Makalah Agraria terkait hak hak atas tan

A.Definisi Agraria menurut para Ahli :
1. Gouwgiokssiong dalam Buku Agrarian Law 1972, berpendapat dalam arti sempit
yaitu hukum yang berhubungan dan identik dengan tanah.
2. E. Utrecht, mendefinisikan bahwa hukum agraria merupakan hukum tanah yang
nantinya akan menjadi buku tata usaha negara.
3. W.L.G Lemaire, hukum agraria merupakan hukum pivat dari bagian hukum tata
negara dan hukum administrasi negra.
4. Bachsan Mustafa, SH, memberikan pengertian bahwa hukum agraria adalah sebagai
himpunan peraturan yang mengatur bagaimana para pejabat pemerintah menjalankan
tugas di bidang keagrariaan.
5. Dan Boedi Harsono, memberikan pengertian terhadap hukum agraria bahwa hukum
agraria bukan hanya satu perangkat bidang hukum semata. Hukum agraria merupakan
satu kelompok berbagai bidang hukum yang mengatur penguasaan atas berbagai
sumber daya alam tertentu yang termasuk di dalam pengertian agraria.
B.Perbedaan Agraria dan Hukum Agraria :
Agraria berasal dari bahasa Yunani “ager” artinya tanah, dan dalam bahasa Latin “Agrarius”
artinya perladangan, sedangkan dalam bahasa Belanda “akker” yakni tanah atau perladangan.
Sedangkan Hukum Agraria sudah dijelaskan diatas, merupakan aturan yang mengatur
permasalahan tanah, jelas berbeda agraria merupakan bahasa/istilah yang digunakan untuk
menyebut tanah dan perladangan.
C.Jenis-Jenis Hak atas tanah dalam Hukum Agraria Adat dan Agraria Barat :



Hukum Agraria Adat :

Dalam hukum adat mengenal hak Ulayat atau hak Purba, yaitu: Hak yang dipunyai oleh suatu
suku dari sebuah serikat desa atau biasanya oleh sebuah desa saja untuk menguasai seluruh
tanah seisinya dalam lingkungan wilayahnya.
1. A.

Hak Ulayat

Dalam hak ulayat terdapat beberapa cirri yang membedakannya dengan dengan hak-hak yang
lain, yaitu :
1. Hanya persekutuan hukum warga desa itu sendiri beserta para warganya. Yang berhak
dengan bebas mempergunakan tanah-tanah liar di wilayah kekuasaannya.
2. Orang luar hanya boleh mempergunakan tanah itu dengan seizin penguasa
persekutuan hukum.

3. Warga persekutuan hukum boleh mengambil manfaat dari wilayah hak purba dengan
ketentuan hanya untuk keluarganya sendiri.

4. Persekutuan hukum bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di wilayahnnya.
5. Hak purba tidak dapat dilepaskan, dipindahkan tangankan, diasingkan.
6. Hak Ulayat meliputi tanah yang telah digarap, yang sudah diliputi oleh hak
perorangan.
Dalam prosesi penerapannya hak hal ulayat memiliki sistem, yaitu :
1. Sistem bluburan adalah kepemilikan bersama dengan pembagian periodetanah
garapan pertanian.
2. Matok galeng jelir wong adalah tanah garapan pertanian di bagi menjadi beberapa
bidang yang tetap.
3. Matok galeng matok wong adalah petani dengan bagian yang berganti-ganti dan ada
pula dengan bagian tetapi tanah dikuasai seumur hidup sendiri.
4. Tanah dapat diwariskan disertai pembebasan tanah yang dikuasai seumur hidup.
5. Te bok dengan seleksi.
Kedudukan hak ulayat dalam Undang-Undang Pokok Agraria secara tegas tertulis dalam
Undang-Undang No.5/1960. LN : 1960/104 J. Dalam pasal 3 dinyatakan dengan mengingat
ketetntuan dalam pasal 1 dan 2.
Dalam Undang-Undang Pokok Agraria pasal 5 menjelaskan bahwa hak Agraria yang berlalu
atas bumi, air, dan ruang angkasa ialah hak adapt. Sepanjang tidak ertentangn dengan
kepentingan nasional dan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa dengan sosialisme
Indonesia serta peraturan-peraturan yang tercantum dalam undang–undang ini. Dan dengan

per-undangan lainnya. Segala sesuatu dengan mengindahkan unsure-unsur yang bersamaan
pada hukum Agama. Dan tidak dibenarkan jika dala bernegara suatu masyarakat hukum
menggunakan hak Ulayat secara mutlak dengan tidak memperdulikan unsure pemersatu
Negara.
1. B.

Hak Perorangan Atas Tanah

Hak perorangan atas tanah ialah suatu hak yang diberikan kepada wargas-warga desa ataupun
kepada orang luar atas sebidang tanah yang berada di wilayah hak ulayat. Hak perorangan
atas tanah dalam hukum adat ada enam macam, yaitu:
1. Hak milik merupakan hak tekuat diantara hak-hak perorangan yang lain, namun hak
ini tidak bersifat mutlak. Pemilik tanah tidak diperbolehkan berlaku sewenangwenang terhadap kepentingan pemilik lain. hak Ulayat, peraturan hukum (indusit),
adat. Hak milik atas tanah dapat dipilih dengan membuka tanah yaitu membuka tanah
yang masih berbentuk hutan rimba yang nantinya ditujukan untuk dimanfaatkan dan

bila tanah itu tidak dimanfaatkan maka ketua adat atau kepala ulayat berhak untuk
menyerahkan tanah tersebut kepada orang lain untuk dimanfaatkan atau pemilik lama
berjanji untuk mengolah tanah tersebut, mewarisi tanah adalah hak ulayat yang
ditinggal mati oleh pemiliknya maka dapat diberikan kepada ahli waris dari sipemilik

tanah untuk dimanfaatkan, pembalian tanah adalah dimana hak ulayat makin menipis
disitu pemilik dapat menjualnya atau menukarnya dengan tanah orang lain dengan
bebas dan harus ada campur tangan kepala adat sebagai pengawas agar tidak terjadi
pemerkosaan hak, dauarsa adalah upaya hukum untuk memperoleh hak tanah dengan
tengggang waktu tidak ditentukan.
2. Wenang pilih. Dalam hal ini ada 3 bentuk, yaitu :
1. Hak yang diperoleh seorang yang lebih utama dari orang lain. untuk dipilihya
dengan memasang tanda larangan dengan persetujuan kepala adat. Hak ini
berlaku secara sementara dan bergiliran sesuai ketetntuan kepala adat.
2. Hak pengolahan yang diperoleh eorang pemilik tanah pertanian yang lebih
diutamakan. Dari yang lain atas tanah belukar yang terletak berbatasan dengan
tanahnya yang biasanya disebut ekor sawah.
3. Hak yang diperoleh pengolah tanah yang lebih diutamakan dari yang lain.
untuk mengerjakan sawah atau lading yang berangsur-angsur membelukar
3/4.Hak manikmati bagi hasil, hak menggarap dan hak pakai ialah hak yang diperoleh bik
oleh warga hukum sendiri maupun orang luar dengan persetujuan pimpinam adat. Untuk
mengolah sebidang tanah selama satu atau beberapa kali panen.
1. Hak imbalan jabatan ialah hak seorang pamong desa atas tanah karena jabatan yang
ditunjuk atau diverikan kepadanya. Dan diperbolehkan atasnya menikmati hasil dari
tanah itu selama ia menjabat yang dimaksudkan sebagai jaminan penghasilan

tetapnya. Tanah itu boleh dikerjakan sendiri dan tidak boleh menjualnya atau
menggadaikannya.
2. Hak wenang beli ialah hak seorang lebih utama dari orang lain. untuk mendapat
kesempatan membeli tanah atas tetangganya dengan harga yang sama. Hak ini bisa
diberikan kepada : pemilik tanah yang berbatasan dengan tanah miliknya, anggota
kerabat dari pemilik tanah dan warga desa setempat
Jika ketiganya tidak digunakn dengan baik maka kesempatan akan diberikan kepada orang
lain yaitu orang yang berada diluar desanya. Dalam pembukaan tanah secara besar-besaran
hak wenang beli terkadang diberikan kepada orang yang ikut mengerjakannya
1. C.

Hal-Hal Yang Dapat Mempengaruhi Atas Hukum Tanah Adat.

Factor-faktor ekstern yang mempengaruhi hukum tanah datangnya dari:
1. Raja

1. Bersifat merusak adalah hamba persekutuan hukum yang terletak di wilayah
sekitar kerajaan ataupun kaum bangsawan pengaruh ini berupa : penggantian
kepala adat, pengambilan alih tanah ulayat dan pemberian hak kepada
pembesar kerajaan untuk memungut pajak tanah ulayat tersebut.

2. Bersifat memperkuat adalah penguatan dari raja tentang susunan organisasi
persekutuan hukum yang terletak di luar wilayah keraton namun masih dalam
wilayah kerajaan diwajibkan membayar pajak oleh raja.
3. Pemerintah colonial. Pengaruh pemerintah colonial terhadap hukum tanah adat
pada umumnya dengan hak ulayat pada khususnya. Hal-hal yang
mempengaruhi hak ulayat adalah Lend Rent atau pajak bumi dari Raffles
adalah pengakuan tanah secara mutlak sebagai milik raja atau gubernur yang
berwenang dan Raffles membuat sistem pajak bumi yang disebut Lend Rent
untuk memperoleh uang, Kultur stusel adalah tanam paksa yang dilaksanakan
oleh Gubernur Jendral Van De Bosch tahun 1830 dalam hal ini Raffles
membuat perjanjian bahwa wajib atas pemilik tanah membayar pajak bumi
dengan seperlima dari tanahnya harus ditanami tumbuh-tumbuhan untuk
kepentingan kolonial, Agrarische Wet.


Hukum Agraria Barat :
1)

Hak Eigendom


Hak Eigendom, atau lengkapnya disebut ” eigendom recht” atau “right of property”
dapat diterjemahkan sebagai ” hak milik “, diatur dalam buku II BW ( burgerlijke
wetboek) atau KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ).
Hak Eigendom merupakan hak kepemilikan keperdataan atas tanah yang terpenuh,
tertinggi yang dapat dipunyai oleh seseorang. Terpenuh karena penguasaan hak atas
tanah tersebut bisa berlangsung selamanya, dapat diteruskan atau diwariskan kepada
anak cucu. Tertinggi karena hak atas atas tanah ini tidak dibatasi jangka waktu, tidak
seperti jenis hak atas tanah yang lain, misalnya hak erfpacht atau hak opstal.
Hak Eigendom adalah hak untuk dengan bebas mempergunakan suatu benda sepenuhpenuhnya dan untuk menguasai seluas-luasnya, asalkan tidak bertentangan dengan
undang-undang atau peraturan-peraturan umum yang ditetapkan oleh instansi
(kekuasaan) yang berhak menetapkannya, serta tidak mengganggu hak-hak orang lain;
semua itu terkecuali pencabutan eigendom untuk kepentingan umum dengan
pembayaran yang layak menurut peraturan peraturan umum.
2)

Hak Erfpacht

Hak Erfpacht adalah hak benda yang paling luas yang dapat dibebankan atas benda
kepada orang lain. Pada pasal 720 KUH Perdata disebutkan, bahwa suatu hak
kebendaan untuk menikmati sepenuhnya akan kegunaan suatu barang tak bergerak

milik orang lain dengan kewajiban memberi upeti tahunan. Disebutkan di dalamnya
pula bahwa pemegang erfpacht mempunyai hak untuk mengusahakan dan merasakan

hasil benda itu dengan penuh. Hak ini bersifat turun-temurun, banyak diminta untuk
keperluan pertanian. Di Jawa dan Madura, hak erfpacht diberikan untuk pertanian
besar, tempat-tempat kediaman di pedalaman, perkebunan, dan pertanian kecil.
Sedangkan di daerah luar Jawa hanya untuk pertanian besar, perkebunan, dan
pertanian kecil.
3)

Hak Opstal

Hak Opstal adalah hak untuk mempunyai rumah, bangunan, atau tanam-tanaman di
atas tanah orang lain. Menurut ketentuan Pasal 711 KUH Perdata, hak numpang
karang (hak opstal) adalah suatu hak kebendaan untuk mempunyai gedung-gedung,
bangunan-bangunan, dan penanaman di atas pekarangan orang lain.
4)

Hak Gebruik


Hak Gebruik adalah suatu hak kebendaan atas benda orang lain bagi seseorang
tertentu untuk mengambil benda sendiri dan memakai apabila ada hasilnya sekedar
buat keperluannya sendiri beserta keluarganya.
Hak Gebruik ini memberikan wewenang kepada pemegangnya untuk dapat memakai
tanah eigendom orang lain guna diusahakan dan diambil hasilnya bagi diri dan
keluarganya saja. Di samping itu, pemegang hak gebruik ini boleh pula tinggal di atas
tanah tersebut selama jangka waktu berlaku haknya itu.
Hak Gebruik ini diatur oleh apa yang telah ditentukan sendiri dalam perjanjian kedua
belah pihak. Tapi jika tidak ada perjanjian antara kedua belah pihak, maka berlakulah
pasal 821 dan pasal-pasal yang berkaitan dengan hal itu dalam KUH Perdata.
5)

Bruikleen

Adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu menyerahkan benda-benda dengan
Cuma-Cuma kepada pihak lain untuk dipakainya dengan disertai kewajiban untuk
mengembalikan benda tersebut pada waktu yang ditentukan. Bruikleen dikonversi
menjadi Hak Pakai.

Disusun Oleh :

Ridwan Risnandi Harahap
1408015010

Universitas Mulawarman
Fakultas Hukum
2014

Daftar Pustaka
http://tesishukum.com/pengertian-hukum-agraria-menurut-para-ahli/
https://eleveners.wordpress.com/2010/01/18/jenis-jenis-hak-atas-tanah-di-indonesia/
http://www.jurnalhukum.com/konversi-hak-atas-tanah/