UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAS-BUAS (PREMNA SERRATIFOLIA LINN) SEBAGAI ANTI KOLESTEROL SECARA IN VITRO

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAS-BUAS (PREMNA SERRATIFOLIA LINN)
SEBAGAI ANTI KOLESTEROL SECARA IN VITRO
Dini Hadiarti*
Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
E-mail: dinihadiarti@yahoo.com
ABSTRAK
Daun Buas-buas (Premna serratifolia Linn) dipercaya oleh masyarakat dapat menurunkan
kolesterol solusi obat herbal alternatif ditengah mahal dan efek samping buruk yang ditimbulkan
obat sintetik. Penelitian dilakukan dengan tahapan daun Buas-buas (Premna cordiflora Linn)
dikeringkan, dihaluskan dan dimaserasi menggunakan etanol, kloroform, dan n-heksan. Ekstrak
yang diperoleh dari evaporasi, ditimbang dan disimpan dalam desikator. Uji aktivitas antikolesterol
secara In Vitro dimulai dengan penentuan panjang gelombang maksimum larutan baku kolesterol
dengan spektrofotometer UV-Visible. Dilanjutkan dengan pembuatan kurva standart dengan

konsentrasi larutan kolesterol 0.5; 0,75; 1; 1,25; dan 1,5 mL larutan kolesterol 1000 ppm
ditambahkan etanol 95% hingga volume 5 mL serta diukur absorbansinya. Pengukuran kadar
koleterol setalah diberikan ekstrak etanol, kloroform, dan n-heksan daun Buas-buas dengan cara
0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 mL ditambahkan 5 mL larutan kolesterol dengan konsentrasi 100 ppm.
Selanjutnya diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada panjang
gelombang maksimum kolesterol. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi dengan pelarut etanol
menghasilkan rendemen terbanyak. Ekstrak Premna serratifolia Linn dapat berfungsi sebagai anti
kolesterol. Penurunan absorbansi larutan standar kolesterol 100 ppm terdapat pada penmbahan 0,5
mL ekstrak kloroform.
Kata kunci: Anti kolesterol, Buas-buas (Premna serratifolia Linn), In Vitro
ABSTRACT
Premna Serratifolia Linn is believed to reduce cholesterol and as an alternative herbal medicine
solution among the cost of medicine and the side effects caused by synthetic drugs. This study was
conducted in several phases by using Premna Serratifolia Linn which was drained, mashed, and
macerated using ethanol, choloform, and n-heksane. Extract obtained from evaporation, then
whighed, and stored in a desiccators. Anti-cholesterol activity was tested test by using in vitro :
began with determination of the maximum wavelength of the cholesterol standard solution with a
UV-Vis spectrophotometer and continued by manufacturing the standard curve with the cholesterol
concentration of 0.5; 0.75; 1; 1.25; and 1.5 mL and 1000 ppm cholesterol solution. Furthermore,
maximum absorbance wavelength was measured in order to obtain the maximum wavelength of the

cholesterol. The study reveled that the solvent extraction of ethanol produced the largest
rendement. The extract Premna Serratifolia Linn is functioned as an anti-cholesterol. In addition,
the absorbed reduction of 100 ppm cholesterol standard solution found in the addition of 0.5 mL
choloform extract.
Keywords: Anti-cholesterol, Premna Serratifolia Linn, In Vitro

22

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

taraf ekonomi lemah untuk mengkonsumsi
obat penurun kolesterol secara aman.
Selain pengobatan menggunakan
obat-obatan sintetik, kadar kolesterol
dapat diturunkan dengan penggunakan
obat herbal seperti daun buas-buas

(Premna cordiflora Linn). Masyarakat
Kalimantan Barat telah menggunakan
daun buas-buas (Premna cordiflora Linn)
sebagai penurun kadar koleterol sejak
lama. Penggunaannya dengan cara
merebus daun mudanya dalam 2 gelas air.
Dibiarkan
medidih
sampai
hanya
tertinggal 1 gelas air dan diminum 3 kali
dalam sehari. Pemnafaatan ini belum
teruji secara klinis, hanya pengobatan
secara turun temurun.
Hasil
skrining
menunjukkan
Premna serratifolia Linn mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti
alkaloid, flavonoid, tanin, glikosid,

steroid, tanin, saponin, tanin, senyawa
volatil dan senyawa fenolik (Rajendran R,
2010; Wahyuni et al, 2014; Kurniati,
2013: Singh CR et al, 2011). Senyawa
fenolik yang terdapat pada daun Premna
serratifolia Linn berupa isorhamnetin,
methilquercetin glikosid, flavonol, dan
apigenin- 7- O- rutinosid (Sukhri et al,
2011).
Metabolit sekunder yang terdapat
pada Premna seratifolia Linn dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman obat
dengan berbagai aktivitas, yaitu : aktivitas
stimulus jantung (Rajendran R et al,
2008), antikoogulan (Gopal R H and
Purushothaman KK, 1984), rebusan
berkhasiat anti inflammatory and anti
arthritic (Rathor R S et al, 1977), ekstrak
akarnya memiliki aktivitas antibakteri
(Rajendran R and Basha N S, 2010),

aktivitas hepatoprotektif pada daun
(Vadivu R et al, 2009) dan ekstrak

PENDAHULUAN
Penyakit
kardiovaskular
merupakan penyebab kematian pertama di
Indonesia (DepKes, 2003). Faktor resiko
penyakit jantung koroner menurut
National Cholesterol Education Program
(NCEP) adalah usia, hipertensi, riwayat
keluarga, diabetes melitus, merokok,
peningkatan kolesterol low density
lipoprotein (LDL) dan penurunan
kolesterol high density lipoprotein (HDL)
(Braundwald E, 2007 ; Baraas F, 2006).
Peningkatan kolesterol dalam darah
merupakan
faktor
utama

pemicu
aterosklerosis
yang
selanjutnya
berpotensi
menimbulkan
penyakit
jantung koroner (Galton and Krone,
1991; Katzung, 1989).
Pengobatan untuk menurunkan
kadar kolesterol dapat dilakukan dengan
menggunakan : Statin, Bile Acid
Sequestrants
(Resin),
Cholesterol
Absorption
Inhibitors
(Ezetimibe),
Nicotinic Acid atau Niacin (Asam
Nikotinat), dan Fibrates (Asam Fibrat).

Penggunaan obat-obatan ini dapat
mengakibatkan efek samping seperti :
kulit kemerahan, gejala nyeri otot dan
persendian, sakit perut, sembelit, mual,
serta diare (Magdalena MM, 2014).
Karena dapat mengakibatkan efek
samping maka penggunakannya harus
sesuai dengan resep dokter. Pola makan
dengan mengkonsumsi makanan hewani
berkadar lemak tinggi dapat meningkatkan
kembali kadar kolesterol di dalam darah.
Sehingga sangat memungkinkan penderita
kolesterol tinggi akan mengkonsumsi
obat-obatan secara terus menerus. Namun
pengobatan secara medis ini memerlukan
biaya yang tidak sedikit, sehingga perlu
solusi untuk masyarakat yang mempunyai

23


Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

luas, akan dibuat formulasi teh untuk
daunnya.

akarnya (Sigh CR at al, 2011), ekstrak
etanol kulit kayu dan kayu memiliki efek
kardioprotektif (Rajendran R and Basha
NS, 2008), fraksi etanol memiliki
aktiviatas antioksidan (Kurniati RI, 2013),
ekstrak metanol memiliki aktivitas
antifungi (Wahyuni S. et al, 2014),
sebagai immonostimulant pada tikus
(Retuati M et al, 2014), dan aktivitas
antioksidan ekstrak etanol daun terhadap
tikus wistar jantan pasca paparan asap

rokok (Tohomi, KL dkk, 2014).
Beberapa penelitian yang pernah
dilakukan untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah : pemberian daun
cincau hijau (Premna oblongifolia Merr)
terhadap kadar kolesterol HDL dan
kolesterol
LDL
tikus
Sprague
dislipedemia (Astriadi AE, 2012),
pengujian aktivitas anti-hiperlipidaemik
dari Premna Integrifolia pada hewan
percobaan (Patel MJ and Patel JK, 2011),
aktivitas anti obesitas ekstrak kloroformmetanol Premna Integrifolia (Mali PY et
al, 2013), efektivitas terapi dari
Agnimantha (Premna obtusifolia R. Br.)
terhadap obesitas (Ghosh R et al, 2009),
dan uji anti-aktivitas hiperlipidemik
Premna Integrifolia pada tikus yang

mengalami
hiperlipidemia
setelah
diinduksi nikotin (Patel MJ and Patel JK,
2012).
Premna oblongifolia Merr dan
Premna Integrifolia merupakan tanaman
memiliki genus yang sama dengan
Premna seratifolia Linn sudah terbukti
dapat menurunkan kadar kolesterol di
dalam darah. Aktivitas ini juga yakini
dapat dilakukan oleh Premna seratifolia
Linn sehingga mebuktikan dugaan
masyarakat Kalimantan Barat secara in
vivo dan in vitro. Agar Premna seratifolia
Linn dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah botol kaca gelap, evaporator,
desikator, tabung reaksi, sentrifugator,
spektrofotometer Uv-Vis dan alat gelas.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah daun Buas-buas (Premna
serratifolia Linn), etanol, kloroform, nheksan,
serbuk
kolesterol,
FeCl3,
Alumunium voil, H2SO4, dan aquadest.
Cara Kerja
Ekstraksi Daun Buas-buas (Premna
seratifolia Linn)
Sampel daun Premna serratifolia
Linn dicuci bersih dan dikeringkan.
Setelah kering sampel dihaluskan
menggunakan dry blender dan ditimbang
dengan timbangan analitik. Kemudian
dilanjutkan mengekstrak menggunakan
soklet dengan pelarut etanol, kloroform,
dan n-heksana.. Ekstrak yang diperoleh di
evaporasi untuk memguapkan pelarut.
Pembuatan ekstrak ini menggabungkan
metode yang dilakukan oleh Rajendran R.
(2010) dan Wahyuni S. et al (2014).
Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang,
disimpan dalam wadah steril, selanjutnya
disimpan dalam desikator silika gel (Elin
et al, 2006)
Uji Aktivitas Anti Kolesterol secara In
Vivo (Puspitasari, M, 2014)
Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum
Larutan baku kolesterol dibuat
dengan melarutkan 100 mg serbuk
kolesterol dalam 100 mL etanol 95% pada
suhu 45oC hingga diperoleh konsentrasi
24

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

1000 ppm. Selanjutnya 5 mL larutan
standar dengan konsentrasi 100 ppm
ditambahkan 2 mL reagen FeCl3,
divorteks, ditutup dengan alumunium voil
dan didiamkan 10 menit. Kemudian
ditambahkan dengan 1 mL H2SO4,
divorteks, dan didiamkan 30 menit. Dicari
panjang gelombang maksimum dengan
spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 400-700 nm.

ISSN. 2503-4448

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Ekstraksi Daun Buas-buas
Daun Premna serratifolia Linn
yang diperoleh dari pasar Flamboyan
dicuci
bersih
dan
dikeringkan.
Pengeringan
ini
bertujuan
untuk
mengurangi kadar air yang terdapat pada
daun. Selanjutnya ditimbang dengan berat
untuk setiap pelarut 2 kg. Setelah kering
sampel dihaluskan menggunakan dry
blender agar diperoleh ukuran daun yang
lebih kecil sehingga luas permukaannya
semakin luas sehingga mempermudah
pelarut membawa metabolit sekunder
yang terdpaat pada daun. Hasil maserasi
selama 7 hari disaring dan filtrat
dievaporasi
untuk
menguapkan
pelarutnya. Ekstrak ditimbang dan
memperoleh berat 2,244 gram dengan
pelarut kholorofom, 4,482 gram dengan
pelarut etanol dan 0,548 gram dengan
pelarut n-heksana. Sehingga rendemen
yang diperoleh dari pelarut klorofom
0,1124%, pelarut etanol 0,2241%, dan
pelarut n-heksana 0,0274%. Rendeman
terbanyak pada ekstrak dengan pelarut
etanol menunjukkan senyawa metabolit
sekunder yang terdapat pada daun Premna
serratifolia Linn lebih banyak bersifat
polar.
Polaritas sering diartikan sebagai
adanya pemisahan kutub muatan positif
dan negatif dari suatu molekul sebagai
akibat terbentuknya konfigurasi tertentu
dari atom-atom penyusunnya. Keadaan ini
menyebabkan molekul tersebut dapat
tertarik oleh molekul lain yang juga
mempunyai polaritas yang sama baik.
Pelarut bersifat polar mudah diserap oleh
membran sel, dimana fungsi pelarut pada
ekstraksi dapat memecah membran yang
terdapat pada permukaan partikel-partikel

Pembuatan Kurva Standart
Sebanyak 0.5; 0,75; 1; 1,25; dan
1,5 mL larutan kolesterol 1000 ppm
ditambahkan etanol 95% hingga masingmasing volume 5 mL. Ditambahkan
reagen 2 mL FeCl3, divorteks, ditutup
dengan alumunium voil dan didiamkan 10
menit. Kemudian ditambahkan dengan 1
mL H2SO4, divorteks, dan didiamkan 30
menit. Selanjutnya dikur absorbansi pada
panjang gelombang maksimum yang
diperoleh pada poit a).
Pengukuran Absorbansi Kolesterol
Ekstrak buas-buas ditimbang
sebanyak 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 mL
ditambahkan 5 mL larutan kolesterol
dengan konsentrasi 100 ppm. Campuran
dihomogenkan dengan vortkes selama 60
menit pada suhu 37oC dan disentrifius
selama 5 menit pada 4000 rpm.
Ditambahkan 2 mL reagen Ditambahkan
reagen 2 mL FeCl3, divorteks, ditutup
dengan alumunium voil dan didiamkan 10
menit. Kemudian ditambahkan dengan 1
mL H2SO4, divorteks, dan didiamkan 30
menit. Selanjutnya dikur absorbansi pada
panjang gelombang maksimum yang
diperoleh pada poit a).

25

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

jaringan pada daun Premna serratifolia
Linn, karena semakin banyak jaringan
yang dipecahkan.

Tabel 2. Persentase Pengurangan
Absorbasi pada Larutan Kolesterol
dengan
Penambahan
Ekstrak
Kloroform

Uji Aktivitas Anti Kolesterol secra In
Vitro
Pembuatan larutan baku dilakukan
dengan 0,5; 0,75; 1; 1,25; dan 1,5 larutan
kolesterol 1000 ppm ditambahkan etanol
95% sampai volume 5 mL. Sehingga
konsentrasi larutan standar 100, 150, 200,
250, 300, dan 1000 ppm. Ditambahkan
reagen 2 mL FeCl3 dan1 mL H2SO4.
Selanjutnya diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer Uv-Vis pada panjang
gelombang maksimal 445 nm.
Tabel 1. Absorbansi Variasi Larutan
Standar Kolesterol
Volume Larutan
Standar Kolesterol
(mL)
0,5
0,75
1
1,25
1,5
5

ISSN. 2503-4448

Volume
Ekstrak
(mL)
0.5
1
1.5
2
2.5

Absorbansi
2.735
2.811
2.915
2.928
2.998

Pengurangan
Absorbasi dari
Kontrol Negatif
( %)
8.497825
5.955169
2.475744
2.040816
-0.3011

Tabel
2.
Menunjukkan
terjadi
pengurangan absorbansi paling baik pada
pengujian dengan paling sedikit ekstrak.
Sedangkan pada penambahan ekstrak
terbanyak absorbansi yang ditunjukkan
semakin besar.
Peningkatan absorbansi dengan
penambahan semakin banyak ke dalam
larutan kolesterol 100 ppm juga
ditunjukkan pada ekstrak dengan pelarut
etanol pada tabel 3.
Tabel 3. Persentase Pengurangan
Absorbasi pada Larutan Kolesterol
dengan Penambahan Ekstrak Alkohol

Absorbansi
2,914
2,942
2,961
2,972
2,988
2,989

Pengujian aktivitas anti kolesterol
secara in vitro dengan variasi konsentrasi
ekstrak 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 mL untuk
setiap pelarut klorofom, etanol, dan nheksana dalam 5 mL larutan kolesterol
dengan konsentrasi 100 ppm. Larutan
yang digunakan kolesterol 5 mL dengan
konsentrasi 100 ppm tanpa penambahan
ekstrak sebagai kontrol negatif dengan
absorbansi
2.989.
Berikut
kurva
konsentrasi ekstrak vs absorbansi.

Volume
Ekstrak
(mL)
0.5
1
1.5
2
2.5

Absorbansi
2.775
2.814
2.913
2.951
2.967

Pengurangan
Absorbasi dari
Kontrol Negatif
( %)
7.159585
5.854801
2.542656
1.271328
0.736032

Tabel 3. menunjukkan semakin sedikit
penambahan ekstrak etanol maka semakin
besar pengurangan absorbansi dari larutan
standar.
Namun
absorbansi
pada

26

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

penambahan ekstrak 2.5 mL lebih kecil
absorbansi larutan standar 2.989.
Namun berbeda dengan ekstrak nheksana yang emnujkkan absorbansi lebih
tinggi dari pada absorbansi larutan standar
yang ditambahkan.
Tabel 4. Persentase Pengurangan
Absorbasi Pada Larutan Kolesterol
dengan Penambahan Ekstrak
n-heksana

Volume
Ekstrak
(mL)
Absorbansi

semakin berkurangnya absorbansi dengan
bertambahnya ekstrak. Namun penelitian
pendahuluan ini sudah membuktikan
ekstran
Premna
serratifolia
Linn
berpotensi sebagai anti kolesterol. Adanya
peningkatan
absorbansi
seiring
bertambahnya
penambahan
volume
ekstrak pada larutan standar kolesterol
dapat diakibatkan oleh masih terdapatnya
senyawa
tanin.
Tanin
dapat
mempengaruhi warna dari larutan
supernatant yang akan diabsorbansinya.
Penambahan ekstrak juga membuat
larutan supernatant berwarna pekat
sehingga absorbansi yang diperoleh tinggi
akibat
banyaknya
molekul
yang
berinteraksi dengan sinar.

Pengurangan
Absorbasi dari
Kontrol Negatif
( %)

0.5

2.935

1.806624

1

2.955

1.137504

1.5

2.963

0.869856

2

2.994

-0.16728

2.5

2.995

-0.20074

ISSN. 2503-4448

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dari penelitian ini bahwa
ekstraksi
dengan
pelarut
etanol
menghasilkan
rendemen
terbanyak.
Ekstrak Premna serratifolia Linn dapat
berfungsi
sebagai
anti
kolesterol.
Penurunan absorbansi larutan standar
kolesterol 100 ppm terdapat pada
penmbahan 0,5 mL ekstrak kloroform.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya
perlu dilakukan fraksinasi terlebih dahulu
terhadap ekstrak Premna serratifolia Linn
sehingga diperoleh senyawa aktif anti
kolesterol. Selanjutnya dilakukan uji
secara in vitro dan in silico terhadap
senyawa tersebut terhadap protein.
Selanjtnya dilakukan uji secara in vivo
pada hewan uji dan formulasi agar
penggunaannya lebih praktis.

Semakin banyak penambahan ekstrak nheksana samakin besar absorbansi yang
ditunjukkan. Bahkan pada penambahan
2.5 mL ekstrak n-heksana memperoleh
absorbansi lebih besar dari larutan standar
yang digunakan.
Absorbansi terbesar dari ekstrak
baik dengan pelarut kloroform, etanol, dan
n-heksana ditunjukkan pada penambahan
2,5 mL ekstrak kloroform pada 5 mL
larutan standart dengan konsentrasi 100
ppm. Sedangkan absorbansi terendah
ditunjukkan oleh penambahan ekstrak
kloroform 0,5 mL pada 5 mL larutan
standar dengan konsentrasi 100 ppm.
Penurunan absorbansi ini menujukkan
ekstrak kloroform dengan penambahan
0,5 mL paling efektif sebagai anti
kolesterol.
Walaupun hasil penelitian belum
sesuai dengan yang diharapkan yaitu
27

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

R. Br.) in obesity (Sthaulya).
Indian Journal of Traditional
Knowlage, 8(3), 369-371.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini dilaksanakan dengan
bantuan dana penelitian
Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Pontianak
semester
genap
Tahun
Anggaran 2015/2016.

Gopal R H and Purushothaman KK.
(1984). Effect of plant isolates on
coagulation of blood: An in-vitro
study. Bull med ethanobot Res,
5(1): 171-77.

DAFTAR PUSTAKA

Katzung, B. G. (1989). Farmakologi
Dasar dan Klinik. Edisi 3,
Jakarta : Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.

Astirani Mali PY, Bigoniya P, Panchal
SS, and Muchhandi IS. (2013).
Anti-obesity
activity
of
chloroform-methanol extract of
Premna integrifolia in mice fed
with cafeteria diet. J Pharm
Bioallied Sci. 5(3): 229–236.

Kurniati RI. (2013). Uji aktivitas
antioksidan dan fraksi etanol daun
buas-buas (Premna cordifolia
Linn.) dengan metode DPPH (2,2difenil-1-pikrilhidrazil).
Skripsi,
tidak dipublikasikan. Universitas
Tanjung Pura.

Baraas F. (2006). Kardiologi molekuler,
radikal bebas, disfungsi endotel,
aterosklerosis, antioksidan, latihan
fisik, dan rehabilitasi jantung.
Jakarta: Yayasan Kardia Iqratama.
Braundwald E. (2007). Heart disease.
(7thed.).
W.B.
Philadelphia:
Saunders Company.

Magdalena MM. (2014). Apakah Obatobatan
Diperlukan
untuk
Mengatasi Kolesterol Berlebih?.
Diakses tanggal 25 Februari 2016
dari
https://www.deherba.com/apakahobat-obatan-diperlukan-untukmengatasi-kolesterolberlebih.html.

Departemen Kesehatan RI.(2003). Profil
kesehatan
Indonesia
menuju
Indonesia Sehat 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Elin, EY, Suwendar & Ernita Ekawati.
(2006). Aktivitas Ekstrak Etanol
Herba Seledri (Apium graveolens)
dan Daun Urang Aring (Eclipta
prostate
L.)
Terhadap
Pityrosporum ovale. Majalah
Farmasi Indonesia, 17(3), 1-7.

Mali

Galton,

Patel MJ and Patel JK. (2011). Evalution
of
the
anti-hyperlipidaemic
activity of Premna Integrifolia
using exsperimental animal model.
Internasional Journal of Reseach
in
Phytochemistry
&
Pharmacology, 1 (3), 146-149.

D. and Krone, W. (1991)
Hiperlipidaemia
in
Practice.
London
:
Gower
Medical
Publishing.

Ghosh R, Gosh S and Maity LN. (2009).
Therapeutic
efficacy
of
Agnimantha (Premna obtusifolia
28

PY, Bigoniya P, Panchal SS,
and Muchhandi IS. (2013). Antiobesity activity of chloroformmethanol
extract
of Premna
integrifolia in mice fed with
cafeteria diet. J Pharm Bioallied
Sci, 5(3): 229–236.

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Patel MJ and Patel JK. (2012). Evaluation
Of The Anti-Hyperlipidaemic
Activity Ofpremna Integrifolia On
Nicotine Induced Hyperlipidaemia
In Rats. International Journal of
Pharma and Bio Sciences, 3(2),
075-085.

Restuati M, Ilyas S, Hutahaean S and
Sipahutar H. (2014). Study of the
extract activities of Buas-buas
leaves (Premna pubescens) as
immunostimulant on rats (Rattus
novegicus). American Journal of
BioScience, 2(6): 244-250.

Puspitasari, M. (2014). Efek Iradiasi
Gama Terhadap Kemampuan
Kitosan dalam Menurunkan Kadar
Kolesterol Secara In Vitro. Skripsi,
tidak dipublikasikan. Universitas
Islam Negeri Jakarta.

Sigh CR, Nelson R, Krishnan PM, and
Mahesh
K.
(2011).
Hepatoprotective and anti-oxidant
effect of root and root callus
axtract of Premna Serrarifillia L.
In Paracetamol induced liver
damage in male albino rats.
International Journal of Pharma
and Bio Sciences, 2(2): 145-159.

Rajendran R, Suseela L, Meenakshi
Sundaram R and Saleem Basha N.
(2008). Cardiac stimulant activity
of bark and wood of Premna
serratifolia L. A. J. of the
Bangladesh
pharmalogical
society, 25 (3) :107-113.

Tahomi
KL,
Iswahyudi,
dan
Wahdaniahningsih S. (2014). Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Daun Buas-Buas (Premna
Cordifolia
Linn.)
Terhadap
Gambaran Histopatologi Paru
Tikus (Rattus Norvegicus) Wistar
Jantan Pasca Paparan Asap Rokok.
Jurnal
Mahasiswa
Farmasi
Fakultas Kedokteran UNTAN,
1(1): 012-025.

Rajendran R and Basha NS. (2008).
Cardioprotective effect of ethanol
extract of stem-bark and stemwood of Premna serratifolia Lin.,
(Verbenaceae).
Research
J.
Pharm. and Tech. 1(4): 193-205.
Rajendran R. (2010). Antimicrobial
activity of different bark and wood
of
premna
serratifolia.
International J. of pharma and
Bioscience, 15(1):1-9.

Vadivu R, Jerad suresh A, Girinath K,
Boopathi kannan P, vimala R and
Sathish Kumar NM. (2009).
Evaluation of Hepatoprotective
and in-vitro cytotoxic activity of
leaves of premna serratifolia L. J.
of Scientific research,1 (1): 145152.

Rajendran R and Basha N S. (2010).
Antimicrobial activity of crude
extracts and fractions of premna
serratifolia L. root. International
J. of phytomedicienes and Related
industries, 2(1) : 087-095.

Wahyuni S, Mukarlina, dan Yanti AP.
(2014).
Aktivitas
Antifungi
Ekstrak Metanol Daun Buas-Buas
(Premna serratifolia) Terhadap
Jamur Diplodia sp. Pada Jeruk
Siam
(Citrus
nobilis
var.
microcarpa). Jurnal Protabiont, 3
(2) : 274 – 279.

Rathor R S, Prakash A and Singh PP.
(1977). Prelimininary study of
anti-inflammatory
and
antiarthritic activity. Rheumatism, 12
(23): 115-130.

29

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

EVALUASI IN VITRO ANTIOKSIDAN SENYAWA FENOL BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) SELAMA PROSES PENGOLAHAN EMPING MELINJO BERDASARKAN SNI 01-3712-1995

4 111 16

HE APPLICATION OF PROFESSION ETHICS FOR SUPPORTING THE WORKING PERFORMANCE OF CUSTOMER SERVICE STAFF IN PT BRI RAMBIPUJI JEMBER

2 94 12