Dampak Perjanjian Antara Portugis Dan Sp

HUKUM DAN PERATURAN KELAUTAN PERIKANAN
DAMPAK PERJANJIAN ANTARA PORTUGIS DAN SPANYOL
TERHADAP WILAYAH NUSANTARA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hukum Dan Peraturan Kelautan Perikanan
Oleh:
Prima Tegar Anugrah (125080601111024)
Kelas K 01

Program Studi Ilmu Kelautan
Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Malang
2015

DAMPAK PERJANJIAN ANTARA PORTUGIS DAN SPANYOL TERHADAP WILAYAH NUSANTARA
Pendahuluan :
Kedatangan orang – orang Eropa di nusantara disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah Jatuhnya wilayah Konstantinopel pada kelompok Islam dibawah pimpinan Muhammad Al

Fatih pada tahun 1453. Hal ini memberikan dampak yang luas bagi lalu lintas perdagangan dunia,
sebab dengan dikuasainya wilayah tersebut oleh kelompok Islam, kelompok Kristen tidak bisa lagi
melakukan transaksi perdagangan sebagaimana biasanya. Blokade ekonomi ini mengakibatkan
terjadinya kenaikan harga rempah – rempah di Eropa.
Terdorong oleh motif ekonomi untuk mencari wilayah penghasil rempah – rempah dan spirit
Reconquista yang muncul akibat perang salib, maka Spanyol dan Portugal dibawah pimpinan Paus
Alexander VI melakukan pengusiran secara besar – besaran pada bangsa moor (Islam) dari
Semenanjung Iberia serta melakukan Perjanjian Tordesillas pada tahun 1494. Melalui perjanjian ini
Gereja membagi dunia menjadi dua bagian, garis demarkasi dalam perjanjian Tordesillas mengikuti
lingkaran garis lintang dari tanjung Verde yang melampaui dua kutub bumi. Dalam perjanjian ini
Spanyol mendapatkan benua Amerika, sedangkan Portugis mendapatkan benua Afrika dan India
hingga akhirnya kelak mereka bertemu di wilayah nusantara tepatnya Maluku atau saat ini lebih
dikenal dengan provinsi Maluku utara. Kedatangan Portugis pada tahun 1511 di Malaka dan 1512 di
wilayah Maluku Utara menimbulkan konflik baru dengan Spanyol sehingga muncullah perjanjian
Saragosa yang kemudian mengatur kembali garis demarkasi baru, perjanjian ini mengakibatkan
Spanyol meninggalkan nusantara dan menuju Philipina.
Kedatangan Portugis Di Nusantara :
Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke nusantara adalah
Bartholomues Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika
hingga tiba di Tanjung Harapan, tetapi ia gagal mencapai nusantara. Setelah Bartholomeus Diaz

menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Afrika Selatan, upaya mencari jalan ke nusantara
diteruskan oleh armada – armada Portugis berikutnya. Armada Portugis berikutnya yang mencoba
berlayar ke nusantara dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada ahun 1947 dan berhasil
melewati Tanjung Harapan. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda Afrika Timur, mereka bertemu
dengan pedagang – pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh
para pedagang tersebut. Oleh karena itu, orang – orang Portugis melanjutkan perjalanannya
menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar.

Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya
Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak saat
itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui
pantai timur Afrika. Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin
menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat
ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah – rempahnya
adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di
Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di
bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju
Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate.
Pendudukan Portugis di Malaka pada 1511 menurut Vlekke telah menimbulkan polarisasi

pada beberapa kerajaan bercorak Islam di Nusantara. Sebab pertempuran yang terjadi antara
Portugis dengan Malaka yang kemudian dicampuri oleh serangan – serangan yang dilakukan oleh
Demak dan kerajaan Aceh membuat jumlah pemeluk Islam kian banyak. Kenaikan pemeluk Islam ini
menurut Vlekke tidak hanya disebabkan oleh daya tarik Islam yang disebarkan dengan kedamaian
dan tidak mengenal sistem kasta saja, tapi juga disebabkan permasalahan politik antara berdamai
dengan Portugis atau bekerja sama dengan Johor juga Aceh dan Demak yang berarti memilih antara
Kristen dan Islam. Pilihan untuk bergabung dengan Islam juga muncul sebagai bentuk “kesadaran
kolektif” atas kesalahan Alburquerque yang langsung membangun Benteng Portugis di Malaka dan
menghancurkan kuburuan muslim dalam rangka memperoleh bahan bangunan serta menghukum
mati para pedagang Jawa dengan tuduhan menentang pemerintahan Portugis.
Kerja sama Portugis dengan Ternate pada tahun 1512 merupakan salah satu kasus yang unik
untuk dikaji, sebab kerja sama tersebut ternyata bukanlah tanpa masalah sebab Ternate yang Muslim
dan merupakan salah satu musuh utama Katolik Portugis disaat yang bersamaan justru bekerja sama
dengan para perwira Portugis dalam rangka memerangi “duet” Tidore dan Spanyol. Vlekke
menyatakan bahwa dalam peristiwa tersebut sesungguhnya banyak misionaris yang memprotes
kebijakan para perwira Portugis, namun bayang – bayang keuntungan dari kerja sama yang
menghasilkan kebijakan Monopoli Cengkeh membuat para perwira portugis mengabaikan protes
para misionaris. Dari peristiwa ini dapatlah kita ambil sebuah kesimpulan bahwa dibandingkan
dengan misi Gospel (penyebaran Agama) misi mendapatkan kekayaan (Gold) dan kejayaan (Glory)
rasanya lebih Portugis dahulukan sebab menurut Vlekke rata – rata Portugis mendapatkan

keuntungan sebesar 2500 persen dalam tiap transaksi cengkeh di Eropa.

Kedatangan Spanyol Di Nusantara :
Pelopor berkebangsaan Spanyol yang mencari jalan langsung ke nusantara adalah
Christopher Columbus, ia berlayar ke arah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang
kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah
– rempah dipelopori oleh Ferdinand Magelhaens. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun
1519 Magellan berangkat melalui Samuder Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia
masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. Ketika mencoba mengatasi perang
antarsuku di Cebu, Magelhaens terbunuh. Posisinya kemudian digantikan oleh Del Cano. Dalam
perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara
Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan
dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Sementara itu, Portugis yang membuka kantor dagangnya di
Ternate merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat dengan kenyataan
bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis
dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Saragosa. Berdasarkan
perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Philipina dikuasai Spanyol.
Isi Perjanjian Zaragoza :



Daerah kekuasaan dan pelayaran Portugis adalah dari Brazilia ke Timur sampai Halmahera



(Maluku).
Spanyol berkuasa atas Mexico ke Barat terus sampai Philipina.

Referensi :
Irhamsyah, Fahmi. 2014. Interaksi Nusantara Dengan Eropa 1511 – 1942 Sebuah Refleksi. Online.
http://sejarah.kompasiana.com/2014/11/23/interaksi-nusantara-dengan-eropa-1511-1942sebuah-refleksi-688120.html. Diakses pada tanggal 16 April 2015 Pukul 11.00 WIB.
Rasyid, Fauzan Al. 2011. Sejarah Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia. Online
http://www.fauzanalrasyid.com/2011/04/hindia-timur-atau-indonesia-telah-lama.html.
Diakses pada tanggal 16 April 2015 Pukul 11.30 WIB.