Dosa Dosa Yang Sering Diabaikan

Daftar isi
Daftar isi ......................................................................................................1
Kata pengantar ............................................................................................2
Bab I pendahuluan .......................................................................................3
A. Latar belakang ........................................................................................3
B. Rumusan masalah ....................................................................................3
C. Tujuan ...................................................................................................3
Bab II Pembahasan .....................................................................................4
A. Pengertian Dosa ....................................................................................4
B. Jenis Jenis Dosa.................................................................................. 5
Bab III Penutup ..........................................................................................20
A. Kesimpulan ............................................................................................20
B. Saran .....................................................................................................21
C. Daftar Pustaka...........................................................................................21
Note ...............................................................................................................22

Tugas PAI

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin.
Segala puji bagi Allah yang telah menolong menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ”Dosa
Yang Sering Di Abaikan” , yang di sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kebiasaan Manusia yang Membuat Dosa
Tanpa Disadari” yang sangat berguna bagi seorang mahasiswa sebagai pelopor
masa depan bangsa. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Casmini ,S.AG , M.Si selaku dosen “pelajaran Agama Islam”
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


Yogyakarta , 05 Okt 2017
Penyusun

Mulya Saputra
112 170 007

Tugas PAI

2

BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Malakah ini di buat supaya pembaca mengetahui sikap , perbuatan , dan
pemikiran yang di larang oleh Allah akan tetapi hal hal tersebut masih saja sering
kita lakukan karna sudah menjadi bupaya atau sudah lumrah di lakukan sehingga
kita memikirkan esensi yang kita dapatkan dari pebuatan yang kita lakukan
tersebut .


I.II RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Dosa ?
2. Apa saja Jenis Jenis yang Termasuk Dosa Yang Sering Dilakukan ?
3. Sebutkan Hadist yang Terdapat Dalam Kitab?

I.III TUJUAN
1.
2.
3.
4.

Mengetahui arti dari dosa
Dapat berperilaku yang baik sesuai ajaran islam
Mengetahui ayat al-quran tentang dosa
Mampu Membedakan perilaku yang baik dan buruk

Tugas PAI

3


BAB II
PEMABAHASAN

ll-1 Pengetian Dosa
Dosa adalah pelanggaran cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama yang
dapat mengakibatkan terputusnya hubungan antara manusia dengan Allah.
Utamanya, dosa disebabkan karena manusia mencintai dirinya sendiri atau hal-hal
lain sedemikian rupa sehingga menjauhkan diri dari cinta terhadap Allah. Dosa
(al-itsm) adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau larangan agama.
Manusia disebut oleh Allah sebagai makhluk yang selalu ingkar (kaffar) dan
berbuat dosa (atsiim). Buktinya, saat ini, orang yang menikmati perbuatan
dosanya semakin banyak.
Manusia juga banyak berbuat zhalim dan suka melampaui batas. "Janganlah para
saksi menyembunyikan persaksian. Dan, siapa pun menyembunyikan persaksian
itu, sesungguhnya, ia adalah orang yang berdosa hatinya" (QS al-Baqarah, 2:
283) "Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zhalim kepada
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat
azab yang pedih" (QS asy-Syura, 42: 42).
“Sesunguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh” (QS. Al-Ahzab, 33:
72).

Lalu, apakah pengertian dosa menurut Rasulullah SAW? Beliau mengartikan dosa
dengan kalimat : al-itsmu maa haaka fi shadrika wa karihta an yaththali'a
'alaihin naas, dosa adalah sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan enggan
diketahui oleh orang lain. Jelas sekali, dosa itu perbuatan yang bertentangan
dengan hati nurani. Tindakan yang bertentangan dengan hati nurani itu biasa
disebut maksiat

Tugas PAI

4

II:II Jenis Jenis Dosa Yang Sering Dilakukan Tapi Dianggap Biasa

1. Syirik kepada Allah
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya. Syirik merupakan
dosa besar yang paling besar, kemungkaran yang paling mungkar bahkan Allah I
mengancam tidak akan mengampuni dosa syirik (apabila seseorang tersebut mati
dalam keadaan berbuat syirik) dan akan mengampuni dosa selainnya bagi siapa
yang dikehendaki, Allah I berfirman:
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni

segala dosa selain dari (Syirik) itu, bagi siapa yang dikendaki (Q.S. An-Nisa : 48)
danPerbuatan syirik merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah
bersabda “maukah akumerupakan dosa yang paling besar, Rasullullah kabarkan
kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar (beliau mengulangnya 3x),
mereka (sahabat) berkata: “Ya, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda
“menyekutukan Allah (Syirik)” (Mutafaq Alaih)
Namun sebagian kaum muslimin, membiasakan dan membudayakan serta
menganggapnya sebagai ibadah, perbuatan tersebut seperti : meminta kepada ahli
kubur (penghuni kuburan yang dianggap wali), bernadzar untuk selain Allah I,
mengharapkan berkah dari pohon, batu dan sejenisnya, meminta perlindungan
kepada selain Allah I, Istigatsah atau berdoa kepada selain Allah I, menggunakan
zimat-zimat dengan anggapan bahwa zimat tersebut dapat menolak bahaya,
meminta kepada dukun dan lain-lain yang semua ini telah diharamkan dalam
Islam. Maka dari itu kami mewasiatkan kepada kaum muslimin agar berhati-hati
terhadap perbuatan tersebut tetapi apabila kita telah terjerumus dalam perbuatan
syirik maka, harus segera untuk bertaubat kepada Allah I dan memohon ampun
kepada-Nya
2. Riya’ dalam ibadah
Riya adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia agar mereka
memuji pelakunya, seperti memperindah sholat, menceritakan tentang amal-amal

yang pernah dilakukannya dengan maksud agar orang yang mendengarnya
memujinya.
Perbuatan riya’ adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bahkan perbuatan tersebut termasuk salah satu perbuatan syirik (syirik kecil) yang

Tugas PAI

5

dapat menghapus semua amal kebaikan yang disertai riya’ tersebut. Allah I
berfirman:
“Dan apabila mereka hendak sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya’ (dengan sholat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut nama Allah kecuali hanya sedikit sekali (Q.S. An-Nisa : 142).
Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan dari Abu Sa’id secara marfu’, bahwa
Rasulullah r bersabda “Maukah aku beritahukan kalian tentang sesuatu yang
menurutku lebih aku khawatirkan bagi kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal. Para
Sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah, Beliau bersabda, “syirik tersembunyi
(Riya), yaitu ketika sesorang berdiri melakukan sholat, dia perindah sholatnya itu
karena ada orang lain yang melihatnya” (H.R. Ahmad).

Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam shahihnya dari Mahmud bin Labid. Ia
berkata bahwa Rasulullah r keluar lalu bersabda “wahai orang-orang! Jauhilah
olehmu syirik tersembunyi” Para sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Apa syirik
tersembunyi itu? Beliau bersabda “Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang
berdiri melalukan sholat, dia perindah sholatnya itu karena mengetahui ada orang
lain yang memperhatikannya, itulah syirik tersebunyi.
3. Thiyarah
Thiyarah adalah merasa bernasib sial atau meramal nasib baik atau buruk karena
melihat burung, binatang lainnya atau apa saja. Allah I berfirman:
”Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata “ini
adalah karena (usaha) kami” dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka
lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang besertanya (Q.S.
dianggap perbuatanAl-A’raaf :131). Perbuatan tersebut oleh Nabi syirik yang
dapat mengurangi kesempurnaan tauhid dan ini merupakan dosa bersabda “
Thiyarah adalah syirik (H.R. Ahmad,besar, Rasulullah 1/389, lihat Shahihul
Jami’ no. 3955).
Orang yang sudah terjerumus dalam melakukan hal tersebut diatas, hendaklah
membayar kafarat sebagaimana yang dituntunkan oleh Nabir, Abdullah bin Amar
berkata, Rasulullah r bersabda :“Barangsiapa yang percaya dengan thiyarahnya
sehingga ia mengurungkan hajatnya (yang hendak dilakukan) maka dia telah

melakukan perbuatan syirik” mereka bertanya “wahai bersabda,Rasulullah, apa
kafarat (tebusan) dari padanya? “Beliau “Hendaknya salah seorang dari mereka
mengatakan, “Ya Allah tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada
kesialan kecuali kesialan dari Engkau dan tidak ada sembahan yang hak selain
Engkau” (H.R. Ahmad 2/220, As-Silsilah Ash-Shahihah no. 1065).

Tugas PAI

6

4. Bersumpah dengan nama selain Allah
Sumpah adalah salah satu bentuk penganggungan, karenanya . Dalam sebuah
haditstidak layak diberikan melainkan hanya kepada Allah marfu’ dari ibnu Umar
diriwayatkan: “Ketahuilah, sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah
dengan nama nenek moyangmu. Barangsiapa bersumpah hendaknya ia bersumpah
dengan nama Allah atau diam” (H.R. Bukhari).
Oleh karena itu tidak dibenarkan seseorang untuk bersumpah dengan nama selain
nama Allah, misalnya bersumpah dengan kemuliaan Nabi, para wali, nenek
moyang, demi ka’bah, dan lain-lain, semua hal tersebut adalah haram, tetapi Allah
telah memberikan solusi melalui rasul-Nya, apabila seseorang terjerumus

melakukan sumpah tersebut, maka membayar kafarat yaitu dengan membaca Laa
Ilaaha Illallah, sebagaiman tersebut dalam hadits shahih: “Barangsiapa
bersumpah, kemudian dalam sumpahnya ia berkata demi Lata dan ‘Uzza, maka
hendaknya ia mengucapkan “Laa Ilaaha Illallah” (H.R. Bukhari).
5. Duduk bersama Orang-Orang Munafik atau Fasik untuk beramah tamah
Banyak diantara kaum muslimin sadar atau tidak sadar sengaja bergaul dengan
sebagian orang fasik dan ahli maksiat, bahkan mungkin juga bergaul dengan
orang yang menghina atau melencehkan syariat Islam (orang kafir dan munafiq).
Tidak diragukan lagi, perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang diharamkan,
sebagaiman Allah I berfirman:
“Dan apabila kamu melihat orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat
Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan yang lain. Dan
jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk
bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu) (Q.S. AlAn’am : 68)
6. Tidak tuma’ninah dalam sholat
Tuma’ninah adalah diam beberapa saat sehingga tenang anggota badan. Para
ulama memberi batasan sekedar waktu yang diperlukan untuk membaca tasbih.
Misalnya dengan tidak meluruskan punggung saat ruku’ dan sujud, tidak tegak
ketika bangkit dari ruku’ dan sujud, semuanya merupakan kebiasaan yang sering
dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, apabila seseorang melakukan hal

tersebut maka tidak sah sholatnya, Rasulullah r bersabda: “Tidak sah sholat
seorang, sehingga ia meluruskan punggungnya ketika ruku’ dan sujud” (H.R. Abu
Daud 1/533, lihat Shahihul Jami’ hadits no. 7224). menggabarkan diantara
kejahatan pencuri yang paling besarRasullulah adalah mencuri dalam sholat
sebagaimana sabdanya :“Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam
sholatnya” mereka (Sahabat) bertanya “ bagaimana ia mencuri dari sholatnya?
Tugas PAI

7

Beliau menjawab “tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya” (H.R. Ahmad,
5/310 dan lihat Shahihul Jami’ hadits no. 997). Tak diragukan lagi, ini suatu
kemungkaran, yang pelakunya harus dinasehati dan diperingatkan akan ancaman
Allah dalam melakukan hal tersebut.
7. Mendahului Imam secara sengaja dalam sholat.
Dalam sholat berjamaah sadar atau tidak sadar, banyak orang yang mendahului
imam baik dalam hal ruku’, sujud bahkan mendahului imam dalam salam,
perbuatan ini dianggap remeh oleh sebagian besar umat Islam, oleh karena itu
Rasulullah r mengingatkan dengan ancaman yang keras sebagaimana sabdanya:
“Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, akan dirubah
oleh Allah kepalanya menjadi kepala keledai” (H.R. Muslim).
Para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak mendahului Nabi r. Salah
seorang sahabat bernama Al-Barra’ bin Azib berkata: “Sungguh mereka (para
sahabat) sholat dibelakang Nabi r, maka jika beliau turun sujud, saya tidak
pernah melihat salah seorangpun yang membungkukkan punggungnya, sehingga
meletakkan keningnya diatas tanah, lalu orang yang adaRasulullah
dibelakangnya bersimpuh sujud (bersamaan) (H.R. Muslim), dan ketika mulai
uzur (lanjut usia) dan gerakannya tampak pelan,Rasulullah tetap mengingatkan
orang-orang yang sholat dibelakangnya denganbeliau sabdanya “Wahai
sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka janganlah kalian
mendahuluiku dalam ruku’ dan sujud (H.R. Al-Baihaqi 2/93 dan dihasankan oleh
al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil, 2/290)
8. Masuk masjid sehabis makan bawang merah, bawang putih atau sesuatu
yang berbau tak sedap
Barangsiapa yang memakan bawang merah atau bawang putih yang mentah atau
sesuatu yang mendatangkan bau yang dapat mengganggu konsentrasi orang sholat
maka hendaklah jangan datang ke masjid dan diam dirumahnya itulah yang lebih
baik baginya kecuali bersabda “barangsiapa makanapabila telah hilang baunya.
Rasulullah bawang putih atau bawang merah hendaklah ia menjauhi kami. Dalam
riwayat lain disebutkan, hendaknya ia menjauhi masjid kami dan diam di
rumahnya (H.R. Bukhari lihat Fathul Bari, 2/339). Dalam riwayat Imam Muslim
disebutkan, Suatu ketika, Umar bin Khatab berhutbah jum’at dalam hutbahnya ia
berkata “…kemudian kalian wahai manusia, memakan dua pohon yang aku tidak
memandangnya, kecuali dua hal yang buruk (baunya) yaitu apabilabawang
merah dan bawang putih, sungguh aku melihat Rasululah mendapatkan bau
keduanya dari seseorang di dalam masjid, beliau memerintahkan orang tesebut
Tugas PAI

8

keluar ke padang luas. Karena itu, barangsiapa memakannya hendaknnya
mematikan bau keduanya dengan memasaknya (H.R. Muslim, 1/396).
Termasuk dalam hal ini adalah mereka yang langsung ke dalam masjid usai
bekerja, lalu ketiak dan kaos kakinya menebarkan bau tak sedap, dan lebih buruk
dari itu adalah orang-orang yang membiasakan merokok yang hukumnya telah
diharamkan oleh kebanyakan ulama kemudian mereka masuk ke masjid dan
menebarkan bau yang mengganggu hamba Allah I yang lainnya, bahkan sebagian
dari mereka tanpa merasa malu dan berdosa merokok di dalam masjid
9. Jabat tangan dengan wanita yang bukan mahram
Pada zaman sekarang jabat tangan antara laki-laki dan perempuan hampir sudah
merupakan tradisi, bahkan diangap sebagai sesuatu yang lumrah. Kalau mereka
melihat dengan jernih persoalan tersebut menurut syara’ tentu mereka tidak akan
melakukannya, Rasulullah r bersabda “Sungguh ditusukkan kepala salah seorang
dari kalian dengan jarum dari besi lebih baik baginya dari pada ia menyentuh
wanita yang tidak halal” (H.R. Ath-Tabrani lihat Shahihul jami’ hadits no. 4921).
Tak diragukan lagi bahwa perbuatan semacam itu termasuk zina tangan, “Kedua
mata berzina, keduasebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah tangan
berzina, kedua kaki berzina dan kemaluanpun berzina” (H.R. Ahmad, 1/412,
Shahihul Jami’ hadits no. 4126). Dan adakah orang yang hatinya lebih bersih dari
Rasulullah r karena beliau r sendiri tidak pernah menyentuh tangan wanita
sebagaimana salah satu hadits dari ‘Aisyah ra dia berkata “Dan demi Allah,
sungguh tangan Rasulullah r tidak (pernah) menyentuh tangan perempuan sama
sekali (selain mahramnya-red), tetapi Beliau membai’at mereka dengan
perkataan” (H.R. Muslim, 3/1489).
10. Sumber Kerusakan
Dalam Al-Qur’an Allah swt. menjelaskan bahwa kerusakan di laut dan di darat
adalah karena ulah manusia. Benar, ulah manusia yang tidak bertanggung jawab
akan menyebabkan kerusakan-kerusakan. Allah swt. sebenarnya telah mengatur
alam ini dengan sangat rapi. Dalam surah Al-Mulk, Allah menantang manusia
agar mencari bukti jika memang Allah pernah main-main dalam penciptaan langit.
Lalu Allah memastikan bahwa cacat dan kekuarangan tidak mungkin ditemukan.
Dari sini jelas bahwa tidak mungkin terjadi kerusakan di muka bumi kecuali
penyebabnya adalah ulah manusia.
Inilah rahasia mengapa tema pokok Al-Qur’an adalah manusia. Allah swt. selalu
memanggil manusia dengan berbagai redaksi: kadang dengan panggilan secara
umum seperti yaa ayyuhannaas (wahai manusia), kadang lebih khusus seperti: ya

Tugas PAI

9

ayyuhall dzaiina aamanuu (wahai orang-orang yang beriman) dan lain sebaginya.
Ini semua menunjukkan bahwa manusia merupakan tema sentral Al-Qur’an.
Bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an untuk membina manusia supaya berbuat
baik. Supaya jauhi kedzaliman dan penyimpangan. Dalam rangka ini ajakan Allah
kepada manusia bisa diringkas dalam beberpa hal berikut:
Pertama, ajakan kepada ibadah kepada Allah. Dalam surah Al-Baqarah:20, Allah
memangil agar manusia beribadah hanya kepada Allah. Ibadah artinya tunduk dan
patuh secara total kepada Allah. Bukan hanya tunduk secara ritual melainkan juga
tunduk secara sosial. Sayangnya makna ibadah ini selalu dipersempit kepada
wilayah ritual saja. Sehingga kita menyaksikan banyak orang Islam rajin
beribadah, tetapi secara sosial bertindak dzalim dan mengambil hak orang lain.
Berapa banyak orang yang telah melaksanakan ibadah haji sementara di saat yang
sama mereka rajin korupsi. Berapa banyak orang yang setiap hari melaksanakan
shalat, namun berzina menjadi kebiasaan. Ini adalah bukti nyata bahwa panggilan
ibadah yang Allah ulang-ulang dalam Al-Qur’an, ternyata tidak dipahami secara
komprehnsif. Akibatnya kerusakan demi kerusakan baik pada wilayah moral
maupun pada dataran sosial tidak bisa dihindari.
Kedua, ajakan supaya jangan ikut syetan. Dalam surah Yasin Allah berfirman:
“Bukankah Aku telah berjanji kepadamu wahai anak Adam agar jangan tunduk
kepada Syetan, sesungguhnya ia adalah musuhmu yang nyata.” Allah Sang
Pencipta Maha Tahu bahwa tidak ada syetan yang baik. Bahwa setiap ajakan
syetan pasti mengarah kepada kerusakan. Namun ajakan ini seringkali diabaikan.
Sungguh tak bisa dipungkiri bahwa hari demi hari manusia pengikut syetan
semakin banyak. Bahwa bila disensus jumlah pengikut syetan lebih banyak dari
jumlah pengikut Allah. Bila demikian kenyataannya maka kerusakan tidak akan
bisa dibendung. Dari sini jelas, bahwa kerusakan yang terjadi di tengah manusia
adalah karena manusia sendiri tidak mau jujur patuh kepada Allah, melainkan
hanya basa-basi mengaku beriman kepada-Nya, sementara di saat yang sama
syetan tetap dijadikan pemimpinnya.
Ketiga, ajakan agar kendalikan nafsu. Dalam surah An-Nazi’at Allah swt.
menjelaskan bahwa jalan ke surga adalah jujur takut kepada Allah dan
bersungguh-sungguh kendalikan nafsu. Dan kita semua tahu bahwa kerusakan di
muka bumi adalah karena banyak manusia tunduk di bawah kendali nafsunya.
Akibatnya kita menyaksikan kebinatangan meraja lela. Dengan menyebarnya
kebinatangan ini, kemanusiaan tersingkirkan. Bila bencana kebinatangan ini
menimpa para pemimpin suatu bangsa, maka tidak mustahil yang menjadi korban
adalah rakyat. Karena itu, ibadah mengendalikan nafsu dalam Islam sangat
penting. Bahkan di antara rukun Islam adalah ibadah puasa yang intinya
kendalikan nafsi. Sungguh suatu keniscayaan bahwa ibadah kendalikan nafsu ini
diteladani pertama kali oleh para pemimpin. Suatu langkah yang selama ini hanya
harapan dan belum tercapai. Itulah rahasia terjadinya kerusakan yang tidak pernah
selesai. Wallahu a’lam bisshawab.

Tugas PAI

10

11.isbal
Di antara hal yang sering dianggap remeh oleh manusia, sedangkan dalam
pandangan Allah Subhanahu wata’ala merupakan masalah besar adalah soal isbal,
yaitu menurunkan atau memanjangkan pakaian hingga di bawah mata kaki.
Sebagian ada yang pakaiannya hingga menyentuh tanah, sebagian ada yang
sampai menyapu debu yang ada di belakangnya.
Abu Dzar radhiallahu’anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu’alaihi wassalam bersabda:
“Tiga (golongan manusia) yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari
kiamat, tidak pula dilihat dan disucikan serta bagi mereka siksa yang pedih. Yaitu;
musbil (orang yang memanjangkan pakaiannya hingga di bawah mata kaki),
dalam sebuah riwayat dikatakan: “Musbil kainnya. Lalu (kedua) mannan. Dalam
riwayat lain dikatakan: Yaitu orang-orang yang tidak memberi sesuatu kecuali ia
mengungkit-ungkitnya. Dan (ketiga) orang yang melariskan dagangannya dengan
sumpah palsu”. (Hadits riwayat Muslim; 1/ 102.)
Orang yang berdalih:”Saya melakukan isbal tidak dengan disertai niat takabbur
(sombong)”. Padahal sebenarnya ia hanya ingin membela diri yang tidak pada
tempatnya. Ancaman untuk musbil adalah mutlak dan umum, baik dengan maksud
takabbur atau tidak. Sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi wassalam :
“Kain (yang memanjang) di bawah mata kaki, tempatnya adalah di neraka”.
(Hadits riwayat Ahmad; 6/ 254, Shahihul Jami’;5571)
Jika seseorang melakukan isbal dengan niat takabbur, maka siksanya akan lebih
keras dan berat, yaitu termasuk dalam sabda Nabi Shallallahu’alaihi wassalam :
“Barang siapa menarik bajunya dengan takabbur, niscaya Allah tidak akan
melihatnya pada hari kiamat”. (Hadits riwayat Bukhari; 3/ 465)
Sebab dengan begitu ia telah melakukan dua hal yang diharamkan sekaligus,
yakni isbal dan takabbur.
Isbal diharamkan dalam semua pakaian, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi wassalam yang diriwayatkan Ibnu Umar radhiallahu’anhu :
“Isbal itu dalam kain (sarung), gamis (baju panjang) dan sorban. Barang siapa
yang menarik daripadanya dengan sombong, maka Allah tidak akan melihatnya
pada hari kiamat” (Hadits riwayat Abu Daud; 4/ 353, Shahihul Jami’; 2770.)

Tugas PAI

11

Adapun wanita, mereka diperbolehkan menurunkan pakainnya sebatas satu
jengkal atau sehasta untuk menutupi kedua telapak kakinya, sebab ditakutkan
akan tersingkap oleh angin atau lainnya. Tetapi tidak dibolehkan melebihi yang
wajarseperti umumnya busana pengantin yang panjangnya di tanah hingga
beberapa meter, bahkan mungkin kainnya harus ada yang membawakan dari
belakangnya.
12. Meminta-minta Di Saat Kecukupan
Sahl bin Handzhaliyah radhiallahu’anhu meriwayatkan, bersabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi wassalam :
“Barang siapa meminta-minta sedang ia dalam keadaan berkecukupan, sungguh
orang itu telah memperbanyak (untuk dirinya) bara api Jahannam”. Mereka
bertanya: “Apakah (batasan) cukup sehingga (seseorang) tidak boleh memintaminta? Beliau menjawab: “Yaitu sebatas (cukup untuk) makan pada siang dan
malam hari”. (Hadits riwayat Abu Daud; 2/ 281, Shahihul Jami’;6280)
Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu meriwayatkan, bersabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi wassalam:
“Barang siapa meminta-minta sedang ia dalam kecukupan, maka pada hari kiamat
ia akan datang dengan wajah penuh bekas cakaran dan garukan”. (Hadits riwayat
Ahmad; 1/ 388, Shahihul Jami’; 6255. Dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu disebutkan: “Barang siapa meminta-minta harta manusia agar
dapat mengumpulkan harta banyak-banyak, sungguh ia telah meminta bara api,
maka silahkan ia mengurangi atau memperbanyak”. Bin Baz)
Diantara pengemis ada yang berderet di depan pintu masjid, mereka
menghentikan dzikir para hamba Allah Subhanahu wata’ala yang menuju atau
pulang dari masjid dengan ratapan yang dibuat sesedih mungkin. Sebagian lain
memakai modus agak berbeda, membawa dokumen dan berbagai surat palsu
disertai blangko isian sumbangan. Ketika ia menghadapi mangsanya, ia mengadaadakan cerita sehingga berhasil mengelabui dan memperoleh uang.
Bagi keluarga tertentu, mengemis bahkan telah menjadi suatu profesi. Mereka
membagi-bagi tugas di antara keluarganya pada beberapa masjid yang ditunjuk.
Pada saatnya, mereka berkumpul untuk menghitung penghasilan. Dan
demikianlah, setiap masjid mereka jelajah. Padahal tak jarang mereka itu dalam
kondisi cukup mampu dan sungguh Allah Subhanahu wata’ala Maha Mengetahui
kondisi mereka, dan bila mereka mati barulah terlihat warisannya.
Padahal sebetulnya masih banyak orang yang lebih membutuhkan, tetapi orang
yang tidak tahu mengira mereka orang-orang mampu. Sebab mereka menahan diri
dari meminta-minta, meskipun tuntutan kebutuhan sangat menjerat.

Tugas PAI

12

13. Menolongok Rumah Orang Lain Tanpa Izin
Allah Subhanallahu wata’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya”. (Q.S;
An Nur: 27).
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam menegaskan, alasan diharuskannya
meminta izin adalah karena dikhawatirkan orang yang masuk akan melihat aurat
yang ada di rumah. Beliau Shallallahu’alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya diberlakukannya meminta izin (ketika masuk rumah orang lain)
adalah untuk (menjaga) penglihatan” . (Hadits riwayat Bukhari, lihat Fathul Bari ;
11/ 24)
Pada saat ini, dengan berdesakannya bangunan dan saling berdempetnya gedunggedung serta saling berhadap-hadapannya antara pintu dengan pintu dan jendela
dengan jendela, menjadikan kemungkinan saling mengetahui isi rumah tetangga
orang lain kian besar.
Ironisnya, banyak yang tak mau menundukkan pandangannya, malah yang terjadi
terkadang dengan sengaja, mereka yang tinggal di gedung yang lebih tinggi,
dengan leluasa memandangi lewat jendela mereka ke rumah-rumah tetangganya
yang lebih rendah.
Ini adalah salah satu pengkhianatan dan pemerkosaan terhadap hak- hak tetangga,
sekaligus sarana menuju yang diharamkan, karena perbuatan tersebut, banyak
kemudian menjadi bencana dan fitnah.
Dan disebabkan oleh bahayanya akibat tindakan ini, sehingga syari’at Islam
membolehkan mencolok mata orang yang suka melongok dan melihat isi rumah
orang lain.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam bersabda:
“Barang siapa melongok rumah suatu kaum dengan tanpa izin mereka, maka halal
bagi mereka mencolok mata orang tersebut”. (Hadits riwayat Muslim; 3/ 1699.)
Dalam riwayat lain dikatakan:
“ … Kemudian mereka mencolok matanya, maka tidak ada diyat (ganti rugi)
untuknya, juga tidak ada qishash baginya”. (Hadits riwayat Ahmad; 2/ 385,
Shahihul Jami’; 6022)
14. Wanita Keluar Rumah Dengan Memakai Parfum
Tugas PAI

13

Inilah kebiasaan yang menjadi fenomena umum di kalangan wanita. Keluar rumah
dengan menggunakan parfum yang wanginya menjelajahi segala ruang. Sesuatu
yang menjadikan laki-laki lebih tergoda karena umpan wewangian yang
menghampirinya. Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam amat keras
mamperingatkan masalah tersebut. Beliau Shallallahu’alaihi wassalam bersabda:
“Perempuan manapun yang menggunakan parfum, kemudian melewati suatu
kaum agar mereka mencium bau wanginya, maka dia adalah seorang pezina”.
(Hadits riwayat Ahmad; 4/ 418, Shahihul Jami’; 105)
Sebagian wanita melalaikan dan meremehkan masalah ini, sehingga dengan
sembarangan mereka memakai parfum. Tak peduli di sampingnya ada sopir,
pedagang, satpam, atau orang lain yang tak mustahil akan tergoda.
Dalam masalah ini, syari’at Islam amat keras. Perempuan yang telah terlanjur
memakai parfum, jika hendak keluar rumah ia diwajibkan mandi terlebih dahulu
seperti mandi janabat, meskipun tujuan keluarnya ke masjid.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam bersabda:
“Perempuan manapun yang memakai parfum, kemudian keluar ke masjid,
(dengan tujuan) agar wanginya tercium orang lain, maka shalatnya tidak diterima
sehingga ia mandi sebagaimana mandi jinabat”. (Hadits riwayat Ahmad; 2/ 444,
Shahihul Jami’; 2073)
Setelah berbagai peringatan kita sampaikan, akhirnya kita hanya bisa mengadu
kepada Allah Subhanahu wata’ala tentang para wanita yang memakai parfum
dalam pesta dan berbagai pertemuan yang diselenggarakan.
Bahkan parfum yang wanginya menyengat hidung itu tak saja digunakan dalam
waktu-waktu khusus, tetapi mereka gunakan di pasar-pasar, di kendaraankendaraan, dan di pertemuan-pertemuan umum, hingga di masjid-masjid pada
malam-malam bulan suci Ramadhan.
Syari’at Islam memberikan batasan, bahwa parfum wanita muslimah adalah yang
tampak warnanya dan tidak keras semerbak wanginya.
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wata’ala, semoga Dia tidak murka
kepada kita, dan semoga Dia tidak menghukum orang-orang shaleh baik laki-laki
maupun perempuan, dengan sebab dosa orang-orang yang jahil (bodoh), dan
semoga Dia menunjuki kita semua ke jalan yang lurus.
15.Banyak Melakukan Gerakan Sia Sia Dalam Shalat

Tugas PAI

14

Sebagian umat Islam hampir tak terelakkan dari bencana ini, yakni melakukan
gerakan yang tak ada gunanya dalam shalat. Mereka tidak mematuhi perintah
Allah Subhanahu wata’ala dalam firman-Nya:
”Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu)dengan khusyu’”. (Q.S; Al Baqarah:
238).
Juga tidak memahami firman Allah Subhanahu wata’ala:
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang
khusyu’ dalam Shalatnya”. (Q.S; Al Muiminuun: 1-2).
Suatu saat Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam ditanya tentang hukum
meratakan tanah ketika sujud.
Beliau Shallallahu’alaihi wassalam menjawab:
”Janganlah engkau mengusap sedangkan engkau dalam keadaan shalat, jika
(terpaksa) harus melakukannya maka (cukup ) sekali meratakan kerikil”.[1]
Para ulama menyebutkan, bahwasanya banyak gerakan secara berturut-turut
tanpa dibutuhkan dapat membatalkan shalat. Apalagi jika yang dilakukan tidak
ada gunanya dalam shalat.
Berdiri di hadapan Allah Subhanahu wata’ala sambil melihat jam tangan,
membetulkan pakaian, memasukkan jari ke dalam hidung, melempar pandangan
ke kiri, kanan, atau ke atas langit. Ia tidak takut kalau-kalau Allah Subhanahu
wata’ala mencabut penglihatannya, atau syaitan melalaikannya dari ibadah shalat.
16. Penolakan istri Terhadap Ajakan Suami
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda :
“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur (untuk melakukan senggama) ia
menolak, sehingga suami marah atasnya maka Malaikat malaknat perempuan itu hingga
datang pagi”
(HR Al Bukhari).
Manakala terjadi perselisian dengan suami, banyak perempuan yang menghukum
suaminya (menurut dugaannya) dengan menolak melakukan hubungan suami istri.
Padahal perbuatan semacam itu bisa mendatangkan masalah yang lebih besar. Misalnya
terperosoknya suami pada perbuatan yang haram. Bahkan masalahnya bisa menjadi
berbalik sehingga bisa lebih menyusahkan istri; misalnya suami berusaha menikahi
perempuan lain.
Karena itu manakala suami memanggil, hendaknya sang istri memenuhi ajakannya.
Realisasi dari sabda Rasulullah saw :

Tugas PAI

15

“Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur hendaknya ia memenuhi
panggilannya, meskipun itu berada di atas sekedup (sesuatu yang diletakkan di atas
punggung onta. Digunakan oleh penunggangnya sebagai tempat duduk, berlindung diri
dan berteduh).”
(lihat zawaidul Bazzar, 2/181, dalam shahihul jami’, hadits no : 547).
Meski begitu, hendaknya sang suami memperhatikan kondisi istrinya. Misalnya apakah
sang istri dalam keadaan sakit, hamil, atau dirundung kesedihan, sehingga tak terjadi
perpecahan dan keharmonisan rumah tangga tetap terjaga.

17. Permintaan Agar Ditalak Suami Tanpa Sebab Yang Diperbolehkan
Syara’.
Ketika terjadi percekcokan dengan suami, banyak di antara para istri yang langsung
mengambil jalan pintas, yaitu minta cerai. Ada juga perceraian itu disebabkan sang suami
tak mampu memberi nafkah seperti yang diinginkan istri.
Padahal, terkadang keputusan itu di ambil hanya pengaruh dari sebagian keluarganya atau
tetangga yang memang hendak merusak keluarga orang lain. Bahkan tak jarang yang
menantang sang suami dengan kata-kata yang menegangkan urat leher. Misalnya, “kalau
kamu memang laki-laki, ceraikan saya !!”
Semua mengetahui, talak melahirkan banyak kerugian besar antara lain terputusnya tali
keluarga, lepasnya kendali anak dan terkadang disudahi dengan menyesal pada saat
penyesalan tak lagi berguna dan sebagainya.
Dengan akibat-akibat seperti disebutkan di atas, menjadi nyatalah hikmat syariat
mengharamkan perbuatan tersebut, dalam sebuah hadits marfu, riwayat Tsauban ra
disebutkan :
“siapa saja wanita yang minta diceraikan suaminya tanpa alasan yang dibolehkan maka
haram baginya bau surga”
(HR Ahmad: 5/277, dalam shahihul jami’ :2703)
Hadits marfu’ lain riwayat Uqbah bin Amir ra menyebutkan :
“Sesungguhnya wanita-wanita yang melepaskan dirinya dan memberikan harta kepada
suaminya agar diceraikan, mereka adalah orang-orang munafik”
(HR Thabrani)
Adapun jika memang ada sebab-sebab yang dibolehkan menurut syara’, seperti suaminya
suka meninggalkan shalat, suka minum-minuman keras dan narkotika, atau memaksa
istrinya berbuat haram, suka menyiksanya dan menolak memberikan hak-hak istri, tidak
mau lagi mendengar nasihat dan tak berguna lagi upaya ishlah (perbaikan) maka tidak
mengapa bagi sang istri meminta cerai sehingga ia tetap dapat memelihara diri dan
agamanya.
18. Menyambung rambut palsu

Tugas PAI

16

Seorang perempuan diharamkan untuk menyambut rambutnya dengan rambut
yang najis atau dengan rambut manusia. Ketentuan ini bersifat umum untuk
perempuan yang sudah bersuami ataukah belum baik seizin suami ataukah tanpa
izinnya.
Namun ulama-ulama mazhab hanafi hanya berpendapat makruhnya hal tersebut.
Pendapat beliau-beliau jelas keliru mengingat hadits berikut ini.
‫عصن الن لةصبصلى – صلى الله عليه وسلم – ةقاةل » ل ةةعةن الل ل ةهه ال لةواصصل ةةة‬
‫علن أ ةصبى ههةري لةرةة – رضى الله عنه – ة‬
‫ة‬
‫ ةوال لةواصشةمةة ةوال لهملستةلوصشةمةة‬، ‫» ةوال لهملستةلوصصل ةةة‬
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat
perempuan yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta agar
rambutnya disambung, perempuan yang mentato dan perempuan yang meminta
agar ditato”(HR Bukhari no 5589).
Adanya laknat untuk suatu amal itu menunjukkan bahwa amal tersebut
hukumnya adalah haram. Alasan diharamkannya hal ini adalah adanya unsur
penipuan disebabkan merubah ciptaan Allah. Hal ini juga dikarenakan haramnya
memanfaatkan rambut manusia karena terhormatnya manusia. Pada asalnya
potongan rambut manusia itu sebaiknya dipendam.
‫علن أ ةلسةماةء صبن ل ص‬
‫ت صإةلى ةرهسوصل الل ل ةصه – صلى الله عليه وسلم‬
‫ت أ ةصبى بةك لرر – رضى الله عنهما – أ ة لةن المةرأ ةةة ةجاةء ل‬
‫ة‬
‫ة‬
‫ص‬
‫ ةوةزلوهجةها ي ةلستةصحثلهصنى صبةها أ ةةفأ ةصصهل ةرأ لةسةها‬، ‫ ث هلمة أ ةةصابةةها ةشك لةوى ةفتةةم لةرةق ةرأ لهسةها‬، ‫ت ابلن ةصتى‬
‫ح‬
‫ك‬
‫ن‬
‫أ‬
‫نى‬
‫إ‬
‫ت‬
‫ل‬
‫قا‬
‫ف‬

‫ة‬
‫ة‬
‫ة‬
‫ة ل صل ل ل ه‬
‫ب ةرهسوهل الل ل ةصه – صلى الله عليه وسلم – ال لةواصصل ةةة ةوال لهملستةلوصصل ةةة‬
‫ةفةس ل ة‬
Dari Asma’ binti Abi Bakr, ada seorang perempuan yang menghadap Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Telah kunikahkan anak gadisku
setelah itu dia sakit sehingga semua rambut kepalanya rontok dan suaminya
memintaku segera mempertemukannya dengan anak gadisku, apakah aku boleh
menyambung rambut kepalanya. Rasulullah lantas melaknat perempuan yang
menyambung rambut dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung”
(HR Bukhari no 5591 dan Muslim no 2122).
‫ ةفتةةناةوةل هق ل ةصةة صملن‬، ‫عةلى ال لصمن لبةصر‬
‫عاةم ةح ل ةج ة‬
‫ ة‬، ‫عبلصد ال لةرلحةمصن أ ةن ل ةهه ةسصمةع همةعاصوي ةةة بلةن أ ةصبى هسلفةياةن‬
‫علن هحةمي لصد بلصن ة‬
‫ة‬
‫ة‬
‫ة‬
‫ت الن لةصب ل ةى – صلى الله عليه‬
‫ أي لةن ه‬، ‫ت صفى ي ةةدلى ةحةرصسرلى ةفةقاةل ةيا ألهةل ال لةمصدين ةصة‬
‫عل ةةماهؤك هلم ةسصملع ه‬
‫ةشةعرر ةوةكان ة ل‬
‫خةذةها صنةساهؤههلم‬
‫ت بةهنو صإلسةراصئيةل صحيةن اتل ة ة‬
‫ ةوي ةهقوهل » صإن ل ةةما ةهل ةك ة ل‬، ‫علن صمثلصل ةهصذصه‬
‫ » وسلم – ي ةن لةهى ة‬.
Dari Humaid bin Abdirrahman, dia mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan saat
musim haji di atas mimbar lalu mengambil sepotong rambut yang sebelumnya ada
di tangan pengawalnya lantas berkata, “Wahai penduduk Madinah di manakah
ulama kalian aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
melarang benda semisal ini dan beliau bersabda, ‘Bani Israil binasa hanyalah
ketika perempuan-perempuan mereka memakai ini (yaitu menyambung rambut’
(HR Bukhari no 3281 dan Muslim no 2127).

Tugas PAI

17

Ringkasnya sebagaimana yang dikatakan oleh penulis Fiqh Sunnah lin Nisa’ hal
413,
“Sesungguhnya seorang perempuan tidaklah diperbolehkan untuk menyambung
rambutnya dengan rambut yang lain semisal memakai wig baik dengantujuan
menyenangkan suami atau orang lain. Hukumnya adalah haram”.
19. Lelaki Menyerupai Perempuan atau Sebaliknya
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata:
‫ اوال لممتااشءنبها ا ء‬،‫عل ايلءه اواسل ن اام ال لممتااشءنبءهيلان ءمان الءنرجا اءل ءبالءننسا اءء‬
‫ت ءمان الءننسا اءء‬
‫ل اص ن الى ا م‬
‫ل ااعان ارمسلومل ا ء‬
‫ل ا‬
‫ءبالءنرجا اءل‬
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Al-Bukhari no. 5885, 6834)
Ath-Thabari rahimahullah memaknai sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di
atas dengan ucapan: “Tidak boleh laki-laki menyerupai wanita dalam hal pakaian
dan perhiasan yang khusus bagi wanita. Dan tidak boleh pula sebaliknya (wanita
menyerupai laki-laki).” Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menambahkan:
“Demikian pula meniru cara bicara dan berjalan. Adapun dalam penampilan/
bentuk pakaian maka ini berbeda-beda dengan adanya perbedaan adat kebiasaan
pada setiap negeri. Karena terkadang suatu kaum tidak membedakan model
pakaian laki-laki dengan model pakaian wanita (sama saja), akan tetapi untuk
wanita ditambah dengan hijab. Pencelaan terhadap laki-laki atau wanita yang
menyerupai lawan jenisnya dalam berbicara dan berjalan ini, khusus bagi yang
sengaja. Sementara bila hal itu merupakan asal penciptaannya maka ia
diperintahkan untuk memaksa dirinya agar meninggalkan hal tersebut secara
berangsur-angsur. Bila hal ini tidak ia lakukan bahkan ia terus tasyabbuh dengan
lawan jenis, maka ia masuk dalam celaan, terlebih lagi bila tampak pada dirinya
perkara yang menunjukkan ia ridla dengan keadaannya yang demikian.” AlHafidz rahimahullah mengomentari pendapat Al-Imam An-Nawawi rahimahullah
yang menyatakan mukhannats yang memang tabiat/ asal penciptaannya
demikian, maka celaan tidak ditujukan terhadapnya, maka kata Al-Hafidz
rahimahullah, hal ini ditujukan kepada mukhannats yang tidak mampu lagi
meninggalkan sikap kewanita-wanitaannya dalam berjalan dan berbicara setelah
ia berusaha menyembuhkan kelainannya tersebut dan berupaya
meninggalkannya. Namun bila memungkinkan baginya untuk meninggalkan sifat
tersebut walaupun secara berangsur-angsur, tapi ia memang enggan untuk
meninggalkannya tanpa ada udzur, maka ia terkena celaan.” (Fathul Bari,
10/345)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah memang menyatakan: “Ulama berkata,
mukhannats itu ada dua macam.

Tugas PAI

18

Pertama: hal itu memang sifat asal/ pembawaannya bukan ia bersengaja lagi
memberat-beratkan dirinya untuk bertabiat dengan tabiat wanita, bersengaja
memakai pakaian wanita, berbicara seperti wanita serta melakukan gerak-gerik
wanita. Namun hal itu merupakan pembawaannya yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala memang menciptakannya seperti itu. Mukhannats yang seperti ini tidaklah
dicela dan dicerca bahkan tidak ada dosa serta hukuman baginya karena ia diberi
udzur disebabkan hal itu bukan kesengajaannya. Karena itulah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam pada awalnya tidak mengingkari masuknya mukhannats
menemui para wanita dan tidak pula mengingkari sifatnya yang memang asal
penciptaan/ pembawaannya demikian. Yang beliau ingkari setelah itu hanyalah
karena mukhannats ini ternyata mengetahui sifat-sifat wanita (gambaran lekuklekuk tubuh wanita) dan beliau tidak mengingkari sifat pembawaannya serta
keberadaannya sebagai mukhannats.
Kedua: mukhannats yang sifat kewanita-wanitaannya bukan asal penciptaannya
bahkan ia menjadikan dirinya seperti wanita, mengikuti gerak-gerik dan
penampilan wanita seperti berbicara seperti mereka dan berpakaian dengan
pakaian mereka. Mukhannats seperti inilah yang tercela di mana disebutkan laknat
terhadap mereka di dalam hadits-hadits yang shahih.
Adapun mukhannats jenis pertama tidaklah terlaknat karena seandainya ia
terlaknat niscaya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membiarkannya
pada kali yang pertama, wallahu a’lam.” (Syarah Shahih Muslim, 14/164)
Namun seperti yang dikatakan Al-Hafidz rahimahullah, mukhannats jenis pertama
tidaklah masuk dalam celaan dan laknat, apabila ia telah berusaha meninggalkan
sifat kewanita-wanitaannya dan tidak menyengaja untuk terus membiarkan sifat
itu ada pada dirinya.

Tugas PAI

19

BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan


Dosa adalah pelanggaran cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama yang
dapat mengakibatkan terputusnya hubungan antara manusia dengan Allah.
Utamanya, dosa disebabkan karena manusia mencintai dirinya sendiri atau
hal-hal lain sedemikian rupa sehingga menjauhkan diri dari cinta terhadap
Allah. Dosa (al-itsm) adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau
larangan agama. Manusia disebut oleh Allah sebagai makhluk yang selalu
ingkar (kaffar) dan berbuat dosa (atsiim). Buktinya, saat ini, orang yang
menikmati perbuatan dosanya semakin banyak.



Dari banyaknya perilaku yang di bahas di atas baik itu pernah kita lakukan
atau orang lain lakukan maka dari itu kita selalu pelopor maha depan
bangsa yang beritelektualitas dan bersikap islamiah sudah sepatutnya kita
meninggalkan hal hal yang di sebutkan di atas dan juga kita mengingat kan
orang lain tentang dosa dosa tersebut .



Jika memang kesalahan itu di lalukan maka sebagai makhluk alllah kita
sudah semestina kembali kepada-Nya . Karenanya Allah memerintahkan
untuk bertaubat kepada semua umat manusia yang telah melakukan dosa.
Allah berfirman :

Tugas PAI

20

‫عةسىى ةربلهك همم ةأن ي هك ةصلفةر‬
‫ة ويـ ىأ ةي لهةہا ٱل لةصذيةن ةءاةمهنوا ل هتوبهووا ل صإةلى ٱلل لةصه تةومبة ةة ن ل ةهصوةحا ة‬
‫عنك همم ةس صي لـةـاصتك همم ةوي هدمصخل ة ه‬
‫ـت تةجمصرى صمن تةحمصتةها ٱلمأ ةنمةهـ ىهر ي ةومةم ةلا‬
‫ڪمم ةجن لة ى ر ة‬
‫ة‬
‫ي هخمصزى ٱلل لةهه ٱلن لةصب لةى ةوٱل لةصذيةن ةءاةمهنوا ل ةمةعهه ۥۥ هنوهرههمم ي ةسمةعىى بةيمةن أ ةيمصديصہمم‬
‫عل ةىى ه‬
‫ڪ ل صل ةشىم ر ةء‬
‫ةوصبأ ةيمةمـ ىصنصہمم ي ةهقوهلوةن ةربلةةنا أ ةتمصممم ل ةةنا هنوةرةنا ةوٱغمصفرم ل ةن ةاۥۥ صإن ل ةةك ة‬
٨) ‫دير‬
‫)ةق ص رة‬
"hai orang0orang yang beriman, bertaubatlah dengan ALlah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketikka Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang
bersama dia; sedang cahaya mereka di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlag
bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu".(Q.S.At-Tahrim ayat 8)
Allah adalah Zat yang Maha menerima taubat, sebagaimana disebutkan di
dalam QS. an-Nisaa ayat 48. Tidak ada satu dosapun yang tidak diampuni
aleh Allah kecuali syirik atau mempersekutukan -Nya:
III-II Saran Saran
a) Memahami betul tentang dosa tang tidak di sukai oleh Allah
b) Setiap dosa yang di lampirkan di atas semestinya kita harus
meninggalkannya.
c) Penggunaan hadist di dalam makalah ini mungkin ada yang salah bisa di
koreksi salah.
d) Jika terdapat penggunaan bahasa yang salah mohon di maklumi karna
selayaknya manusia tidak luput dari dosa

III-III Daftar Pustaka


“Dosa-dosa yang Dianggap Biasa” oleh Syeikh Muhammad bin Shaleh al
Munajjid Bab 2 RIYA’ DALAM BERIBADAH

Tugas PAI

21



https://muhamadilyas.wordpress.com/category/islam/dosa-dosa-yangdianggap-biasa/page/3/



http://www.catatanmoeslimah.com/2015/10/dosa-dosa-yang-dianggapbiasa.html



https://www.rezzaid.com/contoh-kata-pengantar-yang-baik-dan-benar/

Note:

Tugas PAI

22

Tugas PAI

23