PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI

  PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBINAAN KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI (Jurnal Ilmiah) Oleh DEVIKA TRYZA AYODHYA Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

  

ABSTRAK

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG

DALAM PEMBINAAN KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI

Oleh

Devika Tryza Ayodhya, Sri Sulastusi, S.H., M.Hum, Syamsir Syamsu, S.H., M.Hum.

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : vikatry61@yahoo.com Pada dasarnya tujuan utama dari pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalah membebaskan pemerintah pusat dari segala tugas-tugas pemerintahan yang membebani dan dinilai tidak perlu karena lebih efektif jika ditangani oleh pemerintah daerah.Salah satu bukti nyata otonomi daerah telah terlaksana yaitu wewenang pemerintah daerah untuk melaksanakan kebijakan dalam bidang pemuda dan olahraga oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam kegiatan olahraga rekreasi. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: (1) bagaimana peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi? (2) faktor internal dan eksternal apakah yang menjadi penghambat dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi? Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan normatif dan empiris dengan data primer dan data sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dari penelitian studi lapangan dan studi kepustakaan, analisis data dilakukan secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi dilaksanakan sesuai dengan Pergub No 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan,Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Peran tersebut dilaksanakan sebagai perencana, pembinaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan dibidang olahraga rekreasi. Didalam Pergub tersebut dicantumkan tupoksi dari pelaksaan pembinaan kegiatan olahraga rekreasi yang menjadi acuan dalam perkembangan olahraga rekreasi di Provinsi Lampung. Namun dalam kenyataannya olahraga rekreasi, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung masih kurang efektif dalam mengembangkan olahraga rekreasi di Lampung. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang menghambat Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam mengembangkan olahraga rekreasi, yaitu kurangnya SDM, Pendanaan dan dari segi eksternal kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap olahraga rekreasi.

  Kata Kunci: Dinas Pemuda dan Olahraga, Pembinaan, Olahraga Rekreasi

  

ABSTRACT

THE ROLE OF OFFICE OF YOUTH AND SPORTS AFFAIRS OF LAMPUNG

PROVINCE IN LEADING RECREATIONAL SPORT ACTIVITIES

By

Devika Tryza Ayodhya, Sri Sulastusi, S.H., M.Hum, Syamsir Syamsu, S.H., M.Hum.

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : vikatry61@yahoo.com Basically the main objective of the policy implementation of regional autonomy is to free the central government from all burdensome and unnecessary government tasks because it is more effective when handled by the local government. One clear evidence of regional autonomy has been implemented by the local government to implement a policy in youth and sports by Office of Youth and Sports Affairs for recreational sport activities. The problems in this research were formulated as follows: (1) how is the role of Office of Youth and Sports Affairs of Lampung Province in the development of recreational sport activities? (2) what are internal and external factors which inhibit the fostering of recreational sport activities? This research was conducted using normative and empirical approaches with primary and secondary data obtained from field study and library research, then the data analysis was carried out qualitatively. Based on the result and discussion of the research, the role of Office of Youth and Sports Affairs in the development of recreational sport activities has been applied in accordance with the Governor Regulation No. 78 year of 2016 regarding Position, Organizational Structure, Duties and Functions And Work Procedures of Office of Youth and Sports Affairs of Lampung Province. The role was carried out as planning, guidance, development, implementation, and supervision in the field of recreational sports. The governor regulation consisted of main duties and functions of the implementation of recreational sport activities as reference in the development of recreational sports in Lampung Province. However, in reality, the implementation of recreational sports by the Office of Youth and Sports Affairs was still less effective. Based on the results of the research, there were several factors inhibited the development of recreational sports by the Office of Youth and Sports Affairs, such as: lack of human resources, lack of funding; and in terms of external factor, lack of public knowledge of recreational sports.

  Keywords: Office of Youth and Sports Affairs, Development, Recreational Sports

I. PENDAHULUAN

  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional.

  Penanganan keolahragaan ini tidak dapat lagi ditangani secara sekadarnya tetapi harus ditagani secara profesional. Penggalangan sumber daya untuk pembinaan dan pengembangan keolahragaan khusunya olahraga rekreasi dilakukan melalui pembentukan dan pengembangan hubungan kerja para pihak terkait secara harmonis, terbuka, timbal balik, sinergis dan saling menguntungkan. Prinsip transparansi dan akuntabilitas diarahkan untuk mendorong ketersediaan informasi yang dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi semua pihak untuk berperan serta dalam kegiatan keolahragaan, memungkinkan semua pihak untuk melaksanakan kewajibannya secara optimal dan kepastian untuk memperoleh haknya, serta memungkinkan berjalannya mekanisme kontrol untuk menghindari kekurangan dan penyimpangan sehingga tujuan dan sasaran keolahragaan nasional bisa tercapai.

  Sistem pengelolaan, pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional diatur dalam semangat otonomi daerah guna mewujdkan kemampuan daerah dan masyarakat yang mapan secara mandiri mengembangkan kegiatan keolahragaan, khususnya kegiatan olahraga rekreasi. yang dimaksud antara lain, pelaku olahraga, organisasi olahraga, dana olahraga, sarana dan prasarana olahraga, peran serta masyarakat, dan penunjang keolahragaan termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan industri olahraga nasional yang manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak. Sebagaimana wilayah- wilayah lain yang ada dalam ruang kedaulatan NKRI, Provinsi Lampung sendiri mempunyai tanggung jawab yang serupa untuk melaksanakan pembangunan masyarakat yang sesuai dengan konteks pengembangan daerah.

  Selain itu bidang ini dapat menampung dan memberikan ruang-ruang kreativitas sebagai wadah aktualisas angkatan muda untuk dapat diarahkan kearah pembangunan sosial yang positif mengingat sebuah ungkapan lama yang mengatakan bahwa ”dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”, hal ini kemudian dapat mengurangi tingkat patologi masyarakat yang kemudian jika ini diterapkan di Provinsi Lampung sebagai sebuah kota yang mampu mengembangkan potensi masyarakatnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan konkuren menjadi kewenangan daerah yang mana urusan kepemudaan dan olahraga masuk ke dalam urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Dalam hal ini, kewenangan sepenuhnya dalam hal pembinaan segala urusan kepemudaan dan olahraga khususnya di Provinsi Lampung ada pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, seperti yang tertulis pada Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas Pemuda dan Olahraga pasal 2 ayat (2), yaitu urusan kepemudaan dan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diselenggarakan oleh semua daerah provinsi dan kabupaten/ kota.

  hal ini, upaya Dispora Provinsi Lampung masih kurang efektif dan efisien sehingga kemudian keberdayaan masyarakat terutama di bidang keolahragaan masih terbatas pada minat dan bakat yang belum terwadahi, akses terhadap sumber daya dalam peningkatan produktivitas masyarakatnya disamping itu ketersediaan sarana dan prasarana menjadi masalah utama dalam merealisasikan hal diatas.

  Permasalahan keolahragaan baik tingkat nasional maupun daerah semakin kompleks dan berkaitan dengan dinamika sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dan bangsa serta tutuntutan perubahan global sehingga sudah saatnya pemerintah memperhatikan secara menyeluruh dengan memperhatikan semua aspek terkait, adaptif terhadap perkembangan oahraga dan masyarakat, sekaligus sebagai instrumen hukum yang mampu mendukung pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional dan daerah pada masa kini dan masa yang akan datang. Khususnya pada olahraga rekreasi, kurangnya perhatian terhadap perkembangan olahraga rekreasi. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi”.

  Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimanakah peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung 1 Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor

  33 Tahun 2016 Tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas

  dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi?

1 Namun dalam pengamatan penulis terkait

  2. Faktor internal dan ekstenal apakah yang menjadi penghambat dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung?

  II. METODE PENELITIAN

  Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum normatif empiris. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang dilakukan melalui studi kepustakaan dalam mencari data dan sumber data yang bersifat teori dan berguna untuk memecahkan masalah. Sumber dan jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut:

   Data primer adalah data utama

  yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian dengan cara melakukan wawancara dengan kepada narasumber untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini penelitian dilakukan di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, karena dalam penelitian hukum normatif yang dikaji adalah bahan hukum yang berisi aturan-aturan yang bersifat normatif.

   Data yang diperoleh dan diolah

  dalam penelitian hukum normatif adalah data sekunder yang berasal dari sumber kepustakaan. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu analisis data yang dilakukan dengan menjabarkan secara rinci kenyataan atau keadaan atas suatu objek dalam bentuk kalimat guna memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap permasalahan yang diajukan, 2 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji.Penelitian

  Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat)..Rajawali Press.Jakarta.2001.Hlm 61 3 sehingga memudahkan untuk ditarik suatu kesimpulan.

III. PEMBAHASAN

A. Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi

  Dinas Pemuda dan Olahraga adalah salah satu bagian dari instansi pemerintahan didaerah yang bergerak dibidang kepemudaan dan olahraga. Dalam hal urusan olahraga, semua akan diatur dan dikoordinasikan melalui Dinas Pemuda dan Olahraga. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan standarisasi bidang keolahragaan secara nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat, tentunya dengan memperhatikan potensial di daerah, khususnya di daerah Lampung sendiri. Dinas Pemuda dan Olahraga merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, yang dimana pemerintah pusat yang menaungi urusan kepemudaan dan olahraga adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga.

  Ada kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan dibidang olahraga di daerah Lampung. Dalam hal ini, dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan yang telah dikoordinasikan oleh menteri berdasarkan peraturan nasional mengenai keolahragaan.

  Kewenangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kekuasaan membuat keputusan memerintahan dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain.

  Selain itu berdasarkan Undang-Undang Nomor

  30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, wewenang adalah hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggaraan negara lainnya untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan dalam penyelenggaran pemerintahan. H.D Stout menjelaskan bahwa wewenang adalah pengertian yang berasal dari hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan sebagai seluruh aturan - aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang - wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik didalam hubungan hukum publik.

   Menurut Bagir Manan wewenang dalam

  bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat dan tidak berbuat.Wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban.

   Selain itu Ridwan HR kembali

  menjelaskan bahwa kewenangan adalah merupakan hak menggunakan wewenang yang dimiliki seorang pejabat atau institusi menurut ketentuan yang berlaku, dengan demikian kewenangan juga menyangkut kompetensi tindakan hukum yang dapat dilakukan menurut kaedah - kaedah formal, jadi kewenangan merupakan kekuasaan formal yang dimiliki oleh pejabat atau institusi.

  Berdasarkan dari beberapa pengertian para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa kewenangan merupakan suatu hak dasar yang dimiliki oleh pemerintah dalam menjalankan suatu pemerintahan yang mana semua dilaksanakan berdasarkan Undang-undang yang berlaku. Dengan begitu semua hak yang dimiliki oleh pemerintah, tetap ada aturan dan batasannya. 4 Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2013. Hlm 71. 5 Nurmayani S.H.,M.H. Hukum Administrasi Daerah. Universitas Lampung Bandar Lampung.

1. Kewenangan Dispora Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi

  Kewenangan dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu atribusi, delegasi, dan mandat.

  a. Atribusi Wewenang pemerintahan yang diperoleh dari peraturan perundang- undangan, artinya wewenang pemerintah dimaksud telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, wewenang ini kemudian disebut sebagai asas legalitas (legalitiebeginsel).

  b. Delegasi wewenang yang diperoleh atas dasar pelimpahan wewenang dari badan/organ pemerintahan yang lain. Sifat wewenang delegasi adalah pelimpahan yang bersumber dari wewenang atribusi, akibat hukum ketika wewenang dijalankan menjadi tanggung jawab penerima delegasi (delegataris).

  c. Mandat Mandat adalah pelimpahan wewenang yang pada umumnya dalam hubungan rutin antara atasan dengan bawahan, kecuali dilarang secara tegas oleh peraturan perundang-undangan. Ditinjau dari segi tanggung jawabnya maka pada wewenang mandat (mandaat) tanggung jawab dan tanggunggugat tetap berada pada pemberi mandat (mandans), penerima mandat (mandataris) tidak dibebani tanggung jawab dan tanggunggugat atas wewenang yang dijalankan.

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem Keolahragaan Nasional pasal 21, dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Pembinaan dan pengembangan olahraga berdasarkan pasal

  21 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional meliputi:

  1) Pengolahraga; 2) Ketenagaan;

  3) Pengorganisasian; 4) Pendanaan; 5) Metode; 6) Prasarana dan Sarana 7) Penghargaan Keolahragaan.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Seksi Olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Ibu Noviria Indah Sari, S.E., M.M. kewenangan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam hal kegiatan pembinaan olahraga rekreasi sangat terkait dengan kewenangan yang diberikan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung. Sesuai aturan tersebut, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung saat ini sudah memiliki bidang yang khusus menangani olahraga rekreasi. Kewenangan yang diberikan yaitu melakukan perumusan kebijakan, koordinasi, pemantuan, analisis dan evaluasi olahraga rekreasi di Provinsi Lampung. Menindaklanjuti peraturan yang baru terbit ini, kegiatan yang akan dilakukan, pengembangan olahraga rekreasi yang cocok untuk daerah Lampung dan hal ini membutuhkan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak, khususnya FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Lampung sebagai lembaga yang menangani olahraga rekreasi di Provinsi Lampung.

  2. Kebijakan Teknis Operasional Pembinaan Olahraga Rekreasi

  Kebijakan dapat diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak dalam pemerintahan atau organisasi. Istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya atau kegiatan pemerintah, serta perilaku negara pada umumnya dan kebijakan tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk peratura

6 Kebijakan memiliki beberapa impliksi,

  yaitu :

  h. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan sebagai penunjang peningkatan prestasi; i. Mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan keolahragaan; j. Pengembangan kerjasama dan informasi keolahragaan; k. Merintis pembinaan dan pengembangan industri olahraga; l. Penyelenggaraan akreditasi dan sertifikasi khususnya dalam meningkatkan kualitas pelatih olahraga; m. Pemberian penghargaan kepada insan olahraga berprestasi dan kepeloporan dalam upaya peningkatan motivasi.

  b. Bahwa kebijakan publik itu tidak cukup hanya dinyatakan, tetapi dilaksanakan dalam bentuk yang nyata;

  c. Bahwa kebijakan publik itu, baik untuk melakukan sesuatu itu mempunyai dan dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu; d. Bahwa kebijakan publik itu harus senantiasa ditujukan bagi kepentingan seluruh anggota masyarakat

7 Secara umum, kebijakan dapat dibedakan

  menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu:

  a. Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan, baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan.

  b. Kebijakan Pelaksanaan, adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu Undang-Undang.

  c. Kebijakan Teknis, adalah kebijakan operasional yang berada dibawah kebijakan pelaksanaa

  a. Bahwa kebijakan publik itu dalam bentuk perdananya berupa penetapan tindakan – tindakan pemerintah;

  Seksi olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Ibu Noviria Indah Sari, S.E.,M.M. kebijakan teknis yang sudah ada dan akan dilakukan adalah meliputi penyusunan program dan kegiatan yang mendukung kegiatan olahraga rekreasi, khususnya olahraga yang potensial dikembangkan di Provinsi Lampung.

  Adapun program pembangunan keolahragaan yang terdapat dalam Rencana Strategis Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, yaitu:

  a. Penyelenggaraan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi mulai dari tingkat desa dan kelurahan;

  b. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan; c. Penyelenggaraan kejuaraan olahraga;

  d. Pembinaan dan pengembangan pelaku olahraga; e. Pembinaan, pengembangan, dan pengawasan olahraga profesional; f. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana olahraga; g. Menggali sumber pendanaan untuk pembinaan keolahragaan diluar pendanaan dari pemerintah;

8 Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

  3. Bentuk Kerja Sama Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dengan FORMI Provinsi Lampung

  Bandung. 2014. Hlm 21. 7 Edy Sutrisno. Mngenal Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan/Program.

  Lampung terlebih dahulu merumuskan kebijakan teknis operasional dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Dalam hasil wawancara dengan 6 Arifin Tahir. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Alfabeta.

  Untag Press. Surabaya. 2009. Hlm16. 8 Dedy Mulyadi. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Alfabeta. Bandung. 2015. Hlm

  Dalam hal pembinaan olahraga rekreasi, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung tidak sendiri, melainkan dibantu oleh Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) yang secara khusus menangani olahraga rekreasi.

  Dalam melakukan pembinaan, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung diberikan wewenang dan tanggung jawab dari Gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat di wilayah Provinsi, khususnya Provinsi Lampung.

  Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Lampung memfasilitasi pembinaan olahraga rekreasi melalui pembinaan dan pengembangan potensi, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masyarakat, serta memberikan sarana dan prasarana kepada masyarakat yang aktif dalam olahraga rekreasi.

  Tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan Seksi Olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Ibu Noviria Indah Sari, S.E.,M.M bahwa kerja sama yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dengan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) belum secara legal formal, yang sudah dilakukan saat ini hanya pada tahap koordinasi. Ini dikarenakan bidang pembudayaan olahraga yang merupakan bagian dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang salah satunya mewadahi olahraga rekreasi baru terbentuk ditahun 2016 kemarin dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur no 78 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Karena bidang pembudayaan baru terbentuk, ini menjadi alasan mengapa FORMI Provinsi Lampung masih belum bisa dibentuk. Sehingga untuk olahraga rekreasi di Provinsi Lampung belum ada organisasi yang mengurusnya secara penuh.

  Pada tahun 2014-2018 FORMI Provinsi Lampung sempat terbentuk dengan memberikan wewenang kepada Bapak Saluddin, S.H.,M.Si selaku pelaksana tugas FORMI, namun saat ini FORMI mengalami kevakuman, sehingga tidak berjalannya FORMI sesuai dengan peraturan yang ada. Belum adanya tahap lanjut untuk membentuk secara resmi Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) di Provinsi Lampung, Ibu Noviria Indah Sari, S.E.,M.M selaku Seksi Olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mengatakan bahwa saat ini belum bisa ditemukannya seseorang yang dapat menjadi ketua dari Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia yang bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

  Kurangnya perhatian khusus pemerintah menjadikan FORMI di Lampung tidak berkembang. Sehingga tugas yang seharusnya dilaksanakan oleh FORMI dalam hal pengembangan olahraga rekreasi untuk saat ini secara keseluruhan dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Hal ini menjadi PR bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, yang mana pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bisa bertindak sebagaimana mestinya, agar olahraga rekreasi bisa berkembang di provinsi lampung sesuai dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

  4. Jenis Olahraga Rekreasi di Provinsi Lampung dan Prestasi Yang Telah Diraih

  Di Provinsi Lampung banyak jenis olahraga yang sudah cukup berkembang. Perkembangan olahraga tersebut tidak lain karena kinerja dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Selain membuat jasmani lebih sehat karena melakukan olahraga, olahraga juga dapat memberikan kebanggaan tersendiri kepada setiap daerah yang telah memberikan perwakilannya dalam setiap pertandingan. Tentu ini menjadi nilai lebih terhadap daerah tersebut karena ini menandakan bahwa daerah tersebut berhasil membina olahraga yang ada didaerah tersebut.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Seksi Olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Ibu Noviria Indah Sari, S.E.,M.M. olahraga rekreasi yang telah berkembang di Provinsi Lampung, yaitu senam, skateboard, bmx, surfing. Tanggal 16 Maret 2018 telah dilaksanakan lomba senam maumere dalam rangka meramaikan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54 Provinsi Lampung. Sebelum perlombaan senam dimulai, diadakan jalan sehat yang diikuti seluruh SKPD. Kemudian dilanjutkan dengan senam sehat jantung.

  Senam Maumere yang diikuti oleh 30 instansi/Tim di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung dimenangkan oleh Darma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Mesuji. Kemudian juara dua Darma Wanita Persatuan (DWP) Pesisir Barat, dan Juara ketiga Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

  surfing, Lampung akan menyelenggarakan lomba surfing kelas dunia dalam kegiatan International Krui Pro 2018. Krui Pro 2018 akan digelar pada 15-20 April mendatang di Pantai Tanjung Setia, Pesisir Barat, Lampung.

  merupakan acara yang kedua kali digelar di Kabupaten Pesisir Barat, acara pertama diselenggarakan pada tahun 2017 dalam Krui Pro 2017 dengan peserta sebanyak 86 orang. 9 Lampungpro.com (HUT Provinsi Lampun, Jalan

  Sehat Momentum Budayakan Olahraga. Diakses pada tanggal 15 April 2018 pukul 20.30 WIB). 10 Kupastuntas.com (Lampung Gelar Lomba Surfing Kelas Dunia Krui Pro 2018. Diakses Pada

  Dalam olahraga surfing, selain masuk kedalam bagian olahraga rekreasi, dengan adanya kejuaraan surfing dapat meningkatkan sektor kepariwisataan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung. Sedangkan Skateboard dan Bmx, perlombaan yang biasanya diikuti yaitu Projam fest. Perlombaan ini dilaksanakan dibeberapa kota di Indonesia, dan salah satunya dilaksanakan di Provinsi Lampung. Perlombaan ini akan diadakan kembali pada bulan April mendatang. Namun perlombaan ini dilaksanakan oleh pihak swasta dan tidak ada campur tangan dari pemerintah, yaitu dari perusahaan rokok. Cukup banyak produk rokok yang masih menempati urutan pertama sebagai penyedia dana dunia olahraga dan seni pertunjukan di Indonesia.

  Ini juga menjadi perhatian khusus pemerintah yang mana pemerintah harus bisa menggantikan pihak swasta khususnya perusahaan rokok sebagai penyelenggara event, baik itu dibidang seni, olahraga, ataupun lainnya. Untuk prestasi yang telah diraih berdasarkan hasil wawancara dengan Seksi Olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus Ibu Noviria Indah Sari, S.E.,M.M. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung belum mempunyai data yang valid. Ini dikarenakan bidang pembudayaan olahraga yang menaungi olahraga rekreasi baru terbentuk tahun 2016 kemarin dengan dikeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 78 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

9 Untuk olahraga

10 Kejuaraan surfing internasional Krui Pro

  Selain itu, dari komunitas masing-masing olahraga rekreasi di Lampung tidak melaporkan ke Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Ini terlihat bahwa hubunga antara pemerintah dengan

  pelaku olahraga rekreasi masih kurang relevan. Peran pemerintah khususnya pemerintah daerah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung untuk memayungi dan membina suatu olahraga merupakan bentuk nyata dari kinerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung itu sendiri, termasuk perihal prestasi yang telah diraih dalam bidang olahraga rekreasi. Perlu dilakukannya pengkajian ulang dan pendekatan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dengan beberapa komunitas yang termasuk didalam olahraga rekreasi, agar pelaksanaan olahraga rekreasi seperti apa yang tertuang didalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional terlaksana dengan baik dan sebagaimana mestinya. Dengan itu, segala kepentingan terkait dengan olahraga rekreasi dapat di kordinsikan dengan baik oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung sehingga olahraga rekreasi semakin berkembang di Provinsi Lampung.

  Untuk menghidupkan kelangsungan berbagai kegiatan dalam olahraga maka peranan pemerintah dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga tidak terlepas dari berbagai hambatan. Salah satu tugas pokok Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung adalah mengkaji ,merumuskan, mengkordinir serta menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan di bidang olahraga. Namun itu semua kurang maksimal karena masih banyak hambatan Berdasarkan hasil penelitian, terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pembinaan kegiatan olahraga rekreasi.

  Faktor hambatan tersebut terbagi menjadi dua (2), yaitu faktor secara internal dan faktor secara eksternal.

  1. Faktor Penghambat Internal

  Faktor penghambat internal adalah faktor penghambat yang timbul dari dalam diri atau individu. Di dalam Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung timbul faktor penghambat internal yang berasal dari lingkup kedinasan tersebut. Berikut beberapa faktor penghambat internal Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, yaitu:

  a. Sistem Pembinaan yang belum terarah, kurangnya kesinambungan dalam penyusunan pembinaan olahraga rekreasi serta pelaksaan operasionalnya dalam hal koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan, penyusunan norma, prosedur, pemantauan, evaluasi, serta laporan pelaksana kegiatan olahraga rekreasi sebagai suatu sistem yang saling berkaitan. Hal ini dilihat dengan belum adanya laporan terkait prestasi yang telah diraih dalam olahraga rekreasi dan masih belum ada kejelasan mengenai pembinaan secara resmi olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung.

B. Faktor Penghambat Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi di Provinsi Lampung

  b. Kurangnya sumber daya manusia yang mampu menangani olahraga rekreasi, kevakuman Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) dikarenakan belum adanya sumber daya manusia yang dapat menangani olahraga rekreasi.

  c. Keterbatasan kemampuan Pemerintah Daerah terhadap pendanaan olahraga rekreasi yang tercermin pada cabang- cabang olahraga rekreasi yang belum bisa sepenuhnya dibina oleh pemerintah.

  Dari tingkat pembangunan sarana dan prasarana pun masih kurang dan terbatas di Kota maupun di Kabupaten

  2. Faktor Penghambat Eksternal

  Faktor penghambat eksternal adalah faktor penghambat yang timbul dari luar diri seseorang atau individu, faktor ini meliputi keadaan lingkungan sekitar. Dalam Dinas Pemuda dan Olahrag Provinsi Lampung, faktor penghambat eksternal timbul karena adanya keadaan luar yang dapat mempengaruhi kinerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam membina kegiatan olahraga rekreasi.

  Berikut beberapa faktor penghambat eksternal Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, yaitu:

  a. Olahraga rekreasi belum banyak diketahui masyarakat umum, masyarakat umum belum banyak mengetahui tentang pembagian golongan olahraga. Sehinga masyarakat tidak mengetahui lebih lanjut apa itu olahraga rekreasi.

  b. Olahraga rekreasi masih dianggap sebagai olahraga menengah keatas, masyarakat yang sudah mengetahui tentang olahraga rekreasi masih banyak menganggap bahwa olahraga rekreasi adalah olahraga yang mahal, terlebih lagi dilihat dari olahraga ekstrimnya seperti skateboard, bmx, dan surfing.

  c. Belum aktifnya organisasi olahraga yang menaungi olahraga rekreasi, selain vakumnya FORMI, komunitas olahraga rekreasi juga belum membentuk wadah resmi yang diketahui oleh pihak pemerintah

  Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari hasil penelitian dan riset serta analisis yang dilakukan, bahwa Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi masih belum efektif. Dilihat dari perkembangannya, olahraga rekreasi di Lampung masih sedikit. Banyak masyarakat luas yang belum mengetahui apa itu olahraga rekreasi, selain itu banyak orang beranggapan bahwa olahraga rekreasi merupakan olahraga mahal, padahal sejatinya olahraga rekreasi ada juga yang tidak menggunakan alat ataupun tempat yang khusus. Seperti tujuan dari olahraga rekreasi itu sendiri yaitu mengolahragakan masyarakat, disini masyarakat ditekankan untuk lebih sering berolahraga guna mendapatkan jiwa dan raga yang sehat dan kuat.

  Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung masih kurang dalam hal memperkenalkan olahraga rekreasi kepada masyarakat luas, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung belum mempunyai strategis khusus dalam rangka pengenalan terhadap olahraga rekreasi.

  Olahraga rekreasi yang sudah adapun masih belum dapat dikatakan efektif, dari segi fasilitas masih banyak yang belum terpenuhi. Selain itu organisasi yang menaungi olahraga rekreasi yaitu Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) belum terbentuk sebagaimana mestinya.

  B. Saran

  Adapun saran yang dapat disampaikan, yaitu:

  1. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah dalam hal pengenalan olahraga rekreasi kepada masyarakat luas, karena tujuan utama dari olahraga rekreasi adalah mengolahragakan masyarakat guna memiliki jiwa dan raga yang sehat

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

  2. Hendaknya pemerintah segera membentuk badan organisasi yang menaungi olahraga rekreasi agar olahraga rekreasi bisa berjalan dan terealisasi sebagaimana mestinya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang sistem Keolahragaan Nasional

  3. Sebaiknya kerjasama antara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten lebih ditingkatkan lagi, dalam hal menjaring bibit-bibit pelaku Pedoman Nomenklatur Perangkat olahraga rekreasi yang berprestasi, Daerah dan Unit Kerja Pada Dinas sehingga mampu membanggakan dan Pemuda dan Olahraga mengangkat nama daerah asalnya lebih tinggi ke ajang tingkat nasional Kupastuntas.com (Lampung Gelar Lomba maupun internasional. Surfing Kelas Dunia Krui Pro 2018.

  4. Segera dibentuk organisasi FORMI Diakses Pada Tanggal 15 April 2018 yang dapat membantu Dinas Pemuda pukul 20.30 WIB). dan Olahraga Provinsi Lampung agar kegiatan olahraga rekreasi di Provinsi Lampungpro.com (HUT Provinsi Lampun, Lampung bisa berjalan sesuai dengan Jalan Sehat Momentum Budayakan peraturan yang ada.

  Olahraga. Diakses pada tanggal 15 April 2018 pukul 20.30 WIB).

DAFTAR PUSTAKA

  HR, Ridwan. 2013. Hukum Administrasi Negara. PT Raja Grafindo Persada.

  Jakarta. Mulyadi, Dedy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik.

  Alfabeta. Bandung. Nurmayani, 2009. Hukum Administrasi

  Daerah. Universitas Lampung Bandar Lampung.

  Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji. 2001.

  Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Rajawali Press.

  Jakarta. Sutrisno, Edy. 2009. Mngenal

  Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan/Program. Untag

  Press. Surabaya. Tahir, Arifin. 2014. Kebijakan Publik dan

  Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Alfabeta.

  Bandung.

  Sumber lain Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga

  Nomor 33 Tahun 2016 Tentang