TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD RANCANGAN PENERAPAN TEKNOLOGI RFID UNTUK ...

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

RANCANGAN PENERAPAN TEKNOLOGI RFID UNTUK MENDUKUNG
PROSES IDENTIFIKASI DOKUMEN DAN KENDARAAN DI SAMSAT
Muhammad Ilyas Prakananda
Jurusan Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta
E-mail: milyasp@gmail.com
ABSTRAK
Salah satu kewajiban warga Negara adalah membayar pajak. Tingkat volume kendaraan aktif di Indonesia
tergolong sangat tinggi. Tentunya volume yang tinggi akan berdampak pada volume transaksi yang ada pada
SAMSAT (Kantor Pelayanan Pajak Daerah).Teknologi RFID merupakan teknologi identifikasi dan verifikasi
menggunakan Gelombang Radio yang tidak membutuhkan kontak secara langsung antara objek dengan
pembacanya. Melalui paper ini, rancangan sistem RFID akan dibuat untuk mendukung proses bisnis yang ada di
SAMSAT dengan cara menerapkannya pada sistem administrasi di SAMSAT, kendaraan, dan dokumen yang
bersangkutan. Dengan adanya teknologi RFID yang di rancang dengan baik, diharapkan akan membawa
pengembangan teknologi RFID ini untuk berbagai macam kebutuhan yang berhubungan dengan kendaraan.
Kata kunci: RFID, Dokumen, Kendaraan, Identifikasi, Verifikasi


PENDAHULUAN
Indonesia memiliki tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi. Di tiap negara, begitu
pula dengan indonesia, memiliki regulasi tentang kewajiban membayar pajak kendaraan secara
berkala. Antrian menjadi salah satu masalah ketika berhubungan dengan proses administrasi. Saat ini
SAMSAT sudah berinovasi dengan berbagai program untuk meningkatkan kualitas pelayanan
administrasi kendaraan. Salah satunya dengan membangun Sistem Informasi untuk mengelola data.
Namun, antrian panjang masih sering dijumpai di kantor-kantor pelayanan SAMSAT .
Tabel 1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 2006-2010
2006
volum e
Peningkatan

2006

2007

2008

2009


2010

43313052

54802680

61685063

67336644

76907127

15,12%

26,53%

12,56%

9,16%


14,21%

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia(1)

Meskipun sudah menggunakan Sistem Informasi, proses administrasi masih memerlukan
waktu yang lama. Salah satu penyebabnya adalah proses data entry. Proses identifikasi dan verifikasi
berkas dan nomor rangka kendaraan perlu dilakukan oleh petugas secara manual dalam proses data
entry.RFID merupakan teknologi yang dapat secara simultan mengidentifikasi beberapa objek
sekaligus tanpa adanya kontak fisik secara langsung, tanpa adanya jarak pandang (line of sight), dan
tanpa memerlukan interaksi dengan manusia (2). Teknologi RFID paling tidak membutuhkan tiga
komponen, yaitu RFID Tag yang berbentuk chip yang tipis dan kecil, RFID Readeryang digunakan
untuk membaca data pada Tag, dan Aplikasi yang memproses data yang didapat melalui Reader
Melalui paper ini Sistem RFIDakan dirancang untuk mendukung proses bisnis pada
SAMSAT. Sistem RFID ini nanti diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan
administrasi di sana. diantaranya:
 Identifikasi dan verifikasi nomor rangka mesin, Petugas akan dimudahkan dalam
mengidentifikasi nomor rangka dan mesin. RFID Tagdipasang pada kendaraan
 Identifikasi dan verifikasi dokumen kepemilikan kendaraan dan izin berkendara (BPKB dan
STNK), Petugas akan dimudahkan dalam proses identifikasi dan verifikasi dokumen.

Sistem RFID yang dirancang diharapkan dapat mampu diterima dengan baik. Dengan diterimanya
Sistem RFID ini di sistem administrasi kendaraan SAMSAT, maka peluang pengembangan aplikasi
RFID pada kendaraan untuk kebutuhan lainnya akan lebih terbuka.
B-316

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

EPC
RFID menggunakan standar Global, yaitu EPC (Electronic Product Code). Standar ini mewajibkan
setiap Tag yang dibuat harus memiliki Unique Identifier. Sehingga akan memudahkan dalam proses
identifikasi objek tertentu secara spesifik(3). ID ini merupakan kunci untuk merujuk pada data suatu
objek yang ada pada database.
Kategori Frekuensi
Ada tiga kategori frekuensi yang umum digunakan untuk teknologi RFID(4), yaitu :
 low frequency untuk identifikasi jarak dekat (dibaca dalam jarak hingga 30 cm)mampu
menembus objek seperti dinding, tetapi tidak untuk metal. Beroperasi pada 125 kHz atau 134
kHz.

 high frequency yang memiliki jarak identifikasi yang lebih jauh (dibaca dalam jarak hingga 1 m)
dan memiliki kecepatan yang lebih baik.Beroperasi pada 13.56 MHz.
 ultra high frequency untuk identifikasi jarak jauh dan lebih cepat. Namun proses identifikasinya
tidak mampu menembus objek yang memiliki kandungan air tinggi. Beroperasi pada 866 MHz
hingga 960MHz. UHF hanya mampu beroperasi pada jarak lebih dari 3,3 meter.
Komponen RFID(5),
1. RFID Tag
Berdasarkan karegori jenis tagnya, RFID dibedakan menjadi dua, yaitu :
o Active Tag.
Tag ini menggunakansumber daya (baterai) dan memiliki jarak baca yang lebih jauh, mulai
dari 20 meter hingga 300 meter. Tag ini tidak memantulkan sinyal radio, namun
mengirimkannya. Active tag dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Transponder, reader akan
mengirimkan sinyal yang akan memicu active tag untuk mengirimkan data ke reader dan
Beaconyang secara berkala mengirimkan sinyal sesuai dengan interval yang telah
ditentukan. Biasanya beacon digunakan untuk kebutuhan identifikasi real-time.
o Passive
Passive tag adalah tag konvensional yang memantulkan sinyal yang diberikan oleh reader.
Jarak baca Passive tag relatif pendek. Bentuk tag ini berupa lembaran chip sehingga mudah
diaplikasikan di berbagai media. Passive tag juga dapat beroperasi pada low, high, dan ultrahigh frequency.
2. RFID Reader

RFID Reader digunakan untuk mengirimkan sinyal dan menerima sinyal dari tag. Jenis RFID
Readerdapat berupa Dumb Reader, yang akan membaca tag secara kasar (RAW) dan tidak
memiliki kemampuan komputasi. Atau bisa juga berupa Intelligent Readeryang memiliki
kemampuan komputasi sehingga dapat melakukan proses filerting terhadap sinyal-sinyal yang
terkirim dari tag.
3. Middleware
Middleware merupakan aplikasi yang menerima data dari reader dan mengolahnya agar sesuai
dengan kebutuhan sistem. Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh middleware salah satunya adalah
memfilter RAW data dan memonitoring keadaan reader.
METODE
Ada berbagai macam cara untuk implementasi RFID,semua tergantung kebutuhan dan proses
bisnisnya. Amerika telah mencoba memimplementasikan teknologi RFID dalam berbagai program edocuments sejak tahun 2005. Bentuk implementasi ini adalah dengan pembuatan kartu identitas
dengan basis RFID. Diantaranya adalah E-Passport dan PASS CARD.(6). Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam implementasi RFID, seperti yang dijelaskan pada Tabel di bawah.

B-317

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012


ISSN: 1979-911X

Tabel 1 Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan RFID

No
1

Jenis Tag

Aspek

2

Jarak Baca

3

Proteksi Fisik terhadap Tag

4


Penyimpanan Data

6

Metode enkripsi

Keterangan
Pemilihan antara tag pasif dan aktif. Hal ini mempengaruhi jarak
baca dan keamanan data yang tersimpan dalam tag.
Perkiraan jarak yang dibutuhkan pada saat penggunaan. Hal ini
mempengaruhi aksesibilitas Tag.
Proteksi fisik dimaksudkan agar tag tidak rusak dan tidak dapat
dibaca pada saat tidak digunakan. Ini untuk mencegah pencurian
data pada tag. Cara proteksi dapat menggunakan tempat
penyimpanan seperti yang dilapisi dengan logam.
Tag dapat menyimpan nomor identifikasi (UID) dengan database
yang terpisah pada secure locationsaja, atau tag juga perlu
menyimpan data lainnyadalam memory. Seperti misalnya
menyimpan data biometric untuk alasan keamanan

Metode enkripsi dimaksudkan untuk melindungi data dari
tindakan intrusi dari luar.

Penerapan RFID dengan semua aspek di atas tidak akan menjamin kesuksesan sistem RFID. Sistem
RFID harus dirancang dengan formulasi yang tepat sesuai dengan keadaan sistem yang berjalan
sekarang dan bagaimana sistem dengan RFID ini dapat memberikan manfaat yang luas.
Proses Bisnis pada SAMSAT DIY
Pajak Tahunan

PEMOHON

Pajak Tahunan Ganti STNK/TNKB 5

Loket 2A Pendaftaran

Cek FIsik/Loket Cek Fisik

Mutasi Keluar/Loket Mutasi

Surat Pengantar Pengambilan Kartu Induk BPKB


Foemulir/Loket Formulir

Penetapan Jasa Raharja

 Pendaftaran baru mutasidari luar daerah/Loket 2 B1
 Balik nama Yogyakarta, STNK hilang, ganti (NoPol,
Mesin,Warna) Pindah alamat/Loket 2 B2

Penetapan Pajak FIskal
Pemohon

Penetapan Pajak & Jasa Raharja PU Loket 3A BN I dan BN II dan Loket 3 B

Korektor

Bagian BPKB untuk pengambilan Buku
BPKB & Berkas

Kasir/Cetak Notis Pajak PU Loket 4.A1 dan 4.A2 / BN I dan BN II Loket 4B

Validasi / Pengesahan Tahunaan

Penyerahan STNK/Notice Pajak dan TNKB / Loket 5B

Cetak STNK Loket 5A

Gambar 1 Prosedur Pelayanan pada SAMSAT

Berikut adalah objek identifikasi yang pada proses pelayanan pada SAMSAT :
Tabel 2 Objek Identifikasi

Layanan
Objek Identifikasi
Pajak Tahunan
BPKB, STNK, STPD (Surat Tanda terima Pajak Daerah), dan KTP
Pajak 5 Tahunan, STNK BPKB, STNK, KTP, STPD, dan Fisik Kendaraan (Nomor Rangka dan
Hilang, Ganti Fisik dan Nomor Mesin)
NoPol, Mutasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Pendaftaran dan Penetapan, Totok Jaka Suwarta, SH.,
proses identifikasi berkas diakukan untuk memeriksa keaslian dokumen, bukan hanya memeriksa data
B-318

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan proses identifikasi kendaraan. Identifikasi kendaraan
melihat keaslian dari nomor yang tercetak pada rangka dan nomor mesin. Proses ini dilakukan dengan
melakukan penggosokan nomor rangka dan mesin menggunakan kertas dan pensil. Polisi akan memverifikasi apakah hasil gosokan ini sama dengan dengan data yang seharusnya.
Melihat kapabilitas RFID yang memungkinkan identifikasi yang cepat, akurat, dan mudah secara
operasional, juga adanya UID (Unique Identifier), tentunya proses identifikasi berkas akan menjadi
lebih efektif dan efisien, sekaligus memastikan (mem-verifikasi) bahwa objek yang diidentifikasi
adalah objek yang asli.
Sistem Informasi pada SAMSAT
SAMSAT DIY memiliki Sistem Informasi untuk mengelola semua data kendaraan dan keperluan
administrasinya. Sistem ini sudah on-line untuk seluruh wilayah DIY.Database di mirror ke semua
kantor dan setiap sore, data di sinkronisasi. Server dari sistem informasi ini menggunakan sistem
operasi LINUX, DBMS yang digunakan adalah INFORMIX. Jaringan yang digunakan oleh SAMSAT
adalah jaringan VPN yang dilewatkan melalui kabelfiber optic.Client Computer menggunakan sistem
operasi LINUX maupun Windows. Apabila menggunakan windows, aplikasi telnet/SSH yang
digunakanadalah PuTTY. Penggunanya melakukan login ke server linux yang berada di lokasi
tersendiri, lalu Sistem Informasi dapat dijalankan. Sistem Informasi ini berbasis text dan telah
dikembangkan bertahun-tahun. Semua proses input data dilakukan dengan keyboard.
Rancangan Sistem RFID
Penentuan Teknologi RFID
Untuk menentukan teknologi RFID yang tepat untuk digunakan pada kasus ini, pertimbangan terhadap
aspek dalam table 1 di atas perlu dilakukan. Untuk mempermudah dalam penentuan, maka dibuat
pohon keputusan seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2 Pohon Keputusan Penentuan Teknologi RFID

Penentuan teknologi dimulai dari kebutuhan jarak baca. Apabila jauh, maka dapat menggunakan HF
maupun UHF RFID. Apabila dekat, maka dapat menggunakan LF maupun HF RFID. Berikutnya,
apakah kebutuhannya untuk monitoring? Jika yamaka Active Tag yang secara berkala dapat
mengirimkan sinyal.
Lalu apakah sistem yang dibangun memprioritaskan kecepatan identifikasi ataukah keamanan data?
Apabila kecepatan, maka tag memerlukan memory, sehingga sistem tidak akan melakukan proses ke
database di back-endsystem. Ini cocok digunakan pada sistem yang memiliki objek identifikasi yang
banyak dan proses bisnis yang cepat. Apabila sistem yang dibangunmembutuhkan adanya keamanan
yang lebih (misal untuk proses verifikasi), maka tag hanya perlu menyimpan UID saja.
Jenis Tag dan Jarak Baca
Teknologi RFID akan diterapkan pada dua proses, yaitu untuk identifikasi berkas dan identifikasi
kendaraan.
 Berkas / Dokumen
B-319

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Untuk kebutuhan RFID pada berkas / dokumen, tag yang dipilih adalah bentuk chip yang
ditempel pada dokumen. UID pada Chip ini merujuk pada dokumen yang berhubungan dengan
kendaraan. Chip yang dipilih adalah chip yang memiliki jarak baca pendek < 10 cm.



RFID Reader
RFID dibawah ini memiliki jarak baca hingga
10cm dan menggunakan teknologi Bluetooth
untuk transfer data.

RFID Tag
RFID tag berjenis Passive tag dan memiliki
frekuensi yang sama dengan readernya.

Gambar 3 RFID Reader

Gambar 4 Passive RFID Tag

Kendaraan
RFID yang digunakan harus memiliki jarak baca yang panjang > 1 meter untuk mempercepat
inisiasi identifikasi sehingga dapat mengurangi waktu pemerikasaan. Jenis RFID yang cocok
adalah tipe High Frequency maupun UHF.
RFID Reader
RFID Reader yang digunakan bekerja pada
frekuensi
UHF,
yang
memungkinkan
pengidenifikasian dengan jarak yang lebih
jauh. RFID ini memiliki jarak baca 3-6 meter.

RFID Tag
RFID Tag yang digunakan jenis UHF,
memiliki enclosure yang dapat melindungi
tag. Contohnya adalah Omni-Tag yang
mampu beroperasi hingga 15 meter.

Gambar 5 CF-RU5106

Gambar 6Omni-ID Max RFID Tag

Proteksi Fisik dan Penyimpanan Data
Proteksi Fisik sangat berhubungan dengan Penyimpanan Data.Ada beberapa pertimbangan kapan kita
memilih untuk menggunakan memory pada RFID Tag (7), yang pertama adalah untuk menghindari
bottleneck saat melakukan query pada back-endsystem. Yang kedua, dengan menyimpan data pada tag,
proses produksi dapat berlangsung tanpa harus terhubung dengan back-end system. Lalu yang ketiga
adalah alasan reliabilitas dari back-end sistem. Apabila back-end sistem tidak reliable untuk
menangani transaksi dengan RFID, maka penyimpanan data pada tag akan sangat membantu.
Tidak seperti kasus RFID Tag yang digunakan pada alat pembayaran seperti kartu kredit yang di
dalamnya menyimpan data pemegang kartu dalam memory, RFID Tag pada SAMSAT direncanakan
hanya akan menyimpan ID dari Tag saja.Karena sumber data dekat dengan rempat transaksi, proses
retrieving data tidak akan menjadi kendala. Untuk itu, proteksi fisik tidak dianjurkan. Namun, apabila
dikehendaki, proteksi fisik dapat juga diterapkan.
Akses Biometric& Enkripsi
Akses biometric diperlukan untuk menghindari transaksi yang tidak sah. Konsepnya dengan
menyimpan data biometric pada memory di dalam Tag lalu mencocokkannya pada saat transaksi.
Karena transaksi pembayaran pajak di SAMSAT dapat diwakilkan oleh orang lain, maka akses
biometric tidak dianjurkan. Selain itu, karena sistem ini dibangun dalam lingkup SAMSAT dan dalam
Tag sendiri tidak terdapat memory penyimpanan, maka enkripsi tidak dianjurkan.
B-320

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Berdasarkan berbagai pertimbangan terhadap aspek-aspek dalam penerapan Sistem RFID yang telah
dilakukan, Sistem RFID pada SAMSAT akan menggunakan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 3 Spesifikasi Sistem RFID pada SAMSAT

No
1
Jenis Tag

Aspek

2

Jarak Baca

3
4
5

Proteksi Fisik terhadap Tag
Penyimpanan Data
Akses biometric & Metode enkripsi

Keterangan
Passive tag, karena kepraktisannya dan karena Tag hanya
akan digunakan pada saat proses identifikasi diperlukan
saja (bukan untuk tujuan identifikasi yang berkelanjutan)
Jarak baca yang diperlukan akan dibedakan berdasarkan
jenis identifikasi, yaitu pada dokumen dan kendaraan.
Tidak dianjurkan
Hanya menyimpan UID dari Tag saja
Tidak dianjurkan

Arsitektur sistem
Sistem ini akan memanfaatkan sistem informasi yang sudah ada. Penyesuaian pada aplikasi perlu
dilakukan agar teknologi ini dapat diterapkan. Berikut ini konsep arsitektur sistemnya.

Gambar 7 Skema Rancangan Sistem RFID

Langkah Awal
Dalam setiap implementasi sistem baru, maka akan ada proses konversi. Proses konversi sistem ini
dilakukan dengan memasang RFID Tag pada kendaraan dan dokumen serta meregistrasikan data ke
dalam database. Karena jumlah kendaraan di Indonesia yang sangat banyak, maka proses konversi ini
bisa membutuhkan waktu yang lama. Pihak SAMSAT dapat melakukan pertimbangan untuk
melakukan proses konversi saat pemilik mengurus administrasi. SAMSAT juga tidak perlu menambah
program kerja tersendiri yang tentunya membutuhkan lebih banyak pertimbangan.
Implementasi pada dokumen
Passive RFID Tag akan dipasang pada berkas-berkas yang dibutuhkan seperti BPKB, STNK, dan
STPD. Tag ini menunjukkan nomor unik dari dokumen, nomor kendaraan, dan nomor rangka mesin.
Pada saat proses administrasi, berkas akan di-scan melalui RFID Reader untuk verifikasi keaslian
dokumen.Modifikasi aplikasi perlu dilakukan. Yaitu untuk melakukan pengecekan kecocokan antara
nomor pada BPKB, STNK, STPD dan KTP. Setelah cocok, petugas akan mendapatkan review
dokumen melalui aplikasi.Proses ini diperkirakan akan menghemat waktu pengidentifikasian berkas
yang dilakukan petugas.
Setelah proses identifikasi dan transaksi selesai, dokumen baru (STNK, STPD, atau bahkan BPKB)
akan diterbitkan sesuai dengan jenis transaksinya. Setiap dokumen baru ini akan ditempel RFID Tag.
UID dari Tag ini akan didaftarkan melalui aplikasi, dan akan diasosiasikan dengan dokumen.

B-321

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

Implementasi pada Kendaraan
Untuk keperluan pengecekan fisik kendaraan, aplikasi pengecekan berbasis RFID yang terintegrasi
dengan database yang ada di SAMSAT akan dikembangkan. RFID tag dipasang pada rangka
kendaraan. RFID Tag ini menyimpan Nomor Rangka dan Nomor Mesin.
Saat pengecekan fisik, petugas akan memasukkan nomor pendaftaran yang juga berkaitan dengan
Nomor Rangka dan Nomor Mesin pada aplikasi. Lalu, kendaraan akan di-scan oleh reader, aplikasi
yang sedang idle akan mencocokan data dan kemudian menampilkan datanya pada layar LCD. Setelah
cocok, petugas akan melakukan cek fisik kendaraan, memasukkan data pemeriksaan melalui aplikasi,
lalu mencetak receipt/bukti cek untuk pemilik kendaraan.Data pemeriksaan ini kemudian akan
disimpan dalam database pusat untuk kemudian digunakan untuk proses berikutnya.Proses
pemeriksaan Nomor Kendaraan dan Mesin ini akan menghemat waktu pemeriksaan petugas, karena
petugas tidak akan kesulitan dalam proses identifikasi kendaraan.
Konsep Penyimpanan data dalam Database
Database yang digunakan untuk Sistem Informasi
di SAMSAT memiliki banyak table. Namun,
entitas utama terdiri atas kendaraan, pemilik, dan
surat kelengkapannya. Kendaraan memiliki
hubungan
many-to-one
dengan
pemilik
kendaraan. Sedangkan Surat (dokumen) memiliki
hubungan one-to-one dengan kendaraan. Untuk
itu, UID dari Tag akan di asosiasikan dengan
masing-masing entitas ini.
Gambar 8 Konsep penyimpanan data
Manfaat untuk pengembangan
Apabila melihat manfaat strategis dari sistem identifikasi dalam kasus administrasi pajak kendaraan,
memang RFID tidak membawa banyak manfaat strategis. Namun, dengan adanya RFID Tag pada
kendaraan dan database yang yang ada pada kepolisian, maka ini merupakan peluang terbukanya
kesempatan pengembangan sistem lainnya, terutama yang berhubugan dengan transportasi. Contoh
sistem yang dapat dikembangkan dengan adanya infrastruktur berupa Identifikasi kendaraan hilang,
Identifikasi pelanggaran lalu lintas, Identifikasi Pemalsuan Dokumen, Sistem Save Parking dengan
RFID, dan sebagainya.
Hal yang perlu dipertimbangkan
Rancangan sistem yang lebih baik
Sistem kerja pada SAMSAT mengharuskan adanya kelengkapan proses mulai dari proses Pendaftaran,
Penetapan Pajak dan Jasa Raharja, Koreksi, Pembayaran dan Pencetakan Notis Pajak, proses
Validasi/Pengesahan Tahunan, lalu proses Penyerahan Berkas kembali kepada pemilik. Berkas yang
masuk pada saat pendaftaran akan mengalami bottleneck karena melalui beberapa proses ini.
Perancangan sistem pembayaran secara semi-otomatis yang reliabel dengan dilengkapi dengan
bantuan teknologi RFID dalam proses identifikasi akan mampu menghindari bottleneck yang terjadi.
Proses Penetapan Pajak dan Koreksi dapat diambil alih oleh sistem. Caranya dengan membangun
sistem yang mampu mengidentifikasi berkas masuk secara simultan, membuat antrian, lalu melakukan
penetapan pajak. Sedangkan untuk proses Pengesahan, dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan cap dan tanda tangan dari petugas, atau bisa saja merujuk pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik BAB III,
Pasal, Ayat (1).
Keaslian Tag
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan RFID ini pada kendaraan dan dokumen
kelengkapan kendaraan adalah keaslian dari tag itu sendiri. Hingga saat ini, RFID tah masih dapat diklon dengan mudah. Caranya dengan membaca tag asli dengan alat yang bekerja sebagai reader
B-322

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III
Yogyakarta, 3 November 2012

ISSN: 1979-911X

sekaligus sebagai writer, lalu menuliskan datanya ke tag yang masih kosong. Ini dapat dihindari
apabila Tag yang diterbitkan oleh SAMSAT adalah Tag yang dipesan secara khusus dari vendor
pembuat Tag sehingga dapat terhindar dari pemalsuan Tag.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2010.
Badan
Pusat
Statistik.
[Online]
[Cited:
10
1,
2012.]
http://www.bps.go.id/tab_sub/excel.php?id_subyek=17%20¬ab=12.
2. 17th European Conference on Information Systems. Tribowski, Christoph, et al., et al. 2009, 17th
European Conference on Information Systems, p. 8.
3. EPCglobal Inc.Electronic Product Code (EPC): An Overview. January 2007 .
4. RFID Journal LLC. The Basics of RFID Technology - RFID Journal. RFID Journal. [Online] 7 27,
2012. [Cited: 7 27, 2012.] http://www.rfidjournal.com/article/view/1337/.
5. RFID Journal LLC. RFID System Components and Costs - RFID Journal. RFID Journal LLC.
[Online] 7 27, 2012. [Cited: 7 27, 2012.] http://www.rfidjournal.com/article/articleview/1336/.
6. Nogueira, Monica and Greis, Noel.Uses of RFID Technology in U.S. Chapel Hill, North Carolina,
U.S. : s.n., Desember 2009.
7. Storing Data on RFID Tags: A Standards-Based Approach. Tribowski, Christoph, et al., et al. 2009,
17th European Conference on Information Systems, p. 3.
8. Designing systems for control and verifying the authenticity of products using RFID technology.
Tudora, Eleonora, Alexandru, Adriana and Ia, Marilena. 2012, International Journal of
Computer and Communication, pp. 17-25.

B-323