PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI BANYUMAS

KORBAN TINDAK PIDANA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI BANYUMAS*

Haryant o Dwiatmodj o

Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o E-mail: haryant o_dwiat modj o@yahoo. com

Abst ract

For ms of l egal pr ot ect i on of chi l dr en as vi ct i ms of cr i me i n t he j ur isdi ct ion of t he Di st r i ct Cour t of Banyumas on t he l evel of i nvest i gat ion in t he Pol i ce wit h gi ven r ehabi l i t at i on. At t he level Pr osecut or 's j ust no r eal f or m of pr ot ect ion f or vi ct im. Who's in Cour t l evel t her e ar e t wo f or ms of pr ot ect i on, t he f i r st f or m of pr ot ect ion of i dent it y in t he mass media cover age t o avoi d l abel i ng, and second wi t h t he pr ovi sion of saf et y guar ant ees. Real i zat ion of t he pr ot ect ion of chi l dr en who ar e vi ct ims of cr i me has not been up t o si nce t he r i ght s of vi ct i ms, get r ehabi l i t at ion, compensat ion, and r est it ut ion di f f i cul t t o manage t heir f unds because t her e i s conf usion of t he l aw enf or cement agency wher e t he sour ce of f unds t o be al l ocat ed. Bar r ier s t o t he ver y f undament al s of t he i mpl ement at i on of chi l d pr ot ect ion as a vi ct i m was t he absence of impl ement at ion cost s t o maximi ze pr ot ect ion.

Keywor ds: Legal pr ot ect ion, chi l dr en, vi ct ims

Abst rak

Bent uk perlindungan hukum t erhadap anak sebagai korban t indak pidana di wilayah hukum Pengadilan Negeri Banyumas pada t ingkat penyidikan di Kepolisian dengan diberi rehabilit asi. Di t ingkat Kej aksaan j ust ru t idak ada bent uk perlindungan riil t erhadap korban, sedang di t ingkat Pengadilan ada 2 bent uk perlindungan,

per t ama berupa perlindungan dari pemberit aan ident it as di medi a massa unt uk menghindari l abel i sasi ; dan kedua dengan pemberian j aminan keselamat an. Realisasi pelaksanaan per- lindungan anak yang menj adi korban t indak pidana belum maksimal sebab hak korban mendapat rehabilit asi, kompensasi, dan rest it usi sulit mengurus dananya karena ada kebingungan dari inst it usi penegak hukum dari mana sumber dana yang harus dialokasikan. Hambat an f undament al dari pelak- sanaan perlindungan anak sebagai korban adalah t idak t ersedianya biaya unt uk memaksimalkan pelak- sanaan perlindungan.

Kat a Kunci: Perlindungan hukum, anak, korban

Pendahuluan

na dapat diberikan dalam berbagai cara t ergan- Pasal 1 yat (2) Undang-undang Nomor 23

t ung kerugian yang dialami korban. Tahun 2002 Tent ang Perlindungan Anak, me-

Saksi dan korban dalam mengungkapkan nent ukan bahwa perlindungan anak adalah se-

t erj adinya t indak pidana kenyat aannya kurang gala kegiat an unt uk menj amin dan melindungi

mendapat perhat ian oleh penegak hukum mau- anak dan hak-haknya agar dapat hidup, t um-

pun masyarakat pada umumnya. Banyak kasus buh, berkembang, dan berpart isipasi, secara

kej ahat an t idak t erungkap j ust ru disebabkan opt imal sesuai dengan harkat dan mart abat ke-

oleh saksi dan korban yang t idak mau memberi- manusiaan, sert a mendapat perlindungan dari

nya kesaksiannya. Walaupun dalam Pasal 4 Un- kekerasan dan diskriminasi. Secara t eorit is ben-

dang Undang Nomor 13 Tahun 2006 t ent ang t uk perlindungan t erhadap korban t indak pida-

Perlindungan Saksi dan Korban menj amin mem- beri rasa aman kepada saksi dan/ at au korban

* Art ikel ini merupakan ar t ikel hasil penel i t i an dengan sumber dana dari DIPA UNSOED 2010

202 Jurnal Dinamika Hukum

Vol . 11 No. 2 Mei 2011

dalam memberikan ket erangan pada set iap pro- Mut u Manusia Indonesia Melalui Perlindungan ses pemeriksaan. 1 Anak kesadaran para pemangku kepent ingan

Memasuki t ahun 2010 kekerasan yang di- belum menj adikan anak sebagai arus ut ama alami anak semakin banyak. Tahun 2009 dari 4 dalam pembangunan.

1. 998 kasus yang diadukan ke Komnas PA (1. 736 Pot ret buruk waj ah hukum di at as j uga kasus t ahun 2008). Sekit ar 62, 7 persen dari

t erj adi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Ba-

1. 998 kasus t ermasuk kekerasan seksual (sodo- nyumas khususnya di wilayah Polsek Kebasen, mi, perkosaan, pencabulan, dan incest ). Hasil

kasus kekerasan yang dilakukan t erhadap anak dari pant auan dan monit oring Komisi Nasional

j ust ru dilakukan oleh Kapolseknya yang not a- Perlindungan Anak selama Januari – Juni 2010

bene adalah aparat penegak hukum. Juga kasus mencat at beberapa kasus yang t erj adi. Pada

pembunuhan t erhadap anak yait u Sant i Maulina kasus kekerasan ini yakni t erdapat 453 kasus

(16 t ahun) yang t erj adi di Desa Baseh Kecama- kekerasan f isik pada anak, sebanyak 646 anak

t an Kedungbant eng dengan t erdakwa DS (umur mengalami kasus kekerasan seksual, dan pada

16 t ahun). Terdakwa DS mengaku kepada hakim kekerasan psikis t erpant au sebanyak 550. kasus

Pengadilan Negeri Purwokert o bahwa ket ika penculikan dan pornograf i pada anak masing-

diperiksa di Polres Banyumas mendapat t ekan- masing t ercat at 69 kasus penculikan dan 30

an f isik dan psikis. Tekanan inilah yang menye-

babkan t erdakwa mengaku pada penyidik se- Linda Amalia Sari Gumelar dalam siaran Pers-

kasus anak yang t erlibat dalam pornograf i 2 .

bagai pelakunya. Mayorit as dari anak yang kon- nya menyat akan harapannya: “ perempuan dan

f lik dengan hukum mengaku t elah mengalami anak Indonesia mendapat perlindungan dari

t indak kekerasan ket ika berada di kant or polisi. t indak kekerasan, diskriminasi, eksploit asi, dan

Bent uk kekerasan yang umum t erj adi yait u perlakuan salah. ” Sosialisasi Besarnya anggaran

kekerasan f isik berupa t amparan dan t endangan unt uk perlindungan anak dan perempuan di-

namun j uga kasus kekerasan yang sekaligus sambut baik Komisi Nasional Perlindungan Anak

berupa pelecehan seksual sepert i kekerasan (Komnas PA). 3 yang dit uj ukan pada alat kelamin at au t ersanka

Namun lihat saj a bagaimana wuj ud nyat a anak yang dit elanj angi. Dua hal sepert i ini t er- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)?

j adi pada anak yang disangka melakukan t indak Sej ak anggot a komisioner dilant ik pada 23 Juli

pidana 5 .

2004 hingga akan dilakukan pemilihan anggot a Anak sebagai korban dapat menderit a ke- komisioner baru, kiprahnya dalam mensingkron-

rugian f isik maupun non-f isik. Kerugian f isik da- kan kebij akan, program, dan kegiat an perlin-

pat berupa cacat , luka-luka bahkan sampai ke- dungan anak pada masing-masing depart men

mat ian. Kerugian non-f isik dapat berupa ment al dan inst ansi penyelenggara perlindungan anak,

yang t erganggu, maupun rasa t akut yang t idak berj alan di t empat . Hal ini bukan karena le- 6 ada hent inya. Mat t alat a berpendapat bahwa

mahnya kemampuan para komisioner, namun usaha pemberian bant uan kepada korban bu- Peran Ilmu Kemanusiaan Dalam Meningkat kan

kanlah kewaj iban pelaku saj a, melainkan j uga kewaj iban warga masyarakat dan kewaj iban ne-

Ini menunj ukkan bahwa pel aksanaan UU No. 13 Tahun 2006 masi h perl u banyak perbaikan. Lihat kr it ik t erha-

dap undang-undang t er sebut pada Shint a Agust ina, “ Me- Rachmat Sent ika , “ Per an Il mu Kemanusiaan Dal am Me- nuj u UU Perl indungan Saksi yang Ideal ” ,

ningkat kan Mut u Manusia Indonesia Mel al ui Perl i ndung- t i a, Vol . 6 No. 5 Agust us-Desember 2006, FH Unand-

Jur nal Yust i -

an Anak Dal am Rangka Mewuj udkan Anak Indonesi a 2 Padang.

yang Sehat , Cer das Ceri a, Berakhl ak Mul i a dan Ter - Pusat Dat a & Inf or masi, “ Fakt a dan Dat a Pel anggaran

Jur nal Sosi ot eknol ogi Edisi 11 Tahun 6, Hak Anak di Indonesia Per iode Januar i Juni 2010, ”

l indungi, ”

Jur -

Agust us 2007, hl m. 232-237

nal Keci l Fakt a dan Dat a Pel anggar an Hak Anak, t erse- 5 Ika Sai mi ma, “ Perl indungan Terhadap Anak yang Ber- di a di websit e ht t p: / / www. komnaspa. or. id/ pdf / Jur -

Jur nal Kaj i an Il mi ah Lembaga nal kecil , 1 Sept ember 2010, di akses 28 Januari 2010

konf l ik dengan Hukum, ”

Penel i t i an Ubhar a Jaya Vol . 9 No. 3 t ahun 2008. hl m. 3 Landa Amal i a Sar i Gumel ar,

Si ar an Per s, Kement r ian

938-957

Permber dayaan Perempuan dan Perl indungan Anak,

Vi ct i mol ogy, Purwokert o: Pener - Republ ika 14 April 2010

6 Yazid Ef f endi, 2001,

bit Unsoed, hl m. 37

Pel aksanaan Perl indungan Hukum Terhadap Anak yang Menj adi Kor ban … 203

gara. Perlindungan korban sebagai upaya mem- gunakan met ode kualit at if 12 berdasarkan t eori, berikan perlakuan yang adil baik bagi korban,

asas-asas sert a norma hukum yang berkait an pelaku maupun masyarakat merupakan harapan

dengan pokok permasalahan yang dit elit i. yang dicit a-cit akan.

Pembahasan

Permasalahan Bentuk-bentuk Perlindungan Anak menurut

Ada dua permasalahan yang hendak diba-

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 t ent ang

has dalam art ikel ini.

Per t ama, mengenai per-

Perlindungan Anak dan Undang-undang No.

lindungan t erhadap anak yang menj adi korban

13 Tahun 2006 t ent ang Perlindungan Saksi

t indak pidana dalam Undang-undang No. 23 Ta-

dan Korban

hun 2002 t ent ang Perlindungan Anak dan Un- Korban kej ahat an adalah orang-orang dang-undang No. 13 Tahun 2006 t ent ang Perlin-

yang baik secara individual maupun kolekt if , dungan Saksi dan Korban; dan kedua, t ent ang

menderit a kerugian akibat perbuat an at au t i- pelaksanaan perlindungan t erhadap anak yang

dak berbuat yang melanggar hukum pidana menj adi korban t indak pidana di Wilayah Hu-

yang berlaku di suat u negara, t ermasuk per- kum Pengadilan Negeri Purwokert o?

at uran yang melarang penyalahgunaan kekuasa- an. Bat asan t ent ang korban kej ahat an dapat

Met ode Penelitian

diuraikan sebagai berikut . Per t ama, dit inj au Penelit ian ini bersif at deskript if meng-

dari sif at nya, ada yang individual dan kolekt if . gunakan met ode kualit at if dengan pendekat an

Korban individual karena dapat diident if ikasi

sehingga perlindungan korban dilakukan secara nelit ian ini berusaha unt uk menggambarkan se-

yuridis sosiologis ( soci al l egal appr oach. ) 7 Pe-

nyat a, akan t et api korban kolekt if lebih sulit cara rinci f enomena sosial yang menj adi pokok

diident if ikasi. Walau demikian Undang-Undang permasalahan t anpa melakukan suat u hipot esa

No. 23 t ahun 1997 t ent ang Pengelolaan Ling-

kungan Hidup, memberikan j alan keluar berupa sini bukan dalam art i sempit art inya dalam

dan perhit ungan secara st at ist ik 8 . Deskript if di

menunt ut gant i kerugian melalui cl ass act ion 13 . memberikan gambaran t enang f enomena yang

Kedua, dit inj au dari j enisnya. Menurut ada dilakukan sesuai dengan met ode ilmiah. 9 Sellin dan Wolf gang, korban dapat berupa: (a) Pendekat an yuridis sosiologis dimaksudkan se-

Pr imar y Vi ct i mizat ion, adalah korban indivi- bagai pemaparan dan pengkaj ian hubungan as-

dual. Jadi korbannya orang perorangan, bukan pek hukum dengan aspek non hukum dalam be-

kelompok; (b) Secondar y Vi ct imi zat ion dimana kerj anya hukum di dalam kenyat aan. Pada pe-

yang menj adi korban adalah kelompok sepert i nelit ian hukum sosiologis yang dit elit i pada

badan hukum; (c) Ter t iar y Vi ct i mi zat i on, yang awalnya adalah dat a sekunder, unt uk kemudian

menj adi korban adalah masyarakat luas; (d) dilanj ut kan dengan pene-lit ian t erhadap dat a

Mut ual Vi ct imi zat ion, yang menj adi korban

adalah si pelaku sendiri, cont ohnya pelacuran, an lapangan dilakukan dengan met ode int er -

primer di lapangan at au masyarakat . 10 Penelit i-

perzinahan, narkot ika; dan (e) No Vi ct imi za- vi ew. 11 Hasil penelit ian set elah diident if ikasi,

t i on, bukan berart i t idak ada korban, melain- dikonst ruksikan, disusun dan dianalisis meng-

kan korban t idak segera dapat diket ahui, misal- nya konsumen yang t ert ipu dalam menggunakan

suat u hasil produksi. 14

Sanapi ah Faisal , 1990,

Penel i t i an Kual i t at i f , Dasar -

dasar dan Apl i kasi , Mal ang: YA3, hl m. 22

Met ode Penel i t i an Kual i t at i f , Penel i t i an Sur vei , Jakart a: LP3ES, hl m. 4

Masri Si ngari mbun dan Sof ian Ef f endi, 1987,

Met ode

12 Lexy J. Mol eong, 2004,

Bandung: Remaj a Rosdakar ya, hl m. 103 9 I. S Susant o, 1990,

Kapi t a Sel ekt a Hukum Pi dana Hukum UNDIP, hl m. 15

Kr i mi nol ogi , Semarang: Fakul t as

13 Lil ik Mul yadi, 2004,

Kr i mi nol ogi dan Vi ct i mol ogi , Jakart a: Dj ambat an, hl m. 10 Ibi d, hl m. 52 120

14 Zvoni mir Paul Separovic, 1986, Vi ct i mol ogy, St udi es of Jakart a: Rineka Cipt a, hl m. 59

11 Burhan Ashshof aa, 1996,

Met ode Penel i t i an Hukum,

Vi ct i m, Zagreb, hl m. 160.

204 Jurnal Dinamika Hukum

Vol . 11 No. 2 Mei 2011

Ket i ga, dit inj au dari kerugiannya, maka at au seksual, anak yang diperdagangkan, dapat diderit a oleh seseorang, kelompok ma-

anak yang menj adi korban penyalahgu- syarakat maupun masyarakat luas. Selain it u

naan narkot ika, alkohol, psikot ropika, dan zat adit if lainnya (napza), anak kor-

kerugian korban dapat bersif at mat eriil yang ban penculikan, penj ualan dan perdaga- dapat dinilai dengan uang dan immat eriil yakni

ngan, anak korban kekerasan baik f isik perasaan t akut , sedih, kej ut an psikis dan lain

dan/ at au ment al, anak yang menyandang sebagainya. 15 cacat , dan anak korban perlakuan salah

Unt uk mewuj udkan perlindungan dan ke-

dan perlant aran.

sej aht eraan anak t ersebut diperlukan hubungan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 t en- kelembagaan dan perat uran perundang-undang-

t ang Perlindungan Anak j uga memberikan ben- an.

Pada 2002 pemerint ah dan Badan Legisla- t uk-bent uk perlindungan t erhadap korban, yai- t if mengeluarkan Undang-Undang No. 23 Tahun

t u korban kekerasan seksual t erhadap anak, 2002 t ent ang Perlindungan Anak. Walaupun be-

ada dalam Pasal 18, Pasal 64 ayat (1) dan (3), berapa bent uk kekerasan dalam UU Perlindung-

Pasal 69. Unt uk pemberian sanksi t erhadap pe- an Anak dan UU KDRT sebenarnya merupakan

laku t indak pidana kekerasan seksual t erhadap adopsi, kompilasi at au ref ormulasi dari bebe-

anak, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 t en- rapa bent uk kekerasan yang sudah diat ur dalam

t ang Perlindungan Anak mengat urnya dalam Pa- berbagai perundang-undangan sebelumnya, se-

sal 81 dan Pasal 82.

pert i KUHP, UU Narkot ika, maupun UU Ket ena- Korban t indak pidana yang pada dasarnya gakerj aan. Khususnya UU KDRT, dalam penj e-

merupakan pihak yang paling menderit a dalam lasan umumnya disebut kan ant ara lain: “ … Oleh

suat u t indak pidana, j ust ru t idak memperoleh karena it u, diperlukan pengat uran t ent ang t in-

perlindungan sebanyak yang diberikan oleh Un- dak pidana kekerasan dalam rumah t angga

dang-Undang kepada pelaku kej ahat an sebagai- secara t ersendiri karena mempunyai kekhasan,

mana dikemukakan oleh Andi Hamzah, 18 “ Da- walaupun secara umum di dalam Kit ab Undang-

lam membahas hukum acara pidana khususnya undang Hukum Pidan t elah diat ur mengenai pe-

yang berkait an dengan hak-hak asasi manusia, nganiayaan dan kesusilaan sert a penelant aran

ada kecenderungan unt uk mengupas hal-hal anak yang perlu diberi naf kah dan kehidup-

yang berkait an dengan hak-hak t ersangka t anpa an. ” memperhat ikan pula hak-hak korban. ” Rendah-

Pasal 59 Undang-Undang No. 23 Tahun nya kedudukan korban dalam penanganan per- 2002 t ent ang Perlindungan Anak menent ukan

kara pidana j uga dikemukakan oleh Prassell t ent ang Perlindungan Khusus, yait u:

yang menyat akan: “ Vi ct i m was a f or got t en f i - Pemerint ah dan lembaga negara lainnya

gur e i n st udy of cr i me. Vi ct ims of assaul t , r ob- berkewaj iban dan bert anggung j awab un-

t uk memberikan perlindungan khusus ke- ber y, t hef t and ot her of f ences wer e i gnor ed pada anak dalam sit uasi darurat , anak

whi l e pol i ce, cour t s, and academi ci ans concen- yang berhadapan dengan hukum, anak

t r at ed on known viol at or s. ” 19 dari kelompok minorit as dan t erisolisasi,

Perlindungan hukum korban kej ahat an anak t ereksploit asi secara ekonomi dan/

sebagai bagian dari perlindungan masyarakat , dapat diwuj udkan dalam berbagai bent uk, se-

Mar dj ono Reksodiput ro , 1994, Kr i mi nol ogi dan Si st em

pert i melalui pemberian rest it usi dan kompen-

Per adi l an Pi dana, Jakart a: Univer si t as Indonesia, hl m. 78.

16 Lihat mengenai peran hukum dal am mewuj udkan kese- j aht er aan dal am Yohanes Suhar din, “ Per anan Hukum

dal am Mewuj udkan Kesej aht er aan Masyar akat ” ,

Jur nal

Hukum Pr o Jusi t i t a, Vol . 25 No. 3 Jul i 2007, hl m. 270-

Per l i ndungan Hak-Hak Asasi 17 282.

Andi Hamzah, 1986,

Manusi a dal am Ki t ab Undang-Undang Hukum Acar a Sudar yono , “ Kekerasan Pada Anak Bent uk, Penanggul a-

Pi dana, Bandung: Bi naci pt a, hl m. 33

ngan, dan Perl i ndungan Pada Anak Korban Keker asan” ,

Cr i mi nal Law, Just i ce, and Jur nal Il mu Hukum, Vol . 10, No. 1, Maret 2007,

19 Frank. R. Prassel l , 1979,

hl m.

87 Soci et y, Sant a Moni ca-Cal i f orni a: Goodyear Publ i shing -102 Company Inc. , hl m. 65.

Pel aksanaan Perl indungan Hukum Terhadap Anak yang Menj adi Kor ban … 205

sasi, pelayanan medis, dan bant uan hukum. 20 yang t erj adi, umumnya dalam bent uk kasus Gant i rugi adalah sesuat u yang diberikan ke-

pencabulan dan pemerkosaan. Kekerasan t erse- pada pihak yang menderit a kerugian sepadan

but t ak t erj adi hanya pada anak perempuan, dengan memperhit ungkan kerusakan yang di-

t api j uga t erhadap anak laki-laki. "Kej adian derit anya 21 . Perbedaan ant ara kompensasi dan

kekerasan seksual pada anak ini, umumnya di- rest it usi adalah “ kompensasi t imbul dari per-

lakukan oleh orang-orang yang j ust ru dekat mint aan korban, dan dibayar oleh masyarakat

dengan mereka, dengan didahului ancaman". at au merupakan bent uk pert anggungj awaban

Lebih lanj ut dikat akan bahwa Kabupat en Ba- masyarakat at au negara ( The r esponsi bl e of t he

nyumas menempat i peringkat 10 besar dalam soci et y), sedangkan rest it usi lebih bersif at pi-

hal kekerasan seksual berbasis gender se – Pro- dana, yang t imbul dari put usan pengadilan pi-

pinsi Jawa Tengah. Anak yang menj adi korban dana dan dibayar oleh t erpidana at au merupa-

umumnya berumur dari 6 s/ d 17 t ahun, namun

ada kasus yang korbannya masih berumur 3, 5 Perlindungan korban dapat mencakup bent uk

kan wuj ud pert anggungj awaban t erpidana 22 .

t ahun dan pelakunya adalah kakek si korban. perlindungan yang bersif at abst rak (t idak lang-

Ini membukt ikan bahwa berapapun umur si- sung) maupun yang konkret (langsung). Perlin-

anak akan sangat rent an mengalami kekerasan dungan yang abst rak pada dasarnya merupakan

seksual baik oleh orang t erdekat nya maupun bent uk perlindungan yang hanya bisa dinikmat i

dari orang yang t idak dikenal sama sekali se- at au dirasakan secara emosional (psikis), se-

belumnya.

pert i rasa puas (kepuasan). Perlindungan yang Ident if ikasi Badan Pemberdayaan Perem- kongkret pada dasarnya merupakan bent uk

puan, Perlindungan Anak & Keluarga Berencana perlindungan yang dapat dinikmat i secara nya-

(BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah 24 t erhadap ka- t a, sepert i pemberian yang berupa at au ber-

sus kekerasan t erhadap perempuan dan anak di sif at mat eri maupun non-mat eri.

Jawa Tengah dari t ahun ke t ahun j uga semakin Kasus kekerasan t erhadap anak di Kabu-

meningkat , baik dalam j umlah, bent uk, mau- pat en Banyumas, t ernyat a memprihat inkan. Da-

pun modusnya. Sebagai gambaran, dari 18 PPT t a di Badan Pemberdayaan Perempuan dan

di Jawa Tengah (t ermasuk di dalamya Kabupa- Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupat en Banyu-

t en Banyumas) yang melaporkan kasus kekeras- mas t ahun 2008 menunj ukkan adanya 36 kasus

an dan yang t angani oleh PPT di wilayahnya dan kekerasan seksual anak. Sedangkan pada t ahun

dari laporan KPPA Provinsi Jawa Tengah, sela- 2009 hingga bulan Sept ember t ercat at sudah 57

ma t ahun 2007 t edapat 612 kasus KDRT, 176 kasus. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan

Kasus Pemerkosaan dan 27 kasus Tr af i cki ng. dan Keluarga Berencana Banyumas, Tj ut j un Su-

Kasus-kasus ini adalah kasus yang t erpant au nart i R. , 23 menyebut kan kekerasan (seksual)

dan t erlaporkan. Masih banyak kasus kekerasan lainnya yang t idak t ercat at dan t erlaporkan.

Sebagai bent uk komit men dan kewaj iban yang

Dikdik. M. Ar ief Mansur, 2007,

Ur gensi Per l i dungan

Kor ban Kej ahat an Ant ar a Nor ma dan Real i t a, Jakart a:

diamanat kan UU No 23 Tahun 2002 t ent ang Per-

PT. Raj aGraf indo Per sada, 2007, hl m. 31. Akan t et api

lindungan Anak, UU No 23 t ahun 2004 t ent ang

bent uk perl indungan ini memerl ukan koordinasi dan sinkronisasi ant ar aparat penegakk hukum. Lihat

PKDRT, sert a UU No 21 t ahun 2007 t ent ang

penj el asannya dal an Yoserwan, “ Model Sinkroni sasi dan

PTPPO, maka Pemerint ah Provinsi Jawa Tengah

Koordinasi Pel aksanaan Tugas Apar at Penegak Hukum dal am Mewuj udkan Sist em Peradil an Pidana Terpadu

membent uk pelayanan t erpadu korban kekeras-

(Int grat ed Cri mi nal Just ice Syst em)” ,

Jur nal Hukum

an yang diat ur dengan Perat uran Daerah nomor

21 Respubl i ca, Vol . 7 No. 1 Tahun 2007, hl m. 1-16. Jeremy Bent ham, 2006, Teor i Per undang-Undangan

3 t ahun 2009 t ent ang Penyelenggaraan Perlin-

Pr i nsi p-Pr i nsi p Legi sl asi , Hukum Per dat a dan Hukum Pi dana, Bandung: Pener bit Nusamedi a & Pener bi t

22 Nuansa, hl m. 316. ht t p: / / www. l i nt asberit a. com/ v2/ index. php, di akses St ephen Schaf er , 1968,

The Vi ct i m and Cr i mi nal , New

t anggal 31 Januar i 2011

York: Random House, Hal . 112.

Pel ayanan Ter padu Kor ban keker asan, 16 No- 23 Tj ut j un Sunart i R,

24 Hendro,

Keker asan Seksual Ter hadap Anak di vember 2010, t ersedi a di websi t e ht t p: / / bp3akb. Banyumas Ti nggi , 25 Okt ober 2009, t ersedi a di websit e

j at engprov. go. i d/ index. php, diakses 17 Januar i 2010

206 Jurnal Dinamika Hukum

Vol . 11 No. 2 Mei 2011

dungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Hasil penelit ian dari dat a primer berupa Anak. Jenis pelayanan yang diberikan Pusat Pe-

wawancara dengan narasumber dapat dij abar- layanan Terpadu (PPT) meliput i, pelayanan me-

kan hal-hal sebagai berikut . Set ya Wahyudi se- dis, (RSUD Tugurej o Semarang, RSUD Margono

Ket ua Forum Perlindungan Anak (FPA) Soekarj o Purwokert o, RSUD Moewardi di Sura-

bagai

Banyumas, menj elaskan t ent ang unsur-unsur kart a, dan RSUD Aminogondo Hut omo di Sema-

yang mendorong pelaku melakukan kej ahat an rang); Pelayanan Psikologis; Pendampingan Ro-

(perkosaan) t erhadap anak di bawah umur di- hani; Fasilit as Pemulangan Korban; Perlindung-

sebabkan karena 2 (dua) unsur. Per t ama, unsur an Sement ara di Shelt er; Pendampingan Hukum

ekst ernal (luar) yang mempengaruhi pelaku me- pada kasus banding; Konsult asi Hukum.

lakukan t indak pidana t erhadap anak di bawah Kekerasan sangat dekat dengan kehidup-

umur ant ara lain: melihat f ilm-f ilm/ VCD por- an anak. Sej ak usia dini, anak-anak sudah di-

no; t idak ada bat as-bat as ruangan ant ara rua- kenalkan pada bent uk-bent uk kekerasan mulai

ngan kamar orang t ua dan anak-anak (keba- dari kekerasan verbal, f isikal hingga seksual.

nyakan di desa-desa); media inf ormasi yang Pengalaman anak-anak berhadapan dengan ke-

masih t erbuka, misalnya : t elivisi, maj alah por- kerasan, dapat dij elaskan baik dari segi bent uk-

no, int ernet dengan sit us pornonya, post er dan bent uk kekerasan yang dialami, pelaku kekeras-

lain-lain; kesempat an (ada niat ada kempat an), an, t empat kej adian dan sebab-sebab t erj adi-

rumah dalam keadaan kosong; f akt or lingkung- nya kekerasan. Kekerasan t erhadap anak dapat

an, t eman-t emannya suka minum-minuman ke- t erj adi dimana saj a, di rumah, di sekolah (baik

ras dilanj ut kan dengan berhubungan seksual sekolah umum maupun khusus sepert i pesan-

(bila t erpaksa memperkosa). t ren), masyarakat , kant or polisi sert a Lapas

Kedua, unsur int ernal (dalam) yang mem- Anak. Pelaku biasanya adalah orang yang dekat

pengaruhi pelaku melakukan t indak pidana t er- dengan anak, bisa orang t ua, kakek, nenek,

hadap anak dibawah umur ant ara lain: lemahan kakak, keluarga dekat lainnya. Pelaku biasanya

iman; lama dit inggal ist ri (bekerj a di kot a at au adalah orang yang bert anggung j awab unt uk

luar kot a at au luar negeri); ada hubungan da-

rah, dengan dalih pelaku merasa aman karena Unt uk menget ahui pelaksanaan perlindu-

melindungi anak-anak 25 .

korban t idak mencurigai, sebat as ungkapan ka- ngan anak yang menj adi korban kekerasan yang

sih sayang (ayah, paman, sepupu, dan lain-la- t erj adi di daerah Banyumas, penulis melakukan

in); f inansial pelaku kuat , korban merasa t idak wawancara dengan narasumber Pej abat POLRES

berdaya karena dibiayai sekolah oleh pelaku. Banyumas yakni Kanit III Serse Kriminal IPDA

Aparat penegak hukum yait u polisi, ha- Sus Iriant o; Dj at miko, S. H. Jaksa Pidana Umum

kim dan j aksa di wilayah hukum Pengadilan Ne- di Kej aksaan Negeri Banyumas, Sudira, S. H,

geri Banyumas, mengemukakan pendapat nya sorang Hakim di Pengadilan Negeri Purwokert o

bahwa unsur-unsur dominan yang mendorong dan Dr. Set ya Wahyudi, S. H. , M. H

pelaku melakukan kej ahat an (kekerasan seksual rum Perlindungan Anak (FPA) Banyumas (Wa-

Ket ua Fo-

at au perkosaan) t erhadap anak sebagai berikut . wancara dilaksanakan ant ara t anggal 20 Okt o-

Pernyat aan dari pihak polisi yang diwakili oleh ber 2010 sampai dengan t anggal 29 Okt ober

Kanit III Serse Kriminal IPDA Sus Iriant o di 2010).

POLRES Banyumas mendukung pendapat di at as bahwa unsur-unsur pelaku yang dominan men-

Unsur-unsur yang Mendorong Pelaku Melaku-

dorong pelaku melakukan kej ahat an kekerasan

kan Kekerasan t erhadap Anak.

seksual at au perkosaan t erhadap anak di bawah umur diant aranya: minum minuman keras at au

25 penggunaan narkoba; kebiasaan menont on VCD

Hari Purwadi, “ Kaj i an Terhadap Put usan Perkar a No:

porno; l i bi do sex yang t inggi; kebiasaan “ suka

121/ Pi d. B/ 2006/ PN. Kray Tent ang Kekerasan Terhadap Anak di Li ngkungan Pendidikan” .

Jur nal Yudi si al Vol -

j aj an” ; orang t uanya kerj a dan anaknya diasuh

I/ No-03/ Desember / 2007, hl m. 223-236

Pel aksanaan Perl indungan Hukum Terhadap Anak yang Menj adi Kor ban … 207

oleh pembant u rumah t angga, sehingga meng- yang biasa dipakai pelalu unt uk melakukan akibat kan ada peluang ada niat j ahat dari t e-

t indak pidana khususnya perkosaan ant ara lain t angga yang mempunyai hubungan baik dengan

sebagai ant ara lain: dipaksa; dirayu; dibunuh; keluarganya, sehingga anak menj adi rent an

diberi obat bius; diberi obat perangsang; di- menj adi korban t indak pidana kekerasan sek-

bohongi at au diperdaya dan lainnya. Modus sual at au perkosaan.

operandi sepert i it u sangat mungkin dikemudi- Pernyat aan dari pihak j aksa diwakili oleh

an hari berkembang dengan modus operandi Dj at miko, S. H. sebagai Jaksa Pidana Umum di

lain lagi. M odus oper andi kej ahat an, selain t er- Kej aksaan Negeri Banyumas. Pihak j aksa j uga

kait dengan posisi korban at au obj ek yang men- menyet uj ui pernyat aan di at as, diungkapkan

j adi sasarannya, j uga t erkait dengan perkem- bahwa unsur-unsur pelaku yang dominan dan

bangan sosial, budaya, ekonomi, dan polit ik mendorong pelaku melakukan t indak pidana ke-

yang t erj adi di t engah masyarakat . Sulit nya kerasan seksual at au perkosaan t erhadap anak

mendapat kan pekerj aan dan t ekanan ekonomi dibawah umur ant ara lain: pengaruh dari VCD

j uga biasa dipakai sebagai modus unt uk porno; Minum minuman keras; mengonsumsi

mengeksploit asi t anaga anak. obat -obat t erlarang (narkoba); lingkungan dari

Pekerj a anak lebih dikehendaki karena t erdakwa dan dari dirinya sendiri; biasanya di-

dianggap lebih murah, lebih loyal dibanding pengaruhi oleh f akt or ment al, orang it u t er-

mereka yang sudah dewasa dan j uga dianggap ganggu j iwanya at au j iwanya secara ment al ku-

t idak menunt ut banyak apabila hak-haknya rang sehat . Beberapa f akt or lainnya misalnya:

dilanggar. Kondisi geograf is Indonesia yang luas dit inggal ist ri bekerj a; dirumah nganggur.

dan berbent uk kepulauan j uga menj adi masalah Pernyat aan dari pihak hakim diwakili oleh

t ersendiri bagi anak-nak yang bekerj a t erpisah Sudira, S. H seorang Hakim di Pengadilan Nege-

dari kot a orang t uanya, karena pergi dari ma- ri Banyumas. Pendapat hakim j uga sama, unsur-

j ikan dan pulang ke rumah akan must ahil t anpa unsur pelaku yang dominan mendorong pelaku

berbekal uang yang cukup. Selain it u pekerj a melakukan kej ahat an perkosaan t erhadap anak

yang lebih dewasa lebih memilih unt uk meng- di bawah umur ant ara lain: nont on VCD at au

ambil j alan menj adi t enaga yang dikirim ke luar gambar-gambar porno; pikiran-pikiran negat if

negeri karena t elah memenuhi syarat usia 26 . (porno); libidonya t inggi; anak-anak biasanya

Solusinya harus komprehensif sert a melibat kan mudah dibuj uk, dimanj a, diciumi, biasanya pe-

seluas mungkin mit ra dalam set iap masyarakat laku mempunyai hubungan dekat dengan kor-

sebab menurut Ravinder Rena 27 “ The causes f or ban (hubungan t et angga at au keluarga); t abiat

t he chi l d l abour ar e compl ex and i ncl ude pelaku memang sadis; unsur-unsur yang lain

mai nl y economi c, soci al , and cul t ur al f act or s. yait u pelaku t idak bisa menahan naf sunya, ka-

Ther ef or e, sol ut i ons must be compr ehensive rena anak-anak t idak t ahu sehingga bisa t erj adi

and shoul d i nvol ve t he wi dest possi bl e r ange of kej ahat an perkosaan. Unsur-unsur yang domin-

par t ner s i n each societ y. In f act , a si ngl e agen- an dilihat dari ilmu kej ahat an at au kriminologi

cy, l i ke UNICEF or WHO, or an or gani zat ion t erdiri dari dua f akt or, yait u lingkungan dan

cannot solve t he chi l d l abour pr obl em on it s pribadi. Cont oh lingkungan biasanya t erpenga-

own” .

ruh oleh pergaulan, pribadi orang it u t idak be- Dari hasil penelit ian t erhadap modus yang res, bisa karena kelemahan dari pribadinya

dilakukan pelaku menurut pihak kepolisian, at au lemah imannya.

Ery Sat ri a Pamungkas,

“ Ekspl oi t asi Pemabnt u Rumah

Modus Operandi dalam Tindak Pidana t er-

Tangga Anak di Indonesi a : Tradi si vs HAM” , Jur nal VISI, A Bi l l i ngual St udent Jour nal , No. 1 Vol . VII. Edisi 2006-

hadap Anak

27 2007, hl m. 36-43

Set ya Wahyudi, Ket ua Forum Perlindung-

Ravinder Rena, “ The Chil d Labor in Devel oping Coun- t ries: A Chal l enge t o Mil l ennium Devel opment Goal s” ,

an Anak (FPA) Banyumas, mengat akan modus

Indus Jour nal of Management & Soci al Sci ences, 3(1): 1-

8 (Spr ing 2009)

208 Jurnal Dinamika Hukum

Vol . 11 No. 2 Mei 2011

kej aksaan dan hakim pengadilan di wilayah Pasal 28 Undang-undang Nomor 13 Tahun hukum Pengadilan Negeri Banyumas dapat di

2006, mengat ur perj anj ian perlindungan Lem- present asikan sebagai berikut . Sehubungan de-

baga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) t er- ngan kasus t indak pidana t erhadap anak, pe-

hadap saksi dan/ at au korban t indak pidana se- nulis melakukan wawancara dengan Kanit III

bagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) di Serse Kriminal IPDA Sus Iriant odi POLRES Banyu-

berikan dengan mempert imbangkan syarat se- mas, mengenai modus oper andi kekerasan t er-

bagai berikut :

hadap anak ant ara lain: diancam dan dipaksa;

a. Saksi dan/ at au korban yang bersang- dirayu; dibunuh; diberi obat bius. Jaksa menye-

kut an, baik at as inisiat if sendiri mau- t uj ui mengenai modus operandi kekerasan t er-

pun at as permint aan pej abat yang ber wenang, mengaj ukan permohonan se-

hadap anak ini. Demikian pula dengan hakim cara t ert ulis kepada Lembaga Perlin- yang menyet uj ui pernyat aan mengenai modus

dungan Saksi dan Korban (LPSK); operandi kekerasan t erhadap anak di at as, ka-

b. LPSK segera melakukan pemeriksaan rena seorang anak masih begit u lugu dan polos,

t erhadap permohonan sebagaimana di- apalagi ket ika diaj ak oleh orang yang dikenal-

maksud pada huruf a;

c. Keput usan LPSK diberikan secara t er- nya, maka dengan begit u mudahnya dia akan

t ulis paling lembat 7 (t uj uh) hari sej ak munurut , karena dia t idak menget ahui apa yang

permohonan perlindungan diaj ukan. t erj adi.

Esensi j aminan perlindungan hak seorang Berdasarkan Pasal 31 Undang-undang No. sebenarnya j ust ru t erlet ak pada t ahap aj udi-

13 Tahun 2006 t ent ang Perlindungan Saksi dan kasi. Sebab pada t ahap sidang pengadilanlah

Korban, LPSK waj ib memberikan perlindungan t erdakwa (dan pembelanya) dapat berdiri t egak

sepenuhnya kepada saksi dan/ at au korban, t er- sebagai pihak yang sama deraj at nya berhadap-

masuk keluarganya, sej ak dit andat anganinya

pernyat aan kesediaan sebagaimana dimaksud dalam pengambilan kebij akan hukum pidana,

an dengan penunt ut umum. 28 Oleh karena it u

dalam Pasal 30. Pasal 36 Undang-undang Nomor baik kebij akan di bidang hukum pidana mat eriil

13 Tahun 2006, menent ukan: maupun hukum f ormil harus dilakukan secara

(1) Dalam melaksanakan pemberian per- int egral/ komprehensif melalui pendekat an ke-

lindungan dan bant uan, LPSK dapat bekerj a sama dengan inst ansi t erkait

bij akan dan pendekat an nilai sebab apabila t i- yang berwenang; dak, maka kebij akan hukum pidana it u t idak

(2) Dalam melaksanakan perlindungan akan ef ekt if mencegah kej ahat an, dan secara

dan bant uan sebagaimana dimaksud lebih luas melindungi masyarakat dari t indak

Pasal (1), inst ansi t erkait sesuai de- kej ahat an. 29 ngan kewenangannya waj ib melaksa-

nakan keput usan LPSK sesuai dengan Pasal 11 Undang-undang Nomor 13 Tahun

ket ent uan yang diat ur dalam undang- 2006 t ent ang Perlindungan Saksi dan Korban

undang ini.

menent ukan bahwa ayat (1) LPSK merupakan lembaga yang mandiri; Ayat (2) LPSK berke-

Undang-undang No. 13 Tahun 2006 t en- dudukan di ibu kot a Negara Republik Indonesia.

t ang Perlindungan Saksi dan Korban memberi- Ayat (3) LPSK mempunyai perwakilan di daeah

kan lebih banyak j enis perlindungan t erhadap sesuai dengan keperluan. 30 saksi dan korban dari pada perlindungan yang diberikan oleh Perat uran Pemerint ah (PP) No. 2

Tahun 2002, akan t et api dalam undang-undang

Agoes Dwi List iyono, “ Tel aah Konsep Hak Asasi Manusi a

Dal am Kait annya Dengan Si st em Peradil an Pi dana” , inipun masih t erasa kurang. Hal ini karena

Jur nal Hukum Vol . 01, No. 1 Tahun 2005 hal . 89-99

sebenarnya masih t erdapat hak-hak lain yang

Muchamad Iksan , “ Landasan Kebij akan Legisl at i f Pem- bangunan Hukum Pi danana Indonesi a” ,

Jur nal Il mu Hu-

kum, Vol . 10, No. 1, Mar et 2007, hl m. 103 – 122 Saksi dan Kor ban yang Ber daya dal am UU No. 13 Tahun 30 Lihat anal isis mengenai mengenai pengat uran l embaga

2006 t ent ang Perl indungan Saksi dan Kor ban” , Jur nal perl indungan saksi dan korban pada Shint a Agust ina,

Hukum Respubl i ca, Vol . 7 No. 1 Tahun 2007, hl m. 27- “ Anal i si s Ter hadap Pengat uran Lembaga Perl indungan

Pel aksanaan Perl indungan Hukum Terhadap Anak yang Menj adi Kor ban … 209

dibut uhkan oleh saksi dan korban sepert i hak

a. Saksi dan / at au korban yang bersang- mendapat kan pendampingan yang bert uj uan

kut an, baik at as inisiat if sendiri mau unt uk memberikan rasa aman secara psikis dan

pun at as permint aan pej abat yang berwenang, mengaj ukan permohonan

ment al ket ika saksi memberikan kesaksiannya perlindungan kepada Lembaga Perlin- di siding pengadilan. Hak t ersebut dibut uhkan

dungan Saksi dan Korban karena ke- t erut ama bagi saksi yang mengalami t rauma.

mungkinan adanya ancaman t erhadp Hak lainnya yang perlu diat ur adalah hak at as

dirinya;

j aminan t idak adanya sanksi/ pemberian sanksi

b. Lembaga Perlindungan Saksi dan Kor- ban akan melakukan pemeriksaan t er-

oleh at asan berkenaan dengan ket erangan yang hadap permohonan perlindungan saksi diberikan dan hak unt uk mendapat kan kepas-

dan/ at au korban sebagaimana dimak- t ian at as st at us hukum.

sud pada huruf a.

Undang-undang No. 13 Tahun 2006 t en-

t ang Perlindungan Saksi dan Korban Pasal 5 Pada saat memberikan ket erangannya, ayat (2), menent ukan bahwa yang berhak unt uk

saksi harus dapat memberikan ket erangan yang mendapat kan perlindungan t idak hanya seorang

sebenar-benarnya. Unt uk it u, saksi perlu me- saksi saj a, akan t et api keluarga saksi j uga

rasa aman dan bebas saat diperiksa di muka berhak unt uk mendapat kan perlindungan yang

persidangan. Ia t idak boleh ragu-ragu menj elas- sama sepert i halnya saksi. Alasan undang-un-

kan perist iwa yang sebenarnya, walau mungkin dang ini memberikan hak perlindungan t ersebut

ket erangan it u memberat kan si t erdakwa. Maka karena ancaman t idak hanya dilakukan secara

Pasal 173 KUHAP memberikan kewenangan ke- langsung t erhadap saksi namun j uga dapat me-

pada Maj elis Hakim unt uk memungkinkan se- lalui keluarga saksi it u sendiri. Seringkali se-

orang saksi di dengar ket erangannya t anpa orang saksi t idak mau at au t idak bisa memberi-

kehadiran t erdakwa. Alasannya j elas adalah kan ket erangannya dengan alasan unt uk melin-

mengakomodir kepent ingan saksi sehingga ia dungi keluarganya. Melihat hal t ersebut maka

dapat berbicara dan memberikan ket erangan- perlindungan t erhadap keluarga saksi sudah se-

nya secara lebih leluasa t anpa rasa t akut kha- pat ut nya diberikan agar keamanan yang diberi-

wat ir at aupun t ert ekan. Ket idak pahaman apa- kan saksi menj adi lengkap.

rat penyidik kepolisian t erhadap psikologi anak Perlindungan t erhadap saksi dan korban ini

membuat proses pemeriksaan perkara cende- diberikan sej ak t ahap awal dalam Pasal 8, se-

rung menj adi pola int erogasi yang sama dengan ment ara di Pasal 32 ayat (1) Undang-undang

pemeriksaan orang dewasa. Tunt ut an j aksa da- No. 13 Tahun 2006 t ent ang Perlindungan Saksi

lam perkara anak lebih bernuansa t unt ut an dan Korban menyebut kan bahwa perlindungan

pidana dibandingkan dengan t indakan. Sedang- hanya dapat dihent ikan berdasarkan alasan per-

kan dalam kasus anak sebagai pelaku t indak mohonan yang bersangkut an, korban dan saksi

pidana ini, para hakim masih menganut f ilosopi meninggal dunia, at au berdasarkan pert imbang-

pemidanaan yang bersif at ret ribut if (pembalas- an aparat penegak hukum at au aparat ke-

an) ket imbang pemidanaan yang bersif at res- amanan, perlindungan t idak diperlukan lagi (PP

t orat if dengan t uj uan unt uk memperbaiki. Se- No. 2 Tahun 2002, Pasal 7 ayat (1)).

ment ara lembaga pemasyarakat an t idak mem- Tat a cara pemberian perlindungan dan

berikan upaya individualisasi pembinaan secara bant uan diat ur bab IV, yait u dalam Pasal 28

khusus t erhadap anak, bahkan f enomena lem- Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 t ent ang

baga pemasyarakat an hari ini masih over ka- Perlindungan Saksi dan Korban menet apkan se-

pasit as dan kurangnya sarana pembinaan se- orang yang menj adi saksi dan/ at au korban, ber-

hingga menj adi alasan unt uk menggabungkan hak memperoleh perlindungan melalui t at a

cara :

210 Jurnal Dinamika Hukum

Vol . 11 No. 2 Mei 2011

anak didik pemasyarakat an dengan narapidana memint a kesaksian kepada korban t indak pi- dewasa. 31 dana kekerasan seksual t erhadap anak di bawah umur. Korban dalam memberikan kesaksiannya

Pelaksanaan Perlindungan Anak sebagai Kor-

dapat didampingi oleh orang t ua at au LBH-LBH

ban pada Tingkat Penyidikan di Kepolisiaan

yang bergerak dalam bidang perempuan at au Penulis t elah melakukan wawancara de-

anak-anak.

ngan penyidik di POLRES Banyumas yang diwa- kili oleh Kanit III Serse Kriminal IPDA Sus Irian-

Pelaksanaan Perlindungan Anak sebagai Kor-

to . Pada wakt u pemeriksaan, korban di periksa

ban pada Tingkat Penunt ut an

di ruang t ersediri, yait u Ruang Pelayanan Khu- Wawancara dengan seorang j aksa yang di sus (RPK) korban kekerasan t erhadap perem-

wakili oleh Dj at miko, S. H. Jaksa pada Kej ak- puan baik dewasa maupun anak-anak dibawah

saan Negeri Banyumas sebagai inst ansi yang umur. Sedangkan di POLRES Banyumas t elah

bert ugas dan berwenang unt uk melakukan pe- t erbent uk RPK ini merupakan suat u kemaj uan.

nunt ut an. Dari hasil wawancara dengan Jaksa Di mana sebelumnya kasus-kasus t ent ang pe-

Dj at miko, S. H. sebagai Jaksa Pidana Umum, rempuan dan anak-anak yang mengalami keke-

diperoleh hasil bahwa proses kerj a kej aksaan rasan seksual dit ampung dalam di t empat , ya-

t erdiri dari 3 t ahapan, yait u pra-penunt ut an, it u Bagian Pidana Umum di POLRES Banyumas. penunt ut an dan eksekusi.

Penyidikan kasus-kasus kekerasan t erha- Pra-penunt ut an diawali dengan Surat dap perempuan dan anak-anak di bawah umur

Pemberit ahuan. Dimulainya Penyidikan (SPDP) (perbuat an cabul, perkosaan, sodomi dan lain-

dari polisi kepada kepala Kej aksaan. Kemudian lain), sebenarnya harus dilakukan oleh penyidik

kepala kej aksaan menunj uk seorang j aksa un- khusus (Wanit a) di Ruang Penyidikan Korban.

t uk menj adi j aksa penunt ut , set elah it u berkas Ruang Penyidikan Korban ini bert uj uan unt uk

perkara masuk ke kej aksaan dan dilimpahkan memberikan perlindungan t erhadap korban

kepada Jaksa Pidana Umum (Jampidum). Jam- sert a mempermudah pemeriksaan t erhadap

pidum menyerahkan berkas kepada Jaksa yang korban agar korban lebih t erbuka dalam mem-

dit unj uk unt uk menangani perkara t ersebut , beri ket erangan. Selain it u, unt uk sedikit me-

t erhit ung t uj uh hari dari dit erimanya berkas ngurangi beban psikologis korban apabila kor-

j aksa yang dit unj uk unt uk menangani perkara ban diperiksa penyidik laki-laki. t ersebut . Tuj uh hari dari dit erimanya berkas,

Pet ugas RPK POLRES Banyumas t erdiri j aksa harus menent ukan sikap, apabila berkas dari 4 personil, yait u 3 perempuan dan 1 laki-

t idak lengkap maka j aksa harus mengirimkan P- laki, yang menangani kekerasan t erhadap pe-

18 (pemberit ahuan berkas perkara belum leng- rempuan dan anak-anak dibawah umur. Apabila

kap) kepada penyidik, disusul kemudian dengan yang perempuan semua bekerj a at au dalam ke-

P-19 (Pemberit ahuan mat eri berkas yang ku- adaan mendesak t idak dapat menangani korban

rang lengkap). Set elah berkas dianggap lengkap perempuan, bisa dialihkan kepada penyidik la-

maka dit erbit kan P-21 (pemberit ahuan sudah ki-laki, yang j uga berperspekt if gender. LSM-

lengkap), 14 hari t idak ada lagi sikap maka LSM yang bergerak dibidang perempuan dan

berkas dianggap lengkap.

anak-anak boleh mendampingi korban pada t a- Pada t ahap penunt ut an, penyidik melim- hap pelaporan, penyidikan, sampai dengan pe-

pahkan barang bukt i sert a t erdakwa kepada ngadilan, begit u j uga dengan pihak orang t ua. kej aksaan. Jampidum melimpahkan berkas per-

Bent uk perlindungan yang diberikan Pol- kara kepada j aksa unt uk dibuat penunt ut an res Banyumas yang lainnya adalah dalam hal

(dakwaan), dalam 5 hari j aksa harus sudah

membuat t unt ut an dalam bent uk surat dak-

Mahmud Mul yadi , “ Perl indungan t erhadap Anak yang

waan (biasanya dengan dakwaan primer dan

Berkonf l ik dengan Hukum: Upaya menggeser Keadil an Ret ri but if menuj u Keadil an Rest orat if ” , Jurnal Equal it y,

dakwaan sekunder), kemudian t unt ut an dima-

Vol . 13 No. 1 Februar i 2008, Hal . 82-94

Pel aksanaan Perl indungan Hukum Terhadap Anak yang Menj adi Kor ban … 211

sukkan ke pengadilan, j aksa memanggil para ngan menggunakan scr een unt uk membat asi saksi. Dalam persidangan, j aksa mewakili nega-

pandangan ant ara t eredakwa dan saksi, sehing- ra menunt ut t erdakwa unt uk dipidana. ga saksi secara bebas memberikan ket erangan Tahap t erakhir yait u eksekusi, yait u pada

pada hakim. Jika hal it u masih membuat t akut saat put usan perkara, upaya hukum lain, sert a

j uga, si t erdakwa bisa dikeluar-kan dari ruang beakhir pada put usan t et ap (i ncr acht ). Khusus

sidang. Unt uk menghindari t erj adinya peram- mengenai t indakan kekerasan t erhadap perem-

pasan kemerdekaan si anak, pent ing bagi hakim puan dan anak, j aksa yang menangani diut ama-

unt uk lebih memant apkan upaya perlindungan kan perempuan. Adapun t uj uan dari hal t erse-

anak dalam proses peradilan yang bert olak dari but adalah unt uk lebih memberikan keadilan

ide dasar dan karakt erist ik yang berbeda de- bagi korban, karena j aksa perempuan dianggap

ngan proses peradilan unt uk orang dewasa. Di lebih menghayat i perasaan korban. Dalam

samping it u j uga dit et apkan hakim yang ber- membuat dakwaan, j aksa t idak pernah mem-

pengalaman dalam lingkungan peradilan umum buat dakwaan t unggal, hal ini unt uk meng-

sert a mempunyai minat , perhat ian, dedikasi hindari t idak t erbukt inya dakwaan j aksa, se-

dan memahami masalah anak. 32 hingga t erdakwa dapat dij erat pasal lainnya. Apabila t erj adi suat u int imidasi at au an- Set iap anak yang menj adi korban dalam

caman yang dilakukan oleh t erdakwa pada t indak pidana kekerasan seksual at au perkosa-

korban agar korban t idak mencerit akan at au an, pada t ahap persidangan anak yang menj adi

t idak memberikan kesaksiannya maka dalam korban t ersebut harus menj adi saksi. Si korban

keadaan yang berbahaya si korban dapat me- harus mengulangi cerit a at au kej adian yang

mint a perlindungan kepada pihak pengadilan. t elah dialaminya dihadapan maj elis hakim,

Pengadilan akan berkoordinasi dengan pihak j aksa dan pengacara t erdakwa sert a t erdakwa