Perkembangan Psikologi Pol Pot Ketika Ma

MAKALAH PSIKOLOGI KEJAHATAN
“PERKEMBANGAN PSIKOLOGI POL POT KETIKA MUDA
SAMPAI MENJADI SEORANG MESIN PEMBUNUH”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kejahatan
Dosen Pengampu

:

Drs. Tri Cahya Utama, MA

Makalah ini disusun oleh:
Ghiebiel Fido Caliptra
14010412130075, No Absen 014, Kelas 14

Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Diponegoro
Semarang
2014

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Aristoteles pernah mengatakan jika manusia sebagai makluk sosial
atau Zoon Politicon dan dari adanya hal tersebut maka interaksi antar individu
tidak dapat dihindarkan. Manusia secara hakekatnya tidak dapat hidup sendiri dan
memilih untuk hidup secara berkelompok agar dapat menunjang dan membantu
sesama. Namun didalam interaksi tersebut tidak selamanya bersifat positif seperti
saling membantu tetapi juga dapat bersifat negatif. Interaksi antar manusia yang
bersifat negatif tersebut dapat menimbulkan sebuah kejahatan dimana
terdalamnya terdapat pelaku dan korban. Kejahatan tersebut bisa terjadi karena
sudah adanya niat jahat dari pelaku atau juga bisa terjadi karena adanya peluang
atau kesempatan untuk melakukan kejahatan. Hal ini melahirkan sebuah istilah
Homo Homini Lupus yaitu manusia juga bisa menjadi serigala bagi manusia
lainnya. Pengetahuan mulai mengkaji fenomena tersebut kemudian terdapat
beberapa penjelasan mengenai sebab terjadinya kejahatan, pendekatan atau teori
tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti agama, filsafat, politik,
ekonomi sosial dan perkembangan zaman.
Ada teori yang manganalisa kalau kejahatan yang dilakukan oleh
manusia berasal dari sifat asli manusia itu sendiri yang seperti iblis. Tidak hanya

itu ada juga beberapa teori yang menyebutkan beberapa penyebab terjadinya suatu
kejahatan seperti dari faktor biologisnya (menganalisa pelaku kejahatan dari ciri
fisiknya), faktor sosiologis (adanya ketidakseimbangan sosialisasi pelaku), faktor

ekonomi (adanya pengangguran diikuti dengan kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan yang semakin tinggi) dan juga faktor psikologis (pola pikir pelaku yang
melakukan tindakan kejahatan).1 Semakin berkembangnya pola pikir manusia
membuat semakin berkembang pula jenis kejahatan yang terjadi. Kejahatan tidak
hanya berupa kekerasan dalam bentuk kekerasan fisik maupun mental, kejahatan
juga bisa berupa kejahatan properti atau harta benda dan juga terdapat kejahatan
yang melakukan keduanya sekaligus. Dalam hakekatnya manusia terlahir sebagai
individu yang berwatak dan bersifat netral seperti halnya selembar kertas putuh
namun didalam perjalanan manusia tersebut yang dihiasi oleh banyak kejadian,
pengalaman pribadi ataupun juga pelajaran yang didapat selama perjalanan
hidupnya telah memberikan coretan pada kertas putih tersebut. Baik ataupun
buruk hasil dari coretan tersebut tergantung apa saja hal yang telah manusia alami.
Terkadang juga dapat mempengaruhi pola pikir individu tersebut.
Kejahatan dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk oleh pemimpin
negara, tidak jarang para pemimpin atau penguasa ini melakukan kejahatan diluar
batas kemanusiaan dan kejahatan yang dilakukan secara massal. Ada beberapa

pemimpin negara didunia ini melakukan sebuah kejahatan kemanusiaan. Beberapa
orang menyebut peminpin yang melakukan kejahatan luar biasa tersebut dengan
sebutan peminpin psikopat, sebutan itu didapatkan karena pada masa berkuasanya
peminpin tersebut dia tidak segan-segan mengeluarkan kebijakan yang
menyengsarakan

rakyatnya

dan melakukan

pembunuhan

kepada

semua

penentangnya. Untuk mengetahui penyebab dari tingkah laku dan polapikirpara
pemimpin psikopat tersebut, kita harus mengetahui latar belakangnya mulai dari
masa kecil, pendidikan yang pernah dia tempuh dan bahkan sampai buku yang
1 Susanti, I.S, 2011, Kriminologi, Genta Publishing, Yogyakarta.


sering dia baca. Salah satu pemimpin dunia yang pernah melakukan kejahatan
adalah Saloth Sar atau yang lebih dikenal dengan Pol Pot, merupakan tokoh
revolusi Kamboja yang pada masa kepemimpinannya melakukan “pembersihan”
pada rakyat Kamboja. Hal tersebut yang membuat saya tertarik untuk mengambil
kasus kejahatan yang dilakukan oleh pol Pot semasa dia masih berkuasa di
Kamboja dan memimpin kelompok Khmer Merah dan juga saya berusaha untuk
menganalisa Pol Pot dalam sisi psikologinya mulai semenjak dia kecil sampai
masa akhirnya di puncak kekuasaan sebagai pemimpin Kamboja.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Latar Belakang dari Pol Pot atau Saloth Sar semasa dia masih
muda?
2. Bagaimana bentuk kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot atau Saloth Sar
ketika dia memerintah di Kamboja dan akhir dari kekejaman yang
dilakukan oleh Pol Pot?
3. Bagaimana Psikologi Kejahatan dalam menjelaskan perubahan watak dan
ideologi Pol Pot atau Saloth Sar sehingga dia dapat melakukan
pembunuhan massal pada rakyat Kamboja?


Tujuan

1. Menjelaskan latar Belakang dari Pol Pot atau Saloth Sar semasa dia masih
muda.
2. Menjelaskan bentuk kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot atau Saloth Sar
ketika dia memerintah di Kamboja dan akhir dari kekejaman yang
dilakukan oleh Pol Pot.
3. Berusaha menganalisa dan menjelaskan perubahan watak dan ideologi Pol
Pot atau Saloth Sar sehingga dia dapat melakukan pembunuhan massal
pada rakyat Kamboja dengan menggunakan materi dari Psikologi
Kejahatan.

PEMBAHASAN

Sebelum masuk kedalam pokok pembahasan lebih baiknya kita
mengetahui apa itu yang dimaksud dengan psikologi kejahatan yang digunakan
dalam menganalisis kasus kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot atau Saloth Sar .
Setiap tindakan seseorang biasanya didasarkan dari kondisi psikologi orang
tersebut, dalam catatan pertemuan pertama dikatakan bahwa Psycology is the

scientific study of behavior and mental processes.2 Termasuk didalamnya
psikologi juga mempengaruhi jenis ataupun tipe kejahatan yang dilakukan
seseorang disini yang dimaksud kejahatan yaitu Crime is an act harmful not only
to some individuals, but also to the community or the state. Such acts are
forbidden and punishable by law.3 Richard Worthley mengartikan Psikologi
Kejahatan adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mentalyang berperan
serta untuk mengerti atau memahami kejahatan. Sedangkan pengertian kedua dari
Psikologi Kejahatan adalah disiplin yang mempelajari faktor-faktor psikologis
tindak kejahatan yang berdasarkan studi dari kejahatan itu sendiri. Dari adanya
pengertian tersebut kita dapat dengan mudah mengartikan apa itu psikologi
kejahatan.

A. Latar Belakang Pol Pot atau Saloth Sar semasa masih muda.

Pol Pot lahir dari keluarga yang terhormat dimana ayahnya bernama
Pen Saloth adalah petani kaya yang memiliki tanah persawahan yang luas,
seorang peternak yang sukses. Sedangkan ibunya yang memiliki kedermawanan
2 Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan minggu pertama.
3 Ibid


yang sangat tinggi sehingga dengan sifatnya tersebut sang ibu sangat dihormati di
desanya. Ditambah lagi saudara Pol Pot yang bernama Maek adalah seorang selir
kerajaan, hal ini membuat adanya kedekatan antara kerajaan dengan keluarga dari
Pol Pot. Sejak umum enam tahun Pol Pot sudah tinggal di lingkungan istana
karena budaya dari masyarakat Khmer dimana semua saudara dianggap keluarga
sendiri jadi Maek membawa Pol Pot kedalam lingkungan istana agar mendapat
kehidupan yang terjamin. Di lingkungan istana Pol Pot bersekolah di Vat Botum
yaitu sekolah dalam bentuk Biara Budha, disana dia belajar sastra dan juga ajaran
Budha dimana adanya larangan yang dibuat Budha terhadap umat manusia.
Selama bersekolah disana Pol Pot merasa dikekanga dengan kedisiplinan yang
diterapkan disana, ini jauh berbeda dengan apa yang pernah dia rasakan di
rumahnya yang dapat hidup bebas. Selama di skolah dasar Pol Pot adalah anak
yang baik dan sopan, tidak pernah berkelahi dengan temannya. Lot Suong abang
dari Pol Pot pernah mengatakan “Pot yang dibenci itu adalah anak yang
menyenangkan.” 4
Pada tahun 30an dimana banyak terjadi konflik dan peperangan
dimana-mana, Pol Pot muda masih menghabiskan masa mudanya di Kuil Budha.
Selain itu kehidupannya yang serba mewah dimasa muda pernah dia rasakan
dengan megahnya istana dan fasilitas yang pernah dinikmati, termasuk adanya
museum arkeologi yang terdapat di lingkungan istana. Pol Pot sering

menghabiskan waktunya disana, pada kompleks museum tersebut juga terdapat
sebuah candi yang bernama Angkor Wat. Dia melihat betapa megahnya candi
tersebut namun yang membuat Pol Pot kaget adalah banyaknya rakyat miskin dan
pemukiman kumuh yang tidak jauh dari lingkungan istana dan juga banyaknya
4 Syamdani S.pd, 2009, Kisah Diktator-diktator Psikopat, NARASI, Yogyakarta. Halaman 160.

tentara perancis yang berjaga-jaga disekitar istana. Hal tersebut mengguncang
perasaan Pol Pot dimana dia jarang berinteraksi di lingkungan sekitar dan dia baru
tersadar jika kehidupan di luar lingkungan istana berbeda jauh dengan kemewahan
yang dia rasakan didalam istana. Namun pada saat itu Pol Pot tidak bisa berbuat
apapun karena dia bukanlah siapa-siapa dan hanya dapat memandang
kesengsaraan rakyat Kamboja.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah di Biara Budha
selanjutnya Pol Pot bersekolah di Ecole Miche,5 Ecole Miche sendiri merupakan
sekolah para anak-anak bangsawan dan berada kebanyakan di isi oleh anak
bangsawan perancis yang keluarganya sedang berada di Kamboja. Sikap Pol Pot
yang saling berinteraksi dengan orang asing juga tidak berubah, Pol Pot tetaplah
pribadi yang ramah bahkan dinilai rajin dibanding dengan teman yang lainnya
walaupun Pol Pot sendiri tidak terlalu suka dengan humor. Setalah menamatkan
pendidikanya di Ecole Miche, Pol Pot termasuk orang yang beruntung karena dia

salah satu dari dua puluh orang yang dapat melanjutkan sekolah menengah atau
kolose di daerah Kompong Cham. Kolese tersebut adalah sebuah sekolah buatan
pemerintah Perancis yang selanjutnya diberi nama Kolose Sihanouk. 6 Tentu saja
karena yang mendirikan sekolah tersebut adalah pemerintah Perancis maka bahasa
yang digunakan adalah Bahasa Perancis, bahasa lain dilarang digunakan di
sekolahan tersebut. saat besekolah di Kolose Sihanouk pun sikap dari Pol Pot
tetap sama saja yaitu ramah, sopan dan tegas dan juga banyak temannya semasa
bersekolah di Kolose Sihanouk menilai Pol Pot sebagai seorang murid yang
banyak berfikir dan sedikit bicara.
5 Ibid, Halaman 162.
6 Ibid, Halaman 164.

Setelah lulus dari Kolose Sihanouk Pol Pot kemudian langsung
mendaftarkan diri di sekolah teknik sebelah utara Phnom Penh yang bernama
Russey Rio.7 Pol Pot memilih untuk bersekolah disana dibandingkan dengan
teman-temannya semasa di Kolose Sihanouk yang bersekolah di Universitas yang
lebih terkenal karena Pol pot merasa dirinya memiliki kemampuan yang tidak
terlalu menonjol dibandingkan teman-temannya yang lain. Lingkungan Pol Pot
semasa bersekolah di Russey Rio jauh berbeda dengan sekolah yang pernah dia
tempuh sebelumnya. Di Russey Rio kebanyakan mahasiswanya berasal dari

masyarakat kelas rendah. Walaupun saat bersekolah disana Pol Pot adalah
mahasiswa yang biasa saja namun dia mendapatkan beasiswa ke perancis bersama
dua puluh orang lainnya. Pol Pot dapat menerima beasiswa tersebut bukan karena
kemampuannya dalam hal akademik namun karena pertemanannya dengan Ieng
Sarry. Ieng Sarry sendiri adalah mahasiswa dari universitas terkenal di Kamboja
yang bernama Lychee Sisowath dan aktif dalam mendukung partai demokrat
kamboja. Dukungannya untuk Partai Demokrat Kamboja yang sebagian besar
diisi oleh para politisi Kamboja yang sebagian besar mengisi Kementrian
Pendidikan Kamboja pada waktu itu.
Pol Pot bersama keduapuluh ainnya berangkat menuju Perancis
dengan enggunakan kapal S.S Jamaique dari Saigon.8 Pada kedatangannya ke
Perancis yang pertama kali bersama kedua puluh mahasiswa lainnya mencari
tempat untuk diaselama di Paris. Kemudian dia menyewa kamar di salah satu
asrama khusus mahasiswa dipinggir kora Paris. Pada tahun pertama Pol Pot
menempuh pendidikan dengan semangat baru karena dia merasakan suasana baru
7 Ibid, Halaman 164
8 Ibid, Halaman 166

yang menurut dia sangat nyaman untuk belajar. Pol Pot juga mengambil khusus
radio listrik untuk menambah wawasannya dan juga mengisi waktu luangnya.

Pada liburan musim panas tahun 1950 Pol Pot dengan tujuh belas relawan lainnya
pernah secara sukarela melakukan kegiatan kemanusiaan dengan cara
menyumbangkan tenaganya untuk Yugoslavia yang baru saja memisahkan diri
dari Uni Soviet. Pada saat bersekolah di Perancis Pol Pot sering ikut dalam diskusi
yang berbau idiologi Komunis. Setelah tiga tahun melaksanakan Studi di Perancis
pada akhirnya Pol Pot pulang ke Kamboja tanpa gelar formal apapun. Hal ini
dikarenakan pada saat tahun-tahun terakhirnya di Perancis Pol Pot beranggapan
jika karier akademik tidak terlalu penting sehingga dia tidak melaksanakan ujian
terakhir dan juga beasiswanya dicabut oleh pemerintah Kamboja. Kehidupan
sosialnya selama di Perancis pun juga seperti mahasiswa pada umumnya yaitu
kebanyakan waktunya digunakan untuk membaca, buku favorit dan sering dibaca
oleh Pol Pot yaitu tentang komunis dan pemikiran Karl Marx bahkan Stalin.
Sesekali Pol Pot juga pergi ke bioskop untuk nonton namun dia tidak seperti
kebanyakan mahasiswa dari Kamboja lainnya yang memacari gadis Paris.

B. Bentuk Kejahatan yang Dilakukan Pol Pot atau Saloth Sar Ketika Dia
Memerintah Di Kamboja dan akhir dari kediktatoran Pol Pot.

Selama tahun 1975 sampai 19799 terjadi pembantain besar-besaran di
Kamboja, sebagian besar rakyat yang dibunuh berasal dari kaum intelektual
seperti insinyur, dokter dan ilmuwan. Bahkan Pol Pot pernah menyuruh para
bawahannya untuk membunuh setiap orang yang berkaca-mata. Hal tersebut
merupakan bagian kecil dari perbuatan sadis dan tidak manusiawi yang dilakukan
Pol Pot ketika berkuasa. Kekejaman saat masa kekuasaan Pol Pot dan
berkuasanya kelompok Khmer Merah pernah ditulis oleh Pin Yathay dalam
bukunya yang berjudul “Pertahankan Hidupmu Anakku”10 dalam buku tersebut
Pin Yathay berusaha untuk menceritakan secara mendetail masa-masa Revolusi
yang dilakukan oleh kelompok Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot dimana
mulai dari membuka sebuah lahan untuk perumahan dan perkebunan sampai
penyiksaan yang dilakukan kepada pekerja yang dianggap tidak dapat melakukan
pekerjaanya dengan benar. Semua tersebut dilakukan karena kelompok Khmer
Merah percaya kalau dia tidak memerlukan bantuan asing sehingga pemerintah
memeras dan mengeksploitasi rakyatnya untuk bekerja dan bekerja agar
memenuhi kebutuhan dalam negari.
Untuk dapat melaksanakan kebijakannya dengan lancar tanpa
hambatan apapun, kelompok Khmer Merah pimpinan Pol Pot juga melakukan
penculikan dan pembunuhan terhadap orang yang berusaha menentangnya.
Kemudian dari adanya hal tersebut munculah dua istilahdalam masyarakat
Kamboja yaitu “Rakyat Lama” dan “Rakyat Baru”. Yang dimaksud dengan
“Rakyat Lama” adalah orang-orang yang sudah tunduk dan patuh terhadap Khmer
Merah sejak lama seperti para golongan petani sedangkan “Rakyat Baru” adalah
9 Ibid, Halaman 175
10Ibid

masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke atas yang sebagian besar diisi
orang perkotaan seperti para pemerintahan terdahulu hingga bekas tentara
republik. Para korba yang dibunuh pun jasadnya tidak dilakukan secara
manusiawi, jasad para korban pembunuhan dan penculikan Khmer Merah
dibiarkan begitu saja tidak dibakar seperti ajaran agama Budha karena para
kelompok Khmer Merah berpendapat jika mayat atau jasad dari manusia tersebut
dapat menyuburkan tanah ladang pertanian sehingga jasadnya hanya ditanam
didalam tanah dan dibiarkan membusuk. Hal tersebutmembuat rakyat Kamboja
merasa tertekan dan terancam sepanjang waktu, tidak ada yang berani untuk
melakukan perlawanan.
Kondisi seperti ini membuat Kamboja antara tahun 1975 sampai 1979
seperti sebuah negara yang sangat tertutup dan sangat membenci hal yang berbau
asing. Kamboja seakan-akan sebagai Kamp Konsentrasi Khmer Merah untuk
melakukan pembunuhan. Kekejaman Pol Pot tersebut ditulis oleh seorang
misionaris prancis yang juga bisa berbahasa Khmer yaitu Franchois Ponchaud
dalam bukunya yang berjudul “Cambodia: Year Zero”.11 Buku tersebut banyak
membuka mata dunia apa yang sedang terjadi di Kamboja antara dekade 70an.
Dimana pada saat itu banyak orang beranggapan kalau Kamboja adalah negara
yang aman namun kenyataannya jauh berbeda. Didalam buku tersebut juga
mengungkapkan adanya sebuah pusat interogasi yang bernama S-21, namun pusat
interogasi tersebut berubah manjadi sebuah tempat pembantaian massal yang
dilakukan oleh Khmer Merah. Tentu saja Pol Pot mengetahui hal tersebut bahkan
dia mengawasi perkembangannya. Bahkan kekejaman Khmer Merah pun diangkat
dalam sebuah film yang berjudul “The Killing Field”
11 Ibid, halaman 178

Dengan adanya hal tersebut maka Pol Pot dituduh melakukan
kejahatan perang dan pelanggaran Hak Azasi Manusia, sehingga Pol Pot dijatuhi
hukuman mati oleh Pengadilan Internasional. Tidak hanya Pol Pot yang dijatuhi
hukuman mati, Ieng Sarry juga mendapat hukuman yang sama karena dia ikut
dalam mendukung tindakan pembantain yang dilakukan oleh Khmer Merah. Pol
Pot dan Ieng Sarry pernah mendapat kesempatan untuk melakukan persidangan
terlebih dahulu untuk mengurangi beban tuduhan tetapi kedua orang tersebut tidak
hadir didalam persidangan. Banyak kelompok yang berusaha untuk membawa Pol
Pot dan Ieng Sarry ke Pengadilan Internasional di Belanda seperti kelompok
aktivis Hak Azasi Manusia di Eropa.
Kemudian diadakan sebuah konferensi atas apa yang terjadi di
Kamboja, konferensi tersebut dihadiri oleh anggota faksi-faksi yang dilaksanakan
pada tiga negara yaitu Prancis, Thailand dan Indonesia. Dari adanya konferensi
tersebut maka menghasilkan tiga keputusan penting yaitu pertama Khmer Merah
harus membuang benderangnya, kedua lagu kebangsaan Khmer Merah tidak
boleh lagi berkumandang di Kamboja dan yang terakhir yaitu Republik Rakyat
Kamboja diganti dengan Negara Kamboja dan benderanya sekaligus diganti. PBB
juga memfasilitasi Kamboja untuk dapat menstabilkan Politiknya yaitu dengan
cara mengawasi masa peralihan kekuasaan sampai terbentuknya suatu
pemerintahan baru yang diinginkan rakyat Kamboja Sendiri. Hingga pada tahun
1991 terbentuklah sebuah dewan nasional tertinggi Kamboja yang terdiri dari tiga
koalisi dan rezim yang berada di Phnom Penh dan adanya perjanjian gencatan
senjata yang ditantangani di Paris pada oktober 1991 12 agar terwujud keamanan
serta perdamain di Kamboja.
12 Ibid, Halaman 184

Sedangkan Pol Pot sendiri akhirnya ditemukan meninggal pada
tanggal 15 April 1998 di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah. Banyak sumber
yang menyebutkan kematian Pol Pot dikarenakan bermacam-macam hal namun
berita resmi dilansir jika Pol Pot meninggal karena serangan jantung. Yang lebih
mengenaskan lagi mayat Pol Pot dibakar di tumpukan ban bekas di sebelah Kamar
mandi umum, seperti apa yang pernah Pol Pot lakukan kepada jasad korban
pembantaiannya.

C. Analisa perubahan watak dan ideologi Pol Pot atau Saloth Sar
sehingga dia dapat melakukan pembunuhan massal pada rakyat
Kamboja dengan menggunakan materi dari Psikologi Kejahatan.

Disini saya mengunakan beberapa materi dan salah satu Teori
Psikologi Kejahatan untuk menganalisa psikologis dari Pol Pot yang melakukan
kejahatan kemanusiaan di Kamboja. Apabila dilihat dari tipe kejahatan yang
dilakukan oleh Pol Pot yang juga sebagai pemimpin kelompok Khmer Merah
yaitu lebih dominan ke tipe kejahatan Personal Crime yaitu tindak kejahatan yang
ditujuakan pada manusia atau disini manusia diposisikan sebagai obyek sebuah
kejahatan. Apabila dikaitkan dengan kejahatan yang dilakukan oleh Pol Pot disini
terlihat jelas jika Pol Pot melakukan pembunuhan dan penyiksaan kepada warga
Kamboja yang berusaha untuk menentangnya. Kekerasan yang berujung pada
pembunuhan masuk kedalam Personal Harm yang berupa Interpersonal Violence
General13. Didalam debat dasar tentang kejahatan dan pelaku kejahatan yang
kedua berisi tentang perdebatan antara Nature vs Nurture isi dari perdebatannya
13 Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan minggu pertama.

yaitu tentang penyebab asal manusia bertindak jahat atau melakukan kejahatan.
Pertama sebagian kelompok berpendapat jika penyebab sebuah kejahatan berasal
dari lahiriah atau Nurture.14 Disini menjelaskan bahwa genetika atau keturunan
berperan penting dalam terbentuknya seseorang menjadi pribadi yang jahat.
Sedangkan Narture mengungkapkan penyebab seseorang dapat menjadi jahat
yaitu lingkungannya. Apabila dikaitkan dengan kasus kejahatan yang dilakukan
oleh Pol Pot maka sisi Nature atau biologis disini tidak berperan dalam
mempengaruhi pola pikir Pol Pot dalam melakukan kejahatannya pada saat
memerintah. Telah kita ketahui bahwa keluarga Pol Pot merupakan keluarga kaya
yang terhormat, masa kecil Pol Pot termasuk anak yang beruntung tidak seperti
diktator dunia lainnya seperti Hitler dan Stalin yang pada masa kecilnya sering
mendapatkan kekerasan sehingga tidak mengagetkan jika pada saat mereka
menjadi pemimpin adalah pemimpin yang diktator.
Namun disini Pol Pot kebalikannya masa kecil Pol Pot yang
cenderung bahagia sangat kecil kemungkinan faktor genetik mempengaruhi
pribadi Pol Pot yang melakukan kejahatan kemanusiaan kepada rakyat Kamboja.
Sedangkan faktor lingkungan paling dominan mempengaruhi ideologi dan pikiran
Pol Pot semasa muda. Telah kita ketahui jika Pol Pot ketika bersekolah di sekolah
biara hingga mengenyam pendidikan universitas di sekolah teknik Russey Rio
dikenal dengan pribadi yang baik, sopan ramah dan cenderung menghindari
perkelahian. Namun ketika dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan di Perancis, Pol Pot sering melakukan diskusi-diskusi tentang Ideologi
dan pada saat itu pula lingkungan mahasiswa di Perancis yang berasal dari
Mahasiswa Indochina sering mengadakan diskusi tentang berbagai macam
14 Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan minggu kedua.

Ideologi yang berkembang. Kondisi lingkungan seperti itu sangat mempengaruhi
pola pikir Pol Pot dan perlahan namun pasti mengarahkan Pol Pot kedalam
ideologi komunis. Ditambah lagi disaat dia membantu para warga Yugoslavia
setelah melepaskan diri dari Uni Soviet. Pol Pot sangat kagum dengan apa yang
dilakukan oleh rakyat Yugoslavia pada waktu itu, dimana dia malihat para rakyat
Yugoslavia saling bergotong-royong membangun kembali negaranya. Banyak
fasilitas negara yang dibangun bersama-sama secara mandiri tanpa adanya campur
tangan dari pihak asing.
Dengan adanya hal tersebut Pol Pot berkenginan untuk menerapkan
sistem tersebut di Kamboja. Ideologi komunis dan pemikiran Marxis yang radikal
membuat perialaku dam pola pikir dari Pol Pot berubah. Dia beranggapan jika
rakyat Kamboja harus bersama-sama membangun negaranya sendiri tanpa
tergantung oleh negara manapun dan rakyat Kamboja harus memiliki kedudukan
yang setara seperti pada ajaran Marxis yang menyatakan jika ada dua golongan
yaitu kaum Proletar dan Borjuis dan Pol Pot tidak setuju dengan adanya
penggolongan seperti itu. Maka dari itu dia melakukan pembantaian terhadap
kaum-kaum intelektual sehingga yang ada adalah kaum buruh dan petani. Ini
biasa disebut dengan tahun nol atau Zero Year dimana semuanya dumulai dari nol
atau dari dasar tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya kecuali pemimpin dan
penguasa.
Apabila digambarkan dalam diagram perkembangan Psikologi Pol Pot dari dia
bersekolah disekolah Biara sampai masa kepemimpinannya seperti dibawah ini:

D1

A

B

C

E
D2

Keterangan:
A.

: masa pada saat Pol Pot masih bersekolah di Biara dan menerima banyak
ajaran tentang agama Budha termasuk larangan yang harus dipatuhi umat
manusia termasuk larangan membunuh. Sehingga kondisi psikologis Pol
Pot yaitu pribadi yang ramah, baik dan membenci konflik bahkan
pertengkaran.

B.

: masa pada saat Pol Pot bersekolah di Ecole Miche, dimana dia sering
berinteraksi dengan anak para bangsawan Perancis. Kondisi psikologis
dari Pol Pot tidak jauh berbeda dengan semasa dia sekolah di Biara yaitu
sebagai anak yang sopan dan ramah. Namun pada masa ini hal yang
terpenting (simbol y pada diagram) yaitu pada saat Pol Pot melihat
ketimpangan antara kaum kaya dan miskin yang ada disekitar lingkungan
kerajaannya, mungkin saja hal tersebut menggelitik Pol Pot namun dia
belum bisa berbuat apa-apa.

C.

: pada saat Pol Pot melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah yang
dibuat oleh pemerintahan Perancis. Disana dia belajar tentang sastra dan
menggunakan

bahasa

Perancis

mempengaruhi kepribadian Pol Pot.

namun

hal

tersebut

tetap

tidak

D1.

: setelah menamatkan pendidikan menengahnya kemudian Pol Pot
melanjutkan ke sekolah teknik di Russey Rio. Itu merupakan sekolah para
kaum menengah kebawah. Mungkin dari interkasinya dengan para kaum
menengah kebawah, Pol Pot mulai terbuka matanya dengan penderitaan
yang dialami karena Pol Pot dari kecil sampai sekolah menengah
mendapatkan kemewahan dari istana. Namun kondisi psikologis dari Pol
Pot belum melihatkan perubahan yang berarti dimata temannya dia
hanyalah mahasiswa biasa yang menyenangkan tapi jarang bercanda.

D2.

: kemudian Pol Pot meneruskan studinya ke Perancis karena dia bersama
dua puluh mahasiswa lainnya. Masa-masa saat Pol Pot berkelana dan
belajar di Perancis inilah ideologinya mulai terbentuk. Ada beberapa faktor
( tanda x pada diagram ) yang mengakibatkan berubahnya pola pikir dari
Pol Pot yaitu seperti seringnya Pol Pot mengikuti diskusi Ideologi dengan
mahasiswa lainnya, Pol Pot sering diajar oleh dosen dengan latar belakang
Ideologi Komunis dan Buku yang sering dibaca oleh Pol Pot adalah buku
tentang Komunis pemikiran Stalin dan ajaran dari Marx.

E

: dengan ideologi komunis dan pemahaman akan marxisme yang radikal
yaitu menjunjung tinggi kesetaraan maka Pol Pot berusaha mewujudkan
kesetaraan tersebut dengan cara melakukan pembantaian massal terhadap
rakyat Kamboja, terutama para kaum intelektual.

Disini saya juga mengambil sebuah teori Psikologi kejahatan untuk
menguatkan pendapat saya tentang penyebab dari perubahan psikologis dari Pol
Pot dikarenakan faktor lingkungan dan juga adanya pengaruh dari faktor internal.

Saya

menggunakan

teori

conditioning15

yang

menyatakan

jika

semua

pembelajaran adalah hasil pengalaman individual dan lingkungan. Apabila
dikaitkan dengan kasus Pol Pot maka pengalaman pribadi PolPot yang diawali
dengan dia menyaksikan sendiri ketimpangan antara kaum kaya dan miskin di
Kamboja namun dia tidak dapat berbuat apa-apa tapi dia sudah ada perasaan yang
menggelitik tentang adanya ketimpangan tersebut. idiologi Pol Pot mulai
terbentuk semenjak dia pindah ke Perancis dan kondisi lingkungan mahasiswa
disana banyak mengadakan diskusi tentang Ideologi dan juga Pol Pot gemar
membaca tentang buku yang berbau Komunis dan Marxisme yang menjujung
tinggi kesetaraan.
Dari adanya perubahan pola pikir tersebut maka pribadi Pol Pot yang
dulunya adalah anak yang baik dan ramah berubah menjadi pemimpin yang kejam
dan diktator. Dia tidak segan-segan melakukan pembantaian terhadap rakyat
Kamboja untuk mewujudkan sebuah kesetaraan. Dia ingin semuanya dimulai dari
nol sehingga apabila ada yang lebih menonjol khususnya para intelektual
langsung diculik oleh kelompok Khmer Merah yang dibawah pimpinan Pol Pot
sendiri.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya tarik dari kasus kejahatan Pol Pot saat
dia berkuasa di Kamboja yaitu psikologis seseorang bisa berubah dengan adanya
pengaruh lingkungan dan pengalaman pribadi dari pelaku sendiri. disini dapat kita
lihat jika Pol Pot pada masa mudanya adalah anak yang baik hati, ramah dan
sopan namun hal tersebut dapat berubah setelahh dia pergi ke Perancis dengan
15 Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan antara minggu ketiga sampai kelima.

tumbuh suburnya berbagai macam debat Ideologi disana sehingga membentuk
ideologi dari Pol Pot dan juga dia gemar membaca buku yang berbau komunis dan
marxisme. Dari kekejaman yang dilakukan oleh Pol Pot dia mendapatkan
hukuman mati dari pengadilan internasional bersama temannya yang bernama
Ieng Sarry namun akhirnya sebelum dia dieksekusi sudah meninggal dunia
terlebih dahulu dikarenakan serangan jantung. Kondisi Kamboja setelah
pemerintahan Pol Pot yang diktator sedang berusaha memulihkan diri dibantu
dengan PBB dan beberapa negara untuk membentuk sebuah pemerintahan yang
diinginkan oleh rakyat Kamboja sendiri.

Daftar Pustaka



Syamdani S.pd, 2009, Kisah Diktator-diktator Psikopat, NARASI,
Yogyakarta.



Susanti, I.S, 2011, Kriminologi, Genta Publishing, Yogyakarta.



Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan minggu pertama.



Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan minggu kedua.



Catatan materi kelas mata kuliah Psikologi Kejahatan antara minggu
ketiga sampai kelima.



Pol Pot, viewed 17 September 2014,
http://profil.merdeka.com/mancanegara/p/pol-pot/.



Khmer Merah Lembar Sejarah Kelam, viewed 17 September 2014,
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarahkelam.html.



Siapakah Pol Pot Tokoh Khamer Merah Kejam Dari Kamboja, viewed 17
September 2014, http://www.amazine.co/28088/siapakah-pol-pot-tokohkhmer-merah-kejam-dari-kamboja/.



I Fled the Killing Fields and Found Life, 2009, viewed 17 September
2014, http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/102009171.



Nenek Renta Bertutur Tentang Kebrutalan Khmer Merah, 2012, viewed 17
September 2014,
http://internasional.kompas.com/read/2012/11/13/11362199/Nenek.Renta.
Bertutur.tentang.Kebrutalan.Khmer.Merah.



Program Genosida Kamboja 1994-2008, viewed 17 September 2014,
http://yale.edu/cgp/indonesian/index.html.



Pot Pol , viewed 17 September 2014 ,
http://www.bbc.co.uk/history/historic_figures/pot_pol.shtml.



Tokoh Khmer Merah Ieng Sarry meninggal, viewed 17 September 2014,
http://www.dw.de/tokoh-khmer-merah-ieng-sary-meninggal/a-16672855.



Bagaimana Khmer Merah Berkuasa dan Membunuh, viewed 18
September 2014,

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/14/118467000/BagaimanaKhmer-Merah-Berkuasa-dan-Membunuh.


'Penyesalan' dari pemimpin Khmer Merah, 2013,
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/05/130531_khmer_merah.



Rivki , 2013, Ladang Pembantaian Korban Khmer Merah Yang
Mengerikan, viewed 18 September 2014,
http://travel.detik.com/read/2013/07/29/132011/2317366/1520/ladangpembantaian-korban-khmer-merah-yang-mengerikan.



sofan fitri , Muhammad zalaluddin, 2013, Pembantaian di Kamboja
Bersama Bekas-bekas Khmer Merah, viewed 19 September 2014
http://www.ceritamu.com/cerita/Pembantaian-di-Kambodja-beserta-bekasbekas-Khmer-Merah.