PERBANDINGAN GADAI EMAS SECARA KONVENSIO

PERBANDINGAN GADAI EMAS SECARA KONVENSIONAL
DAN SYARIAH (STUDI KASUS PADA PERUM PEGADAIAN
UNIT BULURAN KENALI DAN BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG JAMBI)
RD. DAMANHURI
Program Pascasarjana IAIN STS Jambi
Abstaract: The aims of this study are to determine how the operating mechanism Gold
Pawn Shariah Mandiri Bank Branch in Jambi and Pawnshop Unit Buluran Recognize also to
discover the factors that determine customer pawn the gorl in Shariah and conventional
institutions. Data analysis methods used in this research is the qualitative analysis and also
using a simple statistical method using frequency predictably statistical tools. The factors
that determine the customer to choose the gold pawn Pawnshop is due to friendly service,
promotion derived from advertising, the procedure is quick and easy, and a strategic location
near the house, many branches / units, the system used in accordance with government
regulations. While the factors that determine the customer chose to pawn gold in BSM
because the service is friendly, the location is remote but strategically in the center of town,
ATM facility, the system used was appropriate government regulations and Shari'ah. From
the results of the study found that the operational mechanisms used by the Shari'ah Bank
Mandiri as sharia pawnshops have not really done Shariah because there are still elements of
interest (riba) in its implementation
Key words: Gold Pawn, service, customer, shari’ah, pawnshop, bank


A. PENDAHULUAN
Agama Islam mengajarkan kepada segenap umat manusia agar mereka dapat hidup saling tolong
menolong yang didasarkan pada rasa tanggung jawab bersama dalam hidup bermasyarakat,
dengan harapan agar dapat ditegakkan nilai-nilai keadilan dan dihindarkan dari kesewnangwenangan. Dalam islam ada peraturan yang membatasi tentang tingkah laku manusia yang
dinamakan “muammalat”. Yakni sebuah ketentuan yang mengatur mengenai hubungan antar
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, dengan tujuan agar penyimpangan tingkah laku
akan dapat diatasi. Salah satu institusi atau pranata social yang mengandung nilai social ekonomi
dalam Islam adalah gadai yaitu agar untuk manusia saling membantu antar sesamanya yakni
dengan memberikan pinjaman dengan menggunakan jaminan.
Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan pemerintah yang bergerak di bidang
jasa penyaluran pinjaman kepada masyarakat atas dasar hokum gadai, yang ditunjukkan untuk
mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar lainnya.
1

Berpijak dari kenyataan, Perum Pegadaian merupakan salah satu alternative bagi masyarakat
untuk mendapatkan pinjaman, dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam kenyataan
menunjukkan bahwa sistem pelayanan yang mudah, cepat dan aman memang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Kemudahan dan kesederhanaan dalam
prosedur memperoleh pinjaman merupakan modal dasar dalam mendekati pangsa pasar

pegadaian. Sesuai dengan mottonya “mengatasi masalah tanpa masalah”, tujuan dasar
pegadaian adalah memberikan pelayanan yang baik, yaitu usaha untuk memuaskan nasabah.
Sekilas lembaga ini memang terlihat sangat membantu. Dan tentu saja dengan menyuarakan
motto “mengatasi masalah tanpa masalah” nya, lembaga ini berhasil menfasir dan mencitrakan
dirinya dimata masyarakat sangat baik. Akan tetapi, disadari atau tidak ternyata dalam
prakteknya lembaga ini belum dapat terlepas dari persoalan.
Dengan mengacu pada syariat Islam, ketika perjanjian gadai pada Perum Pegadaian
ditunaikan terdapat unsure-unsur yang dilarang syariat. Hal ini dapat terlihat dari praktik gadai
itu sendiri yang menentukan adanya bunga gadai. Dan tentu saja pembayarannya haruslah tepat
waktu karena jika terjadi keterlambatan pembayaran, maka bunga gadai akan bertambah menjadi
dua kali lipat dari kewajibannya. Selain riba, ketidak jelasan, juga ikut srta menghiasi aktifitas
lembaga ini. Yang secara jelas terdapat kecenderungan merugikan salah satu pihak. Memang hal
ini tidaklah terlalu diperhatikan oleh masyarakat. Tetapi, ketika mereka terjebak dengan bunga
yang membengkak seti ketidak sanggupan untuk membayar, maka di sinilah letak permasalahan
itu muncul.
Oleh karena itu, muncullah produk-produk berbasis syari’ah di Indonesia, tidak terkecuali
pegadaian. Perum pegadaian mengeluarkan produk berbasis syari’ah yang disebut dengan
pegadaian syari’ah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syari’ah memilki karakteristik tidak
memungut bunga, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
Diharapkan, sistem ini akan memberikan ketenangan bagi masyarakat dalam memperoleh

pinjaman tanpa bunga dan halal. Bagi Perum Pegadaian, bisnis syariah merupakan peluang yang
tidak bisa dilewatkan begitu saja. Apalagi, mayoritas warga Negara Indonesia yang
memanfaatkan jasa pegadaian adalah umat muslim.
Demikian pula dalam dunia perbankan, dengan dikeluarkannya Undang-undang Perbankan
yaitu Undang-undang no 10 tahun 1998, sebagai pengganti Undang-undang no 7 tahun 1992,
yang didalamnya terdapat suatu ketentuan baru bagi perbankan Indonesiayang membuat semakin
2

berkembangnya bank syari’ah, yaitu memperbolehkan bank konvensional mengkonversikan
dirinya menjadi bank syari’ah dan memperbolehkan bank umum menjalankan dual banking
sistem, yaitu operasi secara konvensional dan secar syari’ah sekalus sepanjang operasi ini
dilakukan secara terpisah dengan membentuk cabang-cabang unit khusus syariah dikantor
pusatnya. Tentu saja hal ini menggerakkan sejumlah bank umum konvensional untuk membuka
Unit Usaha Syariah (UUS), yaitu : BMI, Bank Jabar, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, dll.
Alasan didirikannya bank syariah di antaranya karena sistem bunga tidak terdapat pada bank
syariah. Dengan adanya bank syariah, maka semua umat terutama umat Islam diharapkan
terhindar dari riba untuk memperoleh kesejahteraan lahir batin dan sesuai dengan perintah
agamanya.
Kegioatan Bank Syariah pada umumnya sama dengan bank konvensional, yaitu sebagai
tempat penitipan dan penyimpanan uang, pemberian dan penyaluran kredit dan perantara dalam

lalu lintas pembayaran. Akan tetapi bank syariah memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
perbankan konvensional baik dari segi fungsi, produk maupun dari segi operasionalnya.
Perbankan syariah memiliki keragaman produk. Produk-produk ini memiliki kekhasan dan cirriciri yang berbeda. Produk tersebut dikembangakan dari akad-akad fiqih yang ada dalam Islam,
setiap produk yang dikembangkan tersebut tidak disamaratakan, masing-masing memiliki tata
cara dan persyaratan yang berbeda, perbedaan-perbedaan ini tentunya memiliki status dan
konvensi hukum yang berbeda pula.
Khusus mengenai produk rahn yang dikeluarkan oleh bank Syari’ah, produk ini merupakan
salah satu bentuk jasa pelayanan yang menjadi kebutuhan mayarakat yang tingkat kebutuhannya
sering mendesak. Hal ini disebabkan jasa gadai memiliki pelayanan yang cepat dari pembiayaan
lain di perbankan.
Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank syariah yang mempunyai produk berupa
gadai emas tapi juga berupa barang-barang yang bisa dijual, spserti barang-barang elektronik,
motor dan mobil, namun dalam penelitian ini penulis hanya meneliti produk berupa emas untuk
memudahkan perbandingan gadai emas antara gadai konvensional dengan gadai syariah. Berikut
ini adalah perkembangan jumlah nasabah dan jumlah dana yang telah dicairkan oleh Kantor
Perum Pegadaian unit Buluran Kenali dan Bank Syariah Mandiri untuk bulan Oktober s/d
Desember 2010.

3


Tabel 1.1 Perkembngan Jumlah Nasabah Gadai Emas dan Jumlah Dana yang Disalurkan
oleh Kantor Perum Pegadaian unit Buluran Kenali untuk Bulan Oktober s/d
Desember 2010.
No

Bulan

Jumlah

%

Jumlah Dana Yang

%

Nasabah

Pertumbuahn

Dicairkan


Pertumbuhan

1

Oktober

230

-

530.000.000,-

-

2

November

231


0,43

590.000.000,-

11,32

3

Desember

255

10,39

660.000.000,-

11,86

Jumlah


716

1.780.000.000,-

Sumber : Perum Pegadaian Unit Buluran Kenali

Berdasarkan data diatas diketahui ada kenaikkan pada bulan November dengan jumlah
nasabah 1 orang atau sebesar 0,43 %, pada bulan Desember jumlah nasabah bertambah 24 orang
atau sebesar 10,39 %, sedangkan jumlah dana yang dicairkan pada bulan November 2010 naik
11,32%, dan Desember 2010 kenaikkan dana yang dicairkan adalah 11,86 %.

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Nasabah Gadai Emas dan Jumlah Dana yang Disalurkan
oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi untuk Bulan Oktober s/d Desember
tahun 2010.
No

Bulan

Jumlah


%

Jumlah Dana Yang

%

Nasabah

Pertumbuhan

Dicairkan

Pertumbuhan

1

Oktober

8


-

528,000.000,-

-

2

November

11

37,5

852.000.000,-

61,36

3


Desember

21

90,9

1.420.000.000,-

66,67

Jumlah

40

2.800.000.000,-

Sumber : BSM Cabang Jambi

Berdasarkan data diatas diketahui ada kenaikan pada bulan November dengan jumlah
nasabah bertambah 3 orang atau sebesar 37,5%, pada bulan Desember jumlah nasabah
bertambah 10 orang atau sebesar 90,9%, begirupun dengan jumlah dana yang dicairkan berarti

4

emas yang digadaikan oleh nasabah semakin banyak sehingga dana yang dicairkan mencapai
Rp.2.800.000.000,-.
Dari data di atas, Nampak bahwa masyarakat yang memerlukan dana sangat berantusias
dalam mempergunakan emas mereka sebagai jaminan untuk mendapatkan dana baik melalui
pegadaian konvensional maupun Gadai emas syariah. Namun suatu hal yang perlu penelitian
lebih lanjut adalah pencarian factor-faktor yang menentukan nasabah memilih gadai seccara
syariah atau konvensional dan beberapa jauh perbedaan gadai emas secara konvensional dan
gadai emas secara syariah.
Oleh karena itu, secara ilmiah penulis memandang penting penelitian mengenai
perbandingan gadai emas secara konvensional dan syariah ( studi kasus Perum Pegadaian unit
Buluran Kenali dan Bank Syariah Mandiri cabang Jambi). Penielitian ini diharapkan ditujukan
(a) untuk mengetahui bagaimana mekanisme operasiona Gadai emas di Bank Syari’ah Mandiri
Cabang Jambi dan Perum Pegaidaian Unit Buluran Kenali; (b) ntuk mengetahui factor-faktor
apa saja yang menentukan nasabah memilih menggadaikan emasnya pad pegadaian syariah dan
pegadaian konvensional. Di samping itu, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan, Diantaranya (a) hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Perbankan
maupu Perum pegadaian dan lembaga keuangan lainnya dalam menangani masalah gadai emas.
(b) bagi peneliti berikutnya peneliian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang
penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.
Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan
kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain,
dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaranberupa uang giral.1
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dan menyalurkan kepada mayarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dlam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.3

1

Zainal Arifin, Memahami Bank Syariah (Lingkup, peluang, Tantangan dan Prospek) (Jakarta: Alvabet. 2000),
hlm. 8.
2
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 8.
3
Ibid, hlm .9.

5

Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, pegadaian merupakan salah satu lembaga
keuangan bukan bank yang focus kegiatan adalah memberikan pembiayaan. Pegadaian menjadi
suatu bentuk usaha lembaga keuangan bukan bank dimana transaksi pembiayaan yang diberikan
mirip dengan pinjaman melalui kredit bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai
dan bukan dengan peraturan mengenai pinjam meminjam biasa.
Keberadaan Perum pegadaian juga diharapkan dapat menekan munculnya lembaga keuangan
non formal yang cenderung merugikan masyarakat seperti praktik ijon, pegadaian gelap, bank
gelap, rentenir dan lain-lain.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN NASABAH MENGGADAIKAN EMAS
PADA PEGADAIAN SYARIAH DAN PRGADAIAN KONVENSIONAL
Dalam menghadapi lingkungan yang relative cepat berubah khususnya persaingan dalam bisnis
dituntut strategi pemasaran yang mampu menciptakan keunggulan bersaing. Oleh karena itu
keadaan perusahaan untuk mencapai keunggulan tersebut harus maksimal. Faktor-faktor tersebut
menentukan nasabah untuk menggadaikan emasnya.
a) Pelayanan
Setiap orang yang pergi ke sebuah bank/pegadaian untuk menggunakan sebuah
produk yang ditawarkan dan juga menginginkan diberikan pelayanan yang memuaskan
dan terbaik, baik dengan pelayanan dari segi produk yang mereka inginkan, maupun dari
segi penyambutan kepada konsumen yang dating, baik dengan keramahan, senyuman,
maupun dari segi kebersihan bank.

b) Promosi
Promosi yaitu memberikan informasi tentang suatu produk kepada konsumen.
Menentukan media promosi yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang ada seperti :
brosur yang menarik, media elektronik, mengadakan pengajian rutin antar nasabah,
pengelola, pengurus, meberikan bonus bagi nasabah yang berprestasi, mengadakan
seminar dan selalu berperan serta dalam seminar-seminar.

6

c) Prosedur
Prosedur yang tidak berbelit-belit atau mudah akan menentukan nasabah dalam
menggadaikan emasnya. Kecepatan dan kemudahan prosedur mempercepat nasabah
untuk mendapatkan uangnya tanpa harus menghabiskan waktu mereka.

d) Lokasi
Lokasi adalah suatu tempat di mana perusahaan itu melakukan kegiatan fisik.
Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan
perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan.
Peritmbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi meliputi
factor-faktor : 4
1) Lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2) Lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
3) Tempat parker yang luas dan aman.
4) Lingkungan, yaitu daerah sekitar mendukung jasa yang ditawarkan.

e) Biaya yang harus ditanggung
Biaya yang harus ditanggung dalam menggadaikan emasnya sangat menentukan
nasabah untuk menggadaikan emasnya. Nasabah akan mencari tempat dimana biaya yang
harus ditanggungnya paling sedikit.

f) Fasilitas yang ada di tempat pegadaian
Fasilitas yang ada di tempat pegadaian baik banyaknya cabang/unit pegadaian
maupun adanya fasilitas ATM menentukan seseorang nasabah untuk menggadaikan
emasnya. Semakin banyak cabang/ unit pegadaian yang mudah ditemui nasabah maka
semakin memudahkan nasabah untuk memilih pegadaian. Demikian pula dengan adanya
fasilitas ATM akan memudahkan nasabah untuk mendapatkan dana yang dipinjamnya
dan mengambil dana tersebut kapan saja mereka mau pada saat nasabah memerlukan
uang tersebut.

4

Yuliani, Pengaruh Lokasi, Harga dan Pelayanan terhadap keputusan berbelanja Konsumen di ABC Swalayan
Purbalingga’, tesis Magister, UNPAD, 2005), hlm. 14.

7

g) Sistem yang digunakan
Ada perbedaan antara pegadaian konvensional dengan pegadaian syariah, yaitu
pada sistem yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatannya. Pada Perum Pegadaian
sebagai pegadaian konvensional terdapat sistem bunga dalam mebayar pinjamannya,
sedangkan di BSM tidak dengan sistem bunga tetapi dengan qardh yaitu pinjaman tanpa
menggunakan bunga tapi ada biaya pemeliharaan/ijarah atas barang yang disimpan di
BSM. Faktor ini menetukan karena bagi sebagian orang sistem bunga yang dipakai oleh
lembaga [egadaian ada yang membuat mereka tidak jadi menggadaikan emasnya
sehingga lebih memilih lembaga yang menggunakan sistem syariah, namun ada pula
yang tidak peduli karena lembaga pegadaian tersebut sudah mendapat legitimasi dari
pemerintah dan itu lebih baik daripada meminjam kepada rentenir.

Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang memiliki
kegiatan menyalurkan bantuan dana pinjaman tampil sebagai alternative penyandang dana untuk
mengatasi kebutuhan masyarakat pengusaha kecil menengah. Perum Pegadaian dapat disebut
juga sebagai lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu.
Jaminan nasabah tersebut digadaikan kemudian ditaksir oleh pihak pegadaian untuk menilai
besarnya jaminan barang tersebut pada saat itu. Besarnya nilai taksir jaminan akan
mempengaruhi jumlah pinjaman. Namun kini, bank diperbolehkan untuk melaksanakan gadai
berupa gadis emas syariah. Gadai emas syariah ini merupakan produk yang merupakan bagian
dari kegiatan bank yang memilki produk syariah. Bank dapat menjalankan usaha yang
berdasarkan prinsip syariah lainnya dalam mengeluarkan produknya. Semua produk bank syariah
termasuk gadai emas diperbolehkan oleh Undang-undang asalkan tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.

C. MEKANISME OPERASIONAL GADAI EMAS DI PERUM PEGADAIAN
Ketentuan-ketentuan gadai Emas Pada Perum Pegadaian:
1. Barang Jaminan
a. Semua barang yang layak dan bernilai dimungkinkan untuk dijual seperti : tekstil
/ kain, arloji/jam, elektronik, computer, motor, mobil, kamera, sepeda, barangbarang ian (tembaga, gemelan, dan lain-lain).
8

b. Emas berupa perhiasan emas, koin emas Iuang emas), dan emas batangan dengan
kadar emas murni minimal 16 karat atau 67%. Jenis warna emas meliputi emas
merah, emas kuning, emas putih dan logam mulia.5

Untuk penelitian ini, penulis hanya mengkhususkan emas sebagtai jaminan barang
yang digadaikan.

2. Besarnya pinjaman
a. Maksimal pinjaman yang diberikan sebesar 92% dari nilai taksiran agunan emas
sesuai harga pasar. Besarnya nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil
daripada nilai pasar dari barang digadaikan. Perum Pegadaian secara sengaja
mengambil kebijakan ini guna mencegah munculnya kerugian.
b. Minimal pinjaman Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah).6

3. Lamanya waktu pinjaman
a. Jangka waktu maksimal pinjaman selama 4 bulan (120 hari) dan dapat
diperpanjang sesuai kebijakan perum pegadaian.
b. Perhitungan tariff sewa modal dihitung per 15 hari.
c. Masa tenggang selama dua minggu (15 hari) sejak tanggal jatuh tempo.

4. Biaya yang harus dibayar
a. Biaya sewa modal ditetapkan sesuai golongan pembiayaan.
b. Biaya masa tenggang Rp. 1.000 per gram bila pelunasan lewat waktu.
c. Biaya administrasi awal sebesar 1% dari peminjaman.7

5. Akad Kredit
Akad kredit pada Perum Pegadaian menggunakan satu akad, yaitu perjanjian gadai
yang tertera pada Surat Bukti Kredit.

5

Kasir Perum Pegadaian Unit Buluran Kenali, Rudi, wawancara, 25 Oktober 2011
Ibid.
7
Ibid
6

9

6. Prosedur pemberian kredit
Pelaksanaan perjanjian kredit gadai dimulai setelah syarat-syaratnya dipenuhi oleh
nasabah yang meliputi :
a. Fotokopi KTP atau kartu tanda pengenal lainnya (SIM, Paspor);
b. Barang jaminan yang memenuhi persayrakatan
c. Surat kuasa dari pemilik barang yang dikuasakan;
d. Mengisi formulir permintaan kredit;
e. Menandatangani perjanjian kredit ( SBK ).

7. Prosedur Pelunasan Kredit
Hak gadai berakhir dengan pelunasan uang pinjaman nasabah yang mengembalikan
pinjamannya dengan membawa SBK ke Perum Pegadaian dan menyerahkan SBK
kepada kasir yang selanjutnya menghitung bunga pinjaman.

8. Pelelangan
Perum pegadaian sebagai kreditur mempunyai kewenangan untuk melakukan
eksekusi langsung terhadap benda yang menjadi jaminan apabila debitur wanprestasi
yakni benda yang digaddaikannya tersebut tidak diambil sampai jangka waktu yang
ditentukan yaitu secara lelang.

D. MEKANISME OPERASIONAL GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI
Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan, karena jangan sampai
operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien. Mekanisme operasional gadai syariah
haruslah tidak menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang atau akan meakukan akad
hutang-piutang. Akad yang dijalankan, termasuk jsa produk yang dijual juga harus selalu
berlandaskan syariah (al-Qur’an, al-Hadist, dan Ijma Ulama), dengan tidak melakukan kegiatan
usaha yang mengandung unsur riba.
Praktek gadai BSM yang menggunakan sistem syariah harus dapat membuktikan kepada
masyarakat bahwa sistem yang digunakan terbebas dari unsure riba serta menjadi sebuah solusi
positif dan aman bagi masyarkat, khususnya umat Islam yang menjadikan praktek gadai sebagai

10

alternative selain produk lain yang ditawarkan BSM dalam memperoleh kemudahan melakukan
pinjaman. Analisa Ketentuan-ketentuan gadai Emas pada Bank Syariah Mandiri:
1. Barang Jaminan
a. Barang yang bisa dijadikan agunan/jaminan gadai yaitu Emas berupa perhiasan
emas, koin emas (uang Emas) dan emas batangan dengan kadar emas murni
minimal 16 karat atau 67%.
b. Jenis warna meliputi emas merah, emas kuning, emas putih dan logam mulia.

2. Besarnya pinjaman
a. Maksimal pinjaman yang diberikan sebesar 90% dari nilai taksiran agunan emas
sesuai harga pasar. Besarnya nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil
daripada nilai pasar dari barang yang digadaikan. BSM secara sengaja mengambil
kebijakan ini guna mencegah munculnya kerugian.
b. Minimal pinjaman Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)

3. Lamanya waktu pinjaman
a. Jangka waktu maksimal pinjaman selama 4 bulan dan dapat diperpanjang sesuai
kebijakan bank.
b. Masa tenggang selama dua minggu (15 hari) sejak tanggal jatuh tempo.

4. Biaya yang ditanggung nasabah
a. Biaya administrasi dibayar awal periode gadai.
b. Biaya ijarah atas penitipan barang wajib dibayar sekaligus oleh nasabah kepada
bank pada saat pelunasan.

5. Akad kredit
Pada Bank Syariah Mandiri akad kredit menggunakan dua perjanjian yaitu akad
qardh dalam rangka rahn dan akad ijarah yang tertera pada Surat Bukti Gadai Emas
BSm. Akad Qardh dalam rangka rahn, nasabah hanya dikenakan biaya administrasi
pada awal perjanjian, sedangkan akad ijarah dibayar pada saat pelunasan sesuai
dengan lamanya waktu pembayaran.
11

6. Prosedur pemberian kredit
Pelaksanaan perjanjian gadai dimulai setelah syarat-syaratnya dipenuhi oleh nasabah
yang meliputi :
a. Fotokopi KTP atau kartu tanda pengenal lainnya (SIM, Paspor);
b. Barang jaminan yang memenuhi persyaratan
c. Menyerahkan NPWP untuk pinjaman diatas Rp 100 juta.
d. Mengisi formulir permohonan gadai secara lengkap;
e. Menandatangani perjanjian gadai ( Surat bukti gadai)
f. Membuka rekening tabungan

E. FAKTOR-FAKTOR

YANG

MENENTUKAN

NASABAH

MEMILIH

MENGGADAIKAN EMAS DI PERUM PEGADAIAN
a. Pelayanan
Setiap orang yang pergi kelembaga pegadaian untuk menggadaikan emasnya
menginginkan diberikan pelayanan yang baik dari segi produk maupun dari segi
penyambutan kepada nasabah.
b. Promosi
Promosi merupakan salah satu dari variable dari segi pemasaran untuk mengonkomsikan
produk perusahaan sehingga konsumen mengetahui dan tertarik untuk membeli.
c. Prosedur
Prosedur yang mudah tidak berbelit-belit akan membuat nasabah tertarik untuk
menggadaikan emasnya pada lembaga pegadaian yang diinginkan.
d. Lokasi
Lokasi menjadi salah satu yang menpengaruhi nasabah karena kedekatan nasabah dan
lokasi bank atau lokasi pegadaian yang mudah dijangkau.
e. Biaya yang ditanggung nasabah
Biaya yang ditanggung nasabah akan memperngaruhi nasabah untuk menggadaikan
emasnya.
f. Fasilitias
Fasilitas yang ada ditempat pegadaian ikut menentukan nasabah dalam memilih tempat
untuk menggadai emasnya.
12

g. Sistem yang digunakan
Sistem yang digunakan forum pegadaian sebagai pegadaian konvensional terdapat sistem
bunga dalam membayar pinjamannya berupa uang sewa modal.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN NASABAH MENGGADAIKAN EMAS
DI BANK SYARIAH MANDIRI
a. Pelayanan
Bank Syariah Mandiri juga selalu ramah dalam melayani nasabahnya. Pelayanan yang
ramah sangat menentukan nasabah untuk menggadaikan emasnya di Bank Syariah
Mandiri
b. Promosi
Informasi yang diperoleh nasabah sebagian besarnya adalah dari teman yang sudah
pernah menggadaikan emasnya ditempat tersebut, sebgian kecil mengetahui dari brosur
BSM dan Internet.
c. Prosedur
Bagi nasabah prosedur penggadaian emas di BSM cukup mudah. Dengan membawa
barang jaminan berupa emas dan KTP serta membuka rekening di BSM maka proses
pencairan dana dapat dilaksanakan dengan cepat.
d. Lokasi
Lokasi BSM cukup strategis yaitu terletak dipusat kota jambi dan mudah dilalui semua
kendaraan dan BSM juga mempunyai fasilitas ATM yang sudah tersebar dibeberapa
tempat.
e. Biaya yang ditanggung nasabah
BSM tidak menggunakan sistem bunga tetapi dengan qardh yaitu pinjaman tanpa
menggunakan bunga, namun nasabah dikenakan biaya pemeliharaan atau ijarah atas
barang yang disimpan di BSM.
f. Fasilitas
Kelebihan BSM adalah karena adanya fasilitas ATM, dengan adanya ATM dana yang
dipinjam oleh nasabah akan lebih aman karena nasabah akan bisa mengambil dana
seperlunya.

13

g. Sistem yang digunakan
BSM sebagai pegadaian syariah harus memperbaiki sistem yang digunakan dalam
melaksanakan gadai emas tersebut, jangan mengatas namakan syariah tetapi dalam
pelaksanaannya masih konvensional sehingga harapan nasabah untuk menggadaikan
emas dengan sistem yang syariah benar-benar terwujud.

H. SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat kiranya enuis mengemukakan kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan dan persamaan antara gadai emas pada Perum Pegadaian dan gadai emas pada Bank
Syari’ah Mandiri, sebagai berikut:
1. Perbedaan antara mekanisme operasional Perum Pegadaian dan bank Syari’ah Mandiri yaitu
pada Perum Pegadaian barang jaminan berupa barang yang layak dan bernilai untuk dijual,
besarnya pinjaman minimal Rp. 20.000,-, Biaya administrasi sebesar 1% dari pinjaman,
akadnya berupa satu akad perjanjian, uang hasil lelang diambil di Perum Pegadaian Pusat
yang tidak diambil lebih dari 1 tahun maka uang kas Negara. Sedangkan pasa BSM jaminan
berupa emas, besarnya pinjaman minimal Rp. 500.000,-, biaya administrasi sebesar Rp.
20.000,- ditambah asuransi, adanya dua akad yaitu qardh dalam rangka rahn dan ijarah, uang
hasil lelang dikirim ke rekening nasabah danjika tidak ada rekening tidak diambil lebih dari
satu tahun uang untuk dikirim ke (LAZNAS) BSM Ummat.
2. Faktor-faktor yang menentukan nasabah untuk memilih menggadaikan emas di Perum
Pegadaian adalah karena pelayanan rumah, promosi yang didapat dari iklan, prosedurnya
cepat dan mudah, lokasi dekat rumah dan strategis, fasilitsanya banyak cabang/unit, system
yang digunakan sesuai dengan peraturan pemerintah. Sedangkan factor-faktor yang
menentukan nasabah memilih menggadaikan emas di BSM karena pelayanan ramah, lokasi
jauh tapi strategis karena di pusat kota, ada fasilitas ATM, system yang digunakan sudah
sesuai peraturan pemerintah dan syari’ah.
3. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa mekanisme operasional yang digunakan oleh Bank
Syari’ah Mandiri sebagai pegadaian Syari’ah belum benar-benar dilakukan secara syari’ah,
akrena masih terdapat unsure-unsur riba dalam pelaksanaannya. Terdapat beberapa hal yang
menyalahi aturan syari’ah dalam pelaksanaan gadai emas di BSM, yaitu: mempunyai dua
akad yaitu akad rahn dan ijarah padahal akan rangka tiak boleh menurut syara’, pengambilan
14

manfaat dari emberian utang, baik berupa tambahan, hadiah atau manfaat lainnya, padahal
manfaat-manfaat ini jelas merupakan riba; biaya ijarah dihitung per 15 hari, seharusnya per
hari sehingga yang dihitung sesuai dengan waktu penyimpanan; jika ada kelebihan hasil
lelang, bagi nasabah yang tidak mempunyai rekening dan tidak dimbil lebih dari 1 tahun maka
akan langsung disalurkan ke LAZNAS BSM Ummat. Hal ini berarti bank secara sepihak
meminta nasabah mengalihkan hak miliknya kepada bank dengan ersyaratan waktu tertentu,
padahal hokum gadai dalam Syari’ah Islam tidak memperbolehkan pengalihan hak milkik
nasabah selaku pemberi gadai kepada bank syari’ah selaku penerima gadai. Seharusnya bank
memberitahukan kepada nsasabah karena identitas dan tempat tinggal nasabah telah diketahui
pada saat akad.

BIBLIOGRAFI

Arifin, Zainal. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Lingkup, peluang, Tantangan dan
Prospek), Alvabet. Jakarta. 2000
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002
Rudi. Kasir Perum Pegadaian Unit Buluran Kenali, Wawancara. 25 Oktober 2011
Yuliani. Pengaruh Lokasi, Harga dan Pelayanan terhadap keputusan berbelanja Konsumen di
ABC Swalayan. Purbalingga. Tesis UNPAD. 2005

15