ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN KRED (2)

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT
(Studi pada PT Pertagas Niaga)
Cathryna R. B. Simangunsong 1, Arief Budi Prasetyo 2
1

Politeknik Negeri Jakarta
([email protected])
2
Politeknik Negeri Jakarta
[email protected]
Abstrak
Sistem informasi perusahaan adalah database informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Bagian terintegrasi pada sistem informasi adalah subsistem yang difokuskan pada pencatatan dan
pengolahan dokumen akuntansi penjualan. Pada perusahaan yang berorientasi memperoleh laba,
penjualan merupakan bagian terpenting didalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus didukung
oleh adanya sistem informasi penjualan yang baik agar informasi yang diperlukan unuk pengambilan
keputusan dapat dihasilkan dengan kualitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
mengamati dan menganalisis penerapan sistem informasi penjualan kredit pada PT. Pertagas Niaga
termasuk juga mengidentifikasi sistem pengendalian internal yang melekat pada sistem informasi
penjualan tersebut. Dasar metode penelitian ilmiah yang diterapkan adalah analisis kualitatif deskriptif
dimana data dikumpulkan melalui pengamatan dan tanya jawab kepada pihak yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas, yaitu Manager Asistant of Accounting and Budgeting. Terhadap jawaban atas
setiap pertanyaan dilakukan analisis. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada sistem informasi
akuntansi penjualan kredit pada PT Pertagas Niaga terdapat keunikan tersendiri dalam proses bisnisnya,
dimana dalam setiap transaksi gasnya harus dibuat sebuah perjanjian jual beli gas (PJBG). PJBG ini tidak
mempunyai standar baku dari perusahaan. Selain itu, aktivitas penerimaan pesanan dan penyaluran gas
serta pembelian terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Hal ini mengakibatkan tidak adanya
persediaan barang dagangan. Hal lain yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah bahwa sistem
akuntansi penjulan kredit pada PT Pertagas Niaga telah memiliki sistem pengendalian internal yang
efektif. Hasil analisis serta kesimpulan yang diperoleh akan memberikan saran bagi sistem informasi
akuntansi PT Pertagas Niaga.
Kata kunci: sistem informasi, proses bisnis, penjualan kredit, sistem informasi penjualan kredit,
pengendalian internal.

Abstract
Enterprise information system is a database of information for management decision making. Integrated
section on the information system is a subsystem that is focused on recording and processing sales
accounting documents. On profit-oriented company sales is an important part in the company. Therefore,
companies must be supported by the presence of a good sales information system so that information
needed for decision making can be produced with good quality. This study aims to determine, examine
and analyze the application of the information system of credit sales at PT. Pertagas Niaga, as well as to

asses and identify the company's internal control system attached to the sales information system. The
basic scientific research method applied is the descriptive qualitative analysis where data is collected
through observation and interview to parties related to the issues discussed, that is the Manager Asistant
of Accounting and Budgeting.Based on the analysis performed on the credit sales information system at
PT Pertagas Niaga the company is unique in the business process, where the gas in each transaction must
be made of a gas sales agreement (GSA). GSA has no basic standard. In addition, the activity of the order
receipt and distribution of gas and purchases occur in about the same time. This resulted in the absence of
the merchandise inventory. Another thing that can be delivered in this study is that the credit sales
information system at PT Pertagas Niaga has an effective internal control system. The results of the
analysis and conclusions obtained will provide recommendations for the accounting information system
of PT Pertagas Niaga.
Keywords: information system, business process, credit sales, credit sales information system, internal
control.

2

Pendahuluan
Salah satu strategi yang dilakukan
oleh perusahaan untuk meningkatkan
penjualannya adalah dengan memberi

fasilitas penjualan secara kredit kepada
pelanggannya. Dengan adanya fasilitas
penjualan secara kredit, pelanggan dapat
melakukan pembelian dengan junlah yang
lebih besar, sehingga dengan demikian
tujuan perusahaan untuk mendapatkan
laba sebesar-besarnya bisa tercapai.
Namun demikian, penjualan harus
dikelola dan dikendalikan dengan baik,
karena penjualan adalah pendorong utama
dalam seluruh kegiatan perusahaan dan
merupakan titik dimana perusahaan
melakukan kontak dengan pelanggan.
Penjualan dapat menurun dengan sangat
mudah apabila pelanggan merasa
terganggu dengan proses penjualan yang
tidak memadai dan praktek penagihan
yang salah. Karena dalam proses
penjualan yang tidak memadai dapat
terjadi pengiriman barang yang tidak

tepat, waktu pengiriman yang terlalu
lama, dan pengendalian yang buruk. Hal
ini mengakibatkan kerugian, bahkan
dalam keadaan terburuknya perusahaan
dapat mengalami kebangkrutan. Oleh
karena itu, perusahaan membutuhkan
sistem informasi akuntansi penjualan
yang baik untuk mengendalikan berbagai
masalah yang terjadi dalam perusahaan
termasuk mencatat transaks-transaksi
yang ada pada siklus penjualan.
Sistem informasi akuntansi adalah
sebuah sistem yang mengumpulkan,
mencatat, menyimpan, dan memproses
data untuk menghasilkan informasi bagi
para pembuat keputusan (Romney &
Steinbart, 2014). Fokus dari sistem
informasi akuntansi penjualan adalah
proses pengolahan data menjadi informasi
untuk perusahaan. Sistem informasi

akuntansi
memberikan
informasi
keuangan bagi manajemen untuk
kepentingan pengambilan keputusan.

Informasi yang berkualitas baik sangat
membantu dalam pengambilan keputusan
Dengan adanya sistem informasi
akuntansi, pelanggan dapat terbantu
dalam melakukan kegiatan transaksinya
terhadap perusahaan. Hal ini dapat
digambarkan
dengan
kemudahan
pelanggan dalam menentukan pilihannya
terhadap suatu produk, informasi harga
yang jelas, dan syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi untuk membeli sebuah
produk dalam tahap pemesanan yang

merupakan subsistem pada fungsi
pemesanan
dari
sistem
informasi
akuntansi. Tanpa sistem informasi
akuntansi, pelanggan harus menggunakan
katalok berbentuk hard copy yang
mungkin cukup tebal dan menyulitkan
dalam menentukan pilihan produk dan
harga yang ditawarkan. Kemudahan yang
didapatkan oleh pelanggan menyebabkan
mereka lebih memilih produk yang
ditawarkan dibanding perusahaan lain,
sehingga dengan penerapan sistem
informasi akuntansi dalam penjualan
kredit, semakin meningkatkan penjualan
yang dan akhirnya meningkatkan laba.
Pentingnya
sistem

informasi
akuntansi membuat perusahaan harus
menerapkannya pada penjualan secara
kredit, sehingga dapat merupakan sebuah
pilihan yang wajib bagi perusahaan.
Dalam
banyak
hal
termasuk
penjualan kredit, sistem informasi
akuntansi yang baik harus mengandung
pengendalian internal yang efektif atas
kegiatan penjualan secara kredit seperti
penereimaan pesanan, persetujuan atas
penjualan kredit, serta pemisahan tugas
antara fungsi penerimaan pesanan, fungsi
manajerial persetujuan penjualan kredit,
fungsi
pencatatan,
dan

fungsi
pergudangan. Sistem informasi akuntansi
penjualan
kredit
yang
memiliki
pengendalian internal yang efektif dapat
mendeteksi jika terjadi kesalahan
Sistem informasi akuntansi penjualan
kredit
membentuk
sebuah
siklus

3

penjualan kredit. Secara umum siklus ini
berisi transaksi penjualan, penerimaan
kas, retur penjualan, piutang tak tertagih
(Messier, W. dkk., 2014). Siklus ini dapat

berakhir pada dua kemungkinan, yakni
penerimaan kas atau piutang yang tak
tertagih, dimana piutang tak tertagih ini
yang harus dicadangkan pada setiap akhir
periode
merupakan
gambaran
keberhasilan
perusahaan
dalam
memberikan persetujuan penjualan kredit
dan dalam manajemen penagihan.
Selain terjadinya pengiriman barang
yang tidak sesuai dan tidak tepat waktu
serta pemilihan harga yang salah dan lain
sebagainya yang dapat dikomplain oleh
pelanggan, sistem informasi akuntansi
penjualan yang tidak dikelola dengan
baik serta pengendalian internal yang
tidak efektif yang melekat pada sistem

tersebut dapat memberikan dampak buruk
pada laporan keuangan.
Bentuk salah saji yang material
akibat dari sistem informasi akuntansi
serta pengendalian yang tidak efektif
sangat penting untuk dihindari, karena
apabila hal ini terjadi dapat menyesatkan
pembaca laporan keuangan dalam
melakukan keputusan bisnis Oleh karena
dalam sistem informasi akuntansi
penjualan kredit yang baik setiap fungsi
yang terdapat pada siklus penjualan dapat
terlihat oleh fungsi lainnya, sehingga
tidak mungkin terjadi pengakuan
penjualan dini kecuali dengan sengaja. Di
sisi lain pengakuan penjualan yang
terlambat juga mungkin terjadi tanpa
disengaja
pada
sistem

akuntansi
penjualan kredit yang buruk ataupun
secara manual dan akan mengakibatkan
kurang saji pada penjualan dan aset. Baik
pengakuan terlalu dini ataupun terlalu
lama dalam penjualan harus dihindari
dalam kegiatan operasi perusahaan. Oleh
karena itu sisteminformasi akuntansi
harus dikelola dengan baik dan berbasis
pengendalian internal yang efektif.

Sistem informasi akuntansi penjualan
kredit berbasis pengendalian internal
yang efektif sangat penting untuk
menghindari
terjadinya
pengakuan
penjualan terlalu dini yang dapat
mengakibatkan salah saji material yang
adalah fatal terutama pada penjualan yang
material. Hal lain yang bersifat disengaja
yang dapat menyebabkan salah saji pada
siklus penjualan adalah penjualan fiktif
dan masih terdapat hal-hal lain yang
bersifat tidak disengaja. Namun jika
sistem dan pengendalian internal berjalan
dengan baik dan efektif, setiap
kesahalahan yang terjadi akandapat
dideteksi. Demikian pentingnya sistem
informasi
akuntansi
berbasis
pengendalian internal pada perusahaan
untuk menghindari salah saji yang
material yang akan dapat menyesatkan
pembaca laporan keuangan.
Kajian Literatur
Romney dan Steinbart (2014: 3)
menyatakan, bahwa “sistem adalah
serangkaian dua atau lebih komponen
yang saling terkait dan berinteraksi untuk
mencapai
tujuan”.
Mereka
juga
mengatakan, bahwa sistem terdiri dari
beberapa
subsistem
yang
saling
terkoordinasi yang menunjang sistem
tersebut. Selain itu, baik Romney dan
Steinbart maupun para ahli lainnya
mengatakan, bahwa sistem terdiri atas
tiga unsur utama yakni masukan (input),
proses (process), dan keluaran (output).
Input adalah suatu hal yang akan diolah
ke dalam sistem. Process adalah kegiatan
mengolah data yang telah dimasukan.
Output adalah hasil dari input yang telah
diolah.
Menurut Romney dan Steindbart
(2014) informasi berasal dari sebuah data.
Data adalah fakta yang dikumpulkan,
disimpan, dan diproses oleh sistem
informasi. Agar dapat menjadi sebuah
informasi yang berguna, data harus
dikelola terlebih dahulu melalui sebuah

4

sistem. Untuk itulah muncul sistem
informasi yang berfungsi sebagai
pengolah data agar menjadi sebuah
informasi
yang
berguna
bagi
penggunanya. Sebuah informasi yang
tidak mengandung karakteristik di atas
dapat menurunkan nilai guna dan
menyesatkan
pengguna
informasi
tersebut. Sebagai contoh, informasi yang
tidak relevan dapat menyebabkan
keputusan yang dibuat berdasarkan
informasi tersebut menjadi tidak tepat
dengan kondisi pada saat keputusan itu
dibuat.
Richardson V.J. dkk. (2013: 4)
mendefinisikan
sistem
informasi
akuntansi (SIA) sebagai “sebuah sistem
yang
mencatat,
memproses,
dan
melaporkan
data
transaksi
untuk
menyediakan informasi keuangan dan
non keuangan untuk membuat keputusan
dan pengendalian internal pada tingkat
yang tepat untuk transaksi tersebut”.
Romney dan Steinbard (2014) juga
mengatakan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi dapat meningkatkan nilai
organisasi. Para pakar tersebut di atas
menjelaskan, bahwa Sistem Informasi
Akuntansi dapat meningkatkan nilai
organisasi
Penjualan merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh penjual dalam menjual
barang atau jasa dengan harapan
memperoleh laba dari adanya transaksitransaksi tersebut dan penjualan dapat
diartikan sebagai pengalihan atau
pemindahan hak kepemilikan atas barang
atau jasa dari pihak penjual ke pembeli
(Mulyadi, 2016: 106).
Penjualan sendiri terbagi menjadi dua
yakni, penjualan tunai dan penjualan
kredit. Penjualan kredit adalah “penjualan
yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mengirimkan barang sesuai
dengan order yang diterima dari pembeli
dan untuk jangka waktu tertentu,
perusahaan mempunyai tagihan kepada
pembeli tersebut” (Menurut, 2016: 167).

Sedangkan penjualan tunai didefinisikan
oleh
Mulyadi
(2016:
379)
mendefinisikannya sebagai “penjualan
yang dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mewajibkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang
terlebih
dahulu
sebelum
barang
diserahkan perusahaan kepada pembeli”.
Namun demikian, dalam kegiatan
transaksi yang berjumlah besar pada
umumnya lebih sering digunakan
penjualan secara kredit.
Metode Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif yang
memadukan
penelitian
kepustakaan
(library research) dan penelitian lapangan
(field research) yang
pengkajiannya
dilakukan secara qualitative descriptive.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
studi kasus pada perusahaan PT Pertagas
Niaga yang merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang penjualan gas
alam. Penelitian ini memerlukan data
primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara dengan
bagian Akuntansi dan pengamatan
langsung di tempat bekerjanya sistem
selama tiga bulan. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari dokumen yang
berkaitan dengan sistem informasi
penjualan dan pengendalian internal.
Hasil dan Pembahasan
PT Pertagas Niaga adalah perusahaan
yang menjual produknya secara kredit.
Penjualan kredit dipilih karena produk
yang dijual oleh PT Pertagas Niaga
adalah gas alam yang pengalirannya
kepada pelanggan harus melalui fasilitas
tertentu
dan
penagihan
hanya
dimungkinkan untuk dilakukan setelah
satu periode penyaluran gas, sangat tidak
efisien jika penagihan dilakukan setiap
hari setelah pemakaian oleh pelanggan.
Oleh karena itu, dalam menjalankan
penjualan kreditnya PT Pertagas Niaga

5

menggunakan sistem infomasi akuntansi
penjualan kredit. Untuk menunjang
sistem informasi akuntansi penjualan
kredit PT Pertagas Niaga menggunakan
sebuah software yang bernama MySAP.
MySAP ini adalah sebuah software yang
dipesankan secara khusus oleh PT
Pertagas Niaga dari sebuah perusahaan
Singapura. Penggunaan software MySAP
ini diharapkan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dan tidak hanya
sebatas pada sistem informasi akuntansi
penjualan kredit semata.
Sistem informasi akuntansi penjualan
kredit pada PT Pertagas Niaga memiliki
sebuah siklus penjualan yang terdiri atas
beberapa aktivitas.
Pada umumnya sistem informasi
akuntansi penjualan kredit terdiri dari
beberapa aktifitas yang berdiri sendiri.
Namun, pada PT Pertagas Niaga terdapat
beberapa aktifitas yang sangat terikat
dengan aktifitas lainnya dimana aktifitas
tersebut tidak dapat dipisahkan. Keadaan
ini
disebabkan
oleh
proses
pendistribusian gas yang tepat setelah
order diterima dari pelanggan dan
aktivitas penagihan yang sekaligus
mencakup penerimaan kas.
Dengan adanya penggabungan dua
aktivitas, keseluruhan proses yang terjadi
dalam sistem informasi akuntansi
penjualan kredit pada PT Pertagas Niaga
menjadi lebih pendek dan lebih
sederhana. Walapun sistem tersebut lebih
sederhana dibandingkan sistem informasi
pada umumnya, analisis harus dilakukan
pada setiap aktivitas yang merupakan
subsistem dari sistem tersebut. Hal ini
bertujuan agar hasil analisis lebih akurat
dan dapat diandalkan. Setelah semua
analisis dilakukan pada setiap aktivitas,
akan
dilakukan
analisis
terhadap
pengendalian internal sistem informasi
akuntansi penjualan kredit pada PT
Pertagas Niaga.
Aktivitas
yang
pertama
kali
dilakukan oleh PT Pertagas Niaga dalam

melakukan bisnisnya adalah membuat
perjanjian jual beli gas (PJBG). Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, PJBG
berfungsi sebagai acuan utama bagi PT
Pertagas Niaga dan pelanggannya dalam
melakukan transaksi. Untuk membuat
sebuah PJBG yang telah disepakati oleh
PT Pertagas Niaga dan pelanggannya,
terlebih dahulu dilakukan penawaran
kepada calon pelanggan.
Penawaran akan dilakukan oleh staff
commercial kepada calon pelanggan.
Apabila calon pelanggan setuju untuk
melakukan transaksi dengan PT Pertagas
Niaga, diadakan pertemuan antara
direktur utama PT Pertagas Niaga
didampingi oleh fungsi commercial
dengan direktur utama dari perusahaan
pelanggan untuk membahas lebih detail
mengenai syarat dan ketentuan yang akan
berlaku selama transkasi berlangsung.
Syarat dan ketentuan yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak kemudian dimuat
dalam sebuah PJBG dan ditandatangani
oleh direktur utama PT Pertagas niaga
dan
direktur
utama
perusahaan
pelanggan. Adapun dalam hal transaksi
terkait produk jaringan gas kota /city gas
yang menandatangani PJBG dari pihak
pelanggan
adalah
pejabat
yang
bertanggung jawab. Setelah PJBG
ditandatangi kedua belah pihak, maka
kegiatan jual beli gas dapat dimulai.
Berdasarkan penjelasan di atas,
analisis
dalam
pembuatan
PJBG
ditekankan pada kegiatan penawaran
yang dilakukan oleh staff commercial
kepada
calon
pelanggan.
Staff
commercial harus selalu mendapatkan
informasi terkini atas kondisi produk
yang dijual oleh PT Pertagas Niaga dan
kondisi pasar dari produk tersebut.
Dengan memahami kondisi produk dan
kondisi pasarnya, staff commercial dapat
memberikan penawaran secara tepat.
Setelah PJBG disepakati oleh PT
Pertagas Niaga dan pelanggannya,
pelanggan dapat mulai mengkonsumsi

6

gas yang disalurkan oleh PT Pertagas
Niaga. Meter gas officer pada gas station
akan menyalurkan gas setiap harinya
kepada
pelanggan
sesuai
dengan
ketentuan dalam PJBG. Setelah gas
disalurkan, Meter gas officer akan
mencatat nominal gas yang disalurkan
sesuai dengan nominal yang tertera pada
alat pengukur debit gas setiap harinya.
Meter gas officer harus membuat tiga
rangkap dokumen laporan penyaluran gas
bulanan yang berisi total nominal dari
seluruh catatan penyaluran gas harian
dalam satu bulan.
Pada setiap akhir bulan meter gas
officer harus mengirimkan laporan
penyaluran gas bulanan beserta dokumen
pendukung seperti laporan dari alat
pengukur debit gas kepada CNG staff
atau LNG staff (sesuai dengan jenis
gasnya). Laporan dari meter gas tidak
dapat dimanipulasi oleh meter gas officer.
Kemudian CNG staff atau LNG staff
melakukan pemeriksaan terhadap laporan
penyaluran gas bulanan dan dokumen
pendukungnya. Apabila tidak terdapat
kejanggalan satu rangkap laporan
penyaluran gas bulanan akan diarsipkan
sementara
satu
rangkap
laporan
penyaluran gas bulanan dan dokumen
pendukung akan diserahkan pada
accounting & budgeting staff agar
dilakukan penjurnalan atas piutang usaha
pelanggan dan dibuatkan invoice.
Setelah dilakukan analisis pada setiap
aktivitas dalam siklus penjualan kredit
yang terdapat dalam sistem informasi
akuntansi penjualan kredit PT Pertagas
Niaga,
analisis
selanjutnya
akan
dilakukan pada pengendalian internal atas
sistem tersebut. Analisis pengendalian
internal ini akan dilakukan dengan
membuat beberapa tabel pertanyaan
pengendalian internal. Tabel-tabel ini
berisi pertanyaan-pertanyaan tentang
pengendalian internal yang berasal dari
17 prinsip yang terdapat dalam setiap
komponen pengendalian internal yang

dibuat oleh COSO. Dalam tabel ini akan
terdapat sebuah kolom pertanyaan dan
kolom penilaian dengan skala 1 sampai 5
dan akan diberikan tanggapan atas nilai
dari sebuah pertanyaan. Tabel tersebut
disajikan pada lampiran.
Simpulan dan Saran
Penelitian ini menyimpulkan, sebagai
berikut:
 Dalam kegiatan bisnisnya PT Pertagas
Niaga menggunakan sistem informasi
akuntansi penjualan kredit untuk
menjalankan
siklus
penjualan
kreditnya. Sistem tersebut ditunjang
oleh sebuah software yang bernama
MySAP.
 Terdapat keunikan tersendiri dalam
proses bisnis PT Pertagas Niaga,
dimana dalam setiap transaksi gasnya
harus dibuat sebuah perjanjian jual beli
gas (PJBG). PJBG ini tidak
mempunyai
standar
baku
dari
perusahaan. Selain itu, aktivitas
penerimaan pesanan dan penyaluran
gas serta pembelian terjadi dalam
waktu yang hampir sama. Hal ini
mengakibatkan
tidak
adanya
persediaan barang dagang pada PT
Pertagas Niaga.
 Berdasarkan analisis yang dilakukan
pada sistem informasi akuntansi
penjualan kredit PT Pertagas Niaga,
diketahui
penggunaan
software
MySAP belum dilakukan secara
maksimal.
Secara
keseluruhan,
software tersebut sudah memiliki
pengendalian internal yang cukup
baik.
Belum
diintegrasikannya
software tersebut pada komputer di
gas station adalah hal yang sangat
disayangkan.
 Terdapat beberapa dokumen yang
dipergunakan oleh setiap fungsi pada
PT Pertagas Niaga dalam menjalankan
siklus penjualannya. Namun, jumlah

7

dokumen yang dipergunakan tidak
terlalu banyak.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, berikut
adalah saran yang perlu dilakukan oleh
PT Pertagas Niaga:
Oleh
karena
sistem
informasi
penjualan kredit beserta pengendalian
internalnya sudah memadai dan
efektif, namun PT Pertagas Niaga
perlu melakukan peninjauan ulang
terhadap sistem serta pengujian
terhadap pengendalian internal secara
berkala agar dapat terjamin sistem
yang efektif dan efisien serta
pengendalian internal yang efektif
terutama seiring dengan terjadinya
perkembangan
proses
bisnis
perusahaan.

Messier, W., dkk., (2014). Jasa Audit dan
Assurance Pendekatan Sistematis
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.
Richardson, V. J., dkk. 2014. Accounting
Information Systems. Amerika Serikat:
Mc Graw Hill.
Romney, M. B. & Steinbart, P. J. (2014).
Sistem Informasi Akuntansi (Adaptasi
Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.

Daftar Rujukan
Arens, Alvin A., dkk., (2013). Jasa Audit
dan Asssurance Edisi 1: Pendekatan
Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta:
Salemba Empat.
Considine, B. dkk. (2014). Accounting
Information Systems Understanding
Business
Processes
4th
Edition.
Australia: John Wiley & Sons.
COSO. “Internal Control - Integrated
Framework”.
Dalam
artikel
(Committee
of
Sponsoring
Organizations).
Diakses
dari
www.coso.org pada 14 Juli 2016.
Department of Economic Opportunity
(2015).
Internal
Control
Questionnaire
and
Assessment.
Amerika Serikat.
Kieso, D. E., dkk. (2011). Financial
Accounting. (IFRS edition). Amerika
Serikat: John Wiley and Sons, Inc.
McNally, J.S. (2013). The 2013 COSO
Framework & SOX Compliance.
Amerika Serikat.

8

Lampiran
Gambar 1.
Bagan Alir Aktivitas Penerimaan Pesanan dan Penyaluran Gas

Sumber: Data diolah, 2016

Tabel 1 Pengendalian Internal Komponen Lingkungan Pengendalian pada Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Kredit PT Pertagas Niaga

Buruk
Keterangan
1 2 3 4 5
Organisasi menunjukkan komitmen untuk integritas dan nilai-nilai etika.
1 Manajemen dan dewan direksi
berkomitmen untuk berintegritas
dan berperilaku etis secara
konsisten dan efektif
X
dikomunikasikan di seluruh
personel, baik dalam kata-kata
dan perbuatan.
2 PT Pertagas Niaga memiliki
kode etik dan / atau etika
kebijakan yang telah
X
dikomunikasikan kepada semua
staf, anggota dewan, dan
penyedia layanan outsourcing.
3 Proses yang saat ini berlangsung
turut mengkomunikasikan dan
memperkuat standar perilaku di
seluruh organisasi, termasuk
X
mitra eksternal dan penyedia
layanan outsourcing
LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Dewan direksi menunjukkan kemerdekaan dari manajemen dan menjalankan fungsi
pengawasan terhadap pembangunan dan kinerja pengendalian internal.
1 Direksi menentukan,
memelihara, dan secara berkala
mengevaluasi keterampilan dan
keahlian yang dibutuhkan di
antara para anggotanya untuk
X
memungkinkan mereka meneliti
kegiatan manajemen dan
memberikan pandangan
alternatif.
2 Direksi dan / atau komite audit
mempertahankan jalur
komunikasi langsung dengan
X
auditor eksternal dan monitor
internal.
3 Independensi anggota telah
ditinjau, termasuk afiliasi dan
hubungan yang dapat
X
mengakibatkan konflik
kepentingan.
Manajemen menetapkan, dengan dewan pengawas, struktur, jalur pelaporan, dan pihak
yang berwenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
1 Struktur organisasi yang sesuai
X
untuk ukuran dan kompleksitas
2 Persyaratan kontrak dengan
X
penyedia layanan outsourcing
yang jelas dan ringkas berkaitan

dengan tujuan dan harapan
perilaku dan kinerja organisasi.
3 Kebijakan dan prosedur telah
memadai untuk otorisasi dan
X
menyetujui transaksi.
Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan individu yang kompeten sejalan dengan tujuan
1 Terus memberikan
pendampingan dan pelatihan
peluang yang dibutuhkan untuk
X
menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan personil yang
cukup dan kompeten.
2 Kebijakan termasuk rencana
suksesi untuk manajemen dan
rencana senior untuk tugas
X
tanggung jawab yang penting
untuk pengendalian internal.
3 Mengikuti kebijakan yang
mencakup pemeriksaan
identitas, referensi, dan
X
pengalaman kerja masa lalu dari
karyawan baru yang potensial.
Organisasi mempertahankan individu yang akuntabel sebagai tanggung jawab atas
pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.
1 Melakukan pelatihan berkala
untuk memastikan karyawan
menyadari tugas mereka yang
X
berkaitan dengan pengendalian
internal. Kebutuhan pelatihan
terus dievaluasi.
2 Struktur dan nada di puncak
organisasi membantu
membangun dan menegakkan
X
akuntabilitas individu untuk
melaksanakan tanggung jawab
pengendalian internal.
3 Memiliki kebijakan, proses dan
kontrol untuk mengevaluasi dan
meningkatkan akuntabilitas
X
penyedia layanan outsourcing
serta tanggung jawab
pengendalian internal mereka.
Sumber: Department of Economic Opportunity, 2015

Tabel 2. Pengendalian Internal Komponen Penilaian Risiko pada Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Kredit PT Pertagas Niaga

Buruk
Keterangan
1 2 3 4 5
Organisasi menentukan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi
dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
1 Menetapkan tujuan dengan
kejelasan yang cukup
memungkinkan untuk dilakukan
X
identifikasi dan penilaian risiko
yang mengancam pencapaian
tujuan tersebut.
2 Manajemen menggunakan
tujuan operasional sebagai dasar
untuk mengalokasikan sumber
X
daya yang dibutuhkan untuk
mencapai kinerja operasional
dan keuangan yang diinginkan.
Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan
analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
1 melakukan penilaian risiko
operasi untuk
mempertimbangkan risiko yang
X
terkait dengan aktivitas penipuan
dan bagaimana operasi dapat
berdampak.
2 Mengikuti kebijakan yang
ditetapkan, prosedur, dan proses
untuk merekonsiliasi aset fisik
X
secara berkala dengan catatan
akuntansi.
3 Independensi anggota telah
ditinjau, termasuk afiliasi dan
hubungan yang dapat
X
mengakibatkan konflik
kepentingan.
Manajemen menetapkan, dengan dewan pengawas, struktur, jalur pelaporan, dan pihak
yang berwenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
1 Struktur organisasi yang sesuai
X
untuk ukuran dan kompleksitas
2 Persyaratan kontrak dengan
penyedia layanan outsourcing
yang jelas dan ringkas berkaitan
X
dengan tujuan dan harapan
perilaku dan kinerja organisasi.
Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi
sistem pengendalian internal.
1 Memiliki mekanisme untuk
mengidentifikasi yang bereaksi
terhadap risiko yang disajikan
oleh perubahan dalam
pemerintahan, peraturan,
ekonomi, operasi, atau kondisi
PENILAIAN RISIKO

lain yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan dan sasaran.
2 Risiko yang paling signifikan
terhadap manajemen telah
diidentifikasi dan memiliki
pengendalian yang dirancang
dan diimplementasikan
sehinggan dapat mengurangi
risiko tersebut.
3 Memiliki proses untuk
mempertimbangkan perubahan
manajemen dan sikap masingX
masing serta filsafat pada sistem
pengendalian internal.
Sumber: Department of Economic Opportunity, 2015

Tabel 3. Pengendalian Internal Komponen Aktivitas Pengendalian pada Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Kredit PT Pertagas Niaga

Buruk
Keterangan
1 2 3 4 5
Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi
terhadap mitigasi risiko untuk pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima.
1 Manajemen menentukan
aktivitas pengendalian untuk
menjamin integritas informasi
X
yang dikirim dan diterima dari
penyedia layanan outsourcing.
2 Pengendalian dipekerjakan oleh
PT Pertagas Niaga termasuk
otorisasi, persetujuan,
X
perbandingan, jumlah fisik,
rekonsiliasi dan kontrol
pengawasan.
3 PT Pertagsa Niaga secara
berkala meninjau sistem dan
kontrol akses ke berbagai
aplikasi dan database dalam
infrastruktur TI untuk
menentukan apakah sistem dan
kontrol akses sudah sesuai
Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian umum atas teknologi
untuk mendukung pencapaian tujuan.
1 Manajemen memilih dan
mengembangkan kegiatan
pengendalian yang dirancang
dan dilaksanakan untuk
X
membatasi hak akses teknologi
sebatas tanggung jawab
pekerjaan mereka
2 Manajemen memilih dan
mengembangkan kegiatan
kontrol atas akuisisi,
pengembangan, dan
X
pemeliharaan teknologi dan
infrastruktur untuk mencapai
tujuan manajemen.
3 PT Pertagas Niaga telah
mengidentifikasi kontrol
teknologi yang tepat untuk
X
mengatasi risiko penggunaan
aplikasi yang diselenggarakan
oleh pihak ketiga.
Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan yang menetapkan apa
yang diharapkan dan prosedur yang menempatkan kebijakan ke dalam tindakan.
1 PT Pertagas Niaga memiliki
kebijakan dan prosedur
menangani pemisahan yang
X
tepat dari tugas antara otorisasi,
pemeliharaan, dan pencatatan.
AKTIVITAS PENGENDALIAN

2 Manajemen melakukan
penelaahan berkala terhadap
kebijakan dan prosedur untuk
menentukan relevansinya terus,
dan refresh mereka bila
diperlukan.
3 PT Pertagas Niaga
mempertahankan kebijakan dan
prosedur untuk memfasilitasi
pencatatan dan akuntansi
transaksi sesuai dengan undangundang, peraturan, dan
ketentuan kontrak dan perjanjian
hibah.
Sumber: Department of Economic Opportunity, 2015

X

X

Tabel 4. Pengendalian Internal Komponen Informasi dan Komunikasi pada Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan Kredit PT Pertagas Niaga
Buruk
Keterangan
1 2 3 4 5
Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan, kualitas informasi yang
relevan untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.
1 Manajemen menentukan
aktivitas pengendalian untuk
menjamin integritas informasi
X
yang dikirim dan diterima dari
penyedia layanan outsourcing.
2 PT Pertagas Niaga
mempertimbangkan sumber data
internal dan eksternal ketika
X
mengidentifikasi informasi yang
relevan untuk digunakan dalam
operasi pengendalian internal.
Organisasi mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk
pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung fungsi komponen lain dari
pengendalian internal.
1 Komunikasi terjadi antara
manajemen dan dewan direksi
sehingga keduanya memiliki
informasi yang dibutuhkan
X
untuk memenuhi peran mereka
sehubungan dengan tujuan
perusahaan.
2 Kode etik, atau kebijakan
lainnya, secara tegas melarang
X
menyepelekan pengendalian
internal oleh manajemen.
3 Manajemen memiliki proses
komunikasi kepada seluruh
karyawan dalam memastikan
X
bahwa tanggung jawab
pengendalian internal telah
dijalankan.
Organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi
komponen lain dari pengendalian internal.
1 PT Pertagas Niaga memiliki
proses untuk
mengkomunikasikan informasi
X
yang relevan dan tepat waktu
kepada pihak eksternal.
2 PT Pertagas Niaga memiliki
proses di tempat untuk
mengkomunikasikan hasil
X
laporan yang diberikan oleh
pihak eksternal
Sumber: Department of Economic Opportunity, 2015
INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Tabel 5. Pengendalian Internal Komponen Pengawasan pada Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Kredit PT Pertagas Niaga

Buruk
Keterangan
1 2 3 4 5
Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan / atau
terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal telah ada dan
berfungsi.
1 PT Pertagas Niaga secara
berkala mengevaluasi proses
bisnis seperti manajemen kas,
anggaran untuk hasil aktual,
X
pembayaran atau pemrograman
ulang dari laba bunga, dan
kegiatan kontraktor.
2 PT Pertagas Niaga secara
berkala meninjau akses dan
X
keamanan lingkungan TI.
3 Manajemen secara berkala
mengunjungi lokasi Career
Center dan lokasi desentralisasi
lainnya untuk menentukan
X
apakah kebijakan dan prosedur
sedang diikuti sebagaimana
dimaksud.
Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal
secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil
tindakan korektif, termasuk manajemen senior dan dewan direksi yang sesuai.
1 PT Pertagas Niaga memiliki
proses di tempat untuk
menumpuk dan mengevaluasi
X
hal-hal yang diidentifikasi oleh
kegiatan monitoring.
2 PT Pertagas Niaga memonitor
fungsi penerimaan kas untuk
memastikan bahwa dana yang
X
tersedia yang dikeluarkan hanya
untuk kegiatan yang diijinkan.
Sumber: Department of Economic Opportunity, 2015
INFORMASI DAN KOMUNIKASI