Makalah S A P D

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)”. Ucapan salam dan
salawat atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW karena tuntunan beliau yang
membawa kita pada jalan kebenaran.
Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memotivasi dalam penyeleseian karya ini serta semua pihak yang telah membantu
baik moril maupun materil. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan
bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di
masa mendatang.. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Makassar, 11 Oktober 2014

Penulis


1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................

1

Daftar Isi....................................................................................................................

2

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................

3

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

3


C. Tujuan............................................................................................................

4

BAB II
Pembahasan
A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah.................

5

B. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah.............................................................

6

C. Dasar yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah..........

8

D. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah..............................................................


9

E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah...........................................................

12

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................

20

B. Saran dan Kritik.............................................................................................

20

Daftar Pustaka............................................................................................................

21


2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari
pengelolaan keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan,

penatausahaan,

akuntansi,

pelaporan,

pertanggungjawaban,

dan


pengawasan Keuangan daerah. Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah
daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan
mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada prinsip
pengendalian intern entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan
sistem akuntansi pemerintahan daerah.
Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur,
dan donatur, analisis ekonomi dan pemerhati pemda, rakyat, pemda lain, dan
pemerintah pusat yang seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan
daerah.
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar
akuntansi tertentu pada era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau basis
akuntansi merupakan salah satu asumsi dasar yang penting dalam akuntansi. Hal ini
disebabkan karena asumsi ini menentukan kapan pencatatan suatu transaksi
dilakukan, yang dikenal dalam tata buku keuangan daerah selama era pra reformasi
keuangan daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah, sebagai
berikut :
1. Bagaimana ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah ?
2. Bagaimana sistem pencatatan keuangan daerah ?
3

3. Apa dasar akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah ?
4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan daerah ?
5. Bagaimana sistem akuntansi pemerintah daaerah ?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain ?
1. Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah
2. Mengidentifikasi sistem pencatatan keuangan daerah
3. Menjelaskan dasar akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemerintah
daerah
4. Mengidentifikasi siklus akuntansi keuangan daerah
5. Mengidentifikasi sistem akuntansi pemerintah daerah

4


BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah
 Pengertian akuntansi keuangan daerah
Akuntansi

keuangan

daerah

merupakan

suatu

proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari entitas pemerintah daerah, Pemda (kabupaten, kota, atau
provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.

 Sistem akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada peraturan perundangan
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UndangUndang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000
4. Keputusan Mendagri Nomor 29 Tahun 2002
5. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
 Tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah mencakup 3 hal, antara lain :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas

diartikan

sebagai

upaya

untuk mempertanggung


jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara
periodik.
2. Manajerial
Manajerial berarti menyediakan informasi keuangan yang berguna
untuk

perencanaan

dan

pengelolaan

5

keuangan

pemerintah


serta

memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, utang, dan
ekuitas dana.
3. Transparansi
Transparansi dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
 Asas akuntansi pemerintah daerah
1. Asas Universalitas
Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti
bahwa anggaran belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk dapat membebani APBD.
2. Asas Bruto
Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya
Pendapatan Daerah memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya
diperlukan belanja, maka pelaporannya harus gross income artinya
pendapatan dilaporkan sebesar nilai pendapatan yang diperoleh, dan
belanja dibukukan pada pos belanja yang bersangkutan sebesar belanja
yang dikeluarkan.

3. Dana Umum
Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang
mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
negara termasuk aset, utang, dan ekuitas dana. Dana Umum yang
dimaksud adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dana
yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu dipertanggung
jawabkan secara khusus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana
Umum.
B. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah
Karena akuntansi pemerintah/keuangan daerah merupakan salah satu jenis
akuntansi,

maka

dalam

akuntansi

keuangan

daerah

juga

terdapat

proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi
ekonomi yang terjadi di pemda.
6

Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, antara lain :
 Single entry
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sistem pencatatan
single entry dilakukan oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran
baik di level Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) maupun Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Sistem ini hanya sebagai alat kontrol
sistem akuntansi yang sebenarnya yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan SKPD (PPK SKPD) dan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).
Adapun kelebihan dari pencatatan single entry adalah sederhana dan
mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain dalam
menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol.
 Double entry
Sering juga disebut sebagai sistem tata buku berpasangan. Menurut
sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali.
Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam
pencatatan tersebut, sisi Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi Kredit
berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan
persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu
untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut
berbentuk sebagai berikut:
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
 Triple entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan
pada buku anggaran. Jadi sementara sistem pencatatan double entry
dijalankan, PPK SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat
transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan
berefek pada sisa anggaran.

7

C. Dasar Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Basis/dasar akuntansi atau suatu sistem pencatatan adalah himpunan dari
standar-standar akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan. Basis-basis tersebut
berkaitan dengan penetapan waktu ( timing ) atas pengukuran yang dilakukan,
terlepas dari sifat pengukuran tersebut. Berbagai basis atau dasar akuntansi atau
sistem pencatatan tersebut antara lain adalah :
 Basis kas
Basis kas ( cash basis ) menetapkan pengukuran atau pencatatan transaksi
ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan
pada kas. Apabila transaksi tersebut belum menimbulkan perubahan pada kas
maka transaksi tersebut tidak dicatat. Contohnya adalah SP2D biaya perjalan
dinas yang diterbitkan pada tanggal 1 Januari 2006 dan diterima oleh
bendahara pngeluaran pada tanggal 5 Februari 2006, maka oleh bendahara
pengeluaran, transaksi tersebut baru dicatat pad tanggal 5 Februari 2006, yaitu
pada saat pertanggungjawaban. Secara akuntansi, pengeluaran tersebut
seharusnya diakui ( dicatat ) pada tanggal 1 Januari 2006 bukan pada saat
pertanggungjawaban.
 Basis akrual
Basis akrual ( acrual basis ) adalah dasar akuntansi yang mengakui
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut
terjadi ( dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar ).
Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam
catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan periode terjadinya.
Untuk contoh di atas, transaksi tersebut akan dicatat pada tanggal 1 Januari
2006 dengan mendebit biaya perjalan dinas dan mengkredit kas sebesar yang
tercantum dalam SP2D tersebut. Basis akrual telah ditetapkan dalam SAP dan
dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 untuk Pemda. Sehingga seluruh
Pemda di Indonesia sudah harus menerapkan mulai tahun 2007.

8

 Basis kas modifikasian
Menurut butir 12 dan 13 lampiran XXIX (Tentang Kebijakan Akuntansi)
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa:
-

Basis atau dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan
dasar akrual

-

Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau
dijurnal) pada saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir
periode dilakukan penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian
dalam periode berjalan meskipun pengeluaran atau penerimaan kas dari
transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisasi.
Jadi penerapan basis akuntansi ini menuntut bendahara pengeluaran

mencatat transaksi dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan
penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.

D. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
Sistem akuntansi keuangan daerah dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus
akuntansi, yaitu tahap-tahap yang terdapat dalam sistem akuntansi, seperti :
1. Analisis transaksi
Untuk dapat memahami yang dimaksud dengan analisis transaksi,
terlebih dahulu akan diulang kembali penjelasan tentang “system (tata buku)
berpasangan” dan “persamaan dasar akuntansi”. Akuntansi menggunakan
sIstem pencatatan berpasangan (double entry system). Sebagai contoh, pemda
mengeluarkan kas untuk membayar sewa garasi. Terhadap transaksi ini,
akuntansi mencatat tidak hanya “pengeluaran kas,” tetapi juga “tujuan
dikeluarkannya” kas tersebut. Analisis transaksi juga tunduk pada sIstem
berpasangan tersebut. Untuk memahami analisis transaksi demikian, kita akan
menggunakan alat bantu “persamaan dasar akuntansi”.
2. Jurnal transaksi
Penjurnalan adalah prosedur pencatatan transaksi keuangan pada buku
jurnal. Jurnal dibedakan menjadi dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis
9

transaksi, sedangkan jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk
mencatat hanya satu jenis transaksi.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang
digunakan dalam akuntansi keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan
kas, buku jurnal pengeluaran kas, dan buku jurnal umum.
3. Posting ke buku besar
Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening
perkiraan/akun. Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah
pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam buku besar
inilah yang disebut dengan posting. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun
2006, pemerintah telah menetapkan format-format jurnal umum, jurnal
penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, buku besar, buku besar pembantu,
dan neraca. Oleh karena itu, semua pemda wajib mengikuti format tersebut.
4. Neraca saldo
Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama satu periode
akuntansi. Prosedur berikutnya adalah penyusunan neraca saldo pada akhir
periode akuntansi. Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo
yang menyertainya. Neraca saldo yang benar menuntut kesamaan keseluruhan
jumlah pendebitan dengan keseluruhan jumlah pengkreditan. Neraca saldo
akan benar jika proses pemindahan transaksi dari jurnal ke rekening juga
benar.
5. Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:
 Melaporkan semua pendapatan yang diperoleh selama periode
akuntansi.
 Melaporkan semua belanja yang terjadi selama periode akuntansi.
 Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian
nilai aktiva pada awal periode telah terpakai selama satu periode
akuntansi yang dilaporkan.

10

 Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca.
Dalam hal ini pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum
dibayar.
6. Neraca saldo setelah penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah
memostingnya ke buku besar, sesuai dengan rekening-rekeningnya. Setelah
posting dilakukan, maka rekening-rekening akan menunjukkan saldonya yang
terbaru. Prosedur akuntansi berikutnya adalah penyusunan neraca saldo
setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah membuat jurnaljurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat
dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening-rekening
setelah baru ini juga dimasukkan dalam neraca saldo setelah penyesuaian.
7. Laporan keuangan
Berdasarkan PasaL 232 dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, laporan
keuangan pemda terdiri atas:
 Laporan realisasi anggaran
 Neraca
 Laporan arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
8. Jurnal penutup
Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap
pertama menutup rekening pendapatan ke rekening ikhtisar surplus defisit atau
surplus/defisit, tahap kedua menutup rekening belanja ke rekening ikhtisar
surplus defisit atau surplus/defisit, dan tahap ketiga menutup rekening ikhtisar
surplus defisit ke rekening ekuitas dana atau R/K Pemda.
9. Neraca saldo setelah tutup buku
Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo
setelah penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah
tutup buku juga berisi ringkasan saldo rekening-rekening, hanya saja saldo
tersebut adalah setelah pembuatan jurnal penutup. Karena proses penutupan
rekening temporer mentransfer saldo rekening-rekening pendapatan dan biaya
ke rekening ekuitas dana, maka dalam neraca saldo setelah tutup buku tidak

11

akan dijumpai rekening-rekening temporer tersebut. Kalaupun ada, saldonya
akan bernilai nol.
Dengan disusunnya neraca saldo setelah tutup buku ini, akan tampak
bahwa rekening-rekening pemda atau satuan kerja sudah siap untuk digunakan
kembali pada periode akuntansi berikutnya. Rekening-rekening nominal sudah
kembali nol, sedangkan rekening-rekening riil menyajikan jumlah yang benarbenar menjadi aset/aktiva, utang, dan ekuitas dana atau rekening koran pemda.

E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006
Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut permendagri nomor 13
tahun 2006 pasal 232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual
atau menggunakan aplikasi komputer.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas
empat prosedur akuntansi, antara lain :
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas (Pasal 241&266 Permendagri
13/2006)
Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan
penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan
secara manual maupun terkomputerisasi.
-

Fungsi terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas
pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD,

12

sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD.
-

Dokumen yang digunakan
a. Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan
pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD.
b. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk
menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat
oleh pengguna anggaran.
c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk
mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang
diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.
d. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan
penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara
penerimaan pada SKPD.
e. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer
penerimaan daerah.
f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukkkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas.

-

Catatan
a. Bukti jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
menggolongkan

semua

transaksi

atau

kejadian

yang

berhubungan dengan penerimaan kas.
b. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau
kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku besar
untuk setiap rekening aset, kewajiban ekuitas dana, pendapatan,
belanja, dan pembiayaan.
c. Buku

besar

pembantu,

merupakan

catatan

yang

diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua
transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar
untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
-

Laporan yang dihasilkan
a. Pada SKPD, terdiri atas:
13

 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
b. Pada SKPKD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
2. prosedur akuntansi pengeluaran kas (Pasal 247&272 Permendagri
13/2006)
Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran
kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual
maupun terkomputerisasi.
-

Fungsi terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD,
sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD.

-

Dokumen yang digunakan
a. Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang
dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
sebagai media atau surat yang menunjukkan tersediannya dana
untuk diserap/direalisasi.
b. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang
dibuat oleh pengguna anggaran untuk mengajukan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan diterbitkan oleh
Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.
c. Kuitansi

pembayaran

dan

bukti

pembayaran

merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.

14

lainnya,

d. SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau
Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah
ditunjuk.
e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer
pengeluaran daerah.
f. Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang
menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas
umum daerah.
-

Catatan
a. Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat, dan
menggolongkan

semua

transaksi

atau

kejadian

yang

berhubungan dengan pengeluaran kas.
b. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau
kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar
untuk

setiap

rekening

aset,

kewajiban,

ekuitas

dana,

pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
c. Buku

besar

pembantu,

merupakan

catatan

yang

diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua
transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar
untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
-

Laporan yang dihasilkan
a. Pada SKPD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
b. Pada SKPKD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
15

3. Prosedur akuntansi aset tetap (Pasal 253&278 Permendagri 13/2006)
Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi
dan/atau kejadian aset tetap pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
-

Fungsi terkait
Fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi aset pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat,
pengurus,

dan

penyimpan

barang.

Sedangkan

pada

SKPKD

dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
-

Dokumen yang digunakan
a. Bukti memorial

-

Laporan yang dihasilkan
a. Pada SKPD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
b. Pada SKPKD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

4. Prosedur akuntansi selain kas (Pasal 259&283 Permendagri 13/2006)
Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi

16

dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang
dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian
yang berupa:
 Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan
pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/
ganti uang/tambahan.
 Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan
dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar.
 Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi
non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung
konsekuensi ekonomi bagi pemda.
 Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap
yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
 Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang
milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan
aset tetap kepada pihak ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian
berupa kas.
 Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang
merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslag)
dengan pihak ketiga.
-

Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada
SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD.
Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD.

-

Dokumen yang digunakan
a. Berita acara penerimaan barang.
b. Surat keputusan penghapusan barang.
c. Surat pengiriman barang.
d. Surat keputusan mutasi barang.
17

e. Berita acara pemusnahan barang.
f. Berita acara serah terima barang.
g. Berita acara penilaian.
h. Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi
dan/atau kejadian keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan
ke jurnal umum.
-

Catatan
a. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi
akuntansi pada SKPKD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak dicatat dalam
jurnal enerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
b. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi
pada SKPKD untuk memposting semua transaksi atau kejadian
selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar untuk setiap
rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
c. Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau
kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap
rekening yang dianggap perlu.

-

Laporan yang dihasilkan
a. Pada SKPD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
b. Pada SKPKD, terdiri atas:
 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
 Neraca
 Laporan Arus Kas
 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan
(double entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga
dengan proses menjurnal. Dalam menjurnal, pencatat harus menjaga persamaan dasar
akuntansi, di mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang.
Unsur yang menyusun persamaan dasar akuntansi adalah elemen-elemen
laporan keuangan. Elemen-elemen tersebut terdiri atas aktiva, utang, ekuitas dana atau
rekening koran pemda, pendapatan, dan belanja. Aktiva/aset adalah sarana (kekayaan)
yang dimiliki entitas. Utang adalah sumber sarana entitas yang berasal dari bukan
milik entitas. Ekuitas dana atau R/K Pemda adalah sumber sarana entitas yang berasal
dari pemilik entitas. Pendapatan adalah bertambahnya aktiva atau penurunan utang
karena aktivitas entitas. Belanja adalah berkurangnya aktiva karena aktivitas entitas.
Persamaan dasar akuntansi menyatakan bahwa aktiva ditambah belanja sama dengan
utang ditambah ekuitas dana atau R/K Pemda dan pendapatan.
Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam
siklus akuntansi tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup
sebelum penyusunan laporan perubahan ekuitas dana (R/K Pemda), laporan aliran
kas, dan neraca dengan tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut.
Sistem Akuntansi Keuangan Pemda berdasarkan Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 merupakan suatu sistem yang secara komprehensif mengatur prosedurprosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas,
dan prosedur akuntansi aset. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam setiap
prosedur tersebut adalah fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, laporan yang
dihasilkan, dan uraian teknis prosedur.
B. Saran dan Kritik
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari sisi penulisan maupun penggunaan bahasa.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik yang dapat membangun motivasi penulis
dalam langkah penyempurnaan makalah ke depannya. Terima kasih.
19

DAFTAR PUSTAKA

http://datakata.wordpress.com/2014/04/01/akuntansi-keuangan-daerah/
https://bambangkesit.files.wordpress.com/2012/03/09-bab-7-akuntansi-pemerintahdaerah.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197708272008011AGUS_WIDARSONO/Materi_Kuliah_Ak._Sektor_Publik/pertemuan_7.pdf
http://www.slideshare.net/alno-arjes/makalah-sistem-akuntansi-pemerintah-daerah?
related=1

20