Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainny

Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,
Pegadaian Umum dan Syari'ah
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
Salah satu lembaga keuangan yang dapat memberikan pinjaman pada masyarakat
ialah Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian, apabila masyarakat ingin mendapatkan
pinjaman maka masyarakat harus memberikan jaminan barang kepada perum pegadaian.
Melihat perkembangan ekonomi Islam maka perum pegadaianpun mengeluarkan produk
berbasis syariah yang disebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk
berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk
karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi
hasil.

B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian Pegadaian
2. Asal mula pagadaian

3. Tugas, tujuan, dan fungsi pegadaian
4. Peran pegadaian
5. Keuntungan usaha gadai
6. Barang jaminan
7. Kegiatan usaha pegadaian
8. Produk dan jasa pegadaian
9. Organisasi da tata kerja pegadaian
10. Latar belakang pegadaian syari’ah
11. Kendala pengembangan pegadaian syariah
12. Strategi Pengembangan dan Mekanisme Pegadaian Syari’ah
13. Mekanisme Pegadaian Syari’ah
14. Landasan Konsep Pegadaian Syari’ah
15. Perbedaan Gadai Konvensional dengan syari’ah

BAB 11
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Pegadaian
Pegadaian adalah bentuk lembaga pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha gadai

yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana
dalam waktu segera. Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan
barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai.
Sedangkan pengertian Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah
nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya
menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil
sebagai tebusan.

2.

Asal Mula Pegadaian
Usaha pegadaian di Indonesia dimulai pada zaman penjajahan Belanda (VOC) dimana
pada saat itu tugas pegadaian adalah membantu masyarakat untuk meminjamkan uang
dengan jaminan gadai. Dalam sejarah dunia usaha pegadaian pertama kali dilakukan di Italia.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya meluas ke wilayah-wilayah eropa lainnya seperti
Inggris, Perancis dan Belanda. Oleh orang-orang Belanda lewat pihak VOC usaha pegadaian
dibawa masuk ke Hindia Belanda.
Di zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha Dinas

Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian
berdasarkan Undang-undang No. 19 Prp. 1960. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11
Maret 1969 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.7 tahun 1969 PN Pegadaian berubah
menjadi Perusahaan Jawatan (perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 Perjan pegadaian berubah menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pegadaian. Sampai saat ini lembaga yang melakukan usaha berdasarkan atas
hokum gadai hanyalah Perum Pegadaian.

3.

Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian
Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak memberikan
pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hokum gadai yang bertujuan agar masyarakat
tidak dirugikan oleh lembaga keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan
dana mendesak dari masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian tersebut
mempunyai tugas, tujuan, serta fungsi-fungsi pokok sebagai berikut.
a. Tugas Pokok

b.


1)
2)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
4.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.


Yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hokum gadai dan usaha-usaha lain yang
berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.
Tujuan pokok
Sifat usaha dan pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolah. Oleh karena itu, pegadaian
pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut:
Turut melaksanakan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya melalui penyaluran uang pinaman atas dasar hokum gadai.
Mencegah praktek pagadaian gelap da pinjaman tidak wajar.
Fungsi Pokok
Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut:
Mengelolah penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan cara mudah, cepat,
aman, da hemat.
Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian
maupun masyarakat.
Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaia.
Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian.
Peran Pegadaian

Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya mempunya
kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan bank. Adapun kelebihan-kelebihan tersebut
antara lain:
Persyaratan ringan dan mudah
Prosedurnya sederhana
Tidak dipungut biaya administrasi
Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro
Suatu saat uang diperlukan, saat itu juga uang dapat diperoleh
Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai dengan
kemampun
Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar sisa
pinjaman
Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka jangka
waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih dahulu
Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani bunga
(masa tunggu lelang)
Adapun kelemahan pegadaian yaitu:

a. Sewa modal pegadaian relative lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan

b. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
c. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga barang tersebut
tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan, dan,
d. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.
5.
Keuntungan Usaha Gadai
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang
rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang
dengan jaminan barang-barang barharga. Meminjam uang ke perum bank bukan saja karena
prosedurnya yang mudah dan cepat, tapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan jika
dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini silakukan sesuai dengan
salah satu tujuan dari perum pagadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat
dengan moto “menyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Keuntungan lain dari pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan
untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak
perbankan yang harus dibiat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula
dengan sangsi yang diberikan relative ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu
tertentu. Sangsi yang paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk
menutupi kekuarangan pinjaman yang telah diberikan.

Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan
bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:
a. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang yaitu pada hati itu juga. Hal ini
disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit.
b. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya.
c. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai
dengan kehendak nasabahnya.
6.

Barang Jaminan
Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari perum pegadaian, maka
hal yang paling penting diketahui adalah masalah barang yang dapat dijadikan jaminan.
Perum pegadaian dalam hal jaminan telah menetapkan ada beberapa jenis barang berharga
yang dapat diterima untuk digadaikan. Barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir
nilainya, sehingga dapatlah diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan.
Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran. Semakin besar nilai
taksiran barang, maka semakin besar pulapinjaman yang akan diperoleh.
Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh
perum pegadaian sebagai berikut:
a. Barang-barang atau benda-benda perhiasan antara lain:










Emas
Perak
Intan
Berlian
Mutiara
Platina
Jam

b. Barang-barang berupa kendaraan seperti:
 Mobil (termasuk bajaj dan bemo)
 Sepeda motor

 Sepeda biasa (termasuk becak)
c.









Barang-pulang elektronik antara lain:
Televise
Radio
Radio tape
Video
Komputer
Kulkas
Tustel
Mesin tik


d. Mesin-mesin seperti:
 Mesin jahit
 Mesin kapal motor
e.



Barang-barang keperluan rumah tangga seperti:
Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik.
Barang-barang pecah belah dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijaminkan
haruslah dalam kondisi baik dalam arti masih dapat digunakan atau bernilai. Hal ini bagi
pegadaian penting mengingat apabila nasabah tidak dapt mengembalikan pinjamannya, maka
barang jaminan akan dilelang sebagai penggantinya.










Selanjutnya, Jenis-jenis barang yang tidak dapat di gadaikan, antara lain:
Binatang ternak
Hasil bumi
Barang dagangan dalam jumlah besar
Barang yang cepat rusak, susut dan busuk
Barang yang amat kotor
Kendaraan yang sangat besar
Barang-barang seni yang sulit di taksir
Barang yang mudah terbakar





7.

a.

1)
a)
b)
c)
2)
3)

4)
5)

Senjata api, aminisi, dan misiu
Barang yang disewa belikan
Barang milik pemerintah
Barang ilegal
Kegiatan Usaha Pegadaian
Kegiatan pegadaian umumnya meliputi 2 hal, yaitu menghimpunan dana dan
penggunaan dana, yaitu:
Penghimpunan dana (Funding Product)
Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya: giro, deposito dan tabungan
sebagaimana perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya untuk melakukan kegiatan
usahanya, maka pegadaian memiliki sumber-sumber dana, sebagai berikut:
Modal sendiri, terdiri dari:
Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN
Penyertaan modal pemerintah
Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan perum pagadaian
berdiri.
Pinjaman jangka pendek dari perbankan
Bekerjasama dengan pihak ke-3 dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam bidang bisnis
properti, seperti dalam pembangunan gedung kantor dan pertokoan dengan sistem BOT,build,
operate, dan transfer
Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi
Mengadakan kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, baik perbankan maupun non
perbankan

b. Pengguna Dana
Dana yang berhasil dihimpun digunakan untuk mendanai kegiatan perum pegadaian.
Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
1) Uang kas dan dana likuid lain
2) Pendanaan kegiatan operasional
3) Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan investaris
4) Penyaluran dana
5) Investasi lain
6) Pinjaman pegawai, kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap.

8.

Produk dan Jasa Pegadaian

a.

b.

c.

d.

Sebagai lembaga keuangan non bank yang berfungsi majemuk, maka dalam
menjalankan usahanya pegadaian memiliki beberapa produk dan jasa yang dapat
dimanfaatkan masyarakat.
Dalam perkembangan dunia pegadaian dewasa ini, bentuk perolehan pendapatan
pegadaian dapat berupa transaksi yang berasal dari biaya administrasi, jasa titipan, jasa
taksiran, galeri 24, dan lain-lain. Sebagaimana berikut:
Pemberian pinjaman atas hukum gadai
Merupakan kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman tunai dengan jaminan benda
bergerak.
Contoh : menggadaikan emas / perhiasan.
Penaksiran nilai barang
Bagi masyarakat yang akan mengetahui harga atau nilai harta benda miliknya dapat
menggunakan jasa penaksiran barang ini dengan biaya yang relatif ringan.
Penitipan barang
jika akan berpergian cukup lama ,masyarakat biasa memakai jasa ini untuk menjamin
keamanan harta simpanannya.
Jasa lainnya
Pegadaian dapat memberikan produk dan jasa lain, seperti kredit kepada pegawai dengan
penghasilan tetap.

9.

Organisasi dan Tata Kerja Pegadaian
Perjan pegadaian berada dibawah departemen teknis Departemen keuangan. Secara
operasional pengawasan kerja dilakukan oleh Ditjen moneter meliputi proses penilaian dan
pengesahan rencana kerja dan anggaran perusahaan; pemberian izin investasi, penarikan
kredit dan pelepasan asset perusahaan; penilaian laporan keuangan dan kinerja manajemen
serta kinerja perusahaan. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Sekretariat
jenderal Departemen keuangan meliputi penentuan struktur organisasi, perubahan dan tata
kerja perusahaan, segala sesuatu tentang kepegawaian atau personalia misalnya pengangkatan
pegawai, kenaikn pangkat, dan penetapan jabatan dan formasi kepegawaian.
Mengenai pokok-pokok pengaturan kegiatan kerja antara lain adalah sebagai berikut.
Kepala pegadaian pusat berwenang menentukan besarnya plafon kredit, tingkat bunga (sewa)
modal yang dibebankan kepada para nasabah penggadai, janhka waktu pinjaman, jenis
barang bergerak yang dapat digadaikan atau tidak, standar nilai taksiran dan cara penebusan
serta tata cara lelang. Pejabat pamong praja (bupati atau wedana) ikut mengawasi kegiatan
kepala cabang atau usaha pegadaian negeri.

10.

Latar Belakang Pegadaian Syariah
Latar belakang berdirinya pegadaian syari’ah yaitu bekerjasama dengan Bank
Muamalat Indonesia. Karena bank Muamalat Indonesia belum mempunyai manajemen skill

dalam bidang ahli menaksir barang, adapun pegadaian sudah mempunyai ahli penaksir
barang akan tetapi dananya sangat terbatas. Maka dari itu perlu adanya kerjasama antara
pegadaian dengan bank dengan prinsip bagi hasil.
Pada dasarnya saat akad perjanjian gadai merupakan akad utang piutang. Namun akad
utang piutang gadai mensyaratkan adanya penyerahn barang dari pihak yang berhutang
sebagai jaminan utangnya. Apabila terjadi penambahan sejumlah uang atau penentuan
persentase tertentu dari pokok utang, maka hal tersebut termasuk perbuatan riba, dan riba
merupakan suatu hal yang dilarang oleh syara’.
Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan
kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas
dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan Pegadaian syariah termasuk dana yang
kemudian disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak
ketiga dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerja
sama dengan Bank Muamalat sebagai fundernya, ke depan Pegadaian juga akan melakukan
kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk memback up modal kerja.
11.

a.
b.
c.
d.

Kendala pengembangan pegadaian syariah
Dalam realisasi terbentuknya pegadaian syari’ah dan praktek yang telah dijalankan
bank yang menggunakan gadai syari’ah ternyata menghadapi kendala-kendala sebagai
berikut:
Pegadaian syari’ah relatif baru sebagai suatu system keuangan
Masyarakat kurang familiar dengan produk rahn dilembaga keuangan syari’ah
Kebijakan pemerintah tentang gadai syari’ah belum akomodatif terhadap keberadaan
pegadaian syari’ah
Pegadaian kurang popular

12.

Strategi Pengembangan dan Mekanisme Pegadaian Syari’ah
Adapun usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengembangkan pegadaian syari’ah
antara lain:
a. Banyak mensosialisasikan kepada masyarakat
b. Pemerintah perlu mengakomodir keberadaan-keberadaan pagadaian syari’ah dengan
membuat peraturan pemerintah atau undang-undang pegadaian syari’ah

13.

Mekanisme Pegadaian Syari’ah
Operasi pegadaian syari’ah menggambarkan hubungan antara nasabah dan pegadaian.
Adapun teknis pegadaian syari’ah adalah sebagai berikut:
a. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syari’ah untuk mendapatkan pembiayaan
dan kemudian pegadaian pegadaian syari’ah menaksir barang jaminan untuk dijadikan dasar
dalam melaksanakan pembiayaan.

b. Pegadaian syari’ah dan nasabah menyetujui akad nikah
c. Pegadaian syari’ah menerima biaya gadai, seperti biaya penitipan barang, biaya pemelihara,
penjagaan dan biaya penaksira yang dibayar pada awal transaksi oleh nasabah
d. Nasabah menebus barag yang digadaikan setelah jatuh tempo.
14. Landasan Konsep Pegadaian Syari’ah
Sebagaimana halnya instritusi yang berlabel syariah, maka landasan konsep pegadaian
Syariah juga mengacu kepada syariah Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist Nabi
SAW. Adapun landasan yang dipakai adalah :
Quran Surat Al Baqarah : 283
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para
saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.
15.
Perbedaan Gadai Konvensional dengan syari’ah
Produk konvensional
Produk Jasa Gadai Syariah
1. Kredit Cepat dan Aman ( KCA )
Pemberian pinjaman, atau pembiayaan
2. Kredit Angsuran Fidusia (KREASI)
Penaksiran nilai harta benda
3. Kredit Angsuran Sistem Gadai
Penitipan barang berupa sewa atau ijarah
(KREASIDA )
Gold Counter, yaitu jasa penyediaan fasilitas
4. Gadai Syariah ( RAHN )
berupa penjualan emas
5. Kredit Tunda Juak Komoditas Pertanian _
Kredit Gabah
6. Jasa Taksiran
7. Jasa Titipan
8. Gadai Saham
9. Kredit Usaha Rumah Tangga (KRISTA )
Untuk memenuhi kebutuhan dananya, Pendanaan pegadaian syariah

1.
2.
3.
4.
5.

perum pengadaian memiliki sumbersumber dan sebagai berikut :
Modal sendiri
Penyertaan modal pemerintah
Pinjaman jangka pendek dari perbankan
Pinjaman jangka panjang yang berasal
dari KLBI
Dari masyarakat melalui penerbitan
obligasi

Modal sendiri
Penerbitan obligasi syariah
Mengadakan kerja sama atau syirkah
dengan lembaga keuangan lainnya
Pendanaan kegiatan operasional
Penyaluran dana yang ad
Investasi lain

Pada dasarnya jasa gadai syariah dan konvensional hampir sama, yang
membedakannya hanyalah mengenai pengenaan biaya. Pada gadai konvensional, biaya

adalah bunga yang bersifat akumulatif. Sedangkan perbankan syariah biaya gadai ditetapkan
sekali dan dibayarkan dimuka.
Jadi secara umum sudah ada dua jenis jasa pegadaian yaitu, jasa gadai konvesioanl
dengan pola bunga serta pembayaran bersama pokoknya dan jasa gadai syariah dengan
perbedaan mendasar dalam hal pembayaran biaya. Permasalahan Syar’i pada Gadai
Konvensional adalah adanya riba Peminjam harus memberi tambahan sejumlah uang atau
presentase tertentu dari pokok hutang atau pada waktu lain yang telah ditentukan penerima
gadai atau disebut juga bunga gadai/sewa modal.
Biaya yang dikenakan dalam sistem gadai syariah hanya dibayarkan satu kali dimuka
dengan tujuan biaya penitipan, pemeliharaan dan biaya penjagaan. Masing-masing jasa
memberikan kelebihan yang berbeda-beda.

Ada beberapa perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank, yaitu :
1. Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan lembaga keuangan yang
paling lengkap kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta
melaksanakan kegiatan jasa keuangan lainnya, sedangkan Lembaga keuangan non
bank (disebut lembaga keuangan lainnya) kegiatannya difokuskan pada salah satu
kegiatan keuangan saja. Misalnya : *perusahaan leasing menyalurkan dana dalam
bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa (lessee), *pegadaian menyalurkan
dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan barang bergerak.
2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,
tabungan, deposito berjangka. Sedangkan LK Non Bank tidak dapat secara langsung
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito
berjangka.
3. Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang
yang beredar dimasyarakat. Sedangkan LK Non Bank tidak bisa melakukan hal
tersebut.
NB : “dari simpanan masyarakat yang berupa giro, disamping dapat dipergunakan sebagai
alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan menggunakan cek atau bilyet giro, bagi bank
umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan uang giral.
apakah beda bank dengan pegadaian?
mustinya ada bedanya.
namun dari keterangan beberapa pengusaha golongan ukm dan pengusaha kelas menengah,
bank pada saat ini tidak ada bedanya dengan pegadaian.. kalau kau mau minta kredit,
pertanyaan utamanya adalah apakah kau memiliki harta tak bergerak atau tidak, setelah
pertanyaan proforma seperti apakah tujuan penggunaan kredit itu.
kalau memang benar demikian keadaannya, kapankah bank akan dapat membantu pengusaha
ukm dan menengah yang tidak memiliki harta tetap, sementara dari sisi kelayakan usahanya
sebetulnya feasible untuk dapat dikembangkan.
memang dari segi keamanannya, hal tersebut dapat dipahami, namun apakah memang fungsi
bank hanya seperti rumah gadai?

Pegadaian VS Bank Syariah
Bulan lalu saya ke pegadaian untuk pertama kalinya. Untuk menggadai emas? Bukan, untuk
menggadai cinta! Haha, ya iyalah gadai emas. Tujuannya untuk mempelajari lebih untung
mana menggadai di Pegadaian atau di Bank Syariah (*banyak omong, padahal BU, hihi).
Ternyata dua-duanya sama-sama memiliki kelonggaran dan kesempitan layaknya busana.
Bank Syariah:
1. Biaya titip yang variatip di tiap bank, (kalau di pegadaian tidak ada biaya titip, tapi ada
bunga). Karena dihitung berdasarkan jumlah gram emas yang kita titip per bulan.
2. Hanya buka di hari kerja.
3. Mesti jadi nasabah dulu di bank tempat kita nitip.
4. Mesti 2 kali ganti angkot (ini mah personal banget).
Pegadaian
1. Gak ada biaya titip, cihuy!!! Ish, jangan girang dulu, meski gak ada biaya titip, namun ada
bunga yang jumlahnya 2% dari dana yang kita pinjam.
2. Sabtu minggu buka cuyyyyy.. jadi bisa ngibrit langsung pas butuh dana di hari sabtu atau
minggu, namun, penebusan barang gadai tidak bisa dilakukan hari minggu. Enak ya, gak
perlu cuti kerja.
3. Gak mesti bikin buku tabungan.
4. Sekali naik angkot.
Untuk persamaannya, sama-sama ada biaya admin dan senyum manis petugas.
karena zodiak saya libra, timbang sana timbang sini, dan parameter utama saya dalam
menimbang adalah uang, mari melakukan simulasi.
Pegadaian Mengharapkan Rakyat Kita Terus Miskin?
Sepengetahuan kami Pegadaian itu suatu lembaga keuangan bukan Bank dan melalui
kegiatannya Pegadaian memberikan bantuan pinjaman uang kepada masyarakat yang
sedang kesulitan keuangan. Umumnya Masyarakat yang membutuhkan uang itu datang ke
pegadaian dengan meyerahkan harta bendanya kepada Pegadaian untuk memperoleh
pinjaman. Biasanya dan kenyataan sehari-hari pinjaman yang diterima dari lembaga ini
digunakan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan bersifat
darurat. Dimasa lalu sehelai kain Batik (kain yg dipakai untuk pasangan Kebaya bagi kaum
ibu) , Radio Transistor, Sepeda dan perhiasan emas diterima oleh Pegadaian dan memang
itulah fungsinya dalam membantu rakyat susah/miskin. Sekarang pesawat TV, Speda Motor
dan Mobil juga ada yang digadaikan masyarakat selain perhiasan emas. Berbeda dengan
Bank yang kegiatan pokoknya menghimpun dana masyarakat berupa tabungan , deposito ,
giro dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kredit diberikan/disalurkan
kepada masyarakat umumnya untuk membiayai dunia usaha baik untuk menunjang modal
kerja (eksploitasi) maupun Investasi.

Bertolak dari sedikit uraian diatas, jelas sekali perbedaan fungsi antara Bank dengan
Pegadaian. Bank memberikan kreditnya kepada nasabah berdasar pada analisa kemampuan
bayar si nasabah atas usaha yang dilakukannya. Sedangkan pegadaian memberikan
pinjaman lebih menitik beratkan kepada nilai barang yang diterimanya (yang digadaikan)
oleh nasabahnya, tanpa melihat kemampuan bayar si peminjam. Untuk barang yang tidak
ditebus pada waktunya, pegadaian dapat dengan mudah melelang barang tersebut. Dengan
kata lain pegadaian pada posisi aman, terhadap resiko pinjaman bermasalah.
Dalam hal ini keberadaan pegadaian ditengah masyarakat sebenarnya adalah untuk
membantu masyarakat miskin kebanyakan yang kesulitan keuangan, misal :






Masyarakat yang terkena PHK maka sementara belum bekerja lagi salah satu jalan
untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari bisa datang ke Pegadaian.
Biaya masuk sekolah anak-anak
Biaya pengobatan karena salah satu keluarga perlu ke rumah sakit
Masyarakat terkena bencana (banjir, gagal panen)
Dan lain-lain yang sifatnya lebih kepada kebutuhan darurat.

Maka kita merasa risi bila mendengar Pegadaian membuat Target ditahun 2010 ini akan
menyalurkan kredit sampai Rp. 66 Triliun. Untuk pencapaian target tersebut Pegadaian akan
menambah/membuka Gerainya sebayak 1500 gerai diluar Jawa. Hal target ini dikemukakan
sendiri oleh Dirut Perum Pegadaian Pusat yang dikutip Antara dan kami membacanya di
Harian Kompas terbitan Minggu , 3 Januari 2010.
Apa yang dikemukakan oleh Dirut Perum Pegadaian itu, menimbulkan pertanyaan bagi kita
tentang maksud dibalik pelontaran angka target yang ditetapkan itu, apakah :






Pegadaian merasa tidak yakin dengan upaya-upaya pemerintah dalam mengurangi
jumlah penduduk miskin di Indonesia, sehingga pegadaian seakan bersiap-siap
menghadapi situasi ini. Artinya Pegadaian berasumsi jumlah penduduk miskin
Indonesia akan terus bertambah. Padahal sesungguhnya Pegadaian cukup
berkoordinasi dengan Pemerintah (Menteri Keuangan) untuk meminta tambahan dana
setiap saat sesuai kebutuhan.
Pegadaian seakan bangga dengan prestasi yang dicapai, dimana total pinjaman yang
disalurkan terus membesar setiap tahun, seharusnya Pegadaian itu harus bangga kalau
total pinjaman semakin berkurang, artinya tingkat kehidupan atau daya beli
masyarakat kebanyakan semakin membaik. (berkurang bukan berarti karena tingkat
pelayanan dari pegadaian yang tidak baik, tetapi sekali lagi lebih kepada karena
tingkat kehidupan masyarakat yang semakin membaik)
Penonjolan tingkat keuntungan yang dicapai seolah menjadi kebanggaan, padahal
fungsi sosial tidak kalah pentingnya dan harus menjadi yang utama pula.

Demikian tanggapan sederhana kami tentang target yang dilontarkan oleh Dirut Perum
Pegadaian.

8. Persamaan dan perbedaan pegadaian syariah dan pegadaian konvensional.
a) Persamaan

Hak gadai atas pinjaman uang
Adanya agunan sebagai jaminan utang
Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan
Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh para pemberi gadai
Apabila batas waktu pinjaman uang habis barang yang digadaikan boleh dijual atau dilelang.
b) Perbedaan
* Pegadaian konvensional
Gadai menurut hukum perdata disamping berprinsip tolong menolong juga menarik
keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa modal
Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak
Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan
berlipat ganda)
Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan melalui suatu lembaga yang ada di Indonesia
disebut Perum Pegadaian
Menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5% dari
jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu bisa terus diperpanjang, selama nasabah mampu
membayar bunga

* Pegadaian syariah
Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong tanpa
mencari keuntungan/ mencari keuntungan yang sewajarnya.
Rahn berlaku pada seluruh benda baik harus yang bergerak maupun yang tidak bergerak
Dalam rahn tidak ada istilah bunga (biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan
penaksiran). Singkatnya biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan
Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga
Hanya memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka waktu 2 bulan.
Bila lewat 2 bulan nasabah tak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa diperpanjang
dua periode. Jadi. Total waktu maksimalnya 6 bulan. ”Tidak ada tambahan pungutan biaya
untuk perpanjangan waktu. Tapi, jika melewati masa 6 bulan, pihak pegadaian akan langsung
mengek-sekusi barang gadai.
9. Kesimpulan
Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan
sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya menyandera sejumlah harta
yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil sebagai tebusan, Sedangkan
secara umum pengertian usaha gadai adalah dengan lembaga gadai. kegiatan menjaminkan
barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah.
Dari uraian ini dapat dicermati perbedaan yang cukup mendasar dari teknik transaksi
Pegadaian Syariah dibandingkan dengan Pegadaian konvensional, yaitu
1. Di dalam pegadaian konvensional mengenal sistem bunga tetapi di pegadaian syariah
mengenal bagi hasil atau (biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran)
dikenakan lebih kecil dan hanya sekali dikenakan
2. Selain itu benda yang digadai dalam pegadaian konvensional hanya benda bergerak saja,
sedangkan di pegadaian syariah meliputi benda bergerak dan tidak bergerak.

Mekanisme Kerja Pegadaian Konvensional dan Syariah
“Dalam pegadaian, obyek yang digadaikan biasanya terdiri dari emas dan perhiasan lainnya.
Meskipun perhiasan berlian kurang diminati oleh pegadaian, karena beberapa factor dalam
prakteknya yaitu adanya penipuan. Jadi yang lebih diminati adalah emas, karena lebih mudah
ditandai keasliannya. Selain perhiasan, diterima pula kendaraan seperti mobil, motor dll,
meskipun tetap yang lebih disukai adalah emas. Cara kerja pegadaian yang konvensional ini
adalah dengan cara: orang yang perlu uang datang ke tempat pegadaian, mereka akan
menyerahkan barang yang akan digadaikan, barang yang akan digadaikan ini akan ditaksir
oleh petugas, dan nilai taksirannya akan diberikan dalam bentuk uang. Sehingga orang yang
memerlukan uang itu akan menerima sejumlah uang, sesuai nilai taksir barang yang
digadaikannya. Mereka biasanya menggadaikan barangnya selama 4, 6 bulan, sesuai yang
disepakati, tapi biasanya tidak lebih dari 1 tahun. Jadi biasanya kegunaannya ini agak berbeda
dari bank yang bisa 2 atau 3 tahun, ini untuk kegunaan yang mendesak.”
Layaknya pada lembaga keuangan lainnya, pegadaian pun mengenakan bunga untuk jasa
yang dilakukannya.
“Dari jumlah uang yang diberikan tersebut, maka pegadaian akan mengenakan jasa uang,
atau yang di perbankan disebut bunga. Sehingga orang yang menggadaikan tadi akan
membayarkan bunga, dan pada saat jatuh temponya mereka akan membayar kembali barang
tersebut, sehingga mereka memperoleh kembali barangnya. Secara ringkas itu adalah cara
kerja pegadaian yang konvensional.”
Sedangkan pada pegadaian syariah, proses pinjam-meminjamnya masih sama dengan
pegadaian konvensional. Secara umum tidak ada perbedaan dari sisi peminjam. Hanya saja,
bunga yang dikenakan pada pegadaian konvensional, diganti dengan biaya penitipan pada
pegadaian syariah.
“Sedangkan pegadaian syariah mempunyai mekanisme yang sedikit berbeda. Yaitu yang
pertama, apabila ada orang yang membutuhkan uang dan mereka datang ke pegadaian
syariah, maka secara teknis akan dilakukan penaksiran terhadap barang yang akan
digadaikan. Kemudian setelah dilakukan penaksiran terhadap barang yang digadaikan, orang
tersebut akan mendapatkan sejumlah dana sesuai nilai taksiran tersbut. Sampai sini masih
sama dengan pegadaian konvensional, di mana terjadi proses pinjam-meminjam uang.
Bedanya di pegadaian konvensional dikenakan bunga, yang biasa disebut jasa uang,
sedangkan di syariah mereka tidak bisa mengenakan bunga atau jasa uang. Lalu dari mana
pegadaian syariah mendapatkan keuntungan jika mereka tidak bisa mengenakan bunga atau
yang tadi kita sebut sebagai jasa uang? Barang yang digadaikan tersebut, harus dtitipkan.
Tempat penitipan inilah yang dibayar jasanya. Jadi ada jasa penitipan barang.. Jasa pentipan
ini tidak serta merta dikalikan dari persentase tertentu, tapi dia dikaitkan dengan suatu rate
tertentu. Misalnya kalau barangnya sekian gram sampai sekian gram, biaya penitipannya

sekian. Sehinga yang terjadi di pegadaian syariah ini, nasabah dikenakan charge berupa biaya
tempat pentipian. Jadi mereka membayar biaya sewa penitipan.” Selain dari biaya sewa
penitipan yang menggantikan bunga, dalam pegadaian syariah peminjam cuma bisa
menggadaikan barang dalam bentuk emas, dan belum bisa dalam bentuk barang yang lainnya
seperti pada pegadaian konvensional.
“Di dalam pegadaian syariah juga, perbedaan berikutnya, yang dilakukan sejauh ini hanya
gadai emas saja. Sedangkan gadai perhiasan di luar emas, yang dinilai emasnya saja. Begitu
juga gadai mobil, motor, belum dilakukan di pegadaian syariah. Sehingga dalam pegadaian
syariah ini masih terbatas dalam emas saja dan dikenakan biaya penyewaan tempat penitipan.
Sama dengan konvensional, di pegadaian syariah pun jangka waktunya tidak panjang. Hanya
sekitar 4, 6, 8 atau 12 bulan saja. Tidak melebihi dari itu, karena pegadaian ini harus kita
gunakan secara hati hati untuk keperluan yang betul-betul mendesak dan penting saja. Untuk
kebutuhan lain, pegadaian bukanlah tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan yang
sifatnya lebih jangka panjang dan nilainya lebih besar.”
Kelebihan dan Kekurangan Pegadaian
Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai kelebihan
maupun kekurangan dibandingkan dengan bank. Adapun kelebihan-kelebihan tersebut antara
lain:
1.

Persyaratan ringan dan mudah;

2.

Prosedurnya sederhana;

3.

Tidak dipungut biaya administrasi;

4.

Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro;

5.

Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang dapat diperoleh;

6.

Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan;

7.

Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai
kemampuan;

8.

Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar
sisa pinjaman;

9.

Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka
jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih dahulu;

10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani
bunga (masa tunggu lelang).
Adapun kelemahan Pegadaian yaitu:

1.
2.

Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan;
Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai;

3.

Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian, sehingga barang
tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan; dan

4.

Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2