PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG.

(1)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP

PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salahsatu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

Bambang Suminarto 1000229

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA

DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI DI SMA

KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Oleh:

Bambang Suminarto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Bambang Suminarto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

BAMBANG SUMINARTO 1000229

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh, Pembimbing I

Yusuf Hidayat, M.Si NIP.19680830199931001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd NIP. 197101052002121001


(4)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(5)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Bambang Suminarto

Yusuf Hidayat.

Carsiwan. “Penulis Penanggung Jawab”

Program Study Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia bambangsuminart@yahoo.co.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen lapangan dan rancangan penelitian posttest-only control group design

terhadap 32 orang siswa SMA Kartika XIX-3 Bandung kelas X dan XI sebagai sampel (subjek) yang dipilih dan ditentukan dengan teknik sampling jenuh, dan semua sampel dibagi ke dalam dua kelompok dengan teknik simple random sampling

sehingga setiap kelompok terdiri atas 16 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah skala kepercayaan diri model skala Likert dan diujicobakan terhadap 48 orang siswa yang berbeda tetapi sepadan dengan sampel sesungguhnya. Semua data yang dikumpulkan pada saat tes akhir diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dua pihak dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh besaran nilai thitung sebesar 4,105 dan ttabel pada α = 0,05 dan dk = 30 untuk uji dua pihak sebesar 2,042. Karena thitung (4,105) > ttabel (2,042), maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap kepercayaan diri. Karena rerata kelompok eksperimen (202,75) > kelompok kontrol (183,69) maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh lebih signifikan terhadap kepercayaan diri siswa daripada model pembelajaran langsung. Sesuai dengan hasil penelitian ini, direkomendasikan agar para guru pendidikan jasmani menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Kata kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Rasa Percaya Diri Siswa.


(6)

INFLUENCE OF INQUIRY TEACHING MODEL ON THE

ESTABLISHMENT OF STUDENTS SELF-CONFIDENCE

IN PHYSICAL EDUCATION AT KARTIKA XIX-3

BANDUNG SENIOR HIGH SCHOOL

Bambang Suminarto

Yusuf Hidayat. Carsiwan.

“Penulis Penanggung Jawab”

Physical Education, Health and Recreation Courses Faculty of Physical Education and Health

Indonesian University of Education bambangsuminart@yahoo.co.id

Abstract

The purpose of this study is to test influence inquiry learning model to the self-confidence of students in physical education learning at SMA Kartika XIX-3 Bandung. This study held with use field experiment method and design of this study is post test only control group design to the 32 students SMA Kartika XIX-3 Bandung grade X and XI as sample (subject) that selected and determined with saturated sampling technique, and all of samples were divided into two groups with simple random sampling technique so every groups consisted of 16 students. The instrument that use is scale of self-confidence scale of Likert scale models and tested to the 48 students that different but equal with real sample. All of data that collected when final test is processed and analyzed with use test of equal two average two part with beforehand doing test of assumption normality and homogeneity. Based on processing results and analyzed data get tvalue equal of 4,105 and ttablein α = 0.05 and dk=30 for test two part equal of 2,042. Because tvalue (4,105) > ttable (2,042), it can be concluded that inquiry learning model and direct learning model give influence that different significantly to the self-confidence. Because the average experimental group (202,75) > control group (183,69), it can be concluded that inquiry learning model give influence more significant to the self-confidence of students than direct learning model. According with the results of this study, recommended that physical education teachers applying inquiry learning model in teaching process of physical education. Keywords : Inquiry learning model, self-confidence of students


(7)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian A. Kajian Pustaka ... 11

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 11

2. Hakikat Kepercayaan Diri ... 14

a. Definisi Kepercayaan Diri ... 14

b. Pembentukan Kepercayaan Diri ... 16

c. Ciri-Ciri Percaya Diri ... 17

d. Faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri ... 19

3. Model Pembelajaran ... 20

a. Konsep Model Pembelajaran ... 20

b. Kegunaan Model Pembelajaran ... 21

c. Karakteristik Model Pembelajaran ... 22

d. Rumpun Model Pembelajaran ... 23

e. Model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani ... 25

4. Model Pembelajaran Inkuiri ... 27

a. Konsep Model Pembelajaran Inkuiri ... 27

b. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri ... 28

c. Tahap Pembelajaran Model Inkuiri ... 29

d. Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Model Pembelajaran Inkuiri ... 31


(8)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Kerangka Pemikiran ... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III Metode Penelitian A. Lokasi, Waktu dan Subjek Populasi serta Sampel Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

3. Subjek Populasi Penelitian ... 36

4. Sampel Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 37

C. Metode Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data... 48

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Pengolahan atau Analisis Data ... 51

1. Deskripsi Data ... 51

2. Hasil Penghitungan Estimasi Normalitas ... 53

3. Hasil Penghitungan Estimasi Homogenitas ... 57

4. Hasil Penghitungan Estimasi Hipotesis ... 58

B. Pembahasan atau Analisis Temuan ... 61

BAB V Simpulan dan Saran A. Simpulan ... 68


(9)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN ... 72


(10)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha sadar serta keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu peserta didik agar menjadi manusia terdidik serta untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Hal ini dilandasi atas Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Sementara visi, misi dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai semuanya berlandaskan atas filsafat negara yang dianutnya. Sedangkan di Indonesia, tujuan pendidikan yang hendak dicapai telah tercantum dalam Undang-Undang Nasional No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sementara itu, sekolah merupakan salah satu sarana yang dilakukan untuk kegiatan pendidikan itu sendiri secara formal. Hal ini dapat dilihat dengan adanya proses penyerapan ilmu melalui berbagai macam kegiatan interaksi yang bersifat


(11)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

edukatif. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan mampu mengembangkan potensi para peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Untuk menyampaikan berbagai ilmu kepada peserta didik biasanya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran merupakan bagian kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Sukses atau gagalnya proses pencapaian tujuan pendidikan seringkali tergantung kepada bagaimana proses kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru dan dialami oleh para peserta didik. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran harus dikombinasikan dan disusun berdasarkan atas materi pembelajaran, peserta didik, sarana dan prasarana pembelajaran, kurikulum serta sejumlah komponen yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sementara itu, pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam kurikulum pendidikan. Hal ini dilandaskan atas Undang-Undang Nasional No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa:

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal.

Sedangkan menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 4) menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistemik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Selanjutnya, berdasarkan atas lampiran Peraturan Mendiknas tahun 2006 menyatakan bahwa:


(12)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Berdasarkan atas beberapa pandangan di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar dan sitematis melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, emosional, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang besar, karena melalui pendidikan jasmani tidak hanya mengembangkan aspek psikomotor para peserta didik saja, akan tetapi mengembangkan aspek kognitif dan afektif para peserta didik secara seimbang. Dalam pendidikan jasmani, aspek kognitif, afektif dan psikomotor tersebut tidak dapat dipisahkan, karena antara satu aspek dengan aspek yang lainnya saling berkaitan.

Namun dalam pelaksanaannya, tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh guru dalam mengajarkan pendidikan jasmani. Keterbatasan waktu pembelajaran dan juga sarana maupun prasarana sudah menjadi masalah yang sering dihadapi guru pendidikan jasmani di sekolah. Selain itu, sebagian besar guru pendidikan jasmani hanya sedikit yang mengetahui tentang perkembangan model-model pembelajaran dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri tidak sedikit, karena menyangkut segi kognitif, afektif dan psikomotor siswa harus ditingkatkan dalam


(13)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan pengertian pendidikan yang telah dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, dalam perkembangannya siswa harus memiliki kepribadian yang baik, salah satunya berupa kepercayaan diri yang baik.

Sebagian besar orang menganggap bahwa kriteria orang yang percaya diri adalah seseorang yang sempurna dan mampu melakukan apa saja, atau memiliki penampilan fisik tanpa cacat sedikitpun. Mungkin di antara mereka ada beberapa orang yang kurang percaya diri karena memiliki kekurangan misalnya hidung pesek, tubuh gendut, rambut keriting, mata sipit dan lainnya. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan kepercayaan diri. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, dan lainnya. Ada juga orang yang merasa belum percaya diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya.

Lalu apakah yang dimaksud dengan kepercayaan diri? Rini (2002: 1) dalam http://www.e-psikologi.com/artikel/individual/memupuk-rasa-percaya-diri

menyatakan bahwa:

Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa, karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Selanjutnya, Hidayat (2011:1) menyatakan bahwa:

Kepercayaan diri merupakan sebuah konstruk multi dimensi yang dibangun oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif, latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi. Ketiga dimensi tersebut dielaborasi menjadi delapan indikator yaitu memfokuskan perhatian, membuat keputusan, mengelola pikiran, menguasai


(14)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan fisik, menguasai keterampilan teknik, memperbaiki kesalahan, mengatasi keraguan, dan menampilkan penampilan terbaik. Sebagai sebuah konstruk multidimensi, kepercayaan diri dipengaruhi oleh beragam faktor perbedaan individual dan lingkungan, kedua faktor saling bertelindan satu sama. Pengetahuan dan pemahaman properti psikometrik kepercayaan diri menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan pengukuran tingkat keyakinan seseorang untuk berhasil dalam melakukan sesuatu dan kemungkinan pengembangan program intervensi dalam aktivitas olahraga secara umum maupun aktivitas jasmani secara khusus. Kepercayaan diri memainkan peranan penting dalam pencapaian prestasi individu, termasuk keberhasilan dalam konteks pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Selain itu, menurut psikolog Miskell (1939) dalam http://sosseres.blogspot.com/2011/02/arti-percaya-diri.html disebutkan bahwa: “percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat.”

Berdasarkan beberapa pandangan di atas, dapat dikatakan bahwa percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, serta dapat memanfaatkannya dengan tepat yang dibangun oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif, latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi. Lalu mengapa siswa perlu memiliki kepercayaan diri? Ubaydillah (2009: 1) menyatakan bahwa:

Anak yang percaya dirinya semakin bagus itu akan semakin berpeluang untuk meraih kesuksesan yang sesuai dengan keinginannya, dibanding dengan anak yang percaya dirinya rendah. Hal ini terkait dengan kepercayaan diri seseorang itu akan terkait dengan pilihan sikap mentalnya terhadap tugas atau tantangan, terkait dengan persepsi yang terbangun di dalam diri seseorang dalam menghadapi tugas atau tantangan, terkait dengan istilah internal locus of control, dan juga terkait juga dengan tinggi-rendahnya gairah si anak untuk berprestasi (motivasi), mau itu di sekolahnya sekarang atau nanti di pekerjaannya.

Sedangkan ciri seseorang yang mempunyai kepercayaan diri menurut Daradjat (1990) dalam http://tibk.wordpress.com/about/ciri-ciri-percaya-diri/ yaitu:


(15)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak memiliki keraguan dan perasaan rendah diri, tidak takut memulai suatu hubungan baru dengan orang lain, tidak suka mengkritik dan aktif dalam pergaulan dan pekerjaan, tidak mudah tersinggung, berani mengemukakan pendapat, berani bertindak, dapat mempercayai orang lain dan selalu optimis. Sementara itu, siswa di SMA Kartika XIX-3 Bandung, belum menampakkan ciri-ciri orang yang memiliki percaya diri yang bagus. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa di SMA Kartika XIX-3 Bandung masih mempunyai sifat keraguan dan rendah diri, pasif dalam pembelajaran, mudah sekali tersinggung, tidak berani mengemukakan pendapat dan terkesan pesimis. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa SMA Kartika XIX-3 Bandung masih rendah. Oleh sebab itu, mengingat sangat pentingnya nilai percaya diri yang harus dimiliki siswa, pembelajaran di sekolah perlu mengembangkannya.

Pembelajaran di sekolah sangat berpeluang besar untuk mengembangkan percaya diri siswa terutama dalam pembelajaran pendidikan jasmani, karena hanya dalam pendidikan jasmani yang langsung menyentuh tiga aspek kognitif, afektif dan juga psikomotor. Tapi yang menjadi persoalan di sini adalah pembelajaran pendidikan jasmani yang seperti apa yang dapat mengembangkan percaya diri siswa? Seperti yang telah kita ketahui, pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usaha membimbing peserta didik itu, seorang pendidik harus menyadari bahwa dalam membimbing anak, dia membentuk anak agar berubah sesuai dengan harapan yang diinginkan. Untuk mencapai perubahan itu pendidik harus melalui suatu proses interaksi edukatif. Proses interaksi edukatif ini akan berjalan dengan baik apabila pendidik mampu menciptakan situasi yang kondusif untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga bahan yang menjadi isi proses itu dapat dipahami dan dikuasai peserta didik. Agar pemahaman dan penguasaan materi pengajaran bagi peserta didik berlangsung dengan baik, maka guru harus mampu memilih model pembelajaran dengan tepat. Menurut Uno (2007: 3) menyatakan bahwa:


(16)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran berkonsentrasi sebagai suatu patron atau pola yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang isinya tidak lepas dari berbagai teori yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya berbagai teori yang berkenaan dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran dan pendekatan pembelajaran.

Selanjutnya, menurut Juliantine (2013:5) menyatakan bahwa:

Dalam konteks pembelajaran, model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari sistem pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keterkaitan berbagai komponen sistem pembelajaran ke dalam suatu pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh. Suatu model pembelajaran meliputi keseluruhan sistem pembelajaran yang mencangkup komponen tujuan, kondisi pembelajaran, proses belajar-mengajar, dan evaluasi hasil pembelajaran.

Sesuai dengan beberapa pandangan di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran itu merupakan satu kesatuan yang utuh mulai dari perencanaan pelaksanaan serta evaluasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada muridnya. Sementara itu, Metzler (1999: 159) menyatakan bahwa terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yaitu:

1. Direct instruction model;

2. Personalized system for instruction model; 3. Cooperative learning model;

4. The sport education model; 5. Peer teaching model; 6. Inquiry teaching model; and 7. The tactical games model.

Pemilihan suatu model pembelajaran harus benar-benar dianalisis sesuai dengan kemampuan dan keadaan siswa serta lingkungan belajar. Sejauh ini, guru pendidikan jasmani sering memilih model pembelajaran langsung dimana


(17)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran berorientasi pada tujuan dan guru yang menstruktur pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Juliantine (2013: 41) menyatakan:

Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.

Mengingat sangat pentingnya kepercayaan diri bagi seorang peserta didik, peneliti mencoba untuk mencoba menerapkan model lain selain model pembelajaran langsung yaitu dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Karena dalam model pembelajaran inkuiri pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar melibatkan secara maksimal kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sehingga siswa dapat merumuskan penemuannya, sehingga diharapkan dapat mengembangkan percaya diri siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan Trianto dalam Juliantine (2013: 93) yang menjelaskan bahwa:

Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Selain itu Juliantine (2013: 94) menyatakan bahwa:

Model inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa di samping juga pada guru. Model pembelajaran ini berusaha untuk mengeksplorasi kepada peserta didik untuk memecahkan masalahnya sendiri.

Merujuk pada pernyataan di atas, model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat memungkinkan untuk mengembangkan percaya diri siswa karena dalam model pembelajaran inkuiri langsung memberikan pengalaman kepada siswa untuk memecahkan masalah yang


(18)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan sesuai dengan kemampuannya, sehingga ketika dia bisa mencapainya, dia memiliki pengalaman berhasil, dan juga bisa berimbas langsung kepada tingkat percaya diri siswa. Selain itu juga dalam model pembelajaran inkuiri ini guru harus lebih aktif memberikan motivasi aktif kepada siswa agar berhasil memecahkan masalahnya. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari model pembelajaran inkuiri maka peneliti membandingkannya dengan model pembelajaran langsung karena model pembelajaran langsung ini merupakan model pembelajaran yang sering diterapkan oleh para guru pendidikan jasmani.

Sesuai dengan uraian-uraian di atas, peneliti mengkaji lanjut penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam kaitannya dengan pengembangan rasa kepercayaan diri siswa dan merumuskannya dalam skripsi yang berjudul pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap pembentukan rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan masalah yaitu sebagai berikut.

1. Sebagian besar guru pendidikan jasmani hanya sedikit yang mengetahui tentang perkembangan model-model pembelajaran dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Karena keterbatasan tersebut, tujuan pembelajaran pendidikan jasmani masih belum mencapai sasarannya secara optimal yang terkait dengan ranah afektif, terutama aspek kepercayaan diri siswa.

3. Tingkat kepercayaan diri siswa di SMA Kartika XIX-3 Bandung masih rendah.

4. Perlu dicarikan model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang mampu mengembangkan kepercayaan diri siswa di sekolah.


(19)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Seberapa besar pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap pembentukan rasa kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Untuk menguji seberapa besar pengaruh dari model pembelajaran inkuiri terhadap pembentukan rasa kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Secara keilmuan, jika tujuan penelitian ini tercapai diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembelajaran di bidang ilmu pendidikan khususnya model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran pendidikan jasmani dalam kaitannya untuk mengembangkan kepercayaan diri siswa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan untuk memperluas wawasan pada para guru pendidikan jasmani atau pun lembaga sekolah tentang


(20)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan model pembelajaran inkuiri untuk pembentukan rasa kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.


(21)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III Metode Penelitian

A. Lokasi, Waktu dan Subjek Populasi serta Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang akan digunakan untuk penelitian. Adapun lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu di SMA Kartika XIX-3 Bandung tepatnya di Jalan Aceh No. 108 (Belakang), Kota Bandung. Alasan mengapa sekolah tersebut yang dijadikan lokasi penelitian karena sekolah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan guru pendidikan jasmani yang yang mengajar di sekolah tersebut adalah lulusan dari FPOK-UPI yang diasumsikan representatif untuk menunjang kelancaran proses penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk perlakuan penelitian ini dimulai dari tanggal 1 Februari sampai dengan 24 Mei 2014. Perlakukan dilakukan sebanyak empat belas kali dan dilakukan satu kali seminggu pada setiap pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung yaitu pada setiap hari sabtu. Adapun waktu perlakuan penelitian, dapat dilihat 3.1 dan 3.2 di bawah ini

Tabel 3.1

Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Pendidikan Jasmani menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri(Kelompok Eksperimen)

Pertemuan Tanggal Hari Waktu

1 1 Februari 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

2 8 Februari 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB


(22)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 22 Februari 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

5 1 Maret 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

6 8 Maret 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

7 15 Maret 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

8 5 April 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

9 19 April 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

10 26 April 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

11 3 Mei 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

12 10 Mei 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

13 17 Mei 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

14 24 Mei 2014 Sabtu 07.00 - 08.30 WIB

Tabel 3.2

Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Pendidikan Jasmani menggunakan Model Pembelajaran Langsung(Kelompok Kontrol)

Pertemuan Tanggal Hari Waktu

1 1 Februari 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

2 8 Februari 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

3 15 Februari 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

4 22 Februari 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

5 1 Maret 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

6 8 Maret 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

7 15 Maret 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

8 5 April 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

9 19 April 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

10 26 April 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

11 3 Mei 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB


(23)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 17 Mei 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

14 24 Mei 2014 Sabtu 08.30 – 10.00 WIB

3. Subjek Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 117) menyebutkan bahwa, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Selanjutnya Arikunto (2010: 173) menyatakan bahwa, “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.” Maka dari itu, adapun yang menjadi subjek populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X dan XI SMA Kartika XIX-3 Bandung yang berjumlah 32 orang. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkannya untuk melakukan penelitian di kelas XII sehubungan dengan padatnya kegiatan kelas XII yang mempersiapkan untuk Ujian Nasional.

4. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 118) menyebutkan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili).”

Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh dimana seluruh jumlah populasi sebagai sampel penelitian yaitu seluruh siswa kelas X dan XI SMA Kartika XIX-3 Bandung sebanyak 32 orang.


(24)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana 32 orang tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 16 orang menjadi kelompok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan 16 orang menjadi kelompok yang menggunakan model pembelajaran langsung. Adapun penentuan sampel kelompok variabel dan kelompok kontrol menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling, dengan sistem undian dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Hasil Pengundian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Putra Putri Jumlah

Eksperimen (Model Pembelajaran Inkuiri) 10 6 16 Kontrol (Model Pembelajaran Langsung) 9 7 16

Total 19 13 32

B. Desain Penelitian

Penelitian in dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kepada kelompok eksperimen diberi perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Sedangkan pada kelompok kontrol perlakukannya berupa kegiatan rutin yang biasa diberikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah yaitu model pembelajaran langsung. Adapun bentuk dari desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

R = Kelompok yang dipilh secara random.

X = Treatment berupa kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

X = Treatment berupa kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

R X O


(25)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O = Hasil post-test skala kepercayaan diri yang diberikan kepada kelompok sampel.

O = Hasil post-test skala kepercayaan diri yang diberikan kepada kelompok kontrol.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan true experiment design dengan bentuk posttest-only control design dimana populasi yang dianggap homogen dibagi menjadi dua kelompok yang dipilih secara random, hanya saja tidak diberikan tes awal. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkannya mengambil data pretest dalam penelitian ini oleh sebab keterbatasan waktu yang tersedia. Kemudian kedua kelompok diberikan treatment dimana kelompok sampel diberikan treatment model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol diberikan treatment model pembelajaran langsung. Setelah itu diberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya pelaksanaan dari desain penelitian digambarkan dalam prosedur penelitian. Adapun prosedur penelitian digambarkan dalam gambar berikut.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian

Pembentukan Kelompok

Kelompok Eksperimen

Perlakuan (Model Inkuiri)

Kelompok Kontrol


(26)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 3) menyebutkan bahwa, “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Selanjutnya menurut Sugiyono (2013: 6) menyebutkan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Kemudian, Sugiyono (2013: 6) menyatakan bahwa:

Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi dan waktu. Menurut bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis, profesional dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni dan terapan. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, evaluation research, sejarah, dan Research and Development (R&D). Dari level of explanation dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptif, komparatif dan asosiatif. Dari segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.

Tes Akhir (Post-Test) Tes Akhir (Post-Test)

Analisis Hasil Penelitian


(27)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengelompokkan diatas, penelitian ini dikelompokkan menjadi jenis penelitian akademis jika dilihat berdasarkan bidang penelitiannya. Berdasarkan tujuannya penelitian ini merupakan penelitian terapan karena dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Sedangkan berdasarkan metode penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian asosiatif.

Selanjutnya, penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian kuantitatif. Seperti yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2013: 14) yang menyatakan bahwa:

Metode penelitian kuntitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kualitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran pendidikan jasmani menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran. Sedangkan variabel terikatnya yaitu kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan variabel yang melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu tentang kepercayaan diri siswa. Maka dari itu definisi operasional pada penelitian ini yaitu kepercayaan diri dibangun oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif,


(28)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi. Dimana dari ketiga dimensi itu terdapat delapan indikator yaitu memfokuskan perhatian, membuat keputusan, mengelola pikiran, menguasai keterampilan teknik, menguasai keterampilan fisik, memperbaiki kesalahan, mengatasi keraguan, dan menampilkan penampilan terbaik. Hal ini dilandaskan atas pernyataan kepercayaan diri menurut Hidayat (2011: 90) yang menyatakan bahwa:

Kepercayaan diri merupakan sebuah konstruk multi dimensi yang dibangun oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif, latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi. Ketiga dimensi tersebut dielaborasi menjadi delapan indikator yaitu memfokuskan perhatian, membuat keputusan, mengelola pikiran, menguasai keterampilan fisik, menguasai keterampilan teknik, memperbaiki kesalahan, mengatasi keraguan, dan menampilkan penampilan terbaik. Sebagai sebuah konstruk multidimensi, kepercayaan diri dipengaruhi oleh beragam faktor perbedaan individual dan lingkungan, kedua faktor saling bertelindan satu sama. Pengetahuan dan pemahaman properti psikometrik kepercayaan diri menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan pengukuran tingkat keyakinan seseorang untuk berhasil dalam melakukan sesuatu dan kemungkinan pengembangan program intervensi dalam aktivitas olahraga secara umum maupun aktivitas jasmani secara khusus. Kepercayaan diri memainkan peranan penting dalam pencapaian prestasi individu, termasuk keberhasilan dalam konteks pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 148) menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam atau sosial yang

diamati secara spesifik. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka oleh karena itu dibutuhkan suatu alat ukur yang baik.” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran sikap tentang kepercayaan diri. Dalam menjawab skala pengukuran tersebut, peneliti menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2013: 134) menyebutkan bahwa, “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena


(29)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel, selanjutnya variabel ini akan dijabarkan menjadi dimensi, kemudian dimensi akan dijabarkan menjadi indikator yang dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa pernyataan yang akan dijawab oleh responden.

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah tentang pengembangan kepercayaan diri, maka instrumen yang digunakan adalah tes kepercayaan diri berupa skala yang dikembangkan oleh peneliti sendiri, namun berpedoman pada Hidayat (2011: 90) yang menjelaskan bahwa: “Kepercayaan diri merupakan sebuah konstruk multi dimensi yang dibangun oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif, latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi.”

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri seseorang dibentuk oleh tiga dimensi yaitu efisiensi kognitif, latihan fisik dan keterampilan serta resiliensi. Selanjutnya disusun kisi-kisi skala kepercayaan diri dan mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing tentang kepercayaan diri. Berikut ini disusun dalam tabel mengenai kisi-kisi skala kepercayaan diri.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Skala Kepercayaan Diri menurut Hidayat (2011: 90)

Variabel Dimensi Indikator

Kepercayaan Diri

Efisiensi Kognitif Memfokuskan Perhatian Membuat Keputusan Mengelola Pikiran Penguasaan Keterampilan

Fisik dan Teknik

Menguasai Keterampilan Fisik Menguasai Keterampilan Teknik Resiliensi Menampilkan Penampilan Terbaik

Memperbaiki Kesalahan Mengatasi Keraguan


(30)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengembangan teori dan perumusan kisi-kisi tentang kepercayaan diri, maka disusunlah skala untuk mengukur kepercayaan diri yang berbentuk pernyataan sebanyak 82 item sesuai dengan banyaknya indikator yang dikembangkan dari indikator kepercayaan diri. Adapun skala yang dibuat dalam bentuk pernyataan dapat dilihat pada lampiran.

Instrumen kepercayaan diri telah dikonsultasikan dan direkomendasikan, dan selanjutnya diuji cobakan kepada sampel di luar penelitian. Untuk memperoleh validitas dan reliabilitas dari setiap aitem tes, peneliti mengestimasinya dengan estimasi validitas dan estimasi reliabilitas.

Rancangan instrumen mengacu kepada Skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS); Setuju (S); Ragu-Ragu (R); Tidak Setuju (TS); dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Selanjutnya untuk keperluan analisis kuantitatif, maka skala penilaian jawaban diberi skor 1 sampai 5, dengan ketentuan berurut dari sangat setuju (SS) sampai sangat tidak setuju (STS) yaitu untuk pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1, dan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh data yang valid dan reliabel, maka diperlukan instrumen yang valid dan reliabel juga. Uji coba dilakukan pada siswa yang dianggap homogen dengan sampel yang akan diteliti, yaitu siswa dari SMAN 1 Margahayu (di luar sampel penelitian). Dari hasil uji coba, ternyata dari 82 aitem pernyataan terdapat 70 pernyataan yang valid, sedangkan 12 aitem pernyataan tidak valid yaitu tiga pernyataan dari indikator memfokuskan perhatian, dua pernyataan dari indikator membuat keputusan, satu pernyataan dari indikator mengelola pikiran, satu pernyataan dari indikator memampilkan penampilan terbaik, satu pernyataan


(31)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari indikator memperbaiki kesalahan dan empat pernyataan dari indikator mengatasi keraguan.

Berdasarkan hasil tersebut, dalam indikator mengatasi keraguan hanya terdapat enam pernyataan yang valid. Maka dari itu, untuk menyamakan proporsi pernyataan, maka dari setiap indikator diwakili oleh enam pernyataan yang mempunyai tingkat validitas tertinggi dari setiap indikator. Oleh sebab itu, maka jumlah pernyataan yang diajukan yaitu sebanyak 48 pernyataan yang valid.

Adapun untuk mengestimasi valid atau tidaknya suatu aitem yang digunakan, yaitu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menginventarisasi data

2. Korelasikan antara soal (X) dengan skor total (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment yaitu:

2 2 2 2 ) ( ) ( -) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy : koefisien korelasi

X : skor tiap butir angket dari tiap responden Y : skor total

∑X : jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

∑Y : jumlah skor total seluruh butir angket dari tiap responden n : jumlah sampel

3. Setelah didapat koefisien korelasi, kemudian estimasi signifikansi dengan menggunakan rumus:

Keterangan: t hitung : nilai t

r : nilai koefisien korelasi n : jumlah sampel


(32)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Setelah didapat nilai t hitung, kemudian membandingkannya dengan t tabel. Jika t hitung≥ t tabel maka aitem pernyataan dinyatakan valid.

Jika t hitung < t tabel maka aitem pernyataan dinyatakan valid.

Taraf signifikansi yang diinginkan yaitu 0,05 dengan uji dua pihak dan dk= 48, maka diperoleh t tabel = 1,677. Berikut merupakan tabel hasil dari penghitungan validitas butir instrumen:

Tabel 3.5

Hasil Penghitungan Validitas Butir Instrumen

Indikator Memfokuskan Perhatian

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

t hitung 5,11 2,76 3,31 1,37 1,00 2,94 3,35 2,38 1,64 4,98 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria valid Valid valid drop Drop Valid Valid Valid drop Valid

Indikator Membuat Keputusan

No Soal 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

t hitung 1,78 3,84 1,48 1,70 2,93 1,57 5,02 3,77 2,18 2,09 4,73 3,60 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria valid Valid drop valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid valid valid

Indikator Mengelola Pikiran

No Soal 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

t hitung 5,99 5,39 1,72 1,59 6,17 5,10 3,32 1,82 4,57 4,51 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria valid Valid valid drop Valid valid Valid Valid valid Valid

Indikator Menguasai Keterampilan Fisik

No Soal 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

t hitung 2,37 3,81 4,54 2,43 3,19 3,23 3,12 5,92 1,99 5,74 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria valid Valid valid valid Valid valid valid Valid valid Valid


(33)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

t hitung 2,33 1,88 4,24 8,18 6,28 3,71 3,65 4,60 6,44 3,87 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria valid Valid valid valid Valid valid valid Valid valid Valid

Indikator Menampilkan Penampilan Terbaik

No Soal 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

t hitung 5,11 2,01 3,22 3,08 2,67 4,42 7,81 5,76 2,42 1,61 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria valid Valid valid valid Valid valid valid Valid valid Drop

Indikator Memperbaiki Kesalahan

No Soal 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

t hitung 1,67 3,19 3,13 4,12 3,71 6,82 5,06 2,42 2,45 3,63 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria drop Valid valid valid valid valid Valid valid valid Valid

Indikator Mengatasi Keraguan

No Soal 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82

t hitung 0,22 3,71 3,23 1,54 2,40 0,00 2,33 4,08 1,43 4,38 t tabel 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68

Kriteria drop Valid valid Drop Valid drop Valid Valid drop Valid

Keterangan:

Drop : butir pernyataan yang tidak valid

Valid : butir pernyataan yang valid tetapi tidak dipakai

Valid : butir pernyataan yang valid dan dipakai

Kemudian selain dilakukan estimasi validitas, dilakukan estimasi reliabilitas instrumen dengan teknik alfa cronbach, dengan rumus sebagai berikut:


(34)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di mana:

63,364 Keterangan:

k : jumlah item dalam instrumen Ʃsᵢ ² : mean kuadrat kesalahan st2 : varians total

JKi :jumlah kuadrat seluruh skor item JKs : jumlah kuadrat subjek

Lalu setelah didapat nilai ri, maka interpretasikan nilai koefisien korelasi tersebut dengan pedoman dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi menurut Sugiyono (2013: 257)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan hasil penghitungan, didapat ri = 0,941, sedangkan nilai r produk momen dengan n=82 dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai rtabel = 0,220. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan tidak reliabel, dan jika rhitung ≥ rtabel maka


(35)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pernyataan reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa rhitung (0,941) > rtabel (0,220), maka dapat dipastikan data tesebut reliabel dan berada pada tingkat hubungan yang sangat kuat.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013: 193) menyebutkan bahwa, “terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.” Maka dari itu, instrumen yang telah terestimasi validitas dan reliabilitasnya belum dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel jika instrumen tersebut tidak digunakan dengan tepat dalam pengumpulan datanya.

Berbicara tentang teknik pengumpulan data, menurut Sugiyono (2013:193-194) menyebutkan, “teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan) dan gabungan ketiganya.”

Selanjutnya, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik kuesioner (angket). Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 199)

menyatakan bahwa, “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.” Sedangkan dalam penelitian ini, penulis

memberikan sebanyak 48 pernyataan yang sudah diestimasi validitas dan reliabilitasnya, kemudian diajukan kepada kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam membuat skala pengukuran angket, peneliti berpedoman pada prinsip dalam penulisan angket sebagai penulisan data yang dikemukakan Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2013: 200) yaitu:

1. Isi dan tujuan pertanyaan 2. Bahasa yang digunakan 3. Tipe dan bentuk pertanyaan 4. Pertanyaan tidak mendua


(36)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa 6. Pertanyaan tidak menggiring

7. Panjang pertanyaan 8. Urutan pertanyaan 9. Prinsip pengukuran 10. Penampilan fisik angket

Untuk memenuhi prinsip penulisan tersebut, peneliti mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing agar pernyataan yang telah dibuat sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu tentang kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

H. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013: 207) menyebutkan bahwa, “dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul.” Jadi setelah data semua terkumpul, maka

langkah selanjutnya yaitu peneliti menganalisis data yang telah terkumpul.

Selanjutnya, masih menurut Sugiyono (2013: 207) menyebutkan, “terdapat dua teknik analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.” Berdasarkan atas pernyataan tersebut, penelitian ini menggunakan statistik inferensial dengan bentuk statistik parametris untuk menganalisis datanya.

Dalam statistik parametris, memerlukan banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Untuk asumsi itu, peneliti menganalisis data untuk mengestimasi normalitas data dengan menggunakan rumus Uji Normalitas Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar. Kemudian mencar rata-rata dan simpangan bakunya.


(37)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mencari luas Zi pada tabel Z.

4. Pada kolom F(Zi), masukan nilai distribusi normal dari Zi. 5. Pada kolom S(Zi), adalah urutan n dibagi jumlah.

6. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi).

7. Mencari data/nilai yang tertinggi pada kolom F(Zi) – S(Zi), tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai Lo.

8. Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

a. Jika Lo ≥ Lt, maka Ho ditolak, artinya data tidak berdistrubusi normal.

b. Jika Lo < Lt, maka Ho diterima, artinya data berdistrubusi normal.

9. Mencari nilai Ltabel. Ltabel untuk n = 16 dengan taraf nyata (α) = 0,05 adalah 0,213. Lalu membandingkan Lo dan Lt.

10. Membuat kesimpulan. Adapun hasil dari penghitungan dari Uji Normalitas Liliefors dalam penelitian ini terdapat pada bab IV.

Asumsi selanjutnya adalah dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok yang diuji harus homogen. Oleh karena itu, peneliti menganalisis data untuk mengestimasi homogenitas data menggunakan Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varians, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menginventarisasi data dengan mencari mean, varians dan jumlah dari

masing-masing kelompok.

2. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat:

Ho : Kedua kelompok tidak terdapat perbedaan variansi yang signifikan yang berarti kedua kelompok homogen.

H1 : Kedua kelompok terdapat perbedaan variansi yang signifikan yang berarti kedua kelompok heterogen (tidak homogen).

3. Membuat hipotesis statistik: Ho : σ12 = σ22

H1 : σ12≠σ22 4. Mencari Fhitung


(38)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F=

5. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Ftabel = Fα dengan dk (n1-1; n2-1). Jadi F0,05 dk (15,15), nilai Ftabel = 3,48 6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

7. Membuat kesimpulan. Adapun hasil dari penghitungan dari Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varians dalam penelitian ini terdapat pada bab IV.

Setelah data diestimasi normalitas dan homogenitasnya, maka selanjutnya data diestimasi hipotesis statistiknya dengan menggunakan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Dua Pihak. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menginventarisasi data dengan mencari rata-rata, jumlah, varians dan simpangan baku kedua kelompok.

2. Membuat Hipotesis dalam bentuk kalimat:

Ho : Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran langsung terhadap kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

H1 : Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran langsung terhadap kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

3. Membuat Hipotesis dalam bentuk statistik: Ho : μ = μ0

H1: μ ≠μ0 4. Mencari thitung


(39)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ttabeldengan α = 0,05 untuk uji dua pihak dengan dk = 30 Maka diperoleh nilai ttabel = 2,042

6. Membandingkan thitung dengan ttabel

7. Membuat kesimpulan. Adapun hasil dari penghitungan dari Uji Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Dua Pihak dalam penelitian ini terdapat pada bab IV.


(40)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

Simpulan dan Saran

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah peneliti uraikan sebelumnya, peneliti akan menyampaikan beberapa saran. Saran-saran yang disampaikan diharapkan dijadikan masukan ataupun sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

Direkomendasikan untuk para guru pendidikan jasmani agar menggunakan model pembelajaran inkuiri dibandingkan model pembelajaran langsung supaya dapat mengembangkan kepercayaan diri siswa.


(41)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. & Darajat, J. (2010). Aplikasi statistika dalam penjas. Bandung: FPOK UPI.

Abduljabar, B. (2014). Pengertian pendidikan jasmani. [Online]. Tesedia di: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196509091 991021-BAMBANG_ABDULJABAR/Pengertian_Penjas.pdf. Diakses 11 Maret 2014.

Ambarsari, W., Santosa, S., & Mariadi. (2013) Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampulan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 5 (1), hlm. 81-95.

Amirulloh. (2012). Pengaruh penambahan jam belajar penjas terhadap pengendalian body mass index (BMI) perkembangan self-esteem dan prestasi belajar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, S. (2011). Pengaruh aktivitas jasmani di alam terbuka (outbond activity) terhadap kepercayaan diri siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdikbud.

Firmansyah, H. (2010). Perbedaan pengaruh latihan imagery dan latihan tanpa imagery terhadap keterampilan senam dan kepercayaan diri atlet. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gitawati, Y.N. (2013). Perbandingan pengaruh bentuk latihan kebugaran jasmani terhadap peningkatan derajat kebugaran jasmani dan percaya diri siswa kelas VIII SMPN 1 Cileunyi. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Heriyana. (2013). Perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan bermain sepak bola di SMPN 1 Lembang. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Heryana, D. (2012). Hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri

dengan kinerja wasit bulutangkis dalam memimpin suatu pertandingan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hidayat, Y. (2011). Model konseptual kepercayaan diri dalam aktivitas olahraga.

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 5 (2), hlm. 90-103.

Juliantine, T., Subroto, T., & Yudiana, Y. (2013). Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: FPOK UPI.


(42)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliantine, T. (2009). Pengembangan kretivitas siswa melalui implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 1 (2), hlm. 104-117.

Juliantine, T. (2010). Model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani untuk mengembangkan kreativitas siswa sekolah dasar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kholifah, S.N. (2014). Pengaruh ekstrakurikuler panjat dinding terhadap peningkatan kebugaran jasmani dan kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani. (Skripsi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komara, S. (2013). Korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lengkana, A.S. (2013). Pengaruh kids’ athletics terhadap self-esteem dan kebugaran jasmani. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Metzler, M.W. (1999). Instructional models for physical education. Boston: Pearson Education, Inc.

Miklotof. (2010). Bagaimanakah proses terbentuknya rasa percaya diri? [Online]. Tersedia di: http://miklotof.wordpress.com/2010/06/24/bagaimanakah-proses-terbentuknya-rasa-percaya-diri/. Diakses 12 Maret 2014.

Muhajir. (2007). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Bandung: Erlangga.

Prasetia, R.R. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Rina. (2013). Makalah karakteristik dan model-model pembelajaran. [Online].

Tersedia di: http://rinastkip.wordpress.com/2013/02/09/makalah-karakteristik-dan-model-model-pembelajaran-rinastkip/. Diakses 12 Maret 2014.

Rini, J.F. (2002). Memupuk rasa percaya diri. [Online]. Tersedia di: http://e-psikologi.com/artikel/individual/memupuk-rasa-percaya-diri. Diakses 23 Februari 2014.

Rustanto, B. (2014). Konsep kepercayaan diri. [Online]. Tersedia di:

http://bambangrustanto.blogspot.com/2013/08/konsep-kepercayaan-diri.html. Diakses 11 Maret 2014.

Sosseres. (2014). Arti percaya diri. [Online]. Tersedia di: http://sosseres.blogspot.com/2011/02/arti-percaya-diri.html. Diakses 11 Maret 2014.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(43)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suhandi, H.H. (2014). Pengaruh pembelajaran taekwondo terhadap kepercayaan diri siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suhendra, D.I. (2010). Pengaruh outdoor education terhadap perubahan kepercayaan diri (self confidence) pada siswa. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suntonda, A. dkk. (2013). Tes pengukuran pendidikan jasmani. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Syarifudin dan Muhadi. (1992). Pendidikan jasmani dan kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi.

Tibk. (2014). Ciri-ciri percaya diri. [Online]. Tersedia di: http://tibk.wordpress.com/about/ciri-ciri-percaya-diri/. Diakses 11 Maret 2014.

Tim Dosen UPI. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. UPI: Bandung.

Ubaydillah, A.N. (2003). Pede atau egois?.[online].Tersedia di: http://e-psikologi.com/ artikel/individual/pede-atau-egois. Diakses 23 Februari 2014.

Ubaydillah, A.N. (2006). Bagaimana menjadi percaya diri?.[online].Tersedia di: http://e-psikologi.com/artikel/individual/bagaimana-menjadi-percaya-diri. Diakses 23 Februari 2014.

Ubaydillah, A.N. (2009). Membangun rasa percaya diri pada anak.[online]. Tersedia di: http://e-psikologi.com/ artikel/individual/membangun-rasa-percaya-diri-pada-anak. Diakses 23 Februari 2014.

Uno, H.B. (2007). Model pembelajaran: Menciptakan proses belajar yang kreatif dan efektif. Bandung: Bumi Aksara.


(44)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ttabeldengan α = 0,05 untuk uji dua pihak dengan dk = 30 Maka diperoleh nilai ttabel = 2,042

6. Membandingkan thitung dengan ttabel

7. Membuat kesimpulan. Adapun hasil dari penghitungan dari Uji Kesamaan Dua Rata-Rata: Uji Dua Pihak dalam penelitian ini terdapat pada bab IV.


(2)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

Simpulan dan Saran

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Kartika XIX-3 Bandung.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah peneliti uraikan sebelumnya, peneliti akan menyampaikan beberapa saran. Saran-saran yang disampaikan diharapkan dijadikan masukan ataupun sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya. Saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

Direkomendasikan untuk para guru pendidikan jasmani agar menggunakan model pembelajaran inkuiri dibandingkan model pembelajaran langsung supaya dapat mengembangkan kepercayaan diri siswa.


(3)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. & Darajat, J. (2010). Aplikasi statistika dalam penjas. Bandung: FPOK UPI.

Abduljabar, B. (2014). Pengertian pendidikan jasmani. [Online]. Tesedia di: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196509091 991021-BAMBANG_ABDULJABAR/Pengertian_Penjas.pdf. Diakses 11 Maret 2014.

Ambarsari, W., Santosa, S., & Mariadi. (2013) Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampulan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 5 (1), hlm. 81-95.

Amirulloh. (2012). Pengaruh penambahan jam belajar penjas terhadap pengendalian body mass index (BMI) perkembangan self-esteem dan

prestasi belajar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Arifin, S. (2011). Pengaruh aktivitas jasmani di alam terbuka (outbond activity)

terhadap kepercayaan diri siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006. Jakarta: Depdikbud.

Firmansyah, H. (2010). Perbedaan pengaruh latihan imagery dan latihan tanpa

imagery terhadap keterampilan senam dan kepercayaan diri atlet. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gitawati, Y.N. (2013). Perbandingan pengaruh bentuk latihan kebugaran jasmani terhadap peningkatan derajat kebugaran jasmani dan percaya diri siswa

kelas VIII SMPN 1 Cileunyi. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Heriyana. (2013). Perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan

bermain sepak bola di SMPN 1 Lembang. (Skripsi). Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Heryana, D. (2012). Hubungan antara tingkat kecemasan dan kepercayaan diri

dengan kinerja wasit bulutangkis dalam memimpin suatu pertandingan.

(Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hidayat, Y. (2011). Model konseptual kepercayaan diri dalam aktivitas olahraga.

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 5 (2), hlm. 90-103.

Juliantine, T., Subroto, T., & Yudiana, Y. (2013). Model-model pembelajaran


(4)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliantine, T. (2009). Pengembangan kretivitas siswa melalui implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani

dan Olahraga, 1 (2), hlm. 104-117.

Juliantine, T. (2010). Model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani

untuk mengembangkan kreativitas siswa sekolah dasar. (Disertasi). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kholifah, S.N. (2014). Pengaruh ekstrakurikuler panjat dinding terhadap peningkatan kebugaran jasmani dan kepercayaan diri siswa pada mata

pelajaran pendidikan jasmani. (Skripsi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komara, S. (2013). Korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

(penjasorkes). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lengkana, A.S. (2013). Pengaruh kids’ athletics terhadap self-esteem dan

kebugaran jasmani. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Metzler, M.W. (1999). Instructional models for physical education. Boston: Pearson Education, Inc.

Miklotof. (2010). Bagaimanakah proses terbentuknya rasa percaya diri? [Online]. Tersedia di: http://miklotof.wordpress.com/2010/06/24/bagaimanakah-proses-terbentuknya-rasa-percaya-diri/. Diakses 12 Maret 2014.

Muhajir. (2007). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Bandung: Erlangga.

Prasetia, R.R. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil

belajar kasti pada permainan bola kecil. (Skripsi). Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Rina. (2013). Makalah karakteristik dan model-model pembelajaran. [Online].

Tersedia di: http://rinastkip.wordpress.com/2013/02/09/makalah-karakteristik-dan-model-model-pembelajaran-rinastkip/. Diakses 12 Maret 2014.

Rini, J.F. (2002). Memupuk rasa percaya diri. [Online]. Tersedia di: http://e-psikologi.com/artikel/individual/memupuk-rasa-percaya-diri. Diakses 23 Februari 2014.

Rustanto, B. (2014). Konsep kepercayaan diri. [Online]. Tersedia di:

http://bambangrustanto.blogspot.com/2013/08/konsep-kepercayaan-diri.html. Diakses 11 Maret 2014.

Sosseres. (2014). Arti percaya diri. [Online]. Tersedia di: http://sosseres.blogspot.com/2011/02/arti-percaya-diri.html. Diakses 11 Maret 2014.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,


(5)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suhandi, H.H. (2014). Pengaruh pembelajaran taekwondo terhadap kepercayaan

diri siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suhendra, D.I. (2010). Pengaruh outdoor education terhadap perubahan

kepercayaan diri (self confidence) pada siswa. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suntonda, A. dkk. (2013). Tes pengukuran pendidikan jasmani. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Syarifudin dan Muhadi. (1992). Pendidikan jasmani dan kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi.

Tibk. (2014). Ciri-ciri percaya diri. [Online]. Tersedia di: http://tibk.wordpress.com/about/ciri-ciri-percaya-diri/. Diakses 11 Maret 2014.

Tim Dosen UPI. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. UPI: Bandung.

Ubaydillah, A.N. (2003). Pede atau egois?.[online].Tersedia di: http://e-psikologi.com/ artikel/individual/pede-atau-egois. Diakses 23 Februari 2014.

Ubaydillah, A.N. (2006). Bagaimana menjadi percaya diri?.[online].Tersedia di: http://e-psikologi.com/artikel/individual/bagaimana-menjadi-percaya-diri. Diakses 23 Februari 2014.

Ubaydillah, A.N. (2009). Membangun rasa percaya diri pada anak.[online]. Tersedia di: http://e-psikologi.com/ artikel/individual/membangun-rasa-percaya-diri-pada-anak. Diakses 23 Februari 2014.

Uno, H.B. (2007). Model pembelajaran: Menciptakan proses belajar yang kreatif


(6)

Bambang Suminarto, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA KARTIKA XIX-3 BANDUNG Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERUANGAN DAN PERCAYA DIRI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN GEOGEBRA DI SMA NEGERI 19 MEDAN.

1 3 38

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP : Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

0 1 47

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Rasa Empati Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

0 1 45

PENGGUNAAN BUCHSTABENSALAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KATA SIFAT DI SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG.

1 6 22

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMA KARTIKA XIX-3 DAN SMK KARTIKA XIX-1 KOTA BANDUNG.

0 1 67

PENGARUH PEMANASAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG : Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 1 32

PENGARUH PERMAINAN EGRANG DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KESEIMBANGAN SISWA SMA PGII 2 BANDUNG.

1 4 26

PENGARUH MODEL EVALUASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI.

0 0 85

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PENDIDIKAN JASMANI UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 79

MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA | Firmansyah | Mimbar Pendidikan Dasar 7885 15675 1 PB

0 0 8