Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Publik

Tingka kan Kualitas dan Kuan i as
Publikasi Indonesia

Alumnus llmu Perpustakaan dan lnformasi

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

RAIH gelar tinggi dalam
pendidikan ten tu menj adi
impian hampir setiap orang.
Motifnya tentu beragam ada yang
memang memiliki niat yang tulus
untuk belajar ada pula yang belajar
untuk mendapatkan kenaikan pangkat atau sekadar pengakuan publik.
Hal tersebut tentu sah-sah saja selama
yang bersangkutan betul-betul menj alankan seperangkat aturan yang
ditetapkan perguruan tinggi hingga
dinyatakan lulus.
amun, pada praktiknya banyak
mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi melalui jalur instan yang
sudah tentu melanggar beberapa

kaidah yang ditetapkan. Parahnya
hal tersebut ternyata juga diamini
beberapa oknum penyelenggara pendidikan yang 'nakal'. Dalam kasus ini,
gelar tinggi seperti sudah tidak berarti
karena menjadi barang murah yang
bisa dijajakan dengan mudah.
Oknum kampus nakal sudah jelas
mengabaikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang merupakan visi diselenggarakannya pendidikan tinggi di Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang meliputi pendidikan dan pengaj aran penelitian dan pengembangan
dan pengabdian kepada masyarakat,
ten tu merupakan hal besar yang tidak
bisa diraih dengan instan semuanya
memerlukan proses dan kerja keras.

M

Baru-baru ini dugaan kasus plagiat
di salah satu kampus ternama di Ibu
Kota kembali mencoreng dunia pendidikan tinggi Indonesia. al tersebut

ten tu membuat miris dan menambah
pesimisme masyarakat terhadap pendidikan tinggi di negara ini.
Betapa tidak kampus yang seharusnya melahirkan agen perubahan
justru hanya melahirkan plagiat yang
minim pengetahuan dan keterampilan. Tugas akhir berupa skripsi
tesis atau bahkan disertasi yang
notabenenya karya ilrniah dibiarkan
begitu saja dibuat dari hasil copy paste
yang membabi buta.
Sudah tentu plagiarisme di kalangan akademisi akan mematikan
inovasi pasalnya sebuah karya tulis
yang sama ditulis berulang-ulang sehingga pengetahuan mandek. Tidak
mengherankan jika Indonesia kalah
dengan Malaysia dalam hal kualitas
dan kuantitas publikasi.
Berdasarkan penelusuran pada
sebuah situs pemeringkat publikasi
SJR (Scimago Journal & Country Rank)
www.scimagojr.com diketahui bahwa
sampai dengan 2016, Indonesia hanya memiliki 5 .146 publikasi dalam

jurnal bereputasi internasional, sedangkan Malaysia memiliki 214.883
publikasi. Artinya jumlah publikasi
Indonesia hanya sekitar seperempat
jumlah publikasi Malaysia. Padahal

Indonesia memiliki jumlah perguruan
tinggi yang jauh lebih banyak jika
dibandingkan dengan Malaysia. al
tersebut tentu sangat miris.
Minimnya kuantitas dan kualitas
publikasi akadernisi Indonesia tersebut sudah tentu memengaruhi citra
Indonesia di mata internasional. Dugaan kasus plagiat yang kini tengah
mencuat memperparah citra buruk
publikasi Indonesia sehingga sudah
saatnya semua elemen mulai mahasiswa dosen dan seluruh sivitas
akademika berbenah. Bagi akademisi
inilah waktu yang tepat untuk berjihad menaikkan harga diri bangsa
yaitu dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas publikasi Indonesia.
Semua orang berhak berkontribusi

membangun bangsa dengan apa yang
mereka bisa. engetahui problem
publikasi Indonesia yang sangat kompleks ditambah dengan maraknya
kasus plagiat, saat inilah kesempatan
yang tepat bagi akadernisi Indonesia
untuk berjihad dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi
dengan harapan di kemudian hari
harga diri bangsa juga akan turut
meningkat.