PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM KETERLIBATAN OLAHRAGA ANTARA ATLET DAN NON ATLET DISABILTIAS | iqbal | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4322 15837 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 23-27
Ryanwar Iqbal, Sumardiyanto

PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM
KETERLIBATAN OLAHRAGA ANTARA ATLET DAN NON
ATLET DISABILTIAS
Ryanwar Iqbal, Sumardiyanto
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung
Em@il: ryan27iqbal@gmail.com
Abstrak (Times New Roman 10 Bold)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbandingan keterampilan sosial dalam
keterlibatan olahraga atlet dan non atlet disabilitas. Penelitian ini menggunakan metode causal
comparative. Pada penelitian ini menggunakan 10 sampel atlet NPCI Kota Bandung dan 10 sampel
non atlet dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil uji statistik yang
dilakukan dijelaskan bahwa terdapat perbedaan antara keterampilan sosial dalam keterlibatan
olahraga atlet dan non atlet. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Independent Sample
T-Test menggunakan Software SPSS 21. Dari analisis data diperoleh hasil F =4,017, p = 0.001 <
0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan keterampilan sosial dalam keterlibatan oalhraga
atlet dan non atlet disabilitas.
Kata kunci: keterampilan sosial, keterlibatan, olahraga, disabilitas.


PENDAHULUAN
Olahraga merupakan kegiatan yang digemari
khususnya oleh remaja pria. Remaja pria lebih
gemar berolahraga karena selain sebagai wadah
untuk mengekspresikan diri, olahraga juga dapat
dijadikan tempat untuk memperoleh gengsi
dalam pergaulan. Diungkapkan oleh oleh
Septian (2014, hlm. 2) dalam Sutresna yang
dukutip (dalam Rusli lautan bahwa Nixon dan
Steven menyatakan :
Olahraga
sebagai
prantara
sosial
mengandung potensi untuk menjalankan
bebrapa fungsi, yaitu a). fungsi sosio-sosial, b).
fungsi sosialisasi, c). fungsi integrative, dan d).
fungsi mobilitas sosial. Fungsi-fungsi tersebut
diatas dapat dikatakan sebagai fungsi

instrumental olahraga.
Aktivitas jasmani yang dipilih untuk
mencapai kompetisi pendidikan jasmani adalah
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga
yang dipilih dan disesuaikan dengan tujuan yang

ingin dicapai kebutuhannya, kapabilitas, dan
karakter peserta didik. Menurut Nuh M. (2013,
hlm. 1) “Aktivitas jasmani yang wajar, aktivitas
jasmani rekreasi dan aktivitas jasmani untuk
olahraga atau prestasi. Kegiatan yang dipilih
dipusatkan pada aktivitas jasmani yang dapat
mengaktifkan otot besar, gerak dasar dan
garakan
fisik
pada
permainan
dan
olahraga”.Untukmenjadikan badan menjadi
sehat banyak katagori olahraga yang dapat

dipilih sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Berdasarkan aktivitas olahraga, olahraga
berkaitan dengan perasaan nyaman dan bugar,
serta keharmonisan kepribadian seseorang.
Artinya berolahraga secara teratur memiliki
pengaruh tertentu terhadap kondisi psikis
seseorang, yang tentunya juga berpengaruh
terhadap kualitas kepribadiannya. Olahraga
dapat dilakukan oleh siapa saja tidak mengenal
jenis kelamin, usia, ras, bahkan terhadap orangorang disabilitaas.

23

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
23-27
Ryanwar Iqbal, Sumardiyanto

Disabilitas memiki banyak pengertian dari
berbagai sudut pandang. Adapun menurut World
Health Organizer (1980) dalam (dalam Hevey,

1993, hlm. 426) disabilitas adalah suatu ketidak
mampuan melaksanakan suatu aktivitas atau
kegiatan tertentu sebagai mana layaknya orang
normal yang disebabkan kondisi impsirmen,
yakni kehilangan atau ketidak normalan baik
psikologis, fisiologis, maupun kelainan stuktur,
atau fungsi anatomi. Meskipun demikian,
definisi disabilitas tidak hanya dilihat dari
kacamata
kesehatan.
Disabilitas
juga
mengandung muatan moral dan kontruksi sosial.
Disabilitas dalam melakukan kegiatan orangorang ini terbatas dengan kekurangan yang
dimilikinya, terutama dalam melakukan
kegiatan olahraga.
Olahraga sangatlah penting bagi setiap orang
karena banyak manfaat yang dirasa saat kita
melakukan kegiatan olahraga. Diluaransana
masih banyak orang disabilitas yang tidak mau

melakukan olahraga dengan berbagai macam
alasan, berdasarkan pengalaman penulis yang
mewawancari beberapa warga yang mengalami
cacat fisik terutama untuk katagori tunadaksa,
mereka tidak ingin melakukan kegiatan olahraga
karena merasa malu dengan kondisi yang
dialami.
Namun apabila kita melihat dilapangan
banyak orang-orang dasabilitas yang malakukan
kegiatan olahraga terutama untuk atlet
disabilitas dan meraka cenderung berani
mengungkapkan pendapat kepada rekan satu
tim, pelatih dan orang-orang di sekitar. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk mengamati dan
mengangkat judul tentang “Perbandingan
Keterampilan Sosial Dalam Keterlibatan
Olahraga Antara Atlet dan Non Atlet
Disabiltias”.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka.
Adapun pengertian kuantitatif menurut Sugiono
(2014, hlm.14) menjelaskan bahwa
“metode kuantitatif dapat diartikan dengan
memberikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan
pada
filsafat
positivism,
digunakan untuk meneliti pada popolasi atau

sempel tertentu, teknik pengambilan sempel
pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian
analisis
data
bersifat

kuantitatif/ststistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan”.
Selanjutnya desain dalam penelitian ini
menggunakan desain kausal komparatif (casual
comparative). “Pada desain ini memilih dua atau
lebih kelompok yang berbeda pada variabel
tertentu untuk dibandingkan pada variabel lain
dan tidak ada manipulasi di dalamnya” Natsir
(dalam Palwaguna, R, 2015 hlm. 31). Dalam
penelitian ini peneliti dapat menentukan alasan
atau penyebab status suatu objek. Menurut
Darmadi, H (2014, hlm.266) “Sebenarnya dalam
penelitian kausal komparatif, peneliti dapat juga
menentukan alasan atau penyebab status objek
yang
diteliti”.
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik fenomena ini disebut variabel
penelitian Sugiono (2015, hlm. 148). Adapun
instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket, menurut Kurtono 1990 (dalam
Setiawan, 2012, hlm. 24) angket adalah:
“penyelidikan suatu masalah yang banyak
menyangkut kepentingan umum (orang banyak)
dengan jalan mengedarkan formulir daftar
pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada
sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban
tertulis seperlunya”. Adapun tes yang digunaka
dalam penelitian ini adalah tes keterampilan
sosial.
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan angket keterampilan sosial yang
diambil dari Riko Septian (2014, hlm. 77) yang
berjumlah 42 butir soal dan sudah dilakukan uji

validitas dan realibilitas dengan nilai 0.897.
Untuk penafsiran kategori tingkat kecerdasan
emosional dengan menggunakan kategori
jenjang. Kategori tingkat harapan ini disusun
berdasarkan pendapat Azwar (1999) dalam tesis
Prias Ayu (2014, hlm. 77) sebgai berikut:

24

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
23-27
Ryanwar Iqbal, Sumardiyanto

Tabel 3.3
Penafsiran Kategori
X < ( µ - 1,0σ)
( µ - 1,0σ) ≤ X < ( µ
+ 1,0σ)
( µ + 1,0σ) ≤ X


3
4

Kategori
Rendah
Kategori
Sedang

5
6

Kategori
Tinggi

7

9
10

Kategori


X < ( µ - 1,0σ)

X<
127
127 ≤
X <
148
148 ≤
X

Rendah

( µ - 1,0σ) ≤
X < ( µ + 1,0σ)
( µ + 1,0σ) ≤
X

.

Sampel 6

2

Sampel 8

0

Sampel 9
Sampel

5

10

2
Tinggi

No

Sampel 1

KS
14

3

5

Sedang
8

5
13

Sampel 2

7

i

9

14

Sedang

14

Sedang

14

Sedang

14

Sedang

14

Sedang

13

Sedang

2

Kategor
KS
13

Sampel 1

2

Sampel 2

0

Sampel 3

7

Sampel 4

0

Sampel 5

Sedang
9

i
Sedang

13

Sedang

13

Sedang

13

Sedang

12

Rendah

13

Sedang

13

Sedang

13

Sedang

13

Sedang

1

Sampel 6

5

Sampel 7

3

Kategor
Nama

Sedang

2

Sedang

6

2

1

Nama
1

Tabel 4.4
Hasil Kategori Tes Ketrampilan Sosial
Atlet Disabilitas

1

Sampel 5

14

No

4

.

3

Tabel 4.5
Hasil Kategori Tes Ketrampilan Sosial
Non Atlet Disabilitas

Tabel 4.3
Norma Kategori Ketrampilan Sosial
Skor

Sampel 4

Sedang

Table diatas menjelaskan hasil dari nilai
keterampilan sosial dimana hasilnya semua
sempel atlet disabilitas yang berjumlah 10 orang
memiliki katagori sedang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penghitungan

4

Sampel 7

8
Keterangan :
X max
: Skor tertinggi yang diperoleh
dari setiap item pernyataan
X min
: Skpor terendah yang diperoleh
dari setiap item pernyataan
σ : Standar Deviasi adalah jarak rentangan
yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
µ : Mean teoritik (rata-rat dari skor
maksimum dan minimum)

Sampel 3

14

Sampel 8

7

Sampel 9

6

25

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
23-27
Ryanwar Iqbal, Sumardiyanto

10

Sampel
10

13

Sedang

9

Table diatas menjelaskan hasil dari nilai
keterampilan sosial dimana hasilnya semua
sempel non atlet disabilitas yang berjumlah 10
orang memiliki katagori sedang sebanyak 9
orang dan hanya satu orang yang memiliki
katagori rendah. Setelah melihat gambar dari
hasil pengambilan data di atas peneliti
memberikan jumlah nilai sesuai dengan apa
yang di isi oleh sampel dengan ketentuan
pemberian nilai menggunakan skala sikap atau
skal likert

Tabel 4.8
Uji Homogenitas Data
Leve
ne

Si
g.

Keput

Kesi

usan

mpulan

Ho

Data

Statistic
0.600

0.
448

Diterima

Homoge
n

Dari tabel 4.7, diperoleh hasil uji
homogenitas data yaitu Leavent= 0.600, p=
0.448 > 0.05, maka data homogen.
Tabel 4.9
Uji Hipotesis Independent Sample t Test
F

Sig
.

0.6
00

0.0
01

Keputu
san
Ho
Ditolak

Kesimpu
lan

Hi : Terdapat terdapat perbedaan ratarata
keterampilan
sosial
dalam
keterlibatan olahraga antaar atlet dan non
atlet.
Kriteria Keputusan:
1. Nilai signifikansi atau nilai
probabilitas > 0.05, Ho diterima
Nilai signifikansi atau nilai probabilitas <
0.05, Ho ditolak

KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan dan analisis data
peneliti
yang
berjudul
“perbandingan
keterampilan sosial daalm keterlibatan olahraga
atlet dan non atlet disabilitas” dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
1). Atlet yang menjadi sempel penelitian
memiliki katagori “sedang” untuk seluhur
sempel yang ada. Rata-rata keterampilan sosial
atlet berkatagori sedang. 2). Non Atlet yang
menjadi sempel penelitian memiliki katagori
“sedang” berjumlah 9 orang dan saru orang
memiliki
katagori
rendah..
Rata-rata
keterampilan sosial atlet berkatagori sedang. 3).
Terdapat perbedaan antara keterampilan sosial
atlet dan non atelt disabilitas untuk
keterlibatannya dalam olahraga.
Rekomendasi Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya mengenai tema yang sama dengan
penelitian ini dapat mengambil sampel lebih
banyak lagi. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan variabel
yang lebih luas dan menggunakan metode
penelitian yang berbeda misalnya dengan
menggunakan metode penelitian experimen.
Sampel yang digunakan sebaiknya disama
ratakankatagori umur menurut DEPKES RI.

Terdapat
perbedaan
signifikan

Hipotesis:
Ho : Tidak terdapat perbedaan ratarata keterampilan sosial dalam
keterlibatan olahraga antaar atlet dan
non atlet.

26

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
23-27
Ryanwar Iqbal, Sumardiyanto

DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Narbuko, C. & Achmadi, A. (2007). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nuh, Muhammad. (2014). Buku Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitang, Kemdikbud.
Nur Kholis, Reefani. (2013). Panduan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Imperium
Nurfauzia A. (2015). Perbedaan Keterampilan Sosial Anak Sekolah Dasar Belrdsarkan Attachlment
Style (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.
aguna, R. (2015). Perbandingan Health Related Physical Fitnes Antara Lansia yang Mengikuti
Senam Dengan Lansia yang Tidak Mengikuti Senam. (Skripsi). Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Prostiyo, N.A. (2013). Korelasi Antara Aktivitas Olahraga Dengan Tingkat Setres Yang Dialami
Siswa Kelas XI Jurusan Busana Batik SMKN 8 Surabaya. Jurnal Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Volume 01 (1), hlm 234 – 239.
Reefani, Nur Kholis. 2013. Panduan Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta : Imperium.
Septian, R. (2014). Dampak Kegiatan Olahraga Terhadap Fungsi Sosial Siswa (Skripsi). Universitas
Pendidikan Indonesia.
Setiawan, W. (2012). Pengaruh Pembelajaran Outbond Terhadap Sikap Disiplin Dalam Proses
Pembelajaran Penjas Pada Siswa Keas VII Mts-Sa Masawah Kabupaten Ciamis. (Skripsi).
Universitas Galuh.
Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendididkan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. & Rahayu, N.I. (2014). Modul statistika untuk ilmu keolahragaan. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
[Online] diakses dari: www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/38/199.bpkp.
Wijayanti mike. (2009). Pengaruh Keterlibatan Konsumen Terhadap Kepercayaan Dan Dampak
Terhadap Keputusn Pembeli. (Skripsi). Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Wikipedia
Bahasa
Indonesia.
Disabilitas.
[Online].
Diakses
dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Disabilitas.
Willie Wijaya. 2004. Kamus Lengkap Indonesia. Bintang Jaya : Semarang.

27

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS LATIHAN TAHAP PERSIAPAN KHUSUS TERHADAP ENDURANCE ATLET PRIA JUNIOR CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO | Ismanda | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8071 16195 2 PB

0 0 6

GAYA BELAJAR KINESTETIK MAHASISWA ATLET DALAM PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF | Bahari | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8068 16186 2 PB

0 0 8

AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SETS TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN ATLET DAYUNG UPI | Rekayasa | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8062 16172 2 PB

0 2 4

KONDISI FISIK ATLET SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 BATUAN | Prasetyo | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8058 16161 2 PB

0 0 5

PERBANDINGAN METODE INTERVAL DAN METODE REPITISI TERHADAP KELINCAHAN ATLET SEPAK BOLA | Agus | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8000 16148 2 PB

0 0 5

HUBUNGAN REACTION TIME DAN COORDINATION DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA ATLET UKM ANGGAR UPI | sarihudin | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4403 15845 2 PB

0 0 5

PERBANDINGAN ENERGI DAN TINGKAT KELELAHAN KETIKA OFFENSE DAN DEFENSE DALAM OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BASKET | Hannessy | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4355 15839 2 PB

0 0 4

PERBANDINGAN FORCE DAN KNEE ANGULAR VELOCITY JANGKAUAN SERANG ANTARA ATLET UKM UPI DAN ATLET KOTA BANDUNG CABANG OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FLORET | Sworo | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4402 15843 2 PB

0 1 6

this PDF file Tingkat Kecemasan Atlet Sebelum, Pada Saat Istirahat dan Sesudah Pertandingan | Anira | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2 PB

1 9 6

this PDF file Efektivitas Latihan Tahap Persiapan Khusus terhadap Endurance Atlet Pria Junior Cabang Olahraga Taekwondo | Ismanda | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2 PB

1 4 6