MAKALAH STRUKTUR ATOM and SISTEM PERIODI

MAKALAH
STRUKTUR ATOM & SISTEM PERIODIK UNSUR
COVER
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah Kimia

Oleh
Muhamad Nasrul Huda

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA (UNU) CIREBON
2017

DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2.

Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3.

Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1.

Pengertian Atom......................................................................................................2

a. Perkembangan Model Atom.....................................................................................3
b.

Partikel Penyusun Atom.......................................................................................5

2.2.


Pengertian Sistem Periodik Unsur............................................................................7

2.2.1.

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur.................................................8

2.2.2.

Klasifikasi Unsur-Unsur dalam Sistem Periodik Unsur..................................10

2.2.3.

Pengelompokkan Unsur-Unsur Utama...........................................................18

2.2.4.

Pengelompokkan Unsur-Unsur Transisi.........................................................19

2.2.5.


Pengelompokkan Unsur-Unsur Inert atau Gas Mulia.....................................20

2.2.6.

Hubungan Sistem Periodik dan Konfigurasi Elektron....................................20

2.2.7.

Sifat Periodisitas.............................................................................................24

2.2.8.

Jari-Jari Atom..................................................................................................24

2.2.9.

Energi Ionisasi.................................................................................................24

2.2.10.


Afinitas Elektron.........................................................................................25

2.2.11.

Keelektronegatifan......................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................28

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak

terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu
mengkaji persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara
keseluruhan. Dengan hal tersebut sejarah perkembangan yang diangkat lewat latar

belakang ini adalah sejarah perkembangan system periodik unsur mulai dari
pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga pengelompokkan yang secara
modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan unsure-unsur
berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur mengalami sejarah perkembangan, sifat
logam, non logam, hukum-hukum, golongan, peride, dan sifat-sifat unsur dalam system
periodik modern.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka penyususn dapat merumuskan

beberapa hal yang menjadi masalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian stuktur atom
2. Menjelaskan sistem periodik unsur
3. Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
1.3.

Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yang khususnya
menyangkut sistem periodik Unsur.
2. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama
yang berkaitan dengan system periodik Unsur.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang sistem periodik unsur

1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.
Pengertian Atom
Atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dipecah – pecah lagi
dengan metode konvensional. Istilah atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus
dan dikukuhkan kembali oleh Dalton, sehingga dikenal dengan teori dalton. Atom
dibangun oleh partikel – partikel subatom, yaitu elektron, proton, dan neutron. Proton
dan neuton berada dalam inti atom, sedangkan elektron berada disekeliling inti atom.
Ketiga macacm partikel subatom ini tergolong partikel dasar penyusun atom, sebab
atom – atom unsur dibentuk dari partikel – partikel tersebut. Massa dan muatan masing

– masing partikel subatom dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Partikel
subatom
Proton, p
Neutron, n

Penemu

Eugen
Goldstein
J.
Chadwick
J.Thomson

Massa
Sebenarnya Relatif
(kg)
terhadap
proton
-27

1,67 x 10
1

Muatan
Sebenarnya Relatif
(couloumb) tehadap
Proton
+ 1,60 x 10 +1
19

1,67 x 10-27
9,11 x 10-31

1

0

0

-1,60 x 10-19


-1

Dalam sebuah atom terdiri dari nomor atom dan nomor massa. Nomor atom
adalah sifat dasar atom, yang membedakan jenis unsur. Sedangkan nomor massa
adalah jumlah proton dan neutron yang terdapat dalam inti. Macam – macam
nuklida adalah sebagai berikut :
a.

Isotop

Isotop adalah atom yang memiliki nomor massa berbeda sedangkan nomor atom
sama. Contoh : 17O8 , 16O8.

2

b. Isobar
Isobar adalah atom – atom dari unsur berbeda yang mempunyai nomor massa (A)
sama, tetapi nomor atom (Z) berbeda. Contoh : 24 Na11 dengan


24

Mg12 sama-sama

mempunyai nomor massa 24.
c.

Isoton

Isoton adalah atom-atom dari unsur berbeda yang mempunyai jumlah neutron (A-Z)
yang saman. Contoh 13C6 dengan 14N7, sama-sama mempunyai jumlah neutron 7.
a. Perkembangan Model Atom
Para ahli menerima keberadaan atom walaupun belum pernah melihatnya
dengan mata biasa. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ataupun
eksperimen, para ahli mengajukan teori tentang model atom, yaitu suatu gambar
rekaan atom berdasarkan eksperimen ataupun kajian teoritis.
Teori tentang atom sudah ditemukan sejak 400 tahun sebelum masehi. Oleh ahli
filsafat Yunani, yaitu Leukippos dan Demokritos yang mencari asal mula semua
benda di alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua benda terdiri atas bagianbagian yang sangat kecil dan tidak mungkin dibagi0bagi lagi yang dinamakan atom.
Abad ke 5 SM di India telah ada pendapat yang menyatakan bahwa tiap unsur benda

terdiri atas satu sampai lima atom.
Abad ke-8, Jabir seorang ilmuan muslim menyatakan bahwa semua materi dibentuk
oleh pertikel dasar bermuatan yang menyerupai petir dan partikel, yang tidak dapat
dibagi lagi. Selanjutnya perkembangan atom setelah abad ke-19 mulai bermunculan,
dari dalton sampai teori atom modern.
a. John Dalton
Pendapat Dalton tentang atom disebut dengan teori atom Dalton. Teorinya
dapat menerangkan beberapa peristiwa kimia diantaranya :


Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi
lagi.

3



Unsur terdiri atas atom-atom yang sama, sehingga mempunyai sifat-sifat
sama, seperti ukuran, bentuk, dan massa.



Reaksi kimia terjadi karena peng gabungan, pemisahan, atau pertukaran
atom suatu unsur dengan atom unsur lain, sehingga atom dapat
dimusnahkan atau diciptakan dengan reaksi kimia biasa.

b. J.J Thomsom
Thomson menganggap atom selain terdapat lelektron juga terdapat muatan
positif, sehingga teorinya menyatakan atom sebagai suatu bola pejal bermuatan
positif dan di prmukaannya terdapat elektron-elektron atau lebih dikenal dengan
modol” keu kismis”.
c. Ernest Rutherford
Rutherford berpendapat, partikel alfa yang relatif berat dan mempunyai
kecepatan tinggi dapat dipantulkan dan di belokan oleh atom, tentu ada gaya
yang kuat didalam atom yang dapat menyebabkan gaya pada inti atom. Ia
mengeluarkan hipotesis yang menggugurkan model atom Thomson, yaitu atom
terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dengan dikelilingi elektron yang
bergerak.
mengelilingi atom, lama kelamaan elektron kehilangan energi. Karena elektron
bermuatan negatif, maka elektron akan ditarik inti atom yang bermuatan positif,
akibatnya elektron yang kehabisan energi akan jatuh pada inti”. Jadi kelemahan
teori Rutherford

adalah tidak dapat menjelaskan menngapa elektron tidak

tertarik dan jatuh pada inti atom.
d. Niels Bohr
Ilmuan ini menyimpulkan bahwa atom terdiri atas Inti atom yang bermuatan
positif dan elektron-elektron yang bergerak mengelilingi inti dalam orbit
lingkaran dengan energi tertentu. Kelemahan teori atom Bohr adalah hanya
dapat menjelaskan spektrum gas hidrogen atau spesi lain yang berelektron
tungal (He+ dan Li+), akan tetapi tidak dapat menjelaskan spektrum atom atau
ion yang mempunyai elektron banyak.

4

e. Model atom Modern
Menurut teori atom modern, atom terdiri atas inti yang terdiri dari dau jenis
nukleon(proton dan neutron) dan elektron berada disekeliling atom. Oleh
karena itu kedudukan elektron digambarkan berupa awan, tebal tipisnya awan
menyatakan besar kecilnya kebolehjadian menemukan elektron didaerah itu ,
yang disebut orbital. Orbital disebut juga tingkat energi, karena elektron dalam
orbital memiliki energi tertentu yang khas bagi orbital tersebut. Orbital yang
mempunyai tingkat energi yang sama atau hampir sama dapat membentuk kulit
atom, jadi kulit atom adalah kumpulan dari orbital-orbital.
b. Partikel Penyusun Atom
a. Elektron
Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari
materi.Pada kenyataannya, atom dapat dibagi menjadi partikel penyusunnya yaitu
elektron, neutron dan proton.Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian tentang arus
listrik pada gas bertekanan rendah.Penelitian dimulai pada tahun 1855 oleh Heinrich
Geissler, yang berhasil merancang tabung gelas bertekanan rendah yang disebut
tabung Geissler. Pada tahun 1859, Julius Plucker menggunakan tabung Geissler
alam percobaan elektrolisis gas, didalam tabung ia memasang 2 plat elektrode,
elektrode pada kutub positif disebut anode, sedangkan elektrode pada kutub positif
disebut katode. Setelah diberi tegangan tinggi, ia mengamati adanya berkas sinar
yang dipancarkan dari katode. Namun Plucker menganggap sinar tersebut sebagai
cahaya listrik biasa.Pada tahun 1876, Eugene Goldstein, menggunakan teknik yang
sama dengan Plucker, namun ia menamakan berkas sinar yang dipancarkan dari
katode sebagai sinar katode. Pertanyaan yang muncul adalah apakah sinar katode itu
sebagai gelombang elektromagnetik atau partikel Wiliam Crookes, pada tahun 1880,
memodifikasi tabung Geissler untuk membuat vakum lebih baik, tabung ini disebut
sebagi tabung Crookes. Pengamatan Crookes tehadap karakteristik sinar katode
dapat disimpulkan sebagai berikut:

5

Sinar katode merambat lurus.Sinar katode membawa muatan karena dibelokkan
dalam medan magnet.Sinar katode memiliki massa karena dapat memutar kincir
kecil dalam tabung.
Sinar katode menyebabkan materi seperti gas dan zat lain berpijar.Akhirnya
Crookes menyimpulkan bahwa sinar katode adalah partikel bermuatan.Pada tahun
1891, George Johnston Stoney, berpendapat bahwa sinar katode adalah partikel, ia
menamakan sebagai elektron. Pada tahun 1897, J.J. Thomson membuktikan bahwa
sinar katode adalah merupakan berkas partikel, dengan menggunakan tabung sinar
katode khusus.
b. Proton.
Pada tahun 1886, Eugene Goldstein, membuktikan adanya muatan positif.
Pembuktian dilakukan menggunakan tabung sinar katode dimana plat katode telah
diberi lubang. Ia mengamati jalannya sinar katode yang merambat menuju anode,
tenyata terdapat sinar lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang
pada plat katode. Oleh karena arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah
terdiri dari muatan positif.
c. Neutron.
Penemuan partikel neutron diawali oleh penelitian Rutherford, dalam
eksperimennya ia berusaha menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan
massa inti atom dan ia mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari massa
atom. Pada tahun 1920, William Draper Harkins, berasumsi bahwa terdapat partikel
lain dalam inti atom selain proton, partikel itu bermassa hampir sama dengan proton
dan tidak bermuatan, ia menyebutnya sebagai neutron. Hingga tahun 1932, James
Chadwick, membuktikan keberadaan partikel neutron.
Adanya penemuan neutron ini, membuat strukur atom semakin jelas, bahwa atom
tersusun atas inti atom dengan elektron mengelilingi pada lintasan kulitnya.Inti
atom terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak
bermuatan.Sedangkan elektron bermuatan negatif.

6

2.2.

Pengertian Sistem Periodik Unsur

Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan semua
unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut. Sistem periodik unsur juga
merupakan sistem pengelompokkan unsur berdasarkan hukum periodik, mencakup
periode dan golongan yang keduanya saling berhubungan dan menentukan
keperiodikkan sifat unsur, disajikan ke dalam bentuk tabel yang disebut Tabel Periodik
Unsur.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan nomor atom dan kemiringan sifat. Lajurlajur horizontal disusun berdasarkan kenaikkan nomor atom, sedangkan kolom vertikal
disusun berdasarkan kemiringan sifat. Itulah sebabnya daftar dimulai dengan hydrogen,
sebab hydrogen mempunyai nomor atom I, Litium ditempatkan dibawah hidrogen
karena litium mempunyai kemiripan sifat dengan hydrogen. Sebagaimana tampak
dalam gambar, hydrogen diikuti oleh unsur nomor atom 2, kemudian nomor atom 3,
dan unsur-unsur dalam satu kolom vertikal mempunyai kemiripan sifat satu dengan
yang lainnya
Sistem periodik unsur adalah sistem pengelompokkan unsur berdasarkan hukum
periodik, mencakup periode dan golongan yang keduanya saling berhubungan dan
menentukan keperiodikkan sifat unsur, disajikan ke dalam bentuk tabel yang disebut
Tabel Periodik Unsur.
Tabel periodik adalah tabel data unsur yang sangat berguna. Tabel ini dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap kolom vertikal mengandung unsur yang serupa secara
kimia. Unsur-unsur dalam kolom disebut golongan, atau famili. Unsur dalam beberapa
golongan dapat mirip satu sama lain. Unsur dalam golongan lain kurang serupa.
Selain itu, Unsur-unsur dapat diklasifikasikan menurut banyak cara. Cara yang paling
tegas ialah berdasarkan wujud pada keadaan SATP (Standard Ambient Temperature and
Pressure). Atas dasar ini unsur-unsur dibedakan dalam wujud gas (11 unsur), wujud cair
(2 unsur), dan sisanya wujud padat.

7

Tabel periodik terdiri atas baris-baris mendatar yang disebut periode dan diberi nomor 1
sampai nomor 7 dimulai dari sebelah kiri tabel. Kolom-kolom tegak lurus disebut
kelompok atau golongan. Unsur-unsur pada golongan ini memiliki sifat-sifat yang
sama.
Sedangkan, periode dan golongan diidenfikasi secara berbeda. Periode diberi label dari
1 sampai 7. Beberapa acuan menggunakan nomor periode. Golongan umumnya diacu
berdasarkan nomornya. Golongan dapat diberi label dengan tiga cara berbeda
1.

Klasik: golongan utama diberi label IA sampai VIIA plus 0. Golongan transisi

diberi label IB sampai VIII (meskipun tidak dengan urutan itu).
2.

Perubahan: golongan utama dan golongan transisi diberi label IA sampai VIII

dan kemudian IB sampai VIIB plus 0.
3.

Modern, golongan diberi label dengan angka arab dari 1 sampai 18.
2.2.1.

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur

Pada tahun 1786, baru dikenal 26 unsur dan pada tahun 1870 sebanyak 60 unsur,
sedangkan kini sudah dikenal lebih dari 100 unsur. Setiap unsur mempunyai sifat
kimia dan fisika tertentu, dan cukup sulit diingat satu persatu.
Sistem periodik unsur merupakan sebuah tabel yang memuat semua unsur kimia
yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Appied Chemistry) di
dalam tabel itu unsur kimia dikelompokkan berdasarkan kenaikan nomor atom
kesamaan sifatnya. Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan
Sistem Periodik Unsur telah mengalami banyak penyempurnaan.
Di abad kesembilan belas, ketika para kimiawan masih samar-samar dalam
memahami gagasan tentang atom dan molekul, dan belum mengetahui adanya
elektron dan proton. Mereka menyusun tabel periodik dengan menggunakan
pengetahuannya tentang massa atom. Mereka telah melakukan pengukuran massa
atom dari sejumlah unsur engan teliti. Penyususan unsur-unsur menurut massa

8

atomnya dalam tabel periodik tampak logis bagi para kimiawan yang berpendapat
bahwa prilaku kimia bagaimanapun juga harus berhubungan dengan massa atom.
Pada tahun 1864 kimiawan inggris Jhon Newlands memperhatikan bahwa jika
unsur-unsur yang telah diikenal pada waktu itu disusun menurut massa atom, maka
setiap unsur kedelapan memiliki sifat-sifat yang mirip. Newlands menyebut
hubungan yang istimewa ini sebagai hukum oktaf. Akan tetapi,”hukum” ini tidak
cocok untuk unsur-unsur setelah kalsium, dan karya Newlands tidak terima oleh
masyarakat ilmiah.
Lima tahun kemudian kimiawan Rusia Dmitri mendleev dan kimiawan Jerman
Lothar Meyer secara terpisah mengusulkan penyusunan tabulasi unsur-unsur lebih
luas berdasarkan keteraturannya, sifat yang berulang secara periodik. Penggolongan
yang disusun oleh Mendleev lebih baik dibandingkan yang disusun oleh Newlands
karna disebabkan oleh dua hal. Pertama, ia menggolongkan unsur-unsur dengan
lebih tepat menurut sifat-sifatnya. Selain itu yang sama pentingnya yaitu adanya
kemungkinan meramal sifat-sifat beberapa unsur yang belum ditemukan. Misalnya,
Mendeeliv mengusulkan adanya unsur yang belum ditemukan yang disebutnya ekaaluminium.
Eka-Aluminium (Ea)

Galium (Ga)

Massa atom

68 sma

69,9 sma

Titik leleh

rendah

29,78 C

Kerapatan

5,9 g/cm3

5,94 g/cm3

Rumus oksida

Ea2O3

Ga2O3

Namun demikian,versi awal tabel periodik jelas memiliki ketidakkonsistenan.
Misalnya, massa atom argon (39,95 sma) lebih besar dari pada massa atom Galium
(39,10 sma) jika unsur-unsur ini semata-mata disusun berdasarkan kenaikkan massa

9

atom, argon akan menempati posisi yang ditempati kalium dalam tabel periodik
modern. Tetapi tidak ada kimiawan yang akan menepatkan argon, suatu gas inert, dalam
golongan yang sama dengan litium dan natrium, dua golongan sangat reaktif. Hal ini
dan pembedaan lainnya menyarankan adanya beberapa sifat mendasarkan lainnya selain
massa atom yang nerupakan dasar sifat periodik yang teramati. Sifat ini akhirnya
ditemukan berkaitan dengan nomor atom
Dengan menggunakan data dari percobaan hamburan sinar–α. Rutherford dapat
memperkirakan jumlah muatan positif dalam inti untuk beberapa unsur, tetapi sampai
tahun 1913 tidak terdapat cara umum untuk nomor atom. Pada tahun yang sama seorang
fisikawan muda inggris Hendry Moseley, menemukan terkaitan antara nomor atom dan
frekuensi sinar x yang dihasilkan dari penembakkan unsur yang sedang dikaji dengan
elektro berenergi tinggi. Dengan sedikit pengecualin, Moseley menemukan bahwa
urutan kenaikkan nomor atom sama dengan urutan kenaikkan massa atom. Misalnya,
kalsium adalah unsur ke dua puluh dalam kenaikkan massa atom, dan kalium
mempunyai nomor atom 20. Penyimpanan yang tadinya membingungkan ilmuan
sekarang menjadi masuk akal. Nomor atom argon adalah 18 dan kalium adalah 19, jadi
kalium harus ditempatkan setelah argon dalam tabel periodik.
Pada abad kesembilan belas kimiawan menemukan pengulangan periodik yang teratur
dalam sifat-sifat fisika dan unsur. Secara khusus, tabel periodik yang disusun oleh
Mendeleev menggolongkan unsur-unsur secara akurat dan dapat meramalkan sifat-sifat
beberapa unsur yang pada saat itu belum ditemukan.
2.2.2. Klasifikasi Unsur-Unsur dalam Sistem Periodik Unsur

a. Penggolongan Unsur Logam, Nonlogam dan Semilogam
Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoiser yang
mengelompokkan unsur kedalam logam dan nonlogam.pada waktu itu baru
sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal.

10

Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana,unsur-unsur
tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain,artinya belum
terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan yang lainnya,tentu saja
pengelompokkan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana,sebab antara
sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.
Golongan logam memiliki sifat yang umumnya berhubungan dengan logamlogam biasa dijumpai di kehidupan sehari-hari. Logam umumnya berbentuk
padat (dengan perkecualian merkuri, Hg, yang berupa cairan), berkilap,
merupakan penghantar (konduktor) yang baik untuk listrik dan panas, ductile
(mudah diulur menyerupai kawat) dan dapat ditempa (dapat dengan mudah
diratakan membentuk lempeng tipis). Semua logam ini cenderung kehilangan
elektron dengan mudah.
Kecuali untuk unsur-unsur yang berada pada perbatasan garis berbentuk tangga
(selebihnya tentang hal ini akan dijelaskan kemudian), unsur- yang berada
disebelah kanan garis dikelompokkan sebagai nonlogam (bersama-sama dengan
hidrogen).
Nonlogam memiliki sifat yang berlawanan dengan logam. Nonlogam bersifat
rapuh, tidak mudah diulur dan ditempa, merupakan konduktor yang tidak baik
iuntuk panas dan loistrik serta cenderung memperoleh elektron pada suatu reaksi
kimia. Beberapa nonlogam berbentuk cair.
Metaloid atau semilogam memiliki sifat yang berada di antara logam dan
nonlogam.

Unsur-unsur

ini

memiliki

nilai

ekonomis

karena

sifat

konduktivitasnya yang unik (hanya menghantarkan arus listrik secara parsial),
sehingga membuat unsur ini menjadi berharga untuk industri semikonduktor dan
keping komputer.
Metaloid disebut juga semimetal yaitu unsur yang mempunyai sifat antara
logam dan non logam. Contohnya: Boron, Silikon, Arsen, Germanium, dll.

11

b. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
Pada

1789,

Antoine

Lavoiser

mengelompokan

33

unsur

kimia.

Pengelompokan unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia
di bagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah, logam dan non logam.
Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur
logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen,
azote (nitrogen), dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong logam adalah sulfur,
fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsurunsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah,
nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan
seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida,
barium oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida.
c. Pengelompokan Unsur Menurut Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, seorang profesor kimia di
jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat
dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strontium, yaitu
kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur
lain mempunyai gejala seperti itu.oleh karena itu, Dobereiner mengambil
kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokkan kedalam kelompokkelompok tiga unsur yanng disebut triade. Namun sayang, Dobereiner tidak
berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut bermanfaat.
Selain itu, Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok unsur yang
memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom.Contoh
kelompok-kelompok triade: Cl, Br dan I, Ca, Sr dan Ba, S, Se dan Te.
Unsur-unsur yang mempunyai sifat yang sama disusun berdasarkan massa
atomnya dalam suatu triade yaitu setiap kelompok terdiri dari tiga unsur. Unsur

12

yang ditengah mempunyai massa atom rata-rata dari jumlah massa atom kedua
unsur yang mengapitnya dan sifatnya diantara keduanya.
Triade

Ar

Kalsium
Stronsium
Barium

40
88
136

Rata-rata Ar unsur pertama dan ketiga

d. Hukum Oktaf Newlands
Pada tahun 1864,seorang ahli kimia dari inggris bernama A.R Newlands
mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf.Newlands menyusun
unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya Ternyata unsur yang
berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8,unsur ke-2 dan ke-9 dan seterusnya)
menunjukkan kemiripan sifat. Daftar unsur yang disusun Newlands berdasarkan
hukum oktaf diberikan.
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur
berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur
kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
1.H

2.Li

3.Be

4.B

5.C

6.N

7.O

8.F

9.Na

10.Mg

11.Al

12.Si

13.P

14.S

15.Cl

16.K

17.Ca

18.Cr

19.Ti

20.Mn

21.Fe

22.Co&Ni

23.Cu

24.Zn

25.Y

26.In

27.As

28.Se

John Newlands menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom
relatifnya. Jadi unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur

13

pertama atau dengan kata lain sifat unsur yang pertama akan terulang secara
periodik pada urutan ke delapan. Penemuan John Newlands dikenal dengan
hukum oktaf.
Hukum Oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsure-unsur
ringan,kira-kira sampai dengan kalsium (Ar=40).Jika diteruskan,ternyata
kemiripan selalu dipaksakan misalnya,Ti mempunyai sifat yang cukup berbeda
dengan C maupun Si.
Selain itu, sistem ini hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan yang memiliki
massa taom relatif (Ar) rendah. Namun demikian, hukum oktaf John Newlands
telah menuju usaha yang tepat untuk menyusun diagram unsur.
e. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869,seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich
Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terdapat 36 unsur yang sudah dikenal
ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan
massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam
satu lajur vertikal, yang disebut golongan, dan menyusun unsur-unsur itu
berdasarkan kenaikkan massa atom relatifnya dalam satu lajur horizontal, yang
disebut periode. Daftar periodik mendeleev yang dipublikasikan pada tahun
1872 .
Mendeleev mengosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukannya untuk
menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendeleev
menempatkan Ti (Ar=48) pada golongan IV dan membiarkan golongan III
kosong, karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada B dan Al. Mendeleev
yakin masih ada unsur yang belum dikenal yang akan menempati golongan III
tersebut. Bahkan, Mendeleev meramalkan sifat dari unsur yang belum dikenal

14

itu. perkiran itu berdasarkan sifat dari unsure lain yang sudah dikenal, yang
letaknya berdampingan dengan baik secara mendatar maupun tegak. Ketika
unsur yang diramalkan tersebut ditemukan, ternyata sifatnya sesuai dengan
ramalan Mendeleev. Salah satu contoh adalah Garmanium(Ge) yang detemukan
pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev pada awalnya dinamai ekasilikon.
Dengan daftar sistem periodik unsur Mendeleev ini dapat diketahui :
1.

Perubahan sifat-sifat yang teratur dari unsur-unsur dalam satu golongan ke

golongan lain
2.

Hubungan antara valensi tertinggi unsur dengan nomor golongannya.

3.

Ramalan sifat-sifat unsur yang belum diketahui pada saat itu.

4.

Daftar ini tidak banyak berubah walaupun unsur-unsur gas mulia telah

ditemukan.

f. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley
Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami
perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom
bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang
lebih kecil yang di sebut partikel dasaratau partikel subatom. Kini atom di
yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron.
Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsurmempunyai
jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalamsatu
atom ini disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama
Henry Moseleymelakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur
menggunakan sinar-X dalam memperbaiki susunan Tabel Periodik Mendelev.

15

Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev
dimana sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak.
Pada tahun 1914, berdasarkan hasil eksperimen Henry G J Moseley tersebut,
diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom
relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut
diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi
memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini
mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsurunsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik
Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut
golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri
atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan
A (IA-VIIIA) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B
disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn
bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara
ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada
periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur
transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi
dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6
golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB.
Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk
alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.

16

Henry Moseley juga menunjukan bahwa urut-urutan unsur dalam sistem
periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan
tellurium(Ar=128) dan iodine(Ar=127) yang tidak sesuai dengan kenaikan
massa atom relative,ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor
atom Te=52; I=53).
Daftar asli Mendeleyev mengalami banyak perubahan, namun masih terlihat
pada sistem periodik modern. Ada berbagai macam sistem periodik, tetapi yang
sering digunakan adalah sistem periodik panjang. Daftar ini disusun berdasarkan
konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur. Unsur-unsur dengan konfigurasi
elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ini
ada hubungannya dengan konfigurasi elektron.
Berdasarkan penemuan-penemuan oleh Rutherford dan Bohr dibuat teori atom
modern karena teori Dalton yang klasik tidak memenuhi Syarat-Syarat lagi.
Dengan demikian maka susunan sitem periodik mengalami pula perubahanperubahan teori atom modern, yaitu:
1. Hukum Mendeleev diubah sifat-sifat suatu unsur adalah fungsi periodik dari
pada nomor atomnya.
2. Susunan sistem periodik oleh Julius Thomson dan Bohr diubah pula sehingga
sesuai dengan susuna elektron dari unsur-unsur.
Di zaman yang penuh dengan teknologi ini, sistem periodik unsur (SPU) dan
struktur atom merupakan materi yang abstrak dan paling mendasar dalam ilmu
kimia. Penggunaan multimedia pembelajaran berupa software pembelajaran
mandiri (SPM) adalah salah satu cara alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Penelitian ini meneliti aspek-aspek yang dimiliki oleh SPM yang
efektif dan efisien. Diharapkan penggunaan multimedia pembelajaran berupa
SPM ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian pengembangan ini

17

dilaksanakan

melalui

empat

tahap,

yaitu:

penetapan,

perancangan,

pengembangan dan penyebaran.
Dalam suatu penelitian Mg/Al HTlc disintesis dari air asin bisa digunakan
sebagai sorben untuk MO (metil oren) dalam larutan. Adsorpsi MO diperkirakan
terjadi terutama pada permukaan luar melalui pesanan pseudo-kedua adsorpsi
mencapai keseimbangan. Adsorpsi isoterm baik dijelaskan oleh model
Freundlich.
2.2.3. Pengelompokkan Unsur-Unsur Utama
Unsur golongan utama adalah unsur-unsur yang konfigurasi elektron terakhir
atomnya terdapat pada orbital s atau orbital p. Unsur golongan utama termasuk ke
dalam unsur blok s dan blok p. Unsur-unsur yang tersusun dari atom dengan
konfigurasi elektron terakhirnya berada pada orbital s, termasuk unsur-unsur blok s.
Unsur-unsur yang tersusun dari atom dengan konfigurasi elektron terakhirnya
berada pada orbital s dan orbital p termasuk unsur-unsur blok p.
Unsur-unsur golongan utama atau representatif ditandai dengan konfigurasi
elektronik tidak-penuh pada satu kulit terluar ns1 - ns2 np(4-5). Unsur-unsur 30Zn, 48Cd,
dan 80Hg masing-masing mempunyai konfigurasi elektronik [18Ar] 3d10 4s2, [36Kr],
4d10 5s2 dan [54Xe] 4f14 5d10 6s2. Unsur-unsur ini dapat membentuk ion M2+ seperti
unsur-unsur golongan M2 dengan beberapa kemiripan, namun dengan perbedaan
sifat-sifat diantara kedua kelompok ini. Salah satu perbedaannya adalah bahwa
unsur-unsur Zn dan Cd mempunyai sifat kecenderungan yang lebih besar untuk
membentuk senyawa-senyawa kompleks dengan NH3, ion-ion halida (X-) dan CN-.
Perbedaan sifat-sifat di antara kedua kelompok ini mungkin disebabkan oleh
konfigurasi elektronik terluar yaitu 18 elektron bagi ion M 2+ untuk kelompok ini.
Dengan penuhnya elektron (d10) untuk kelompok ini diduga ada hubungannya
dengan sifat polarisasi ion M2+ yang jauh lebih besar daripada sifat polarisasi ionion divalen dari kelompok M2 sebagai akibat sifat orbital d yang mudah mengalami

18

distorsi. Oleh karena itu ketiga unsur tersebut sering dinyatakan pula sebagai
kelompok unsur-unsur utama tetapi dengan notasi M2'.
2.2.4. Pengelompokkan Unsur-Unsur Transisi
Kelompok unsur transisi. Batasan mengenai unsur transisi masih sering
diperdebatkan. Dari satu sisi, unsur-unsur transisi mencakup seluruh unsur-unsur
dengan orbital nd(1-10) "sedang diisi elektron" menurut prinsip Aufbau. Secara umum,
batasan ini memberikan karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d(1-10) ns(1-2), dan
dengan demikian unsur-unsur dengan konfigurasi elektronik .....(n-1)d(1-10) ns2 yaitu
Zn, Cd, dan Hg termasuk di dalamnya.
Sebaliknya pandangan lain, yang lebih banyak diikuti para ahli kimia,
mempertimbangkan bahwa ketiga unsur kelompok terakhir ini mempunyai sifatsifat yang berbeda dari umumnya sifat-sifat kelompok usnur-unsur transisi,
misalnya dalam hal sifat magnetis dan warna. Oleh karena itu, ketiga unsur tersebut
tidak dapat dipertimbangkan sebagai unsur-unsur transisi. Konfigurasi elektronik
belum penuh pada salah satu atau kedua kulit terluar yang melibatkan
orbital d dengan karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d(1-10) ns(1-2). Jadi jelas
bahwa dengan batasan demikian ini ketiga unsur tersebut (Zn, Cd, Hg) tidak
termasuk sebagai unsur transisi.
Sifat-sifat unsur transisi yaitu:
1. Oksida-oksida dan hidroksida logam-logam transisi (M+2, M+3) kurang bersifat
basa dan sukar larut.
2. Garam-garam logam-logam transisi kurang bersifat ionik dan juga kurang stabil
terhadap pemanasan.
3.

Garam-garam dan ion-ion logam transisi dalam air lebih mudah terhidrat dan

juga lebih mudah terhidrolisis menghasilkan sifat agak asam.
4. Ion-ion logam transisi lebih mudah tereduksi.

19

2.2.5. Pengelompokkan Unsur-Unsur Inert atau Gas Mulia
Kelompok unsur-unsur inert yang sering disebut juga unsur-unsur gas mulia
(noble gases) terdiri atas2He, 10Ne, 18Ar, 36Kr, 54Xe, dan 86Rn. Kecuali He yang
mempunyai konfigurasi penuh 1s2, kelompok unsur ini ditandai dengan konfigurasi
elektronik

penuh

untuk

setiap

orbital

dan

dengan

elektron

valensi

ns2 np6.Karakteristik pada orbital kulit terluar inilah yang biasanya dikaitkan dengan
sifat inert (lembam) unsur-unsur yang bersangkutan, yaitu sangat stabil dalam arti
sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain. Namun demikian akhir-akhir ini telah
berhasil dibuat beberapa senyawa xenon dan kripton seperti XeF2, XeF4, XeF6,
XeO4, dan KrF2. Unsur-unsur inert ini sering juga diklasifikasikan sebagai golongan
nol karena sifat kestabilan yang tinggi, namun lebih sering diklasifikasikan sebagai
golongan VIII utama atau M8. Perlu dicatat bahwa konfigurasi elektronik unsurunsur gas mulia dianggap sudah penuh, dan oleh karenanya dipakai sebagai standar
untuk menyatakan penuh atau tidak-penuhnya konfigurasi elektronik kelompok
unsur-unsur lain.
2.2.6. Hubungan Sistem Periodik dan Konfigurasi Elektron
Penyusunan unsur-unsur dalam sistem periodik panjang dapat dihubungkan
dalam konfigurasi elektron dalam orbital atom. Sesuatu ha l ini, hukum berkala
dapat diungkapkan secara lain yaitu sifat-sifat unsur berhubungan langsung dengan
konfigurasi elektron dalam atom unsur tersebut. Unsur-unsur dalam sistem periodik
dapat dikelompokkan dalam jalur vertikal yang disebut golongan dan jalur
horisontal disebut periode.
 Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode
suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar)
berdasarkan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran elektron
dalam kulit-kulit atomnya.

20

Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
1. Periode 1 (periode sanngat pendek) berisi 2 unsur;
2. Periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur;
3. Periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur;
4. Periode 4 (periode panjang) berisi 18 unsur;
5. Periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur;
6. Periode 6 (periode sangat panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada
periode 4 atau ke-5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida;
7.

Periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur, belum lengkap karena

maksimum 32 unsur. Pada periode ini terdapat deret aktinida.[35]
 Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam
satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama
dan delapan golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah :
1. Golongan I A disebut golongan alkali (kecuali H) terdiri dari unsur-unsur H, Li,
Na, K, Rb, Cs, Fr
2. Golongan II A disebut golongan alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur Be,
Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
3. Golongan III A disebut golongan baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur
B, Al, Ga, In, Ti, Uut

21

4. Golongan IV A disebut golongan karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur C,
Si, Ge, Sn, Pb, Uuq
5. Golongan V A disebut golongan nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur
N, P, As, Sb, Bi, Uup
6. Golongan VI A disebut golongan oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur
O, S, Se, Te, Po, Uuh
7. Golongan VII A disebut golongan halogen yang terdiri dari unsur-unsur F, Cl,
Br, I, At
8. Golongan VIII A disebut golongan gas mulia yang terdiri dari unsur-unsur He,
Ne, Ar, Kr, Xe, Rn
Golongan transisi tersebut adalah :
1. Golongan I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg
2. Golongan II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub
3. Golongan III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac
4. Golongan IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf
5. Golongan V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db
6. Golongan VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg
7. Golongan VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh
8. Golongan VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni, Pd,
Pt, Ds

22

Elektron valensi adalah elektron terluar yang tidak terikat kuat yang mempunyai
peranan dalam pembentukan ikatan kimia. Berdasarkan konfigurasi elektron, unsurunsur dalam sistem periodik dibagi menjadi 4 blok, yaitu :
1. Unsur-unsur blok s, konfigurasi elektronnya = ns1-2
2. Unsur-unsur blok p, konfigurasi elektronnya = np1-6
3. Unsur-unsur blok d, konfigurasi elektronnya = (n-1)s2 (n-1)p2 (n-1)d1-10ns2
4. Unsur-unsur blok f konfigurasi elektronnya = (n-2)f 1-14 (n-1)s2 (n-1)p2 (n1)d1-10ns2
Oleh karena unsur-unsur golongan gas mulia dahulu diduga tidak dapat bereaksi
maka unsur-unsur ini biasanya disebut golongan 0(nol). SPU dibagi atas 8
golongan. Setiap golongan dibagi atas golongan utama(A) dan golongan transisi
(B). Penomoran golongan dilakukan berdasarkan elektron valensi yang dimiliki oleh
suatu unsur.
1. Jika konfigurasi elektron berakhir di blok s dan p maka pasti menempati
golangan A.
2. Jika konfigurasi elektron berakhir di blok d maka menempati golongan B
3. Jika konfigurasi elektron berakhir di blok f maka pasti menemp ati golongan B
(Lantanida n=6 dan Aktinida n=7(golongan radio aktif))
Contoh 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
Dapat diketahui bahwa elektron terakhir pada n=3 memiliki elektron valensi 1,
berarti golongan 1 serta berakhir di subkulit s berarti golongan A. Sehingga letak
unsur tersebut dalam TPU adalah golongan 1A periode 3.

23

2.2.7. Sifat Periodisitas
Sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas. Keteraturan ini dapat
diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat dijelaskan dengan
menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap unsur mempunyai
kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk mencapai
pembentukan oktet. Ada dua macam keteraturan lainnya yang penting. Pertama,
elektron ditambahkan satu kali dari kiri ke kanan tabel. Pada peristiwa ini, tarikan
inti elektron kulit terluar bertambah, jadi elektron menjadi dekat ke inti dan
mengikat lebih kuat. Kedua, penurunan kolom pada tabel periodik, elektron terluar
menjadi kurang kuat ikatannya terhadap inti. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat
energi terisi yang utama bertambah seiring penurunan unsur pada masing-masing
golongan.Salah satu manfaat penataan unsur-unsur di dalam tabel periodik unsur
adalah pemahaman sifat-sifat kimiawi baik bagi unsur -unsur dalam posisi periode
maupun golongan.
2.2.8. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak elektron terluar ke inti atom dan menunjukan
ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom
dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan
sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil.
Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu
periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak,
sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan
inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2.2.9. Energi Ionisasi
Energi ionisasi (Ei) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron
dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron

24

pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan untuk
mengeluarkan satu elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu
seterusnya untuk pengeluaran satu elektron berikutnya.
Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu elektron pertama dari atom netralnya
akan lebih mudah daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari
kation yang bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih
efektif terhadap elektron yang semakinberkurang jumlahnya.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil
(jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar
relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan: energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena
elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron
terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yang seperiode: energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin
besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.

2.2.10. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu
atom menerima elektron. Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses
penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk
tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai
afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative
nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.

25

Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dangaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron
dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
2.2.11. Keelektronegatifan
Suatu unsur dalam senyawa dapat mempunyai sepasang elektron yang dipakai
bersama yang membentuk ikatan kovalen, misalnya senyawa HCl. HCl (sepasang
elektron yang dipakai bersama).
Pasangan elektron itu ditarik oleh atom H dan atom Cl, akibatnya berada diantara
keduanya. Akan tetapi daya tarik Cl lebih kuat dari pada H sehingga kedua elektron
itu lebih dekat ke atom Cl. Kekuatan daya tarik itu disebut Keelektronegatifan
unsur.
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom
lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti
terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan: keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam
sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur

yang

seperiode:

keelektronegatifan

makin

kekanan

makin

besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A
(unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F)
yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks)
unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang

26

bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi
negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron
dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada
elektron valensinya.

27

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar, Budiaman. 2005. Kimia Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.
2. Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid 1. Jakarta: Binarupa Akasa.
3. Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
4. Gem, Collins. 2008. Kamus Saku Kimia. Jakarta : Erlangga.
5. Ham, Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara.
6. Heraldy, Eddy dkk. 2011. Synthesis of Mg/Al hydrotalcite-like from brine water
and its application for methyl orange removal: a preliminary study. Makara, Sains,
Vol. 15, No. 1. Departement of Chemistry, faculty of mathematics and natural
sciences, Sebelas Maret University.
7. Hendriayana, Ari. 2013. Pengembangan Software Pembelajaran Mandiri (Spm)
Materi Sistem Periodik Unsur Dan Struktur Atom. Vol.2 No.1. Universitas Negeri
Semarang.
8. Juari Santoso, Sri. 2005. Kimia Untuk Kelas X. Klaten : Intan Pariwara.
9. Keenan, Charles dkk. 1978. Kimia Untuk UniversitasJilid 2. Jakarta: Erlangga.
10. Luhbandjono, Gatot. 2004. Kimia Dasar I. Semarang: UPT UNNES.
11. Made, Sukarna I. 2003. Kimia Dasar I. Yogyakarta : JICA.
12. Moor, John T. 2007. Kimia For Dummies. Bandung: Pakar Raya.
13. Nahadi. 2012. Intisari Kimia SMA: Ringkasan Materi. Bandung: Ganesha
Operation.
14. Purba, Michael. 2006. Kimia IA. Jakarta: Erlangga.
15. Polling, Ir. C. 1986. Ilmu Kimia Jilid II B. Jakarta: Erlangga.
16. S, Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB.
17. Shahira, Naila. 2013. Rangkuman Materi dan Soal Latihan Kimia SMA/MA.
Jakarta : Gramedia.
18. Sugiyarto, Kristian H. 2012. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Transisi. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
19. Sutresna, Nana. 2010. Chemistry 1A. Bandung: Grafindo.
20. http://topmakalah4u.blogspot.com/2014/01/makalah-struktur-atom-sistemperiodik.html
21. http://afdhilawati.wordpress.com/kimia-x/1-struktur-atom/

28

22. http://us.yhs4.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=Opera&hsimp=yhsopera_14desktop&p=makalah%20kimia%20tentang%20struktur%20atom%20dan
%20sistem%20periodik

29