SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN P

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN
PROYEK ...
Nomor :
Tahun Anggaran :
Pada hari ini ... Tanggal... Bulan... Tahun... (...) kami yang bertanda tangan dibawah
ini :
I. Nama
:
No. KTP :
Jabatan :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak dalam hal ini sebagaimana tersebut diatas dan berdasarkan
surat..(contoh:kuasa no... tanggal.. yang dibuat dihadapan notaris...DLL) untuk
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama
No. KTP :
Jabatan :
Alamat :

:


Dalam hal ini bertindak dalam hal ini sebagaimana tersebut diatas dan berdasarkan
surat..(contoh:kuasa no... tanggal.. yang dibuat dihadapan notaris.../DLL) untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK terlebih dahulu menyatakan dan sepakat untuk hal-hal sebagai
berikut :
1.
Bahwa PIHAK PERTAMA telah menerima perjanjian kontrak pekerjaan
(selanjutnya disebut MAIN KONTRAK) dengan nomor :... dari PT.... (selanjutnya
disebut PEMBERI TUGAS) untuk Proyek ... dan PIHAK PERTAMA menerima dan
mematuhi segala ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam pasal-pasal
perjanjian tersebut.
2.
Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud untuk malaksanakan Pekerjaan ... dan
mensubkontrakkan pekerjaan tersebut kepada PIHAK KEDUA.
3.
Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan kepada PIHAK PERTAMA harga
pekerjaan... dengan suran penawaran nomor... tanggal... pada proyek...
4.
Bahwa PARA PIHAK telah melakukan negosiasi dan klarifikasi berdasarkan

Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi akhir pada tanggal...
5.
PIHAK KEDUA akan mematuhi, memenuhi syarat-syarat, dan ketentuan serta
spesifikasi yang termaktub didalam MAIN KONTRAK antara PIHAK PERTAMA dan
PEMBERI TUGAS.
6.
Bahwa PIHAK KEDUA akan mendukung, mematuhi dan memenuhi
KEBIJAKAN MUTU dan KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LINGKUNGAN PT...(isi mainkon).

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk menandatangani
Sub Kontrak ini dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur lebih lanjut dalam
pasal-pasal berikut ini :
PASAL I
KETENTUAN UMUM
Kecuali ditentuka lain dalam surat perjanjian ini, kata-kata dan expresi berikut ini
harus mempunyai arti seperti yang dimaksud sebagai berikut :
1.
KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara PEMBERI TUGAS
dan Kontraktor, yang menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut kontrak

termasuk tidak terbatas pada administrasi kontrak, pelaksanaan dan jaminan
pekerjaan, penyediaan gambar, tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan dasar
pembayaran serta penentuan jumlah nilai kontrak.
2.
DOKUMEN KONTRAK berarti keseluruhan kontrak yang mengikat PEMBERI
TUGAS dan Kontraktor, terdiri atas pernyataan perjanjian, harga-harga, kuantitas
dan pembayaran, gambar-gambar (merupakan uraian secara visual) dan spesifikasispesifikasi (merupakan uraian dalam bentuk kata-kata) dari pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material dan hal lain yang harus dilengkapi dan kualitas, standar,
persyaratan-persyaratan, batas-batas dan syarat-syarat sesuai terhadap penampilan
termasuk setiap perjanjian tambahan atau lembaran tambahan yang dianggap perlu.
3.
SUB KONTRAK berarti perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA, yang berisi Hak dan Kewajiban PARA PIHAK.
4.
DOKUMEN SUB KONTRAKK berarti keseluruhan Sub Kontrak yang
mengikat PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan terdiri atas pernyataan
perjanjian, ketentuan –ketentuan umum antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA, ketentuan-ketentuan teknis antara PEMBERI TUGAS dan PIHAK
PERTAMA, Ruang lingkup Pekerjaan Sub Kontrak, Waktu Pelaksanaan Pekerjaan,
Daftar Peralatan, Struktur Organisasi, dan Daftar Kuantitas dan Harga termasuk

setiap perjanjian tambahan atau lembaran tambahan yang dianggap perlu.
5.
PEMBERI TUGAS berarti orang yang ditunjuk sebagai yang mewakili dan
diberi wewenang oleh Pemberi Tugas yang bertindak dalam ruang lingkup tugastugas tertentu dan dalam wewenang yang diberikan kepadanya oleh Pemberi Tugas.
6.
KONSULTAN PENGAWAS berarti suatu tim penasehat atau badan pengawas
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dengan tugas dan wewenang dibidang
pengawasan teknik pelaksanaan pekerjaan, dan administrasi teknik serta untuk
menyelenggarakan tugas-tugas yang ditetapkan.
7.
KEPALA PROYEK / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA berarti wakil resmi
PIHAK PERTAMA di lapangan yang berkewenangan penuh mengawasi, memeriksa
dan mengarahkan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan pekerjaan.
8.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN berarti jumlah hari atau minggu yang
ditetapkan didalam Dokumen Sub Kontrak untuk penyelesaian pada setiap jenis
pekerjaan, dan pekerjaan secara keseluruhan terhitung setelah diterbitkannya Surat
Perintah Perintah Pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA.
9.
HARGA SUB KONTRAK berarti harga sesuai dengan Sub Kontrak ini,

termasuk PPn dan PPh.

10.
PPN berarti Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Peraturan Perpajakan
sebesar 10% dari harga fisik.
11.
HARI berarti hari kalender sesuai dengan kalender, termasuk hari minggu,
hari besar dan hari libur, yang berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24.00
atau 00.00.
12.
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA berarti daftar kuantitas dan harga yang
telah diisi lengkap dengan volume, harga satuan dan jumlah harga yang merupakan
bagian dari Sub Kontrak.
13.
PRESTASI PEKERJAAN adalah pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di
lapangan dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN / PEMBERI
TUGAS.
14.
BERITA ACARA SERAH TERIAMA PERTAMA adalah Berita Acara yang
dibuat dan ditandatangani bersama PARA PIHAK setelah disetujui oleh PEMBERI

TUGAS yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai 100%
dan dengan demikian pekerjaan dapat diserahterimakan untuk yang pertama.
15.
BERITA ACARA KEDUA adalah Berita Acara yang dibuat dan ditandatangani
bersama PARA PIHAK setelah disetujui oleh PEMBERI TUGAS yang menyatakan
bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai 100% dan telah melalui masa
pemeliharaan dengan demikian pekerjaan dapat diserah terimakan untuk yang
kedua.
16.
PEKERJAAN TAMBAH KURANG adalah suatu pekerjaan karena kondisi
lapangan dan pelaksanaan pekerjaan yang tidak diperhitungkan (tak terduga) akan
terjadi, dan tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan dapat
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL II
MAKSUD DAN TUJUAN
PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
penunjukan tersebut dan bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan ...(isi
item pekerjaan) pada Proyek... sampai selesai serta diterima dengan baik oleh
PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN / PEMBERI TUGAS.

PASAL III
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut untuk melaksankan pekerjaan yang meliputi :
1.
PIHAK
KEDUA
bertanggung
jawab
atas
:
a.
...
(lingkup
pekerjaan
subkon)
2. Semua perizinan yang termasuk pada lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA, dalam
hal ini PIHAK PERTAMA hanya sebatas surat pengantar (keterangan).
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam kontrak mengacu pada Berita Acara
Klarifikasi dan Negosiasi, Gambar dan Spesifikasi Teknis.


PASAL IV
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan dan persyartan yang berlaku dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari sub kontrak ini, dan tersurat dalam :
a. Surat perjanjian ini dengan segala perubahannya dan addendumnya (jika ada).
b. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan
pekerjaan dan keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan
yang
berlaku.
c. Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya
menjadi instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN
PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan tujuan yang berlaku.
d. Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan gambar/lampiran kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat
instruksi atau persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK
PERTAMA dan untuk dijadikan abahan perhitungan pekerjaan tambah kurang sesuai
ketentuan
yang

diatur
dalam
pasal
pekerjaan
tambah
kurang.
2. PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan
pekerjaan dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang sama seperti PIHAK
PERTAMA terikat kepada PEMBERI TUGAS untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut
dalam
sub
kontrak.
3.
Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi,
pertanyaan tersebut akan diajukan kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN
PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN
PIHAK PERTAMA merupakan keputusan terakhir dan mengikat PARA PIHAK.

PASAL V

HARGA SATUAN PEKERJAAN
1.
Harga Sub Kontrak pekerjaan diperhitungkan berdasarkan ... (...).
2. Besarnya harga Sub Kontrak pekerjaan sebagaimana tersebut dalam perjanjian
ini adalah sebesar Rp.... (terbilang : ...) termasuk PPn 10% dan PPh 3% dengan
perincian
sebagai
berikut
:
Nb
:
Volume
tidak
mengikat
Didalam
harga
pekerjaan
tersebut
dalam
ayat

2
pasal
ini,
Termasuk
:
a.
Keuntungan
untuk
PIHAK
KEDUA
b.
Barak kerja, gudang kerja dan kebersihan lingkungan (K3).
c. Asuransi Jamsostek senilai Rp. ... (terbilang : ...) sesuai dengan perhitungan
terlampir.
d. Segala bentuk pajak yang berlaku sesuai ketentuan dan retribusi lainnya.
e. Segala bentuk biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk biaya keamanan,
biaya koordinasi perjalanan sampai dengan masuk lingkungan proyek.
f. Air Kerja.

PASAL VI
ESKALASI/PENYESUAIAN HARGA
PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim atas kenaikan harga selama
masa pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA kecuali ada kebijaksanaan
resmi mengenai eskalasi/penyesuaian harga dari Pemerintah.
PASAL 7
WAKTU PELAKSANAAN
1. Total waktu pelaksanaan (Construction Period) adalah ... (...) hari kalender untuk
seluruh
rangkaian
pekerjaan
...
terhitung
sejak
tanggal
...
2. Masa Pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditentukan selama ... (...) hari kalender
terhitung sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).
3. Apabila masa pemeliharaan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK
KEDUA serta diterima dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN /
PEMBERI TUGAS, maka akan diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua (FHO).
Dalam hal ini adanya perbaikan-perbaikan melebihi waktu yang telah ditetapkan
dalam pasal ini maka masa pemeliharaan dihitung sampai dengan selesainya
perbaikan dan semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PASAL VIII
UANG MUKA
Untuk melaksanakan pekerjaan ini PIHAK KEDUA memperoleh/tidak pembayar
uang muka dari PIHAK PERTAMA
PASAL IX
JAMINAN-JAMINAN
1.
PIHAK KEDUA selambat-lambatnya pada saat ditandatanganinya kontrak,
harus menyerahkan surat Jaminan Pelaksanaan Asli sebesar 5% (lima perseratus)
dari seluruh harga perjanjian sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (2) yang
nilainya sebesar Rp. ... (terbilang : ...). Jaminan pelaksanaan dari PIHAK KEDUA
dapat berupa Bank Garansi yang diterbitkan oleh Bank yang terdaftar di Bank
Indonesia, atau berupa Surety Bond yang diterbitkan oleh Lembaga Asuransi yang
telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, masa berlaku jaminan pelaksanaan terhitung
sejak tanggal ditanda tangani kontrak ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sampai dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Teriam pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada pasal 3 kontrak ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA ditambah 30 (tiga puluh) hari kalender, serta dapat diperpanjang/ditambah

masa
berlakunya
apabila
diperlukan.
2. Biaya untuk mendapatkan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1)
pasal
ini
ditanggung
oleh
PIHAK
KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA kan mengembalikan Jaminan pelaksanaan sebagaiaman
dimaksud ayat (2) kepada PIHAK KEDUA dalam jangka waktu selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
PASAL X
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran Harga Sub Kontrak tersebut dalam Pasal Perjanjian ini dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara sebagai berikut:
1.
....
(diatur
cara
pembayaran
kepada
pihak
kedua).
2.
Pembayaran akan dilakukan berdasarkan prestasi dengan mengajukan
perhitungan prestasi yang tercapai di lapangan dan dinyatakan dalam Berita Acara
Prestasi
Pekerjaan.
3.
Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA akan dipotong pengeluaranpengeluaran yang disetujui dibebankan kepada PIHAK KEDUA (jika ada) yang
dikeluarkan
oleh
PIHAK
PERTAMA.
4. Setiap permintaan pembayaran harus disertai dengan kelengkapan adminitrasi
sebagai
berikut
:
Untuk
Tagihan
Reguler
:
a. Invoice / kuitansi yang ditanda tangani PIHAK KEDUA/ Penanda tangan surat
Perjanjian
ini
dalam
rangkap
4
(empat).
b.
Faktur
Pajak
Asli.
c. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran ditanda tangan
Project
Manager
dalam
rangkap
4
(empat).
d. Laporan Kemajuan Prestasi Pekerjaan ditanda tangan Project Manager dalam
rangkap
4
(empat).
e.
Surat
Pernyataan
kesanggupan
pemotongan
Jamsostek.
f.
Copy
kontrak
atau
Addedum
(bila
ada).
g.
Copy
SPT
Masa
PPN
pembayaran
sebelumnya.
h.
Copy
Jaminan
Pelaksanaan
yang
masih
berlaku.
i.
5. Pada setiap Berita Acara Kemajuan Prestasi Pekerjaan dan Berita Acara
Pembayaran
sudah
harus
memperhitungkan:
a.
Jumlah
nilai
pembayaran
terdahulu.
b.
Pembayaran
pemotongan
pengeluaran
safety
(jika
ada).
6. PIHAK PERTAMA akan membayar PPN kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK
KEDUA telah menyerahkan copy SPT berikut tanda terima laporan SPT dari KPP.
7. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan melalui
pencairan oleh PIHAK KEDUA atas SKBDN yang telah diterbitkan oleh PIHAK
PERTAMA. Biaya penerbitan SKBDN (Provisi) menjadi tanggung jawab PIHAK
PERTAMA.
8. SKBDN dibuka melalui Bank penerus PIHAK KEDUA dengan Nomor Rekening :
Bank
:

Atas
Nama
Nomor rekening :

:

PASAL XI
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan berupa penambahan
atau pengurangan pekerjaan dianggap sah sesudah ada perintah tertulis dari PIHAK
PERTAMA di lapangan yaitu KEPALA PROYEK dengan menyebutkan jenis dan
perincian pekerjaan secara jelas dan dituangkan dalam amandemen.
2. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
mengubah waktu penyelesaian pekerjaan kecuali apabila PIHAK PERTAMA
menyetujui bahwa pekerjaan tambah tersebut diperlukan tambahan waktu
pelaksanaan.
PASAL XII
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi lengkap yang akan
ditugaskan di lapangan kepada PIHAK PERTAMA dan ditempat pekerjaan harus
selalu ada wakil dari PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana /
Tenaga Ahli yang mempunyai wewenang atau kuasa penuh untuk mewakili PIHAK
KEDUA serta dapat menerima, memberikan dan memutuskan segala petunjuk dari
PIHAK
PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jadwal Rencana Kerja sesuai dengan
Jangka Waktu yang telah disepakati oleh PARA PIHAK, dengan Metode Network
Planning.
3. Pemimpin Pelaksana haruslah seorang ahli teknik yang cakap sesuai dengan
bidang serta pengalaman dan berpendidikan cukup serta disetujui PIHAK PERTAMA
/
WAKIL
LAPANGAN
PIHAK
PERTAMA.
4.
Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana /
Tenaga Ahli / Tenaga yang tercantum dalam struktur organisasi tersebut tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana yang diharapkan, maka PIHAK PERTAMA
melalui KEPALA PROYEK akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA. Dalam waktu 2 x 24 jam setelah menerima penolakan tersebut PIHAK
KEDUA harus segera menggantikan dengan yang lain yang memenuhi persyaratan.
5. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, alat yang digunakan PIHAK
KEDUA tidak layak dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang
diharapkan / rusak, maka PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA. Dalam waktu 1 x 24 jam setelah menerima penolakan tersebut
PIHAK KEDUA harus segera mengganti alat tersebut dengan yang lain dan
memenuhi
persyaratan.
6. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang
berwenang dan memperoleh segala lisensi dan ijin yang diperlukan untuk
pelaksanaan Pekerjaan serta membayar segala biayanya sesuai dengan ketentuan
yang
berlaku.

7. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA berkaitan dengan pengeluaran alat dari lapangan.
8. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau mensubkontrakkan
sebagian atau seluruh Pekerjaan Subkontraktor kepada Pihak Ketiga tanpa
persetujuan
tertulis
sebelumnya
dari
PIHAK
PERTAMA.
9. Komunikasi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA digunakan melalui
surat menyurat dan jika dalam 7 (tujuh) hari kalender sejak surat disampaikan tidak
ada
jawaban
Surat
tersebut
dianggap
disetujui.
10. PIHAK KEDUA wajib memberikan jadual waktu terinci dan rencana kerja yang
sudah termasuk urutan / tahapan pekerjaan, termasuk di dalamnya jadual kebutuhan
alat,
material
dan
tenaga.
11.
PIHAK KEDUA wajib menyediakan fasilitas lapangan sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan yang meliputi barak kerja, gudang / tempat
menyimpan
persediaan
BBM,
olie,
spare
part
dan
lain-lainnya.
12. Kemajuan pekerjaan akan dievaluasi oleh PIHAK PERTAMA melalui KEPALA
PROYEK minimum setiap 2 (dua) minggu, dan PIHAK KEDUA harus, jika
diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA melalui KEPALA PROYEK diwajibkan untuk
memobilisasi tambahan peralatan dan personil yang diperlukan untuk menjamin
kemajuan pekerjaan telah sesuai dengan keinginan PIHAK PERTAMA. Dalam hal ini
tidak ada biaya tambahan yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA
berkenaan
dengan
mobilisasi
tersebut
atau
hal
lainnya.
13. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan persiapan yang diperlukan
untuk
pelaksanaan.
14. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Quality Assurance (QA) System dan
Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) PT Adhi Karya
(Persero), kepatuhan pada QA system dan K3L ini tidak membebaskan PARA
PIHAK
atas
tanggung
jawabnya
sesuai
sub
kontrak.
15.
PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK LAIN. Apabila terjadi
kerusakan pada pekerjaan tersebut yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA,
PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kerusakan tersebut atas biaya sendiri hingga
diterima baik oleh PIHAK PERTAMA, KONSULTAN, dan PEMBERI TUGAS.
16. PIHAK KEDUA harus memberikan ganti rugi dan tetap melindungi PIHAK
PERTAMA, KONSULTAN, dan PEMBERI TUGAS dan Pekerjanya terhadap
tanggung jawab hukum atas setiap kerusakan, kehilangan atau kecelakaan yang
timbul termasuk terhadap setiap klaim, tuntutan, gugatan hukum, kerusakan, biaya,
ongkos-ongkos dan setiap macam pengeluaran lain yang disebabkan atau berkaitan
dengan
timbulnya
persoalan
tersebut.
17. PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala resiko akibat
tuntutan
dari
PIHAK
KETIGA.
18.
Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan data rill di lapangan yang
didasarkan gambar dan patok ukur yang dilakukan opname bersama pada saat
sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan.

PASAL XIII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L)

PIHAK KEDUA wajib menerapkan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan (K3L) yang berlaku di lingkungan proyek, yang berupa :
1. Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua tenaga
kerja dan lingkungan sesuai dengan ketentuan / norma yang berlaku untuk
mencapai
nihil
kecelakaan
kerja.
2. Menjamin terlaksananya usaha pencegahan kecelakaan pada semua tingkatan
pekerjaan dan selalu terus berupaya mewujudkan tidak ada kecelakaan kerja,
dengan memakai dan menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
lingkungan.
3. Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti: helm, sepatu kerja, sarung
tangan (jika diperlukan),kaca mata las, sabuk pengaman (jika diperlukan), pelindung
telinga
(jika
diperlukan)
dan
sebagainya.
4. Menjamin kebersihan lokasi kerja dari sampah-sampah sisa pekerjaan dan
sampah yang berasal dari luar (pekerja, bungkusan makanan, plastik makanan,
bungkus rokok, puntung rokok dan lain sebagainya), serta membuang sampah
tersebut keluar area proyek atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
PASAL XIV
CARA PELAPORAN
1. Pihak Kedua berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyimpan buku laporan
harian
yang
berisi
kegiatan
harian,
terdiri
dari
:
a. Kuantitas dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan (yang belum
dipakai).
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau ketrampilan.
c.
Jumlah,
jenis
dan
kondisi
peralatan
d.
Jenis
dan
uraian
pekerjaan
yang
dilaksanakan.
e. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, perubahan desain
dan
lain-lain.
2.
Buku Laporan tersebut di atas ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan
diserahkan minimum setiap 2 (dua) mingguan yaitu periode tanggal 10 dan 25 setiap
bulannya untuk diperiksa dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Bulanan kepada PIHAK
PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA yang terdiri dari:
a.
Perhitungan
Volume
Pekerjaan
/
Calculation
Sheet
b. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN
PIHAK
PERTAMA.
c.
Prestasi
Pekerjaan
yang
disetujui
PIHAK
PERTAMA
d. Dokumentasi untuk hal yang dianggap penting oleh PIHAK PERTAMA
PASAL XV
KEADAAN MEMAKSA
1. Keadaan Memaksa (“Force Majeure”) menurut perjanjian ini adalah keadaan
atau peristiwa yang terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK,
yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu atau PARA

PIHAK
yang
disebabkan
oleh
karena:
a. Bencana alam termasuk akan tetapi tidak terbatas pada gempa bumi, tanah
longsor,
banjir,
dan
kebakaran.
b. Perang, huru-hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemi yang secara
keseluruhan ada hubungan langsung kepada para pihak, sehingga menjadi tidak
mungkin untuk dapat memenuhi kewajiban berdasarkan perjanjian ini.
2. Keadaan memaksa harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadi
keadaan / peristiwa tersebut disertai dengan bukti-bukti yang sah dari instansi yang
berwenang.
3. Apabila lewat waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud ayat 2 Pasal ini
terlampaui, maka keadaan memaksa (force majeure) yang terjadi dianggap tidak
pernah
ada.
4.
Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu atas pemberitahuan dari PIHAK KEDUA serta akan
memberikan tanggapan menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan memaksa
(force majeure) tersebut dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya
surat
pemberitahuan
tersebut.
5. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak pemeberitahuan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA belum/tidak memberikan jawaban, maka PIHAK
PERTAMA dianggap menyetujui adanya keadaan memaksa (force majeure).
6. Apabila sebagai akibat adanya keadaan memaksa (force majeure), perjanjian ini
diputuskan berdasarkan persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul
sebagai adanya keadaan memaksa (force majeure) tersebut ditanggung oleh
masing-masing pihak dan masing-masing pihak tidak dapat menuntu ganti rugi
apapun
terhadap
pihak
lainnya.
7. Setelah terjadinya keadaan Force Majeure sebagai dimaksud ayat 1 dan 2
Pasal ini, PIHAK KEDUA hanya berhak untuk menerima pembayaran sampai
dengan tahap pekerjaan yang telah dikerjakan dan telah diterima dengan baik oleh
PIHAK PERTAMA.
PASAL XVI
SANKSI – SANKSI
1. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atas Surat perjanjian ini, PIHAK
KEDUA harus menjamin PIHAK PERTAMA dari semua kerugian yang
mengakibatkan PIHAK PERTAMA menjadi bertanggung jawab berdasarkan Kontrak
antara PEMBERI TUGAS dan PIHAK PERTAMA akibat pelanggaran PIHAK KEDUA
tersebut.
2. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran tersebut dalam pasal 12 ayat 8,
tanpa sepengetahuan PIHAK PERTAMA, PEMBERI TUGAS ataupun KONSULTAN
PENGAWAS, maka PIHAK PERTAMA akan langsung mengambil alih pekerjaan
Surat
perjanjian
ini.
3. PIHAK PERTAMA tanpa mengurangi tata cara perbaikan atas pelanggaran
tersebut dalam ayat 1 dapat memotong kerugian akibat pelanggaran tersebut dari
pembayaran
tagihan
yang
menjadi
hak
PIHAK
KEDUA.
4. Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau
keseluruhan Pekerjaan dalam Jangka Waktu sesuai dengan rencana yang telah ada

pada Lampiran di surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA diwajibkan untuk
membayarkan kepada PIHAK PERTAMA dengan jumlah sebagaimana tersebut di
ayat 7 di bawah ini. Pihak pertama berhak untuk memotong secara langsung
terhadap
pembayaran
yang
belum
dilaksanakan.
5. Jika PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran sebagaimana yang tersebut dalam
pasal 12 ayat 7 maka biaya demobilisasi dan mobilisasi kembali tidak akan dibayar.
6. Jika PIHAK KEDUA gagal dalam menyelesaikan setiap bagian pekerjaan atau
keseluruahan pekerjaan dalam jangka waktu sesuai dengan rencana yang telah ada
pada lapiran Sub Kontrak ini, maka PIHAK PERTAMA akan mengambil alih
pekerjaan PIHAK KEDUA dengan biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
7. Jumlah Denda Keterlambatan untuk setiap hari kalender pada penyelesaian
setiap bagian Pekerjaan atau keseluruhan surat perjanjian ini adalah: 0.1% dari nilai
setiap bagian Surat perjanjian ini atau keseluruhan Nilai surat perjanjian ini dan
maksimal
5
%
dari
keseluruhan
nilai
Surat
perjanjian
ini
8. PIHAK KEDUA harus menyerahkan Pekerjaan sesuai mutu dan kualitas yang
disyaratkan dan telah disepakati. Bila mutu dan kualitas tersebut tidak sesuai, maka
PIHAK PERTAMA berhak menolak pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki atau mengganti pada waktu yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA,
tanpa ada biaya dan waktu tambahan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL XVII
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1.
Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir setelah PARA PIHAK telah
menyelesaikan seluruh kewajiban-kewajibannya berdasarkan perjanjian/kontrak ini.
2.
Menyimpang dari ketentuan ayat 1 pasal ini, PIHAK PERTAMA berhak
memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh)
hari sebelumnya setelah melakukan peringatan / teguran tertulis 3 (tiga) kali
berturut-turut
dalam
hal
PIHAK
KEDUA:
a.
Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu
sebagaimana yang dimaksud pada pasal 7 perjanjian ini dan denda keterlambatan
sudah mencapai 5% dari nilai surat perjanjian ini secara keseluruhan.
b. Setelah 1 (satu) minggu terhitung tanggal berlakunya surat perjanjian ini tidak
atau belum mulai melaksanakan kegiatan dalam rangka memenuhi pasal 3.
c. 7 (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan di lapangan yang telah
dimulainya, kecuali apabila hal ini disebabkan oleh keadaan memaksa atau hal-hal
lain yang dapat memenuhi dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA
d.
Memberikan keterangan yang tidak benar yang dapat merugikan PIHAK
PERTAMA
sehubungan
dengan
pekerjaan
ini.
e. Bila prestasi pekerjaan telah dilaksanakan antara 0% sampai 50% terlambat
15% dari rencana dan apabila prestasi pekerjaan yang dilaksanakan antara 50%
sampai
dengan
100%
terlambat
10%
dari
rencana.
f. PIHAK KEDUA tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA
telah menyerahkan pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain.
3. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengakhiri perjanjian ini berdasarkan ketentuan
ayat
2
pasal
ini
maka
PIHAK
PERTAMA
berhak
untuk
:
a. Melakukan pencairan atas semua jaminan yang telah diberikan oleh PIHAK

KEDUA.
b.
Menunjuk pihak lain untuk melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan
4. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sebelum masa berlakunya berakhir, Para
Pihak sepakat untuk mengesampingkan kalimat kedua dan ketiga Pasal 1266
KUHPerdata yang berlaku di Indonesia sepanjang mengenai diisyaratkannya
keputusan Badan Peradilan untuk pengakhiran sesuatu perjanjian
PASAL XVIII
PENUNDAAN PEKERJAAN
PIHAK KEDUA berdasarkan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA harus menunda
kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan dalam waktu atau waktu tertentu, dan
dalam cara sedemikian rupa yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA dan
selama jangka waktu penundaan itu PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi
dan mengamankan pekerjaan secara layak, sepanjang dianggap perlu oleh PIHAK
PERTAMA.
PASAL XIX
ASURANSI
Asuransi yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah :
1. Asuransi Tenaga Kerja meliputi Asuransi Ketenagakerjaan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (JAMSOSTEK) menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA melalui
asuransi tenaga kerja yang telah diproses oleh PIHAK PERTAMA.
2. Asuransi Peralatan terhadap peralatan PIHAK KEDUA yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL XX
PENYERAHAN PEKERJAAN
1.
Serah terima pekerjaan dapat dilakukan secara umum dan menyeluruh.
2. Pekerjaan dinyatakan telah selesai apabila telah diterima PIHAK PERTAMA,
KONSULTAN,
dan
PEMBERI
TUGAS,
dan
dinyatakan
dalam
:
a. Berita Acara Serah Terima Pertama untuk serah terima pertama pekerjaan
selesai
100
%.
b. Berita Acara Serah Terima Terakhir untuk serah terima kedua pekerjaan selesai
100% dan sudah melalui masa pemeliharaan

PASAL XXI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara PARA PIHAK sebagai akibat dari
PERJANJIAN ini, maka PARA PIHAK akan menyelesaikan secara musyawarah.
2. Apabila tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka PARA PIHAK
sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui dan menurut Peraturan dan
Prosedur Penyelesaian Perselisihan BANI (Badan Arbitrase Nasional) di Jakarta.
3. Keputusan BANI bersifat mengikat dan final
PASAL XXII
PERLINDINGAN ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
PIHAK KEDUA harus menjaga untuk tidak merugikan dan melindungi PIHAK
PERTAMA dari segala tuntutan untuk menanggung persoalan yang menyangkut
pelanggaran terhadap hak-hak paten, hak cipta dan atau hak-hak lain yang
dilindungi yang berkenaan dengan peralatan konstruksi, mesin-mesin atau bahanbahan yang digunakan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
perjanjian ini.
PASAL XXIII
HUKUM DAN BAHASA
1. Perjanjian Kontrak ini akan berlaku dan tunduk pada hukum Republik Indonesia.
2. Pelaksanaan kontrak ini termasuk tetapi tidak terbatas pada korespondensinya
menggunakan
bahasa
Indonesia.
3. Dalam hal kontrak dan/ atau Dokumen kontrak ini dibuat dalam versi bahasa
Inggris atau bahasa lainnya, maka dalam hal terdapat penafsiran yang berbeda atas
suatu ketentuan Kontrak, yang berlaku adalah Kontrak dan/ atau Dokumen Kontrak
yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
PASAL XXIV
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur dalam perjanjian tambahan
(Addendum) dan merupakan perjanjian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

PASAL XXV
PENUTUP

1.
Hal-hal yang belum diatur dan apabila ada perubahan-perubahan dalam
perjanjian ini, akan diatur kemudian atas dasar permufakatan kedua belah pihak
yang akan dituangkan kedalam bentuk surat perjanjian tambahan (Amandemen)
yang merupakan kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian
ini.
2. Semua pemberitahuan dan atau surat-menyurat antara Kedua Belah Pihak
sehubungan dengan perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah
disampaikan kepada yang bersangkutan bilamana ada tanda terima tertulis. Suratmenyurat juga dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau wakil PIHAK PERTAMA
dilapangan kepada PIHAK KEDUA atau wakil PIHAK KEDUA di Site Proyek dengan
nilai
bobot
kekuatan
hukum
yang
sama.
3. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal
tersebut diatas, dan berakhir setelah kedua belah pihak menyelesaikan kewajiban
masing-masing dan dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan 2 (dua) diantaranya
bermaterai cukup untuk masing-masing Pihak yang mempunyai kekuatan hukum
yang
sama.
• 1 (satu) bermaterai, Stempel dan tanda tangan asli dari PIHAK PERTAMA
distribusi
untuk
PIHAK
KEDUA.
• 1 (satu) bermaterai, Stempel dan tanda tangan asli dari PIHAK KEDUA distribusi
untuk
PIHAK
PERTAMA
Akutansi
Divisi
Operasional
I.
• 1 (satu) tanpa bermaterai, tanda tangan dan stempel asli distribusi untuk Proyek.
• 1 (satu) tanpa bermaterai, tanda tangan dan stempel asli distribusi untuk
Procurement Divisi Operasional I