50 Karya Lukisan Indentifikasi, Observasi dan Perawatan
50 Karya Lukisan
Puji Yosep Subagiyo
[Nara Sumber]
Keterawatan Lukisan”, sebagaimana pada “Lembar Pengamatan Lukisan”, halaman 2. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengetahui:
1. Gambaran Karya Lukisan;
2. Masalah Kerusakan (ada 9);
3. Langkah/ Tahapan (ada 12) untuk mengatasi Masalah Kerusakan.
9 Masalah
12 Langkah
Kotor debu
Retouching Kanvas kendor
Cat kelupas
Light cleaning
Varnishing Varnis menguning
Sobek
Chemical cleaning
Stripping Varnis cacat
Jamur
Framing/ reframing
Consolidation Cat rapuh/ kering
Inpainting
Repainting
Bio Control
Lembar Pengamatan Lukisan memuat informasi yang berhubungan dengan: A. Keterangan Pokok; B. Sampling; C. Foto (penuh bagian depan dan belakang sebelum perawatan, close-up tandatangan dan foto penuh setelah perawatan); D. Keterangan Teknis; E. Kondisi dan Usulan Perawatan (9 Masalah dan 12 Langkah Perawatan) dan F. Keterangan Tambahan.
Perawatan yang lazim disebut sebagai “konservasi” adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif –
restoratif (penghentian proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif
(penghambatan dari kemungkinan proses kerusakan). Konservasi benda koleksi museum menurut American Association of Museums (AAM 1984:11) dirujuk kedalam 4 tingkatan.
Pertama adalah perlakuan secara menyeluruh untuk memelihara koleksi dari kemungkinan suatu kondisi yang tidak berubah; misalnya dengan kontrol lingkungan dan penyimpanan benda yang memadai, didalam fasilitas penyimpanan atau displai;
Kedua adalah pengawetan benda, yang memiliki sasaran primer suatu pengawetan dan penghambatan suatu proses kerusakan pada benda; Ketiga adalah konservasi restorasi secara aktual, perlakuan yang diambil untuk mengembalikan artifak rusak atau ' deteriorated artifact' mendekati bentuk, desain, warna dan fungsi aslinya. Tetapi proses ini mungkin merubah tampilan luar benda; dan
Keempat adalah riset ilmiah secara mendalam dan pengamatan benda secara teknis. Penjabaran proses perawatan dapat dilihat pada halaman 6 sampai 10. Demikian pengantar Laporan “Identifikasi dan Observasi Lukisan” dan “Perawatan Lukisan”
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, Desember 2016. Puji Yosep Subagiyo
[Narasumber]
1. Nomor Inv.: 0002
2. Lokasi :
3. Judul : Pahlawan Teuku Umar
Tempat Sample
Tema: Perjuangan
4. Seniman: Hendra Gunawan
No. Sampel:
Aliran Seniman: Ekpresionisme
No. Foto: Periode/ Angkatan:
5. Tahun: 1956
C. FOTO
6. Bahan:
C.minyak
EP
Media
Kanvas Hardboard
Kayu
Logam
OT
Kertas Tripleks
Kaca
Lain-lain
7. Teknik:
C.minyak
8. Ukuran (cm.): 098 x 146
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
jek
b laka e
1. Jenis Tenunan :
O B il n
2. Kerapatan Tenunan:
ta
e is
3. Jumlah Benang:
per 1 cm2
Lu
4. Arah Pilinan:
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
ng ta
7. Keterangan Kanvas:
nd
E. KONDISI DAN USULAN PERAWATAN
il T
1. Kondisi: Parah Aktif
ta
Kotor debu
Varnis cacat
Sobek
Kanvas kendor
Cat rapuh/ kering
Jamur
n ta
9 Masalah Varnis menguning
Cat kelupas
Noda
2. Usulan Perawatan:
w ra
Light cleaning
Inpainting
Stripping
Chemical cleaning
Repainting
Mending
Framing/ reframing
Retouching
Consolidation
12 Langkah Restretching
Varnishing
Bio Control
s ud
2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, dietoxy-ethanol, diacetone alcohol, MEK (methyl- ethyl-ketone), dll.;
• Objek yang dilukis berupa tumbuhan, hewan dan
3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang • Detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada berkarat, dll.;
4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang;
5. Inpainting = tusir warna bagian cat yang terkelupas;
• Abstraksionisme menggunakan dua aliran,
6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah;
7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis;
8. Varnishing = varnish for retouching or protection;
• Abstraksionisme geometri berbentuk objek abstrak
9. Stripping = proses mengangkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpainting) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak pas (warna atau bentuknya). Setelah proses striping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).;
• Dalam penggambarannya, objek dirubah ke dalam
• Objek merupakan penggabungan dua objek nyata
Optik merupakan aliran seni rupa yang
10. Mending = penyambungan kanvas sobek dengan Perekat LocTite - Gel Control (PLT-GC).;
• Objek yang digabung dalam lukisan bisa makhluk
11. Consolidation = penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan
• Objek yang digambar biasanya berupa hewan dan
cara pendobelan kanvas atau lainnya; • Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau
12. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, mengatur RH/T.
• Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki
Penjelasan Tema Lukisan
• Objek yang dilukis dalam wujud hiperbolis,
Abstraktif Alam & Benda Sejarah Dekoratif
Binatang
Tumbuhan
Pemandangan Manusia
Upacara
• Objek yang dilukis berlatar akademis dan
Perjuangan Mitologi Potret
Religi
• Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi
Penjelasan Aliran Seniman • Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis,
• Wujud dari objek yang digambar tidak terlalu
• Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang
01. Naturalisme
• Objek biasanya berupa manusia yang sedang Naturalisme merupakan aliran seni rupa yang
romantisme dan dramatisme. Ciri dari aliran
romantisme yang paling mencolok adalah:
• Ada beberapa pelukis yang khusus melukis favisme
melukiskan benda sama persis dengan aslinya. Ciri
• Lebih memainkan warna cerah dan mencolok pada
dari aliran naturalisme yang paling mencolok
objek dan benda di sekitar objek.
adalah:
• Kebanyakan dari aliran romantisme mengambil
• Proporsi, persektif, warna dan keseimbangannya
objek manusia, khususnya pria dan wanita dalam
sama persis dengan objek aslinya.
situasi yang romantis, baik secara detail maupun
• Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan,
• Kebanyakan dari aliran naturalisme mengambil
secara umum.
objek lanskap/ pemandangan alam.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
• Titik
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
romantisme adalah Raden Saleh, sedangkan tokoh
naturalisme adalah Wakidi Basuki Abdullah, Gambir
luar negeri yang mempopulerkan aliran romantisme
Anom dan Abdullah Surio Subroto, sedangkan tokoh
adalah Ferdinand Victor Eugène Delacroix, Victor
adalah William Bliss Baker, Theodore Rousseu, • Objek yang dilukis biasanya adalah tokoh suci, Frans Hall dan William Hogart.
luar negeri yang mempopulerkan aliran naturalisme
Marie Hugo, Theoborre dan Gerriwult.
• Objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar
04. Ekpresionisme
Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang
• Objek bisa berupa banguan kuno, klasik, modern
• Gaya lukisan seperti ini banyak terdapat di
02. Realisme
menekankan pada ungkapan batin sang seniman yang
Realisme merupakan aliran seni rupa yang
dipadukan dengan imajinasinya. Ciri dari aliran
melukiskan susana dari sebuah objek secara nyata,
ekspresionisme yang paling mencolok adalah:
• Gambar suatu objek berbau kekerasan, kasar dan
tidak berfokus pada objeknya. Ciri dari aliran
• Lebih menekankan pada ekspresi kesedihan,
realisme paling mencolok adalah:
ketakutan, kekerasan, kemiskinan dan ekspresi
• Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan
• Penggambaran detail objek sangat diperhatikan,
manusia.
objek manusia dan beberapa ada juga yang hewan.
model bayang.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
impresionisme adalah Kusnadi, Solichin, Zaini dan
futurisme belum diketahui, kemungkinan tipe aliran
• Objek yang dilukis berupa tumbuhan, hewan dan
Affandi, sedangkan tokoh luar negeri yang mem-
seni ini belum begitu populer di Indonesia, sedangkan
populerkan aliran impresionisme adalah Vincent Van
tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran futurisme
• Detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada
Gogh, Claude Monet, Casmile Pissaro, Aguste Renoir,
adalah Umberto, Boccioni, Carlo Cara, Severini, Gioccomo
Sisley, Edward Degas dan Mary Cassat.
Ballad dan Ruigi Russalo.
• Abstraksionisme menggunakan dua aliran,
06. Kubisme
10. Surealisme
Kubisme merupakan aliran seni rupa yang
Surealisme merupakan aliran seni rupa yang
menggambarkan objek menjadi bentuk bidang
menonjolkan bentuk objek yang sering dianggap objek
• Abstraksionisme geometri berbentuk objek abstrak
geometri untuk mendapatkan nilai seni yang indah. Ciri
mimpi/ imajinasi alam bawah sadar. Ciri dari aliran
dari aliran kubisme yang paling mencolok adalah:
surealisme yang paling mencolok adalah:
• Dalam penggambarannya, objek dirubah ke dalam
• Objek merupakan penggabungan dua objek nyata
Optik merupakan aliran seni rupa yang
kombinasi bidang-bidang seerti segitiga, persegi,
yang berbeda wujud dan terkesan aneh.
lingkarang dan lain sebagainya.
• Objek yang digabung dalam lukisan bisa makhluk
• Objek yang digambar biasanya berupa hewan dan
hidup dan benda mati, bebas asalkan bisa menjadi
manusia, dengan latar alam atau bangunan.
unik.
• Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
kubisme adalah Fajar Sidik dan Srihadi Sudarsono,
surealisme adalah Abdul Rahman dan Gusti Putu
• Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki
sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan
Saderi, sedangkan tokoh luar negeri yang mempopuler-
aliran kubisme adalah Pablo Ruiz Picasso, Salvador
kan aliran surealisme adalah Salvador Dali dan Andre
Dali, Felip Jacint Domènech, Gezanne, Metzinger,
Masson.
Albert Glazes, Braque, Fernand Leger, Francis
• Objek yang dilukis dalam wujud hiperbolis,
Picabia, Robert Delaunay dan Juan Gris.
11. Kontemporer / Posmo / Post Modern
Kontemporer merupakan aliran seni rupa yang
07. Fauvisme
tidak terikat oleh pakem dan berkembang sesuai
• Objek yang dilukis berlatar akademis dan
Fauvisme merupakan aliran seni rupa yang
zaman. Ciri dari aliran kontemporer yang paling
menekankan pada corak warna yang bebas, liar dan
mencolok adalah:
imajinatif. Ciri dari aliran fauvisme yang paling
• Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi
mencolok adalah:
juga waktu yang tematik.
• Wujud dari objek yang digambar tidak terlalu
• Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis,
• Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang
penting, warna imajinatif dan liarnya yang sangat
bebas, ekspresif dan mencolok.
ditonjolkan.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
• Objek biasanya berupa manusia yang sedang
• Ada beberapa pelukis yang khusus melukis favisme
kontemporer adalah Sprinka, Nyoman Nuarta, Jim
• Lebih memainkan warna cerah dan mencolok pada
dalam bentuk lanskap dan ada juga yang tidak
Supangat, dan Angelina P., sedangkan tokoh luar
terikat pada tipe objek tertentu.
negeri yang mempopulerkan aliran kontemporer adalah
• Kebanyakan dari aliran romantisme mengambil
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
Frank Auerbach, Ida Applebroog dan Richard
• Proporsi, persektif, warna dan keseimbangannya
kubisme belum diketahui, kemungkinan belum ada
Artschwager.
yang fokus pada aliran (yang ke-anak muda-an) ini,
• Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan,
• Kebanyakan dari aliran naturalisme mengambil
sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan
12. Konstruktivisme
aliran fauvisme adalah Andre Dirrain, Henry Matisse,
Konstruktivisme merupakan aliran seni rupa yang
• Titik
Rauol Dufi, Maurice de Vlamink Paul Cezanne,
menekankan pada penggambaran sisi seni sebuah
Gustave Moreau, Paul Gauguin, dan Kess Van
bangunan. Ciri dari aliran konstruktivisme yang paling
Dongen.
mencolok adalah: • Objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar
08. Dadaisme
yang berada di sekitar bangunan dari satu sudut
• Objek yang dilukis biasanya adalah tokoh suci,
Dadaisme merupakan aliran seni rupa yang
lukis.
• Objek bisa berupa banguan kuno, klasik, modern
• Gaya lukisan seperti ini banyak terdapat di
menekankan seni rupa yang anti-seni dan
anti-perasan. Ciri dari aliran dadaisme yang paling
atau bangunan apa pun.
mencolok adalah:
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
• Gambar suatu objek berbau kekerasan, kasar dan
konstruktivisme adalah Sprinka, Nyoman Nuarta, Jim
• Lebih menekankan pada ekspresi kesedihan,
bersifat kritikan, sindiran atau plesetan.
Supangat, dan Angelina P., sedangkan tokoh luar
• Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan
negeri yang mempopulerkan aliran konstruktivisme
• Penggambaran detail objek sangat diperhatikan,
dan beragam, baik benda, manusia, hewan maupun
adalah Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov
14. Abs traksionisme
aliran primitif yang paling mencolok adalah:
Abstraksionisme merupakan aliran seni rupa yang
• Objek yang dilukis berupa tumbuhan, hewan dan
menghindari peniruan objek secara mentah, mem-
manusia dalam bentuk garis sederhana.
berikan sensasi keberadaan objek dan menggantikan
• Detail objek tidak ditonjolkan, hanya pada
unsur bentuk dan porsinya. Ciri dari aliran abstraksi-
penggambaran minimalis berupa garis dan aksen
onisme yang paling mencolok adalah:
sederhana.
• Abstraksionisme menggunakan dua aliran,
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
abstraksionisme geometri dan abstraksionisme
primitif adalah S. Sudjojono, sedangkan tokoh luar
nonfiguratif.
negeri yang mempopulerkan aliran primitif adalah
• Abstraksionisme geometri berbentuk objek abstrak
Ricardo Ponce.
geometris murni, sedangkan abstraksionisme nonfiguratif berbentuk garis/goresan dan warna.
18. Optik
• Dalam penggambarannya, objek dirubah ke dalam
• Objek merupakan penggabungan dua objek nyata
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
Optik merupakan aliran seni rupa yang
abstraksionisme adalah Zaini dan Fajar Sidik,
menggambarkan sebuah objek manipulasi visual yang
• Objek yang digabung dalam lukisan bisa makhluk
sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan
dapat menipu mata. Ciri dari aliran optik yang paling
• Objek yang digambar biasanya berupa hewan dan
aliran abstraksionisme adalah Alexander Rodchenko, El
mencolok adalah:
Lissitzky, Wassily Kadinsky dan Naum Goba.
• Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau objek yang berwarna hitam putih.
15. Neo-Klasik
• Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki
Neo-Klasik merupakan aliran seni rupa yang
detail yang rumit.
bersifat rasional, objektif dan klasik. Ciri dari aliran
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
neo-klasik yang paling mencolok adalah:
optik adalah Agus Djaja, sedangkan tokoh luar negeri
• Objek yang dilukis dalam wujud hiperbolis,
yang mempopulerkan aliran optik adalah Bridget
seimbang, menggunakan batasan-batasan warna
Louise Riley dan Walter Gropius.
yang bersih dan statis. • Objek yang dilukis berlatar akademis dan
19. Pittura Metafisica
istana-sentris.
Pittura metafisica merupakan aliran seni rupa
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
yang menggambarkan sebuah objek dengan sentuhan
• Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi
neo-klasik belum diketahui, sepertinya tidak begitu ada
metafisika. Aliran ini merupakan penentang aliran kubisme dan futuristik. Ciri dari aliran pittura metafisica
• Wujud dari objek yang digambar tidak terlalu yang paling mencolok adalah: • Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis,
yang meminati atau fokus pada aliran ini, sedangkan
tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran
• Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang
abstraksionisme Jean August Dominique Ingres.
erat dengan hal yang bersifat metafisika. • Objek biasanya berupa manusia yang sedang
• Ada beberapa pelukis yang khusus melukis favisme
16. Pointilisme
melakukan aktivitas dengan benda dan latar di
• Lebih memainkan warna cerah dan mencolok pada
Pointilisme merupakan aliran seni rupa yang
belakangnya.
menggambarkan sebuah objek menggunakan titik-titik.
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
pittura metafisica sepertinya tidak ada, sedangkan • Proporsi, persektif, warna dan keseimbangannya
• Kebanyakan dari aliran romantisme mengambil
Ciri dari aliran pointilisme yang paling mencolok
adalah:
tokoh luar negeri yang mempopulerkan aliran pittura • Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan, metafisica adalah Giorgio de Chirico dan Carlo Carra.
• Kebanyakan dari aliran naturalisme mengambil
• Titik yang digunakan terdiri dari berbagai macam 20. Gotik
dan agak baur jika dinikmati dari dekat.
Gotik merupakan aliran seni rupa yang meng-
variasi, baik besar-kecil, tebal-tipis, maupun
gambarkan sebuah objek dengan garis tebal dan
berwarna-hitam putih.
bentuk ramping serta menegaskan sesuatu berdasar-
Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran
kan warna. Ciri dari aliran gotik yang paling mencolok
• Objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar
pointilisme adalah Rijaman, Keo Budi Harijanto,
adalah:
sedangkan tokoh luar negeri yang mempopulerkan
• Objek yang dilukis biasanya adalah tokoh suci,
aliran pointilisme adalah Seurat’s La Parade dan
kesatria, raja dan ratu.
• Objek bisa berupa banguan kuno, klasik, modern
• Gaya lukisan seperti ini banyak terdapat di kerajaan-kerajaan, rumah ibadah dan juga kastil atau bangunan klasik.
Vincent van Gogh.
• Gambar suatu objek berbau kekerasan, kasar dan Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran • Lebih menekankan pada ekspresi kesedihan, gotik sepertinya juga tidak ada, sedangkan tokoh luar • Objek yang dijadikan bahan lukisan tanpa batasan negeri yang mempopulerkan aliran gotik adalah Albert Durer, Jan Van Eyck, Mathias Grunnewald dan Pieter • Penggambaran detail objek sangat diperhatikan,
Droughel.
Perawatan &
Lingkungan Mikro 2B 2C
Pengawetan 2A
dan Lainnya
Benda
Kerusakan
3A Analisis
Uji Lab 3B
Perawatan dan Pengawetan
2B
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
Fisik
Kimiawi
Biotis
1. Rapuh
1. Lapuk
1. Jamur (Fungi) [ ....... %]
Kerusakan
2. Kotor
2. Pudar
2. Serangga (Insect) [ ....... %]
3. Lemak
3. Korosi
3. Ganggang (Algae) [ ....... %]
4. Kelupas
4. Oksidasi 2B 5. 4. Lumut (Moss) Gores [ ....... %] 5. Bau
6. Retak
5. Lumut-kerak (Lichens) [ ...... %]
6. Noda
7. Patah
7. Kristal garam
Perawatan dan Pengawetan
2A
yak.
Cat
min
Media
2 Keramik
Patung
Lukisan Air * C.
* C.
Pigura
Bentuk (Konstruksi)
Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)
Analisis Benda
Bahan
Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan
3A
(Komposisi) (Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)
Observasi
Organik
Anorganik
Campuran
3B
Detail Proses Observasi, Perawatan & Pengawetan 2A
1. Tulang
Kayu. 1. 1. Kulit
2. Kerang
Kulit. 2. 2. Bulu
3. Pigmen/ Cat
Uji Lab
Bambu. 3. 3. Sutera Protein 4. Manik-manik
Rotan. 4. Selulose
4. Lain
Emas 1. 1. Batu Perak 2. 2. Kaca
Logam
Timah 3. Non
Logam 4.
3. Keramik
Perunggu
2C 4. Plester
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
No. N o . I n v . Judul Karya
Nama Seniman
Ukuran dan Tahun
Min. Ave. Max.
002 Pahlawan Teuku Umar
Hendra Gunawan
98 x 145,5 cm, 1956
Lokasi:
Prioritas Tindakan : X A. Segera
B. Sedang
C. Rendah
Kelembaban (%)
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
Min. Ave. Max.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN :
Baik
Cukup X Rusak
A. FISIK:
X 1. Kotor
X 8. Gelombang kendor
D. KONDISI SPANRAM:
1. X ..................... Baik
G. No Foto :
2. Lemak
9. Gores
Ruang B.
X 3. Deposit X 10. Sobek
2. Cukup
X 4. Rapuh X 11. Kelupas parah
3. Rusak
Temperatur (°C)
5. Patah
12. Lubang
Min. Ave. Max.
E. KONDISI PIGURA:
B. BIOTIS:
C. KIMIAWI:
Min. Ave. Max.
PEMBENTUK BAHAN
I. 1. Karat
F. LAIN:
sobekan di 3 tempat
A. Lain-lain
Ruang C.
JENIS CAT
X 1. C.minyak 2.
Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)
Temperatur (°C)
Cat air
3. Tinta
Min. Ave. Max.
4. Akrilik 5. Pastel
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
ANALISIS
6. Krayon
7. Lain-lain
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :
Kelembaban (%)
JENIS MEDIA F. Kandungan Air (%) -- = ........ (.......)
A. Intensitas Cahaya (Lux)
(SUBSTRAT) G. Keasaman (pH) ------ = ........ (.......)
B. 2
B. Radiasi UV ( μW/cm 0 )- = ........ (.......)
C. Suhu Udara (
= ........ (.......) C) --------
H. menelaah hubungan
Min. Ave. Max.
X 1. Kanvas
ORP (mili Volts) ------ = ........ (.......)
D. Suhu Permukaan ( 0 = ........ (.......) C) --
I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......)
iklim mikro-makro,
E.
2. Kertas
Kelembaban Udara (%)
tekanan barometrik, dll.
3. Kayu
Catatan : ORP = Potensial Redoks.
4. Kaca
Ruang D.
5. Logam 6. Lain-lain
Temperatur (°C)
IV.
C. TEKNIK
REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
Min. Ave.
Max.
X 1. C.minyak
2. Aquarel
A. X Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)
C. Penguatan dan Konsolidasi
B. X Pembersihan lemak, varnis, dsb.
X 1. penguatan cat dengan ............................ MEK
4. Guase
dengan pelarut:
2. penguatan kanvas/ substrat ...................
5. 2-ethoxy ethanol
3. perbaikan kanvas/ substrat.
4. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
Min. Ave. Max.
7. Batik
X 3. turpentin
7. acetone
8. Lain-lain
4. air sabun (amonia) X 8. 2-aceton alcohol
Catatan :
D. X Penyempurnaan (finishing treatment)
E. Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Oils on Canvas
1. isolating (varnish)
Ruang E.
laid on Canvas (No
X 2. inpainting (+mixing varnish)
Adhesive).
3. dressing/ retouching (varnish)
Temperatur (°C)
X 4. (re)varnishing F. X Perlakuan lain.
Min. Ave. Max.
Identifikasi dan Klasifikasi Bahan dan Mengenal Sifat - Interaksi Bahan
bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas
G. CATATAN: sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem ................................................................................................................
Kelembaban (%)
Rekomendasi
Min. Ave. Max.
BANTUAN TEKNIS
Teknis Penguatan Kanvas/ Cat Rapuh, Penetralan Keasaman (ORP), Keterangan :
Beresiko
perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC), Cukup 1 ~
EMC/RH isotherm
bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); Beresiko kapasitas buffering (MH), rekondisi silicagel, dll. Ideal 3 ~
Bahaya
Cukup
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :
UJI LABORATORIUM
2 0002 Pahlawan Teuku Umar
Hendra Gunawan
098 x 146 Parah
Lokasi:
KONDISI BENDA SAAT PENGAMATAN
No Foto : 0002.10
Sebelum Perawatan
Lain-lain Other...
Deposit
Sobek
BAHAN
PEMBENTUK Kelupas
Rapuh
KONDISI SPANRAM:
BENDA
Jenis Cat
Distorsi
Kering
C.minyak
KONDISI PIGURA:
Cat air Sesudah Perawatan
KIMIAWI:
Oksidasi CATATAN:
sobekan di 3 tempat
Pudar
Krayon Lain-lain
9 Masalah
Aktif
Kotor debu
Varnis cacat
Sobek
Jenis Substrat
Kanvas kendor
Cat rapuh/ kering
Jamur
Kanvas
Varnis menguning
Cat kelupas
Noda
Kertas
500 Hardboard 7.154 Tripleks
USULAN TINDAKAN KONSERVASI
4. Penyempurnaan (finishing treatment) Kayu
1. Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)
isolating (varnish) Kaca
2. Pembersihan dengan pelarut :
inpainting (+mixing varnish) Logam
air
2-ethoxy ethanol
dressing/ retouching (varnish) Lain-lain
(re)varnishing
air sabun (amonia)
2-aceton alcohol
5. Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.) Teknik
3. Penguatan dan Konsolidasi
C.minyak
penguatan cat dengan perekat: lilin, dsb.
6. Perlakuan lain.
Aquarel
penguatan kanvas/ substrat dg. perekat.
Pastel
perbaikan kanvas/ substrat.
Tempera
12 Langkah Litografi
perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
Retouching Batik
Light cleaning
Chemical cleaning Varnishing Kolase
Framing/ reframing Stripping Lain-lain
CATATAN:
Restretching
Mending
penyambungan kanvas sobek (LocTite)
Inpainting
Consolidation
dan pendobelan kanvas tanpa perekat.
Repainting
Bio Control
LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA CATATAN: Intensitas Cahaya (Lux) :
( 50 ) Kandungan Air (%) .. :
Radiasi UV ( μ W/cm 2 ) ... :
( 0,4 ) Keasaman (pH)
Suhu Udara ( C) ........... :
( 20 ) Polusi Udara
Suhu Permukaan ( C) .. :
) ORP (mili Volt) ........ :
( < - 200 ) ( < - 200 )
Teuku Umar, 98 x 145,5 cm,
9 Masalah
Oils on Canvas, 1956]
a A. Kondisi :
parah
am
Kotor debu
Cat kelupas
pigur
Kanvas kendor
Sobek
3 lokasi
spanr
Varnis menguning
Jamur
isan
Varnis cacat
Noda
uk
Cat rapuh/ kering
Baik
Rusak Aktif
Cukup
Parah
1. air
2. white-spirit
X 3. turpentin
4. air sabun (amonia)
5. 2-ethoxy ethanol
6. toluene
7. acetone
X 8. 2-aceton alcohol
white spirits
turpentine
picture cleaner
toluene & acetone
2-ethoxy ethanol
2-aceton alcohol
12 Langkah
B. Rekomendasi Konservasi :
Light cleaning Chemical cleaning Framing/ reframing Restretching Inpainting Repainting Retouching Varnishing Stripping Mending Consolidation MEK Bio Control
sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem
LocTite Gel Glue
4 gram
o 2016
. Subagiy
Lukisan
me
spanram
a fr
(stretcher) a( kanvas
pigur
illustrated by Primastoria 2016
sobek
Varnis lama harus diangkat untuk mengetahui warna & tekstur cat asli
cat/ priming yang terangkat harus diratakan
retakan cat terjadi akibat perbedaan elastisitas cat (cenderung statis) dan
Cat
kanvas (cenderung lentur/ elastis), yang selanjutnya mengakibatkan kontraksi
{ antara kedua bahan tersebut.
Priming
Kanvas 1
ming
Kanvas 2 efr pelindung kanvas 1. 2
{ kanvas 2 hanya sebagai
DETAIL
ming - R
Gambar 3 menunjukkan close-up, yang mana pada sisi bawah lukisan telah termakan bubuk.
ra
F paku berkarat
Gambar 4 ini menunjukkan close-up pada semua sisi lukisan. Bagian ini menampakkan paku berkarat dan perbedaan kanvas asli dan kanvas
3 4 dobelan.
5 DAN KERAPATAN KANVAS
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN
KANVAS, CAT, VARNIS dan PIGMEN
Spray
VARNIS
cat detail
CAT
retakan
cat lukisan
cat dasaran
CAT
{ GESSO
gesso sottile
gesso grosso priming
PRIMING Gesso
KANVAS {
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KANVAS
Priming
Tabby 1/1, 16/22, Z Tabby 2/2, 24/24, Z
Twill 2/2, 20/24, Z
Cat Minyak , Cat Air, Akrilik, Tinta, Guase, Dll.
Pigmen
CAT
o 2016
CAT = Pigmen + Binder
. Subagiy uji Y
yP
ed b eat
Cr
Binder
Pigmen
B : 100% H : 45 Lab C
0 115 A S1
olor
Lemon Yellow
Cadmium Yellow Light
Cadmium Yellow Pale Hue
Cadmium Yellow Medium
Cadmium Yellow Hue Yellow Deep Hue Cadmium
Lemon Yellow B : 12 346 A S1
G:
R:
RGB C
197 255 olor
K C Y: M : 23% C:
MY
98% Cadmium Red KC C Medium Hue Cadmium Red Dark Deep Hue Cadmium Red Rose Permanent Alizarin Crimson : 0% Permanent 0%
Cadmium Red
olor C
tM a
tM a
in yak
in yak
A 178 AA S2 lat P
137 AA S2
138 AA S1
(Konica-Minolta R-410)
Cerulean Blue
a tA Hue Cerulean Blue
Cobalt Blue
er
ek
Chroma Meter
rilik
C tM a
mD a
S A Key
in
ata W
Semi-Opaque Opaque Semi -Transparent Transparent Series Permanent Extremely
to yak ig
Coding men
number
rna
Permanent
C tA a
ir
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
Berbagai model dan ukuran kwas
Palu
Easel
Tang Obeng 3 Obeng 1
Optivisor
Pinset, Tweezer, dll.
Meteran Obeng 2
Tarikan Kanvas
Staple Gun Solder Lukisan
2. Peralatan Lukis
Pisau palet
Kwas tusir warna
Varnis
Papan palet
Terpentin
Varnis
PRIMING
Tempat cuci kwas
yak, dll. Set Cat Min
Gambar 01a.
Gambar 01b.
Gambar 01c.
Gambar 03.:
pH ORP Meter
Gambar 02.:
Alat Pengukur Keasaman
Fume Hood
dan Potensial Redoks
Portabel
Gambar 04.:
meter
Moisture Meter
b Alat Pengukur Kadar Air
a & semi-solid pH
solid
Gambar 06.: Gambar 05.:
Handheld XRF Spectrometer Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam Alat Perekam Data Warna
Gambar 07.: Ultra Violet [A/B] Light Meter
Alat pengukur radiasi ultra violet
A [320-360 nm] dan ultra violet
B [290-320 nm]. [UV sensor spectrum: 290 ~ 390 n m] B [290-320 nm]. [UV sensor spectrum: 290 ~ 390 n m]
cahaya berkekuatan 1 kandela.
intensitas cahaya) Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m 2 ) dari sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).
1. Kuat Penerangan ( Illumination, E)
F (Fluks)
Lumen
E=
2 m = Lux.
A (Luas)
2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.
Energi (Joule/m 2 )
3. Fluks Cahaya (
F) =
Waktu (Jam)
E.R 2
4. Kuat Cahaya (
I) =
= Lumen.m = Candela
Cos Q Sensor/ cell
penangkap sinar. CATATAN :
Mode/ pengatur besarnya
E = kuat penerangan, bersatuan Lux;
F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; Displai/ monitor harga
sinar yang terbaca.
A = luas bidang, bersatuan m 2 ; hasil pengamatan.
J = energi, bersatuan Joule/m 2 ; T = waktu, bersatuan jam; R = jarak sumber penerangan dan benda,
bersatuan m; Q = menyatakan besarnya sudut antara
Gambar 10.:
sumber cahaya dan titik benda yang
Ultra Violet Monitor (4 in 1) diterangi, tetapi jika sudutnya tegak
lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q
(Alat pengukur radiasi ultra violet,
dapat diabaikan.
kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
Satuan Ukuran ELSEC 4 in 1 Monitor:
Kelembaban Udara (RH) = % Panel monitor menunjukkan
Sensor suhu dan
Suhu Udara (T) = 0 C
besaran angka dan satuan
kelembaban udara
Kuat Penerangan (E) = Lux Kuat Radiasi UV (UVR) = μ W/Lumen
KONVERSI ENERGI :
1 Joule = 10 7 erg.
1 kwh = 3.600.000 J.
1 Kalori = 4,1868 J.
Sensor radiasi UV
KONVERSI DAYA:
dan Intensitas
1 watt = 1 Joule/ detik.
cahaya.
1 HP = 0,746 watt
Operasional Alat Ukur Klimatologi
Gambar 11.:
Thermohygro-barometer digital
Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan, suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan.
o 2016
. Subagiy uji Y
yP
ed b eat
Gambar 12.: Cr
Climate Datalogger
Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari, minggu atau bulan.
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
1. Pengertian/ Definisi
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” ( absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan. Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun. Kelembaban relatif ( relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
kelembaban absolut suatu udara
RH =
x 100%
kelembaban absolut udara jenuh pada suhu sama
Contoh: Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%. Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH =
Suhu dan Kelembaban Udara
Gambar 13.: Wet & Dry Bulb Psychrometer
Banyak digunakan untuk kalibrasi alat- alat pengukur RH & T jenis lain.
“Wet & Dry Psychrometer”
Sling Psychrometer
sangat cocok digunakan untuk
Alat ini menyerupai
Wet & Dry
kalibrasi, spot reading dan
Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang
ga pendataan data klimatologi harian.
har
Kita dapat mengetahui besarnya
dry ataupun wet) dapat diputar,
suhu udara secara langsung pada
guna melewatkan udara pada
thermometer. Sekarang perangkat selisih
bagian thermometer yang kering
(kiri). Sedangkan RH-nya dapat
ini telah dimodifikasi dengan
dicari dengan merujuk selisih
tenaga baterai untuk memutar
harga dengan thermometer yang
kipas angin yang melewatkan
basah (kanan). Selanjutnya besar-
udara yang akan diukur suhu
nya RH dapat dicari pada Tabel RH
ataupun kelembabannya.
yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.
o 2016
Maintenans Alat: Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi)
. Subagiy
INAKURASI + 2%
thermometer merkuri diusahakan
uji Y
selalu bersih, dan air yang
yP
digunakan selalu air distilasi.
ed b eat
Cr
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
Gambar 14.:
Thermohygrometer
Catatan:
Satu orang yang sedang
Hasil pengukuran dari alat ini
istirahat selama satu
dapat dilihat/ dibaca langsung.
jam setara dengan 60 ml air, dan menghasil-
Besarmya RH merujuk pada
kan panas setara dengan
“perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut,
100 watt lampu pijar.
polymer atau garam kristal.
Gambar 15.:
Referensi: Thermohygrograph
Bachmann (1992:15-22)
Hasil pengukuran dari
INAKURASI (INACCURACY):
alat ini dapat dilihat/
+ 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)
dibaca langsung.
+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi)
Gambar 16.: Weather Station
Gambar 17.:
Dehumidifier
(Alat Penyerap Uap Air)
Control Panel
Keterangan “Control Panel”
(1) Tombol Operasi (Power) (2) Tombol pengoperasian
(RH 60 ~ 65%) (3) Pengoperasian non-stop (4) Tombol “Humidity” (5) Tombol “Defrost” (6) Lampu indikator Humidity
Tempat
masuknya
Lampu indikator Defrost
Alat pemantau kelembaban, suhu, tekanan udara dan arah
o 2016
air
CATATAN:
angin dengan sistem nir-kabel ( wireless).
Kelembaban tidak dapat
. Subagiy
diturunkan dibawah 40%.
uji Y
Gambar 18a.: yP
Efektif untuk 40 ~ 50%.
Efektif untuk luas ruangan =
Humidifier
ed b
10 ~ 16 meter kubik.
eat
Suhu ruangan berkisar
(Alat Pelembab Udara)
Cr
Bak Penampungan
antara 1 ~ 35 derajat celcius.
(Uap) Air
Control Panel
Gambar 18b.:
Tempat Keluarnya
Moisturizer uap air
(Alat Portabel u/ Pelembab Benda)
Bak Penampungan
Air Distilasi
TOBI Steamer
Gambar 19.: Hydrogen
Gambar 20. water
BLUEAIR ionizer
Air Purifier
- ORP (mV)
+ ORP (mV)
-400 -300 -200 -100
Teh Hijau
Soda
Cod
Vitamin
Air
Liver Oil
C Kran
Baik
Netral
Buruk
Gambar 21d.: Solid & semi-solid
Gambar 21e.:
pH meter
pH ORP Meter
Gambar 21b.:
Gambar 21c.:
pH and thermometer ORP meter
Hanna Instruments Hanna Instruments
Catatan :
1. Pada saat konservasi koleksi berbahan organik, kita harus dapat mengenal sifat-sifat serat kelompok selulose (kayu, kapas, linen, anyaman, dll.) dan kelompok protein (kulit binatang, sutera, wool, dst.). Kedua kelompok serat bersifat mudah menyerap air, tetapi kalau selulose pada kondisi agak lembab menjadi kuat dan sutera menjadi lemah. Kelompok protein tahan terhadap bahan bersifat agak asam tetapi tidak tahan terhadap bahan yang bersifat agak basa, sedangkan selulose tahan terhadap bahan
Tabel 1. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Tinggi (Materials Sensitive to High Relative Humidity)
Kondisi yang direkomendasi (Materials)
Bahan
Akibatnya
(Recommended Condition) logam (metal)
(Result)
40% RH, or lower kertas (paper)
korosi/ karat (corrosion)
berjamur, noda (mold, stains)
45 - 55% RH
tekstil (textile)
berjamur , noda (mold, stains)
45 - 55% RH
kayu (wood)
berjamur , melengkung (fungal
50 - 55% RH, constant/ stable
attack, warping)
kayu bercat (painted wood)
50 - 55% RH, constant logam bercat (painted metal)
cat mengelupas (flaking paint)
korosi/ karat, cat mengelupas
40% RH, or lower
(corrosion, flaking paint)
tatakan, pelapis kayu (inlay,
50 - 55% RH, constant veneer)
lepas/ copot bagian-bagiannya
(detachment)
bahan penyempurna (finishes)
berjamur / noda (mold, stains)
50 - 55% RH, constant
o 2016
perkamen, gading (parchment, melengkung/ gelombang, jamur
50 - 55% RH, constant ivory)
(warping, mold)
bubur kertas (papier-mache)
berjamur / noda (mold, stains)
45 - 55% RH, constant
. Subagiy
bahan keranjang/ anyaman
berjamur (mold)
60 - 65% RH, constant
uji Y
(basket materials)
yP
kolase kertas (decoupage
lepas/ copot, berjamur
50 - 55% RH, constant
ed b
surface)
(detachment, mold)
eat Cr
Tabel 2. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah (Materials Sensitive to Low Relative Humidity)
Kondisi yang direkomendasi (Materials)
Bahan
Akibatnya
(Recommended Condition) kayu (wood)
(Result)
50 - 55% RH, constant/ stable kulit mentah, kulit olahan
mengkerut (checks/ dries out)
45 - 55% RH rawhide, leather skins) (
pelapukan, lapuh, kering
(embrittlement)
perkamen (parchment)
mengkerut, rapuh (shrinkage,
50 - 55% RH, constant
embrittlement)
bulu ayam (quill)
45 - 55% RH, constant serat keranjang (basket fibers)
rapuh (embrittlement)
60 - 65% RH, constant ancur, lem nabati (animal glue)
rapuh (embrittlement)
kering, merapuh (dries out,
50 - 55% RH, constant
weakens)
kulit kura-kura (tortoise shell)
retak, melengkung (cracks,
45 - 55% RH, constant
warps)
semua gading (all ivory)
retak, melengkung (splits,
50 - 55% RH, constant
warps)
permukaan tatakan (inlaid lepas, melengkung (detachments, 50 - 55% RH, constant surface)
warps)
(Recommended Condition) kertas (paper)
(Materials)
(Result)
rapuh, gelap (embrittlement,
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C
darkening)
media cat (paint media)
persenyawaan, gelap
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C
(crosslinking, darkening)
ancur/ lem nabati (animal
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C glue)
mengeras, kering (hardening,
drying)
kulit berbulu, bulu, rambut
rapuh, pucat/ pudar (embrittle-
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C
(furs, feather, hair) ment, fading)
kulit, kulit olahan (skins,
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C leather)
rapuh, pucat (embrittlement,
fading)
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C (pigment, dyes) sutera, beludru (silk, velvet)
pigmen, bahan celup
pudar/ pucat (fading)
pucat, kerusakan struktural
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C
(fading, structural damage)
permukaan lak (lacquered
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C surface)
buram, pucat (develops haze,
fading)
permukaan cat (painted
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C surface)
pucat/ pudar (fading)
o 2016
bahan dicelup warna (dyed
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C materials)
pucat/ pudar (fading)
karet (rubber) hancur . Subagiy
(deterioration crumbles)
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C
uji Y
serat alam (natural fibers)
rapuh, pucat (embrittlement,
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C yP
fading)
ed b
kayu (wood)
pucat (fading)
50 luxs [ 75 μW/Lumen], 18 0 C eat Cr
Tabel 5. Bahan-bahan Reaktif (Reactive Materials)
Kombinasi Bahan
Masalah Konservasi
(Materials Combination)
(Conservation Problems)
kayu/ kayu
perubahan ukuran, regang, patah
(wood/wood)
(dimensional changes, stress, breaks)
kayu/ kertas
kertas menjadi rapuh, gelap, noda
(wood/paper)
(paper becames brittle, dark, stained)
kayu/ tekstil
tekstil ternoda, rapuh
(wood/textile)
(textile became stained, brittle)
kayu/ logam
logam menjadi berkarat
(wood/metal)
(metal corrodes in contact with wood)
kayu/ serat alam
serat menjadi lemah, putus
(wood/natural fibers)
(fibers become weak, break)
kayu/ cat
saat kayu mengembang, cat mengelupas
(wood/paint)
(wood expand and contracts, paint flakes)
logam/ logam
terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi)
(metal/metal)
(possible electrochemical corrosion)
logam/ kain
logam berkarat, kain ternoda
(metal/cloth)
(metal corrodes, cloth becames stained)
logam/ kertas
logam berkarat, kertas ternoda
Alimin Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965
Henk Ngantung (1921 - 1990)
mempolitikkan kesenian
Ida Bagus Made Nadera
I Gusti Putu Gede
Pameran ASRI - ITB (>1950)
I Gusti Ketut Kobot
Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, Abas
Lim Wasim (1929 - 2004)
Alibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso,
Mahjuddin S.
Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto,
Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya,
Nashar (1928 -1994)
Sobrat, A. A. Gede Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950) 1979
Harijadi, Sutanto, Adi Munardi.
Sumardi
G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil,
Thamdjidin, M.
Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono
Wayan Sudana
REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)
Pelukis Asing
(Lukisan Ada Di Indonesia) 6
Masa Terisolir dari Negara Luar:
Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat
Amato, L. Dezentje, Ernest
minyak harus bergantian dengan seniman lain
Sularko
Giovanetti, G. Gabungan Pelukis Indonesia (1948):
Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)
Imandt, Wilhelmus Jean Frederic
Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini,
Kinsen, Mori Kichigoro (1888-1959)
Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.
Koenig, Arthur Johann
Pelukis Rakyat (1947)
Li Shuji (1943 - ?)
Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso,Sudiardjo, Trubus,
Makovsky, Konstantin E. (1839-1915)
Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro,
Renato, Cristiano
Simonetti Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:
Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi.
Snel, Han (1925 - 1998)
Talwinski, Igor (1907-1983) Seniman Indonesia Muda (SIM),1946
di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.
di Yogyakarta: Affandi, Hendra, Trubus, Dullah, Soedarso,
Pelukis Asing
Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo,
Rusli , Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini.
(di Bali, dari 1904 - 1967)
SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambah 1958
Ambron, Emilio
Trisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto,
Covarrubias, Miguel
Dooijeward, Willem (1892-1990) Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945: 1955
Mardian, Wakijan, Srihadi S.
Friend, Donald
Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito.
Israel, Isaac
Dr. Moerdowo
Himpunan Budaya Surakarta (1945) 1953 Mooijen, P. A. J.
Meier, Theo (1908-1982) Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:
Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein.
Smit, Arie
Sonnega, Auke C. Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
3 Sten, John
1952 > Antonia Blanco (1912 - 1999)
Keimin Bunka Shidoso (1944)
1941 > Lee Man-fong (1913-1988)
Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.
1938 > Willem & Maria Hofker Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:
1935 > Adrien Jean Le Mayeur
Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah
de Merpres (1880 - 1958) Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:
1928 > Rudolf Bonnet (1895-1978)
Affandi (1907 - 1990)
Affandi lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada tahun 1907. Tanggal dan bulan kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Ayahnya yang bernama R. Koesoema adalah seorang mantri ukur pada pabrik gula di Ciledug. Affandi menempuh pendidikan terakhir AMS-B di Jakarta. Pada umur 26 tahun, tepatnya pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika.
Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerjasama saling membantu sesama pelukis.
Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai --yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur-- memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno.
Sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang di- kumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, Affandi aktif membuat poster-poster perjuangan untuk mem- bangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terhadap kaum kolonialisme Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pelukis dan seniman lain yang tergabung dalam Seksi Kebudayaan Poetera, antara lain: S. Soedjojono, Dullah, Trubus, dan Chairil Anwar. Selanjutnya, Affandi memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan mendirikan perkumpulan "Seniman Masyarakat" 1945. Perkumpulan ini akhirnya menjadi "Seniman Indonesia Muda" setelah S. Soedjojono juga pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1947, Affandi mendirikan "Pelukis Rakyat" bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi, untuk memberikan kesempatan belajar kepada angkatan muda yang haus mendapatkan pendidikan dan praktek seni lukis. Lalu pada tahun 1948, Affandi pindah kembali ke Jakarta dan turut mendirikan perkumpulan "Gabungan Pelukis Indonesia".
Tidak lama setelah itu, yaitu pada tahun 1949, Affandi mendapat Grant dari pemerintah India dan tinggal selama 2 tahun di India. Di sana, Affandi melakukan aktivitas melukisnya dan juga mengadakan pameran di kota-kota besar hingga tahun 1951 di India. Selanjutnya, Affandi mengadakan pameran keliling di negara-negara Eropa, diantaranya London, Amsterdam, Brussel, Paris dan Roma. Affandi juga ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili Indonesia dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali berturut-turut, yaitu di Brasil (1952), di Venice (Italia - 1954), dan di Sao Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil memenangkan hadiah.
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya. Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat. Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu. Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis. Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang
Lampiran A Lembar Pengamatan Lukisan
3. Judul : Potret Adam Malik
Tempat Sample
Tema: Potret
4. Seniman: Basuki Abdullah No. Sampel: Aliran Seniman: Impresionisme
5. Tahun: 1976
No. Foto: Periode/ Angkatan:
C. FOTO
6. Bahan:
C.minyak
EPA
Media
OT
7. Teknik:
C.minyak
8. Ukuran (cm.): 101 x 150
[Lks.]
[Pgr.]
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
je akan
b el
1. Jenis Tenunan :
il O
ta 2. Kerapatan Tenunan: an
D ki
3. Jumlah Benang:
per 1 cm2
4. Arah Pilinan:
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
nga ta
7. Keterangan Kanvas:
nda
E. KONDISI DAN USULAN PERAWATAN
il
1. Kondisi: Rusak
Aktif
ta
De
Kotor debu
Varnis cacat
Sobek
a sal
Kanvas kendor
Cat rapuh/ kering
Jamur
9M
Varnis menguning
Cat kelupas
Noda
n ta
aw
2. Usulan Perawatan:
ra
Light cleaning
Inpainting
Stripping
Chemical cleaning
Repainting
Mending
hP
Framing/ reframing
Retouching
Consolidation
12 Langkah
Restretching
Varnishing
Bio Control
uda
3. Judul : Pahlawan Teuku Umar
Tempat Sample
Tema: Perjuangan
4. Seniman: Hendra Gunawan No. Sampel: Aliran Seniman: Ekpresionisme
5. Tahun: 1956
No. Foto: Periode/ Angkatan:
C. FOTO
6. Bahan:
C.minyak
EPA
Media
OT
7. Teknik:
C.minyak
8. Ukuran (cm.): 098 x 146
[Lks.]
[Pgr.]
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
je akan
b el
1. Jenis Tenunan :
il O
ta 2. Kerapatan Tenunan: an
D ki
3. Jumlah Benang:
per 1 cm2
4. Arah Pilinan:
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
nga ta
7. Keterangan Kanvas:
nda
E. KONDISI DAN USULAN PERAWATAN
il
1. Kondisi: Parah
Aktif
ta
De
Kotor debu
Varnis cacat
Sobek
a sal
Kanvas kendor
Cat rapuh/ kering
Jamur
9M
Varnis menguning
Cat kelupas
Noda
n ta
aw
2. Usulan Perawatan:
ra
Light cleaning
Inpainting
Stripping
Chemical cleaning
Repainting
Mending
hP
Framing/ reframing
Retouching
Consolidation
12 Langkah
Restretching
Varnishing
Bio Control
uda
3. Judul : Klenteng
Tempat Sample
Tema: Abstraktif
4. Seniman: Abas Alibasyah No. Sampel: Aliran Seniman: Abstraksionisme
5. Tahun: 1961
No. Foto: Periode/ Angkatan:
C. FOTO
6. Bahan:
C.minyak
EPA
Media
OT
7. Teknik:
C.minyak
8. Ukuran (cm.): 090 x 117
[Lks.]
[Pgr.]
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
je akan
b el
1. Jenis Tenunan :
il O
ta 2. Kerapatan Tenunan: an
D ki
3. Jumlah Benang:
per 1 cm2
4. Arah Pilinan:
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
nga ta
7. Keterangan Kanvas:
nda
E. KONDISI DAN USULAN PERAWATAN
il
1. Kondisi: Cukup
Aktif
ta
De
Kotor debu
Varnis cacat
Sobek
a sal
Kanvas kendor
Cat rapuh/ kering
Jamur
9M
Varnis menguning
Cat kelupas
Noda
n ta
aw
2. Usulan Perawatan:
ra
Light cleaning
Inpainting
Stripping