.

1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditentukan pada penelitian tugas akhir ini adalah, tentang
perangkat UPS berkapasitas 900 VA dan menganalisa faktor penyebab dan efek dari drop
tegangan yang dialami oleh UPS dan pengaruhnya pada beban-beban atau perangkat
elektronika.
Untuk pengambilan data analisa drop tegangan kami menggunakan hardware NI
myRIO dan software labVIEW.
1.4

Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan proposal tugas akhir ini adalah Menganalisa pengaruh drop


tegangan pada UPS 900 VA ( kondisi yang berpengaruh pada beban ) dengan menggunakan
NI myRIo software labVIEW.
1.5

Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui penyebab dari drop tegangan dan efeknya pada UPS dan beban yang di

back up nya.
1.6

Metode Penelitian
Alur penelitian yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah dengan tahapan :

1.

Studi literatur dan materi kuliah, dilakukan dengan membaca materi tentang drop
tegangan pada sistem kelistrikan.

2.


Melakukan pengukuran pada saat UPS kondisi by pass, suplai daya dari PLN.

3.

Melakukan pengukuran pada saat UPS kondisi bekerja, suplai daya dari baterai.

4.

Mengambil data dengan software National Instruments labVIEW

5.

Menyimpulkan dari proses analisa dan pengambilan data.

1.7

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penyusunan proposal skripsi ini adalah Bab pertama


pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian,dan sistematika penulisan. Pada Bab kedua landasan teori, pada
bab ini berisikan tentang gambaran umum Uninterrupted Power Supply (UPS), karakteristik
beban, pengertian tentang drop tegangan (under voltage) , Standar drop tegangan, faktor yang
menyebabkan drop tegangan (under voltage) , pengaruh drop tegangan pada UPS. Kemudian
Bab ketiga berisikan tentang flow chart pengukuran, software labVIEW, tabel pengukuran
pada kondisi UPS by pass dan kondisi bekerja.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

UPS ( Uninterrupted Power Supply )
UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi memberi daya sementara ketika daya utama

dari jaringan padam, daya sementara ini bersumber dari daya DC yang disimpan pada baterai
charger. UPS pada umumnya dihubungkan dengan beban-beban kritis sehingga ketika suplai
daya dari jaringan utama padam beban-beban kritis ini tetap mendapat pasokan daya dari

UPS. Secara umum, ada empat komponen utama dari suatu UPS, yaitu :
2.1.1

Baterai
Merupakan penyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia yang bekerja pada

tegangan searah (DC) dengan ukuran baterai ditentukan oleh kapasitas daya dan waktu backup yang diperlukan.
2.1.2

Penyearah atau charger

Mengkonversikan daya listrik dari bentuk bolak-balik (AC) menjadi searah (DC). Tugas
dari penyearah atau charger adalah menjaga energi yang tersimpan di baterai agar selalu
dalam kondisi penuh dan juga untuk memasok kebutuhan daya inverter pada kondisi normal.
Penyearah yang akan digunakan adalah penyearah dengan 4 buah dioda (penyearah
gelombang penuh).
2.1.3

Inverter

Adalah alat untuk mengkonversikan daya listrik dari bentuk searah (DC) menjadi bolakbalik (AC). Inverter dikendalikan dengan teknik modulasi lebar pulsa atau PWM (Pulse
Width Modulation) agar dihasilkan gelombang tegangan keluaran yang bentuknya mendekati
sinusoidal setiap saat, kebutuhan daya beban dipasok melalui inverter.
2.1.4

Saklar bypass statik

Adalah saklar semikonduktor yang akan melindungi UPS saat terjadi gangguan atau saat
terjadi pembebanan lebih.

Gambar 2.1 Skema UPS
( Sumber : www.elektronika dasar.co.id )
2.2

Sifat Beban

Dalam sistem tenaga listrik dikenal ada tiga sifat dari beban yaitu :
2.2.1

Beban Resistif

Adalah beban yang hanya mengkonsumsi daya aktif saja, yang terdiri dari komponen ohm
saja (resistance), dengan faktor daya sama dengan satu dimana tegangan dan arus sefasa.
Contohnya adalah elemen pemanas ( heating element ), lampu pijar dan resistor.

Gambar 2.2 Karakteristik gelombang resistif
( Sumber : http://1800x0xx.blogspot.com/2012/10/estimasi-beban-dan-pembangkit.html)
2.2.2

Beban Induktif

Beban Induktif muncul akibat adanya lilitan kawat (kumparan) yang terdapat di berbagai
alat-alat kelistrikan, seperti motor, trafo, relay. Kumparan tersebut dibutuhkan oleh alat-alat

listrik untuk membangkitkan medan magnet yang merupakan proses kerjanya. Sehingga
pembangkitan medan magnet tersebut yang menjadikan beban induktif pada rangkaian arus
listrik. Sebagai contoh pada sistem kerja motor induksi yang bekerja berdasarkan
pembangkitan medan magnet pada sisi stator untuk menginduksi rotor, sehingga pada rotor
tercipta medan magnet lawan yang akan mengikuti medan magnet berputar pada sisi stator.
Beban untuk membangkitkan medan magnet putar pada stator membutuhkan energi listrik
khusus.

Gambar 2.3 Rangkaian listrik AC dengan beban induktif
( Sumber : http://1800x0xx.blogspot.com/2012/10/estimasi-beban-dan-pembangkit.html)
Kumparan memiliki sifat untuk menghalangi timbulnya nilai arus listrik pada gelombang
arus sinusoidal, perubahan naik turun gelombang tersebut yang ternyata dihalangi oleh
kumparan dalam sebuah rangkaian listrik AC. Sehingga mengakibatkan arus listrik tertinggal
sebesar 90⁰ dari tegangan dalam grafik sinusoidal arus dan tegangan listrik . Maka istilah ini
disebut dengan beban Lagging (arus tertinggal tegangan).

Gambar 2.4 Gelombang listrik AC dengan beban induktif murni
( Sumber : http://1800x0xx.blogspot.com/2012/10/estimasi-beban-dan-pembangkit.html )
Pada grafik diatas nampak bahwa karena pergeseran gelombang arus listrik maka nilai
daya menjadi bergelombang sinusoidal, pada seperempat gelombang pertama daya diserap
oleh beban induktif, namun pada seperempat gelombang kedua daya dikembalikan lagi ke

sumber listrik. Hal ini menunjukan bahwa beban induktif murni tidak mengkonsumsi daya
nyata sedikitpun, tapi hanya memakai daya reaktif saja.
2.2.3

Beban Kapasitif

Beban kapasitif adalah beban yang memiliki kemampuan kapasitansi / menyimpan energi
yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit.

Gambar 2.5 Rangkaian listrik beban kapasitif
( Sumber : http://1800x0xx.blogspot.com/2012/10/estimasi-beban-dan-pembangkit.html)
Pada gambar diatas diketahui bahwa kapasitor mendapat suplai tegangan AC, maka
kapasitor akan menyimpan dan melepaskan tegangan listrik sesuai dengan perubahan
tegangan masuknya. Sehingga peristiwa ini mengakibatkan arus mendahului tegangan
sebesar 90⁰ yang istilahnya disebut Leading (arus mendahului tegangan).

Gambar 2.6 Gelombang listrik AC dengan beban kapasitif
( Sumber : http://1800x0xx.blogspot.com/2012/10/estimasi-beban-dan-pembangkit.html)
Pada gelombang sinusoidal diatas nampak bahwa plot daya listrik yang dibutuhkan untuk
menanggung beban kapasitor juga berbentuk sinusoidal, daya listrik bernilai positif (daya
diserap kapasitor) pada setengah gelombang pertama sinusoidal daya, dan bernilai negatif
(daya dilepaskan kapasitor) pada setengah gelombang kedua.

2.3

Pengertian Drop Tegangan
Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh

tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang saluran
dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Besarnya jatuh
tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. Besarnya batas atas dan
bawah ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan jatuh tegangan
praktis pada batas-batas tertentu dengan hanya menghitung besarnya tahanan masih dapat
dipertimbangkan, namun pada sistem jaringan khususnya pada sistem tegangan menengah
masalah indukstansi dan kapasitansinya diperhitungkan karena nilainya cukup berarti .
Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban. Tegangan
jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh V pada
penghantar semakin besar jika arus I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan
penghantar Rℓ semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya
kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya hingga
berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan. Atas dasar hal tersebut maka tegangan
jatuh yang diijinkan untuk instalasi arus kuat hingga 1.000 V yang ditetapkan dalam persen
dari tegangan kerjanya.

2.3.1

Standar Tegangan

standar tengangan yang ditentukan oleh PLN (SPLN), perancangan jaringan dibuat agar
jatuh tegangan di ujung diterima 10%. Tegangan jatuh pada jaringan disebabkan adanya
rugi tegangan akibat hambatan listrik (R) dan reaktansi (X). Jatuh tegangan phasor Vd pada
suatu penghantar yang mempunyai impedansi (Z) dan membawa arus (I) dapat dijabarkan
dengan rumus :
Vd=I.Z………………………………………………………………….1
pada pembahasan ini yang dimaksudkan dengan jatuh tegangan (∆V) adalah selisih antara
tegangan kirim (Vk) dengan tegangan terima (VT), maka jatuh tegangan dapat didefinisikan
adalah :
∆V = ( Vk ) – (VT )………………………………………….....……..2

Karena adanya resistansi pada penghantar maka tegangan yang diterima konsumen (Vr) akan
lebih kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga tegangan jatuh (Vdrop) merupakan selisih
antara tegangan pada pangkal pengiriman (sending end) dan tegangan pada ujung penerimaan
(receiving end) tenaga listrik. Tegangan jatuh relatip dinamakan regulasi tegangan
VR (voltage regulation) dan dinyatakan oleh rumus :

……………………………………………………….3
Dimana :
Vs = tegangan pada pangkal pengiriman
Vr = tegangan pada ujung penerimaan
Untuk menghitung jatuh tegangan, diperhitungkan reaktansinya, maupun faktor dayanya
yang tidak sama dengan satu, maka berikut ini akan diuraikan cara perhitunganya. Dalam
penyederhanaan perhitungan, diasumsikan beban–bebannya merupakan beban fasa tiga yang
seimbang dan faktor dayanya (Cos φ) antara 0,6 s/d 0,85. tegangan dapat dihitung
berdasarkan rumus pendekatan hubungan sebagai berikut :
(∆V ) = I ( R . cos φ + X . sin φ ) L………………………………..4
Dimana :
I = Arus beban ( Ampere )
R = Tahanan rangkaian ( Ohm )
X = Reaktansi rangkaian ( Ohm )

2.3.1

Resistansi Penghantar

Pada dasarnya semakin panjang jaringan, harga resistansinya akan semakin besar, sehingga
jatuh tegangan yang terjadi juga semakin besar. Maka besarnya resistansi pada jaringan listrik dapat
dicari dengan rumus persamaan berikut:

……………………………………………………….1
Dimana:

R

: Resistansi (Ω),

l

: Panjang kawat penghantar (m),

A

: Luas penampang kawat (m2),

ρ

: Tahanan jenis (Ωm).

Tahanan penghantar mempunyai suhu maksimum yang telah distandarkan oleh pabrik
pembuatnya (maksimum 30°C untuk Indonesia), perubahan suhu sebesar 1°C dapat menaikkan
tahanan penghantar. Perubahan tahanan nilai taha.nan ini disebut koefisien temperatur dari tahanan
yang diberi simbol α, nilai α dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Perubahan nilai tahanan terhadap
suhu, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Rt2 = Rt1[1 + αtl(t2 –t1)] ………………………………………2
Dimana:
Rt2 = Tahanan pada temperatur t2 dalam (Ω)
Rtl = Tahanan pada temperatur ti dalam (Ω)
αtl

= Koefisien temperatur dari tahanan pada temperatur t1 dalam °C

a

n=

1
T 0+T 1

….............................................................................….3

an=( T +T )=1 ….........................................................….............4
0

1

T 0+T 1=
T 0=

1
……......................................................................5
an

1
−T 1 …..........................................................................6
an

Dimana T0 = Temperatur pada penghantar aluminium ( 0C )

............................................................………7

Dimana:
Rt2 = resistan pada suhu t2 ( Ω / km)
Rt1 = resistan pada suhu t1 ( Ω / km)
t1 = suhu normal penghantar ( °C )
t2 = suhu yang ditentukan ( °C )
Table Nilai T0 dan α untuk bahan konduktor standar

Gambar 2.8
(Sumber : Hutauruk T.S., 1985, “Transmisi Daya Listrik” penerbit Erlangga. Jakarta. Hal 7-8)

2.3.3

Perhitungan Susut Daya
Susut daya (Rugi Daya) pada jaringan merupakan hilangnya daya tahanan pada

penghantar. Susut daya dapat disebabkan karena rugi pada tahanan itu sendiri dan rugi karena
kebocoran (leakage loss). Susut Daya dinyatakan oleh persamaan:
∆P= I2. R. L ……………………....................................8
Dimana :
∆P

= Susut Daya (W)

I

= Arus Beban (A)

R

= Tahanan kawat per fasa (Ω/km)

L

= Panjang Jaringan (km)

2.4 Faktor penyebab drop tegangan
Besar kecilnya jatuh tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Tahanan saluran
2. Arus saluran
3. Faktor daya (Cos φ)

4. Panjang saluran
Akibat adanya impedansi saluran dan beban maka antara tegangan sumber (V s) dan
tegangan penerima (Vp) ada perbedaan. Dimana tegangan penerima akan selalu lebih kecil
dari tegangan sumber (Vs>Vp). Selisih tegangan tersebut disebut jatuh tegangan (V). Secara
umum jatuh tegangan adalah V=Vs-Vp.
1. Besar beban pada suatu titik (tiang ) tidak sama pada fasa yang satu dengan fasa yang
lainnya, walaupun dilihat dari gardu, beban tiap fasanya mungkin sama besar
diantaranya disebabkan oleh prilaku beban konsumen yang tidak teratur.
2. Beban dilihat dari gardu tidak sama untuk masing – masing fasa, sudah pasti beban
ditiap tiang tidak sama.
3. Pembagian atau penempatan beban di masing- masing fasa tidak sama.
2.5 Pengaruh drop tegangan pada UPS
Dalam terminologi power quality, under voltage dikategorikan sebagai fenomena long
duration voltage variation. Berbeda dengan voltage DIP yang berlangsung cepat, under
voltage biasanya terjadi dalam kurun waktu diatas 1 menit. Menurut IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineers), penurunan tegangan biasanya berkisar menjadi 80 %
hingga 90% dari nominal voltagenya.
Dampak yang ditimbulkan drop tegangan atau Undervoltage dapat mengakibatkan
overheat, malfunction hingga premature fail (kerusakan dini). Beberapa perangkat yang
sering menjadi sasaran adalah perangkat-perangkat yang menggunakan motor seperti
refrigerators, dryers dan air conditioners. Sementara itu, perangkat-perangkat perangkat yang
menggunakan battery charging seperti UPS dapat mengalami kegagalan pengisian.
Penyebab dari drop tegangan sendiri cukup beragam. under voltage disebabkan oleh adanya
low distribution voltage yang digunakan untuk mensupply beban-beban yang berarus tinggi
(heavy load). Undervoltage juga dapat ditimbulkan oleh adanya proses switching off dari
capasitor bank.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Studi Literatur
Studi literatur adalah sebuah kajian penulis yang berisi tentang referensi-referensi yang

berkitan dengan analisa drop tegangan (undervoltage) yang berupa materi kuliah, skripsi,
jurnal publikasi dan karya-karya ilmiah lainnya. Dalam tahap ini penulis mengkaji teori
tersebut dari berbagai sumber.
3.2

Waktu Pengukuran
Penelitian dengan judul Pengaruh drop tegangan pada UPS 900 VA menggunakan

labVIEW dilakukan dengan menggunakan software labvIEW, Pengukuran ini akan
dilaksanakan pada tegangan dalam kedaan normal dan pada saat tegangan dalam keadaan
drop atau undervoltage saya akan mengambil waktu pengukuran saat listrik dalam keadaan
beban puncak yaitu pada sekitar pukul 18.00 – 20.00 WIB dan juga saat sumber listrik
diberikan beban yang membutuhkan daya yang besar dalam, keadaan UPS dalam kondisi
bypass (suplai daya dari PLN).
3.3

Pengumpulan Data
Pada tahapan ini data yang diambil adalah dengan melakukan langsung observasi di

lapangan, untuk pengukuran :
1. Tegangan (volt)
2. Arus (ampere)
3. Daya (watt)
4. Faktor daya
5. Frekuensi (Hz)
kemudian dianalisa dengan perhitungan mengenai data yang didapatkan.

3.4

Pengolahan Data
Setelah mendapatkan data dari hasil pengukuran langsung, hasil dari pengukuran di

masukan ke dalam tabel-tabel pengukuran.
3.5

Alat dan Bahan
Peralatan yang akan di pergunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari :

3.5.1

Hardware
Hardware yang akan digunakan pada pengukuran ini adalah NI myRIo

Gambar 3.1 National Instruments my RIO
( Sumber : http://www.ni.com/myrio )
3.5.2

Software

Sedangkan software yang dipakai adalah LabVIEW yaitu pemograman yang diproduksi
oleh National Instruments dengan konsep yang berbeda. Perbedaan bahwa labVIEW
menggunakan pemograman yang berbeda dengan Software pemograman yang lain seperti C+
+, matlab atau visual basic terletak pada bahasa pemograman yaitu labVIEW menggunakan
pemograman berbasis grafis atau blok diagram sementara Software pemograman lainnya
menggunakan basis teks. Pemograman labVIEW dikenal dengan sebutan Vi atau Virtual
Instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah Instrument.
3.6

Flowchart Metode Penelitian
Bagan alur (flowchart) metode pengukuran : Mulai, Pengukuran arus inpun dan output

pada ups dalam kondisi tegangan normal, menganalisa tegangan dalam kondis drop tegangan
yang biasanya terjadi pada waktu beben puncak , analisa hasil dan data, kesimpulan hasil
pengukuran dan Selesai, dengan Menggunakan National Instruments labVIEW dapat
diilustrasikan pada gambar berikut

mulai

Pegukuran tegangan pada
kondisi normal

pengukuran tegangan saat
mengalami gangguan
undervoltage

Analisa hasil
dan data

Hasil
kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Flow chart metode pengukuran

3.7

Tabel Pengukuran Beban UPS

3.7.1

Beban Keadaan Normal (Suplai Daya dari PLN)

Pengukuran

Beban
(ohm)

Tegangan
(V)

Arus
(A)

Daya
(watt)

Frekuensi
(Hz)

Daya
(watt)

Frekuensi
(Hz)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3.7.2

Beban Keadaan Normal(Output dari UPS)

Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Beban
(ohm)

Tegangan
(V)

Arus
(A)

10

3.7.3

Beban Keadaan Undervoltage (Suplai Daya dari PLN)

Pengukuran

Beban
(ohm)

Tegangan
(V)

Arus
(A)

Daya
(watt)

Frekuensi
(Hz)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3.7.4

Beban Keadaan Undervoltage (Suplai Daya dari Baterai)

Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Beban
(ohm)

Tegangan
(V)

Arus
(A)

Daya
(watt)

Frekuensi
(Hz)