PERBANDINGAN METODE INTERVAL DAN METODE REPITISI TERHADAP KELINCAHAN ATLET SEPAK BOLA | Agus | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8000 16148 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 203-207
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis

PERBANDINGAN METODE INTERVAL DAN METODE
REPITISI TERHADAP KELINCAHAN ATLET SEPAK
BOLA
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Badung 40154 Jawa Barat - Indonesia
herdiansyahagus@student.upi.edu
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan zig-zag run dengan metode
latihan interval dan repetisi terhadap kelincahan atlet sepak bola. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Tim
Coerver Coaching Bandung. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
22 orang siswa Tim Coerver Coaching Bandung yang diperoleh dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan illinois test. Tes ini memiliki
validitas sebesar 0,90 dan realibilitas 0,94. Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang
diperoleh, hasil penelitian adalah tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari metode
interval dan terdapat peningkatan yang signifikan dari metode repitisi terhadap kelincahan
pemain sepakbola. Jika dibandingkan terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari

metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola.
Kata kunci: metode interval, metode repetisi, kelincahan

PENDAHULUAN
Meningkat atau tidaknya kemampuan fisik
atlet sepakbola tergantung pada banyak faktor.
Diantaranya adalah kemampuan seorang pelatih
dalam menerapkan metode dalam pelaksanaan
latihan. Karna suatu bentuk latihan tertentu
akan dipengaruhi hasilnya oleh metode apa
yang digunakan dalam bentuk latihan tersebut.
tepat tidaknya sebuah metode digunakan,
tergantung bentuk latihan dan tujuan dari
latihan yang dilakukan. Salah satu bentuk
latihan komponen fisik yang penting dan erat
hubungannya dengan pemilihan metode latihan
adalah kelincahan. Karna kelincahan adalah
salah satu komponen fisik SAQ yang khas dan
memiliki patokan-patokan tertentu dalam
pelatihannya. Oleh karna itu dalam penelitian

ini penulis ingin mengungkapkan pengaruh
latihan zig-zag run metode interval terhadap

peningkatan kelincahan pada atlet sepak bola.
Kemudian juga pengaruh latihan zig-zag run
metode
repetisi
terhadap
peningkatan
kelincahan pada atlet sepak bola. Dan
membandingkan peningkatan latihan zig-zag
run metode interval dan latihan zig-zag run
metode
repetisi
terhadap
peningkatan
kelincahan pada atlet sepak bola.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu,
terdapat beberapa penelitian yang telah
mengungkap besarnya manfaat latihan bila

dilaksanakan
dengan
metode
interval.
Diantaranya latihan dengan metode interval
berdampak siginifikan terhadap peningkatan
kapasitas kardiovaskular, kekuatan isokinetik
otot, respon jantung terhadap beban latihan,
dan peningkatan kecepatan recovery (Graef J.
L., dkk, 2009) (Mhandi L. E., dkk, 2008)
(Seiler, S., & Sjursen, J. S., 2004). Sedangkan
metode repetisi juga berdampak signifikan
203

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
203-207
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis

terhadap efisiensi memori, daya tahan kekuatan
otot, belajar gerak (Choi, J. S., Dkk, 2006)

(Friedmann, B. Dkk, 2003) (Brackett, H R., &
Battig, W. F., 1963). Kedua metode ini
berdasarkan berbagai penelitian memiliki
dampak yang signifikan terhadap hasil latihan.
Dihubungkan dengan latihan kelincahan yang
akan penulis teliti, metode mana yang lebih
signifikan pengaruhnya terhadap kelincahan?
Karena kelincahan merupakan bagian dari
SAQ yang hasilnya dipengaruhi oleh bakat
(komposisi otot) dan beberapa komponen fisik
(power dan fleksibilitas). Selain itu dalam
pelaksanaan latihan kelincahan juga terdapat
patokan-patokan latihan tertentu. Seperti
latihan kelincahan tidak boleh dilatihkan dalam
kondisi lelah ataupun melelahkan. Karena
latihan kelincahan berhubungan dengan
koordinasi.

10 – 12 tahun. Utamakan juga latihan
koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur

13 – 15 tahun karena pemain di kelompok umur
ini
umumnya
mengalami
penurunan
kemampuan koordinasi dan kelincahan”.
Adapun Instrumen penelitian yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah Illinois
Test (Getchell, 1979). Tes ini memiliki
validitas sebesar 0,90 dan realibilitas 0,94 dan
kriteria tes pelengkap yang cocok dengan apa
yang kan diteliti. Setelah mendapatkan data,
dilakukan pengolahan dan analisis data secara
statistika
dengan
langkah-langkah:
mendeskripsikan data (mean, simpangan baku),
uji persyaratan nanalisis (uji normalitas
menggunakan Kolmogorov-smirnov test, uji
homogenitas varian menggunakan chi square

test), dan uji hiptesis (Uji T).

METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh atau sebab dan akibat dari suatu
perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa Tim Coerver Coaching Bandung,
sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 22 orang siswa Tim
Coerver Coaching Bandung yang diperoleh
dengan menggunakan teknik purposive
sampling.
Sampel di ambil berdasarkan pertimbangan
berikut:
1. Refrensentatif
2. Dianggap mewakili
3. Dapat
diuji

pada
saat
pengujian
dilaksanakan
Refresentatif dan mewakilinya sampel merujuk
pada
teori
yang
dikemukakan
oleh
Scheunemann, dkk (2012, hlm. 18) yang
diterjemahkan oleh Syafri, dkk dalam buku
Kurikulum Sepakbola Indonesia mengenai
latihan kelincahan bahwa “Umur emas melatih
aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari proses penelitian yang dilakukan,
didapatkan hasil sebagaiman dijabarkan dalam
tabel 1dan 2 dibawah ini:

Tabel. 1 Hasil tes Kelincahan kel. Interval
Kelompok Interval
ATLET

TES
AWAL

TES
AKHIR

GAIN

1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11

19.3
18.37
19.51
17.9
17.87
18.84
19.43
17.09
18.6
18.25
18.13

19.11
18.12
18.73
17.05

17.46
18.06
19.06
16.21
18.13
17.94
17.73

0.19
0.25
0.78
0.85
0.41
0.78
0.37
0.88
0.47
0.31
0.4


204

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
203-207
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis

Tabel. 2 Hasil tes kelincahan kel. Repetisi
Kelompok Repetisi
ATLET

TES
AWAL

TES
AKHIR

GAIN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

17.78
18.27
18.33
18.29
17.28
17.63
19.09
18.21
18.35
18.23
18.96

17.25
16.94
16.97
18.03
16.72
16.24
18.16
17.08
17.12
17.07
18.23

0.53
1.33
1.36
0.26
0.56
1.39
0.93
1.13
1.23
1.16
0.73

Dari hasil tes tersebut dilakukan pengolahan
dan analisis data menggunakan statistik.
Deskripsi data dijabarkan daklam tabel 3
dibaha ini:
Tabel. 3 Deskripsi data
Kelompok

Tes Awal

Tes Akhir

S
S
X
X
Metode
18.48 0.75 17.96 0.86
Interval
Metode
Repetisi
18.22 0.52 17.25 0.62
Kemudian dilakukan uji persyaratan nanalisis
(uji normalitas menggunakan Kolmogorovsmirnov test, uji homogenitas varian
menggunakan chi square test). Hasil pengujian
disajikan dalam tabel 4 dan 5 di bawah ini:
Tabel. 4 Uji Homogenitas
Kelompok
F
F
hitung Tabel

Kesimpulan

Metode
Interval

2.00

2.97

Homogen

Metode
Repetisi

1.85

2.97

Homogen

Selisih
(Gain)

2.5

2.97

Homogen

Tabel. 5 Uji Normalitas
TES
AWAL
KELOM
Lo
L
POK
hitun tab
g
el
Metode 0.105 0.2
05
Interval
49
Metode 0.147 0.2
Repetisi
97
49

TES
AKHIR
Lo
L
hitun tabl
g
e
0.219
48
0.231
27

0.2
49
0.2
49

KESI
M
PUL
AN
Nor
mal
Nor
mal

Setelah diuji dan disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal dan homogen, kemudian
akan dilakukan uji signifikansi data diantara
dua kelompok sampel terhadap peningkatan
kelincahan.
Tabel 6. Uji Signifikansi Peningkatan Hasil
Menggunakan Metode Interval dan Metode
Repetisi
Kelompok
tt-tabel Signifikansi
hitung (0.975)
Metode
Interval

1.42

2.23

Tidak
Signifikan

Metode
Repetisi

2.63

2.23

Signifikan

Ho=

Tidak terdapat peningkatan yang
signifikan latihan zig-zag menggunakan
metode interval terhadap kelincahan.
H1= Terdapat peningkatan yang signifikan
latihan zig-zag menggunakan metode
interval terhadap kelincahan.
Dapat diketahui bahwa t-hitung untuk
metode interval = 1.42dengan t-tabel pada taraf
signifikansi α = 0.05 dengan dk (n-1) = 10, t =
(1 - α) = ( 1- 0.025) = 0.975 adalah 2.23. Tolak

Ho apabila t hitung > t tabel dan terima Ho
apabila t hitung < t tabel. Dari hasil data diatas
dapat diperoleh t hitung (1.42) < t table (2.23) .
Kesimpulan bahwa Ho diterima berarti H1
ditolak. Dengan demikian latihan zig-zag
menggunakan
metode
interval
tidak
205

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
203-207
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis

memberikan peningkatan yang
terhadap peningkatan kelincahan.

signifikan

Ho=

Tidak terdapat peningkatan yang
signifikan latihan zig-zag menggunakan
metode repetisi terhadap kelincahan.
H1= Terdapat peningkatan yang signifikan
latihan zig-zag menggunakan metode
repetisi terhadap kelincahan.
Dan untuk t-hitung metode repetisi = 2.63
dengan t-tabel pada taraf signifikansi α = 0.05
dengan dk (n-1) = 10, t = (1 - α) = ( 1- 0.025)
= 0.975 adalah 2.23. Tolak Ho apabila t hitung
> t tabel dan terima Ho apabila t hitung < t
tabel. Dari hasil data diatas dapat diperoleh
bahwa t hitung (2.63) > t table (2.23).
Kesimpulan bahwa Ho ditolak berarti H1
diterima. Dengan demikian latihan zig-zag
menggunakan metode repetisi memberikan
peningkatan
yang
signifikan
terhadap
peningkatan kelincahan.
Tabel 7. uji signifikansi perbedaan peningkatan
hasil latihan menggunakan Metode Interval dan
Metode Repetisi
Kelompok
ttSignifikansi
hitung tabel
Metode
Interval
dan
Repetisi

8.8

2.09

Signifikan

Ho = Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan latihan zig-zag menggunakan
metode interval dengan repetisi terhadap
peningkatan kelincahan.
H1 = Terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan latihan zig-zag menggunakan
metode interval dan repetisi terhadap
peningkatan kelincahan.
Dapat diketahui bahwa t-hitung 8.8 dan ttabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk
(n1+n2-2) = 20, t = (1 - α) = ( 1- 0.025) = 0.975

adalah 2.09. Dengan kriteria terima Ho apabila t
hitung ≤ t-tabel, dan tolak Ho apabila t hitung ≥
t-tabel . Oleh karena 8.8 ≥ 2.09 berarti Ho
ditolak dan H1 diterima. Maka kesimpulannya
adalah terdapat perbedaan peningkatan yang
signifikan latihan zig-zag
menggunakan
metode interval dan repetisi terhadap
peningkatan kelincahan

KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data dan analisis
data dari latihan zig-zag menggunakan metode
interval dan metode repetisi terhadap
peningkatan kelincahan pemain sepakbola
Coerver Coaching Bandung, maka penulis
menyimpulkan bahwa:
1. Latihan zig-zag menggunakan metode
interval memberikan peningkatan yang
tidak signifikan terhadap peningkatan
kelincahan.
2. Latihan zig-zag menggunakan metode
repetisi memberikan peningkatan yang
signifikan
terhadap
peningkatan
kelincahan.
3. Terdapat perbedaan peningkatan yang
signifikan
latihan
zig-zag
menggunakan metode interval dan
repetisi
terhadap
peningkatan
kelincahan
Atas dasar hasil penelitian ini, maka saransaran yang dapat dikemukakan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi pelatih, dan pembina olahraga
dalam
proses
latihan
dapat
menggunakan metode latihan interval
dan metode latihan repetisi ini untuk
varian atau pilihan untuk meningkatkan
kelincahan, walaupun metode repetisi
lebih signifikan untuk meningkatkan
kelincahan pemain sepakbola.
2. Berkaitan dengan penelitian yang
penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah
sampel yang lebih besar dan kajian
yang lebih mendalam.
206

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
203-207
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis

DAFTAR PUSTAKA
Brackett, H R., & Battig, W. F. (1963). Method of Pretraining and Knowladge of Results in Paired
Assiciate Learning under Conditions of Repetition and Non-Repetition. The American
Journal of Psychology, 76, 66-73. http://doi.org/10.2307/1420000
Choi, J. S., Shin, J. P., Lee, J. B., Yoo, M. H., Kong, J. T. (2006). A Memory Efficient Large Mask
Data Handling Method using Repetition. Proc. of SPIE, 6349, 634918.
http://doi.org/10.1117/12.686491
Friedmann, B., Kinscherf, R., Borisch, S., Ritcher, G., Bartsch, P., Billeter, R. (2003). Effects of
low-resistance/high-repetition strength training in hypoxia on muscle structure and gene
expression. Pflugers Arch - Eur J Physiol, 446, 742–751. http://doi.org/ 10.1007/s00424003-1133-9
Getchell B (1979). Physical Fitness: A Way of Life, 2nd ed. New York: John Wiley and Sons, Inc
Graef J. L., Smith, A. E., Kendall, K. L., Fukuda, D. D., Moon, J. R., Beck, T. W., Cramer, J. T.,
Stout, J. R. (2009). The effects of four weeks of creatine supplementation and high-intensity
interval training on cardiorespiratory fitness: a randomized controlled trial. Journal of the
International Society of Sports Nutrition. 6, 18. http://doi.org/10.1186/1550-2783-6-18
Mhandi L. E., Millet, G. Y., Calmels, P., Richard A., oillion, R., gautherion, V., Asson, L. F.,
(2008). Benefit of Internal-Training on Fatoque and Fungtional Capacities in CharcotMarie-Tooth Disease. Wiley InterScience, 37, 601–610. http://doi.org/10.1002/mus.20959
Scheunemann,S. Timo. (2012). Kurikulum & Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia. Jakarta.
Seiler, S., & Sjursen, J. S. (2004). Effect of work duration on physiological and rating scale of
perceived exertion responses during self-paced interval training. Scand J Med Sci Sports, 14,
318–325 http://doi.org/10.1046/j.1600-0838.2003.00353.x

207

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KELINCAHAN | Hudaya | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8067 16191 2 PB

0 0 5

KONDISI FISIK ATLET SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 BATUAN | Prasetyo | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8058 16161 2 PB

0 0 5

PENGARUH MODIFIKASI BOLA TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI | Arifin | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8009 16158 2 PB

0 0 5

HUBUNGAN METODE REWARD DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAK BOLA | Mardiana | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8003 16152 2 PB

3 8 3

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW | Budiman | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7993 16135 2 PB

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL TIM SEPAK BOLA | Hamidi | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7992 16102 1 PB

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET | Antoni | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4945 15861 2 PB

0 2 5

PERBANDINGAN ENERGI DAN TINGKAT KELELAHAN KETIKA OFFENSE DAN DEFENSE DALAM OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BASKET | Hannessy | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4355 15839 2 PB

0 0 4

PERBANDINGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM KETERLIBATAN OLAHRAGA ANTARA ATLET DAN NON ATLET DISABILTIAS | iqbal | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4322 15837 2 PB

0 0 5

this PDF file Tingkat Kecemasan Atlet Sebelum, Pada Saat Istirahat dan Sesudah Pertandingan | Anira | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2 PB

1 9 6