Pilpres 2014 Komunikasi antarpribadi dan

PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Dosen Pengasuh:
Hj. Rahmanita Ginting, MA, Ph.D

“Pemilu Presiden 2014”
Sistem Komunikasi AntarPribadi dan Persepsi

ILHAMSYAH
1320040021

PROGRAM STUDI MAGISTER KOMUNIKASI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
November 2014

Analisis Sistem Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 serta pelaksanaannya dikaitkan
dengan; Persepsi, Sistem komunikasi Interpersonal dan Berikan contoh kasus.
***************************************************************
Pilpres 2014, Masih pantaskah dibahas?
Pemilihan presiden 2014 kali ini, memang sangat menyita energi bangsa ini, hampir
saja, semua energi positif yang dimiliki bangsa ini tergerus oleh energy negatif prasangka

buruk krisis kepemimpinan nasional. Seberapa berperan ranah kompleksitas komunikasi
menyebabkan ini, apakah ini dosa dari para pakar komunikasi, pertanyaan pertanyaan
inilah yang kemudian membuat bahasan Pilpres, bukan hanya masih pantas dibahas,
melainkan harus dibahas, wajib hukumnya.
Bayangkan saja, karena beda pilihan, seorang kawan lama, secara sadar tega
menghapus pertemanan pada media sosial facebook, seorang istri terus saja
menyuguhkan teh pahit pagi hari karena suami memilih Prabowo, seorang adik mulai
berani melawan sang kakak yang memilih Jokowi. Tokoh gerakan mahasiswa dicibir
konyol oleh para junior almamaternya karna sering membuat status yang dianggap
konyol dan selalu tendensius.
Hal diatas benar adanya, ada pemutusan pemutusan hubungan. Apakah karena
pemilihan presidennya, atau karena calon presidennya, ini yang menjadi dasar tulisan ini
saya rangkai, disamping sebagai kewajiban pemenuhan tugas dari Dosen pengampu mata
kuliah psikologi komunikasi, Tugas tengah semester.

Pemilihan Umum, Sistem yang sudah Tepatkah?
Pemilu yang bersih seharusnya mampu mengakomodasi hak-hak politik masyarakat
(political right). Menjamin hak setiap warga negara untuk berorganisasi. Pemilu sebagai
wadah dan arena formal kompetisi politik, harus menghargai dan menjunjung tinggi hakhak dan kebebasan sipil seperti kebebasan berpendapat dan berekspresi, melindungi
kebebasan media dan hak kaum minoritas 1.

Jika merujuk pada paragrap diatas, kata menjunjung tinggi hak-hak dan kebebasan
sipil, tidaklah seharusnya berimplikasi pada, perdebatan perdebatan konyol yang tidak
substantif mengenai calon ataupun peserta pemilu.

1

BPPKI Badan Litbang Sdm Kementerian Komunikasi Dan Informatika, 2013, “ Dinamika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu 2014”
VOL. 11, NOMOR 2, T AHUN 2013

1

Dinamika dan persaingan menjelang Pemilu 2014, antara partai politik dan antara
politisi sangat tinggi, antara lain pada pencitraan politik yang dilakukan para tokoh
politik. Media massa menjadi lahan strategis dalam menyampaikan pesan-pesan politik
kepada masyarakat. yakni dalam pembentukan opini publik dan dalam membangun citra
politik. Media massa sesuai dengan kedudukannya, hendaknya berperan sebagai
lembaga independen yang dapat memberikan informasi politik secara benar dan objektif,
tanpa ada unsur pemihakan terhadap kepentingan politik tertentu. Media massa turut
berkontribusi dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan kualitas kontestan
Pemilu 2014. Media massa mempunyai kewajiban dalam mengantarkan Pemilu 2014

tidak sekedar ajang seremonial tetapi juga substansial sebagai pelaksanaan hak-hak
politik warga negara2.
Sangatlah wajar jika independensi media massa tergadaikan oleh arus dinamika
politik yang tak sehat, pembentukan opini publik pun rusak mereka buat. Persepsi
masyarakat yang diterpa media bermuatan pembentukan opini publik yang tidak netral
pun terpengaruhi secara otomatis. Apalah yang dapat dibuat penyelenggara Pemilu, bila
masih juga dipertanyakan independensinya.

Persepsi
Kontestasi politik sejatinya adalah permainan persepsi, dimana hal itu tidak akan bisa
dilepaskan dari konsep propaganda dan agitasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menerangkan propaganda adalah penerangan baik benar atau salah yang dikembangkan
dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan
tertentu 3.
Banyak pendapat para ahli tentang propaganda, salah satunya menyebutkan
propaganda sebagai sebuah usaha mengubah pandangan orang lain sesuai dengan yang

2

Haryati, 2013, Pencitraan Tokoh Politik Menjelang Pemilu 2014, Dinamika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu 2014, Diterbitkan

Oleh: Balai Pengkajian Dan Pengembangan Komunikasi Dan Informatika Bandung (BPPKI) Badan Litbang Sdm Kementerian Komunikasi
Dan Informatika Vol. 11, Nomor 2, T ahun 2013
3

M.A. Hailuki, 2014 http://www.rmol.co/read/2014/05/29/157235/Pilpres-2014,-Adu-Cerdik-Propaganda-Agitasi-&-Positioning- (Penulis
adalah pemerhati Politik, Ketua Bidang Ikatan Alumni Ilmu Politik IISIP Jakarta. Pilpres 2014, Adu Cerdik Propaganda-Agitasi &
Positioning) http://www.rmol.co/read/2014/05/29/157235/Pilpres-2014,-Adu-Cerdik-Propaganda-Agitasi-&-Positioning-

2

diinginkan atau merusak pandangan yang bertentangan dengannya (Petty & Cacioppo,
1981) 4.
Propaganda tidak mesti bermakna negatif sebagaimana pemahaman Joseph
Goebbels, menteri Propaganda Nazi, yang mengidentikkan propaganda sebagai aksi
kebohongan yang diulang-ulang agar menjadi sebuah kebenaran.
Ada tiga metode yang biasa digunakan dalam melancarkan aksi propaganda, selain
dengan metode persuasif yang sudah banyak dikenal, kemudian metode koersif dengan
sedikit penekanan penekanan, dalam melancarkan propaganda pada Pilpres kali ikni, ada
metode lain seperti menimbulkan rasa takut agar masyarakat secara tidak sadar
bertindak sesuai keinginan sang propagandis. Metode ini dapat kita lihat secara jelas

bagaimana dalam Pilpres 2014, baik kubu Jokowi maupun Prabowo melakukannya
propaganda dengan cara menakut-nakuti publik.
Seperti misalnya Jokowi adalah keturunan PKI, dan bahaya laten PKI sangat
berbahaya pada konsep republik ini, atau dari pihak lawan melontarkan, Prabowo
merupakan pelanggar HAM Berat, jika jadi presiden, akan berlangsung penculikan
penculikan terhadap aktivis, dan lain sebagainya.

Sistem komunikasi Interpersonal
Anggota F-PDI Perjuangan Jalaluddin Rakhmat menyatakan hal tersebut usai
mengikuti acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Senin (20/10). Yang paling
menarik dari sosok Jokowi adalah kemampuan nya melakukan diplomasi yang halus
kepada para elit politik, termasuk kepada Prabowo Subiyanto yang menjadi rival
politiknya selama pilpres berlangsung 5.
Sebagai salah satu pakar komunikasi, Jalaluddin Rahmat sangat paham betul
mengenai komunikasi

dan komunikasi interpersonal. Semua yang diungkapkannya

mengenai komunikasi adalah benar, namun jika kali ini saya menyatakan pernyataannya
bisa jadi salah, alasan saya adalah keberpihakan. Belakangan Jalaluddin rahmat menjadi


4

Petty, R. E., & Cacioppo, J. T. (1981). Attitudes and persuasion: Classic and contemporary approaches. Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown.
(Reprinted 1996, Westview Press, Boulder, CO)

5

Kekuatan Jokowi pada Komunikasi Interpersonal 20-Okt-2014 http://www.dpr.go.id/id/berita/lain-lain/2014/okt/20/8947/kekuatanjokowi-pada-komunikasi-interpersonal-

3

politisi PDI Perjuangan, sebagai salah satu kader nya, Jalaluddin Rahmat sangat
dianjurkan Subjektif, aturan organisasi manapun itu, mengisyaratkan bahwa kepentingan
organisasi lebih dari segalanya, bahkan kepentingan pribadi sekalipun, bahkan bisa jadi
menyentuh ke soal soal tuhan dan ketuhanan.
Bagi saya, sistem komunikasi personal yang dimaksudkan Jalaluddin Rahmat sungguh
sangat tidak tepat pada situasi seperti ini. Soalnya, dari zaman dimana Jokowi masih
menjabat Walikota Surakarta, Solo, Jokowi tidak mahir sama sekali seperti yang
digambarkan sekarang, kita tentunya masih ingat ketika Jokowi bersiteru dengan

Gubernur, yang merupakan atasan Administratif Jokowi, bila Jokowi lihai, maka tidak
akan ada pengembangan penggunaan media massa, karena masih dalam tatanan
birokrasi organisasi pemerintah, Pemerintah Daerah.
Bicara mengenai komunikasi interpersonal, kajian kajian psikologis tidak dapat
dilepaskan, kosa kata emosi, konsep diri, sangat erat melekat pada pokok bahasan
interpersonal. Publik yang mempersepsi bahwa Jokowi adalah pilihan yang paling tepat
untuk menahkodai keterpurukan Indonesia saat ini, pasti tidak akan mempermasalahkan
sikap Jokowi yang tidak menerima keterbukaan –openess- Prabowo mengagumi jawaban
jawaban Jokowi pada setiap debat kandidat. Malah justru mempersepsi Prabowo tidak
memiliki konsep secanggih Jokowi. Padahal menurut Komunikasi interpersonal konsep
De Vito, Efektif tidak efektifnya suatu komunikasi antar pribadi dapat dilihat dari lima hal
berikut ini, yakni; Keterbukaan; Empati; Dukunga, Kepositifan dan Kesamaan6.
Kesalahan komunikasi

ini saya kira dilakukan oleh orang orang yang paham akan

komunikasi, untuk soal ini, saya tutup dengan “guru kencing berdiri, murid kencing
berlari”, walaupun komunikasi bukan Panasea, namun saya yakin, jika orang orang
komunikasi bermental baik, penyelesaiannya adalah komunikasi.
*****************************************************


6

Devito, Joseph A. (1997). Komunikasi antar manusia (edisi kelima). Jakarta: Profesional Books.

4

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2