BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerimaan Oleh Guru Dengan Siswa Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Kristen 1 Pulau-Pulau Aru Maluku

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1. Jenis dan Lokasi penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu memandang dua fenomena atau lebih di tinjau dari perbedaan yang ada (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini akan dibandingkan perbedaan penerimaan antara guru dengan siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Kristen 1 Pulau-pulau Aru - Maluku. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Kristen 1 P. P. Aru - Maluku.

  3.2. Populasi dan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMP Kristen 1 P. P. Aru

  • – Maluku sebanyak 45 orang dan semua siswa berjumlah 803 orang termasuk 26 Anak Berkebutuhan Khusus. Karena penelitian dilakukan untuk mengetahui penerimaan guru dan siswa normal terhadap Anak Berkebutuhan Khusus, maka jumlah keseluruhan siswa dikurangi 26 Anak Berkebutuhan Khusus menjadi 777 populasi siswa normal. Populasi siswa normal 777 orang dikelompokkan dalam 25 rombongan belajar yang terdiri dari: Kelas 7 (tujuh) ada tujuh rombongan belajar 245 siswa, Kelas 8 (delapan) dengan sembilan rombongan belajar 236 siswa dan Kelas 9 (Sembilan) ada sembilan rombongan belajar 297 siswa. Populasi jenis ini disebut populasi berstrata. Deskripsi populasi siswa terurai pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Deskripsi Populasi Siswa

  Siswa Jumlah Kelas Siswa ABK Normal

  7 245 8 253 8 236 9 245 9 296 9 305

  Jumlah 777

  26 803 Sumber data: diolah tahun 2014

  Dalam memenuhi prinsip keterwakilan, teknik penarikan sampel dilakukan secara random (acak) yang disebut random sampling. Penarikan sampel random jika setiap anggota mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai anggota sampel. Sampel dalam penelitian untuk guru berjumlah 45 orang, karena anggota populasinya homogen sehingga sampel kecil mewakili seluruh populasi.

  Sampel untuk siswa karena jumlah populasi siswa normal relatif banyak 777 orang dan berstrata, maka penulis memakai stratifiet random sampling. Teknik ini biasanya digunakan apabila populasi terdiri dari susunan kelompok yang bertingkat-tingkat. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa jumlah populasi 800 dengan taraf kesalahan 5% dan kepercayaan 95% maka sampelnya berjumlah 243 orang, diprosentasekan 30%. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata sesuai jumlah populasi setiap kelas yakni: Kelas 7 = 245, Kelas 8 = 236 dan Kelas 9 = 296. Cara perhitungan sampel sebagai berikut: Kelas 7 = 245 x 30/100 = 73,5 = 73 orang siswa Kelas 8 = 236 x 30/100 = 70,8 = 71 orang siswa Kelas 9 = 296 x 30/100 = 88,8 = 89 orang siswa Jumlah 777 x 30/100 = 233 = 233 orang siswa Jadi jumlah sampelnya adalah 233 yang diklasifikasikan dalam rombongan belajar seperti tertera pada tabel 3.2.

  

Tabel 3.2.

Klasifikasi Sampel Siswa

  8.3

  Sampel siswa sebanyak 233 orang diklasifikasikan dalam 25 rombongan belajar dimana setiap kelas terdapat empat kelompok belajar. Jumlah sampel Kelas 7 (tujuh) ada 73 siswa, Kelas 8 (delapan) terdapat 71 siswa dan Kelas 9 (Sembilan) ada 89 siswa. Jumlah sampel siswa 233 orang ditambah dengan 45 Guru mata pelajaran dan Kepala Sekolah.

  9.4 Jumlah 777 x 30% 233 Sumber Data: diolah tahun 2014

  9.3

  9.2

  89

  9.1 296 x 30%

  9

  8.4

  8.2

  

Kelas Jumlah

  71

  8.1 236 x 30%

  8

  7.4

  7.3

  7.2

  73

  7.1 245 x 30%

  7

  Cara penentuan anggota sampel dilakukan sebagai berikut: pertama, penulis memilih sampel guru dan siswa sesuai dengan kriteria penentuan sampel. Khusus siswa, penulis memilih jumlah sesuai klasifikasi strata di setiap kelas. Kedua, penentuan anggota sampel dilakukan dengan undian secara acak. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi. Jika jumlah anggota populasi = 777, maka setiap anggota diberi nomor dari 1 sampai 777. Selanjutnya bila kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 232 atau 29% dari total populasi. Karena sampel berstrata, maka pengambilan sampel disesuaikan dengan klasifikasi jumlah sampel di setiap kelas. Khusus penelitian ini, setiap anggota populasi memiliki peluang 1/777. Cara pengambilannya, jika nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Peluang akan semakin besar apabila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi, dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi (Sugiyono, 2009). Ketiga, mendaftarkan nama guru dam siswa yang menjadi sampel penelitian.

  

Keempat, memberikan penjelasan tentang muatan dan cara

  pengisian skala instrumen penelitian kepada guru maupun siswa.

3.3. Model Penelitian

  Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penulis untuk diamati sebagai atribut dari kelompok atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainya dalam kelompok (Sugiyono, 1999).Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas ( independen variabel ,) yaitu guru dan siswa.

  2. Variabel terikat (independent variabel), yaitu penerimaan Anank Berkebutuhan Khusus Model penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Tabel 3.3 Model Penelitian

  Y1

X1 X2

  Y1

  Keterangan : X1 : Guru X2 :Siswa Y1 :Penerimaan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus 3.4.

   Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah skala penerimaan guru dan siswa reguler terhadap Anak Berkebutuhan Khusus yang terdiri dari 17 item pernyataan. Hasil rekapitulasi data dari responden penelitian digunakan sebagai jawaban atas adanya perbedaan penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus antara guru dengan siswa.

3.5. Instrumen penelitian

  Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa skala dalam bentuk skala dengan 4 alternatif pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai atau paling tepat dengan keadaan yang dirasakan selama ini berkaitan dengan penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus.

3.5.1.Variabel Penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus.

  Untuk mengukur variabel penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus, penulis menggunakan skala penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus yang terdiri dari empat dimensi yakni: (1) Peleburan/ Fusion, (2) Evaluasi/

  

Evalation, (3) Menghindar/ Avoidance dan (4) Memberi alasan/

Giving Reason (Hayes, 2003). Keempat dimensi penerimaan

  bersumber dari ide Hayes (2004) yang dijabarkan ke dalam 17 item pernyataan dengan dua bentuk pernyataan: 9 item pernyataan favorable yaitu pernyataan yang mendukung aspek yang diukur, dan 8 item pernyataan unfavorable yaitu pernyataan yang tidak mendukung aspek yang diukur.

  Alat ukur dibuat dalam bentuk skala penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus dengan empat alternatif pilihan jawaban, yakni: “Sangat Banyak (SB)”, “Banyak (B)”, “Cukup Banyak (CB)”, dan “Tidak Ada (TA)”. Untuk pernyataan

  favorable

  , pilihan jawaban “Sangat Banyak (SB)” mendapat skor 4, “Banyak (B)” mendapat skor 3, “Cukup Banyak (CB)” mendapat skor 2 dan “Tidak Ada (TA)” mendapat skor 1. Pernyataan favorable terurai dalam sembilan item pernyataan berikut: (1) dalam diri saya terjadi peleburan antara kata dengan perbuatan dalam menerima Anak Berkebutuhan Khusus, (2) dalam diri saya terjadi peleburan antara berpikir dengan perasaan dalam menerima Anak Berkebutuhan Khusus, (3) dalam diri saya terjadi peleburan antara penerimaan diri sendiri dengan penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus, (4) sebagai guru saya tidak mengevaluasi secara diskriminatif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus, (5) sebagai guru saya berkomitmen tidak memberikan evaluasi secara diskriminatif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus, (6) saya mempunyai pengalaman evaluasi diskriminatif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus sebelumnya sehingga sekarang saya dapat menerima Anak Berkebutuhan Khusus, (7) saya memahami dan menghadapi masalah Anak Berkebutuhan Khusus, (8) saya kurang memberi alasan berlebihan menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus dan (9) saya menerima Anak Berkebutuhan Khusus sebagaimana adanya.

  Pernyataan unfavorable dengan pilihan jawaban “Tidak Ada (TA) mendapat skor 4, “Cukup Banyak (CB) mendapat skor 3,

  “Banyak (B)” mendapat skor 2 dan “Sangat Banyak (SB)” mendapat skor 1. Pernyataan unfavorable terdiri dari delapan item peryataan yakni: (1) dalam diri saya belum terjadi peleburan antara berpikir dengan perasaan dalam menerima Anak Berkebutuhan Khusus, (2) dalam diri saya belum terjadi peleburan antara berpikir dengan perasaan dalam menerima Anak Berkebutuhan Khusus, (3) dalam diri saya belum terjadi antara penerimaan diri sendiri dengan penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus, (4) sebagai guru saya melakukan evaluasi secara diskriminatif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus, (5) saya tidak mempunyai pengalaman evaluasi diskriminatif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus sebelumnya sehingga saya belum dapat menerima Anak Berkebutuhan Khusus, (6) saya menghindari masalah dengan Anak Berkebutuhan Khusus, (7) saya banyak memberi alasan menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus dan (8) saya belum dapat menerima Anak Berkebutuhan Khusus sebagaimana adanya. Untuk Konsep, Sub Konsep, Indikator dan Item dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:

  Tabel 3.4

Konsep, Sub Konsep, Indikator dan Item Pengukuran

Penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus

KONSEP SUB

  INDIKATOR ITEM No KONSEP

  1 Penerimaan

1.Pelebur

  1.1.Pelebura 1.

  Dalam diri artinya an/ n Kata dan saya terjadi mengambil fusion Perilaku/ peleburan apa yang di perbuatan antara tawarkan, kata atau dengan tindakan perbuatan mengambil, dalam meraih, menerima menangkap anak

  . atau berkbutuha

  Tindakan n khusus menerima

  2. Dalam diri peristiwa saya belum atau situasi terjadi secara peleburan utuh. antara kata

  Hayes dan

  (2003) perbuatan dalam menerima anak berkebutuh an khusus

  1.2.Pelebura n

  3. Dalam diri berpikir saya terjadi dengan peleburan perasaa antara n berpikir dengan perasaan dalam menerima anak berkebutuh an khusus

  4. Dalam diri saya belum terjadi peleburan antara berpikir dengan perasaan dalam menerima anak berkebutuh an khusus 5. Dalam diri

  1.3.Penerim saya terjadi aan diri peleburan sendiri antara secara penerimaan positif diri sendiri dengan secara penerimaan dengan diri orang penerimaan lain anak berkebutuh an khusus 6. Dalam diri saya belum terjadi peleburan antara penerimaan diri sendiri dengan penerimaan anak berkebutuh

  1. an khusus Evaluas

  i evaluati

  7. Sebagai

  

on guru saya

  tidak 1.1. mengevalua

  Tidak mengeval si secara uasi diskriminat secari if terhadap diskrimin anak atif berkebutuh an khusus 8. Sebagai guru saya melakukan evaluasi secara diskriminat if terhadap anak berkebutuh an khusus 9. Sebagai guru saya berkomitme

  1.2. n tidak Komit men memberika terhadap n evaluasi evaluasi, secara tidak diskriminat diskrimi if terhadap natif anak berkebutuh an khusus

  10. Saya mempunyai pengalama n evaluasi

  1.3. diskriminat Pengal aman if terhadap evaluasi anak diskrimi berkebutuh natif an khusus sebelumnya sehingga sekarang saya dapat menerima anak berkebutuh an khusus

  11. Saya tidak mempunyai pengalama n evaluasi diskriminat if terhadap anak berkebutuh an khusus sebelumnya sehingga saya belum dapat

  3. menerima Menghi

  ndar/A anak

voidan berkebutuh

ce an khusus

  12. Saya memahami dan

  3.1.Tak menghadap menghind i masalah ari anak masalah/ berkebutuh menghada an khusus pi dan

  13. Saya menerima menghinda masalah ri masalah dengan anak

  4. berkebutuh Membe

  

ri an khusus

alasan / Giving Reason

  14. Saya kurang

  4.1.Mengura memberi ngi alasan pemberian berlebihan alasan menghadap yang i anak berlebiha berkebutuh n serta an khusus jujur pada

  15. Saya diri banyak sendiri memberi alasan menghadap i anak berkebutuh an khusus

  16. Saya menerima anak

  4.2 berkebutuh Menerima an khusus orang lain sebagimana sebagai adanya bagian

  17. Saya dari belum hidupnya dapat menerima anak berkebutuh an khusus sebagaiman a adanya

  Tingkat penerimaan siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut:

  Interval Skor =Skor Maximal

  • – Skor Minimal

    k

    Skor maximal = skor tertinggi secara teoritik dari jawaban.

  Skor minimal = skor terendah secara teoritik dari jawaban. k = jumlah klasifikasi yang hendak dibuat.

  Diketahui : Skor Maximal = 17 x 4 = 68 Skor Minimal = 17 x 1 = 17 K = 5

  Interval Skor = 68

  • – 17= 51 5 5 = 10,2 dibulatkan = 10

  Berdasarkan interval skor yang telah didapat, maka kategori tingkat penerimaan Anak Berkebutuhan Khusus dapat ditentukan seperti pada tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5 Pembagian Tingkat Penerimaan Guru dan Siswa

  Kategori Skor

  Sangat Tinggi

  57

  • – 68 Tinggi

  47

  • – 56 Sedang

  37

  • – 46 Rendah

  27

  • – 36 Sangat Rendah

  17

  • – 26 3.6.

   Uji Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen

3.6.1.Validitas Item

  Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan perihal yang dapat diungkapkan tentang data dan variabel yang diteliti secara cermat (Arikunto, 2002). Untuk menguji validitas suatu instrumen dilakukan dengan analisis item yang dilakuakan dengan skor berhitung antara skor butir instrumen dengan skor total. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Menurut Ali (1987) digunakan pedoman nilai koefisien korelasi (rix) sebagai berikut:

  0,00

  • – 0,20 : dianggap tiak ada validitas 0,21
  • – 0,40 : validitas rendah 0,41
  • – 0,60 : validitas sedang 0,61
  • – 0,80 : validitas tinggi 0,81
  • – 1,00 : validitas sempurna Oleh karena itu item soal yang mempunyai nilai koefisien korela si ≥ 0,20 dapat dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

3.6.2. Uji Validitas Item Instrumen Penerimaan Guru Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

  Hasil uji validitas item instrumen penerimaan guru terhadap Anak Berkebutuhan Khusus dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Uji Validitas Penerimaan Guru Terhadap Anak

  

Berkebutuhan Khusus

Item-Total Statistics

  Scale Mean if Item

  Delete d Scale

  Varianc e if Item

  Deleted Correc ted

  Item- Total

  Correla tion Cronba ch's

  Alpha if Item

  Deleted VAR0000 53.93 50.202 .799 .894

  1 VAR0000 54.17 54.006 .393 .907

  2 VAR0000 54.23 53.978 .382 .907

  3 VAR0000 54.03 50.723 .698 .897

  4 VAR0000 53.87 51.016 .709 .897

  5 VAR0000 54.17 54.006 .393 .907

  6 VAR0000 53.93 50.478 .769 .895

  7 VAR0000 54.03 50.102 .628 .900

  8 VAR0000 54.07 53.789 .429 .905

  9 VAR0001 54.07 53.789 .392 .907

  VAR0001 53.97 50.309 .791 .895

  1 VAR0001 53.90 50.093 .810 .894

  2 VAR0001 54.00 53.655 .433 .905

  3 VAR0001 54.07 53.375 .373 .908

  4 VAR0001 53.90 51.128 .696 .898

  5 VAR0001 54.10 53.748 .441 .905

  6 VAR0001 53.97 49.964 .671 .898

  7 Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan SPSS 16.00 dari 17 soal ditemukan semua jumlah soal berjumlah 17 butir yang dinyatakan valid sehingga dapat dipakai sebagai instrumen penelitian.

3.6.3.Uji Validitas Item Instrumen Penerimaan Siswa Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

  Hasil uji validitas item instrumen penerimaan siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7 Uji Validitas Penerimaan SiswaTerhadap Anak

  

Berkebutuhan Khusus

Item-Total Statistics

  Scale Correcte Mean Scale d Item- Cronbac if Item Variance Total h's Alpha

  Delete if Item Correlat if Item d Deleted ion Deleted

  VAR000 40.47 147.016 .579 .906

  01 VAR000 40.23 147.151 .612 .906

  02 VAR000 40.33 147.954 .502 .909

  03 VAR000 40.03 145.482 .713 .903

  04 VAR000 39.90 148.714 .617 .906

  05 VAR000 39.80 143.752 .816 .900

  06

  VAR000 40.50 150.672 .515 .908

  07 VAR000 40.03 147.275 .570 .907

  08 VAR000 40.27 146.892 .559 .907

  09 VAR000 40.17 146.489 .695 .903

  10 VAR000 40.07 147.168 .544 .908

  11 VAR000 40.17 147.868 .599 .906

  12 VAR000 39.97 153.413 .407 .911

  13 VAR000 40.00 145.931 .588 .906

  14 VAR000 39.87 147.085 .573 .907

  15 VAR000 39.80 145.407 .610 .906

  16 VAR000 40.00 150.759 .507 .908

  17 Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan SPSS 16.00 dari 17 soal ditemukan semua soal berjumlah 17 butir dinyatakan valid sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.6.4.Uji Reliabilitas

  Penggunaan analisis reliabilitas data bertujuan untuk menganalisis sampai sejauh mana hasil pengukuran tetap dan konsisten apabila pengukuran dilakukan lebih dari satu kali. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas data menggunakan alat uji

  Alpha Chronbach’s. Alat uji Alpha Chronbach’s

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

  .911

  17 Sangat bagus Penerimaan Siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

  .907

  Penerimaan Guru terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

  

Alpha

N of Item Kategori

  Instrumen

Crobac

h’s

  Hasil uji reliabilitas tertera pada tabel di bawah ini

  mempunyai batasan pengukuran yang diperbolehkan reliabel adalah apabila koefesien alpha lebih dari 0,7 kategori dapat diterima dan 0,9 kategori sangat bagus sehingga dapat digunakan untuk bahan analisis. Kategori hasil uji reliabilitas didasarkan pada George dan Mallery (1995), yaitu:

  α> 0,9 : sangat bagus

  α> 0,8 : bagus

  α> 0,7 : dapat diterima

  α> 0,6 : diragukan

  α> 0.5 : jelek

  α< 0,5 : tidak dapat diterima

  17 Sangat bagus Data tabel 3.6 menunjukkan bahwa nilai Alpha

  

cronbac’h instrumen penerimaan guru terhadap Anak

  Berkebutuhan Khusus berdasarkan perhitungan reliabilitas atau α sebesar 0.907 yang berada pada kategori sangat bagus. Nilai instrumen penerimaan siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus berdasarkan perhitungan reliabilitas dihasilkan αsebesar 0.911 berada pada kategori sangat bagus, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen dapat digunakan sebagai instrument penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, analisis uji beda rata-rata (t-test).

1. Analisis Deskriptif

  Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sejumlah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu objek yang diteliti melalui data subyek penelitian sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan umum (Sugiyono, 2002). Indikator pengukuran yang dipakai adalah nilai rata-rata hitung, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

2. Analisis Uji Beda Rata – rata

  Analisis uji beda rata-rata (t-test) dipakai untuk mengetahui perbedaan penerimaan oleh guru dengan siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus.

  3. 8 HIPOTESIS

  3.8.1 Hipotesis Empirik

  Arikunto (2006) menyebutkan bahwa, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampe terbukti melalui data yang terkumpul’’. Penulis menyusun hipotesis empirik sebagai berikut: “Ada perbedaan penerimaan oleh guru dengan siswa terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di SMP Kristen 1 P. P.

  Aru

  • – Maluku.”

  3.8.2 Hipotesis statistik

  Hipotesis statistiknya dirumuskan sebagai berikut: Ho : μ ≤ 0,01; ≤ Tidak ada perbedaan penerimaan antara guru dan siswa kepada Anak Berkebutuhan Khusus

  (ABK) di SMP Kristen 1 Pulau-pulau Aru - Maluku. Ha : μ >0,01;> Ada perbedaan penerimaan antara siswa dan guru terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

  (ABK) di SMP Kristen 1 Pulau-pulau Aru - Maluku

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 1 Ceper Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 14

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 10

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 8

THE READING COMPREHENSION OF DESCRIPTIVE TEXT OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NU AL MA’RUF KUDUS TAUGHT BY USING CRAZY PROFESSOR READING GAME IN ACADEMIC YEAR 20112012

0 2 15

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 15

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V Menggunakan Model Word Square

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerimaan Oleh Guru Dengan Siswa Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Kristen 1 Pulau-Pulau Aru Maluku

0 0 14

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENERIMAAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerimaan Oleh Guru Dengan Siswa Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Kristen 1 Pulau-Pulau Aru Maluku

1 1 21