PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA | Sahid | SpoRTIVE 7795 15490 1 SM

41 | S p o R T I V E , V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN
PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA

DALAM

PENDIDIKAN

JASMANI

TERHADAP

Edwin Ahmad Sahid (edwin_ahmad@ymail.com )
Indra Safari (indrasafari77@upi.edu )
Yogi Akin (yogi.1498@upi.edu )
Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani UPI Kampus Sumedang

ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari temuan di lapangan dengan apa yang sering dilihat oleh guru untuk memodifikasi permainan
dalam pembelajaran ini tidak lain adalah karena kurangnya sarana dan prasarana yang memadai yang masih menjadi

masalah di bidang pendidikan di Indonesia, terutama di Sekolah dasar negara, oleh karena itu dengan melihat Konsep Diri
yang berada dalam aspek perkembangan psikologi anak, peneliti mengambil sebuah studi berjudul "efek modifikasi
permainan terhadap pembentukan konsep diri siswa" dengan menerapkan modifikasi permainan yang Sudah di desain dan
diharapkan siswa bisa lebih bersemangat, lebih tertarik, dan lebih nyaman mengikuti Learning yang tidak akan berkesan
monoton dan pendidikan pendidikan jasmani dengan menggunakan permainan yang bersifat karakter. Tujuan dari
penelitian ini tidak lain adalah melihat efek modifikasi permainan dalam pendidikan jasmani terhadap pembentukan konsep
diri. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain model penelitian pre test dan post test. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa V SDN di kecamatan Rancakalong, dengan sampel SDN Citungku sebagai kelompok
eksperimen dan SDN cupuwangi sebagai kelompok kontrol.
Kata Kunci: Modifikasi Permainan, Pendidikan Jasmani, Konsep Diri.

PENDAHULUAN
Sejarah peradaban manusia berevolusi dengan adanya sains dan penemuan yang telah dan masih
terus berkembang hingga saat ini, mulai dari teknologi, sains, dan lain-lain termasuk model
pembelajaran, metode pembelajaran dan pendekatan belajar. Oleh karena itu, perkembangan periode
dari waktu ke waktu harus diperhatikan peningkatannya, apakah ke tangga yang lebih baik atau jenang
yang lebih buruk. Pendidikan merupakan hal mutlak yang membuat posdasi di segala bidang dalam hal
sains, moralitas, sosial, gerak, dan sebagainya, oleh karena itu untuk memback up permasalahan yang
melemahkan perkembangan anak, remaja, bahkan orang tua kebanyakan terpapar. Dampak dari Era
globalisasi ini. Pendidikan adalah cara untuk pengendalian diri yang positif yang dapat menopang

semua masalah dan masa depan, Pendidikan merupakan suatu proses terkendali yang sadar dimana
perubahan perilaku diproduksi dalam diri seseorang. Melalui grup "Berdasarkan pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat, sangat penting peran yang memegang kesenjangan
aspek negatif dari masuknya dan merusak perkembangan anak atau siswa, dan yang mencampur dan
membumbui bagaimana proses dan tujuan pendidikan yang dicapai adalah Tak lain dari guru, guru
yang memiliki kontribusi besar Bisa membuat bidang pendidikan lebih maju dan lebih baik, Terutama di
bidang pendidikan jasmani, pendidikan fisik memiliki keunikan dimana semua perkembangan atau
ranah mahasiswa berada dalam pendidikan jasmani seperti Psikomotor (gerak), kognitif (pengetahuan),
dan afektif (attitude) ditemukan dalam pendidikan jasmani sehingga Jika dilihat dan diamati lebih dalam
pendidikan jasmani memiliki peran yang tak kalah pentingnya dibanding bidang ilmu lain. Jelas
memang bahwa pendidikan jasmani memiliki manfaat pada aspek perkembangan gerak siswa,
***

42 | S p o R T I V E , V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7

kemampuan berfikir kritis siswa dan sikap siswa. Belajar berbasis karakter memang perlu diterapkan
disetiap pembelajaran, pada tahap ini proses berlangsungnya pembelajaran memang sangatlah
penting diperhatikan hal ini tak lain karena banyak sekali jika diteliti kurangnya pengembangan
pembelajaran-pembelajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran, guru merupakan pusat yang
berputar untuk menjalankan laju pendidikan, dimana pendidikan sedang berlayar maka guru yang bisa

naik perahu dimana dan tujuan apa yang akan ditargetkan, karena pada tahap proses belajar siswa
Rasakan gejala psikologis ini tidak lain karena siswa Berpikir, terkadang juga merasakan emosi pada
saat mengikuti pembelajaran, malah menciptakan motivasi sendiri. Sehingga bisa diartikan berarti
wawasan dan membuka lebar referensi pembelajaran sangat penting agar perencanaan pembelajaran
tidak berakhir tumpul, seperti yang dinyatakan Safari Indra (2014, hlm. 62) “Setiap Pembelajaran selalu
terjadi masalah-masalah yang muncul, terutama yang ada pada peserta didik” Oleh karena itu
pendidikan dasar perlu diperhatikan karena pendidikan dasar merupakan pintu awal seorang siswa
atau anak yang mengalami perkembangan. Dalam aspek perkembangan kondisi anak kita sering
mendengar bahwa masa kanak-kanak adalah masa bermain, maka dari itu pembelajaran itu bisa
membuat siswa nyaman belajar, senang dalam mengikuti pembelajaran, dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran dapat mengembangkan minat dan bakat anak baik. Dalam bentuk cita-cita cita-cita,
prestasi dan keinginan atau bahkan harapan bisa jadi siswa tahu karena anak-anak di sekolah dasar
memiliki imajinasi yang tinggi. Oleh karena itu modifikasi permainan memang berperan aktif dalam
pembelajaran pendidikan jasmani yang berkaitan dengan stempel kompetensi. Dan kompetensi dasar
maka tak heran jika pendidik selalu menggunakan metode pembelajaran yang satu ini tapi apakah
pendidik mengetahui manfaat yang ada dalam penerapan pembelajaran, itulah isu utama yang harus
diketahui oleh semua pendidik atau calon pendidik, hal ini untuk terus berlanjut. Untuk tumbuh dan
hidup tujuan pendidikan pendidikan jasmani yang berada dalam kasta tertinggi yang perlu diperhatikan,
di Tujuan pembelajaran juga memiliki tujuan visibilitas bukan hanya gerakan yang terlihat tumbuh
namun dalam segi Ilmu Pengetahuan atau sains dengan jelas dinyatakan dalam hal itu. Dalam hal ini

guru dan siswa membutuhkan harmoni karena hubungan antara guru dan siswa harus bisa saling
berinteraksi dengan baik karena merupakan permainan yang saling berinteraksi sangat penting untuk
diperhatikan agar perkembangan aspek ini tidak terjadi gangguan atau halangan. Penelitian ini
dilakukan untuk melihat pengaruh modifikasi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani
terhadap pembentukan konsep diri siswa, sedangkan rumusan masalah adalah pengaruh modifikasi
permainan terhadap konsepsi diri siswa dan seberapa besar kontribusi fisik. Pendidikan pendidikan
yang menerapkan modifikasi permainan terhadap pembentukan konsep diri siswa.

***

43 | S p o R T I V E , V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7

METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah percobaan kuasi dengan menggunakan rancangan penelitian kelompok
kontrol yang tidak dapat diandalkan (rancangan kelompok kontrol yang tidak setara). Dalam bentuk
desain penelitian di atas pemilihan dua kelas dilakukan tidak secara acak maka pada pre-test dan post
test untuk mengukur peningkatan konsep diri siswa di setiap kelas. Penelitian dilakukan di dua sekolah
dasar yang terletak di Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Kedua sekolah tersebut
adalah SDN Citungku yang dijadikan lokasi kelas eksperimen dan SDN Cupuwangi sebagai lokasi
kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V Kecamatan Rancakalong

Kabupaten Sumedang dan dalam penelitian ini, sampel yang diambil oleh dua kelas bersumber dari
dua SDN yang berbeda dan pemilihan dilakukan dengan menggunakan Total Sampling. Sampelnya
adalah siswa kelas V SDN Citungku Rancakalong Kecamatan Sumedang Kabupaten yang membuat
kelompok eksperimen dan SDN Cupuwangi Kabupaten Rancakalong Kabupaten Sumedang yang
dijadikan kelompok kontrol. Jadi Instrumen dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat
penting keberadaannya. Instrumen dalam penelitian berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Sehingga tanpa instrumen data yang tidak mungkin akan terkumpul dan bisa diolah untuk mengetahui
hasil penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis data atau pengumpulan data nilai,
kemudian diperoleh dari instrumen nontes atau test personality (tes kepribadian). Instrument nontes
yang digunakan adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
skala Likert, maka penelitian ini memilih jawaban berupa respon sikap dan siswa terhadap pertanyaan
apa yang diberikan. Kemudian peneliti memberikan lima pilihan alternatif pada jawaban instrumen
dengan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
Kemudian analisa pilihan kuantitatif masing-masing alternatif jawaban. Proses dan analisa data atau
part value dari langkah-langkah yang digunakan untuk menilai data yang telah dikumpulkan secara
signifikan dan tepat. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian adalah data berupa angka
(kuantitatif) data yang diperoleh dari hasil pre test dan post test. Data yang dikumpulkan diidentifikasi
terlebih dahulu, kemudian dianalisis. Setelah data diperoleh pre test dan post test, kemudian dilakukan
perhitungan rata-rata pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui rata-rata sikap sosial siswa pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kemudian dilakukan perhitungan nilai rata-rata, dimana data yang diperoleh dan diuji
dengan menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan selisih dua rata-rata. Dalam penelitian ini, telah
diperoleh data pre test dan post test, dilakukan teknik pengolahan data dan analisis data dengan
menggunakan SPSS 21.0 for Windows. Semoga dalam penelitian ini apa fondasi dan tujuan yang telah
direncanakan akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan karena pada saat ini perkembangan moral
atau aspek sosial penerus bangsa tergoncang maka satu-satunya lingkungan pendidikan yang
***

44 | S p o R T I V E , V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7

semestinya bisa menjadi Pencegah untuk mencegah hal-hal negatif berkembang Bebas pada
perkembangan anak. Dan dalam penelitian ini permainan bola basket diterapkan pada permainan,
sepak bola mini, bowling kasti dan dum-dum tek. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
S : O1 X O2
S : O1

O2

keterangan
S


= sampel

X

= perlakuan

O1

= Pre test untuk kelas eksperimen

O2

= Post test untuk kelas eksperimen

O3

= Pre test untuk kelas kontrol

O4


= Pos test untuk kelas kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data kelas eksperimen
Berdasarkan data diperoleh nilai sebesar 0.121 untuk normalitas nilai awal pada kelas eksperimen. Hal
ini menunjukkan bahwa 0.121> 0,05, maka H0 diterima sehingga H1 ditolak. Ini berarti bahwa data nilai
awal di kelas eksperimen terdistribusi normal. Demikian juga dengan nilai P untuk nilai akhir pada kelas
eksperimen adalah 0,626. Hal ini menunjukkan bahwa 0,626> 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya nilai akhir data pada kelas eksperimen terdistribusi normal. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan data Shapiro-Wilk menguji
data nilai awal dan data nilai akhir kelas eksperimen terdistribusi normal. Dan berdasarkan hasil uji
homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pre test dan post test kelompok eksperimen
sebesar 0,358. Hal ini menunjukkan bahwa signifikansi 0,358> 0,005 = 0,05 sehingga H_0 yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan variasi antara kedua kelompok sampel yang diterima, dengan
kata lain nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dinyatakan homogen.
Tabel 1
hasil pre test dan post test kelas eksperimen
Siswa


Pretest

Postest

Gain

E1

74

75

0,04

E2

77

80


0,13

E3

70

80

0,33

E4

69

81

0,39

***


45 | S p o R T I V E , V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7

E5

76

81

0,21

E6

77

81

0,17

E7

74

79

0,19

E8

88

85

-0,25

E9

84

83

-0,06

E10

70

80

0,33

E11

69

74

0,16

E12

74

77

0,12

E13

69

74

0,16

E14

80

87

0,35

E15

75

89

0,56

E16

75

83

0,32

E17

81

82

0,05

E18

72

76

0,14

jumlah

1354

1447

3,35

75,22

80,39

0,19

Ratarata

Hasil analisis data kelas kontrol
Berdasarkan data yang diperoleh sebesar 0,094 untuk nilai awal dan nilai akhir 0,191 pada kelas
kontrol. Dengan demikian, H0 diterima karena 0.191> 0,05 dan H1 ditolak, yang berarti data nilai awal
dan skor akhir dari tes self-determination konsep diri siswa di kelas kontrol terdistribusi secara normal.
Hasil uji perbedaan nilai awal rata-rata dan nilai akhir kelas kontrol berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh
pada 0,637. Hipotesis diuji dalam satu arah, maka nilai P dibagi dua, hasilnya adalah 0,637. Hal ini
menunjukkan bahwa 0,637