TAKE HOME EXAM MANAJEMEN PROYEK FAKULTAS
TAKE HOME EXAM
MANAJEMEN PROYEK
Disusun Oleh :
Faiz Riffat Al Mahyar
11/315837/EK/18598
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
Bagian I
Gambaran Proyek
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci bagi umat muslim di
seluruh dunia. Setiap tahunnya setiap muslim selalu menyambut gembira
datangnya bulan tersebut. Tidak terkecuali warga yang terdapat di dusun
yang saya tempati yang seluruhnya beragama Islam. Dalam pelaksanaannya
di dusun saya biasanya diadakan berbagai kegiatan untuk menyemarakkan
bulan tersebut. Kegiatan tersebut terdiri dari buka puasa bersama dan taman
pendidikan al-qur’an yang diharapkan dengan diadakannya kegiatan tersebut
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai agama Islam serta semangat
dalam beribadah di bulan suci ramadhan.
Pada pelaksanaannya dilaksanakan pada waktu yang berbeda – beda
tiap kegiatan gema ramadhan di dusun saya tersebut. TPA dilakukan setiap
sore hari menjelang waktu berbuka puasa dan buka puasa bersama
diadakan setiap hari minggu selama bulan ramadhan. Kegiatan ini
dilaksanakan di Masjid yang berada di dusun saya dan merupakan kegiatan
yang rutin diadakan setiap tahunnya. Posisi saya dalam kegiatan bulan
ramadhan disini adalah sebagai anggota bagian peralatan dan perlengkapan
dalam proyek buka puasa bersama. Tugas saya adalah menyediakan
peralatan dan perlengkapan dalam proyek buka bersama ini seperti misalkan
piring, gelas, sendok, mangkok, teko, nampan untuk menghidangkan
makanan dan minuman dan juga peralatan soundsystem karena pada acara
buka puasa bersama tersebut diisi dengan pengajian hingga adzan maghrib
menjelang.
Anggota dari bagian peralatan dan perlengkapan dalam pelaksanaan
proyek buka puasa bersama ini hanya terdiri dari lima orang. Jumlah tersebut
dirasa cukup karena skala dari proyek ini juga tidak begitu besar dan aktivitas
yang harus dilakukan tidak terlalu banyak dan kompleks karena harus
menyediakan peralatan untuk menghidangkan makanan dan minuman buka
puasa serta soundsystem untuk pengajian. Karena kegiatan ini rutin
dilakukan tiap hari minggu berarti terdapat empat kali pelaksanaan selama
sebulan dan dalam pelaksanaannya setelah pelaksanaan yang pertama
terasa sedikit lebih mudah karena sudah mengetahui apa apa saja yang
dibutuhkan dan dibantu dengan evaluasi yang terus dilakukan agar proyek
berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaannya tidak terdapat kendala karena
semua peralatan dan perlengkapan sudah tersedia, karena di dusun saya
sudah memiliki inventaris sendiri untuk alat alatnya yang biasanya digunakan
untuk acara pernikahan atau apapun. Namun tetap dibutuhkan koordinasi
agar tidak terjadi kesalahpahaman sesama anggota dan hasilnya pun
memuaskan karena proyek berjalan dengan lancar.
No.
Aktivitas
Time
Predecesor
1.
Pengambilan Peralatan dan
Perlengkapan
2.
Eksekusi Proyek Buka Puasa
Bersama
1
3.
Pengembalian Peralatan dan
Perlengkapan
2
Bagian II
Kajian Proyek
a. Leadership
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the
purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly
agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or
common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas
para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power
to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve
high performance".
Menurut Wartburg dan Thorsten (2006) :
Transactional leadership adalah suatu gaya yang bersifat
transaksional dimana pemimpin memberikan reward berdasarkan kinerja,
pemimpin memonitor perilaku dan kinerja anggotanya dan melakukan koreksi
jika menyimpang dari target.
Transformational leadership adalah suatu gaya yang bersifat
transformatif, dimana:
1. pemimpin memberikan pengaruh dengan menunjukkan keyakinan,
menekankan trust, dan menyampaikan nilai-nilai yang diyakininya.
2. pemimpin memberikan motivasi yang inspiratif, antara lain dengan
mengartikulasikan visi, berdiskusi dengan optimis dan antusias.
3. pemimpin memberikan stimulasi intelektual, misalnya dengan
merangsang anggotanya untuk selalu memiliki perspektif yang baru
dalam melakukan sesuatu.
4. pemimpin menghargai individu dan kebutuhan individu dalam
berinteraksi dengan anggota.
Menurut teori – teori diatas yang sesuai dengan kepemimpinan yang
dilakukan oleh ketua bagian peralatan dan perlengkapan dari kegiatan bulan
ramadhan menurut saya adalah teori hubungan atau transformasional. Ketua
bagian tersebut sering memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap
anggota kepanitiaan dan juga berfokus agar setiap anggota dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam melaksanakan proyek tersebut.
Hal yang dilakukan adalah misalnya membantu dan mengajarkan bagaimana
melakukan perijinan dalam peminjaman alat alat yang diperlukan sehingga
kedepannya para anggota dapat melakukannya sendiri sendiri.
b. Conflict
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan,
perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu
configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik diartikan
sebagai proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang
digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar
fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik,
dan sebagainya.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan
Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi
jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena
tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena
perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu
dengan individu yang lain.
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and
groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among
groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing
berupaya untuk mencapainya.
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi
jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif
bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang
sama.
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among
individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat
sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif
bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public
relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir
seorang jurnalis.
Konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek tersebut adalah konflik
antar individu pada bagian peralatan dan perlengkapan. Sebenernya
memang sudah sejak lama ada dua orang yang bermusuhan dan mencoba
disatukan dengan menjadi satu bagian pada pelaksanaan kegiatan ramadhan
tersebut. Dalam penyelesaian konflik tersebut sudah dicoba dengan
melakukan persuasi dan negosiasi namun tetap tidak menemukan titik temu
atau penyelesaian dari konflik tersebut meskipun sebenarnya konflik tersebut
tidak berpengaruh begitu besar dalam pelaksanaan proyek.
c. Culture
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut
oleh para anggota, yang membedakan suatu organisasi dari organisasiorganisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan
karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Budaya organisasi
dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi
patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan
yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi
organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi.
Menurut Sathia dan Glinow (dalam bukunya Collins dan me laughim ,1996):
1. Apathetic Culture
Dalam tipe ini anggota organisasi terhadap hubungan antar
manusia maupun perhatian terhadap pelaksanaan tugas duaduanya disini penghargaan diberikan terutama berdasarkan
permainan politk dan pemanipulasian orang-orang lain.
2. Caring Culture
Budaya organisasi ini dicirikan oleh rendahnya perhatian terhadap
kinerja dan tingginya perhatian terhadap hubungan antar manusia.
3. Exacting Culture
Ciri utama dari tipe ini adalah bahwa perhatian terhadap orang
sangat rendah tapi perhatian terhadap kinerja sangat tinggi.
4. Integrative Culture
Dalam tipe Integrative Culture ini perhatian terhadap orang maupun
terhadap kinerja, keduanya sangat tinggi.
Tipe culture yang ada dalam bagian peralatan dan perlengkapan ini
menurut pendapat saya adalah exacting culture. Hal ini dikarenakan anggota
dituntut untuk melakukan tugasnya dengan baik serta perhatian yang
diberikan oleh ketua divisi juga dilakukan secara intens terhadap tugas atau
pekerjaan atau aktivitas dari bagian peralatan dan perlengkapan.
d. Motivation
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan
atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang.
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi
didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita;
penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak
(Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi
merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang
dihadapinya (Siagian, 2004).
Menurut saya dari berbagai teori mengenai motivasi oleh berbagai ahli
di dunia saya akan mengambil contoh motivasi yang ada pada panitia
kegiatan bulan ramadhan di dusun saya akan memilih teori kebutuhan
McClelland dalam hal ini need for affiliation yang menjadi motivasi karena
dengan adanya kegiatan ini menjadikan para anggotanya dapat bersosialiasi
baik dengan sesama anggota kepanitiaan ataupun dengan para bapak bapak
yang memiliki kepentingan di dusun dan menjadi lebih akrab tentunya.
Bagian III
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa peran dari kepemimpinan,
konflik, budaya, dan motivasi dalam proyek kegiatan ramadhan ini sangatlah
besar dan tidak dapat dipisahkan. Dengan tercipta dan berjalannya hal
tersebut dengan baik, maka proyek yang dihasilkan akan menghasilkan hal
yang baik begitu pula sebaliknya.
Yang pertama untuk kepemimpinan, kami membutuhkan leader
yang tepat agar potensi yang dimiliki oleh setiap anggota mampu
dimaksimalkan.
Konflik dalam organisasi juga perlu dikelola secara baik, karena
konflik pada tingkat tertentu dapat menghambat kinerja anggota
organisasi.
Mengenai budaya yang terintegrasi berakibat akan tingginya
perhatian terhadap individu ataupun kinerja. Sehingga, kedua hal
tersebut akan saling melengkapi dan menguatkan baik loyalitas
maupun performa seorang individu.
Motivasi berperan penting karena hal inilah yang menjadi
pendorong bagi anggota organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
Bentuk motivasi bisa beragam, namun pada dasarnya peran
motivasi adalah untuk menjaga kinerja seseorang agar tetap pada
titik optimum sehingga output yang diberikan dapat maksimal.
Daftar Pustaka
http://gakbisajadimasinis.blogspot.com/2012/11/pengertian-jenissumber-dan-strategi.html diakses 6 Juni 2014
http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebabkonlik.html diakses 6 Juni 2014
http://belamy19.blogspot.com/2013/07/budayaorganisasi_8562.html diakses 6 Juni 2014
http://ilmu-ilmuorganisasi.blogspot.com/2012/04/empat-tipe-budayaorganisasi.html diakses 6 Juni 2014
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-motivasimenurut-para-ahli.html diakses 6 Juni 2014
MANAJEMEN PROYEK
Disusun Oleh :
Faiz Riffat Al Mahyar
11/315837/EK/18598
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
Bagian I
Gambaran Proyek
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci bagi umat muslim di
seluruh dunia. Setiap tahunnya setiap muslim selalu menyambut gembira
datangnya bulan tersebut. Tidak terkecuali warga yang terdapat di dusun
yang saya tempati yang seluruhnya beragama Islam. Dalam pelaksanaannya
di dusun saya biasanya diadakan berbagai kegiatan untuk menyemarakkan
bulan tersebut. Kegiatan tersebut terdiri dari buka puasa bersama dan taman
pendidikan al-qur’an yang diharapkan dengan diadakannya kegiatan tersebut
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai agama Islam serta semangat
dalam beribadah di bulan suci ramadhan.
Pada pelaksanaannya dilaksanakan pada waktu yang berbeda – beda
tiap kegiatan gema ramadhan di dusun saya tersebut. TPA dilakukan setiap
sore hari menjelang waktu berbuka puasa dan buka puasa bersama
diadakan setiap hari minggu selama bulan ramadhan. Kegiatan ini
dilaksanakan di Masjid yang berada di dusun saya dan merupakan kegiatan
yang rutin diadakan setiap tahunnya. Posisi saya dalam kegiatan bulan
ramadhan disini adalah sebagai anggota bagian peralatan dan perlengkapan
dalam proyek buka puasa bersama. Tugas saya adalah menyediakan
peralatan dan perlengkapan dalam proyek buka bersama ini seperti misalkan
piring, gelas, sendok, mangkok, teko, nampan untuk menghidangkan
makanan dan minuman dan juga peralatan soundsystem karena pada acara
buka puasa bersama tersebut diisi dengan pengajian hingga adzan maghrib
menjelang.
Anggota dari bagian peralatan dan perlengkapan dalam pelaksanaan
proyek buka puasa bersama ini hanya terdiri dari lima orang. Jumlah tersebut
dirasa cukup karena skala dari proyek ini juga tidak begitu besar dan aktivitas
yang harus dilakukan tidak terlalu banyak dan kompleks karena harus
menyediakan peralatan untuk menghidangkan makanan dan minuman buka
puasa serta soundsystem untuk pengajian. Karena kegiatan ini rutin
dilakukan tiap hari minggu berarti terdapat empat kali pelaksanaan selama
sebulan dan dalam pelaksanaannya setelah pelaksanaan yang pertama
terasa sedikit lebih mudah karena sudah mengetahui apa apa saja yang
dibutuhkan dan dibantu dengan evaluasi yang terus dilakukan agar proyek
berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaannya tidak terdapat kendala karena
semua peralatan dan perlengkapan sudah tersedia, karena di dusun saya
sudah memiliki inventaris sendiri untuk alat alatnya yang biasanya digunakan
untuk acara pernikahan atau apapun. Namun tetap dibutuhkan koordinasi
agar tidak terjadi kesalahpahaman sesama anggota dan hasilnya pun
memuaskan karena proyek berjalan dengan lancar.
No.
Aktivitas
Time
Predecesor
1.
Pengambilan Peralatan dan
Perlengkapan
2.
Eksekusi Proyek Buka Puasa
Bersama
1
3.
Pengembalian Peralatan dan
Perlengkapan
2
Bagian II
Kajian Proyek
a. Leadership
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the
purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly
agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or
common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas
para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power
to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve
high performance".
Menurut Wartburg dan Thorsten (2006) :
Transactional leadership adalah suatu gaya yang bersifat
transaksional dimana pemimpin memberikan reward berdasarkan kinerja,
pemimpin memonitor perilaku dan kinerja anggotanya dan melakukan koreksi
jika menyimpang dari target.
Transformational leadership adalah suatu gaya yang bersifat
transformatif, dimana:
1. pemimpin memberikan pengaruh dengan menunjukkan keyakinan,
menekankan trust, dan menyampaikan nilai-nilai yang diyakininya.
2. pemimpin memberikan motivasi yang inspiratif, antara lain dengan
mengartikulasikan visi, berdiskusi dengan optimis dan antusias.
3. pemimpin memberikan stimulasi intelektual, misalnya dengan
merangsang anggotanya untuk selalu memiliki perspektif yang baru
dalam melakukan sesuatu.
4. pemimpin menghargai individu dan kebutuhan individu dalam
berinteraksi dengan anggota.
Menurut teori – teori diatas yang sesuai dengan kepemimpinan yang
dilakukan oleh ketua bagian peralatan dan perlengkapan dari kegiatan bulan
ramadhan menurut saya adalah teori hubungan atau transformasional. Ketua
bagian tersebut sering memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap
anggota kepanitiaan dan juga berfokus agar setiap anggota dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam melaksanakan proyek tersebut.
Hal yang dilakukan adalah misalnya membantu dan mengajarkan bagaimana
melakukan perijinan dalam peminjaman alat alat yang diperlukan sehingga
kedepannya para anggota dapat melakukannya sendiri sendiri.
b. Conflict
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan,
perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu
configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik diartikan
sebagai proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang
digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar
fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik,
dan sebagainya.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan
Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi
jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena
tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena
perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu
dengan individu yang lain.
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and
groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among
groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing
berupaya untuk mencapainya.
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi
jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif
bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang
sama.
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among
individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat
sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif
bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public
relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir
seorang jurnalis.
Konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek tersebut adalah konflik
antar individu pada bagian peralatan dan perlengkapan. Sebenernya
memang sudah sejak lama ada dua orang yang bermusuhan dan mencoba
disatukan dengan menjadi satu bagian pada pelaksanaan kegiatan ramadhan
tersebut. Dalam penyelesaian konflik tersebut sudah dicoba dengan
melakukan persuasi dan negosiasi namun tetap tidak menemukan titik temu
atau penyelesaian dari konflik tersebut meskipun sebenarnya konflik tersebut
tidak berpengaruh begitu besar dalam pelaksanaan proyek.
c. Culture
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut
oleh para anggota, yang membedakan suatu organisasi dari organisasiorganisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan
karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Budaya organisasi
dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi
patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan
yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi
organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi.
Menurut Sathia dan Glinow (dalam bukunya Collins dan me laughim ,1996):
1. Apathetic Culture
Dalam tipe ini anggota organisasi terhadap hubungan antar
manusia maupun perhatian terhadap pelaksanaan tugas duaduanya disini penghargaan diberikan terutama berdasarkan
permainan politk dan pemanipulasian orang-orang lain.
2. Caring Culture
Budaya organisasi ini dicirikan oleh rendahnya perhatian terhadap
kinerja dan tingginya perhatian terhadap hubungan antar manusia.
3. Exacting Culture
Ciri utama dari tipe ini adalah bahwa perhatian terhadap orang
sangat rendah tapi perhatian terhadap kinerja sangat tinggi.
4. Integrative Culture
Dalam tipe Integrative Culture ini perhatian terhadap orang maupun
terhadap kinerja, keduanya sangat tinggi.
Tipe culture yang ada dalam bagian peralatan dan perlengkapan ini
menurut pendapat saya adalah exacting culture. Hal ini dikarenakan anggota
dituntut untuk melakukan tugasnya dengan baik serta perhatian yang
diberikan oleh ketua divisi juga dilakukan secara intens terhadap tugas atau
pekerjaan atau aktivitas dari bagian peralatan dan perlengkapan.
d. Motivation
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan
atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang.
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi
didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita;
penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak
(Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi
merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang
dihadapinya (Siagian, 2004).
Menurut saya dari berbagai teori mengenai motivasi oleh berbagai ahli
di dunia saya akan mengambil contoh motivasi yang ada pada panitia
kegiatan bulan ramadhan di dusun saya akan memilih teori kebutuhan
McClelland dalam hal ini need for affiliation yang menjadi motivasi karena
dengan adanya kegiatan ini menjadikan para anggotanya dapat bersosialiasi
baik dengan sesama anggota kepanitiaan ataupun dengan para bapak bapak
yang memiliki kepentingan di dusun dan menjadi lebih akrab tentunya.
Bagian III
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa peran dari kepemimpinan,
konflik, budaya, dan motivasi dalam proyek kegiatan ramadhan ini sangatlah
besar dan tidak dapat dipisahkan. Dengan tercipta dan berjalannya hal
tersebut dengan baik, maka proyek yang dihasilkan akan menghasilkan hal
yang baik begitu pula sebaliknya.
Yang pertama untuk kepemimpinan, kami membutuhkan leader
yang tepat agar potensi yang dimiliki oleh setiap anggota mampu
dimaksimalkan.
Konflik dalam organisasi juga perlu dikelola secara baik, karena
konflik pada tingkat tertentu dapat menghambat kinerja anggota
organisasi.
Mengenai budaya yang terintegrasi berakibat akan tingginya
perhatian terhadap individu ataupun kinerja. Sehingga, kedua hal
tersebut akan saling melengkapi dan menguatkan baik loyalitas
maupun performa seorang individu.
Motivasi berperan penting karena hal inilah yang menjadi
pendorong bagi anggota organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
Bentuk motivasi bisa beragam, namun pada dasarnya peran
motivasi adalah untuk menjaga kinerja seseorang agar tetap pada
titik optimum sehingga output yang diberikan dapat maksimal.
Daftar Pustaka
http://gakbisajadimasinis.blogspot.com/2012/11/pengertian-jenissumber-dan-strategi.html diakses 6 Juni 2014
http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebabkonlik.html diakses 6 Juni 2014
http://belamy19.blogspot.com/2013/07/budayaorganisasi_8562.html diakses 6 Juni 2014
http://ilmu-ilmuorganisasi.blogspot.com/2012/04/empat-tipe-budayaorganisasi.html diakses 6 Juni 2014
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-motivasimenurut-para-ahli.html diakses 6 Juni 2014