ekspor impor jadwal kegiatan id

KATA PE N GAN TAR
Assalamua’laikumWr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun Makalah
Pengembangan Ekspor Dan Impor Indonesia.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
mengenai Pengembangan Ekspor Dan Impor Indonesia.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harap kan demi kesempurnaan Makalah ini dimasa mendatang.
Dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan dan dukungan sehinnga kita dapat menelesaikan
makalah ini, Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin yarabbal’ alamin.

Bireuen, 27 November 2015

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................


i

DAFTAR ISI.......................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................

1

1.1 Latar Belakanag............................................................

1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................

2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................


2

BAB II PEMBAHASAN....................................................

3

2.1 Pengertian Ekspor dan Impor........................................

3

2.2 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia...............

3

2.3 Manfaat Melakukan Ekspor Impor..............................

16

2.4 Faktor Pendorong..........................................................


17

2.5 Problema Ekspor...........................................................

17

2.7 Aneka Cara Ekspor........................................................

19

BAB III PENUTUP............................................................

21

3.1 KESIMPULAN.............................................................

22

2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah
Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan
maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha
dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain,
tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin
beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari
oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu
sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya
alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan
tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya
yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak
langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu
negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat
didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan
tiap-tiap negara tersebut.

Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah
ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih
dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran
barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul
berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa,
kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda. Sehingga berdampak
kepada jumlah ekspor dan impor yang naik turun seiring berjalannya waktu.

1

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi pembahasan
dalam kegiatan Ekspor Impor adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Ekspor dan Impor ?
2. Bagaimana perkembangan Ekspor Impor di Indonesia?
3. Apa manfaat melakukan Ekspor Impor?
4. Apa saja yang menjadi faktor pendorong Ekspor Impor?
5. Apa yang menjadi masalah dalam Ekspor Impor?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Bahwa penulisan makalah ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1. Untuk mempelajari tentang pengertian Ekspor dan Impor.
2. Untuk mengetahui perkembangan Ekspor Impor di Indonesia.
3. Untuk mengetahui masalah dalam Ekspor Impor .
4. Untuk mengetahui grafik dari Ekspor Impor.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekspor dan Impor
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor
pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari
dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari beacukai di negara pengirim maupun
penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya
adalah impor.
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor

umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting
dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.
2.2 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia
Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia mulai didominasi oleh komoditi non
migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas.
Pergeseran ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan
deregulasi di bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk
meningkatkan ekspot non migas. Pada tahun 1998 nilai ekspor non migas telah
mencapai 83,88% dari total nilai ekspor Indonesia, sementara pada tahun 1999
peran nilai ekspor non migas tersebut sedikit menurun, menjadi 79,88% atau
nilainya 38.873,2 juta US$ (turun 5,13%). Hal ini berkaitan erat dengan krisis
moneter yang melanda indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Tahun 2000 terjadi peningkatan ekspor yang pesat, baik untuk total
maupun tanpa migas, yaitu menjadi 62.124,0 juta US$ (27,66) untuk total ekspor
dan 47.757,4 juta US$ (22,85%) untuk non migas. Namun peningkatan tersebut

3


tidak berlanjut ditahun berikutnya. Pada tahun 2001 total ekspor hanya sebesar
56.320,9 juta US$ (menurun 9,34%), demikian juga untuk eskpor non migas yang
menurun 8,53%. Di tahun 2003 ekspor mengalami peningkatan menjadi 61.058,2
juta US$ atau naik 6,82% banding eskpor tahun 2002 yang sebesar 57.158,8 juta
US$. Hal yang sama terjadi pada ekspor non migas yang naik 5,24% menjadi
47.406,8 juta US$. Tahun 2004 ekspor kembali mengalami peningkatan menjadi
71.584,6 juta US$ (naik 17,24%) demikian juga ekspor non migas naik 18,0%
menjadi 55.939,3 juta US$. Pada tahun 2006 nilai ekspor menembus angka 100
juta US$ menjadi 100.798,6 juta US$ atau naik 17,67%, begitu juga dengan
ekspor non migas yang naik 19,81% dibandingkan tahun 2005 menjadi 79.589,1
juta US$.
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (juta US$) Tahun 2010-2014 Non
Migas dan Migas :

4

Tabel (Dalam US$)

Peran
Sektor


2010

2011

2012

2013

2014

Th.
2014
(%)

I. MIGAS

28.039.599.5
34


41.477.035.
636

36.977.261.
378

32.633.031.
285

30.331.863.
792

17,21%

1. Minyak
Mentah

10.402.867.6
68


13.828.677.
857

12.293.410.
847

10.204.709.
564

9.528.227.0
64

5,40%

2. Hasil
Minyak

3.967.277.19
4

4.776.854.8
37

4.163.368.2
21

4.299.127.0
72

3.623.353.4
04

2,06%

13.669.454.6
72

22.871.502.
942

20.520.482.
310

18.129.194.
649

17.180.283.
324

9,75%

II. NON MIGAS

129.739.503.
936

162.019.584
.424

153.043.004
.652

149.918.763
.416

145.960.796
.463

82,79%

1. Pertanian

5.001.899.00
2

5.165.793.6
69

5.569.216.2
44

5.712.976.0
32

5.770.578.7
95

3,27%

2. Industri

98.015.076.4
16

122.188.727
.150

116.125.137
.766

113.029.939
.287

117.329.856
.169

66,55%

3. Tambang

26.712.581.1
07

34.652.027.
382

31.329.944.
921

31.159.534.
218

22.850.041.
499

12,96%

9.947.411

13.036.223

18.705.721

16.313.879

10.320.000

0,01%

157.779.10
3.470

203.496.62
0.060

190.020.26
6.030

182.551.79
4.701

176.292.66
0.255

100,00%

3. Gas

4. Lainnya
TOTAL

Peran Ekspor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil
Industri

Tabel (Dalam US$)

5

Kelompok
Hasil
Industri

Pera
n
Th.
201
4
(%)

2010

2011

2012

2013

2014

1. Pengolahan
Kelapa/Kelapa Sawit

17.253.751.
946

23.179.189.
217

23.396.998.
187

20.660.402.
210

23.711.550.
465

20,21%

2. Besi Baja, Mesinmesin dan Otomotif

10.840.032.
116

13.191.710.
376

15.029.612.
806

14.684.401.
500

15.813.518.
294

13,48%

3. T e k s t i l

11.205.515.
350

13.234.016.
875

12.446.506.
596

12.661.681.
508

12.720.312.
060

10,84%

4. Elektronika

9.254.562.5
24

9.536.135.7
12

9.444.056.9
39

8.520.124.6
47

8.066.889.5
42

6,88%

5. Pengolahan Karet

9.522.622.7
37

14.540.361.
167

10.818.624.
881

9.724.133.1
06

7.497.549.4
04

6,39%

6. Kimia Dasar

4.577.664.1
11

6.119.906.2
61

4.870.521.4
68

5.083.494.8
25

5.703.382.6
18

4,86%

7. Makanan dan
Minuman

3.219.558.3
39

4.505.240.0
17

4.652.902.4
75

5.379.821.6
52

5.554.396.5
93

4,73%

8. Pulp dan Kertas

5.708.164.3
42

5.769.378.2
83

5.517.965.8
18

5.643.997.3
72

5.498.591.2
01

4,69%

9. Pengolahan Kayu

4.280.345.6
72

4.474.988.0
94

4.539.877.3
17

4.727.650.0
15

5.202.156.2
90

4,43%

10. Pengolahan
Tembaga, Timah dll.

6.505.973.1
11

7.500.962.4
97

5.049.455.2
77

4.843.484.6
53

4.886.370.5
85

4,16%

11. Kulit, Barang Kulit
dan Sepatu/Alas Kaki

2.665.634.7
28

3.450.898.9
52

3.561.683.1
01

3.933.060.1
16

4.090.311.5
32

3,49%

12. Peng. Emas,
Perak, Logam Mulia,
Perhiasan dll.

1.417.404.4
97

2.520.059.4
05

2.185.993.5
14

2.031.240.4
28

3.671.788.9
64

3,13%

13. Alat-alat Listrik

2.657.943.7
80

2.995.110.9
90

3.084.974.0
47

3.188.670.0
57

3.060.765.0
55

2,61%

925.326.641

1.978.291.1
64

2.035.001.4
99

2.099.699.1
05

1.852.937.6
71

1,58%

1.216.938.0
46

1.429.411.9
11

1.457.981.8
61

1.465.245.9
43

1.511.010.8
03

1,29%

16. Alat Olah Raga,
Musik, Pendidikan dan
Mainan

894.894.542

1.000.753.3
15

1.098.401.2
15

1.184.450.4
30

1.217.668.2
38

1,04%

17. Rokok

598.860.694 648.437.318 732.537.409 834.266.121 942.271.844

0,80%

18. Keramik, Marmer
dan Kaca

901.381.338 952.623.900 885.864.150 855.714.236 868.068.116

0,74%

19. P u p u k

736.106.806 920.720.995

1.027.965.7
81

1.038.610.8
72 849.438.079

0,72%

20. Pengolahan
Aluminium

790.252.173 893.452.396 820.569.062 777.229.482 774.890.901

0,66%

21. Makanan Ternak

344.544.180 504.033.782 625.819.540 737.356.771 772.923.937

0,66%

22. Produk Farmasi

360.442.018 438.140.751 485.594.695 492.247.879 570.617.738

0,49%

23. Komoditi lainnya

557.864.036 546.572.007 466.187.387 457.399.964 431.191.137

0,37%

24. Barang-barang
Kerajinan lainnya

295.366.789 361.101.284 379.916.623 400.528.010 418.115.320

0,36%

14. Barang-barang
Kimia lainnya
15. Plastik

6

Kelompok
Hasil
Industri

2010

2011

2012

2013

2014

Pera
n
Th.
201
4
(%)

25. Kosmetika

269.790.385 349.090.073 361.488.129 392.019.158 398.927.158

0,34%

26. Pengolahan Tetes

253.512.494 296.184.669 320.929.557 367.794.319 397.390.652

0,34%

27. Minyak Atsiri

198.982.243 242.295.236 222.972.203 212.085.781 260.894.363

0,22%

28. Kamera dan Alatalat Optis

183.371.019 224.681.194 220.978.686 218.610.510 239.018.176

0,20%

29. Pengolahan Rotan
Olahan

195.057.949 208.012.240 286.722.512 264.106.856 214.331.225

0,18%

30. Semen dan Produk
dari Semen
112.195.859 123.001.904

53.895.286 107.422.212

87.144.398

0,07%

31. Pengolahan Hasil
Hutan Ikutan

43.139.745

45.433.810

0,04%

71.015.951

53.965.165

42.989.549

Nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai US$12,29 miliar atau
mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015.
Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02
persen.
Penuruan ekspor februari disebablan oleh menurunya ekspor non migas
sebesar 7,83 persen dari U$$11,279,0 juta menjadi U$$10,395,5 juta, demikian
juga ekspor migas turun sebesar 8,82 persen yaitu dari U$$2.076,8 juta menjadi
U$$1.893,6 juta. Lebih lanjut penurunan ekspor migas di sebabkan oleh
menurunya ekspor hasil minyak sebesar 2,13 persen menjadi U$$207,2 juta dan
ekspor gas turun sebesar 25,61 persen menjadi U$$941,3 juta, sementara ekspor
minyak mentah meningkat sebesar 24,25 persen menjadi U$$745,1 juta. Volume
ekspor migas februari 2015 terhadap januari 2015 untuk minyak mentah naik
sebesar 21,26 persen sementara hasil minyak dan gas turun masing-masing
sebesar 10,28 persen dan 14,40 persen, sementara itu harga minyak mentah
indonesia di pasar dunia naik dari U$$45,28 per barel pada januari 2015 menjadi
U$$54,32 barel pada februari 2015.
Tabel 1

7

Ringkasan perkembangan Ekspor Indonesia
Januari-Februari 2015

Grafik 1
Perkembangan Ekspor Februari 2013-Februari 2015

8

Bila di bandingkan dengan februari 2014, nilai ekspor nonmigas februari
2015 mengalami penurunan 12,68 persen, demikian juga ekspor migas turun
sebesar 30,61 persen. Sementara secara komulatif nilai ekspor indonesia periode
januari-februari 2015 mencapai U$$25,644,9 juta atau turun 11,89 persen di
banding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor komulatif non
mmigas mencapai U$$21,674,5 juta atau mengalami penurunan 9,22 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas februari 2015 terhadap januari 2015
terjadi pada perhiasan/ permata sebesar US$230,1 juta (29,94 persen), sedangkan
peningkatan terbesar pada besi dan baja sebesar US$41,7 juta (56,13 persen)

Ekspor Nonmigas Beberapa Golongan Barang HS 2 Digit
Januari-Februari 2015

Dari data di atas Untuk Ekspor beberapa golongan Barang HS 2 Digit
januari-Februari 2015 untuk komoditi Lemak dan Minyak Hewan/Nabati
adalah mencapai 13,79 persen, dan cenderung mengalami kenaikan,
sedangkan untuk komoditi yang paling rendah menurut tabel di atas
adalah untuk komoditi Kapal laut yang mencapai 0,11 persen. dari data di
9
atas dapat di simpulkan bahwa peranan
ekspor terhadap Noon Migas
paling besar ditempati oleh Komoditi Lemak dan Minyak hewam/hewani.

Nilai impor Indonesia Februari sebesar US$11.550,8 juta atau turun
US$1.061,5 juta (8,42 persen) di banding januari 2015. Hal tersebut di sebabkan
oleh turunya nilai impor migar dan nonmigas masing-masing sebesar US$395,6
juta ( 18,70 persen) dan US$665,9 juta ( 6,34 persen). Penurunan impor migas di
picu oleh turunya nilai impor minyak mentah US$119,4 juta (19,67 persen). Dan
hasil minyak US$300,1 juta (22,01 persen). Sementara impor gas meningkat
US$23,9 juta (16,49 persen).
Sementara nilai impor indonesia selama januari-februari 2015, yaittu
US$24.163,1 juta atau turun US$4.543,8 juta (15,83 persen) di banding periode
yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada impor migas sebesar
US$3.173,1 juta (45,28 persen) dan impor nonmigas sebesar US$1.370,7 juta
(6,32 persen). Lebih lanjut penurunan impor migas di sebabkan oleh turunya
impor minyak mentah, hasil minyak dan gas masing-masing sebesar US$873,7
juta (44,39 persen) US$1.973,9 juta (44,86 persen), dan US$325,5 juta (50,92
persen)
Tabel 2
Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia
Januari-Februari 2014-2015

10

Grafik 2
Impor Migas dan Nonmigas Indonesia (CIF)
Januari-Februari 2014 dan 2015

Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada
juli 2014 dengan nilai mencapai US$4.173,0 juta dan terendah terjadi di februari
2015 yaitu US$1.719,5 juta. Sementara itu nilai impor nonmigas tertinggi tercatat
di april 2014, yaitu US$12.562,2 juta dan terendah di juli 2014 dengan nilai
US$9.908,7 juta.
Selama februari 2015, nilai impor nonmigas Indonesia mencapai
US$9.831,3 juta. Jika dilihatdari perkembangannya terhadap januari 2015, tiga
11

dari 10 golongan barang utama menurut HS 2 dijit mengalami peningkatan.
Ketiga golongan barag tersebut adalah golongan kendaraan bermotor dan
bagiannya US$39,9 juta (9,15 persen),serealia US$31,5 (13,24 persen) dan sisa
industri makanan US$18,4juta (8,36 persen). Sementara itu tujuh golongan barang
lainya mengalami penurunan nilai impor.
Dari tujuh golonganbarang yang mengalami penurunan, dua golongan
diantaranya mengalami penurunan di atas US$100,00 juta, yaitu golongan mesin
dan peralatan mekanik US$208,2 juta (10,29 persen) dan besi serta baja
US$134,9 juta (17,54 persen). Sementara itu tiga golongan berikutnya turun
antara US$50,0 sanpai US$100,0 juta, yaitu golongan mesin dan peralatanlistrik
US$82,1 juta (6,17 persen), plastik dan barang dari plastikUS$78,1 juta (12,71
persen) dan bahan kimia organik US$68,1 juta (13,35 persen). Sedangkan dua
golongan barag lainya turun di bawh US$50,0 juta, yaitu golongan kapas US$26,9
juta (12,54 persen) dan barang dari besi dan baja US$0,1 juta (0,03 persen).
Sementara jika di bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,
selama januari-februari 2014 hanya dua golongan barang yang mengalami
peningkatan yaitu golongan surealia US$62,4 juta (14,02 persen) dan sisa industri
makanan US$61,5 juta (15,49 persen). Sedangkan delapan golongan barag sisanya
mengalami penurunan nilai impor dengan penurunan tertinggi di catat oleh
golongan mesin dan peralatan listrik yaitu US$460,1 juta (15,14 persen).

Tabel 3
Impor Nonmigas Indonesia Sepuluh Golongan Barang Utama HS 2 Dijit
Januari-Februari 2014 dan 2015

12

Dilihat dari eperanan terhadap total impor nonmigas Indonesia JanuariFebruari 2015 maka sepuluh golongan barang utama di atas memberikan peranan
sebesar 63,26 persen. Besarnya peranan tersebut terutama disumbang oleh
golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar 18,89 persen dan mesin serta
peralatan listrik sebesar 12,69 persen. Sedangkan delapan golongan barang utama
berikutnya peranannya di bawah 10,00 persen dimana peranan terkecil di berikan
oleh golongan kapas sebesar 1,99 persen. Sementara itu jika di lihat dari total
impor indonesia Januari-februari 2015, maka impor Sepuluh golongan barang
utama diatas mencapai 52,22 persen. Selanjutnnya perkembangan lima golongan
barang impor nonmigas terbesar Indonesia Januari-Februari 2014 dan 2015 dapat
di lihat di grafik di bawah ini

Grafik 3
Impor Nonmigas Lima Golongan Barang Utama Indonesia
Januari-Februari 2014dan 2015
(CIF ; juta US$)

13

2. Kondisi Ekspor Indonesia Dewasa Ini
Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983.
Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi
seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari penekanan pada industri
substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli
barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi
sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain
harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai
118,43 juta US$ atau meningkat 26,92% dibanding periode yang sama tahun
2007, sementara ekspor non migas mencapai 92,26 juta US$ atau meningkat
21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil
tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65%,
21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
14

Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang
memberikan kontribusi 58,8% terhadap total ekspor non migas. Kesepuluh
golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral,
mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat
mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton,
pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan barang
tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80% terhadap total ekspor non migas.
Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut meningkat 27,71%
terhadap periode yang sama tahun 2007.
Sementara itu, peranan ekspor non migas di luar 10 golongan barang pada
Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20%.
Jepang pun masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai
US$11,80 juta (12,80%), diikuti Amerika Serikat dengan nilai 10,67 juta US$
(11,57%), dan Singapura dengan nilai 8,67 juta US$ (9,40%).
Peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia menurut sektor
untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat
pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan
lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan 21,57%.
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober
2008, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 64,13%, sedangkan
kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31%, dan kontribusi ekspor
produk pertambangan adalah sebesar 10,46%, sementara kontribusi ekspor migas
adalah sebesar 22,10%.
Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan
meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi
ekspor Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang
sempat mengalami penurunan 2,15% atau menjadi 12,23 juta US$ bila
dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, secara year on year mengalami
kenaikan sebesar 28,53%.

15

3. Kondisi Impor Indonesia Dewasa Ini
Keadaan impor di Indonesia tak selamanya dinilai bagus, sebab menurut
golongan penggunaan barang, peranan impor untuk barang konsumsi dan bahan
baku/penolong selama Oktober 2008 mengalami penurunan dibanding bulan
sebelumnya yaitu masing-masing dari 6,77% dan 75,65% menjadi 5,99% dan
74,89%. Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari 17,58% menjadi
19,12%.
Sedangkan dilihat dari peranannya terhadap total impor non migas
Indonesia selama Januari-Oktober 2008, mesin per pesawat mekanik memberikan
peranan terbesar yaitu 17,99%, diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 15,15%,
besi dan baja sebesar 8,80%, kendaraan dan bagiannya sebesar 5,98%, bahan
kimia organik sebesar 5,54%, plastik dan barang dari plastik sebesar 4,16%, dan
barang dari besi dan baja sebesar 3,27%.
Selain itu, tiga golongan barang berikut diimpor dengan peranan di bawah
tiga% yaitu pupuk sebesar 2,43%, serealia sebesar 2,39%, dan kapas sebesar
1,98%. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 67,70% dari
total impor non migas dan 50,76% dari total impor keseluruhan.
Data terakhir menunjukkan bahwa selama Oktober 2008 nilai impor non
migas Kawasan Berikat (KB/kawasan bebas bea) adalah sebesar 1,78 juta US$.
Angka tersebut mengalami defisit sebesar US$9,3 juta atau 0,52% dibanding
September 2008.
Sementara itu, dari total nilai impor non migas Indonesia selama periode
tersebut sebesar 64,62 juta US$ atau 76,85% berasal dari 12 negara utama, yaitu
China sebesar 12,86 juta US$ atau 15,30%, diikuti Jepang sebesar 12,13 juta US$
(14,43%). Berikutnya Singapura berperan 11,29%, Amerika Serikat (7,93%),
Thailand (6,51%), Korea Selatan (4,97%), Malaysia (4,05%), Australia (4,03%),
Jerman (3,19%), Taiwan (2,83%), Prancis (1,22%), dan Inggris (1,10%).
Sedangkan impor Indonesia dari ASEAN mencapai 23,22% dan dari Uni Eropa
10,37%.
2.3 Manfaat Melakukan Ekspor Impor

16

Manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :


Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.



Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor
barang tersebut dari luar negeri.


Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya
secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.



Transfer teknologi modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.

2.4 Faktor Pendorong
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :


Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
17



Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara



Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi



Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.



Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi.



Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.



Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.



Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.

2.5 Problema Ekspor
Barang-barang yang diperdagangkan ke luar negeri atau di ekspor terdiri
dari bermacam-macam jenis hasil bumi disamping hasil tambang dan hasil laut
dan lainnya. Kita mengetahui bahwa masalah ekspor itu bukanlah persoalan yang
berdiri sendiri, tetapi hanyalah sebagai ujung dari suatu kegiatan ekonomi yang
menyangkut bidang yang amat luas, atau paling banyak dapat dikatakan hanya
sebagai salah satu dari satu mata rantai akitifitas perekonomian pada umumnya.
Hasil bumi misalnya sebagian dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan milik
pemerintah maupun swasta, sedangkan sebagian lagi oleh petani-petani kecil yang
bertebaran diseluruh tanah air. Bahkan hasil-hasil itu masih bertebaran di hutan.
Akan tetapi semuanya itu tidak akan menjelma menjadi devisa nyata kalau tidak
diusahakan. Hasil-hasil itu setidak-tidaknya harus dikumpulkan lebih dulu sedikit
demi sedikit dari tempat kecil yang terpencil di pedalaman. Dari situ harus
diangkut ke kota dan kemudian dalam umlah yang agak banyak baru diagkut ke
pelabuhan yang terdekat.

18

Sampai pada taraf itu Indonesia sudah dihadapkan pada masalah-masalah tertentu,
yaitu :
A. Masalah pengumpulan dan masalah angkutan darat
Masalah pengumpulan merupakan persoalan tersendiri, bagaimana caranya
mengumpulkan barang itu dari tempat-tempat kecil dan dari produsen yang
tersebar itu. Bidang prasarana ekonomi inonesia memang tidak sempurna,
sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan dalam usaha ke arah perbaikan
dalam bidang-bidang lain.
B. Masalah pembiayaan Rupiah ( Rupiah Financing)
Persoalan pembiayaan ini merupakan pesoalan yang penting pula, apakah
keuangan sendiri dari setiap pengusaha cukup kuat untuk membiayainya, ataukah
tidak perlu bantuan dari bank-bank pemerintah atau badan-badan keuangan
lainnya. Kalau demikian halnya sampai sejauh mana pemerintah dapat
memberikan bantuan dalam pemecahan persoalan pembiayaan rupiah ini.
Barang ekspor kita sebagian dihasilkan oleh produsen kecil ataupun hanya
dipungut dari hutan-hutan, laut dan sungai. Produsen atau pengumpul pertama itu
mempunyai tingkat pengetahuan dan cara pengolahan yang tidak sama, sehingga
barang yang dihasilkan belum mempunyai mutu yang seragam, bahkan mungkin
sekali belum dilakukan pengolahan sama sekali. Barang masih sedemikian itu
sudah tentu belum dapat diperdagangkan ke luar negeri, tetapi masih perlu di olah
lebih dahulu.
C. Masalah sortasi dan Up-grading (sorting & up-grading)
Baik di desa maupun di kota-kota pelabuhan barang-barang yang sudah
terkumpul harus disimpan dengan baik dan dimasukkan di dalam karung ataupun
peti yang kuat sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan selama dalam
penyimpanan atau selama dalam perjalanan. Jadi dalam hal inipun tidak dapat
diabaikan persoalan.
2.7 Aneka Cara Ekspor
I. Ekspor Biasa

19

Dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan
umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk
memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di
luar negeri. Sesuai dengan perturan devisa yang berlaku maka hasil devisa yang di
peroleh dari ekspor ini dapat di jual kepada Bank Indonesia, sedangkan eksportir
menerima pemabayaran dalam mata uang rupiah sesuai dengan penatapan nilai
kurs valuta asing yang ditentukan dalam bursa valuta, atau juga dapat dipakai
sendiri oleh eksportir.
II. Barter
Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan
langsung dengan barang, tidak menerima pembayaran di dalam mata uang rupiah.
Kalau kiata mempelajari sejarah masyarakat primitif ataupun masyarkat suku
terasing, maka kebanyakan cara yang mereka tempuh dalam memenuhi
kebutuhannya adalah dengan cara “tukar menukar” apa yang dipunyai
(diproduksinya) dengan barang apa yang di miliki tetangganya.
III. Konsinyasi (Consignment)
Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk di jual sedangkan hasil
penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi, dalam hal ini
barang di kirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti
dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang
sebelumnya sudah dilakukan eperti dalam hal ekspor biasa. Tegasnya di dalam
pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu
diluar negeri.
IV. Package-Deal
Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi Indonesia terutama dengan
negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan
(trade agreement) dengan salah satu negara pada perjanjian ditetapkan sejumlah
barang tertentu akan diekspor ke negara itu dan sebaliknya dan dari negara itu
akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan dari negara tersebut dan yang
20

kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter, namun terdiri dari aneka
komoditi.
V. Penyelundupan (smuggling)
Di negara manapun hampir selalu ada, baik perorangan maupun badanbadan usaha yang hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri
tanpa mengindahkan peraturan yang berlaku. Ada saja dalam perdagangan luar
negeri golongan yang berusaha lolos dari peraturan pemerintah yang dianggapnya
merugikan kepentingannya.

BAB III
PENUTUP
21

3.1 KESIMPULAN
Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia mulai didominasi oleh komoditi non
migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas.
Pergeseran ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan
deregulasi di bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk
meningkatkan ekspot non migas. Pada tahun 1998 nilai ekspor non migas telah
mencapai 83,88% dari total nilai ekspor Indonesia, sementara pada tahun 1999
peran nilai ekspor non migas tersebut sedikit menurun, menjadi 79,88% atau
nilainya 38.873,2 juta US$ (turun 5,13%). Hal ini berkaitan erat dengan krisis
moneter yang melanda indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai
118,43 juta US$ atau meningkat 26,92% dibanding periode yang sama tahun
2007, sementara ekspor non migas mencapai 92,26 juta US$ atau meningkat
21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil
tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65%,
21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
3.2 SARAN
- Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan Indonesia
harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih banyak dibandingkan dengan
kegiatan impor.
- Banyaknya masalah yang terjadi dengan adanya kegiatan ekspor impor ini
sehingga pemerintah dituntut untuk melakukan kebijakan yang benar dan tepat
sasaran.
- Seharusnya pemerintah membuat keringanan peraturan bagi barang – barang
ekspor dan impor agar kegiatan tersebut lancar.

DAFTAR PUSTAKA

22

http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/03/makalah-ekspor-imporindonesia.html
http://pratamafahri.blogspot.co.id/2012/04/perkembangan-ekspor-impor-diindonesia.html

23