Analisis Kasus Fraud Akuntansi and Pelap

ANALISIS KASUS FRAUD AKUNTANSI &
PELAPORAN KEUANGAN
Analisis Kasus Enron Inc., Freddie Mac & FannieMae, WorldcomInc.,
Satyam Computer Services India, Lehman Brothers Holdings Inc, Olympus.

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Struktur
Matakuliah Forensic Accounting & Fraud Examinations

Oleh
Gede Krisnawan

145020300111006

Angga Bagas Samudra

145020307111048

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang

2017

BRAWIJAYA UNIVERSITY
FORENSIC ACCOUNTING & FRAUD EXAMINATIONS - CA CLASS
GROUP TASK – MIDTERM EXAMINATIONS
Case Source : Fraud Auditing & Investigation, Diaz Priantara (Ch.6, Page 81-87)

CASE ANALYSIS OF
Enron Inc., Freddie Mac & FannieMae, WorldcomInc.,
Satyam Computer Services India, Lehman Brothers Holdings Inc, Olympus.

CASE I

LEHMAN BROTHERS

A. PENDAHULUAN
Pada 15 September 2008, Lehman Brothers Holdings Inc. yang merupakan Bank
Investasi terbesar ke-empat di Amerika Serikat meminta atau mengajukan permintaan
perlindungan kebangkrutan (Chapter 11) akibat krisis kredit macet pada tahun 2008.
Dengan aset $639 miliar dan hutang $619 miliar, bangkrutnya perusahaan berusia 164

tahun tersebut merupakan peristiwa seminalisasi & kebangkrutan terbesar dalam sejarah
Amerika Serikat (dalam krisis keuangan global) karena nilai asetnya jauh melebihi
perusahaan “raksasa” yang bangkrut lainnya seperti WorldCom dan Enron. Di bawah
arahan Presiden Direktur (Chief Executive Officer) Richard Fuld yang telah lama bekerja,
Lehman telah berhasil mengejar model bisnis high-leverage yang berisiko tinggi. Hal ini
mengharuskan perusahaan untuk mengumpulkan dana miliaran dolar setiap hari untuk
mendanai operasinya. Mulai tahun 2006, Lehman mulai berinvestasi secara agresif dalam
aset realestate dan segera memiliki eksposur yang signifikan terhadap hipotek perusahan
dan subprime, tepat pada waktu pasar tersebut mulai lesu. Lehman memperkerjakan
akuntan dan analis risiko profesional untuk terus melakukan pemantauan terhadap
neraca, rasio utama, dan risiko lainnya. Terhadap kondisi ini, Lehman Brothers melakukan
berbagai aksi dan tindakan yang tidak tepat sehingga berujung pada ketidakmampuan
membiayai dirinya sendiri.
Bangkrutnya Lehman Brothers merupakan korban terbesar dari krisis keuangan
subprime mortgage di Amerika Serikat yang melanda pasar keuangan global pada tahun

2008. Kebangkrutan tersebut juga merupakan peristiwa seminalis yang sangat
mengintensifkan krisis tahun 2008 serta berkontribusi terhadap nilai erosi kapitalisasi
pasar yang mencapai angka $10 triliun.
Pada bulan Februari 2007, saham dari Lehman Brothers mencapai rekor $86,18 yang

memberikan nilai kapitalisasi pasar mendekati angka $60 miliar. Namun, pada Q1 tahun
2007, krisis di pasar perumahan A.S. sudah mulai terlihat dari default nya subprime
mortgage yang naik ke level tertinggi dalam periode tahun 2000-2007. Pada tanggal 14
maret 2007, sehari setelah saham Lehman Brothers mengalami penurunan satu hari (oneday drop) terbesar dalam waktu lima tahun terakhir sebagai akibat dari kekhawatiran
bahwa kenaikan default akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Dalam konferensi
post-earnings, Direktur Keuangan (Chief Financial Officer) menyatakan bahwa kondisi
risiko yang muncul dari adanya default tersebut tidak akan berpengaruh terhadap
pendapatan perusahaan secara signifikan.
Krisis perumahan tersebut mengalami puncaknya di Agustus 2007 dengan adanya
kegagalan dari Bear Strearns Hedge Funds. Hal ini menyebabkan nilai saham Lehman
mengalami penurunan yang signifikan. Selama masa tersebut, perusahaan menghapus
atau menghilangkan 2.500 pekerjaan yang terkait hipotek (mortgage) serta menutup unit
bisnis BNC-nya. Perusahaan juga menutup kantor pemberi pinjaman “Alt-A lender
Aurora” di tiga negara bagian. Bahkan saat koreksi di pasar perumahan A.S. mendapat
momentum, Lehman terus menjadi pemain utama di pasar hipotek. Pada tahun 2007,
Lehman memberikan lebih banyak sekuritas berbasis mortgage daripada perusahaan
lainnya, mengumpulkan portofolio senilai $85 miliar (empat kali ekuitas pemegang
saham). Pada kuartal keempat tahun 2007, saham Lehman mengalami rebound, karena
pasar ekuitas global mencapai level tertinggi baru. Namun, Lehman tidak menggunakan
kesempatan tersebut untuk memangkas portofolio hipoteknya yang besar.

Tingkat leverage Lehman yang tinggi (rasio total aset terhadap ekuitas pemegang
saham) adalah 31 pada tahun 2007, dan portofolio sekuritas hipoteknya yang besar
membuatnya semakin rentan terhadap kondisi pasar yang memburuk. Pada 17 Maret

2008, menyusul runtuhnya Bear Stearns (perusahaan penjamin emisi kedua sekuritas
berbasis mortgage), saham Lehman terkoreksi sebanyak 48% karena adanya
kekhawatiran investor terhadap Lehman yang juga akan mengalami kebangkrutan.
Lehman sempat “membentuk” keyakinan di perusahaan kembali ke tingkat tertentu pada
bulan April, setelah mengumpulkan $4 miliar melalui penerbitan saham preferen yang
dapat dikonversi menjadi saham Lehman dengan harga premium 32% pada harga saat
itu. Namun, saham tersebut kembali mengalami penurunan karena manajer pendanaan
hedging mulai mempertanyakan penilaian portofolio hipotek Lehman Brothers.
Pada tanggal 9 Juni, Lehman mengumumkan kerugian kuartal kedua sebesar $2,8
miliar, melaporkan bahwa mereka telah mengumpulkan $6 miliar dari investor lainnya.
Perusahaan tersebut juga menyatakan telah meningkatkan kapasitas likuiditasnya
menjadi sekitar $45 miliar, menurunkan aset kotor sebesar $147 miliar, mengurangi
eksposurnya terhadap hipotek perumahan dan komersial sebesar 20%, serta mengurangi
leverage dari 32 menjadi sekitar 25.
Namun, tindakan ini dianggap terlalu sedikit dan terlambat. Selama musim panas,
manajemen Lehman tidak berhasil membuat tawaran ke sejumlah mitra potensial. Saham

Lehman anjlok 77% pada minggu pertama bulan September 2008, di tengah anjloknya
pasar ekuitas di seluruh dunia, karena investor mempertanyakan rencana CEO Richard
Fuld untuk menjaga agar perusahaan tetap independen dengan menjual sebagian unit
pengelolaan asetnya dan melepaskan aset real estate komersial. Adanya harapan bahwa
Bank Pembangunan Korea akan mengambil saham di Lehman telah hilang pada 9
September, dimana bank milik pemerintah Korea Selatan tersebut menunda
pembicaraan.
Berita tersebut merupakan pukulan yang buruk bagi Lehman, menyebabkan
penurunan 45% saham dan lonjakan credit-default sebesar 95% atas hutang perusahaan.
Klien hedge fund perusahaan mulai menarik diri, sementara kreditor jangka pendeknya
memotong jalur kredit. Pada tanggal 10 September, Lehman mengumumkan hasil
kuartalan fiskal ketiga yang mengecewakan yang menggarisbawahi kerapuhan posisi

finansialnya. Perusahaan tersebut melaporkan kerugian sebesar $3,9 miliar, termasuk
penurunan sebesar $5,6 miliar.
Pada hari yang sama, Moody's Investor Service mengumumkan bahwa mereka
meninjau kembali peringkat kredit Lehman, dan juga mengatakan bahwa Lehman harus
menjual saham mayoritas ke mitra strategis untuk menghindari penurunan peringkat.
Perkembangan ini menyebabkan penurunan 42% pada saham pada 11 September.
Lehman hanya memiliki cadangan kas tunai sebesar $ 1 miliar yang tersisa pada akhir

minggu tersebut. Upaya terakhir selama akhir pekan 13 September antara Lehman,
Barclays PLC dan Bank of America Corp. yang bertujuan untuk memfasilitasi
pengambilalihan Lehman, tidak berhasil. Pada hari Senin tanggal 15 September, Lehman
dinyatakan bangkrut, mengakibatkan saham tersebut turun 93% dari penutupan
sebelumnya.

B. POSISI KASUS
Laporan identifikasi terkait bangkrutnya Lehman Brothers dipublikasi pada laporan
setebal 2.200 halaman. Identifikasi ini dilakukan terhadap 10 juta email dan 20 juta
dokumen. Laporan tersebut menggambarkan adanya taktik akuntansi yang dilakukan
manajemen pada kuartal terakhir sebelum Lehman dinyatakan bangkrut. Trik akuntansi
tersebut berhasil menaikkan neraca Lehman sebesar $50 Miliar. Secara singkat trik
tersebut dilakukan dimana Lehman menandatangani perjanjian pembelian kembali
(repurchase agreements) dengan bank-bank di Kepulauan Cayman. Berdasarkan
kesepakatan tersebut, Lehman akan “menjual” aset yang sebenarnya bersifat “toxic” ke
bank lain dengan pengertian bahwa mereka akan membelinya kembali dalam waktu
singkat. Cara tersebut tentu seolah-olah mampu menunjukkan kondisi kesehatan
operasional Lehman yang baik. Manajemen dalam hal ini menipu investor dan lembaga
pemeringkat kredit. Bank juga menggunakan perjanjian repo secara berkala. Namun,
mereka menandai perjanjian tersebut sebagai pinjaman, berbeda dengan Lehman yang

menandainya sebagai penjualan. Hal ini berdampak terhadap naiknya cash dalam neraca

mereka sebesar $50 Miliar, dan disisi lainnya menurunkan nilai aset hipotek mereka yang
“toxic” sebesar $50 Miliar.

C. PERMASALAHAN
Berdasarkan analisis Bruce Dubinsky, CFE, CPA, CVA, (Managing director dari Duff and
Phelps, LLC & ACFE Agent), dijelaskan bahwa perusahaan mengetahui adanya celah dalam
standar akuntansi terkait dengan kesepakatan pembelian kembali (repurchase
agreements/repos) dan kemudian memanfaatkannya. Kewajiban tidak dicatat untuk
transaksi aset tersebut, namun aset diambil dari neraca. Uang yang diterima kemudian
digunakan untuk membayar hutang lainnya (mengurangi tingkat leverage nya secara
efektif). Repos dalam hal ini merupakan istilah orang dalam dalam suatu skema dimana
terdapat kesepakatan antara satu pihak (pen-transfer) mentransfer aset ke pihak lain
dengan penerima aset tersebut (penerima transfer) sebagai jaminan untuk meminjam
sejumlah uang tunai dalam jangka waktu yang pendek, sementara di waktu yang
bersamaan setuju untuk melunasi uang tunai ditambah bunga dan mengambil kembali
agunan tersebut pada waktu tertentu. Dalam kasus Lehman, Repo (secara khusus Repo
105 & 108) telah mendistorsi tingkat leverage Lehman, bahkan menurunkannya karena
adanya pelunasan terhadap hutang pada akhir setiap kuartal. Namun, SEC (Securities

Exchange Commisions) dan pemegang saham tidak mengetahui keadaan perusahaan
yang sebenarnya, karena mereka tidak melihat uang yang dibayarkan kembali untuk
perjanjian pembelian kembali (repurchase agreements) pada awal setiap kuartal
(meningkatkan hutang dan leverage mereka).
Lehman Brothers dapat memenuhi due diligence mereka dengan memakai (mencari)
firma hukum yang akan menyetujui status penjualan tersebut meskipun standar
akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat tidak memperbolehkannya. Maka, Lehman
menggunakan firma hukum di luar A.S, dan mendapatkannya di Inggris, dimana firma
hukum ini setuju untuk memberikan opinion letter yang dibutuhkan oleh Lehman. Setelah
mendapatkan sign-off dari firma hukum tersebut, Lehman mulai mengumpulkan

sejumlah besar hutang. Tidak butuh waktu lama bagi angka tersebut untuk naik ketika
mereka menjual sekuritas 105%-108% dari harga.

D. PEMBAHASAN
Dalam laporan tersebut tidak disebutkan secara langsung adanya “kecurangan”,
namun lebih terhadap penggunaan istilah “kelalaian kotor” yang belum tentu merupakan
kejahatan. Namun memang bila dianalisis, Lehman telah secara sengaja memanipulasi
akuntansi mereka dengan tujuan untuk menipu investor, lembaga pemeringkat, dan juga
pihak regulator. Hal ini berimbas terhadap adanya kebangkrutan terbesar dalam sejarah

Amerika Serikat.
Jaksa Agung New York, Andrew Cuomo telah melayangkan tuduhan terhadap salah
satu firma audit “Big Four” yaitu Ernst & Young (EY). Tuduhan tersebut terkait dengan
adanya penipuan sipil atas “perannya” dalam bangkrutnya EY. Dalam siaran pers dari
kantor Kejaksaaan Agung, dinyatakan bahwa E&Y telah “membantu” Lehman Brothers
dalam kecurangan akuntansi yang melibatkan penghapusan sekian puluh miliar fixed
income securities dari neraca perusahaan tersebut sebagai upaya menipu public terkait
dengan kondisi likuiditas Lehman yang sesungguhnya.
Firma audit E&Y dalam hal ini telah mengaudit Lehman Brothers dari tahun 2001
hingga tahun kebangkrutan perusahaan tersebut (2008). Selama masa tersebut, E&Y
dilaporkan memperoleh lebih dari $150 juta pendapatan audit dari Lehman Brothers.
Adapun tuduhan tersebut berarti, pihak Jaksa Agung menyatakan perlunya E&Y untuk
bertanggung jawab karena telah menutupi kondisi keuangan perusahaan Lehman
tersebut.
Firma audit E&Y dalam pembelaannya menyatakan bahwa, transaksi yang dimaksud
telah dicatat dan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP), dan oleh
karena itu opini audit yang bersih dapat dibenarkan. Pengacara E&Y kemungkinan akan
berpendapat bahwa ketika transaksi Repo 105 terjadi, firma tersebut tidak diwajibkan
berdasarkan peraturan akuntansi untuk mengungkapkannya. Auditor berpendapat
bahwa mereka tidak melakukan kesalahan, dan jatuhnya Lehman bukanlah kesalahan


mereka. Mereka mengatakan bahwa laporan keuangan menunjukkan bahwa Lehman
Brothers memiliki tingkat leverage yang tinggi dan beroperasi dalam industri yang sangat
tidak stabil dan berisiko.
Fakta terkait transaksi Repo 105 tidaklah sesederhana pernyataan tersebut. Hal ini
dibuktikan dimana Lehman dalam kaitan terhadap transaksi Repo 105 tersebut,
perusahaan menggunakan firma hukum melalui afiliasi Inggris karena tidak ada firma
hukum di Amerika Serikat yang akan memberikan pendapat hukum mengenai perlakuan
akuntansi yang Lehman gunakan. Sebuah firma hukum Inggris menyetujui perlakuan
akuntansi Lehman berdasarkan hukum Inggris.
Melalui analisis lanjutan, berdasarkan hasil pemeriksaan (report) tersebut didapati
bahwa, E&Y tidak melakukan audit terhadap transaksi Repo 105. Temuan lebih buruk pun
terungkap dimana E&Y menyatakan kepada pemeriksa bahwa mereka bahkan tidak
melihat apakah volume dan nilai transaksi Repo 105 tersebut bersifat material bagi neraca
dan rasio leverage bersih dari Lehman. Auditor E&Y dalam hal ini mengklaim bahwa
mereka hanya menyetujui perlakuan akuntansi yang diterapkan pada transaksi tersebut,
namun tidak melakukan pemeriksaan terhadap transaksi itu sendiri (dampaknya terhadap
laporan keuangan, dan alasan mengapa Lehman menggunakan transaksi tersebut).
Melalui analisis ini jelas ditunjukkan adanya “Gimmick Akuntansi”, dimana
berdasarkan laporan pemeriksaan, argument terkuat mengapa Lehman Brothers

menggunakan transaksi Repo 105 adalah karena adanya tujuan dan niat untuk
memanipulasi neraca. Secara internal, karyawan Lehman menyatakan bahwa transaksi
tersebut sebagai cara untuk mengelola neraca. E&Y juga dinyatakan belum melakukan
tindakan audit yang cukup karena hanya menelusuri perlakuan akuntansi secara teoritis
dan legal namun tidak memeriksa transaksi Repo 105 serta bagaimana tingkatan
materialitasnya bagi laporan keuangan Lehman Brothers. Dalam hal ini tentu auditor
haruslah memiliki bukti audit yang cukup dan kompeten dalam rangka mendukung
pendapat audit mereka, tetapi hal tersebut tidaklah dilakukan E&Y saat melakukan audit
terhadap Lehman Brothers.

E. KESIMPULAN
Adanya manipulasi neraca melalui praktik dan trik “Gimmick” akuntansi yang
dilakukan oleh Lehman telah berdampak terhadap bangkrutnya perusahaan tersebut.
Manipulasi terhadap neraca dalam hal ini dilakukan melalui suatu jenis transaksi
pembelian kembali (repurchase agreements/repos) yang secara khusus merupakan Repos
105. Secara singkat trik tersebut dilakukan dimana Lehman menandatangani perjanjian
pembelian kembali (repurchase agreements) dengan bank-bank di Kepulauan Cayman.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Lehman akan “menjual” aset yang sebenarnya
bersifat “toxic” ke bank lain dengan pengertian bahwa mereka akan membelinya kembali
dalam waktu singkat. Cara tersebut tentu seolah-olah mampu menunjukkan kondisi
kesehatan operasional Lehman yang baik. Manajemen dalam hal ini menipu investor dan
lembaga pemeringkat kredit. Bank juga menggunakan perjanjian repo secara berkala.
Namun, mereka menandai perjanjian tersebut sebagai pinjaman, berbeda dengan
Lehman yang menandainya sebagai penjualan. Hal ini berdampak terhadap naiknya cash
dalam neraca mereka sebesar $50 Miliar, dan disisi lainnya menurunkan nilai aset hipotek
mereka yang “toxic” sebesar $50 Miliar. Tindakan tersebut bermuara terhadap
pendaftaran kebangkrutan Chapter 11 oleh Lehman. Kebangkrutan Lehman merupakan
kasus pailit terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat dengan total aset perusahaan
yang ditaksir mencapai USD691 Miliar.

CASE II

ENRON CORPORATION
AMERICAN ENERGY, COMMODITIES, AND SERVICES COMPANY BASED IN HOUSTON,TEXAS
FOUNDED 1985

A. Pendahuluan
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas
alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada
tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan
diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya
dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future
transaction, trading commodity non-energy dan kegiatan bisnis keuangan.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global
yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di
belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.

B. Posisi Kasus
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan
mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar
saham tetap diminati investor. Kronologis dan Fakta dari berbagai sumber yang
menyebabkan mencuatnya kasus Enron, antara lain:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik
kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut
terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out
sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan. yaitu:
a. Mantan Chief Audit Executive Enron (Kepala Internal Audit) semula adalah KAP
Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur Keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf Accounting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat
menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,
Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang
pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar
$1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut
menjadi rugi $644 juta.
4. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron (penghambatan terhadap proses peradilan

5. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada
nilainya.
6. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember
2001.

C. Pembahasan
Kasus yang terjadi pada Enron merupakan moral hazard yang dilakukan oleh
manajemen puncak Enron dan didukung dengan outsourcing dari pihak KAP Arthur
Andersen. Penyebab utama dari kasus ini adalah penggunaan outsourcing secara total
atas fungsi audit perusahaan. Hal ini menyebabkan manajemen dapat mengelola dan
memanipulasi segala bentuk informasi yang akan disajikan ke publik dengan bekerjasama
dengan outsources tersebut. Walaupun telah dilakukan berbagai evaluasi terhadap
Enron, seperti: Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat risiko yang sangat tinggi. Hasil yang keluar adalah tetap mempertahankan
Enron sebagai klien KAP Andersen. Dipertengahan 2001, CEO Enron menugaskan
penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut
tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan
yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat
hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan. Kondisi-kondisi tersebut mendukung posisi Enron untuk terus melakukan
kecurangan dalam bidang keuangan perusahaan hingga akhirnya collaps pada 2002.

D. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi dalam kasus Enron berawal dari kerugian yang diderita
Enron. Untuk menjaga reaksi positif dari investornya Manajemen Enron melakukan

manipulasi dengan menerbitkan laporan keuangan yang fiktif. Hal ini didukung oleh
pengelolaan outsourcing tidak independen yang dilakukan oleh KAP Andersen. Walaupun
telah dilakukan pengujian terkait risiko perusahaan dan praktik yang diterapkan, namun
hasil yang keluar tetap mendukung adanya pengelolaan Enron yang berkelanjutan. Hinga
pada akhirnya diketelusuri oleh para analis dan reporter, dan diketahui telah terjadi moral
hazard yang dilakukan oleh manajemen Enron dan KAP Andersen. Alhasil, nilai saham
Enron terjun bebas dan mengalami kebangkrutan dengan mem-PHK 5000 karyawannya.

E. Kesimpulan
Bagaimanapun sebuah perusahaan layaknya Enron melakukan kecurangan dan
manipulasi terhadap laporan keuangan dan praktik yang tidak sehat, lambat laun akan
terungkap entah dengan cara bagaimanapun. Dan ketika sudah diketahui kegagalan
pengelolaan manajemen, saat itulah perusahaan akan menderita kerugian yang tidak
dapat ditutupi dengan keuntungan-keuntungan yang diperoleh ketika menjalankan
praktik tidak sehat tersebut.

CASE III

OLYMPUS CORPORATION
オリンパス株式会社 Orinpasu Kabushiki-gaisha
A JAPANESE OPTICS AND IMAGING COMPANY BASED IN SHINJUKU, TOKYO, JAPAN
FOUNDED 12 OCTOBER 1919

A. Pendahuluan
Olympus Corporation (Orinpasu Kabushiki-gaisha) merupakan sebuah perusahaan
Jepang yang bergerak dalam bidang optik dan gambar seperti pembuatan kamera,
mikroskop, termometer, kartu memori, dan lensa kamera. Olympus didirikan pada
tanggal 12 oktober 1919 di Tokyo, Jepang. Sedangkan markas mereka di Amerika berada
di Allentown, Pennsylvania dan di Eropa bermarkas di Hamburg, Germany.

B. Posisi Kasus
Olympus, produsen kamera asal Jepang mengaku telah menyembunyikan kerugian
investasi di perusahaan sekuritas selama puluhan tahun atau sejak era 1980-an. Selama
ini, Olympus menutupi kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi.
Pengumuman ini merupakan buntut dari tuntutan mantan CEO Olympus Michael
Woodford yang dipecat pada 14 Oktober silam. Woodford meminta perusahaan yang
berumur 92 tahun ini menjelaskan transaksi mencurigakan sebesar US$ 1,3 miliar atau
sekitar Rp 11 triliun.

Presiden Direktur Olympus Shuichi Takayama menuding Tsuyoshi Kikukawa, yang
mundur dari jabatan Presiden dan Komisaris Olympus pada 26 Oktober lalu, sebagai pihak
yang bertanggung jawab. Sementara Wakil Presiden Direktur Hisashi Mori dan auditor
internal Hideo Yamada bertanggung jawab sebagai pihak yang menutup-nutupi.
Keduanya menyatakan siap jika dituntut hukuman pidana.

C. Permasalahan
Pihak Olympus menemukan sejumlah dana mencurigakan terkait akuisisi produsen
peralatan medis asal Inggris, Gyrus, pada tahun 2008 lalu senilai US$ 2,2 miliar (Rp 18,7
triliun), yang juga melibatkan biaya penasihat US 687 juta (Rp 5,83 triliun) dan
pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal US$ 773 juta (Rp 6,57 triliun). Danadana tersebut ternyata digunakan untuk menutupi kerugian investasi di masa lalu
tersebut. Hal itu terlihat sangat gamblang ketika dalam beberapa bulan kemudian,
pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal itu dihapus dari buku.
Kasus ini dipastikan akan menyeret Olympus, beserta para direksi dan akuntannya
kena tuntutan pidana untuk pasal manipulasi laporan keuangan dari para pemegang
sahamnya. Banyak analis yang kini mempertanyakan masa depan perusahaan yang
dibentuk pada 1919 sebagai produsen mikroskop itu. Pengumuman yang mengejutkan ini
juga membuat saham Olympus jatuh 29% ke posisi terendahnya dalam 16 tahun terakhir.
Perusahaan ini sudah kehilangan 70% nilai pasarnya, setara Rp 5,1 triliun, sejak ditinggal
Woodford, yang terus mempertanyakan investasi bodong tersebut.

D. Pembahasan
Dalam hal ini pihak Olympus melakukan manipulasi dana akuisisi dengan
menyalurkannya ke banyak perusahaan investasi agar tidak mudah terdeteksi. Praktik
semacam ini memang lazin dilakukan perusahaan-perusahaan Jepang setelah krisis
ekonomi Jepang tahun 1990. Dalam hal ini, pihak Olympus tidak melakukan transparansi
terhadap dana yang diselewengkan tersebut. Nippon Life Insurance, salah satu pemegang

saham terbesar di Olympus, mendesak pihak Olympus untuk lebih transparan dalam
membeberkan kasus tersebut.

E. Kesimpulan
Tindakan penyelewengan dana akuisisi yang dilakukan pihak Olympus tidak dapat
disembunyikan dimanipulasi dengan cara bagaimanapun akan tetap terungkap. Sekalipun
terjadi kerjasama antara manajer dengan internal auditor perusahaan. Dalam hal ini,
pengungkapan dapat terjadi disebabkan adanya kontrol dari berbagai pihak dalam hal ini
Michael Wooford yang merupakan mantan CEO Olympus maupun dari para analis dan
media.

CASE IV

WorldCom CORPORATION
USA-BASED TELECOMMUNICATIONS COMPANY - FORMERLY KNOWN AS WORLDCOM, NOW KNOWS AS MCI
FOUNDED 1983, FILLING FOR BANKRUPTCY PROTECTION IN 2002

A. Pendahuluan
Worldcom merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun
90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi
lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi
$392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan worldcom pada posisi ke 42
dari 500 perusahan lainnya menurut versi majah fortune.
Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli perusahaan
UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang mengukuhkan posisi
Worldcom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet.

B. Posisi Kasus
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika
mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet

berkurang drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis
sehingga pendpatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal untuk biaya akuisisi dan untuk
membiayai investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar
atau utang.
Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pda saat
itu, perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lain Qwest
Communications, Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies, dan Enron.
Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki investasi yang besar dalam bisnis internet.
Nilai pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari
2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuatan pihak
manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita
buruk tersebut.

C. Permasalahaan
Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan
mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran
modal. beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepda perusahaan lain
untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi
Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001,
sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan
data Worldcom $14,7 milyar pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu
menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban
dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi
disajikan sebagai beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat
pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban
kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan.secara esensi beban kapitalisasi
jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam
beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih.

D. Pembahasan
Berdasarkan permasalahaan tersebut, penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran
modal ditemukan oleh internal auditor Cynthia Cooper. Mei 2002 Auditor Cynthia Cooper
mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala keuangan Worldcom Scott D. Sullivan
dan controller perusahaan saat itu David F. Myers. Cooper melaporkan masalah tersebut
pada kepala komite audit Max Bobbitt yang kemudian Max Bobbitt meminta kepada
KPMG selaku eksternal auditor saat itu untuk melakukan investigasi.
Kepala

keuangan

worldcom

diminta

untuk

mengkoreksi

salah

saji/salah

pengklasifikasiannya. Setelah berdiskusi lebih lanjut Scott D. Sullivan dipecat pada saat
Worldcom mengadakan pengumuman. Pada hari yang sama David F. Myers
mengundurkan diri. Dilaporkan bahwa Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan
penyajian tersebut kepada Artuhr Anderson selaku auditor eksernal pada tahun 2001. dan
Arthur Anderson pun menyatakan bahwa Sullivan tidak pernah berkonsultasi dengan nya.
Pada tanggal 15 Juli, Tauzi yang merupakan House Energy and Commerce Committee
mengatakan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen internal dan email Worldcom
mengindikasikan bahwa sebenarnya pihak eksekutif sudah mengetahui salah saji tersebut
sejak awal musim panas 2000 silam. Internal auditor adalah pertahanan awal terhadap
kesalahan paktek-praktek akuntansi dan kecurangan akuntansi. Satu pertanyaan kepada
Internal Auditor Worldcom adalah kenapa butuh waktu lama (1 tahun) untuk
mengungkap salah saji ini. Padahal mengingat nilai kapitalisasi yang begitu besar dan
pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan total aktiva harusnnya bisa diungkap
lebih cepat.

E. Kesimpulan
Dalam keadaan resesi, hampir setiap sektor yang ada di suatu negara akan mengalai
tekanan dan guncangan utamanya pada sektor perekonomian. Hal ini dapat ditandai
dengan penurunan pendapatan akibat semakin rendahnya tingkat permintaan. Akan
tetapi, perusahaan yang memilih untuk menghadapi kondisi tersebut dengan praktikpraktik yang tidak sehat cenderung akan mengalami kegagalan besar yang justru

menjadikan strategi bisnisnya sebagai boomerang kekalahan. Seperti yang terjadi pada
Worldcom dimana dalam rangka untuk mengarahkan persepsi baik terhadap laporan laba
ruginya, biaya yang seharusnya disajikan sebagai beban, diklasifikasikan sebagai biaya
modal. Sehingga nilai pendapatannya cenderung meningkat, namun sebenarnya rugi.
Kondisi ini tidak hanya, mengelabui kondisi riil keuangan Worldcom, namun juga
membawa petaka yang akhirnya membawa kebangkrutan bagi perusahaan.

CASE V

FANNIE MAE CORPORATION
FEDERAL NATIONAL MORTGAGE ASSOCIATION (FNMA)
UNITED STATES GOVERNMENT-SPONSORED ENTERPRISE (GSE) & PUBLICLY TRADED COMPANY SICE 1968
HQ: TYSONS CORNER, VIRGINIA, USA
FOUNDED 1938 DURING THE GREAT DEPRESSION

FREDDIE MAC CORPORATION
FEDERAL HOME LOAN MORTGAGE CORPORATION (FHLMC)
GOVERNMENT-SPONSORED ENTERPRISE AND PUBLIC COMPANY – HQ: TYSONS CORNER, VIRGINIA, USA
FOUNDED 1970

A. Pendahuluan
Ketika sektor perumahan (property) mengalami peningkatan pada tahun 2001-2007,
terjadi krisis terhadap keamanan hipotek. Hal ini pun berdampak terhadap krisis kredit
umum yang merevolusi banyak krisis keuangan di dunia. Krisis kredit tersebut, menurut
U.S Congress terjadi dan disebabkan oleh perusahaan Fannie Mae dan Freddie Mac.
Fannie Mae dan Freddie Mac dalam hal ini merupakan perusahaan federasi yang membeli
hipotek rumah dan menjualnya sebagai sekuritas. Fannie Mae didirikan pada tahun 1938
atas permintaan presiden Franklin D. Roosevelt, disisi lainnya, Freddie Mac didirikan pada
tahun 1970 agar terdapat perusahaan competitor bagi Fannie Mae.

Dari tahun 1938 sampai 1968, Asosiasi Hipotek Nasional Federal (Fannie Mae)
adalah satu-satunya institusi yang membeli hipotek dari lembaga penyimpanan, terutama
tabungan dan asosiasi pinjaman, yang mendorong pinjaman hipotek lebih efektif dan
diasuransikan dengan nilai KPR oleh pemerintah AS. Pada tahun 1968, Fannie Mae dibagi
menjadi perusahaan swasta dan lembaga yang dibiayai publik. Perusahaan swasta masih
disebut Fannie Mae dan piagam terus mendukung pembelian hipotek dari tabungan dan
asosiasi pinjaman dan lembaga penyimpanan lainnya, tetapi tanpa polis asuransi eksplisit
yang menjamin nilai hipotek. Lembaga ini dibiayai publik bernama Asosiasi Hipotek
Nasional Pemerintah - Government National Mortgage Association (Ginnie Mae) dan
secara eksplisit menjamin pembayaran surat berharga yang didukung oleh hipotek dibuat
untuk pegawai pemerintah atau veteran (hipotek sendiri juga dijamin oleh lembaga
pemerintah lainnya).
Adapun Federal Home Loan Mortrage Corporation (FHLMC), yang dikenal sebagai
Freddie Mac, adalah perusahaan yang disponsori pemerintah publik (GSE / GovernmentSponsored Enterprised) yang berkantor pusat di Tyson's Corner CDP di daerah sekitar
Fairfax Country, VIrginia. Perusahaan ini didirikan untuk memberikan kompetisi untuk
yang baru pribadi Fannie Mae dan untuk lebih meningkatkan ketersediaan dana untuk
membiayai hipotek dan kepemilikan rumah. Kongres kemudian mendirikan Federal Home
Loan Mortgage Corporation (Freddie Mac) sebagai perusahaan swasta melalui UndangUndang Emergency Home Finance 1970 . Piagam dari Freddie Mac pada dasarnya sama
dengan piagam baru swasta Fannie Mae. Piagam tersebut berisi tujuan pembentukannya
yaitu untuk memperluas pasar sekunder untuk hipotik dan sekuritas hipotek yang
didukung dengan membeli hipotek yang dibuat oleh tabungan dan asosiasi pinjaman dan
lembaga penyimpanan lainnya. Awalnya, Freddie Mac dimiliki oleh sistem bank pinjaman
rumah federal dan diatur oleh Dewan Bank Pinjaman Rumah Federal.
Pada tahun 1968, Fannie Mae disewa oleh Kongres A.S. menjadi perusahaan yang
disponsori pemerintah (GSE) (Freddie Mac juga demikian tepat dua tahun berikutnya,).
Fannie mae dan Freddie Mac menciptakan pasar sekunder yang likuid untuk hipotek. Hal

ini berarti bahwa lembaga keuangan tidak lagi harus memegang hipotek yang berasal dari
mereka, tapi bisa menjualnya ke pasar sekunder sesaat setelah originasi. Kondisi ini
memungkinkan pada gilirannya akan membebaskan dana mereka sehingga mereka bisa
membuat hipotek tambahan. Fannie Mae dan Freddie Mac memiliki pengaruh positif
pada pasar hipotek dengan meningkatkan tingkat kepemilikan rumah di Amerika Serikat;
Namun, membiarkan Fannie Mae dan Freddie Mac berfungsi dan beroperasi secara
monopoli (dan didukung pemerintah) dapat memiliki dampak besar yang jauh melebihi
manfaat yang diberikan oleh organisasi ini.

B. Posisi Kasus
Pada tahun 2003, Freddie Mac menyatakan bahwa terjadi laba yang dilaporkan lebih
rendah senilai hampir USD 5 miliar. Hal inimenjadi salah satu kasus penyajian kembali dari
laporan keuangan yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Imbasnya, Freddie Mac
pada bulan November didenda USD 125 juta. SEC (Securities Exchange Commisions) juga
mengenakan denda USD 50 juta kepada Freddie Mac pada tahun 2007, serta mendenda
empat eksekutifnya sebesar USD 515 ribu terkait securities fraud dan earning
management selama tahun 1998-2002. Tahun 2006 pemerintah Amerika Serikat
mengajukan gugatan perdata kepada manajemen Fannie Mae terkait skandal akuntansi
dalam upaya manajemen untuk memaksimalkan bonus dan securtities. Pengadilan-pun
berusaha mengembalikan USD 115 juta pembayaran bonus yang diterima eksekutif
Freddie Mac pada periode1998-2004. Pada Desember 2011, Enam eksekutif Fannie Mae
& Freddie Mac didakwa securities fraud oleh SEC karena mereka mengetahui informasi
yang dapat menyesatkan investor dimana perusahaan tidaklah memiliki eksposur
minimal dari krisis subprime mortgage tahun 2008 sesuai informasi yang dilaporkan
sebelumnya.

C. Permasalahaan

Adanya laporan Federal mengungkapkan bahwa eksekutif senior di Fannie Mae
melakukan praktik manipulasi akuntansi untuk mendapatkan jutaan dolar melalui bonus
dari suatu tindakan yang tidak layak dan untuk menipu investor. Perusahaan hipotek yang
disponsori pemerintah tersebut didenda $ 400 juta. Laporan yang dikeluarkan oleh Kantor
Pengawasan Perumahan Federal mengungkap hasil penyelidikan tiga tahun yang
ekstensif, dan dikeluarkan saat Fannie Mae berjuang untuk keluar dari skandal akuntansi
senilai $ 11 miliar. Selain itu, badan pengawas perumahan dan Securities and Exchange
Commission (SEC) mengumumkan hukuman sipil senilai 400 juta dolar kepada Fannie Mae
dalam sebuah penyelesaian mengenai manipulasi akuntansi yang dituduhkan. Dari jumlah
tersebut, $ 350 juta yang dinilai oleh SEC sebagai salah satu hukuman terbesar yang
pernah ada dalam kasus penipuan akuntansi ditujukan sebagai penggantikerugian
investor Fannie Mae yang dirugikan terkait praktik akuntansi tersebut. Perusahaan juga
sepakat untuk membatasi pertumbuhan kepemilikan hipotek bernilai miliaran dolar pada
besaran $ 727 miliar, dan membuat perubahan signifikan terkait budaya perusahaan,
prosedur akuntansi dan cara mengelola risiko. Fannie Mae yang berbasis di Washington
tidak mengakui atau membantah melakukan kesalahan dalam penyelesaian namun
setuju untuk tidak melakukan pelanggaran undang-undang sekuritas di masa depan.

D. Pembahasan
Dalam hal ini, melalui analisis terhadap permasalahan akuntansi tersebut, dapat
diketahui bahwa dewan direktur Fannie Mae telah gagal menemukan “praktik yang tidak
aman dan tidak sehat” pada perusahaan pembeli dan penjamin hipotek rumah terbesar
di Amerika Serikat tersebut. Kajian Office of Federal Housing Enterprise Oversight
(OFHEO) terhadap hampir delapan jutan dokumen, jga merinci apa yang disebut agensi
tersebut sebagai budaya perusahaan yang tidak etis. Dari tahun 1998 sampai
pertengahan 2004, pertumbuhan laba yang mulus dan target pendapatan yang tepat
sasaran setiap kuartal yang dilaporkan oleh Fannie Mae adalah "ilusi" yang sengaja dibuat
oleh manajemen senior dengan menggunakan akuntansi yang salah. Pemerintahan Bush

saat itu memang telah mendorong undang-undang untuk mengurangi portofolio hipotek
besar-besaran dari Fannie Mae dan Freddie Mac. Laporan tersebut juga menunjukkan
bahwa kesalahan Fannie Mae tidak terbatas pada standar akuntansi dan tata kelola
perusahaan, namun juga mencakup pengambilan risiko yang berlebihan dan manajemen
risiko yang buruk.
Temuan OFHEO tersebut merupakan peringatan yang jelas tentang risiko yang
sebenarnya dari portofolio investasi yang dikelola dengan tidak benar oleh Fannie Mae
dan Freddie Mac. Fannie Mae mengatakan dewan pengurusnya telah membaca laporan
tersebut dan berkomitmen untuk membuat perubahan yang dipersyaratkan dalam
kesepakatan dengan regulator. Manipulasi akuntansi yang terkait dengan bonus eksekutif
terjadi dari tahun 1998 sampai 2004, menurut laporan tersebut merupakan periode yang
jauh lebih lama daripada yang sebelumnya diketahui. Regulator sebelumnya mengatakan
bahwa Fannie Mae pada tahun 1998 secara tidak benar menunda pengeluaran (beban)
sebesar $200 juta untuk masa depan sehingga eksekutif dapat mengumpulkan bonus
sebesar $ 27 juta. Badan ini pertama kali menemukan pada tahun 2004 pelanggaran
peraturan akuntansi dan dugaan manipulasi laba untuk memenuhi target Wall Street.
Pengungkapan ini jelas akan mengejutkan pasar keuangan.
Pada bulan Desember 2004, SEC memerintahkan Fannie Mae untuk menyajikan
kembali pendapatannya kembali ke tahun 2001, dengan nilai taksiran koreksi
diperkirakan mencapai sekitar $ 11 miliar. OFHEO dalam hal ini juga memungut denda
$125 juta pada tahun 2003 dari Freddie Mac karena melakukan salah saji pendapatan
secara overstated sebesar $ 5 miliar untuk tahun 2000-2002.

E. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan penelusuran yang dikeluarkan oleh OFHEO, memang
didapati adanya praktik manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh manajemen Fannie
Mae dan Freddie Mac terkait dengan pencatatan pendapatannya. Hal ini mereka lakukan
sebagai upaya untuk mendapatkan bonus dan komisi yang ditargetkan. Tentu praktik ini
tidaklah diperbolehkan utamanya bagi perusahaan yang merupakan perusahaan GSE

(yang disponsori oleh pemerintah Amerika Serikat. Imbasnya, Eksekutif senior dan
manajemen terkait serta perusahaan secara umum dikenakan denda OFHEO dengan
nominal yang tidak sedikit.

CASE VI

SATYAM COMPUTER SERVICES
INDIA BASED COMPUTER SERVICES COMPANY
FORMERLY KNOWN AS SATYAM COMPUTER SERVICES , NOW KNOWS AS MAHINDRA SATYAM

A. Pendahuluan
Worldcom merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun
Satyam adalah perusahaan yang bergerak di industri jasa TI (Teknologi Informasi atau
Komputer) yang berbasis di India. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1987 di Hyderabad
(India) Ramalinga Raju. Perusahaan tersebut berawal dengan 20 karyawan, tumbuh pesat
sebagai bisnis 'global', yang beroperasi di 65 negara di seluruh dunia. Satyam adalah
perusahaan India pertama yang terdaftar di tiga Bursa Internasional (NYSE, DOW Jones
dan EURONEXT).
Satyam adalah contoh keberhasilan dari tumbuhnya industri dan perusahaan nasional
India dimana perusahaan tersebut berhasil memenangkan berbagai penghargaan untuk
inovasi, tata kelola, dan akuntabilitas perusahaan. Dari tahun 2003-2008, hampir semua
metrik keuangan perusahaan tersebut menarik bagi investor. Perusahaan juga tumbuh
secara terukur dan menghasilkan Rs.25.415,4 juta (Rupee) dari total penjualan di peiode
tahun 2003-2004. Pada bulan Maret 2008, pendapatan penjualan perusahaan tumbuh
lebih dari tiga kali lipat. Perusahaan menunjukkan tingkat pertumbuhan gabungan
tahunan sebesar 38% selama periode tersebut. Demikian pula, laba operasi, laba bersih
dan arus kas operasi rata-rata juga mengalami pertumbuhan masing-masing 28%, 33%

dan 35%. Namun, kurang dari lima bulan setelah memenangkan penghargaan Global
Peacock Award, Satyam mengalami skandal penipuan akuntansi secara masif.

B. Posisi Kasus
Penipuan tersebut terpusat terhadap manipulasi bagian tertentu di neraca. Dalam hal
ini Manajemen puncak Satyam hanya melakukan praktik akuntansi penipuan dengan
melebih-lebihkan pendapatan, margin keuntungan, dan keuntungannya untuk setiap
kuartal selama periode 5 tahun, dari tahun 2003 sampai 2008. Pada tanggal 7 Januari
2009, Raju mengungkapkan dalam sebuah surat bahwa ia telah memanipulasi pencatatan
akuntansi perusahaan selama bertahun-tahun. Dia melebih-lebihkan aset di neraca
Satyam sebesar $1,47 miliar, dan hampir $ 1,04 miliar pinjaman bank dan uang tunai yang
diklaim perusahaan itu sendiri secara factual sebenarnya tidaklah pernah ada.
Satyam

juga

melaporkan

kewajibannya

di

neraca

dan

melebih-lebihkan

pendapatannya hampir setiap kuartal selama beberapa tahun untuk memenuhi harapan
analis. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kondisi Satyam pada 17 Oktober 2009,
dimana terjadi praktik melebih-lebihkan pendapatan kuartalan sebesar 75% dan
keuntungan sebesar 97%. Raju dan kepala audit internal perusahaan dalam hal ini
menggunakan beberapa teknik yang berbeda untuk melakukan kecurangan. Dengan
menggunakan komputer pribadinya, Raju menciptakan banyak laporan bank untuk
memajukan kecurangan tersebut. Dia memalsukan rekening bank untuk melambungkan
neraca dengan saldo yang sebenarnya tidak ada. Dia juga menaikkan laporan laba rugi
dengan mengklaim pendapatan bunga dari rekening bank yang palsu. Raju juga
mengungkapkan bahwa ia telah menciptakan 6.000 rekening gaji palsu selama beberapa
tahun terakhir dan menggunakan uang tersebut setelah perusahaan menyetorkannya.
Kepala audit internal Satyam menciptakan identitas pelanggan palsu dan menghasilkan
faktur palsu terhadap nama mereka untuk meningkatkan pendapatan.

C. Permasalahaan & Pembahasan
Terungkapnya skandal Satyam tersebut, menurut pengakuan publik pendiri sendiri,
Satyam telah sering menggunakan praktik pelaporan keuangan yang tidak benar dengan
menggembungkan pendapatannya yang dilaporkan sebesar 25%, margin operasinya lebih
dari 10 kali, dan saldo kas dan banknya lebih dari 1 miliar dolar. Besarnya angka penipuan
tersebut menjadikan skandal akuntansi tersebut menjadi yang terbesar dalam sejarah
India. Manajemen Satyam melakukan kecurangan karena ingin secara berkesinambungan
memproyeksikan gambaran perusahaan secara baik kepada para investor, karyawan dan
analis. Raju memanipulasi dan menyalahgunakan buku akun sehingga perusahaan terlihat
sebagai perusahaan yang jauh lebih besar dan lebih menguntungkan daripada kondisi
aktualnya sebenarnya. Laporan penipuan Satyam jelas merupakan kasus penyalahgunaan
akuntansi, di mana akun tertentu pada neraca dimanipulasi dengan membuat faktur palsu
untuk dijadikan bukti atas traksaksi yang sebenarnya tidaklah ada. Adanya pengakuan
pendapatan terhadap faktur tersebut tentu berimbas pada angka pelaporan dalam
neraca yang tidak benar. Jenis praktik akuntansi dan pelaporan palsu ini jelaslah ilegal dan
tidak etis. Dalam dakwaan baru-baru ini terhadap mantan promotor dan manajer puncak
Satyam, SEBI dan lembaga investigasi lainnya di India akhirnya memberikan rincian
singkat dan menarik tentang bagaimana penipuan perusahaan terbesar di India
dilakukan.

D. Kesimpulan
Pendiri perusahaan dalam hal ini Raju telah secara sengaja melakukan praktik
manipulasi akuntansi. . Laporan penipuan Satyam jelas merupakan kasus penyalahgunaan
akuntansi, di mana akun tertentu pada neraca dimanipulasi dengan membuat faktur palsu
untuk dijadikan bukti atas traksaksi yang sebenarnya tidaklah ada. Manajemen Satyam
melakukan kecurangan karena ingin secara berkesinambungan memproyeksikan
gambaran perusahaan secara baik kepada para investor, karyawan dan analis. Besarnya

angka penipuan tersebut menjadikan skandal akuntansi tersebut menjadi yang terbesar
dalam sejarah India.

FIN © 2017,
by Angga Bagas Samudra & Gede Krisnawan
(Accounting, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University)

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3