KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKNAS oleh: Inspektur I Itjen Kemdiknas

KEBIJAKAN PENGAWASAN

  

oleh:

Inspektur I

Itjen Kemdiknas

  

Disampaikan pada Workshop Pengelolaan Keuangan Satker

PPK-BLU

  

VISI DAN MISI KEMDIKNAS

2010 - 2014 Terselanggaranya Layanan Prima

  VISI Pendidikan Nasional untuk KEMDIKNAS Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif 2010 - 2014Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan (Availability)

  • Memperluas Keterjangkauan

  Layanan Pendidikan (Affordability) MISI

  • Meningkatkan Kualitas/Mutu

  dan Relevansi Layanan KEMDIKNAS Pendidikan (Quality) 2010 - 2014

  • Mewujudkan Kesetaraan

  dalam Memperoleh Layanan Pendidikan (Equity)

  • • Untuk mewujudkan hal

    tersebut telah tertuang dalam konstitusi.
  • • Dalam konstitusi sudah tegas

    dikatakan bahwa anggaran untuk sektor pendidikan adalah sebesar 20% dari APBN, APBD.

  

Postur Anggaran Pendidikan Tahun

2011-2012

  2011* 2012 APBN Rp.

  

1.229,56 T

Rp.

  1.418,49 T Anggaran Pendidikan Rp. 248,98 T (20,25%) Rp. 286,56 T (20,20%) Pusat Rp. 99,1 T (34.61%)

  Transfer Daerah Rp. 186,3 T (65.04%) DPPN Rp 1,0 T (0.35%) Pusat Rp. 89,7 T (36.04%) Transfer Daerah Rp. 158,2 (63.55%) DPPN Rp. 1,0 T (0.40%) *) Belum termasuk APBNP 2011

  Postur Anggaran Pendidikan Tahun DAK Pendidikan Rp 10,0 T Lainnya Rp 16,3T 2012 DPPN Rp 1,0 T BOS Rp. 23,6 T

  Pusat (0.35%) Rp. 99,1 T (34.61%) Rp 136,4 T Gaji dan Tunjangan guru

  Transfer Daerah Rp. 186,3 T (65.04%)

  

PERMASALAHAN

  • Persoalannya bagaimana kita mengelola anggaran sebesar itu??
  • • Kenyataan sekarang banyak keluhan

    dari masyarakat dan ditemuinya beberapa penyimpangan.
  • • Yang lebih membuat kita harus malu

    adalah opini BPK RI terhadap LK Kemdiknas yang disclaimer

  Untuk itu ITJEN SEBAGAI aparat pengawas internal Kemdiknas membuat visi dan misi serta arah kebijakan yang dilanjutkan dengan program strategis.

VISI ITJEN

  Terwujudnya Pengawasan yang Berkualitas terhadap Layanan Pendidikan MISI ITJEN

  • Melaksanakan tata kelola yang handal dalam layanan pengawasan pendidikan
  • Meningkatkan efektivitas dan efsiensi pengawasan yang berorientasi akuntabilitas
  • • Menguatkan integritas dan kepatuhan terhadap

    peraturan perundang-undangan bagi pengawas dan pengelola layanan pendidikan
  • Mendorong terwujudnya pengawasan internal yang profesional dalam setiap unit layanan pendidikan
  • Mengawal terjaminnya Laporan Keuangan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

  

ARAH DAN KEBIJAKAN

PENGAWASAN MENGAWAL PENYUSUNAN LAKIP

  • YANG BERKUALITAS
  • • MENDAMPINGI PENYUSUNAN LK

    MENUJU OPINI WTP

PROGRAM STRATEGIS

  

ITJEN

  1. Meningkatkan kinerja dan peranan Itjen;

  2. Meningkatkan kompetensi SDM;

  3. Merubah pola audit dari post menjadi current (on going) audit;

  4. Mewujudkan Opini WTP Tahun 2012;

  

5. Mengawal pelaksanaan Program Unit Utama terutama

APBNP;

  6. Melakukan audit PBJ 2005-2010;

  7. Membantu menyelesaikan masalah pensertifikatan tanah pada beberapa SATKER;

  

8. Mengirimkan butir-butir kelemahan Satker yg menjadi

temuan selama ini.

  9. Menindak Lanjuti Temuan BPK;

MENINGKATKAN KINERJA DAN

1 PERANAN ITJEN

  Audit selama ini lebih sebagai

   watchdog.

  Kedepan menjadi pendamping

   dalam mengawasi agar semua program dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

MENINGKATKAN KINERJA DAN

1 PERANAN ITJEN

  Untuk meningkatkan kinerja dan peran perlu : Perubahan mindset

   Meningkatkan disiplin

   Melakukan diskusi

   Menyiapkan diri sebelum wasrik

   Memaparkan hasil wasrik

   Melakukan pendampingan kepada satker yang

   membutuhkan Monitoring dan evaluasi

   Selalu ada semangat untuk menjadi lebih baik 

MENINGKATKAN KOMPETENSI

2 SDM

  

UNTUK MENINGKATKAN PERAN PERLU DITUNJANG SDM

YANG HANDAL. UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SDM

AKAN DILAKUKAN DIKLAT :

  1. Diklat Risk Based Audit

  

2. Diklat Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

  3. Diklat Audit Pengadaan Barang dan Jasa

  4. Diklat Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa

  5. Diklat Investigatif

  6. Diklat Audit Perencanaan

  7. Diklat Riviu atas Laporan Keuangan Pemerintah

  8. Diklat Bagi Auditor Tingkat Ahli

3 PERUBAHAN POLA AUDIT

  Pola Audit yang digunakan selama ini adalah

   Post Audit. Untuk itu tahun ini On-Going Audit atau

   Current Audit.

  Tujuannya adalah agar semua pelaksanaan

   program Kemdiknas dapat dipantau pelaksanaannya. Bila terdapat kesalahan ditengah jalan masih

   bisa diperbaiki sehingga tidak berujung pada

tindakan yang merugikan keuangan negara.

4 MEWUJUDKAN OPINI WTP 2012 TUJUAN PENYUSUNAN ROAD-MAP

  A. Tujuan Umum : Laporan keuangan Kemdiknas Tahun Anggaran 2011 Mendapat Opini WTP dari BPK

  B. Tujuan Khusus :

  1. Laporan Keuangan disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Intern memadai

  2. Laporan Keuangan sesuai SAP

  3. Taat kepada aturan

  4. Asset Kemdiknas aman

  

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

UNTUK MEWUJUDKAN WTP

  

1. Merubah pola audit dari post menjadi on going audit

(sesuai dengan peran Itjen sebagai APIP)

  2. Audit difokuskan pada Laporan Keuangan

  

3. Sebelum audit dilakukan diberikan pemahaman

kepada auditor sekaligus coaching pelaksanaan audit ini

  

4. Setelah kembali dilakukan diskusi terhadap temuan2

yang diperoleh dilapangan selama melakukan audit.

  

5. Mengirim butir-butir temuan BPK dan Itjen yang

sering terjadi kesemua Satker Kemdiknas

  

6. Mengadakan pendampingan terhadap penyusunan

Laporan Keuangan (sampling)

  

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

UNTUK MEWUJUDKAN WTP

  

7. Melakukan evaluasi terhadap LK Kementerian dan Unit

Utama semester I TA 2011.

  

8. Menjalin komunikasi dengan BPK-RI tentang upaya TL,

dan menyamakan persepsi tentang temuan serta konsultasi tentang uapaya roapmap to WTP.

  

9. Yang amat penting adalah kita perlu membuat Instruksi

Mendiknas tentang Rencana Aksi untuk meningkatkan Opini Laporan Keuangan Kemdiknas menjadi WTP ( Instruksi Menteri No. 1 Tahun 2011)

  

IMPLEMENTASI INSTRUKSI MENTERI

NO. 1 TAHUN 2011

  • • Melakukan Sosialisasi terkait dengan

    Instruksi Menteri No. 1 Tahun 2011.
  • • Melakukan Rencana Aksi dalam

    Instruksi Menteri sesuai dengan peran masing-masing.

MENGAWAL PROGRAM UNIT

5 UTAMA

  Untuk memberikan keyakinan bahwa semua

   program berjalan dengan baik maka perlu dilakukan pengawasan. Tahun ini kita akan mulai mengawal

   pelaksanaan program dengan anggaran APBN dan APBN-P. Penugasan diawali dengan menugaskan

   para Inspektur untuk meminta semua kegiatan yang dibiayai APBN-P di masing-

MENGAWAL PROGRAM UNIT

5 UTAMA

  Inspektur berkoordinasi dengan Kepala Satker

   yang bersangkutan untuk melakukan pengawasan. Jangan ada kegiatan yang tidak sesuai dengan

   aturan perundang-undangan yang ada.

  

Jika terpaksa harus dihentikan sehingga program

tidak bisa berjalan,

itu lebih baik dibandingkan harus menanggung risiko

yang tidak perlu.

  A AUDIT PBJ (PENGADAAN

6 BARANG/JASA)

  Tahun ini Itjen akan melakukan audit dengan

  • tujuan tertentu mengenai PBJ

  Yang akan diaudit anggaran 2005 s.d. 2010

  • Dilakukan secara bertahap, dimulai dengan dana
  • anggaran 2010.

  Dengan hanya 3 unit utama (Sekjen, PAUDNI,

  • Balitbang)

MEMBANTU MENYELESAIKAN

  

MASALAH

7 PENSERTIFIKATAN TANAH PADA

BEBERAPA SATKER

  Salah satu point temuan BPK yang banyak

   dijumpai di beberapa Satker adalah adanya lahan Satker yang belum bersertifikat. Untuk itu diminta masing-masing Satker agar bisa

   menyelesaikan. Namun ada beberapa tanah yang bermasalah

   dengan pihak ketiga, baik dengan Pemda, BUMN maupun dengan pihak swasta. Untuk itu ITJEN akan ikut membantu

   .

  menyelesaikannya dengan pihak ketiga tersebut

MENGIRIMKAN BUTIR2 KELEMAHAN

8 SATKER

YANG MENJADI TEMUAN SELAMA INI

  Tahun ini telah dilakukan audit on-going fokus pada

   Laporan Keuangan (LK) Setelah kembali dari audit, dilakukan pemaparan bagi

   masing-masing kelompok (dilanjutkan dengan diskusi) Dari diskusi dihimpun semua temuan dan diambil pula

   butir-butir temuan dari BPK. Setelah terhimpun dikirimkan ke semua Satker di

   lingkungan Kemdiknas agar temuan yang sama jangan terjadi pula di Satker lain pada pemeriksaaan berikutnya (baik pemeriksaan ITJEN maupun BPK).

MENGIRIMKAN BUTIR2 KELEMAHAN

8 SATKER

YANG MENJADI TEMUAN SELAMA INI

  Dengan model ini diharapkan LK Kemdiknas akan

   lebih baik. Disamping mengirimkan butir-butir ini, juga

   dilakukan pendampingan dalam penyusunan LK. Dalam tahun 2011 telah dilakukan pendampingan

   penyusunan LK pada 68 satker UPT Kemdiknas dan Dinas Pendidikan Provinsi dan 39 Perguruan Tinggi Negeri

9 TINDAK LANJUT TEMUAN BPK

  Salah satu Penyebab Disclaimer adalah banyaknya Satker

   yang belum mengumpulkan laporan pelaksanaan kegiatan dan ketidakpatuhan Satker terhadap aturan perundangan yang ada. Telah dilakukan Tindak Lanjut dari temuan BPK tersebut

   dengan langkah koordinasi yang baik. Hasilnya cukup memuaskan kita. Ini tidak terlepas dari

   keterlibatan semua unsur di lingkungan Kemdiknas. Namun bila dilihat dari Resume TL yang dikeluarkan oleh BPK

  

masih da sisa temuan yang belum ditindaklanjuti 2001-2011.

Mari kita fokus melaksanakan rekomendasi temuan di Satker  masing-masing.

  

PERKEMBANGAN TINDAK LANJUT LHP

BPK RI ATAS LK KEMDIKNAS TAHUN

2010

  Total : 263 Temuan Total Nilai Rp 2.843.092,84 juta

Tindak Lanjut Berdasar Jumlah Temuan Tindak Lanjut Berdasar Nilai Temuan

RENCANA TINDAK ATAS SISA

  

TEMUAN

YANG MASIH BELUM SELESAI

  Melakukan koordinasi secara berkelanjutan

   dengan setiap Satker baik pusat maupun daerah.

  Monitoring kelanjutan tindak lanjut berikutnya.

   Memberikan teguran dan peringatan kepada

   Satker yang lambat menyelesaikannya.

  

Harus selesai sebelum Desember

  PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

  Dalam rangka penguatan tata kelola

dan akuntabilitas, penyelenggaraan

tugas dan fungsi serta kegiatan di

lingkungan departemen pendidikan

nasional perlu

menindaklanjuti hasil pemeriksaan.

PENYAMPAIAN LAPORAN

  

 Inspektur Jenderal menyampaikan Laporan Hasil

Pemeriksaan kepada:

  a. Pemimpin Unit Kerja yang diperiksa untuk ditindaklanjuti; atau

b. Menteri dalam hal tindak lanjut hasil pemeriksaan merupakan kewenangannya.

  

 Pemimpin Unit Kerja setelah menerima Laporan

Hasil Pemeriksaan menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan paling lambat 1 (satu) bulan sejak Laporan Hasil Pemeriksaan diterima.

  INSPEKTUR JENDERAL MEMBERIKAN SURAT PERINGATAN a.

  Peringatan 1 Peringatan 1

  : :

  1 (satu) bulan sejak 1 (satu) bulan sejak laporan hasil pemeriksaan laporan hasil pemeriksaan diterima, belum diselesaikan diterima, belum diselesaikan

  b. Peringatan 2

  b. Peringatan 2 :

  : 3 (tiga) bulan sejak

  3 (tiga) bulan sejak peringatan 1, belum peringatan 1, belum diselesaikan. diselesaikan.

  c. Peringatan 3

  c. Peringatan 3 :

  : 1 (satu) bulan sejak

  1 (satu) bulan sejak peringatan 2, belum peringatan 2, belum diselesaikan. diselesaikan.

  

INVESTIGASI

Inspektur Jenderal dapat melakukan audit investigasi

pada Unit Kerja yang belum menyelesaikan tindak lanjut

setelah 1 (satu) bulan menerima peringatan ketiga.

  

Hasil investigasi berindikasi tindak pidana korupsi

dilimpahkan kepada aparat penegak hukum setelah

mendapat ijin Menteri.

  

Hasil investigasi yang bukan tindak pidana korupsi

dilimpahkan kepada pejabat yang berwenang

memberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

KEWAJIBAN PIMPINAN SATUAN

  

KERJA

Setiap pemimpin dan/atau pejabat pada

satuan kerja wajib melaksanakan tindak

lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan

oleh Inspektorat Jenderal.

  

Setiap pemimpin dan/atau pejabat pada

satuan kerja wajib melaksanakan tindak

lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan

oleh aparat pemeriksaan eksternal

Departemen.

  FASILITASI

Inspektur Jenderal memfasilitasi

penyelesaian tindak lanjut hasil

pemeriksaan aparat pengawasan

eksternal Kementerian.

  SANKSI

Pemimpin dan/atau pejabat

pada satuan kerja yang tidak

melaksanakan tindak lanjut

hasil pemeriksaan, dikenai

sanksi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

  Keputusan Inspektur Jenderal Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Nasional No. Kep. 809/F/KP/2011 No. Kep. 809/F/KP/2011 tentang Pembentukan Tim SATGAS Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI

  

Melaksanakan Penyelesaian

Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan BPK-RI

di Lingkungan Unit Utama.

  TUGAS

KEANGGOTAAN TIM SATGAS

  

Unsur Inspektorat dan Sekretariat

Jenderal Kementerian Pendidikan

Nasional

Masing-masing Inspektorat sesuai

wilayah kerja.

  TENTANG Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Undang-Undang No. 15 tahun 2009

Pasal 20 Ayat (1) s.d (5)

  

Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam

laporan hasil pemeriksaan.

Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan

kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi

dalam laporan hasil pemeriksaan.

  

Jawaban atau penjelasan disampaikan kepada BPK

selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah

laporan hasil pemeriksaan diterima.

  

BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil

pemeriksaan.

Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban

menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan BPK-RI

dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

Pasal 26 Ayat (2) Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban

  

untuk menindaklanjuti rekomendasi yang

disampaikan dalam laporan hasil

pemeriksaan BPK-RI dipidana dengan pidana

penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam)

bulan dan/atau denda paling banyak

Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)