teknik teknik penilaian perilaku kerja

PEMBAHASAN
2.1 Tehnik – Tehnik Penilaian
2.1.1. Penilaian Unjuk Kerja
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek
olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/
deklamasi dll.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
 langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
 Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
 Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesai-kan
tugas.
 Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
 kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan
berbicara peserta didik, dapat dilakukan melalui pengamatan atau observasi
berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato,
bercerita dan melakukan wawancara, agar gambaran kemampuan peserta didik
akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan
alat atau instrumen sebagai berikut:
a). Daftar Cek (Check-list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(ya-tidak).Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh
penilai.Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benarsalah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai
tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah
besar.Berikut contoh daftar cek.
Format penilaian
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No


Aspek Yang Dinilai

.
1.
2.
3.
4.
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Keterangan :
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0

b). Skala Penilaian (Rating Scale)

Baik

Tidak baik

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan

penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya:
1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat
kompeten.Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh
lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

Format penilaian
Nama Siswa: ________ Kelas: _____
No

Aspek Yang Dinilai

1

Nilai
2
3

4


1
2
3
4
Jumlah
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten

Contoh
Mata pelajaran : Matematika/SMP
Kelas/Semester : VII/I
tehnik penilaian
kompetensi

indikator


kompetensi

dasar

pembelajaran

kriteria
ketunta
san

aspek

tes
performanc
sikap
produk
proyek
portofolio
penilaian diri


standar

menggunakan

menggunakan

menjelaskan

bentuk aljabar,

perbandingan

pengetian

75%
skalah

persamaan dan untuk

sebagai


pertidaksamaa

pemecahan

perbandingan.

n linear satu

masalah.

pemaha
man

suatu

konsep

variabel dan


menggunakan

perbandingan

skalah

dalam

memecahkan

komnika

pemecahan

masalah

si

dalam


- - - - - -

65%

penalara
n

-

dan

masalah
Mata Pelajaran

: Matematika

Indikator Pembelajaran : Menggunakan Skala Dalam Memecahkan Masalah.
Aspek

: Penalaran Dan Komunikasi


Tujuan

: peserta didik dapat menghitung tinggi dan jarak dengan
gambar skala dan sudut elevasi atau sudut depresi.

Nama peserta didik

: ..............................

Kelas/semester

: VII/I

Contoh soal
Seorang peerta didik dengan tinggi 140 cm berdiri pada jarak 10 m dari
tiang bendera ia memandang kearah puncak tiang bendera dengan sudut elevasi 40
derajat.Berapakah tinggi sebenarnya tiang bendera itu ?
Alternatif cara penyelesaian
Langkah-langkah untuk menghitung tiang bendera adalah:

1. menentukan skala yang akan dipergunakan (misal skala 1:250)
2. membuat sketsa gambar dengan menggunakan skala 1:250
P
400
A
4 cm
B
3. gambar garis AB = 4 cm (jarak 10 m dibagi skala)
4. dengan menggunakan busur derajat, buatlah sudut 400 pada titik A

- - - - -

5. dari titik B buat garis keatas hingga memotong garis pada langkah 4 dititik
P (PB tegak lurus AB)
6. ukurlah jarak titik P ke titik B
7. hasil pada langkah (6) kalikan dengan skala
8. tinggi tiang bendera sebenarnya adalah hasil yang diperoleh pada langkah
(7) ditambah dengan tinggi peserta didik

Prosedur penilaian
Menggunakan : kartu evaluasi, kartu standar, dan rubrik penskoran.
Kartu evaluasi
sko
r
8
7
6
5
4
3
2
1

Kriteria
Langkah-langkah menggambar dan hasil yang diperoleh benar
Langkah-langkah menggambar benar, hasil yangdiperoleh salah
Langkah-langkah menggambar benar, jarak PB salah
Menggambar garis PB tidak tegak lurus AB
Besar sudut pada titik A tidak 400
Panjang garis AB tidak 4 cm
Membuat sketsanya salah
Tidak bias menentukan skala

Kartu standar
sko
r
8
7
6

Artinya

Peserta didik dapat mengerjakan dengan benar dan sempurna
Pekerjaan peserta didik mendekati benar dan sempurna
Pekerjan pesertadidik baik
¿ 5 peserta didik harus belajar lebih giat agar siap pada tugas berikutnya

Rubrik penskoran
Level
3 (Superior)

2
(Memuasakn)

Deskripsi
 Menggunakan alat secara trampil, tepat dan benar
 Proses pengerjaan secara berurutan
 Besar sudut pada titik A tepat 400
 Hasil yang diperoleh benar, rapih dan bersih
 Menggunakan alat secara trampil, tepat dan benar
 Proses pengerjaan secara berurutan
 Besar sudut pada titik A tepat 400

1(Cukup
Memuaskan)

0( Tidak
Memuaskan)

 Hasil yang diperoleh benar, tetapi tidak rapih dan kotor
 Menggunakan alat cukup trampil, tepat dan benar
 Proses pengerjaan secara berurutan
 Besar sudut pada titik A tepat 400
 Hasil yang diperoleh cukup baik, rapih dan bersih
 Menggunakan alat belum trampil, belum tepat dan
salah
 Proses pengerjaan tidak berurutan
 Besar sudut pada titik A tidak tepat 400
 Hasil yang diperoleh belum baik, tidak rapih dan kotor

2.1.2. Penilaian Sikap Ilmiah
a. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) seseorang pada
sesuatu. Sikap juga dapat diartikan sebagai pandangan positif, negatif, atau netral
terhadap objek sikap, seperti manusia perilaku, atau kejadian. Seseorang pun
dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami
bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap terdiri dari tiga
komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah
perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai
objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Penilaian sikap ilmiah (assessment atitude) adalah suatu teknik penilaian,
dimana subjek yang ingin dinilai itu sendiri berkaitan dengan status proses dan
tingkat pencapaian kopempetensi yang dipelajarinya terhadap perilaku dan
keyakinan siswaterhadap objek sikap dalam mata pelajaran tertentu.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
 Sikap terhadap materi pelajaran.
Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran.
Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang

minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
 Sikap terhadap guru/pengajar.
Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik
yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan
hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap
negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru tersebut.
 Sikap terhadap proses pembelajaran.
Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal.
 Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran.
Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi
Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang
dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan
pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik
memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus
yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu
glondongan ke luar negeri.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknikteknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai

berikut.
a). Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan
seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat
dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena
itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya.
Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan
buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta
didik selama di sekolah.
b). Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap
seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan
peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah
mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi
jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.
Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat
menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c). Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta
membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu
masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta
didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis"
yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh
peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap
yang dimilikinya.
d). penggunaan skala sikap
penggunaan skala sikap dilakukan dengan memilih dan membuat
daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian. .

contoh lembar observasi untuk menilai sikap ilmiah secara individu dapat

Kedisiplianan

Kerjasama

Kejujuran

Tanggung Jawab

Total

Nama Peserta Didik
1 Amanda
4
2 Nur
2
3 Hafiz
3
4 Faiz
4
Contoh format lembar pengamatan sikap ilmiah

Telit

No

Objektf

Indicator Pembelajaran Sikap

Keterbukaan

dilihat dibawah ini:

3
4
4
3

4
3
4
4

5
4
4
5

4
3
5
3

4
4
3
4

4
4
3
4

28
24
26
27

skort untuk masing-masing sikap diatas dirata-ratakan dan
dikonversikan kedalam bentuk kualitatif. Skala penilaian dibuat dengan
rentangan dari 1 sampai dengan 5. Penafsiran angka-angka tersebut
adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 =
baik, dan 5 = amat baik.
Skort maksimum perangkat tes = 5 (skor max. setiap indicator
pembelajaran

×

7

indicator

pembelajaran)
= 35
Nilai sikap ilmiah dapat diberikan dalam bentuk huruf, oleh karena itu
total skor yang telah diperoleh harus dikomversi.
konversi nilai=

skor total jawaban benar peserta didik
×100
skor maksimum perangkat tes

Jadi peserta didik yang memperoleh skor 28 setelah dikonversi nilainya
menjadi:
28
×100=80
35
Banyak cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya yang
sederhana yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut.

Skor
Total

NILAI KONVERSI
Angka
Huruf

Katego
ri
Amat
29 – 35
81-100
A
Baik
21-28
61-80
B
Baik
14-20
41-60
C
Cukup
7-13
20-40
D
Kurang
Nilai sikap ilmiah hasil konversi untuk peserta didik yang memperoleh
skor 80 adalah B.
2.1.3. Penilaian Tertulis
a. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon
dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
Materi ini akan dijelaskan secara khusus alat-alat penilaian hasil belajar,
yakni tes, baik tes uraian (esay) maupun objek objektif. Tes adalah pertanyaanpertanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari
peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau
dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).Te pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran.
Ada dua jenis tes yaitu :
1. tes uraian atau tes essei yang terdiri dari uraian bebas,uraian terbatas,
dan uraian berstruktur
2. tes objektif yang terdiri dari beberapa bentuk yaitu bentuk benar-salah,
pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan dan isian
pendek.
b. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

a). Soal dengan memilih jawaban
 Pilihan Ganda
 Dua Pilihan (Benar-Salah, Ya-Tidak)
 Menjodohkan
b). Soal dengan mensuplai-jawaban.





isian singkat atau melengkapi
uraian terbatas
uraian obyektif / non obyektif
uraian terstruktur / nonterstruktur .
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah,

isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda
dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri
jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta
didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.
Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan
ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan
balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu
kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas yang otentik dan
berkesinambungan. Namun tes bentuk tersebut banyak digunakan untuk penilaian
keterampilan berbahasa yang dilakukan secara formal.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau halhal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri.

Alat

ini

dapat

menilai

berbagai

jenis

kompetensi,

misalnya

mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan waktu
lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan halhal berikut.
 Karakteritik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan
diuji;
 Materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;
 Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
 Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
 Kaidah penulisan , harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang
baku dari berbagai bentuk soal penilaian
.
1. Tes Uraian
a. Pengertian
Tes uraian, disebut juga essay examination, merupakan alat penelitian hasil
belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang
menuntut peserta didik menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa sendiri.
Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan peserta didik dalam
hal mengekspresasikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Ada semacam
kecenderungan di kalangan para pendidik dan guru untuk kembali menggunakan
tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, harus diakui bahwa tes uraian dalam
banyak hal mempunyai kelebihan daripada tes objektif, terutama dalam hal
meningkatkan kemampuan menalar dikalangan peserta didik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahawa kelebihan atau keunggulan
tes uraian ini antara lain:
a. Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat
b.

tinggi,
Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa,

c.

Dapat melihat kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir

d.
e.

logis, analitis, dan sistematis
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses
berpikir peserta didik.

Dilain pihak pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes
ini antara lain:
a. Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat
menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif
yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan.
b. Sifatnya ubjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan,
maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal
menarik

baginya,

dan

jawabannya

juga

berdasarkan

apa

yang

dikehendakinya.
c. Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas
yang jumlah peserta didiknya relatif besar.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi:
a. Uraian bebas
Jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada pandangan peserta
didik itu sendiri.Hal ini disebabkan oseleh isi pertanyaan uraian bebas yang
sifatnya umum.Melihat kriterianya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat
digunakan apabila bertujuan untuk :
1. Menggungkapakan pandangan para peserta didik terhadap suatu maalah
sehingga dapat diketahui luas dan intenitasnya.
2. Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam
sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti.
3. Mengembagkan daya analisis peserta didik dalam melihat suatu persoalan
dari berbagai segi atau dimensinya.

Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban peserta
didik bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena
bergantung pada pendidik sebagai penilainya.
b. Uraian terbatas
Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau
ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi: (a) ruang lingkupnya,
(b) sudut pandang menjawabnya, (c) indikator pembelajarannya.
c. Uraian berstruktur
soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif
dan soal-soal essay. Soal-soal berstruktur merupakan serangkaian soal
jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal
yang berstruktur berisi unsur-unsur : pengantar soal, seperangkat data, dan
serangkaian subsoal.
Keuntungan soal bentuk berstruktur antara lain ialah:
 Satu soal biasa terdiri atas beberapa sub soal atau pertanyaan.
 Setiap pertanyaan yang di ajukan mengacu kepada suatu data tertentu


sehingga lebih jelas dan terarah.
Soal-soal berkaitan satu sama lain dan bias di urutkan berdasarkan
tingkat kesulitannya.

d.

Menyusun soal bentuk uraian
Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan memadai
sebagai alat penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut.
 Dari segi isi yang diukur.
Segi yang diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya,
misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu
permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang
akan di ungkapkan maka soal atau pertanyaan yang akan di buat
hendaknya mengungkapkan kemampuan peserta didik dalam abilitas
tersebut.
 Dari segi bahasa
Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui makna
yang terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya sederhana,

singkat, tetapi jelas apa yang ditanyakan. Hindari bahasa yang berbelitbelit membingungkn atau mengecoh peserta didik.
 Dari segi teknis penyajian soal
Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang
sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau
pertanyaan yang diajukan lebih komprehensip daripada segi lingkup
materinya. Perhatikan waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal
tersebut sehingga soal tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
 Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah ditentukan
jawaban yang di harapkan, minimal pokok-pokoknya.tentukan pula
besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor
minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai.
e. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian
Memeriksa jawaban soal-soal uraian tidak semudah tes objektif
sekalipun sudah tes jawabannya.Setiap jawaban soal uraian harus dibaca
nomor seluruhnya ebelum diberi skor sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Ada dua cara pemeriksaan jawaban oal uraian. Cara pertama ialah
diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi
skor.Cara kedua ialah diperiksa nomor demi nomor untuk setiap peserta
didik. Artinya diperiksa dulu nomor satu untuk semua peserta didik,
kemudian diberi skor, dan setelah selesai baru soal nomor dua, dst.
Scoring biasa digunakan dalam berbagai bentuk, misalnya skala 1-4
atau 1-10 bahkan biasa pula skala 1-100. Namun yang paling umum
digunakan adalah 1-4 atau 1-10.

2. Tes objektif
a. Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban
dari bentuk kata, bilangan, kalimat, atau symbol dan jawabannya hanya
dapat dinilai benar atau salah.Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yakni
bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.
Tes bentuk soal jawaban singkat cocok untuk mengukur pengetahuan yang
berhubungan dengan istilah terminology, fakta, prinsip, metode, prosedur,
dan penafsiran data sederhana.
Contoh: luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6
cm adalah….
b. Bentuk soal benar salah
Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pertanyaan.Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar
dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.Pada umumnya
bentuk soal benar salah dapat dipaakai untuk mengukur pengetahuan
peserta didik tentang fakta, definisi, dan prinsip.
Contoh: (B)-S danau toba di Sumatera Utara dari segi pembentukkannya
merupakan danau tektonik.
c. Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang
paralel.

Kedua

kelompok

pernyataan

ini

berada

dalam

satu

kesatuan.Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal
yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling sederhana,
jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya, tetap sebaiknya jumlah
jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak dari pada soalnya karena hal
ini akan mengurangi kemungkinan peserta didik menjawab betul dan
hanya menebak.
Contoh:
Kelompok A
1. Kekurangan vit C

Kelompok B
1. Penyakit mata

2. Kekurangan vit A
3. Kekurangan vit D

2. Pertumbuhan badan lambat
3. Sariawan

d. Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda
terdiri atas:
 Stem adalah pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang
akan ditanyakan
 Option adalah sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
 Kunci adalah jawaban yang benar atau paling tepat
 Distraktor adalah jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban
Contoh Penilaian Tertulis:
Mata Pelajaran : Matematika/ SMP
Aspek

: Pemahaman Konsep

Kelas/Semester : VII / 1

pembelajaran

K

menggunaka

menggunaka

menjelaskan

n bentuk

n

pengetian skalah %

man

aljabar,

perbandingan

sebagai

konsep

persamaan

untuk

perbandingan.

dan

pemecahan

pertidaksama

masalah.

an linear satu

75
suatu

menggunakan
skalah

aspek

pemaha

75

penalar

dalam %

an dan

memecahkan

komnik

-

penilaian diri

dasar

portofolio

kompetensi

proyek

K

produk

indikator

sikap

kompetensi

performanc

standar

tes

tehnik penilaian

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

masalah

asi

variabel dan
perbandingan
KK=
dalamKriteria Ketuntaan

2.1.4. Penilaian Proyek
a. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
 Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
 Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan
tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
 Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk
dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

b. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan
yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat
disajikan dalam bentuk poster.Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
a). penelitian sederhana tentang air yang dirumah
b). penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Contoh penilaian proyek
Mata pelajaran :
Nama Proyek

:

Alokasi waktu : Satu Semester
Kelas

: XI

Nama Peserta didik :
No
1
2

3

Aspek*
Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
Laporan Proyek
a. Performans
b. Prensentasi/Penugasaan
Total Skor

Skor(1-5)**

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi peserta didik/sekolah
** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan.
Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

Mata Pelajaran : Matematika/ SMP
Aspek

: Pemecahan Masalah

Kelas/Semester : IX / 1

aspek

Melakukan

Menyajikan

Menyajikan

data

75

pemaha

pengolahan

data

tunggal dalam bentuk

%

man

dan penyajiaan

bentuk tabel

data

dan diagram

dalam

batang, garis,
dan lingkaran

tabel.
Menyajiakan

-

-

-

-

-

-

penilaian diri

KK

Portofolio

indikator pembelajaran

proyek

dasar

produk

kompetensi

sikap

kompetensi

performanc

standar

tes

tehnik penilaian

-

-

-

-

-

konsep
data

65

penalara

tunggal dalam bentuk

%

n

-

dan

diagram batang, garis

komnika

dan lingkaran

si

2.1.5. Penilaian Produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik,
plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
 Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

b. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
 Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
 Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.
2.1.6. Penilaian Portofolio
a. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Karya peserta didik adalah benar-benar karya mereka sendiri.
Saling percaya antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Kepuasan
Kesesuaian
Penilaian proses dan hasil

h. Penilaian dan pembelajaran
b. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
 Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru
untuk penilaian,tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri.

 Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang
akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bias
sama bias berbeda.
 Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map
atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
 Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu.
 Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya
dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya.
 Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
 Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta
didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
 Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
2.1.7. Penilaian Diri
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya pada mata pelajaran tertentu
didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari
penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil
belajar. Hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai vahan pertimbangan
untuk memberikan nilai.
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya :
a. Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada
saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek
kompotensi tertentu dari suatu mata peajaran.
b. Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan
dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara
keseluruhan

c. Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau
emocional. Misalnya, peserta didik diminta untuk membuat tulisan yang
memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
b. Teknik Penilaian
Ada kecendurungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian.
e) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
f) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik agar supaya
senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
g) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis,
guru dan peserta didik membahas bersama proses dan hasil penilaian.
Contoh penilaian diri:
Mata pelajaran

: Matematika

Aspek

: Penalaran

Alokasi waktu

: 1 Semester

Nama peserta didik

:

Kelas

: X/1

No
1.

S. Kompetensi / K. Dasar
Aljabar
a. Menggunakan aturan
pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan
logaritma
d. Memanipulasi aljabar

Tanggapan
1
0

Keterangan
1=Paham
0=Tidak Paham

2.

Dst