Media Sosial dalam Komunikasi dan Kampan
Media Sosial dalam Komunikasi dan Kampanye Politik
(Ulasan Jurnal)
Muhammad Faruq Nuruddinsyah
NPM. 1106153896
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat - Indonesia
[email protected]
Abstrak
Telah dilakukan ulasan jurnal tentang pemanfaatan situs/media sosial untuk kepentingan politik/kampanye. Media
sosial, dalam hal ini Facebook, telah menjadi media yang efektif dalam proses komunikasi dan kampanye politik. Visi
misi, ide, gagasan, dan opini adalah informasi-informasi dominan dalam media sosial bagi proses tersebut. Sedangkan
pages, photo-video sharing, groups, messages, games, dan ads adalah fitur-fitur atau fasilitas-fasilitas dari media sosial
yang berharga dalam proses komunikasi dan kampanye politik. Efek positif media sosial bagi pelaku politik adalah
terjalinnya komunikasi politik dua arah yang intens dengan para pendukungnya dan perolehan suara. Etika dalam
proses komunikasi dan kampanye politik perlu dikedepankan demi pendewasaan politik bangsa.
Kata kunci: media sosial, politik/kampanye, informasi, fitur, efek positif, etika.
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan ulasan jurnal dengan tema
pemanfaatan situs/media sosial untuk kepentingan
politik/kampanye. Jurnal yang dimaksud yaitu “Social
Networking Sites, Komunikasi Politik dan Akurasi
Prediksi dalam Pemilihan Presiden di Indonesia” karya
Andi Wijayanto.
Ulasan jurnal difokuskan pada beberapa pokok
bahasan diantaranya yaitu jenis, informasi, dan fasilitas
dari situs-situs atau media sosial yang dimanfaatkan
dalam politik/kampanye. Analisis akan dampak positif
dan negatif serta konsekuensi dari pemanfaatan
situs/media sosial dalam politik/kampanye juga dibahas
dalam ulasan jurnal ini. Fokus terakhir adalah sebuah
diskursus tentang apakah perlu diterapkan aturan main
terhadap pemanfaatan situs/media sosial untuk
kepentingan politik/kampanye.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
telah mengubah cara berkomunikasi manusia. Cara
komunikasi manusia baik sebagai individu maupun
kelompok di ranah sosial, budaya, dan ekonomi tak
terlepas dari kemajuan teknologi tersebut, tak
terkecuali kancah politik.
Peningkatan akses dan jumlah pengguna internet
merupakan potensi tersendiri bagi para pelaku politik
dalam melakukan komunikasi politik dan dalam
peraihan dukungan atau kampanye politik.
Kemenangan capres-cawapres Susilo Bambang
Yudhoyono dan Boediono dalam pemilu presiden tahun
2009 telah menunjukkan bahwa pada masa kini internet
telah menjadi perangkat dan media kampanye yang
efektif.
Media Sosial dan Komunikasi/Kampanye Politik
Media sosial telah mengubah cara orang dalam
mengkomunikasikan sebuah ide dan gagasan. Media
tradisional, sebagai contoh surat kabar, majalah,
televisi, dan radio, memberikan informasi ke publik
dalam bentuk satu arah komunikasi. Fenomena ini
berbeda dengan media sosial, dimana media sosial telah
merevolusi cara berbagi ide dan informasi dengan jalan
berbagi dalam komunitas dan jaringan online. Media
sosial telah merambah pada hampir semua komunitas
di masyarakat, termasuk di dalamnya para pelaku
politik.
Komunikasi politik adalah sebuah public sphere.
Suatu tempat dimana para anggota komunitas dapat
secara kolektif membentuk pendapat umum dalam satu
lingkungan.
Komunikasi
politik
yang
baik
membutuhkan partisipasi dari aktor politik, media, dan
publik.
Para pelaku politik harus dapat menyampaikan
pesan mereka kepada pendukungnya baik secara
langsung maupun lewat perantara. Dalam hal ini,
internet telah menjadi perantara dan wadah yang baik
bagi proses komunikasi dan kampanye politik.
Jenis situs atau media sosial yang banyak
dimanfaatkan bagi proses komunikasi dan kampanye
politik adalah Facebook. Facebook dipilih karena
beberapa faktor yaitu faktor komunitas, fitur,
komunikasi politik antar anggota, komunikasi politik
antar anggota dengan politisi, dan faktor mobilisasi.
Informasi-informasi
yang
ditanam
dalam
Facebook sebagai media sosial dalam proses
komunikasi dan kampanye politik adalah informasi
pribadi dari pelaku politik, ide gagasan, serta visi
misinya. Informasi lain yang paling utama dan dominan
adalah opini. Sebagai sarana komunikasi dan kampanye
politik, politikus dapat menggunakan Facebook untuk
berkomunikasi dua arah dengan para pendukungnya,
yang pada ujung-ujungnya membentuk berbagai opini.
Opini-opini inilah yang diolah dan dimanfaatkan bagi
pelaku politik dan timnya dalam mendulang suara dari
masyarakat luas.
Kombinasi berbagai fitur atau fasilitas-fasilitas
merupakan faktor yang menyebabkan media sosial
Facebook efektif sebagai media komunikasi dan
kampanye politik dalam meraih dukungan publik.
Pages, photo-video sharing, groups, messages, games,
dan ads adalah fitur-fitur atau fasilitas-fasilitas
Facebook yang berharga dalam proses komunikasi dan
kampanye politik.
Efek Media Sosial dalam Komunikasi/Kampanye
Politik
Perkembangan media sosial di dunia maya akan
semakin berkembang dan terus tumbuh. Kemampuan
untuk menguasai dan memanfaatkannya akan menjadi
faktor strategis bagi pelaku politik dalam proses
komunikasi dan kampanye politiknya.
Perolehan dukungan dan suara adalah target utama
dari setiap pelaku politik. Dan telah menjadi suatu hal
yang identik (untuk tidak mengatakan suatu hal yang
linier dan suatu hal yang pasti) bahwa pelaku politik
yang paling populer di media sosial, ialah yang
mendapat dukungan dan memperoleh suara terbanyak
dari khalayak. Inilah dampak positif terbesar dari media
sosial bagi proses komunikasi dan kampanye politik.
Media sosial mampu memberikan efek positif bagi
pelaku politik dengan terjalinnya komunikasi politik
dua arah yang intens dengan para pendukungnya.
Pergeseran opini dan mobilisasi suara dari suara
mengambang (floating voters) juga merupakan efek
positif dari media sosial tersebut.
Di sisi lain, konten dan opini yang terbangun di
media sosial oleh pelaku politik kadang dapat berimbas
negatif bagi para pesaing politik. Opini akan
kekurangan dan kelemahan bahkan kesalahan (yang
dicari-cari) dari para pesaing politik, tak jarang dapat
menimbulkan masalah. Memang, sudah ada banyak
aturan main bahkan sudah terbentuk dalam sebuah
undang-undang (UU), baik UU ITE dan UU Pemilu
beserta perangkat Bawaslu dan aparat Kepolisian.
Namun demikian, menurut penulis, yang paling
penting dikedepankan adalah etika dalam proses
komunikasi dan kampanye politik. Komunikasi dan
kampanye politik bukanlah ajang untuk mencari
kelemahan, kekurangan, bahkan kesalahan bagi para
pesaing politik, melainkan suatu media dalam
menyampaikan gagasan, ide, visi misi, dan opini sehat
bermartabat, santun penuh kearifan, serta bertanggung
jawab bagi kedewasaan politik dan keberagaman
Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Kesimpulan
Media sosial, dalam hal ini Facebook, telah
menjadi media yang efektif bagi pelaku politik dalam
proses komunikasi dan kampanye politik. Dengan
media sosial, pelaku politik mampu membangun
komunikasi politik dengan para pendukungnya,
membentuk opini, dan memobilisasi dukungan.
Pemanfaatan
media
sosial
juga
telah
meningkatkan modal sosial bagi pelaku politik berupa
jaringan, kepercayaan sosial, ikatan politik, serta
partisipasi dan kepuasan masyarakat.
Komunikasi dan kampanye politik dalam media
sosial secara positif dan sehat akan menjadi modal
berharga dalam membentuk kedewasaan politik
bangsa, menuju sebuah masyarakat madani, citizens of
humanity.
Referensi
Wijayanto, A. (2010). Social Networking Sites,
Komunikasi Politik dan Akurasi Prediksi dalam
Pemilihan
Presiden
di
Indonesia.
Majalah
Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial FORUM, 38 (1). pp.
24-30. ISSN 0126-0731.
(http://eprints.undip.ac.id/40357/1/Andi-ForumJejaring_Sosial_%26_Pilpres.pdf)
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapakan terima kasih kepada:
Bapak Dadan Hardianto S.Kom., M.Kom., Dosen Mata
Kuliah Komputer dan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia.
(Ulasan Jurnal)
Muhammad Faruq Nuruddinsyah
NPM. 1106153896
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat - Indonesia
[email protected]
Abstrak
Telah dilakukan ulasan jurnal tentang pemanfaatan situs/media sosial untuk kepentingan politik/kampanye. Media
sosial, dalam hal ini Facebook, telah menjadi media yang efektif dalam proses komunikasi dan kampanye politik. Visi
misi, ide, gagasan, dan opini adalah informasi-informasi dominan dalam media sosial bagi proses tersebut. Sedangkan
pages, photo-video sharing, groups, messages, games, dan ads adalah fitur-fitur atau fasilitas-fasilitas dari media sosial
yang berharga dalam proses komunikasi dan kampanye politik. Efek positif media sosial bagi pelaku politik adalah
terjalinnya komunikasi politik dua arah yang intens dengan para pendukungnya dan perolehan suara. Etika dalam
proses komunikasi dan kampanye politik perlu dikedepankan demi pendewasaan politik bangsa.
Kata kunci: media sosial, politik/kampanye, informasi, fitur, efek positif, etika.
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan ulasan jurnal dengan tema
pemanfaatan situs/media sosial untuk kepentingan
politik/kampanye. Jurnal yang dimaksud yaitu “Social
Networking Sites, Komunikasi Politik dan Akurasi
Prediksi dalam Pemilihan Presiden di Indonesia” karya
Andi Wijayanto.
Ulasan jurnal difokuskan pada beberapa pokok
bahasan diantaranya yaitu jenis, informasi, dan fasilitas
dari situs-situs atau media sosial yang dimanfaatkan
dalam politik/kampanye. Analisis akan dampak positif
dan negatif serta konsekuensi dari pemanfaatan
situs/media sosial dalam politik/kampanye juga dibahas
dalam ulasan jurnal ini. Fokus terakhir adalah sebuah
diskursus tentang apakah perlu diterapkan aturan main
terhadap pemanfaatan situs/media sosial untuk
kepentingan politik/kampanye.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
telah mengubah cara berkomunikasi manusia. Cara
komunikasi manusia baik sebagai individu maupun
kelompok di ranah sosial, budaya, dan ekonomi tak
terlepas dari kemajuan teknologi tersebut, tak
terkecuali kancah politik.
Peningkatan akses dan jumlah pengguna internet
merupakan potensi tersendiri bagi para pelaku politik
dalam melakukan komunikasi politik dan dalam
peraihan dukungan atau kampanye politik.
Kemenangan capres-cawapres Susilo Bambang
Yudhoyono dan Boediono dalam pemilu presiden tahun
2009 telah menunjukkan bahwa pada masa kini internet
telah menjadi perangkat dan media kampanye yang
efektif.
Media Sosial dan Komunikasi/Kampanye Politik
Media sosial telah mengubah cara orang dalam
mengkomunikasikan sebuah ide dan gagasan. Media
tradisional, sebagai contoh surat kabar, majalah,
televisi, dan radio, memberikan informasi ke publik
dalam bentuk satu arah komunikasi. Fenomena ini
berbeda dengan media sosial, dimana media sosial telah
merevolusi cara berbagi ide dan informasi dengan jalan
berbagi dalam komunitas dan jaringan online. Media
sosial telah merambah pada hampir semua komunitas
di masyarakat, termasuk di dalamnya para pelaku
politik.
Komunikasi politik adalah sebuah public sphere.
Suatu tempat dimana para anggota komunitas dapat
secara kolektif membentuk pendapat umum dalam satu
lingkungan.
Komunikasi
politik
yang
baik
membutuhkan partisipasi dari aktor politik, media, dan
publik.
Para pelaku politik harus dapat menyampaikan
pesan mereka kepada pendukungnya baik secara
langsung maupun lewat perantara. Dalam hal ini,
internet telah menjadi perantara dan wadah yang baik
bagi proses komunikasi dan kampanye politik.
Jenis situs atau media sosial yang banyak
dimanfaatkan bagi proses komunikasi dan kampanye
politik adalah Facebook. Facebook dipilih karena
beberapa faktor yaitu faktor komunitas, fitur,
komunikasi politik antar anggota, komunikasi politik
antar anggota dengan politisi, dan faktor mobilisasi.
Informasi-informasi
yang
ditanam
dalam
Facebook sebagai media sosial dalam proses
komunikasi dan kampanye politik adalah informasi
pribadi dari pelaku politik, ide gagasan, serta visi
misinya. Informasi lain yang paling utama dan dominan
adalah opini. Sebagai sarana komunikasi dan kampanye
politik, politikus dapat menggunakan Facebook untuk
berkomunikasi dua arah dengan para pendukungnya,
yang pada ujung-ujungnya membentuk berbagai opini.
Opini-opini inilah yang diolah dan dimanfaatkan bagi
pelaku politik dan timnya dalam mendulang suara dari
masyarakat luas.
Kombinasi berbagai fitur atau fasilitas-fasilitas
merupakan faktor yang menyebabkan media sosial
Facebook efektif sebagai media komunikasi dan
kampanye politik dalam meraih dukungan publik.
Pages, photo-video sharing, groups, messages, games,
dan ads adalah fitur-fitur atau fasilitas-fasilitas
Facebook yang berharga dalam proses komunikasi dan
kampanye politik.
Efek Media Sosial dalam Komunikasi/Kampanye
Politik
Perkembangan media sosial di dunia maya akan
semakin berkembang dan terus tumbuh. Kemampuan
untuk menguasai dan memanfaatkannya akan menjadi
faktor strategis bagi pelaku politik dalam proses
komunikasi dan kampanye politiknya.
Perolehan dukungan dan suara adalah target utama
dari setiap pelaku politik. Dan telah menjadi suatu hal
yang identik (untuk tidak mengatakan suatu hal yang
linier dan suatu hal yang pasti) bahwa pelaku politik
yang paling populer di media sosial, ialah yang
mendapat dukungan dan memperoleh suara terbanyak
dari khalayak. Inilah dampak positif terbesar dari media
sosial bagi proses komunikasi dan kampanye politik.
Media sosial mampu memberikan efek positif bagi
pelaku politik dengan terjalinnya komunikasi politik
dua arah yang intens dengan para pendukungnya.
Pergeseran opini dan mobilisasi suara dari suara
mengambang (floating voters) juga merupakan efek
positif dari media sosial tersebut.
Di sisi lain, konten dan opini yang terbangun di
media sosial oleh pelaku politik kadang dapat berimbas
negatif bagi para pesaing politik. Opini akan
kekurangan dan kelemahan bahkan kesalahan (yang
dicari-cari) dari para pesaing politik, tak jarang dapat
menimbulkan masalah. Memang, sudah ada banyak
aturan main bahkan sudah terbentuk dalam sebuah
undang-undang (UU), baik UU ITE dan UU Pemilu
beserta perangkat Bawaslu dan aparat Kepolisian.
Namun demikian, menurut penulis, yang paling
penting dikedepankan adalah etika dalam proses
komunikasi dan kampanye politik. Komunikasi dan
kampanye politik bukanlah ajang untuk mencari
kelemahan, kekurangan, bahkan kesalahan bagi para
pesaing politik, melainkan suatu media dalam
menyampaikan gagasan, ide, visi misi, dan opini sehat
bermartabat, santun penuh kearifan, serta bertanggung
jawab bagi kedewasaan politik dan keberagaman
Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Kesimpulan
Media sosial, dalam hal ini Facebook, telah
menjadi media yang efektif bagi pelaku politik dalam
proses komunikasi dan kampanye politik. Dengan
media sosial, pelaku politik mampu membangun
komunikasi politik dengan para pendukungnya,
membentuk opini, dan memobilisasi dukungan.
Pemanfaatan
media
sosial
juga
telah
meningkatkan modal sosial bagi pelaku politik berupa
jaringan, kepercayaan sosial, ikatan politik, serta
partisipasi dan kepuasan masyarakat.
Komunikasi dan kampanye politik dalam media
sosial secara positif dan sehat akan menjadi modal
berharga dalam membentuk kedewasaan politik
bangsa, menuju sebuah masyarakat madani, citizens of
humanity.
Referensi
Wijayanto, A. (2010). Social Networking Sites,
Komunikasi Politik dan Akurasi Prediksi dalam
Pemilihan
Presiden
di
Indonesia.
Majalah
Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial FORUM, 38 (1). pp.
24-30. ISSN 0126-0731.
(http://eprints.undip.ac.id/40357/1/Andi-ForumJejaring_Sosial_%26_Pilpres.pdf)
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapakan terima kasih kepada:
Bapak Dadan Hardianto S.Kom., M.Kom., Dosen Mata
Kuliah Komputer dan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia.