Sport club

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kota Malang merupakan salah satu kota besar yang terletak di provinsi
Jawa Timur, tepatnya 90 km ke arah selatan dari ibukota provinsi
JawaTimur,yaitu Surabaya dengan luas daerah Kota Malang yaitu 110,05 km.
kota ini dikenal sebagai kota industri dan pendidikan. Selain itu,KotaMalang
juga dikenal sebagai kota pariwisata. Banyaknya tempat wisata di Kota
Malang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke Kota
Malang. Malang juga dikenal dengan kota pendidikan. Hal ini tercermin dari
banyaknya perguruan tinggi berkualitas yang terdapat di Kota Malang
Seiring perkembangan jaman, masyarakat di kota besar seperti kota
Semarang cenderung memiliki kehidupan monoton yang berorientasi pada dunia
kerja. Kegiatan mereka sehari-hari bekerja dari pagi hingga malam kemudian
pulang ke rumah untuk beristirahat. Pola kehidupan seperti ini berpengaruh
terhadap kondisi fisik tubuh dan mental mereka karena tubuh kurang bergerak
akibat terlalu banyak duduk di belakang meja dan stress menghadapi berbagai
masalah dalam dunia kerja. Karena itulah perlunya meluangkan waktu untuk

mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.
Kota Malang sebagai salah satu kota metropolis, memiliki karakteristik
masyarakat yang cenderung aktif dengan tingkat kesibukan yang tinggi.
Dengan demikian, kondisi ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pola
hidup masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, kota dan pemerintah memiliki
peran besar dalam menunjang aspek kesehatan masyarakatnya.
Kesehatan merupakan suatu aspek pembentuk karakter seseorang,
biasanya orang yang benar benar sadar akan kesehatan mereka selalu
meluangkan waktu

bagi kesehatan mereka. Selain dengan selalu menjaga

pola makan dan istirahat, kesehatan juga dapat diterapkan salah satunya
melalui kesehatan jasmani.

1

Untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran dapat dicapai dengan
berolahraga dan meluangkan waktu untuk relaksasi. Salah satu cara untuk
mendapatkan relaksasi ini melalui spa, yaitu perawatan tubuh dengan

menggunakan media air dan bahan-bahan alami dengan tujuan merawat
kesehatan

tubuh,

menghilangkan

keletihan

sehabis

beraktivitas

dan

menenangkan pikiran. Walaupun pada awalnya hanya diminati oleh kaum
wanita tetapi kini mulai timbul kesadaran bahwa perawatan tersebut berguna
bagi semua orang tanpa memandang jenis kelamin, karena orientasinyatidak
hanya semata-mata pada kecantikan fisik tetapi lebih pada relaksasi tubuh dan
penenangan pikiran.

Peran suatu kota dalam meningkatkan kesehatan masyarakatnya dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti penataan ruang kota, penyediaan ruang
terbuka hijau (RTH) dan juga penyediaan fasilitas olahraga, dan sebagainya.
Namun, peningkatan pola hidup masyarakat yang dapat berperan secara
langsung adalah penyediaan fasilitas olahraga. Agar penyediaan fasilitas
olahraga dapat diadakan secara praktis, maka pemerintah menyediakan sport
club, sehingga masyarakat dapat melakukan berbagai macam olahraga pada
satu tempat saja
Pada saat ini, Kota Malang sudah memiliki beberapa fasilitas olahraga
yang dapat menunjang aspek kesehatan bagi masyarakat (Sport Club, fitness
center, dan club house). Pada tempat tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan
fasilitas olahraga yang tersedia untuk meningkatkan kesehatan mereka. Fasilitas
olahraga yang ada juga hendaknya dirawat dan juga diperhatikan kualitas dan
kelengkapannya. Karena dengan fasilitas olahraga yang lengkap maka minat
masyarakat untuk melakukan olahraga juga akan meningkat.
Sport Club merupakan bangunan yang mewadahi berbagai macam
aktivitas olahraga dalam skala kecil. Berbeda dengan Sport Centerataupun
Sport Arena, bangunan Sport Club hanya mewadahi aktivitas olahraga
dalam ruangan (indoor sports) misalnya olahraga badminton, tenis, renang,
gymnasium, dan sebagainya.

Pada dasarnya, Kota Malang memiliki fasilitas olahraga yang
cukup banyak, akan tetapi masyarakat cenderung memiliki minat yang kecil

2

untuk memanfaatkan fasilitas olahraga tersebut.Kesadaran masyarakat akan
pentingnya olahraga masih sangat kurang, yaitu hanya 15%saja. Data SDI
(Sport

Development

Index)

2006

menunjukkan

bahwa

kondisi


kebugaran

masyarakat: 1.08% baik sekali, 4.07% baik, 13.55% sedang,

49.90% kurang, dan 37.40% kurang sekali. Hal initerjadi karena kurangnya daya
tarik dan kenyamanan yang ditawarkan bangunan terhadap calon penggunanya.
Sport Club sebagai suatu sarana dalam bidang kesehatan seharusnya
memiliki daya tarik yang lebih untuk menarik minat calon penggunanyaagar
banyak yang tertarik untuk memanfaatkan Sport Club tersebut. Daya tarik pada
suatu bangunan meliputi berbagai aspek, antara lain visual bangunan,
kenyamanan dalam ruangan, fasilitas yang diwadahi, sertakualitas dari fasilitas
tersebut sendiri.
Fasade, merupakan elemen arsitektur yang sangat penting pada
bangunan, karena fasad bangunan sangat berpengaruh pada tampilan
bangunan secara keseluruhan. Fasad bangunan tidak hanya terletak di
bagian depan bangunan saja, tetapi di sekeliling bangunan. Fasad juga
berperan sebagai penghubung antara ruang di luar bangunan dengan
bagian dalam bangunan. Selain itu, fasad juga berfungsi sebagai pelindung
bangunan dari berbagai macam faktor eksternal, seperti : panas radiasi matahari,

kebisingan dari luar bangunan, serta cahaya yang tidak diinginkan. Hal hal ini
tentu akan mengganggu kenyamanan di dalam bangunan itu sendiri.
Untuk melindungi bangunan dari faktor eksternal tersebut, maka
diperlukan suatu fasad yang cukup kuat untuk tetap menjaga kenyamanan di
dalam ruangan, salah satu caranya adalah dengan menggunakan double skin
facade. Double skin façade (DSF) merupakan fasade kaca berlapis dengan
pemberian rongga diantara lapisan fasade internal dan eksternal. Penggunaan
DSF dapat memberikan pandangan yang maksimal dan mengurangi beban
termal pada fasade dibandingkan dengan penggunaan shading device opaque
yang berakibat pada pengurangan pandangan penghuni dari dalam bangunan
kearah lingkungan sekitar bangunan. Prinsip DSFdapat digunakan pada daerah
tropis untuk mengurangi beban panas pada fasade dengan ketentuan adanya
stack-effect pada rongga antara fasade internal dan eksternal . Dengan adanya

3

penggunaan double skin facade ini maka Sport Club dapat memenuhi
kenyamanan visual tetap ijuga dapat mengurangi beban panas pada fasade
bangunan. Hasil desain yang diharapkan adalah desain bentuk massa dan bentuk
DSF yang dapat memaksimalkan keefektifan stack-effect pada rongga DSF di

daerah tropis. Desain fasade dan bentuk massa juga memperhatikan prinsip
susunan estetika bangunan
Sport Club ini akan dibangun di daerah Jalan Ki Ageng Gribig,
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Hal ini mengacu pada RTRW Kota
Malang tahun 2010-2030 dalam bidang olahraga, yaitu pengembangan sarana
olahraga di Kecamatan Kedungkandang.
Kawasan Jalan Ki Ageng Gribig merupakan kawasan yang cukup padat,
karena merupakan salah satu jalan utama yang berada di Kecamatan
Kedungkandang. Selain itu, ruas jalan ini berhubungan langsung dengan Jalan
Mayjen Sungkono yang juga merupakan kawasan padat dan ramai. Hal ini juga
didukung dengan tersedianya berbagai fasilitas yang ada di daerah ini, seperti:
ruko, SPBU, sekolah dan usaha warung makanan milik warga sekitar.

1.2.

Identifikasi masalah
Identifikasi masalah yang muncul dari latar belakang, antara lain:
1. Malang memiliki potensi sumber daya manusia yang baik. Namun tingkat
pertumbuhannya tidak diikuti dengan suatu upaya yang maksimal untuk
meningkatkan taraf kesehatan.


Oleh karena itu dibutuhkan upaya, untuk

mengimbangi tingkat kehidupan masyarakat kota yang terkenal dengan
kesibukannya.
2. Salah satu upaya untuk meningkatkan pola hidup sehat adalah dengan
meningkatkan fasilitas olahraga (Sports Club). Namun, masyarakat belum
terlalu antusias untuk menggunakannya, salah satu faktor yang berpengaruh
adalah masih kurangnya kenyamanan di dalam bangunan, baik secara
penghawaan, pencahayaan, ataupun penahan kebisingan
3. Salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan di dalam bangunan dan
menjaga bangunan dari faktor eksternal yang berlebihan adalah dengan
menerapkan double skin facade.

4

1.3.

Rumusan masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah

sebagai berikut: Bagaimana merancang Sport Club dengan fokus double
skin facade sehingga kenyamanan bangunan tetap terjaga dan pengguna
tetap merasa nyaman saat beraktivitas

1.4.Batasan masalah
1. Lokasi Sport Club

berada di daerah Jalan Ki Ageng Gribig Kecamatan

Kedungkandang Kota Malang.
2. Penggunaan double skin facade hanya pada fasad bangunan yang menghadap ke
barat dan timur
3. Menggunakan double skin facade untuk melindungi bangunan dari faktor-faktor
eksternal yang dapat mengganggu kenyamanan ruang didalam bangunan.
1.5. Tujuan
Merancang suatu Sport Club yang memiliki kenyamanan beraktivitas bagi
penggunanya. Selain itu, Sport Club ini juga diharapkan dapat melindungi
bangunan dari faktor-faktor eksternal yang dapat mengganggu kenyamanan

ruang


didalam bangunan.
1.6 Manfaat
1. Dapat menciptakan rancangan Sport Club dengan menggunakan double skin
facade untuk perlindungan terhadap bangunan
2. Dapat menciptakan rancangan double skin facade yang sesuai dengan bentuk
bangunan sehingga tidak merusak tampilan bangunan itu sendiri.

5

1.7. Kerangka pemikiran
Latar Belakang:
Gagasan Perancangan:

Kota Malang sebagai salah satu kota
Rancangan Sport Club
besar memiliki tingkat kesibukan
dengan fokus double skin
masyarakat yang tinggi sehingga
facade

membutuhkan fasiltas kesehatan untuk
tetap menjaga kesehatan para
Rumusan masalah
masyarakatnya
Bagaimana merancang suatu Sport Club

Kurangnya minat olahraga
dengan fokus pada double skin facade
masyarakat Kota Malang salah satunya
yang memberikan kenyamanan bagi
disebabkan oleh tampilan dan fasilitas
pengguna
yang kurang dari sarana olahraga

Sport Club sebagai salah satu
Kesimpulan
Tujuan
fasilitas olahraga harus dapat menarik
Untuk merancang Sport Club yang memiliki
minat masyarakat untuk menggunakannya,
Feed Back
kenyamanan bagi penggunan sehingga
salah satunya adalah dengan membuat
mampu mengajak masyarakat dalam
bangunan menjadi lebih nyaman
menjaga pola hidup sehat
Pembahasan

Cara untuk membuat bangunan
menjadi lebih nyaman salah satunya
Feed Back
Pengolahan data dan informasi
dengan menurunkan panas dalam
bangunan, mengurangi kebisingan, dan
Analisis
Hasil Desain
memasukkan penghawaan alami
Feed Back
Feed Back

Cara yang dilakukan untuk
menerapkan hal tersebut adalah dengan
Sintesis
Desain Skematik
menerapkan double skin facade pada
bangunan.
Gambar 1.1 Diagram kerangka pemikiran
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Operasional
2.1.1 Pengertian Sports Club
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Olahraga adalah adalahgerak
badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (sepertisepak bola, berenang,
lempar lembing). Olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengankegemaran
dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai
budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran,dan kegembiraan.
Klub adalah Perkumpulan/ persatuan orang-orang yang memiliki
minat yang sama terhadap suatu kegiatan yang biasanya bertujuan
sosial, maupun rekreasi dengan didukung kerjasama serta dengan mengadakan
pertemuan berkala. Perkumpulan orang-orang dari berbagai tujuan dengan minat
yang umumnya sama, seperti olahraga, seni, politik, atau alasan sosial (menurut
Fact Index, The Mitchell Beazley Joy of knowledge Library).
Menurut Webster’s Third New International Dictionary, Klub adalah:
Pertemuan sosial atau acara berkumpul dimana pengeluaran yang ada
ditanggung bersama.
Berkumpulnya beberapa orang dengan tujuan sosial maupun, rekreasi
yang semuanya merupakan anggota dari perkumpulan tersebut.
Berkumpulnya beberapa orang yang berpartisipasi dalam suatu rencana
dimana ada persetujuan untuk secara teratur membayar iuran demi untuk
beberapa keuntungan.
Menurut Wikipedia, sport club adalah adalah sebuah perkumpulan
dengan tujuan bermain satu atau lebih dari satu olahraga. Sport club merupakan
sebuah organisasi dengan fasilitas olahraga dan yang menjadi anggota klub tidak
membayar iuran

7

Dari pengertian di atas, maka pengertian Sport Club adalah sebuah
sarana yang mewadahi orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap
suatu kegiatan olahraga , khususnya olahraga yang bertujuan untuk memperoleh
kesehatan, kebugaran jasmani, dan hiburan untuk mendapat kegembiraan dengan
membayar administrasi.
2.2 Fasade bangunan
2.2.1 Pengertian Fasade
Fasade merupakan elemen arsitektur terpenting yang mampu
menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan (Krier, 1988:12). Fasade
tidaklah semata mata mengenai memenuhi 'persyaratan alami' budaya saat
bangunan itu dibangun, fasade mengungkap kriteria tatanan dan penataan, dan
berjasa memberikan kemungkinan dan kreativitas dalam ornamentasi dan
dekorasi.
Arti kata 'fasade' (facade) diambil dari kata 'facies' yang

merupakan

sinonim dari 'face' (wajah) dan 'appearance' (penampilan). Pada awalnya,
pengertian fasade memang identik dengan muka bangunan / bagian

depan

bangunan yang terdiri dari komponen dinding, pintu , dan jendela. Namun seiring
perkembangan zaman modern, fasade memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu
bukan hanya bagian depan bangunan saja, tetapi juga termasuk sekelilingnya.
Sebagai suatu keseluruhan, fasade tersusun dari elemen tunggal,

suatu

kesatuan tersendiri dengan kemampuan untuk mengekspresikan diri sebagainya
karena sifat alaminya merupakan benda-benda yang berbeda sehingga

memiliki

bentuk, warna dan bahan yang berbeda (Krier, 1988:123

8

2.2.2. Fasad bangunan pada daerah tropis
Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik dan pengelompokan tiap
grup pada iklim di dunia adalah menggunakan sistem klasifikasi iklim Koppen

GRUP

SUBGRUP

Iklim tropis

A

Iklim
f : Tropical
yang tidak kering
Rainforest
(basah) sepanjang
tahun
A

Rata 
m
:
Tropical
rata temperatur
monsoon
adalah 64°F
(18°C)

Hang
at dan lembab
sepanjang tahun

Aw : Tropical
wet and dry or
savannah
climate

KARAKTER

DAERAH

Hampir tidak ada
musim panas,rata
rata curah hujan
minimal adalah 2.4
in. (60 m
Musim hujan yang
pendek dan musim
kering yang
panjang,
kelembaban kurang
dari 2.4 in. (60
mm)
Musim kering yang
berbeda, curah
hujan kurang dari
2.4 in. (60 mm)

Antara 5°-10° garis
lintang dari garis
khatulistiwa
Paling banyak ada
di Asia selatan dan
Afrika barat

Paling banyak di
Afrika tengah

gambar 2.1 Sistem Klasifikasi Iklim Koppen
sumber : www. http://media.johnwiley.com.au/
Tabel 2.1 Klasifikasi iklim tropis
9

Pada sebagian besar bangunan, fasad dapat mempengaruhi jumlah budget
energi dan kenyamanan dari penggunanya. Untuk memenuhi kenyamanan bagi
penggunanya, fasad harus memenuhi beberapa fungsi, seperti menyediakan view
yang bagus ke arah luar, memasukkan cahaya matahari yang cukup ke dalam
bangunan, melindungi ruangan dari radiasi panas matahari yang terlalu tinggi,
melindungi bangunan dari kebisingan di luar bangunan serta temperatur yang
terlalu tinggi atau rendah
Arsitek harus mengetahui dan mengenali lingkungan luar bangunan,
orientasi bangunan, luas bangunan, dan kenyamanan pengguna yang beraktivitas
di dalam bangunan. Aspek aspek ini dapat mempengaruhi keputusan pada desain
bangunan, terutama pada material bangunan.
Iklim tropis banyak dipengaruhi oleh perubahan sudut matahri yang juga
memepenaruhi musim di daerah tersebut. Musim pada daerah tropis didominasi
oleh musim kemarau dan hujan, walaupun frekuensinya selalu berubah-ubah tiap
tahunnya.
Desain pasif pada bangunan tropis lebih mengarah kepada spaces dan
fasad dari panas matahari yang dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan bagian
dalam dari bangunan. Sistem sirkulasi di dalam bangunan seperti hotel dan
fasilitas pendidikan harus tetap memiliki bukaan, tetapi ada bagian yang harus
dilindungi dari sinar matahari atau tetap dibuka untuk memasukkan penghawaan
alami.
Jika orientasi dari bangunan sebagian besar menghadap ke utara dan
selatan, maka hal tersebut dapat membuat fasad bangunan mengeluarkan panas
bangunan dari panas matahari langsung, selain itu fasad bangunan juga dapat
memberikan pantulan cahaya matahari pada interior bangunan dengan banyak
menempatkan fasad berbahan kaca. Sementara pada fasad bangunan di sebelah
timur dan barat, bahan kaca pada fasad harus dikurangi seminimal mungkin,
karena sudut matahari yang rendah pada pagi dan sore hari dapat menyebabkan
panas matahari langsung masuk ke dalam interior bangunan. Sudut matahari yang
relatif sama dapat memudahkan perancang bangunan untuk menemukan rumus
dalam menempatkan lokasi kaca atau shading device pada fasad bangunan.

10

DISI LINGKUNGAN

eria desain outdoor

eria desain indoor

eria kenyamanan indoor

ad bangunan

a

KENYAMANAN TERMAL

Penghalang
matahari dan angin

Luas bangunan

Temperatur
udara

Rata rata
kelembaban

Kecepatan angin

Radiasi matahari

Luas bangunan

Aktivitas
pengguna bangunan

Pakaian
yang
digunakan oleh pengguna
bangunan

Tekanan udara

Kelembaban
relatif

Kecepatan angin

Temperatur ratarata

Sifat
material
kulit bangunan

Jumlah insulasi

R-value

Orientasi
bangunan

Jumlah lapisan
kaca

Ketebalan
lapisan kaca

KENYAMANAN VISUAL

Penghalang
view ke luar

Luas bangunan

Lokasi
bangunan

Waktu

Pemantulan
cahaya dari alas bangunan


bangunan

KENYAMANAN AKUST


Penghalang
kebisingan

Luas bangun

Level
kebisingan di luar bangun

Sumber
kebisingan di luar bangun

Luas bangunan

Luas bangun
Warna
kulit 
Koefisien le
penerimaan kebisingan ol
kulit bangunan


Level dan rasio 
Level
pencahayaan
penerimaan kebisingan

Indeks
interior bangunan
pencahayaan


ratio

Window-to-wall


Pemilihan
material dan sifatnya


Orientasi

Jumlah lapis

Sifat,
ukuran, 
Ketebalan
lokasi, dan bentuk jendela
lapisan

Ketebalan dan 
Kepadatan
warna kaca
lapisan

Pemantulan
cahaya
me dan konstruksi

Sifat konstruksi

Tipe materia
dukung bukaan
pendukung bukaan dalam
menyalurkan termal
Tabel 2.2 Kondisi lingkungan dan tipe elemen fasad yang mempengaruhi kenyamanan thermal, visual, dan acoustic

11

2.3 Double Skin Facade
2.3.1 Pengertian Double Skin Facade
Bangunan di daerah tropis atau yang lebih banyak terpancar sinar
matahari secara langsung biasanya ruang di dalamnya terasa lebih panas.
Double skin facade adalah sebuah lapisan yang dipasang di bagian luar
bangunan yang memiliki rongga udara untuk mengalirkan udara di
dalamnya sehingga menjaga kenyamanan termal di dalam ruangan. Juga
sebagai shading pada bangunan, sehingga cahaya yang masuk bukanlah
cahaya matahari langsung melainkan bayangan dari cahaya itu sendiri yang
menjadikan ruangan memiliki cahaya yang alami yang cukup namun tidak
silau.
Double skin facade atau biasa disebut juga dengan secondary skin
dipasang dengan jarak antara 20 cm hingga 2 m dari dinding bangunan
terluar.
Contoh bangunan yang memanfaatkan double skin facade adalah
30 st Mary Axe (dikenal juga sebagai The Gherkin) dan angel 1 square. The
Gherkin menggunakan double skin facade dengan bentuk jendela segtitiga
yang mengelilngi bangunan. Jendela tersebut dapat dibuka dan ditutup
menurut cuaca, yang memungkinkan udara keluar masuk dan mengalir di
rongga rongga antara dinding terluar bangunan dan lapisan double skin
facade ini.

gambar 2.2 The Gherkin
sumber :
http://bbs.photofans.cn

gambar 2.3. Angel 1 square
sumber : www.wienerberger.co.uk

12

2.3.2. Sejarah Double Skin Facade
Konsep penting dari double skin facade pertama kali dieksplorasi
dan diuji di Swiss oleh arsitek Le Corbusier di awal abad ke 20. Idenya,
yang ia sebut mur neutralisan (dinding penetral) melibatkan penyisipan
pemanasan / pendinginan pipa antara lapisan kaca besar. Sistem seperti
dijelaskan dalam bukunya VillaSchwob (La Chaux-de-Fonds, Swiss, 1916)
dan diusulkan untuk beberapa proyek lain, termasuk Liga Persaingan
Bangsa-Bangsa (1927), Centrosoyuz bangunan (moskow, 1928-1933), dan
Cite du Refuge (Paris, 1930). Insinyur Amerika yang belajar sistem
informasi pada tahun 1930 ini mengatakan bahwa mereka akan
menggunakan lebih banyak energi daripada sistem udara konvensional,
tetapi Harvey Bryan kemudian memnyempurnakan ide Le Corbusier yang
memanfaatkan sinar matahari.
Percobaan lain adalah awal tahun 1937 yaitu rumah yang
dirancang oleh arsitek William Lescade di Tuxedo Park, New York. Rumah
ini termasuk sebuah "amplop ganda rumit" dengan ruang udara 2 kaki dalam
dikondisikan oleh suatu sistem yang terpisah dari rumah itu sendiri.
Tujuannya adalah mempertahankan tingkat kelembaban yang tinggi di
dalamnya.
Salah satu contoh modern pertama yang dibangun adalah
bangunan Occidental Chemical (Air Terjun Niagara, New york, 1980).
Desain oleh Cannon. Bangunan ini, pada dasarnya sebuah kubus kaca,
termasuk rongga dengan jarak 4 kaki dengan lapisan luar kaca yang
mengatur panas ruangan dalam bangunan ini.
2.3.3. Klasifikasi Double Skin Facade
Insitut Penelitian Belgia memberikan beberapa tipe double-skin
fasad. Double skin facde dapat diklasifikasikan menurut 3 kriteria sebagai
berikut:
A. Tipe ventilasi
B. Partisi dari fasad
C. Model ventilasi dari rongga

13

Tipe dari ventilasi menunjuk pada ventilasi dari suatu rongga yang terletak
di antara dua lapisan kaca. Hanya satu tipe karakter ventilasi yang dapat
diterapkan pada konsep double skin facade
Berikut adalah beberapa tipe ventilasi :
A. Ventilasi natural, yaitu perbedaan tekanan udara yang tidak
dipengaruhi oleh tekanan udara buatan
B. Ventilasi mekanik, yaitu perbedaan tekanan udara yang disebabkan
oleh suatu alat / mesin
C. Ventilasi Hybrid, yitu perpaduan antara ventilasi natural dan
mekanik
Cara penerapannya, yaitu ventilasi natural tetap digunakan seperti
biasa, sementara ventilasi mekanik hanya digunakan saat kekuatan
dari ventilasi natural tidak cukup untuk memenuhi performa yang
diinginkan.
Sementara itu, double skin facade yang menggunakan ventilasi natural juga
diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Tipe Shaft-box
Tabel 2.3 Shaft Box Double Skin Facade

PENGERTIAN

GAMBAR

Merupakan modul dari double skin facade yang
cenderung "dipaksakan" untuk menyesuaikan
ukurannya dengan rongga yang tersedia, baik
secara vertikal maupun horisontal.
gambar 2.3 Shaft-box
gambar 2.4 Shaft Box

14

B. Tipe Corridor
Tabel 2.4 Corridor type Double Skin Facade

PENGERTIAN

GAMBAR

Tipe corridor ini dibagi oleh tiap tingkatan dan
mempunyai karakteristik yaitu adanya rongga
besar pada bagian tengah sehingga
memungkinkan sebagai tempat berjalan.
gambar 2.5 Corridor
Type

C. Multi-Storey
Tabel 2.5 Multi Storey Double Skin Facade
PENGERTIAN
GAMBAR
Tipe ini tidak dibatasi oleh tingkatan secara
vertikal atau horizontal dengan rongga yang besar
pada bagian tengah. Rongga tersebut cukup besar
untuk dilewati oleh manusia (untuk pemeliharaan,
dll). Tipe ini memiliki penyerapan akustik yang
baik dengan kaca yang tertutup penuh.

gambar 2.6 MultiStorey Type

15

D. Multi-Storey Louver
Tabel 2.6 Multi Storey Louver Double Skin Facade

PENGERTIAN

GAMBAR

Tipe ini sebenarnya hampir sama dengan Multi
storey type. Rongga yang terdapat di dalamnya
tidak dibatasi secara vertikalu atau horizontal,
sehingga membentuk satu volume yang sangat
besar, lantai baja dipasang pada bagian bawah tiap
tingkatan untuk mempermudah proses perawatan.

gambar 2.7 Multi-Storey
Louver

16

Double skin facade juga dapat diklasifikasikan menurut tipe dari ventilasi
yang digunakan, sirkulasi udara merupakan aspek yang penting karena
sangat mempengaruhi temperatur udara di dalam rongga double skin facade.
Berikut pembagiannya :
A. Outdoor Air Curtain
Tipe ini memudahkan udara dari luar bangunan memasuki rongga
pada double skin facade melalui bagian bawah dari rongga dan
keluar melalui bagian atas rongga
B. Indoor Air Curtain
Pada tipe ini, udara dari dalam bangunan masuk ke dalam rongga
dan kembali ke dalam melaui sistem ventilasi
C. Air Supply
Tipe ini membuat udara dari luar bangunan masuk ke dalam rongga
melalui bagian bawah rongga dan kemudian masuk ke dalam
bangunan melalui sistem ventilasi.
D. Air Exhaust
Tujuan dari tipe ini adalah membawa udara dari dalam bangunan
menuju luar bangunan melalui rongga pada double skin facade.

E. Buffer Zone
Tipe ini membuat fasad bangunan seperti hampa udara. Tidak ada
ventilasi yang diperbolehkan, dan hal tersebut digunakan sebagai
zona pembatas antara bagian dalam dan luar bangunan.

17

A

B
D
C
gambar 2.8 Tipe ventilasi
sumber : repository.unhas.ac.id

E

Menurut Shan-Shiou Li, ventilasi natural dapat menyadiakan atmosfir
lingkungan yang bersahabat dan menurunkan kebutuhan akan ventilasi
mekanik, walaupun sebenarnya ventilasi natural juga mempunyai kerugian,
yaitu jika aliran udara tidak didesain dengan baik, maka panas matahari akan
masuk ke dalam rongga fasad dan meningkatkan temperatur di dalam
bangunan.
2.3.4 Komponen double skin facade
A. Kaca bagian dalam dan luar
Jarak antara kaca bagian luar dan dalam dapat bervariasi mulai
dari 80cm sampai dengan 200 cm. Pada beberapa model, kaca
bagian luar merupakan kaca double. Pilihan untuk memnentukan
tipe kaca berpatokan pada tipologi dari fasad. Pada fasad yang
menggunakan sistem Outdoor Air, kaca double biasanya berfungsi
sebagai penurun suhu panas dan ditempatkan pada bagian dalam,
sedangkan kaca single ditempatkan pada bagian luar. Hal sebaliknya
berlaku pada pada fasad yang menggunakan Indoor Air, Pada
bebrapa tipe spesifik fasad, jendela bagian dalam dapat dibuka oleh
pengguna untuk membuat udara dapat masuk ke dalam bangunan.
B. Rongga
Rongga ini terdapat di antara kaca bagian luar dan dalam. Rongga
ini bisa berupa ruang hamapa udara atau brisi udara (ventilated).
Pada rongga yang dialiri udara biasanya terdapat bukaan pada bagian
bawah dan atas. Sistem ini berguna pada saat musim kemarau karena
udara dari luar akan masuk melalui rongga sebelah bawah dan keluar
kembali melalui rongga bagian atas. Tekanan pada rongga bagian
atas dan bawah akan berjalan apabila kecepatan angin cukup

18

sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara di dalam rongga.
Sistem ini dapat mengurangi panas pada double skin facade.
Sistem natural, mekanik, dan hybrid dapat diterapkan pada
rongga pada double skin facade ini. Kedalaman dari rongga
bervariasi antara 10cm sampai 2m, Kedalaman ini mempengaruhi
fisik dari fasad, dan cara bagaimana fasad tersebut dirawat.
C. Shading Device
Posisi shading device ini terletak di antara kaca bagian luar dan
dalam. Shading device ditempatkan pada bagian dalam rongga
dengan alasan keamanan. Kadang kadang penggunaan yalusi
juga diperlukan. Karakter dan posisi yalusi juga mempengaruhi
perilaku fisik dari rongga fasad karena yalusi menyerap dan
memantulkan energi radiasi matahari.

2.4 Tinjauan Komparasi
2.4.1 Gymnasium and Town Hall Esplanade

19

gambar 2.9 Gymnasium and town hall Esplanade
sumber : www. archdaily.com
Sistem yang digunakan pada bangunan ini cukup sederhana, yaitu struktur baja, lalu
bagian bawah dari fasad kaca membentuk dinding beton yang dibatasi oleh lapisan
tembaga di bagian dalam. Fasad yang double ini menyebabkan terjadinya suara yang
ideal dan dibatasi di dalam bangunan. Tembaga, yang juga dilapisi oleh kayu berfungsi
untuk menyerap kebisingan dan menurunkan resonansi suara pada area yang luas,
seperti sports hall. Proyek ini merupakan contoh yang bagus bagi eco-construction.

gambar 2.10 fasad bangunan
sumber : www. archdaily.com

gambar 2.11 interior bangunan
sumber : www. archdaily.com

2.4.2 Sport Center Jules Ladoumegue-Paris

20

gambar 2.12 Sport Center Jules Ladoumegue-Paris
(sumber : www.archdaily.com)
Sport Center ini terletak di Kota Paris, Perancis. Fasilitas yang tersedia di
dalamnya antara lain lapangan sepakbola dan rugby yang terletak di atap massa
untuk perawatan bangunan. Lalu ada juga gedung yang memiliki fasilitas enam
lapangan tenis yang memiliki panjang 200 m.

gambar 2.13 Fasad bangunan
(sumber : www.archdaily.com)

Gedung untuk lapangan tenis terbuat dari doubke skin fasad dengan panel
polycarbonate. Fasad sebelah timur terlindung dari radiasi matahari karena adanya
shading device horizontal yang terbuat dari kayu. Sementara fasad yang lain
dilengkapi dengan panel tipis yang dapat berputar untuk melindungi kulit
bangunan dari cahaya matahari. Pergerakan dari panel-panel tipis ini dapat
menambah jumlah pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan.

21

gambar 2.14 Fasilitas dalam bangunan
(sumber : www.archdaily.com)
Fasad bangunan yang menghadap jalan raya terdiri dari berwarna merah dan putih
transparan mengingatkan orang pada panel piano seolah olah memberi petunjuk
pada City of Music yang terletak di seberang jalan. Pada fasad utara bangunan,
terdapat banyak bukaan yang menyebabkan pencahayaan dan penghawaan alami
dapat masuk ke dalam bangunan. Sementara fasad bangunan sebelah selatan
dilengkapi dengan panel photovoltaic.
2.4.3 Kesimpulan
Dari dua objek komparasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sport
center kebanyakan menggunakan teknologi double skin fasad untuk melapisi kulit
bangunan. Baik Sport Center Arenys de Munt ataupunJules Ladoumegue
menggunakan teknologi tersebut. Hal ini terjadi karena mungkin dua teknologi ini yang
dapat memenuhi kebutuhan olahraga indoor untuk optimalisasi pencahayaan dan
penghawaan alami, selain juga sebagai pelindung dari faktor eksternal bangunan, seperti
radiasi matahari

22

2.5 Kerangka Teori
Rumusan masalah
Bagaimana merancang suatu Sport Club dengan fokus pada
double skin facade yang memberikan kenyamanan bagi
pengguna
Tinjauan Sport Club

Fasilitas yang diwadahi

Fasad bangunan pada daerah tropis

Analisis fungsi dan ruang

 Kriteria fasad di daerah tropis
 Aspek yang harus dipenuhi

Tinjauan Double Skin Facade

 Analisis fungsi
 Analisisi orientasi
 Analisis sistem fasade

Tinjauan Objek Komparasi

Analisis Double Skin Facade

Gambar 2.15 Kerangka teori

23

BAB III
METODE KAJIAN PERANCANGAN

3.1 Metode Umum
Proses perancangan Sports Club dengan aspek desain fasade interaktif di
kota Malang ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan programatik.
Selanjutnya, metode programatik merupakan suatu metode pembahasan
yang tersusun secara sistematis, rasional, dan analitik, serta disesuaikan dengan
adanya standar dan literatur. Pada metode ini, terdapat dua macam tahapan, yaitu
pemrograman dan perancangan. Pada tahap pemrograman, dimulai dengan
pemaparan isu terkait dan identifikasi masalah, pengumpulan data, dan analisis
yang selanjutnya menghasilkan suatu konsep awal (terdapat kriteria desain,
persyaratan desain, dan aspek-aspek desain). Kemudian pada tahap perancangan,
dilakukan suatu tranformasi konsep desain ke dalam suatu desain skematik, yang
nantinya akan berlanjut pada tahap pra rancangan dan perancangan (dengan
pendekatan pragmatis).
Dalam kajian ini, tema perancangan yang digunakan adalah perancangan
Sports Club dengan aspek desain double skin facade. Hal ini bertujuan agar
bangunan bersifat lebih nyaman bagi pengunanya.
Aspek double skin facade ini sendiri dibatasi pada penerapan teknologi
fasade terkini, sehingga menjadi bangunan yang lebih menarik dan mampu
“berinteraksi” dengan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan parameter dengan
variabel yang khusus di dalam perancangan Sports Club ini. Variabel ini sendiri
nantinya dapat diperoleh dari teori-teori yang terdapat pada tinjauan pustaka,
standar bangunan olahraga, dan obejk-objek komparasi yang terkait.
3.2 Lokasi Studi
Lokasi kajian perancangan ini terletak pada koridor Jalan Ki Ageng
Gribig,Kota Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas peraturan

24

pemerintah setempat serta potensi yang dimilikinya, yaitu terletak di tepi jalan
utama di Kecamatan Kedungkandang.

Lokasi Tapak

Gambar 3.1 Lokasi Tapak
sumber : www.googlemaps.com

3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang menunjang, data yang diambil berupa data
primer dan data sekunder.
A. Data Primer
1. Survei Lapangan
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang jelas, pasti, dan diyakini
kebenarannya mengenai lokasi perancangan yang berkaitan dengan kondisi
geografis, social, ekonomi, dan budaya pada lingkungan tapak.Diharapkan
dengan adanya survey lapangan, potensi-potensi lokasi yang relevan mampu
diolah dan ditampilkan secara maksimal ke dalam rancangan.

25

2. Interview
Hal ini dilakukan guna memperoleh data spesifik mengenai kondisi non
fisik social warga sekitar tapak.Dengan adaya data seperti ini, sedikit
banyaknya dapat mempengaruhi perancangan bangunan, terutama dalam
memperoleh informasi yang tidak didapat dari studi literature dan survei
lapangan.
3. Dokumentasi
Hal ini merupakan suatu bentuk pengumpulan data-data berupa foto-foto
tapak, guna memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi tapak guna
mendukung perancangan.Hal ini juga dapat dijadikan pedoman dalam
menentukan desain bangunan, orientasi, serta bahan perbandingan dengan
bangunan di sekitar tapak terkait.
B. Data Sekunder
1. Studi Kepustakaan
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data baik yang bersifat teori
maupun non teori terkait permasalahan objek perancangan. Data yang
diperlukan berupa :
 Literatur mengenai olahraga secara global, termasuk aktivitasaktivitas yang terlibat di dalamnya. Hal ini diperlukan untuk
menganalisa kebutuhan ruang maupun fasilitas pendukung lainnya.
 Literatur mengenai tinjauan arsitektural. Dalam hal ini dibutuhkan
teori-teori tentang arsitektur tropis, antara lain teori mengenai
konsep tata ruang, tapak, pola sirkulasi, struktur, dan sebagainya.
 Literatur mengenai tinjauan fasade bangunan sports club pada iklim
tropis lembab. Hal ini terkait dengan kriteria desain fasade yang
mampu menciptakan daya tarik terhadap calon penggunanya.

26

2. Studi Komparasi
Melakukan kajian terhadap proyek-proyek sejenis yang telah ada, maupun
studi terhadap proyek lain yang memiliki korelasi dengan objek rancangan.
Proyek yang ditinjau dapat berupa bangunan-bangunan sejenis, dimana hal
ini sedikit banyak dapat dijadikan pembanding dan acuan dalam merancang.
3.4 Metode Pengolahan Data dan Sintesa
Tahap awal dalam pengolahan data dimulai melalui penelusuran masalah yang
melatarbelakangi munculnya ide dasar, yang selanjutnya dilakukan penetapan
tujuan dan sasaran perancangan. Hal ini didukung oleh data-data yang menunjang,
antara lain mengenai kondisi eksisting lokasi perancangan, serta aspek lain terkait
isu yang sedang berkembang dan menjadi permasalahan yang akan diselesaikan.
Pada tahap selanjutnya, permasalahan yang ada digali lebih dalam lagi yang
kemudian diuraikan menjadi bagian tertentu. Kemudian bagian-bagian ini diulas
secara deskriptif dan dipakai sebagai analisa awal, berupa:
1. Analisa fungsi dan sistem fungsional
Analisa ini meliputi proyek perancangan yang terdiri dari :
 Fungsi primer, berhubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan utama
sistem organisasi
 Fungsi sekunder, mempertahankan dan meningkatkan efektivitas
masing-masing fungsi primer
 Fungsi tersier, berkaitan dengan semua aspek yang mendukung,
mempertahankan

sitem

fungsional,

misalnya

pencahayaan,

pengkondisian udara, elektrikal, mekanikal, sirkulasi, dan sanitasi.
2. Analisa aktivitas
Pada tahap ini meliputi segala aktivitas yang terjadi dalam proyek perancangan.
Aktivitas yang diteliti merupakan aktivitas yang terjadi secara rutin, periodik
maupun eksidental, dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan fungsi objek
perancangan.
27

Berikut merupakan prosedur analisa aktivitas, yaitu :
 Identifikasi semua aktivitas
 Definisi masing-masing aktivitas
 Perkiraan kemiripan dan perbedaan
 Klasifikasi atas dasar kemiripan
 Perkiraan sifat aktivitas
 Identifikasi ketergantungan dan hubungan lain
 Pengelompokan atas dasar kemiripan dan ketergantungan
 Mengatasi duplikasi dan konflik-konflik
 Organisasikan ke dalam sistem
3. Program ruang
Kebutuhan akan ruang merupakan keberlanjutan dari analisa aktivitas, dimana
ruang dibutuhkan untuk menampung segala aktivitas yang dianalisa.
4. Program tapak
Kondisi tapak merupakan aspek penting dalam pertimbangan pengolahan
bentuk bangunan, termasuk keadaan arsitektural di sekitar lokasi tapak. Setiap
aspek dalam program ini akan menghasilkan perubahan massa pada tapak.
Program tapak yang berkaitan dengan fasade secara langsung meliputi:
a) Analisis konteks urban
b) Analisis dan konsep pengolahan iklim
c) Analisis ragam teknologi fasade terkini
5. Tahap Sintesis
Tahap yang diperoleh nantinya berupa suatu alternatif penyelesaian
permasalahan yang dianalisis sebelumnya. Tahap sintesis akan menghasilkan
suatu konsep awal berupa konsep ruang, konsep orientasi bangunan terhadap
aspek iklim, dan konsep penerapan teknologi fasade yang interaktif. Teknik
penyajian pada tahap ini berupa deskripsi dan gambar digital.

28

3.5 Metode Perancangan
Pada tahap ini, hal-hal yang dijadikan parameter mendesain bangunan Sports
Clubadalah hasil dari proses analisis dan sintesis, dan selanjutnya akan digunakan
dalam merancang tatanan massa dan penerapan teknologi fasade terkini, sehingga
bangunan Sports Club ini menjadi lebih interaktif dan dapat menarik minat
masyarakat.
Pada proses perancangan ini nantinya akan didapat suatu konsep desain yang
kemudian dapat diterapkan dalam suatu produk desain, terdiri atas layout, siteplan,
serta fasilitas lain yang menunjang fungsi dari bangunan Sports Club. Semua
produk desain akan disajikan dalam teknik penyajian gambar secara digital dengan
menggunakan software Autocad, Sketchup, lalu gambar di render dengan V-ray.

29

3.6 Kerangka Metode

Latar Belakang:
Kota Malang sebagai salah satu kota besar
memiliki tingkat kesibukan masyarakat yang
tinggi sehingga membutuhkan fasiltas kesehatan
untuk tetap menjaga kesehatan para
masyarakatnya
Kurangnya minat olahraga masyarakat Kota
Malang salah satunya disebabkan oleh tampilan
dan fasilitas yang kurang dari sarana olahraga
Sport Club sebagai salah satu fasilitas olahraga
harus dapat menarik minat masyarakat untuk
menggunakannya, salah satunya adalah dengan
membuat bangunan menjadi lebih nyaman
Cara untuk membuat bangunan menjadi lebih
nyaman salah satunya dengan menurunkan panas
dalam bangunan, mengurangi kebisingan, dan
memasukkan penghawaan alami
Cara yang dilakukan untuk menerapkan hal
tersebut adalah dengan menerapkan double skin
facade pada bangunan.

Rancangan Sport Club
dengan fokus double skin
facade
Rumusan Masalah
Bagaimana merancang
suatu Sport Club dengan
fokus pada double skin
facade yang memberikan
kenyamanan bagi pengguna

Data Primer
Pengumpulan data dan informasi
Data Sekunder
Observasi
Studi literatur dan
lapangan &
komparasi
wawancara
Data Primer
Data Sekunder
Kondisi eksisiting pada tapak beserta
Penelusuran mengenai rancangan Sport
rencana pengembangannya
Club dengan fasad yang interaktif
Karakter dan potensi alam yang telah ada
Studi Komparasi
Sumber dari instansi terkait mengenai isu
dan permasalahan
Analisis Sport Club dengan aspek desain double skin facade
Tinjauan Tapak
Lokasi Tapak
Peraturan Wilayah

KonsepTapak

Program Tapak
Analisis Konteks Urban
Analisis Pengolahan Iklim
Analisis double skin facade
Konsep Bangunan dan Fasade

Program Bangunan
Analisis aspek teknis dan
teknologi
Analisis Ruang
Konsep Ruang

Konsep Perancangan
Rancangan Skematik
Hasil Desain dan pembahasan
Kesimpulan

Gambar 3.2
Kerangka Metode
30

DAFTAR PUSTAKA
Tinjauan Jurnal dan Buku:
 Widiastuti, Indah, 2001 "Karakteristik Fasade Bangunan Factory Outlet di
Jalan Ir. H. Djuanda Bandung",17,4,8
 Mulyadi, Rosady, 2012 " Study on naturally ventilated double-skin facade in
hot and humid climate"
 Ching, Francis D.K. 1979 Architecture : Form, Space, and Order, Jakarta :
Penerbit Erlangga
 Mangunwijaya, Y.B. 1994 Pengantar Fisika Bangunan Jakarta : Djambatan

Tinjauan Web:
 www. slideshare.net/musdhalifah_fachric/double-skin facade (diakses tanggal
8

Maret 2015)
 en.wikipedia.org/wiki/Sport (diakses tanggal 8 Maret 2015)
 en.wikipedia.org/wiki/Club (diakses tanggal 8 Maret 2015)
 http:/www.archdaily.com/601683/sport-centre-jules-ladoumegue-dietmarfeichtinger-architects/ (diakses tanggal 10 Maret 2015)
 http://www.archdaily.com/300818/gymnasium-and-town-hall-esplanade-lanarchitecture/ (diakses tanggal 24 Maret 2015)

31