Tahap VII masuk ke Bab mengenai teori. Di sini teori yang ditulis adalah teori dari buku (bahan referensi) yang benar-benar digunakan untuk memecahkan masalah. Perlu diketahui software (bahasa pemrograman) bukan teori, sehingga tidak perlu dimasukkan seba

  

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PENULISAN ILMIAH

(pada Level Mahasiswa di Semester 6)

  Oleh: Bambang Wahyudi Penulisan Ilmiah (PI) adalah sebuah penulisan yang terencana, terstruktur, dan terukur. Dikatakan terencana karena PI harus memiliki visi ke depan, “mau jadi apa (hasil) penelitian yang akan dilakukan?,” bisa jadi akan menjadi sebuah produk (seperti software, hardware, dll.), atau akan menjadi sebuah rancangan (desain, prototipe, dll.). PI dikatakan terstruktur karena langkah-langkah yang ditulis harus runut (logis), yaitu terdiri atas bagian (1) masalah, (2) teori, dan (3) pemecahan masalah. PI dikatakan terukur karena PI memiliki batasan-batasan, seperti batasan waktu penyelesaian, batasan masalah yang akan dibahas, dsb., sehingga hasil dari PI tersebut dapat diukur dari batasan-batasannya. Misalkan, tidak mungkin PI yang diberi batasan waktu pengerjaan 3 bulan harus bisa menghasilkan software secanggih yang ada di pasaran.

  TAHAPAN I

  Pada tahap pertama, mahasiswa mencari dan menetapkan locus (tempat objek penelitian). Misalnya, locusnya di Apotek, di Sekolah, di Perpustakaan, di Bengkel, di Taman Bermain, di Masjid, di Kelurahan, di rumah, atau di mana saja.

TAHAPAN II

  Setelah locusnya diperoleh, mahasiswa memerankan diri sebagai “siapa” di

  

locus itu. Jadi, di sini mahasiswa harus berubah peran, dari seorang “Mahasiswa”

  menjadi peran si actor yang ada di locus itu. Dengan demikian, tujuan penelitian bukannya “agar dapat menyelesaikan studi” seperti yang mahasiswa harapkan, melainkan tujuan si actor tadi, bila penelitian ini sudah selesai dijalankan, maka apa yang diharapkan si actor tadi.

TAHAPAN III

  Setelah tahu di mana locusnya, dan tahu aktornya, pada tahap III adalah ‘menceritakan’ kendala-kendala si aktor dalam menjalankan tugasnya selama ini. Cerita itu dituangkan di sub-bab mengenai Latar Belakang Masalah. Di sini mahasiswa boleh menceritakan sebanyak-banyaknya masalah (kendala) yang dihadapi si aktor, baik dari sisi kondisi (lingkungan) kerja, dari sisi rekan kerja (sumber daya manusia), dari sisi letak kantor, sisi dukungan peralatan kerja, sisi konsumen, dan sebagainya. Setiap masalah hendaknya secara berkesinambungan ditulis pada alinea-alinea yang berbeda, artinya, dari satu alinea ke alinea yang lain ‘ceritanya’ tetap nyambung dan aktornya tetap sama.

  Jadi jangan menulis “Perkembangan komputer dewasa ini demikian pesat … bla..bla..bla” padahal perkembangan itu bukan menjadi masalah. Juga jangan menuliskan judul di sini, misalkan “Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis membuat judul …..”. Intinya, di latar belakang masalah ini, isinya hanya masalah, masalah, dan masalah.

TAHAPAN IV

  Setelah menulis berbagai masalah yang dihadapi si aktor di Tahap III tadi, sekarang pemikiran masalahnya dipersempit. Tidak semua masalah tersebut dapat diselesaikan di PI ini, bisa jadi masalah-masalah tadi bukan atau tidak sesuai dengan jurusan mahasiswa, misalkan masalah ‘kemalasan karyawan,’ tentu tidak bisa diselesaikan dengan PI di jurusan komputer, tetapi bisa untuk jurusan Psikologi, atau bisa jadi masalah tadi tidak dapat diselesaikan hanya dalam waktu 3 bulan, dst. (terukur). Untuk itu, langkah selanjutnya adalah melakukan Batasan Masalah. Yang dimaksud dengan batasan masalah adalah pemilihan satu atau lebih masalah (dari seluruh masalah yang sudah dituangkan di Tahap III) yang dapat (akan) dipecahkan melalui penelitian di PI ini. Jadi, batasan masalah disesuaikan dengan Jurusan Studi dan Jenjang Studinya. Batasan masalah adalah ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan.

  TAHAPAN V

  Setelah tahu sebatas mana penelitian akan dilakukan, mulai dirumuskan masalahnya. Rumusan masalah berisi kalimat tanya yang merupakan pertanyaan yang harus mahasiswa jawab ketika penelitian sudah selesai. Misalkan “Bagaimana membuat perancangan sistem agar terjadi efsiensi kerja di lingkungan Bagian Keuangan?,” salah satu jawaban yang diberi mahasiswa adalah di Kesimpulan, misalnya dengan memberi pernyataan “Dengan selesainya perancangan sistem ini, Bagian Keuangan telah merasakan efsiensi dalam menjalankan tugasnya karena beberapa prosedur yang selama ini dilakukan, kini tidak perlu dilakuan lagi.’ Rumusan masalah bisa lebih dari satu, tergantung tujuan penelitiannya.

TAHAPAN VI

  Setelah tahu masalah-masalah, batasan dan rumusan masalah, langkah selanjutnya adalah, “bagaimana caranya melakukan penelitian untuk memecahkan masalah itu?.” Untuk PI (beda dengan skripsi, thesis dan disertasi), cukup memilih satu atau lebih metode penelitian, yaitu studi pustaka, studi lapangan, atau gabungan keduanya. Studi pustaka yaitu pemecahan masalah yang hanya mengandalkan buku (bahan referensi lainnya), bisa dijelaskan macam-macam buku apa saja yang digunakan, dan bagian mana yang diambil untuk dijadikan pemecahan masalahnya. Sedangkan studi lapangan adalah pemecahan masalah yang langsung terjun di locus, bahkan menjadi aktornya sekalian. Kalau hanya di locus (tetapi tidak menjadi actor), maka studi lapangan bisa dilaksanakan dengan cara: pengamatan, wawancara, penyebaran kuesioner, dan sebagainya (bahan pertanyaan atau lembar jawaban kuesioner nantinya, didokumentasikan di lampiran PI). Mahasiswa boleh melakukan dua metode sekaligus.

  Dilanjutkan dengan penjabaran mengenai sistematika penulisan, yaitu pembabakan atau pembagian tahapan-tahapan penelitian dari awal sampai akhir, Bab I isinya apa, Bab II isinya apa, dst.

TAHAPAN VII

  Tahap VII masuk ke Bab mengenai teori. Di sini teori yang ditulis adalah teori dari buku (bahan referensi) yang benar-benar digunakan untuk memecahkan masalah. Perlu diketahui software (bahasa pemrograman) bukan teori, sehingga tidak perlu dimasukkan sebagai teori. Andaikan mau dimasukkan ke bab teori, silakan saja, tetapi di bagian akhir dan hanya singkat saja, sehingga tidak perlu digambarkan tampilan-tampilan dan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya. Cukup dikatakan, software itu untuk apa dan membantu penelitian di bagian mananya. Teori utamanya adalah teori yang mendasari penelitian ini, misalkan pembahasan mengenai alat bantu belajar bagi anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maka teori yang relevan adalah teori mengenai “Pendidikan: apa itu pendidikan, dsb.), Usia Dini: berapa batasan usia yang disebut dengan usia dini?, Perkembangan psikologi anak, dsb.).

TAHAPAN VIII

  Tahap berikutnya adalah penyelesaian masalah. Untuk pembuatan alat bantu (software) maka tahap yang terpenting adalah analisis mengenai kebutuhan pengguna (software yang akan kita buat). Jangan sampai software tersebut setelah jadi tidak dimanfaatkan oleh pengguna karena keinginan pengguna tidak terakomodasi (diperhatikan) di dalam software tersebut. Misalkan, ketika membuat alat bantu ajar untuk mengajari anak-anak PAUD mengenal huruf, maka penggunanya adalah guru dan anak didik. Bila dalam mengajar mengenal huruf tersebut, tidak ada gambar binatang yang huruf depannya dimulai dengan huruf yang sedang diajarkan, bisa jadi software itu tidak digunakan (karena menurut guru, anak-anak lebih mudah menerima pelajaran mengenal huruf bila digabungkan dengan gambar binatang).

  Tahapan ini dilanjutkan hingga semua langkah-langkah selesai dilakukan, dan masalah sudah dapat dipecahkan.

TAHAPAN IX

  Tahapan ini berisi mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan bukan merupakan inti sari penulisan, kesimpulan juga bukan merupakan cerita singkat dari apa yang pernah ditulis. Kesimpulan adalah jawaban atas pertanyaan di rumusan masalah dan/ atau di tujuan penelitian. Misal, kalau tujuannya agar si guru bisa mengajar dengan mudah dan si murid jadi pandai (dalam arti kata, misalkan nilai rata-rata kelasnya adalah 8,0), maka di kesimpulan berisi jawaban apakah tujuan itu tercapai ?. Jawaban itu tidak diharuskan tercapainya tujuan, tetapi harus diceritakan sampai di mana tujuan itu bisa tercapai.

  Saran adalah cerita mengenai kekurangsempurnaan software (hasil penelitian) yang masih dapat disempurnakan lagi oleh peneliti berikutnya. Kekurangsempurnaan itu bisa ditinjau dari beberapa sisi, misalkan dalam hal tampilan, suara, animasi, grafs, online, dan sebagainya. Saran juga bisa berisi mengani apa yang harus dilakukan pihak lain agar hasil penelitian tersebut sesuai dengan tujuan penelitiannya. Misalkan, agar tujuan tercapai, si murid harus tetap berlatih diri di rumah, didampingi oleh orang tuanya, sehingga kerja sama guru dan orang tua harus lebih terjalin dengan baik.

  TAHAPAN X

  Tapap ini adalah tahap akhir, yang berisi mengenai dokumen-dokumen yang harus dilampirkan dalam PI, misalkan bukti kuesioner, listing program, tampilan

  

software, persetujuan perusahaan, dan seterusnya. Tahap ini disebut juga tahap

  pelengkap, yaitu melengkapi penulisan dengan abstrak, kata pengantar, lembar persetujuan, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, dst.

  Tahap ini juga disebut dengan tahap penghalusan, yaitu si pembuat PI diminta untuk membaca lagi kelengkapan dan kebenaran penulisan, jangan sampai ada penulisan yang salah, penomoran halaman yang salah, penulisan tabel atau gambar yang tidak urut, dan sebagainya.

TAHAPAN XI

  Membuat bahan presentasi, misalkan dengan Power Point (PPT), membuat catatan-catatan untuk membantu ingatan ketika ditanya Penguji, mempelajari teknik presentasi yang baik, mempersiapkan sikap dan mental, dst.