ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ORANG PRIBADI PADA PT. KERTASARI SIBAYAK PEKANBARU La Ode Syarfan SE.,M.Si ., Okto Tb Gultom Abstrak - Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi Pada PT.Kertasari Sibayak Pekanbaru

  

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ORANG PRIBADI

PADA PT. KERTASARI SIBAYAK

PEKANBARU

La Ode Syarfan SE.,M.Si .,

Okto Tb Gultom

  

Abstrak

  Pengaruh sistem administrasi pajak sangat besar bagi badan usaha untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan. Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan perlu diketahui bagaimana sebenarnya, khususnya dalam hal ini Pajak Penghasilan

  Pasal 21. yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimanakah Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi pada PT.Kertasari Sibayak Pekanbaru “?Adapun tujuan penelitian ini adalah:Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan pemotongan pajak terhadap karyawan.Selain itu juga untuk mengetahui apakah penyampaian laporan pemotongan pajak telah dilaksanakan dengan benar.Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode pengumpulan data adalah dengan field research yaitu dengan wawancara,observasi dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah PT.Kertasari Sibayak telah melakukan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku

  Kata Kunci : Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

  Pembangunan nasional membutuhkan dana baik dana yang berasal dari dalam negeri maupun dana yang berasal dari luar negeri. Pada tahun delapan puluhan, dana pembangunan negara Indonesia berasal dari sektor minyak dan gas. Harga migas yang semakin tak menentu, maka pemerintah mengambil dari sektor pajak, karena disamping sektor pajak yang relatif lebih stabil terhadap kondisi perekonomian dunia. Dewasa ini hampir 80% APBN berasal dari sektor pajak. Salah satu pemungutan pajak adalah pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh pasal 21)

  Pajak merupakan iuran wajib masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan kontraprestasi secara langsung, Apabila melunasinya maka akan dikenakan sanksi oleh negara. Untuk menunjang kebijaksanaan keuangan tersebut, dilaksanakan pengembangan perangkat fiskal yaitu perpajakan. Pajak sangat dibutuhkan dalam pembiayaan rutin maupun pembiayaan pembangunan, yaitu dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

  Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh

  pasal 21) merupakan salah satu pajak langsung yang dipungut pemerintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Dari berbagai jenis pajak penghasilan yang ada, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan masukan sangat besar bagi Negara. Kebijakan pemerintah dalam mengatur Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain dengan dikeluarkannya Undang- undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1994, lalu berubah menjadi Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000, dan terakhir menjadi Undang- Undang Nomor 36 tahun 2008.

  Selanjutnya aturan pelaksanaannya adalah dengan dikeluarkanya Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP- 545/PJ/2000 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.

  Pengaruh sistem administrasi pajak sangat besar bagi badan usaha untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan. Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan perlu diketahui bagaimana sebenarnya, khususnya dalam hal ini Pajak Penghasilan Pasal 21.

  Dalam kenyataannya, sebagian kebijakan pemerintah ternyata masih kurang dipahami dan belum dapat Masih banyak wajib pajak yang belum mengerti dalam pembayaran terhadap pajak yang terutang serta pengisian terhadap sarana pembayaran pajak. Wajib pajak sering datang ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar untuk melakukan pembayaran pajak. Saat penyampaian pelaporan pembayaran terhadap pajak terutang pajak penghasilan terjadi perselisihan antara wajib pajak dengan pihak pemotong pajak serta dalam pengadministrasian masih kurang memperhatikan sistem perpajakan yang baru. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul “Analisis

  Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi pada PT. Kertasari Sibayak Pekanbaru”

  B. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimanakah

  Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi pada PT.Kertasari Sibayak Pekanbaru“?

  C. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan pemotongan pajak terhadap karyawan.

  Anderson Herschel M. Brock Horace R.(dalam http:// maksumpriangga.com), pajak adalah

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat dalam penelitian adalah:

  1. Untuk memberikan wawasan dalam hal perhitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pasal 21 di perusahaan tersebut.

  2. Untuk menambah ilmu dan wawasan tentang Pajak Penghasilan Pasal

  21 Orang Pribadi

  3. Bagi perusahaan, dapat menjadi salah satu usulan bagi manajemen Penghasilan Pasal

  21 Orang Pribadi

  wajib berupa barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma hukum guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan tanpa ada kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hak individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

  Suparman Summawidjaya, pajak adalah iuran

  2. Untuk mengetahui apakah penyampaian laporan pemotongan pajak telah dilaksanakan dengan benar.

  suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas- tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. Menurut

II. Studi Kepustakaan

  kepada Negara yang dapat dipaksakan oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk yang digunkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Summerfeld Ray M.

  Menurut Rochmat Soemitro (dalam Mardiasmo, 2003;1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk pengeluaran umum. Menurut Andriani (dalam Waluyo

  masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan kontraprestasi secara langsung dan bila ada dari masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan sanksi atau denda oleh Negara.

  Menurut Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunkan untuk public saving yang merupakn sumber utama untuk membiayai “Public Intrument”

  (Sukardji ;2002). Menurut Soemahamidjaja, pajak adalah iuran

  wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dan mencapai kesejahteraan umum (Witholding :2002).

  Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapat timbal jasa (kontraprestasi) secara langsung, dan untuk membiayai

  Pajak merupakan iuran wajib

  2001;2) pajak merupakan iuran pengeluaran umum serta bila ada dari masyarakat yang tidak melunasi akan mendapat sanksi oleh negara.

  Pajak diselenggarakan melalui system self assessment yaitu menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sehingga dengan system ini diharapkan kesadaran bagi wajib pajak untuk lebih aktif membayar pajak sebab ini dari

  system self assessment adalah

  kejujuran dan kedisiplinan wajib pajak.

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (1) bahwa: adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang;……”

  Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) no.

  46, pajak penghasilan adalah pajak

  yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 orang pribadi adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honor / honorarium, upah tunjangan dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jasa, jabatan dan kegiatan.

  Obyek Pajak Penghasilan

  Dalam Undang-Undang No. 36 tentang Pajak Penghasilan bahwa yang termasuk dalam objek pajak adalah : a.Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diteima atau dipeoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,bonus, gratifikasi, uang pension,atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam b.Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegitan dan penghargaan c.Laba usaha d.Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

  1.Keuntungan karena pengalihan harta karena perseroan, persekutuan,dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

  2.Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota yang diperoleh peseroan, dan badan lainnya

  3.Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambil alihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.

  4.Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbungan, kecuali yang diberikan kepada kelurga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan badan social termasuk yayasan, koperasi atauorang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubugan dengan usaha, pekerjaa, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-pihak yang bersangkutan

  5.Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambagan,, tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan e.Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak f.Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang. g.Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. hak i.Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j.Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala k.Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentuyang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. l.Keuntungan selisih kurs mata uang asing m.Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva n. Premi asuransi o.Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. p.Tambahan kekayaan netoyang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. q. Penghasilan dari usaha berbasis Syariah. r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan s.Surplus Bank Indonesia

  Bukan Objek Pajak Penghasilan

  Yang dikecualikan dari objek pajak dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2008 adalah:

  1. Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disyahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah

  2. Harta hibah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan social termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

  3. Warisan,

  4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma perhitungan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 15

  5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi bea siswa.

  6. Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri kopersai badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat yang ditanakan kembali dalam bentuk : sarana dan prasarana kegiatan

  1.Deviden berasal dari cadangan laba yang pendidikan dan atau penelitian dan ditahan pengembangan dalam jangka waktu

  2.Bagi perseroan terbatas badan usaha paling lama 4 (empat) tahun sejak miik Negara dan badan usaha milik diperolehnya sisa lebih tersebut, yang daerah yang menerima deviden ketentuannya diatur lebih lanjut dengan kepemilikan saham yang memberikan atau berdasarkan Peraturan Menteri deviden paling rendah 25 % (dua puluh Keuangan lima persen) dari jumlah yang disetor.

  13.Bantuan atau santunan yang dibayarkan

  7.Iuran yang diterima atau diperoleh dana oleh Badan Penyelenggara Jaminan pension yang pendiriannya telah Sosial kepada Wajib Pajak tetentu disyahkan oleh menteri keuangan baik yang ketentuannnya diatur lebih lanjut yang dibayar oleh pemberi kerja maupun yang ketentuannya diatur lebih lanjut pegawai; dengan atau berdasarkan Peraturan 8.Penghasilan dari modal yang ditanamkan Menteri Keuangan. oleh dana pension dalam bidang-bidang Pengenaan pajak penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan dibebankan terhadap semua wajib pajak keputusan Menteri Keuangan. orang pribadi atau wajib pajak badan.

  9.Bagian laba yang diterima atau diperoleh Untuk dapat menghitung penghasilan anggota ari perseroan komanditer yang kena pajak orang pribadi dalam negeri modalnya tidak terbagi atas saham- maka penghasilan netonya terlebih firma, dan kongsi, termasuk pemegang Pajak (PTKP). unit penyertaan kontrak investasi Sesuai dengan undang-undang no kolektif.

  36 tahun 2008 pasal 17 tentang pajak

  10. Dihapus Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

  11.Penghasilan yang diterima atau pertahun adalah : diperoleh perusahaan modal ventura a. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta berupa bagian laba dari badan pesangan delapan ratus empat puluh ribu yang didirikan dan menjalankan usaha rupiah) untuk diri wajib pajak atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat orang pribadi; badan pasangan usaha tersebut :

  b. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga

  1. Merupaka perusahaan mikro, kecil, ratus dua puluh ribu rupiah) menengah atau yang menjalankan tambahan wajib pajak yang kawin; keiatan dalam sector-sektor usaha yang

  c. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta diatur dengan atau berdasarkan Peraturan delapan ratus empat puluh ribu Menteri Keuangan; rupiah) tambahan untuk seorang

  2. Sahamnya tidak diperdagangkan di istri yang penghasilannya digabung bursa efek di Indonesia dengan penghasilan suami l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal tertentu yang ketentuannya diatur lebih 8 ayat (1) lanjut dengan atau berdasarkan

  d. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga Peraturan Menteri Keuangan. ratus dua puluh ribu rupiah)

  12.Sisa lebih yang diterima atau di peroleh tambahan untuk setiap anggota badan atau lembaga nirlaba yang keluarga sedarah dan keluarga bergerak dalam bidang pendidikan dan semendah dalam garis keturunan / atau bidang penelitian dan lurus serta anak angkat yang pengembangan yang telah mendaftar menjadi tanggungan sepenuhnya pada instansi yang membidanginya paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

  Tarif Pajak Penghasilan Berdasarkan Undang-Undang no.

  Total Pajak Terutang

  c. Peraturan Menteri Keuangan No. 16/PMK.03/2010 tentang tata cara pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, Tunjangan Hari Tua (THT), dan jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus.

  Pasal 21 ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja pada kategori usaha tertentu.

  b. Perauran Menteri Keuangan Nomor 43/PMK. 03/2009 tentang Pajak Penghasilan

  21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.

  a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP- 545/ PJ/ 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal

  2. Petunjuk Pelaksanaan :

  1. Undang-Undang No 17 tahun 1983 di ubah Undang-Undang No.7 tahun 1991 diubah Undang- Undang No.10 tahun 1994 dan telah diubah dengan Undang- Undang No. 17 Tahun 2000 dan telah diubah menjadi Undang- Undang No. 36 tentang Pajak

  21 Dasar hukum yang digunakan adalah :

  Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal

  = Rp 119.090.000.00

  = Rp 2.500.000.00 15 % x Rp 200.000.000.00 = Rp 30.000.000.00 25 % x Rp 250.000.000.00 = Rp 62.500.000.00 30 % x Rp 80.300.000.00 = Rp 24.090.000.00

  36 Tahun 2008 besarnya tariff pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negari yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia sebagai berikut:

  = Rp 580.000.000.00 Pajak Penghasilan Terutang : 5 % x Rp 50.000.000.00

  Sumber : Undang-Undang N0. 36 Tahun 2012m tentang Pajak Penghasilan Berikut contoh penghitungan pajak terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi : Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi =Rp580.350.200.00 Pembulatan Penghasilan Kena Pajak

  30 % (tiga puluh persen)

  4 Diatas Rp 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah)

  25 % (dua puluh lima persen)

  3 Diatas Rp 250.000.000.00 sd Rp 500.000.000.00 (dua ratus lima puluh juta rupiah sampai dengan lima ratus juta rupiah)

  (lima belas persen)

  2 Diatas Rp 50.000.000.00 sd Rp 250.000.000.00 (lima puluh juta rupiah sampai dengan dua ratus lima puluh juta rupiah) 15 %

  5 %(lima persen)

  1 Sampai dengan Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah)

  No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

  d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.57/PJ/2009 tentang perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Bahan kuliah ataupun bacaan lainnya No.Per-31/PJ/2009 tentang yang dapat dipakai sebagai landasan Pedoman Tekhnis Tata Cara teori dalam pembahasan perhitungan Pemotongan Penyetoran dan pajak penghasilan PPh Pasal 21 Orang Pelaporan pajak Penghasilan Pribadi

  Pasal 21 dan atau Pajak Penghasilan pasal

  26 sehubungan dengan pekerjaan,

  4.Teknik Analisis Data

  jasa dan kegiatan orang pribadi Adapun teknik analisis data yang

III. Metode Penelitian dilakukan adalah analisis deskriptif yaitu

  

1. Lokasi Penelitian analisis yang dilakukan dengan cara

  Penelitian ini dilakukan oleh mengumpulkan data yang diperoleh pada penulis pada PT Kertasari Sibayak yang saat melakukan survey lapangan, berlokasi di Jalan Kayu Ara No.505, kemudian dikelompokkan lalu disusun Pekanbaru. Alasan pemilihan lokasi ini agar dapat diteliti berdasarkan teori yang adalah wajib pajak disaat menyampaikan relevan sehingga dapat ditarik kesimpulan pelaporan pembayaran pajak terutang yaitu dan saran pajak penghasilan selalu terjadi selisihan

  IV.Temuan dan Pembahasan

  antara wajib pajak dengan pihak pemotong

  4.1.Temuan

  pajak serta dalam pengadministrasian Pada PT. Kertasari Sibayak, aset masih kurang memperhatikan system utama adalah sumber daya manusia yang perpajakan yang baru. disediakan oleh perusahaan untuk

  Sumber data yang dikumpulkan dalam yang memerlukan sumber daya manusia penelitian ini adalah : mereka. Sumber daya manusia yang

  1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh

  dimiliki oleh perusahaan terdiri dari laki- secara langsung dari pihak perusahaan laki dan perempuan dan memiliki status melalui wawancara dan pengamatan lajang dan menikah. Sumber daya manusia langsung yang dipekerjakan oleh perusahaan ini

  

2. Data Sekunder, yaitu data diperoleh bekerja di Riau Fiber dan Fiber One yang

  dari berbagai sumber yang berkaitan merupakan anak perusahaan dari group dengan penelitian. PT. Riau Andalan Pulp and Paper.

  

3. Teknik Pengumpulan Data Ada kalanya para karyawan yang

  Adapun teknik yang digunakan bekerja pada perusahaan yang penulis dalam mengumpulkan data membutuhkan sering berganti, sehingga adalah sebagai berikut: diperlukan ketelitian dalam penginputan

a. Observasi, yaitu dengan melakukan data gaji karyawan karena salah sedikit

  pengamatan secara langsung saja dalam penghitungan gaji, maka mengenai perusahaan bisa jadi rugi. Untuk hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan Pajak Penghasilan terutang perhitungan Pajak Penghasilan

  Pasal 21 tahun pajak 2009, Penghasilan Pasal 21 Tidak Kena Pajak sudah mengalami Orang Pribadi perubahan, sehingga terjadi perubahan atas b. Wawancara, yaitu dengan perhitungan pajak terutang. mengadakan wawancara kepada karyawan dan pegawai yang berhubungan dengan masalah

  4.2. Pembahasan

  perhitungan PPh Untuk menghitung pajak terutang

  Pasal 21 Orang Pribadi atas setiap karyawan, maka data-data

c. Studi Kepustakaan karyawan yang dimiliki oleh perusahaan

  harus benar-benar akurat dan up-to-date, Lapisan Penghasilan Kena Pajak Pasal seperti gaji pokok, status pernikahan, data

  17 PPh x Penghasilan Kena Pajak (F)

  overtime atau lembur, tunjangan-tunjangan Untuk lebih jelasnya, akan diambil

  yang diterima oleh karyawan, dan juga contoh dari karyawan yang bekerja di faktor-faktor pengurang atas penghasilan Fiber One. Contoh perhitungan pajak yang diterima oleh karyawan. terutang karyawan PT. Kertasari Sibayak

  Format perhitungan Pajak yang bekerja di Fiber One: Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai berikut:

  Nama Karyawan : Irvan Nugraha

  PENGHASILAN Jabatan : Cleaning Service

  Gaji sebulan Status : TK-0 a Department : Mill Site Tunjangan PPh Maka perhitungan Pajak Penghasilan Pasal b 21 terutang masa untuk karyawan atas Tunjangan lainnya,uang lembur dan nama Irvan Nugraha adalah: sebagainya c PENGHASILAN Honorarium dan imbalan lain sejenisnya

  Gaji Sebulan d Tunjangan PPh

  Premi asuransi yang dibayar pemberi Tunjangan lainnya,uang lembur dan sebagainya kerja e Honorarium dan imbalan lain sejenisnya

  Jumlah (a+b+c+d+e) Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja

  A

  Jumlah Tantiem, grafitasi, jasa produksi, dan THR

  THR f Jumlah Penghasilan Bruto

  Jumlah penghasilan bruto (A+f)

  PENGURANG B

  Biaya jabatan

  PENGURANG

  Biaya jabatan ( 5% x B ) Iuran pensiun g Iuran JHT

  Iuran pensiun Iuran h THT

  Iuran JHT (2% x a) i Jumlah pengurangan

  Iuran THT Penghasilan Netto sebulan j

  Jumlah pengurangan ( g+h+I+j ) Karena Penghasilan Kena Pajak

  C

  Pasal 21 karyawan Wilmansyah bernilai Penghasilan Netto sebulan ( B-C ) minus, maka secara otomatis karyawan

  D tersebut tidak dikenai Pajak Penghasilan.

  Penghasilan Netto setahun (12 x D) Berikut contoh tabel gaji dari karyawan k PT. Kertasari Sibayak:

  Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP

Tabel 3.1 : Upah Bulanan Tenaga Kerja

  ):

  (Rp)

  Wajib pajak a JHT Gaji

  Upah/Bulan OT/Jam H/K Kawin b

  2% Bersih Anak c

  20,40

  E

  • 1,020,000 30 999,600

  Penghasilan Kena Pajak ( PKP ) ( k - E ) Sumber: PT. Kertasari

  F

  Sibayak Pekanbaru, 2012 Pajak Penghasilan Terutang setahun:

  • Upah lembur

  20.000,- untuk karyawan yang belum menikah, Rp. 60.000,- untuk karyawan yang sudah menikah

  = Rp 314,901.00

  Menurut tabel 3.1, maka perhitungan lembur yang didapatkan oleh Irvan Nugraha adalah: 54,5 jam x Rp 5,778.00

  9 (kesembilan) dan ke 10 (sepuluh) dibayar 4 (empat) kali upah sejam.

  Apabila karyawan lembur pada hari kerja, maka satu jam pertama lembur harus dibayar sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam dan untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah 2 (dua) kali upah sejam. Apabila pada karyawan lembur pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka perhitungan upah kerja lembur untuk : o 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, o jam ke 8 (delapan) upah sejam, dan jam lembur ke

  = Rp 5,778.00

  = 1/173 x Rp 999,600.00

  Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Dan Upah Lembur

  Berikutnya perhitungan upah yang seharusnya diperoleh karyawan Irvan Nugraha (4 hari kerja off, 1 hari Libur) pada bulan April. Perhitungan upah sesuai jadwal yang ditujukan kepadanya dengan acuan terhadap tabel rekapitulasi absensi karyawan Irvan Nugraha : a.Perhitungan Menurut Keputusan Menteri

  Sumber: PT. Kertasari Sibayak Pekanbaru,2012

  4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Rp.

  0,30% x Upah

  3. Jaminan Kematian

  2% ditanggung karyawan, 3,7% ditanggung pemberi kerja

  5,70% x Upah

  2. Jaminan Hari Tua

  0,89% x Upah

  1. Jaminan Kecelakaan

  No. Program Tarif Keterangan

Tabel 3.2 : Tabel Program Jamsostek

  PT. Kertasari Sibayak mengikuti seluruh program yang disediakan oleh PT. Jamsostek untuk karyawannya, yaitu:

  • Upah sebulan Selama bulan April, karyawan Irvan Nugraha bekerja lembur sebanyak 24 hari kerja dengan 4 hari off dan 1 hari libur dan lembur sebanyak 54,5 jam selama satu bulan tersebut, maka perhitungan penerimaan upah untuk bulan April: Upah bersih
  • Upah Sejam Upah sejam = 1/173 x upah sebulan

  = Rp 999,600.00

  Upah lembur Penghasilan sebulan = Rp = Rp

  314,901.00 1,314,501.00 Total upah yang diterima PTKP TK-0 (Rp 15,840,000.00 : sebelum pajak = Rp 12) = Rp 1,290,000.00 1,314,501.00 Penghasilan Kena Pajak Perhitungan pajak:

  = Rp Penghasilan sebulan 24,501.00

  = Rp PPh Pasal 21 sebulan 1,314,501.00 5% x Rp 24,501.00 PTKP TK-0 (Rp 15,840,000.00 : = Rp 12) = Rp 1,290,000.00 1,225.00 Penghasilan Kena Pajak PPh Pasal 21 sebulan tanpa

  = Rp NPWP 24,501.00 Rp 1,225.00 + (Rp 1,225.00 x PPh Pasal 21 sebulan 20%) = Rp 1,470.00 5% x Rp 24,501.00

  = Rp 1,225.00 PPh Pasal 21 sebulan tanpa

  4.3.Perbandingan Hasil Perhitungan

  NPWP Dari uraian diatas, maka dapat Rp 1,225.00 + (Rp 1,225.00 x dibuat sebuah tabel perbandingan perhitungan pajak, dan penghasilan yang b. Perhitungan menurut PT. Kertasari diterima oleh karyawan Irvan Nugraha

  Sibayak Tabel 3.4 : Perbandingan

  • Upah Sejam

  perhitungan upah per bulan,

  Upah sejam = 1/173 x perhitungan pajak, dan penghasilan upah sebulan yang diterima karyawan Irvan Nugraha = 1/173 x Rp dalam kenyataannya

  999,600.00 = Rp

  5,778.00 Upah lembur

  Menurut - Menurut Prakte

  54,5 jam x Rp 5,778.00 Menurut Undang Kesepakatan PT.

  PT. Kertasari = Rp Undang RAPP dengan PT.

  Sibayak 314,901.00

  Kertasari Sibayak

  • Upah sebulan a b c

  Upah bersih = Jumlah jam Rp

  999,600.00 kerja/hari 8 jam 8 jam 8 jam Upah lembur Upah/bulan Rp 1,020,000.00 Rp 1,980,526.00 Rp 1,020,000.00

  = Upah bersih Rp 314,901.00 sebelum pajak Rp 1,314,501.00 Rp 1,980,526.00 Rp 1,314,501.00 Total upah yang diterima

  PPh Pasal 21 sebelum pajak = Rp

  • tanpa NPWP Rp 1,470.00 Rp Rp 1,470.00 1,314,501.00

  Upah bersih Perhitungan pajak: setelah pajak Rp 1,313,031.00 Rp 1,980,526.00 Rp 1,313,031.00 Sumber: Data olahan hasil penelitian, 2012 Dari tabel perbandingan diatas, dapat dilihat ada perbedaan angka-angka dan ada juga persamaan angka-angka antara kolom a, b, dan c. Angka pada kolom ada adalah angka yang diperoleh seharusnya karena telah berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan dan undang-undang pajak penghasilan yang berlaku pada saat penelitian dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dari bab

  Angka-angka yang terdapat pada kolom b merupakan angka dari hasil kesepakatan antara pihak PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) dengan PT. Kertasari Sibayak. Angka tersebut adalah angka yang akan dibayarkan oleh pihak PT. RAPP kepada PT. Kertasari Sibayak sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati. Angka yang tercantum bukanlah angka yang murni diterima oleh tenaga kerja karena angka tersebut adalah perkiraan kasar PT. Kertasari Sibayak maksimum lembur yang dapat diperoleh oleh tenaga kerja. Karena pada kenyataannya, tenaga kerja bekerja sesuai dengan ketetapan pemerintah yaitu 8 jam dan umumnya para tenaga kerja harus bekerja lembur, sehingga perhitungan pada kenyataan yang diperoleh karyawan memang tidak sebesar dari perjanjiaan antara PT. RAPP dan PT. Kertasari Sibayak.

  Untuk angka-angka yang terdapat pada kolom c adalah upah sebenarnya yang diterima oleh tenaga kerja. Sesuai perhitungan yang telah dilakukan, bahwa tidak terdapat kejanggalan karena PT. Kertasari Sibayak dari awal perjanjian kerjasama dengan PT. RAPP telah melakukan kalkulasi perhitungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi apabila terjadi pemeriksaan terhadap PT. Kertasari Sibayak baik itu dari pihak Dirjen Pajak ataupun dari Dinas Ketenagakerjaan, tidak akan ditemukan kesalahan yang mendasar seperti pengabaian pembayaran upah lembur dan perhitungan pajak terutang tenaga kerja.

  pertama sampai bab ketiga, penulis dapat mengemukakan kesimpulan serta beberapa saran yang dapat memberi manfaat untuk perusahaan sehingga bermanfaat di masa yang akan datang.

  5.1.Kesimpulan

  1. PT. Kertasari Sibayak merupakan perusahaan penyedia tenaga kerja seperti supir, office boy dan office

  girl bagi perusahaan-perusahaan

  yang memerlukan dan saat ini menjalin kerjasama dengan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yang berlokasi di Pangkalan Kerinci.

  2. Walaupun masih berskala lokal, PT. Kertasari Sibayak telah cakap hukum dalam sistem pembayaran Penghasilan Orang Pribadi Pasal 21.

  3. PT. Kertasari Sibayak sudah melakukan perhitungan gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak hanya mengikuti kehendak perusahaan yang ingin memakai jasa tenaga kerja yang ditawarkan.

  5.2.Saran

  1. Khusus untuk melakukan perhitungan gaji dan pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

  Pasal 21, hendaknya dilakukan oleh seorang staf yang ditugaskan untuk hal tersebut.

  2. Untuk meningkatkan efektivitas, setiap departemen di PT. RAPP yang memakai jasa tenaga kerja dari PT. Kertasari Sibayak hendaknya memiliki pengawas.

  3. Komunikasi antara tenaga kerja dan perusahaan yang memakai jasa mereka harus melalui PT. Kertasari Sibayak.

DAFTAR PUSTAKA

  No.KEP-545/PJ/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi

  Komunitas & Perpustakaan Online. 06 Mei 2007. “Pengertian, Definisi dan Arti Pajak Penghasilan

  Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Dan Upah Lembur.

  Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa Dan Kegiatan Orang Pribadi. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2003 Tentang pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah atas penghasilan pekerja dari pekerjaan (jo KMK nomor 468/KMK.03/2003). Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan

  21 Dan/Atau Pajak Penghasilan

  Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 57/PJ/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2009 Tentang Pedoman Tekhnis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal

  21 Atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, Dan Jaminan Hari Tua Yang Dibayarkan Sekaligus.

  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2010 Tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal

  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah Atas Penghasilan Pekerja Pada Kategori Usaha Tertentu.

  Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002.

  Perpajakan Indonesia . Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 19983 Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No 36 Tahun 20098 Tentang Pajak Penghasilan.

  Pertambahan Nilai. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

  Sukardji, Untung.2002. Pajak

  Intoduction to Taxation . Harcourt Brace Jovanovic, Inc. New York.

  M. and Brock, Horace R. 1983. An

  ( http://cafebelajar.com/pengertian- dan-definisi-pajak.html , diakses 12 Juni 2010).

  ( http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak , diakses 12 Juni 2010). CafeBelajar. Pengertian dan Definisi Pajak. 18 Oktober 2009. Online.

  Wikipedia. Pajak . (Online).

  Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 diubah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Keputusan Direktur Jenderal Pajak

  Karyawan Pasal 21” (Online), Trie Sawoso, I. dan Utama, Widyaiswara. ( http://www.organisasi.org , diakses 2004. Pajak Penghasilan. Pusdiklat 19 Juni 2010). Perpajakan. Jakarta.

  Rusjdi, Muhammad. 2004. PPH, Pajak Djuanda, Gustian, SE., MM., dan Lubis,

  Penghasilan . Penerbit PT. INDEKS Irwansyah, SE. 2006. Pelaporan (Kelompok Gramedia). Jakarta. Pajak Penghasilan . Penerbit PT.

  Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Mardiasmo. 2005. Perpajakan Edisi Revisi . CV. Andi Offset.

  Yogyakarta. Waluyo. 2008. Akuntansi Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

  Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar

  Akuntansi Keuangan . Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

  Republik Indonesia. Penjelasan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

  Republik Indonesia. Penjelasan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

  Soemitro, Rachmat. 1994. Dasar-Dasar

  Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan . PT. Cresco. Bandung.

  Choi S, Frederick dan Muller, Gerhard.

  2000. Akuntansi Internasional Edisi Kedua . Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Pendidikan . Penerbit Erlangga.

  Jakarta. Republik Indonesia. Peraturan Perundangan. (Online).

  ( http://www.depnakertrans.go.id , diakses Juni 2010). Sigit Hutomo, Y.B. 2009. Pajak Penghasilan-Konsep dan Aplikasi.

  Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

Analisis Peran Dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri

0 0 20

ANALISIS PENGARUH SINYAL 3G PADA SMARTPHONE YANG MENYEBABKAN BATERAI CEPAT DROPLOWBAT Aminah H. Umar Teknik Elektro, Universitas Sawerigading Makassar amina.usman7578gmail.com Abstrak - Analisis Pengaruh Sinyal 3G Pada Smartphone yang Menyebabkan Baterai

0 0 9

Pengawasan Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Upah Minimum Provinsi Di Kota Pekanbaru Pada Tahun 2007

0 0 46

KONFLIK DAN KEKERASAN ANTARA MASYARAKAT MELAYU TAMBUSAI DENGAN PT. TORGANDA PROPERTY Oleh : Sobri, M.A., S.IP Dosen Jurusan Kriminologi Fisipol – Universitas Islam Riau Pekanbaru Abstract - Konflik Dan Kekerasan Antara Masyarakat Melayu Tambusai Dengan Pt

1 3 22

Nurmasari, S.Sos Alumni Prodi Administrasi Negara Fisipol-Universitas Islam Riau, Pekanbaru Abstract - Analisis Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Di Kabupaten Bengkalis

0 0 32

PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA KAMPUS TEKNIK GOWA

0 0 8

EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA Oleh: Askarial, MH., SH Dosen Jurusan Kriminologi Fisipol – Universitas Islam Riau Pekanbaru Abstract - EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANE

0 1 10

PERANCANGAN APLIKASI PEMERIKSAAN LISTING PROGRAM PHP PADA E-LEARNING

0 1 7

PENERAPAN MODEL INDIVIDUAL DALAM PEMBELAJARAN MIKROKONTROLLER MENGGUNAKAN ANDROID Rohayati Arifin Ashari Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar Teknik Informatika, STMIK AKBA oya_arifinyahoo.com ashari.akba36gmail.com Abstrak - Penerapana Model Indi

0 0 8

PEMBENTUKAN THESAURUS YANG SENSITIF TERHADAP TINGKAT POLARITAS REVIEW PADA CROSS-DOMAIN SENTIMENT CLASSIFICATION Putu Praba Santika, Agus Zainal Arifin, Diana Purwitasari

0 1 10