PS4AB Tafsir Ayat Alquran Tentang Akad (1)

Tafsir Ayat-Ayat Tentang Akad
DiajukanSebagaiTugas Mata Kuliah
Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi
Pada Prodi Perbankan Syari‟ah Semester IV/A

DisusunOleh:
1. Elva Puspita sari: 15631022
2. Lara Sati : 13631013
3. Ria Erliza : 15631073

Dosenpengampuh:
Hardivizon, M.Ag

PRODI PERBANKAN SYARI’AH
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
CURUP
2016-2017

A. Pendahuluan
Al-Qur‟an yang merupakan kitab yang paling sempurna, yang menjadi pedoman bagi

umat manusia untuk dapat hidup sejahtera, didunia maupun diakhirat. Rasulullah Saw
mewariskan kepada kita AL-Qur‟an, yang didalamnya terdapat petunjuk, larangan,
ancaman, janji Allah swt, dan masih banyak lagi yang lainnya, sebagai mahkluk sosial,
manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan orang lain dalam kerangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang
secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya ,proses untuk membuat kesepakatan
dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan, lazim disebut sebagai
berakad.

proses dalam

1

Dalam pembahasan fiqh, akad/kontrak yang dapat digunakan untuk dapat bertransaksi
sangat beragam, sesuai dengan karakteristik dan spesifik kebutuhan yang ada. Menurut
istilah, akad memiliki makna yang khusus. Akad merupakan keterkaitan antara ijab dan
qobul atas khursus yang dibenafkan oleh syar‟ dan memilki implikasi hukum tertentu,
seperti , pindahnya kepemilikan, hak sewa, dan lain-lain. Ijab dan qobul merupakan
ucapan dan tindakan yang mencerminkan kerelaan dan keridahan dari kedua bela pihak
untuk melakukan kesepakatan. Akad atau „aqd sendiri ialah perikatan, perjanjian,

pertalian, kesepakatan , yang harus dipenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya agar
sesuai dengan syariat islam. Yang dimaksud dengan “sesuai dengan syariat” adalah,
bahwa seluruh kesepakatan yang dilakukan antara kedua belah pihak atau lebih tidak
boleh apabila tidak sejalan

dengan syara‟. Misalnya kesepakatan untuk melakukan

transaksi riba, menipu orang lain, atau merampok kekayaan orang lain.
Adapun beberapa ayat AL-Qur‟an yang membahas tentang akad ini adalah sebagai
berikut:


 

 

1

DimyauddinDjwaini, PengantarFiqihMuamalah, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010), h. 47


Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak. Kecuali yang akan dibacakan kepadamu.(yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
swt menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya.”

Kemudian surat An-Nisa ayat 29:



 
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah swt adalah
maha penyayang kepadamu.”

Dan surat ALI-Imran ayat 76:



Artinya:
“(bukan demikian), siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka
sesungguhnya Allah swt mnyukai orang yang bertakwa.”

Didalam makalah ini, kami mencoba menganalisis mengenai ketiga ayat diatas yang
mengangkat tema

mengenai akad. Kami melakukan penafsiran dengan metode

maudhu‟i. Yaitu suatu metode dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an dengan cara
menghimpun berbagai ayat yang berkaitan dengan tema yang diangkat. Tentunya dalam
makalah ini kami menyadur berbagai referensi dari para mufasir ternama agar dapat
memperkuat penafsiran kami.

B. Pembahasan
1. QS. AL- Ma‟idah [5]: 1
a. Teks Ayat


 


 
b. Terjemahan
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji .
sesungguhnya Allah swt menetapkan hukum-hukum yang dikehendakinya.
c. Kata Kunci

I – al-Uqud
d. Penafsiran
Dalam surat ini dijelaskan pengertian dari kata akad(al-„ukud) yang berarti
janji

atau perjanjian. Perjanjian disini maksuknya adalah perjanjian atau

perikatan antara Allah dengan hamba-nya. Hamba dengan dirinya sendiri dan
hamba dengan orang lain. Yang diakadkan seperti yang diterangkan dalam tafsir
ibn Katsir dan Tafsir Al-marigi yaitu semua hal yang dihalalkan oleh Allah dan
diharamkan serta batas-batas hukum dalam Al-Qur‟an dan semua itu tidak boleh

dilanggar, seorang mu‟min mempunyai kewajiban untuk menepati apa yang telah
mereka janjikan dan akadkan baik berupa perkataan maupun perbuatan selagi
yang ia janjikan dan diakadkan itu tidak bersifat menghalalkan barang haram atau
mengharamkan barang halal.2
Analisa kami, tentang ayat ini menerangkan bahwa Allah swt memerintahkan
hambanya untuk harus menepati/memenuhi janjinya baik berupa perkataan
maupun perbuatan seperti yang tertulis jelas dalam ayat yaitu penuhilah akadakad itu.Ini karena rasa aman dan bahagia terhadap manusia secara pribadi atau
2

Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-MaragiJilid 6, (Semarang: Toha Putra, 1993), h. 80

kolektif tidak dapat terpenuhi. Kecuali bila mereka memenuhi ikatan- ikatan
perjanjian yang mereka jalin.3 Itu yang diterangkan oleh tafsir AL-Mishbah. Janji
dapat berupa pertolonngan, jaminan, pernikahan, jual-beli, dan lain-lain. Contoh
kecilnya seperti berjanji untuk tidak memakan harta manusia secara batil atau hal
yang memamang diharamkan oleh Allah swt.
Dalam kehidupan sehari-hari pemberian sebuah janji

merupakan bentuk


pemberian berupa harapan kepada seseorang. Inilah kenapa janji itu sangat
penting untuk dipenuhi karena apabila tidak memenuhi janji itu maka akan timbul
sebuah kekecewaan dan menyebabkan ketidak percayaan. Begitupun sebalik ,
apabila kita memenuhi janji terseburt, maka kita dapat membangun sebuah
kepercayaan dengan apa yang kita lakukan dan katakan.

2. QS. Ali-Imran [3] : 76
a. Teks Ayat


b. Terjemahan
“(bukan demikian). Sebenarnya siapa yang menempati janji (yang dibuatnya)
dan bertaqwa. Maka sesungguhnya Allah swt menyukai orang-orang yang

bertaqwa”.
c. Kata Kunci

 : Man AupaBi‟ahdihi
d. Penjelasan
Untuk ayat diatas masih menyangkut tentang akad yaitu kata(Man Aufa

Bi’ahdihi) yang berarti “menepati janji”. Didalam akad bila sudah berjanji harus
ditepati. Menurut tafsir Al-Maragi dan Tafsir Ibn Katsir, menyatakan bahwa
didalam ayat ini, Allah menjadi kan pahala orang-orang yang menunaikan
perjanjian dan takut untuk menunda dan cacat perjanjian, dan mendapatkan
kecintaan dan rahmat didunia dan diakhirat. Dalam ayat ini juga terkandung
3

M. QuraishShihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: LenteraHati, 2002), h. 7

isyarat yang menunjukkan bahwa menempati janji, menghindari kegagalan
perjanjian dan menghindari bentuk-bentuk perbuatan maksiat serta dosa. Adalah
sesuatu yang mendekatkan seorang hamba kepada tuhannya, dan menjadikannya
berhak mendapatkan kecintaan-Nya.4
Allah memerintahkan orang yang beriman untuk berlaku jujur

dengan

memenuhi akad-akad yang telah disepakati dan diputuskan bersama berupa
nikmat-nikmat yang berupa keseluruhan hukum-hukum Allah mengenai apa-apa
yang diharamkan, apa-apa yang dihalalkan dan disunahkan. Begitu juga nikmatnikmat yang ada diantara manusia dengan sesamanya.

Jadi, menurut kami mengenai ayat ini , kami sependapat dengan apa yang
disampaikan oleh para mufasir diatas, bahwa orang yang menepati janjinya
merupakan ciri-ciri orang yang bertaqwa begitupun sebaliknya bagi orang-orang
yang suka mengingkari janjinya adalah salah satu ciri orang yang munafik.
Karena sesungguhnya orang yang bertaqwa itu akan berusaha untuk memenuhi
kewajibannya,

menyampaikan

amanat-amanat

yang diserahkan

kepanya,

menjauhkan diri dari larangan-larangan Allah swt, melaksanakan perintahperintahnya serta menjalankan syari‟at-syar‟atnya yang
Dalam ajaran islam, seperti apa yang dianjurkan apabila hendak berjanji yaitu
menyertakan kalimat insyaallah dikarenakan kita tidak tahu apa yang terjadi pada
waktu yang dijanjikan.


3. QS. An-Nisa [4]: 29
a. Teks Ayat



 
b. Terjemahan
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil. Kecuali dengan jalan peniagaan yang

4

IbnuKatsir, TafsirIbnuKatsir 2, (Surabaya: PT. BinaIlmu, 2015), h. 107

berlaku suka-samasuka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu.

c. Kata Kunci

 : batil

d. Penafsiran
Kami dapat menganalisa bahwa ayat ini masih berkaitan dengan janji/akad
yang berhubungan dngan larangan seperti memakan harta orang lain secara batil
yaitu jalan yang haram menurut islam. Batil juga berarti sesuatu yang tidak
Agama Islam dan Tafsier Jalalain, yaitu melarang mengambil harta orang lain
dengan jalan yang batil (tidak benar), seperti riba terkkecuali perniagaan yang
berlaku atas dasar kesukarelaan bersama. Dalam upaya mendapatkan kekayaan
tidak boleh ada unsur zalim kepada orang lain atau individu atau masyarakat .
tindakan memperoleh harta secara batil, misalnya mencuri, riba, berjudi, korupsi,
menipu, berbuat curang, mengurangi timbangan, dan sebagainya.5
Jadi, menurut kami ayat ini menerangkan tentang salah satu perjanjian yaitu
apa yang diharamkan oleh Allah salah satunya ayat diatas yang menyebutkan
bahwa Allah melarang orang-orang beriman untuk memakan harta dengan cara
yang batil dan membunuh orang lain atau bunuh diri. jikla perjanjian itu dilanggar
maka sudah dapat dipastikan orang tersebut akan mendiami neraka nantinya.
Allah

sesungguhnya melarang melakukan demikian itu adalah kasih sayang

Allah swt kepada hambanya demi kebahagiaan hidup mereka didunia dan
diakhirat, maka dari itu ALLah memberikan jalan untuk umat manusia
membolehkan mencari harta dengan cara perniagaan yang sesuai dengan hukum
syari‟at.
Mengenai larangan membunuh orang lain dan bunuh diri diatas diperjelas oleh
Ibn Mardawaih meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa rasululllah bersabda:
“barang siapa yang membunuh dirinya dipotong besi, maka dengan besi
ituditangannya ia akan menusuk perutnys didalam neraka jahannam di hari
kiamat dan akan kekal didalamnya selamanya. Dan barang siapa membunuh
dirinya dengan meminum racun, maka racun itu akan berada ditangannya
5

Imam Jalaludin Al-Mahalli, TafsirJalalainJilid 1, (Bandung: SinarBaruAlgensido, 2012), h. 342

dihari kiamat sambil dijilat-jilad didalam neraka jahannam yang akan
didiami selamanya”.

C. Kesimpulan
Surat Al-Ma‟idah ayat 1 dan surat An-Nisa ayat 29 serta surat Ali- Imran ayat 76
merupakan ayat-ayat dalam Al-Qur‟an yang mengaangkat tema tentang akad atau
perjanjian. Akad disini berkaitan dengan ijab dan qobul dengan kata lain sebagai pemberi
dan penerima. Kata ijab dan qobul yang biasa kita dengar hanya sebatas ijab dan qobul
dalam akad pernikahan, namun sesungguhnya akad ini bisa digunakan dalam istilahistilah syari‟ah seperti akad ijarah, mudharobah, murabaha dan lain-lain.
Akad atau janji yang biasa kita ucapkan kepada seseorang yang merupakan sebuah
ikatan atau kesepakatan antara duabelah pihak baik dalam bentuk ucapan maupun
perbuatan. Ada salah satu pepatah yang mengatakan bahwa janji adalah hutang, dan
hutang tersebut harus dibayar. Begitu pentingnya arti sebuah janji, sehingga pepatah ini
lahir. Akad yang sudah diutarakan wajib bagi kita untuk memenuhinya seperti yang telah
dijelaskan oleh ayat-ayat tentang akad diatas. Dalam kehidupan kita, saat kita sudah
berjanji dalam arti lain kita sudah berhutang dan membayarnya. Namun tidak sedikit
orang menganggap sepele akan sebuah janji, ingatlah bahwa sesungguhnya Allah sangat
menyukai orang-orang yang menepati janji karena itu adalah salah satu ciri-ciri orang
yang bertakwa. Seperti yang Terdapat pada QS. AL- Baqarah: 177. Yang berbunyi:







Artinya:
“Bukanlahmenghadapkanwajahmukearahtimurdanbaratitusuatukebajikan,
akantetapiSesungguhnyakebajikanituialahberimankepada
malaikat-malaikat,

kitab-kitab,

Allah,

hariKemudian,

nabi-nabidanmemberikanharta

yang

dicintainyakepadakerabatnya, anak-anakyatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukanpertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hambasahaya, mendirikanshalat, danmenunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepatijanjinyaapabilaiaberjanji, dan orang-orang yang sabardalamkesempitan,
penderitaandandalampeperangan. merekaItulah orang-orang yang benar (imannya);
danmerekaItulah orang-orang yang bertakwa.”

Adapan rukun akad dapat didepinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan
untuk mengungkapkan kesepakatan atas dua kehendak. Berkaitan dengan akad, adapun
rukun-rukun akad seperti berikut: 1). Pelaku akad 2). Objek akad 3). Shighah/pernyataan
ijabdan qobul . dan syarat syarat dari akat yaitu: 1). Syarat berlakunya akad 2). Syarat
sahnya akad 3). Syarat terealisasikannya akad 4). Syarat lazim.6 Syarat syarat diatas
memiliki beberapa macam macam syarat, ada syarat umum dan syarat khusus. Syarat
umum harus selalu ada disetiap akad yaitu seperti yang disebutkan diatas, sedangkan
syarat khusus hanya terdapat pada akad akad tertentu.
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
minat adalah sebuah perhatian, kesukaan dan kecenderungan hati. Minat juga dapat
diartikan keinginan dan dorongan yang muncul dari dalam diri atau dari luar diri
(lingkungan) yang menjadi faktor penggerak ke arah tujuan yang ingin dicapai.7

6

Ascarya, AkaddanProduk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2013), h. 35

7

Sisco Fernandes:Hardivizon,Hubungan Interpersonal Skill Karyawan terhadap Minat
Masyarakat Muslim Menjadi Anggota Koperasi Syari’ah ,