Kepabeanan Ekspor Impor pertemuan 7

TANGGUNG JAWAB BEA MASUK,
PEMBAYARAN, JAMINAN dan
PENAGIHAN

LOGO

TANGGUNG JAWAB BM

Pengangku
t

TPS/TPB

atas barang
yang diangkut

Importir

sejak tanggal
pemberitahuan
pabean

atas barang
yang ditimbun

Orang yg
Menguasai

PPJK

atas barang
fasilitas / saat
kedatangan

bila importir
tidak ditemukan

TANGGUNG JAWAB BM

KAS NEGARA
DIBAYAR


ATAU

Bea masuk
dan PDRI
TEMPAT
PEMBAYARAN LAIN
YG DITUNJUK
MENTERI

Pungutan Pabean
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.

DOKUMEN DASAR PEMBAYARAN
BEA MASUK dan PDRI

INWARD MANIFEST (BC 1.1)
PIB (2.0)
PIB KHUSUS (BC 2.1)
Customs Declaration (BC 2.2)
Fasilitas KITE (BC 2.4)
Fasilitas TPB (BC 2.5)
PENCACAHAN DAN PEMBEAAN
KIRIMAN POS (PPKP)
BUKU PAS BARANG LINTAS BATAS
(BPBLB)
Surat Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
(SPTNP)

Surat Penetapan Kembali Tarif dan
Nilai Pabean (SPKTNP)
Surat Penetapan Pabean (SPP)
Surat Penetapan Sanksi Administrasi
Surat Teguran
Surat Paksa
4

TEMPAT PEMBAYARAN
BANK DEVISA
PERSEPSI
a. Pembayaran
penerimaan
negara
dalam rangka impor.
b. Pembayaran
penerimaan
negara
dalam rangka ekspor.
c. Pembayaran

penerimaan
negara
atas
BKC
yang
dibayar bersamaan
dengan pembayaran
penerimaan negara
dalam rangka impor.
d. Pembayaran
penerimaan
negara
impor dan ekspor
yang dapat dilakukan di Kantor Bea
dan Cukai.

BANK PERSEPSI

POS PERSEPSI


a. Pembayaran
penerimaan
negara atas BKC.
b. Pembayaran
penerimaan
negara
denda
administrasi atas
pengangkutan
barang tertentu.

a. Penerimaan
negara dalam
rangka impor.
b. Penerimaan
negara dalam
rangka ekspor.
c. Pembayaran
penerimaan
Negara

atas
BKC.
d. Pembayaran
penerimaan
negara impor
dan ekspor yang
dapat dilakukan
di Kantor Bea
dan Cukai.

KANTOR
BEA DAN CUKAI

KANTOR POS

a. pembayaran
penerimaan
negara atas impor atau ekspor
barang yang dilakukan oleh
penumpang, awak sarana

pengangkut, dan
pelintas
batas.

Pembayaran
penerimaan negara dalam
rangka
impor
atau
ekspor
barang-barang
kiriman pos

Pada dasarnya secara umum pembayaran dilakukan di Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi atau Pos Persepsi

BUKTI PEMBAYARAN
BANK DEVISA PERSEPSI
KPBC

 SSPCP,


KANTOR POS

 SSPCP

 SSPCP

SSPCP adalah surat yang digunakan untuk melakukan pembayaran
dan sebagai bukti pembayaran atau penyetoran penerimaan negara.

BENTUK
SSPCP

SSPCP
SSPCP dapat digunakan sebagai dasar untuk dimulainya pelayanan
kepabeanan dan cukai apabila telah mendapat:
a. Nomor Transaksi Bank (NTB) atau Nomor Transaksi Pos (NTP),
dalam hal pembayaran dilakukan di Bank Devisa Persepsi atau Pos
Persepsi; atau
b. Nomor SSPCP, dalam hal pembayaran dilakukan di Kantor Bea dan

Cukai atau Kantor Pos.
SSPCP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam rangkap
4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut:
a. Lembar ke-1 untuk Wajib Bayar;
b. Lembar ke-2 untuk KPPN dan diteruskan ke Kantor Bea dan Cukai;
c. Lembar ke-3 untuk Kantor Bea dan Cukai; dan
d. Lembar ke-4 untuk Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi, atau Pos
Persepsi.

KETENTUAN UMUM
1. Wajib bayar adalah orang pribadi atau badan hukum yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan ditentukan untuk melakukan pembayaran
penerimaan negara dalam rangka impor, penerimaan negara dalam rangka
ekspor, penerimaan negara atas barang kena cukai, dan penerimaan negara
yang berasal dari pengenaan denda administrasi atas pengangkutan barang
tertentu.
2. Pembayaran adalah pelunasan penerimaan negara oleh wajib bayar dalam
rangka pemenuhan kewajiban dibidang kepabeanan dan cukai serta dasar
untuk mendapatkan pelayanan.
3. Penyetoran adalah kegiatan menyerahkan seluruh pembayaran penerimaan

negara ke kas negara.
4. NTB adalah nomor bukti transaksi penerimaan yang diterbitkan oleh bank
devisa persepsi atau bank persepsi.
5. NTP adalah nomor bukti transaksi penerimaan yang diterbitkan oleh pos
persepsi.
6. NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) adalah nomor bukti transaksi
penerimaan yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara.

KETENTUAN UMUM
PEMBAYARA
N

PENYETORA
N

1

2

SSPCP

KAS
NEGARA

BANK – POS
PERSEPSI

4

3

NTB/NTP/
NTPN

Credit
Advice

BANK – POS
PERSEPSI

NTPN

WAJIB BAYAR
KANTOR BEA DAN CUKAI

SSPCP

3
1
KANTOR POS

5

TATA KERJA PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR /
EKSPOR MELALUI BANK DEVISA PERSEPSI ATAU POS PERSEPSI
WAJIB BAYAR

-

BANK ATAU POS

-

SSPCP rkp 4
Dok. Dasar
Uang

N

BEA CUKAI

KPPN

MPN

SSPCP rkp 4
Dok. Dasar
Uang

SSPCP
lbr. 2

Berkas
sesuai?

Y
Proses
validasi

Mengisikan nama & kode bank/pos,
nomor SSPCP, unit & kode KPPN, tgl &
waktu bayar, nama & tanda tangan, dan
cap bank, NTB/NTP dan/atau NTPN

SSPCP lbr.
1&3, dok.
dasar

Membubuhkan pada dok. dasar: cap, tgl
pelunasan, nama & tanda tangan.

SSPCP
lbr. 2

SSPCP
lbr. 2
Proses
NTPN

Proses Credit Advise

Proses
CA via
EDI

SSPCP dan
dok. dasar
SSPCP
lbr . 3

TATA KERJA PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA
IMPOR ATAS KIRIMAN POS MELALUI KANTOR POS

KANTOR POS

WAJIB BAYAR

BEA CUKAI
• Terima barang kiriman pos;
• membuat PPKP rangkap 4;
• Menyerahkan PPKP lbr. 1, 2, dan 3 ke
petugas kantor pos.

Terima berkas PPKP rangkap 3,
dan menyerahkan kepada wajib
bayar
Terima PPKP dari
petugas kantor pos
SSPCP (rangkap 4)+
Dok. Dasar + Uang

Terima berkas untuk
diperbaiki

menerima dan meneliti berkas

N

Berkas
sesuai?

Y

Terima barang, SSPCP lbr. 1,
dan PPKP lbr. 3

• Mengisi pada SSPCP:
No. SSPCP, tanggal & waktu bayar,
nama & tanda tangan, dan cap dinas
kantor pos
• Menyerahkan kepada wajib bayar
barang + SSPCP lbr. 1 + PPKP lbr. 3
• Menyerahkan kepada Bea dan Cukai
SSPCP lbr. 3 + PPKP lbr. 1

Terima SSPCP lbr. 3 + PPKP lbr. 1
dari kantor pos

Pengertian dan Sifat Jaminan
JAMINAN

Sesuatu Yg diserahkan Kepada Pihak Lain
Sbg Bukti Untuk Pemenuhan Janjinya

SIFAT PENGGUNAAN

A. Sekali Pakai
B. Terus Menerus
1. Pengurangan Bertahap
2. Tetap, Tanpa Pengurangan

Jenis-jenis Jaminan

 Jaminan Tunai
 Jaminan Bank
 Jaminan dari Perusahaan Asuransi (Customs
Bond)
 Jaminan lainnya
- Jaminan Perusahaan Penjamin
- Jaminan Perusahaan (Corporate Garantie)
- Jaminan tertulis

Penggunaan dan Besarnya Jaminan
1. Menjamin Pungutan Negara dalam rangka Kepabeanan
- impor dengan fasilitas penundaan pembayaran (Vooruitslag)
- impor dengan fasilitas Rush handling
- impor Sementara
- pengajuan keberatan
2. Memenuhi kewajiban penyerahan jaminan yg dipersyaratkan
dalam peraturan Pabean
BESARNYA
BESARNYA JAMINAN:
JAMINAN:

1. Berkaitan dengan Fasilitas  BM, Cukai, PDRI Terutang, DA
2. Berkaitan Tambah Bayar  BM, Cukai, PDRI Terutang
3. Berkaitan dengan Keberatan  BM, PDRI dan DA yg
kurang dibayar

KONSEP PENAGIHAN
 Pengertian Penagihan secara umum adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh fiskus
dalam rangka pemulihan hak-hak Negara atas
kewajiban/kekurangan pungutan pajak yang timbul
berkaitan dengan ketentuan di bidang Kepabeanan
dan Cukai
Pelaksanaan Tagihan, dilakukan dalam 2 Tahap :

Tahap

Tahap

1

Penagihan Administratif

2

Penagihan Aktif

Penagihan
Administratif
Penagihan Administratif adalah tindakan yang
diambil oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai atau
Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan Surat
Penetapan atau Keputusan dalam rangka
memulihkan hutang pajak/kekurangan tagihan
pajak/denda administratsi/bunga yang timbul
berdasarkan ketentuan Kepabeanan dan Cukai
yang berlaku (UU Pabean dan UU Cukai)

Bentuk Surat
Penagihan :

SPTNP
SPKTNP
SPP
SPSA
Kep. Dirjend

PENAGIHAN BM
Pasal 37A :

Kekurangan pembayaran bea masuk dan/atau denda
administrasi yang terutang wajib dibayar paling lambat
60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan.
Pasal 38 :
Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan UU
Pabean yang tidak atau kurang dibayar dikenai bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama
24 bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari
pembayarannya, dan bagian bulan dihitung 1 (satu)
bulan

PENAGIHAN ADMINISTRATIF

PENAGIHAN AKTIF
KPP

Jatuh Tempo
60 Hari (Pabean)

21 hari

7 Hari
SPTNP/SPKTNP/SPSA/SPP

SURAT PAKSA
Ka. KPBC

SURAT TEGURAN

2 x 24 jam
Berita Acara Penyitaan
& Segel Sita

PELAKSANAAN LELANG
Pejabat Lelang & Ka. KPBC

14 hari
PENGUMUMAN LELANG
Ka. KPBC

14 hari
SURAT PERINTAH
MELAKSANAKAN PENYITAAN
Ka. KPBC

Hasil
Hasillelang
lelangdiperhitungkan
diperhitungkantagihan
tagihan++biaya
biayapenagihan/biaya
penagihan/biayalelang;
lelang;selebihnya
selebihnya
dikembalikan
dikembalikankepada
kepadapemilik,
pemilik,bila
bilamasih
masihkurang,
kurang,dicari
dicarilagi
lagiobyek
obyeksita
sitayang
yanglain.
lain.

Penagihan Aktif
Penagihan Aktif adalah serangkaian tindakan yang diambil
oleh fiskus agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan
biaya penagihan pajak dengan cara:
 menegur atau memperingatkan,
 melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
 memberitahukan Surat Paksa,
 mengusulkan pencegahan,
 melaksanakan penyitaan,
 melaksanakan penyanderaan, dan
 menjual barang yang telah disita.
Sesuai UU No.19 Tahun 2000
Surat Teguran
Surat Paksa
Surat Penyitaan
Ciri khas dokumen Penagihan scr aktif adalah adanya klausul :

Bentuk Surat
Penagihan :

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

KPU/KPPBC

KPP