ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007

PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
atau badan usaha yang bersangkutan. Laporan keuangan sangat berkaitan erat dengan proses
akutansi yang merupakan kegiatan mencatat, mengklasifikasikan data keuangan dari satu
badan usaha dimana aktifitasnya berhubungan dengan produksi barang dan jasa. Laporan
keuangan perusahaan lazimnya diterbitkan secara periodik, tahunan, semester, triwulan,
bulanan bahkan harian. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan
merupakan media untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang telah
dikelola kemudian ditunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau
dari sudut pandang pemakai, informasi akutansi diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.
`

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,
laporan kinerja, perubahan komposisi keuangan, dan laporan aliran kas. Laporan keuangan
akan lebih bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, apabila yang
dihasilkan mempunyai daya prediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem perbankan nasional memerlukan
berbagai sarana pendukung agar dapat memberikan kontribusi yang maksimum bagi
pengembangan ekonomi nasional. Perkembangan perbankan syariah selama satu tahun
terakhir, sampai dengan bulan oktober 2012 cukup menggembirakan, terlihat dari
pertumbuhan asetnya serta pertumbuhan bank syariah itu sendiri. Dari sisi preferensi
masyarakat terhadap produk perbankan syariah, masyarakat cenderung memilih produk yang
memberikan imbal hasil yang tinggi, seperti deposito, mudharabah, musyarakah, murabahah,
istisna, qardh, dan pembiayaan ijarah.

Bank syariah tidak rentan terhadap fluktuasi tingkat suku bunga karena bank syariah
tidak beroperasi dengan sistem bunga, eksposure pembiayaan perbankan syariah lebih
diarahkan kepada akivitas perekonomian domestik sehingga belum memiliki tingkat integrasi
yang tinggi dengan sistem keuangan global. Bank Indonesia menilai tingkat kesehatan bank
dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi suatu bank. Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi
kinerja keuangan bank umum di Indonesia. CAMELS merupakan kepanjangan dari Capital
(C), Asset Quality (A), Management (M), Earning (E), Liability dan Liquidity (L). Analisis
CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem
penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia. Dan kemudian
diperbaiki dan dievaluasi kembali dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007

Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
Eskposure pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada
aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi
dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang tinggi.
Perbankan syariah nasional mengalami pertumbuhan yang akan dapat dipenuhi, antara lain:
realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum Syariah),
implementasi Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah sebagai
kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah tentang
SBSN mampu memberikan semangat industri untuk meningkatkan kinerjanya.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Mabrur Ponorogo adalah salah satu
perbankan syariah yang ada di Jawa Timur dan berdiri paling lama (pertama kali) di
Karisedenan Ponorogo, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Mabrur Ponorogo
dengan semua usahanya menyediakan produk tabungan dan pembiayaan dengan membawa
misi yang harus diemban, yaitu sebagai bank penyedia dana untuk fasilitas kredit
(pembiayaan), serta menjalankan bisnis dengan prinsip syariah.
Salah satu fenomena tersebut adalah terkait dengan Simpanan Tabungan dan
Simpanan Deposito, dimana depositonya menggunakan sistem nisbah bagi hasil
(mudharabah) atau bonus wadiah dan bukan dengan sistem bunga, terkait dengan pembiayaan
(kredit), ternyata di dalam sistem kinerja pembiayaan BPRS Al-Mabrur Ponorogo, untuk
angsuran pembiayaannya hanya menerapkan nilai margin 1,5% dari jumlah pokok

pembiayaan yang diberikan pihak BPRS Al-Mabrur Ponorogo dengan kesepakatan akad di
awal, tanpa ada pinalti meskipun masuk jatuh tempo. terkait dengan pendapatan BPRS AlMabrur Ponorogo, dimana modal BPRS Al-Mabrur Ponorogo mayoritas berasal dari

pengumpulan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) ini lebih sering mendapatakan keuntungan
(pendapatan) yang selalu bertambah (mengalami peningkatan) setiap tahunnya, yang
didominasi dari hasil produk pembiayaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan BPR
Syariah Al-Mabrur Ponorogo Periode 2010-2012 didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia
Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
KAJIAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2011;2) kinerja keuangan adalah gambaran kondisi
keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan suatu yang berhubungan dengan
kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan (Kusumo, 2008)
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan
keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan
dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode
berikutnya.
Laporan Keuangan Perbankan
Laporan keuangan bank adalah Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi bank
secara keseluruhan (Kasmir, 2003:239). Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari
suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk
membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan keuangan merupakan media
komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan. Pentingnya laporan keuangan bahwa laporan keuangan merupakan
sarang mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan manajer atas sumber daya
pemilik.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 1 menyatakan
tujuan laporan keuangan bertujuan umum untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

equitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (PSAK, 2010)
Analisa Kinerja Keuangan didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 tentang
sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah (lembaran negara
republik indonesia tahun 2007 nomor 31, tambahan lembaran negara republik indonesia
nomor 4699), perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia,
yaitu: (1) dengan meningkatnya jenis produk dan jasa perbankan syariah

memberikan

pengaruh terhadap kompleksitas usaha dan profil risiko bank berdasarkan prinsip syariah, (2)
perhitungan tingkat kesehatan bank telah memperhitungkan risiko melekat (inherent risk)
dari aktivitas bank, (3) tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan
penilaian terhadap faktor finansial dan faktor manajemen, (4) penilaian faktor finansial
dilakukan dengan melakukan pembobotan terhadap peringkat faktor permodalan, kualitas
aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas atas risiko pasar, (5) penilaian terhadap faktor
permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas atas risiko pasar dilakukan
dengan menggunakan penilaian kuantitatif dan kualitatif serta judgement, (6) rasio-rasio yang
digunakan untuk menghitung peringkat faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas,

likuiditas dan sensitivitas atas risiko pasar dibedakan menjadi rasio utama, rasio penunjang
dan rasio pengamatan (observed), (7) penilaian terhadap faktor manajemen dilakukan dengan
menggunakan penilaian kualitatif untuk setiap aspek dari manajemen umum, manajemen
risiko dan manajemen kepatuhan.
Rasio (Capital)
Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal Bank dalam
mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul.

Penilaian kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum dihitung
menggunakan rasio

Keterangan:
Mtier1: Modal inti = Modal disetor + Cadangan umum + Laba ditahan + Laba tahun berjalan.
*modal disetor = Modal dasar – Modal yang belum disetor.
Mtier2: Modal Pelengkap = Cadangan umum + Modal pinjaman.
Mtier3: Modal pelengkap tambahan = Agio.
Penyertaan: Penanaman dana bank = Modal dasar - Modal belum disetor.
ATMR: Aktiva Tertimbang Menurut Resiko = Penempatan pada bank lain + Piutang + (Tanah
dan gedung – Akumulasi penyusutan gedung) + (inventaris – Akumulasi penyusutan
inventaris) + Rupa-rupa aktiva.

Nilai KPMM mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank
tersebut dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : KPMM
≥ 12%, (2) Peringkat 2 : 9% ≤ KPMM < 12%, (3) Peringkat 3 : 8% ≤ KPMM < 9%,
(4)

Peringkat 4 : 6% < KPMM < 8%, (5) Peringkat 5 : KPMM ≤ 6%.

Rasio (Asset quality)
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk
antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul. Penilaian
kualitas aktiva produktif bank syariah menggunakan rasio:
DPK + KL+ D+ M
APYD (¿¿ Aktiva Produkrtif )
1−¿
¿

KAP=

:


Aktiva Produktif Yang
Diklasifikasikan

DPK

:

Dalam Perhatian
Khusus

KL

:

Kurang Lancar

D

:


Diragukan

M

:

Macet

Nilai KAP mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank tersebut
dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : KAP > 0,99, (2)
Peringkat 2 : 0,96 < KAP ≤ 0,99, (3) Peringkat 3 : 0,93 < rasio KAP ≤ 0,96, (4) Peringkat 4 :
0,90 < rasio KAP ≤ 0,93, (5) Peringkat 5 : KAP ≤ 0,90.
Rasio (Earnings).
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Penilaian pendapatan operasional bersih (Net Operating Margin, NOM)
dihitung menggunakan rasio :

Keterangan:
PO


: Pendapatan
Operasional

DBH

: Distribusi bagi hasil

BO

: Beban Operasional

Rata2 AP

:

Saldo awal + Saldo akhir tahun
2
Nilai NOM mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank tersebut
dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : NOM > 3%, (2)
Peringkat 2 : 2% < NOM ≤ 3%, (3) Peringkat 3 : 1,5% < NOM ≤ 2% , (4) Peringkat 4 : 1% <

NOM ≤ 1,5%, (5) Peringkat 5 : NOM ≤ 1%

Rasio (Liquidity)
Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam memelihara
tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul.

Penilaian besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek
menggunakan rasio :

Keterangan:
Akt jgk pendek:
(Aktiva jangka pendek = Kas + Penempatan bank Indonesia + Penempatan pada bank lain +
Piutang + Pembiayaan + Pembiayaan Ijarah)
Kew jgk pendek:
(Kewajiban jangka pendek = Kewajiban segera + Tabungan pihak ketiga + Deposito pihak
ketiga)
Nilai STM mempunyai beberapa peringkat untuk menentukan apakah bank tersebut
dikatakan baik apa tidak, peringkat tersebut adalah : (1) Peringkat 1 : STM > 25%, (2)
Peringkat 2 : 20% < STM ≤ 25%, (3) Peringkat 3 : 15% < STM ≤ 20%, (4) Peringkat 4 : 10%
< STM ≤ 15%, (5) Peringkat 5 : STM ≤ 10%.
METODE
Pendekatan penelitian yang akan dipakai adalah pendekatan deskriptif yang memakai
data-data kuantitatif. Model penelitian ini adalah mempelajari aspek dari suatu topik yang
sederhana atau rumit dari situasi yang berbeda, dimana pendekatan ini menyatakan sesuatu
distribusi atau keberadaan suatu variabel (Emory, 1996:131). Penelitian ini tergolong dalam
kategori penelitian case study (studi kasus), penelitian studi kasus artinya melakukan
penelitian pada lokus atau subyek tertentu yang memang memiliki keunikan tertentu yang
berbeda dengan lokus atau subyek yang lain pada umumnya.
Data penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan, sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo
pada periode 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah fokus pada laporan keuangan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah Al-Mabrur Ponorogo pada periode 2010–2012.
Maka ruang lingkup subyek penelitian ini meliputi tentang semua data laporan keuangan
yang digunakan sebagai analisa kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah
Al-Mabrur Ponorogo yaitu dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan BPR

Syariah Al-Mabrur Ponorogo dari tahun 2010-2012 berubah menjadi 2010-2012 karena
keterbatasan data yang ada.
Data yang digunakan penelitian ini data kualitatif berdasarkan pada pendekatan
teoritis dan pemikiran logis. Model data ini menggunakan keterangan-keterangan yang
terperinci berdasarkan informasi lisan dari narasumber, data kuantitatif

dalam bentuk

kumpulan angka-angka dari hasil observasi dan dokumentasi yang sifatnya dapat dihitung
dengan metode statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini, berupa rasio dari laporan
keuangan BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo pada periode 2010-2012. Teknik pengumpulan
data dengan dokumentasi yaitu dengan cara mencari data mengenai variabel atau hal-hal yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Teknik dokumentasi
pada penelitian ini adalah data berupa dokumen laporan keuangan yang meliputi neraca dan
laporan laba rugi periode 2010-2012 yang diterbitkan oleh BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo
pada periode 2010-2012
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio penilaian kesehatan
bank syariah dengan didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal
24 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah. Rasio yang dipergunakan untuk menilai kinerja keuangan Kasus BPR
Syariah Al-Mabrur Ponorogo Periode 2010 -2012 adalah (1) Permodalan (capital), (2)
Kualitas aset (Asset quality), (3) Rentabilitas (Earnings), (4) Likuiditas (Liquidity).
Aspek Permodalan (capital), penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai
kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi
eksposur risiko yang akan muncul. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek permodalan
adalah kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum.
Aspek Kualitas Aset Produktif (Asset quality) penilaian kualitas aset dimaksudkan
untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan
(credit risk) yang akan muncul. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek kualitas aset
adalah kualitas aktiva produktif.
Aspek Rentabilitas (Earnings), penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek
rentabilitas adalah pendapatan operasional bersih.
Aspek Likuiditas (Liquidity) penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan
bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko
likuiditas yang akan muncul. Rasio yang digunakan untuk menilai aspek likuiditas adalah
Besarnya aset jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek.

Teknik Analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif interpretatif
yang berpijak pada formula Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 24
Januari 2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip
syariah, dengan langkah atau tahapan penghitungan rasio-rasio penilaian kesehatan (kinerja
keuangan) BPR Syariah.
HASIL
Perbankan Syariah merupakan bank yang mempunyai aturan dan ketentuan
berdasarkan prinsip syariah, dalam tahun 2010-2012 BPR Syariah Al-Mabrur mempunyai
hasil dalam setiap tahunnya.
Tabel 1. Hasil perhitungan rasio capital, asset, earning, liquidity tahun 2010-2012
RAS

2010

2011

2012

IO
KP

8.41

6.15

41.10

MM
KAP

0.967433 0.979662 0.977275

NO

006
788
576
655281.7 605932.5 697867.6

M
12
87
STM 2.474
0.234
Sumber: diolah oleh peneliti

63
0.179

Hasil perhitungan rasio setiap tahun pada laporan keuangan BPR Syariah Al-Mabrur
pada rasio KPMM setiap tahun 2010-2012 mengalami peningkatan dan hasil tertinggi berada
pada tahun 2012 dengan hasil 41.10 sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan
menjadi 6.15 dikarenakan pada tahun ini penyertaan dari bank meningkat. Rasio KAP pada
tahun 2010-2012 pada setiap tahun nya mengalami peningkatan dan hasil tertinggi pada tahun
2011 dengan nilai0 0.979662788. Rasio NOM pada tahun 2010-2012 pada setiap tahunnya
mengalami naik turun dan hasil tertinggi berada pada tahun 2012 dengan nilai 697867.663
hal ini desebabkan karena nilai pendapatan operasional mengalami peningkatan. Rasio STM
pada tahun 2010-2012 pada setiap tahun nya mengalain naik turun dan hasil tertinggi berada
pada tahun 2010 dengan hasil 2.474.
PEMBAHASAN
Hasil Perhitungan Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Persediaan Modal Minimum

Nilai KPMM dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012
mengalami fluktuasi dengan persentase berkisar antara 8.41-41.10. Dari nilai persentase
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nilai KPMM (Kecukupan Pemenuhan Kewajiban
Modal Minimum dari

BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2008-2012

tergolong tinggi karena memiliki prosentase di atas 8%.
Tabel 2. Perhitungan Rasio KPMM
Variabe
l
Mtier1
Mtier2
Mtier3
Penyert
aan
ATMR

2010

2011

2012

3,145,2

3,195,6

3,731,9

64
245,000
102,900
2386,00

84
52,845
102,900
2,386,0

93
79,477
133,650
2796,00

0
13,161,

00
15,698,

0
22,806,

048
260
KPMM 8.41
6.15
Sumber: diolah oleh peneliti

578
41.10

Pada tahun 2010 nilai KPMM dari BPR Syariah Al Mabrur Ponorogo yaitu senilai
8.41 Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun ini nilai ATMR yang tinggi sehingga dapat
dikatakan BPR Syariah Al Mabrur Ponorogo memiliki modal yang cukup untuk menjalankan
aktivitasnya. Pada tahun 2011 nilai KPMM kembali mengalami penurunan yaitu menjadi
6.15. Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun ini akumulasi modal inti dari bank tetap serta
nilai ATMR meningkat. Pada tahun 2012 nilai KPMM bank kembali mengalami peningkatan
yang cukup drastis yaitu menjadi 41.10. Dimana akumulasi modal inti dan pelengkap dari
bank mengalami peningkatan serta nilai penyertaan yang juga mengalami peningkatan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai KPMM dari BPR Syariah AlMabrur Ponorogo tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan prosentase sebesar 14.10,
sedangkan nilai KPMM terendah terjadi pada tahun 2010 dengan nilai 8.41. Pada hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa KPMM menghasilkan nilai 8.41-41.10. Hasil ini dapat
disimpulkan bahwa nilai KPMM tergolong sangat rendah yakni dibawah peringkat 3,4 dan 5.
Dapat diartikan bahwa kinerja keuangan BPR Syari’ah Al-Mabrur sangat tidak baik karena
hasil perhitungan dari rasio KPMM ini menunjukkan hasil nya jauh sangat rendah dari batas
yang ditetapkan Bank Indonesia.
Hasil Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama
periode 2010-2012 adalah relative konstan yaitu di atas 0,9. Nilai ini mencerminkan kualitas
aset dari bank kurang baik dengan risiko portofolio yang sangat minimal. Kebijakan dan
prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan
sesuai dengan skala usaha bank, serta sangat mendukung kegiatan operasioanal yang aman
dan sehat dan didokumentasikan dan diadministrasikan dengan sangat baik.
Tabel 3. Perhitungan Rasio KAP
Variabe
l
DPK
KL
D
M
Aktiva
Produkt
ivitas
KAP

2010

2011

2012

0
0
113,000 59,258
143,70
21,800
1
138.35
31,960
2

0
28,553

8,863,6

10,788,

16,265,

06

598

011

0.9674

0.9796

0.9772

39,141
301,91
9

33006
62788
75576
Sumber: diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai KAP lebih dari 0.9. Sementara itu nilai
aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan
penghasilan dan nilainya sangat kecil.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP menghasilkan nilai diatas 0.9 hal
ini menunjukkan dalam peringkat 2. Nilai ini mencerminkan kualitas aset dari bank yang baik
dengan resiko portofolio yang sangat minimal. Nilai KAP sebesar lebih dari 0,9 juga
disebabkan karena jumlah aktiva produktif yang nilainya sangat besar yang berkisar antara
0.967433006-0.979662788 sementara itu nilai APYD atau aktiva produktif yang sudah
maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan nilainya sangat kecil.
Dapat diartikan bahwa kinerja keuangan BPR Syari’ah Al-Mabrur kinerjanya baik atau sehat
bisa dilihat bahwa KAP yang ditetapkan Bank Indonesia adalah 0,9.
Hasil Net Operating Margin

Nilai Nett Operating Margin (NOM) dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama
periode 2010-2012 mengalami fluktuasi dengan prosentase berkisar antara 605932.587697867.663. Dari nilai persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa nilai NOM dari
BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012 tergolong peringkat 1 karena
memiliki persentase di atas 3%. Tingginya nilai NOM ini mencerminkan bahwa pendapatan
operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan terakhir jauh melebihi
rata-rata aktiva produktifnya atau dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan dari BPR Syariah
Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012 adalah sangat baik.
Tabel 4. Perhitungan Rasio NOM
Variab
el
PO
DBH
BO

2010

2011

2012

2,243,28

2,241,41

2,700,20

2
1,586,46

5
1,634,21

5
2,001,35

9
1,042,80

1
1,054,00

6
1,227,65

7

1

3

681

829

1,251

655281.

605932.

697867.

Ratarata
AP
NOM

712
587
Sumber: diolah oleh peneliti

663

Pada tahun 2010 nilai NOM dari BPR Syariah Al Mabrur Ponorogo adalah sebesar
655281.712, hal ini menunjukkan bahwa jumlah pendapatan operasional nilainya hampir 3
kali lebih besar dari pada rata rata aktiva produktif. Dengan kata lain BPR Syariah Al-Mabrur
Ponorogo dapat dikatakan telah memiliki pendapatan operasional yang sangat baik. Pada
tahun 2011 nilai NOM kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 605932.587. Hal ini
terjadi dikarenakan pada tahun ini terjadi penurunan nilai pendapatan operasional.
Pada tahun 2012 nilai NOM bank kenaikan yaitu menjadi 697867.663. Hal ini terjadi
karena nilai pendapatan operasional dari bank mengalami kenaikan, distribusi bagi hasil,
biaya operasional dan rata-rata aktiva nya mengalami kenaikan. Dari uraian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa nilai NOM (Nett Operating Margin) dari BPR Syariah Al-Mabrur
Ponorogo tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan persentase sebesar 697867.663.

Sedangkan nilai NOM terendah terjadi pada tahun 2010 dengan persentase sebesar
605932.587.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NOM menghasilkan nilai antara
655281.712-697867.663 dari nilai prosentase, dapat disimpulkan bahwa nilai NOM dari BPR
Syari’ah Al-Mabrur selama periode 2010-2012 tergolong peringkat 1 karena memiliki
persentase lebih dari 3%. Dapat dilihat peraturan yang diberikan Bank Indonesia untuk NOM
adalah 3% dan hasil perhitungan adalah lebih dari 3% maka dapat diartikan bahwa kinerja
keuangan BPR Syari’ah Al-Mabrur tahun 2010-2012 adalah sangat baik.

Hasil Sort Term Mismatch
Nilai STM yang merupakan rasio aktiva jangka pendek terhadap kewajiban jangka
pendek dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo selama periode 2010-2012 mengalami
fluktuasi dengan prosentase berkisar antara 0.234-2.474.
Tabel 5. Perhitungan Rasio STM
Variabe

2010

2011

2012

14,597,

1,654,

1,527,

356

938

500

ban

5,900,8

7,073,

8,516,

Jangka

00

965

614

l
Aktiva
Jangka
Pendek
Kewaji

Pendek
STM
2.474
0.234
0.179
Sumber : Diolah oleh peneliti
Berdasarkan nilai rasio STM masing-masing tahun, dapat disimpulkan bahwa STM
tahun 2010-2011 tergolong peringkat 5 karena nilai rasio yang didapatkan jauh lebih kecil,
artinya dapat dikatakan bahwa nilai aktiva jangka pendek dari bank belum memenuhi syarat
minimum. Pada tahun 2010 nilai STM dari BPR Syariah Al-Mabrur Ponorogo adalah sebesar
2.474 hal ini menunjukkan bahwa nilai aktiva jangka pendek sangat kecil. Pada tahun 2011
nilai STM mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu menjadi 0.234 Hal ini terjadi
dikarenakan pada tahun ini nilai aktiva jangka pendek dari bank mengalami kenaikan dan
kewajiban jangka pendek juga mengalami kenaikan.

Pada tahun 2012 nilai STM mengalami penurunan yaitu menjadi 0.179. Hal ini terjadi
dikarenakan pada tahun 2012 nilai aktiva produktif mengalami penurunan. Keadaan yang lain
yang menyebabkan penurunan STM adalah meningkatnya kewajiban jangka pendek dari
bank yaitu dari angka 7073965 di tahun 2011 menjadi 8516614 pada tahun 2012. Dari uraian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai STM tertinggi dari BPR Syariah Al-Mabrur
Ponorogo terhjadi pada tahun 2010 dengan persentase sebesar 2.474, sedangkan nilai STM
terendah terjadi pada tahun 2012 dengan prosentase sebesar 0.179.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa STM menghasilkan nilai 0.179 – 2.474
ini tergolong peringkat 5 karena nilai rasio yang didapatkan sangat rendah artinya dapat
dikatakan bahwa nilai aktiva jangka pendek dari bank belum memenuhi syarat minimum.
Dapat diartikan bahwa kinerja keuangan BPR Syari’ah tidak baik. Karena belum memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 25%.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, maka kinerja keuangan BPR Syariah
Al-Mabrur dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari aspek KPMM hasilnya tidak baik, ditinjau
dari aspek KAP hasilnya baik, ditinjau dari aspek NOM hasilnya baik, ditinjau dari aspek
STM hasilnya tidak baik. Dan hasil kinerja keuangan BPR Syariah Al-Mabrur ditinjau dari
rasio KPMM, KAP, NOM, STM dapat dinyatakan cukup baik.
Dari perhitungan rasio KPMM yang telah dilakukan penulis, disarankan bagi pihak AlMabrur agar dapat meningkatkan modal nya agar tidak mengalami penurunan dari tahun
berikutnya.
Dari perhitungan analisis KAP diketahui bahwa hasil selama periode 2010-2012 memiliki
peringkat ke 2, maka penulis menyarankan pada Al-Mabrur agar mempertahankan kualitas
aset agar tetap melaksanakan kegiatan operasional dengan baik agar mendapatkan hasil yang
baik pula.
Dari perhitungan analisis NOM diketahui bahwa Al-Mabrur mengalami fluktuasi yang
semakin tinggi dan dari nilai tersebut pendapatan operasional membawa kinerja keuangan AlMabrur menjadi sangat baik.
Dari perhitungan rasio STM yang merupakan aktiva jangka pendek Al-Mabrur
mengalami fluktuasi menurun dalam setiap tahunnya berada pada perhatian khusus, yang
artinya kinerja keuangan bank Al-Mabrur ini berada pada posisi tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2007. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.
Cooper,D.R. dan Emory,C.W. 1996 Bussiness Research Methods. 5 thet. Richard D. Irwin
Inc. New York.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akutansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kasmir, 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka.
Kusumo, Yunanto Adi. 2008.”Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002
– 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007)”. Jurnal Ekonomi Islam II (1):109131
Undang-Undang No. 21 tentang Perbankan Syariah. 2008. Jakarta: Bank Indonesia