pengenalan alat laboratorium penyakit ta
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM PENYAKIT TUMBUHAN
(Laporan Praktikum Bioekologi Penyakit Tumbuhan)
Oleh
Sodiqin Ali
1614121100
Kelompok 4
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Kemajuan dalam bidang metodologi telah mengungkap pemahaman sifat-sifat
dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi
penelitian mikroba. Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan
suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat
diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan
alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahapan demi tahapan
demi tahapan dapat berjalan lancar. Didalam kerja yang dilakukan di
laboratorium, seringkali terjadi kesalahan dilaboratorium seperti kesalahan dalam
pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan inter-pretasi juga dapat
mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi. Praktikum pengenalan alat dan
bahan pembuatan mikroskopis ini bertujuan untuk mengenal alat dan bahan yang
digunakan untuk pembuatan sediaan mikroskopis beserta fungsinya. Dari uraian
tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan.
Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang
khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau
penentuan.
Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni, metode
molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang
pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang ilmu pengetahuan.
Dalam laboratorium, terdapat berbagai macam alat-alat yang menunjang praktikan
untuk melakukan riset mereka. Dikarenakan luasnya cakupan laboratorium itu
sendiri, maka laboratorium dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan
pembagian ilmu saat ini, seperti Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium
Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dsb.
I.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah :
1. Mengenal berbagai peralatan standar dalam laboratorium ilmu penyakit
tumbuhan
2. Mengenal nama, fungsi, dan prinsip kerja dari tiap – tiap alat.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
kegiatan praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka
mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat,
fungsi alat, dan cara menggunakannya. Pengetahuan alat yang kurang akan
mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Sebagai contoh, selama praktikum
siswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia. Siswa yang
menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum
sehingga siswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan (Laila,
2006).
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu
jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium adalah alat sterilisasi. Dalam
laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang
menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai
1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C
selama 15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar
tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (thomas,1989)
Dalam mempelajari Bioekologi penyakit tanaman, tentu saja banyak yang harus di
perdalam melalui pengalaman empirik yang bisa di dapat melalui praktikum di
laborarorium yang bersangkutan. pengendalian hama secara biologi/hayati adalah
penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi organisme pengganggu
tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini diistilahkan juga sebagai
organisme yang berguna yang dikenal juga sebagai musuh alami, seperti predator,
parasitoid, patogen. Dalam hal penggunaan dan pengendalian mikroorganisme
(termasuk virus), pengertian organisme yang berguna diperluas yaitu meliputi
makhluk hidup termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik
(Suwahyono, 2005).
Aspek biologi dari serangga antara lain siklus hidup, umur, dan deskripsi masingmasing spesies. Informasi tersebut menjadi penting untuk menentukan saat yang
tepat untuk pengendalian hama.Pengendalian hayati, walaupun usahanya
memerlukan waktu yang cukup lama dan berspektrum sempit (inangnya spesifik),
tetapi banyak keuntungannya, antara lain aman, relatif permanen, dalam jangka
panjang relatif murah dan efisien, serta tidak akan menyebabkan pencemaran
lingkungan (Agus, 2010).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat – alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah mikroskop majemuk,
otoklaf (autoclave), Laminar air flow hood, colony counter, haemocytometer,
spectrophotometer, water destiler, rotamixer, oven, shaker,dan hot plate.
3.2 Prosedur Kerja
Alat yang sudah disiapkan diamati dan digambar dengan baik. kemudian diberi
rincian nama, bagian – bagian alat, dan fungsinya. Diberikan penjelasan singkat
mengenai prinsip kerja masing masing alat yang diamati.
IV.
IV.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
no Gambar
1
1
2
3
4
5
6
7
8
keterangan
1. lensa okuler
2. gagang mikroskp
3. lensa objektif
4. meja kerja
5. lampu mikroskop
6. pengatur kasar
dan halus
7. kabel powe
8. pengatur cahaya
2
1
2
1. termometer
2. pengunci tutup
3. penutup
3
4. kabel power
4
3
1
1. tombol power
2. ruang kerja
2
4
1. wolfugel disk
1
2. kabel power
3. kaca pembesar
2
5
1
1. lempengan
2. tempat objek
2
6
1
1. lid/tutup
2. tempat objek
2
7
1
2
1. pipa air
masuk
2. tabung
3. pipa air
3
aquades
8
1. tempat tabung
1
2. tombol on/off
2
3. pengatur
3
kecepatan
4
4. kabel power
9
1
2
3
1. tombol power
2. tempat objek
3. penutup
10
1. Tempat objek
1
2. Pengatur
2
kocokan
3. Kabel power
3
1
11
1. Tempat objek
2. Tombol power
2
IV.2.
1.
Pembahasan
Mikroskop Majemuk
Mikroskop majemuk berfungsi untuk melihat benda benda yang berukuran kecil
mikroskop ini terdiri dari 2 lensa yaitu lensa okuler dan lensa objektif yang
memiliki funsi tersendiri. Cara kerja mikroskop majemuk yaitu:
a. Menyalakan lampu
Menekan tombol on
Mengatur kekuatan lampu dengan memutar bagian
b. Menempatkan spesimen pada meja benda
Meletakkan objek glas diatas meja benda kemudian jepit. Jika meja benda
belum turun, menurunkan dengan sekrup kasar
Mencari bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas (dicari dan
diperkirakan memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan
horizontal
c. Memfokuskan lensa
Memutar Revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar sekrup
kasar sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari fokus
Setelah fokus mendapatkan perbesaran 4 x 10, maka memutar pada perbesaran
selanjutnya yaitu perbesaran objektif 10x. kemudian memutar sekrup halus
untuk mendapatkan fokusnya
Melakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi
2. Autoclaf
Autoclaf berfungsi untuk alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Cara
menggunakannya yaitu :
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak
dan karat.
b. Memasukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
c. Tutup autoclaf dengan rapat lalu mengencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclaf. Jangan mengencangkan klep pengaman
terlebih dahulu.
d. Menyalakan autoclaf, mengatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
e. Menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian menutup klep
pengaman dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
f. jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian membuka klep-klep pengaman dan
mengeluarkan isi autoclaf dengan hati-hati
3. Laminar Air Flow
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman
dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar
UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow
karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga
tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam
media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan
yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High
efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
Cara menggunakannya yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit
sebelum laminar air flow digunakan. Menghindarkan sinarnya dari badan dan
mata. Menyiapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Menyemprot
terlebih dahulua lat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet
dengan alkohol 70% atau spiritus. Menyemprot meja dan dinding dalam LAF
dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF. Menghidupkan blower
pada LAF d untuk menjalankan air flow. Menyalakan lampu dalam LAF.
4. Colony Counter
Colony counter berfungsi untuk menghitung jumlah koloni mikroba. Cara
menggunakannya yaitu :
a. Menghubungkan kabel power ke sumber listrik.
b. Menekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony counter
menyala dan stabil.
c. Meletakkan cawan petri dengan posisi terbalik.
d. Menekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0.
e. Menghitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang terlihat.
f. Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah di
hitung. Catatan : Jika penggunaan memerlukan waktu yang lama, colony
counter harus sering di matikan.
5. Haemocytometer
Berfungsi untuk menghitung koloni secara langsung. Prinsip kerjanya yaitu
menentukan jumlah sel per ml dengan mengalikan jumlah sel yang ditemukan di
grid.
6. Spectrofotometer
Spectrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitansi atau absorbs cahaya
(pernyerapan) oleh suatau sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang dan
dibandingkan dengan standart tertentu. Selain itu juga digunakan untuk mengukur
sederetan sampel pada sutau panjang gelombang tunggal. Meskipun ada yang
menggunakan sinar rangkap, tetapi peralatan sama seperti sistem sinar tunggal.
Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan objek ke dalam alat,
menyalakan alat, lalu menyetting, maka hasil akan tampak di layar pada alat.
7. Water Destiller
Water destiller berfungsi untuk memurnikan air dengan proses distilasi. Proses ini
dilakukan dengan merebus air dan uap panasnya dikondensasikan menggunakan
condenser. Distilasi melibatkan penguapan air oleh perebusan. Uap naik,
meninggalkan sebagian besar bakteri, virus, bahan kimia, mineral, dan polutan
dari air. Uap ini kemudian pindah ke sebuah kamar terkondensasi, di mana
didinginkan dan terkondensasi menjadi air suling. Cara menggunakannya yaitu
dengan menyalakan keran air lalu sambungkan listrik ke alat. Mengklik tombol
“menu” lalu mengklik tombol panah kebawah atau atas hingga layar menunjukan
tulisan “operation”, kemudian mengklik enter dan menekan menu lagi, maka air
destilasi pun didapatkan.
8. Rotamixer
Berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan atau media. Cara kerjanya yaitu
dengan menghidupkan terlebih dahuu kemudian mengatur getaran sesuai yang
diinginkan lalu meletakkan tabung reaksi diatasnya sembari di pegang dengan
posisi miring.
9. Oven
Oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi
misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini
umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu menyeterilkan dengan
bantuan panas dari pijaran api atau listrik
10. Shaker
Shaker berfungsi untuk menghomogenkan suatu bahan atau larutan. Cara
menggunakannya yaitu dengan meletakkan erlenmeyer pada tempat yang tertera
dalam alat, mengencangkan batang penjapitnya, menekan tombol “mains” lalu
memutar untuk menentukan berapa putaran yang dibutuhkan (rpm). Lalu
mengklik mode untuk mengubah settingan ke pengaturan waktu, lalu memutar
tombol “mains” untuk menyeting waktu yang dibutuhkan, kemudian menekan
tombol “start”.
11. Hot Plate
Hot plate memiliki fungsi yaitu untuk menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukan. Pelat atau plate yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Cara menggunakannya yaitu dengan menyiapkankan hot plate magnitik stirrer dan
bahan nutrisi yang akan dicampur/diramu sesuai dengan kebutuhan. Lalu
memasukkan nutrisi ke dalam erlenmeyer. Kemudian meletakkan erlenmeyer dan
kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer. Selanjutnya menyalakan
dengan menekan tombol “on”. Memutar tombol untuk mengatur kecepatan
putaran kapsul pengaduk pada erlenmeyer. Lalu membiarkan ramuan tersebut
bercampur sampai homogen dan mendidih. Memutar panel pengatur kecepatan
putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic berhenti
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Fungsi dan prinsip kerja dari masing-masing alat laboratorium sangat penting
untuk diketahui agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.
2. Alat-alat dalam laboratorium memiliki nama, fungsi, dan prinsip kerja
masing-masing.
3. Kebersihan dan ketelitian seorang praktikan mempengaruhi hasil yang akan
dia peroleh.
4. Kesalahan dalam penggunaan alat akan sangat mempengaruhi hasil
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Agus,S. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman: Pangan,Holtikultura,dan
Perkebunan Masalah dan Solusinya. Kanisius .Yogyakarta.
Laila, Khusucidah, 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan
Psikomotorik Siswa. Materi pokok, Univ. Negeri semarang. Semarang
Suwahyono, Wahyudi. 2005. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di
Indonesia. Gadjah University Press. Yogyakarta.
Thomas, A.N.S., 1989, Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida
Nabati. Jakarta: balai pertanian lahan rawa.
(Laporan Praktikum Bioekologi Penyakit Tumbuhan)
Oleh
Sodiqin Ali
1614121100
Kelompok 4
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Kemajuan dalam bidang metodologi telah mengungkap pemahaman sifat-sifat
dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi
penelitian mikroba. Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan
suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat
diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan
alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahapan demi tahapan
demi tahapan dapat berjalan lancar. Didalam kerja yang dilakukan di
laboratorium, seringkali terjadi kesalahan dilaboratorium seperti kesalahan dalam
pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan inter-pretasi juga dapat
mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi. Praktikum pengenalan alat dan
bahan pembuatan mikroskopis ini bertujuan untuk mengenal alat dan bahan yang
digunakan untuk pembuatan sediaan mikroskopis beserta fungsinya. Dari uraian
tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan.
Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang
khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau
penentuan.
Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni, metode
molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang
pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang ilmu pengetahuan.
Dalam laboratorium, terdapat berbagai macam alat-alat yang menunjang praktikan
untuk melakukan riset mereka. Dikarenakan luasnya cakupan laboratorium itu
sendiri, maka laboratorium dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan
pembagian ilmu saat ini, seperti Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium
Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dsb.
I.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah :
1. Mengenal berbagai peralatan standar dalam laboratorium ilmu penyakit
tumbuhan
2. Mengenal nama, fungsi, dan prinsip kerja dari tiap – tiap alat.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
kegiatan praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka
mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat,
fungsi alat, dan cara menggunakannya. Pengetahuan alat yang kurang akan
mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Sebagai contoh, selama praktikum
siswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia. Siswa yang
menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum
sehingga siswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan (Laila,
2006).
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu
jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium adalah alat sterilisasi. Dalam
laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang
menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai
1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C
selama 15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar
tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (thomas,1989)
Dalam mempelajari Bioekologi penyakit tanaman, tentu saja banyak yang harus di
perdalam melalui pengalaman empirik yang bisa di dapat melalui praktikum di
laborarorium yang bersangkutan. pengendalian hama secara biologi/hayati adalah
penggunaan makhluk hidup untuk membatasi populasi organisme pengganggu
tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini diistilahkan juga sebagai
organisme yang berguna yang dikenal juga sebagai musuh alami, seperti predator,
parasitoid, patogen. Dalam hal penggunaan dan pengendalian mikroorganisme
(termasuk virus), pengertian organisme yang berguna diperluas yaitu meliputi
makhluk hidup termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik
(Suwahyono, 2005).
Aspek biologi dari serangga antara lain siklus hidup, umur, dan deskripsi masingmasing spesies. Informasi tersebut menjadi penting untuk menentukan saat yang
tepat untuk pengendalian hama.Pengendalian hayati, walaupun usahanya
memerlukan waktu yang cukup lama dan berspektrum sempit (inangnya spesifik),
tetapi banyak keuntungannya, antara lain aman, relatif permanen, dalam jangka
panjang relatif murah dan efisien, serta tidak akan menyebabkan pencemaran
lingkungan (Agus, 2010).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat – alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah mikroskop majemuk,
otoklaf (autoclave), Laminar air flow hood, colony counter, haemocytometer,
spectrophotometer, water destiler, rotamixer, oven, shaker,dan hot plate.
3.2 Prosedur Kerja
Alat yang sudah disiapkan diamati dan digambar dengan baik. kemudian diberi
rincian nama, bagian – bagian alat, dan fungsinya. Diberikan penjelasan singkat
mengenai prinsip kerja masing masing alat yang diamati.
IV.
IV.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
no Gambar
1
1
2
3
4
5
6
7
8
keterangan
1. lensa okuler
2. gagang mikroskp
3. lensa objektif
4. meja kerja
5. lampu mikroskop
6. pengatur kasar
dan halus
7. kabel powe
8. pengatur cahaya
2
1
2
1. termometer
2. pengunci tutup
3. penutup
3
4. kabel power
4
3
1
1. tombol power
2. ruang kerja
2
4
1. wolfugel disk
1
2. kabel power
3. kaca pembesar
2
5
1
1. lempengan
2. tempat objek
2
6
1
1. lid/tutup
2. tempat objek
2
7
1
2
1. pipa air
masuk
2. tabung
3. pipa air
3
aquades
8
1. tempat tabung
1
2. tombol on/off
2
3. pengatur
3
kecepatan
4
4. kabel power
9
1
2
3
1. tombol power
2. tempat objek
3. penutup
10
1. Tempat objek
1
2. Pengatur
2
kocokan
3. Kabel power
3
1
11
1. Tempat objek
2. Tombol power
2
IV.2.
1.
Pembahasan
Mikroskop Majemuk
Mikroskop majemuk berfungsi untuk melihat benda benda yang berukuran kecil
mikroskop ini terdiri dari 2 lensa yaitu lensa okuler dan lensa objektif yang
memiliki funsi tersendiri. Cara kerja mikroskop majemuk yaitu:
a. Menyalakan lampu
Menekan tombol on
Mengatur kekuatan lampu dengan memutar bagian
b. Menempatkan spesimen pada meja benda
Meletakkan objek glas diatas meja benda kemudian jepit. Jika meja benda
belum turun, menurunkan dengan sekrup kasar
Mencari bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas (dicari dan
diperkirakan memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan
horizontal
c. Memfokuskan lensa
Memutar Revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar sekrup
kasar sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari fokus
Setelah fokus mendapatkan perbesaran 4 x 10, maka memutar pada perbesaran
selanjutnya yaitu perbesaran objektif 10x. kemudian memutar sekrup halus
untuk mendapatkan fokusnya
Melakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi
2. Autoclaf
Autoclaf berfungsi untuk alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Cara
menggunakannya yaitu :
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak
dan karat.
b. Memasukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
c. Tutup autoclaf dengan rapat lalu mengencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclaf. Jangan mengencangkan klep pengaman
terlebih dahulu.
d. Menyalakan autoclaf, mengatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
e. Menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian menutup klep
pengaman dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
f. jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian membuka klep-klep pengaman dan
mengeluarkan isi autoclaf dengan hati-hati
3. Laminar Air Flow
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman
dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar
UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow
karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga
tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam
media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan
yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High
efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
Cara menggunakannya yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit
sebelum laminar air flow digunakan. Menghindarkan sinarnya dari badan dan
mata. Menyiapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Menyemprot
terlebih dahulua lat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet
dengan alkohol 70% atau spiritus. Menyemprot meja dan dinding dalam LAF
dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF. Menghidupkan blower
pada LAF d untuk menjalankan air flow. Menyalakan lampu dalam LAF.
4. Colony Counter
Colony counter berfungsi untuk menghitung jumlah koloni mikroba. Cara
menggunakannya yaitu :
a. Menghubungkan kabel power ke sumber listrik.
b. Menekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony counter
menyala dan stabil.
c. Meletakkan cawan petri dengan posisi terbalik.
d. Menekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0.
e. Menghitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang terlihat.
f. Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah di
hitung. Catatan : Jika penggunaan memerlukan waktu yang lama, colony
counter harus sering di matikan.
5. Haemocytometer
Berfungsi untuk menghitung koloni secara langsung. Prinsip kerjanya yaitu
menentukan jumlah sel per ml dengan mengalikan jumlah sel yang ditemukan di
grid.
6. Spectrofotometer
Spectrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitansi atau absorbs cahaya
(pernyerapan) oleh suatau sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang dan
dibandingkan dengan standart tertentu. Selain itu juga digunakan untuk mengukur
sederetan sampel pada sutau panjang gelombang tunggal. Meskipun ada yang
menggunakan sinar rangkap, tetapi peralatan sama seperti sistem sinar tunggal.
Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan objek ke dalam alat,
menyalakan alat, lalu menyetting, maka hasil akan tampak di layar pada alat.
7. Water Destiller
Water destiller berfungsi untuk memurnikan air dengan proses distilasi. Proses ini
dilakukan dengan merebus air dan uap panasnya dikondensasikan menggunakan
condenser. Distilasi melibatkan penguapan air oleh perebusan. Uap naik,
meninggalkan sebagian besar bakteri, virus, bahan kimia, mineral, dan polutan
dari air. Uap ini kemudian pindah ke sebuah kamar terkondensasi, di mana
didinginkan dan terkondensasi menjadi air suling. Cara menggunakannya yaitu
dengan menyalakan keran air lalu sambungkan listrik ke alat. Mengklik tombol
“menu” lalu mengklik tombol panah kebawah atau atas hingga layar menunjukan
tulisan “operation”, kemudian mengklik enter dan menekan menu lagi, maka air
destilasi pun didapatkan.
8. Rotamixer
Berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan atau media. Cara kerjanya yaitu
dengan menghidupkan terlebih dahuu kemudian mengatur getaran sesuai yang
diinginkan lalu meletakkan tabung reaksi diatasnya sembari di pegang dengan
posisi miring.
9. Oven
Oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi
misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini
umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu menyeterilkan dengan
bantuan panas dari pijaran api atau listrik
10. Shaker
Shaker berfungsi untuk menghomogenkan suatu bahan atau larutan. Cara
menggunakannya yaitu dengan meletakkan erlenmeyer pada tempat yang tertera
dalam alat, mengencangkan batang penjapitnya, menekan tombol “mains” lalu
memutar untuk menentukan berapa putaran yang dibutuhkan (rpm). Lalu
mengklik mode untuk mengubah settingan ke pengaturan waktu, lalu memutar
tombol “mains” untuk menyeting waktu yang dibutuhkan, kemudian menekan
tombol “start”.
11. Hot Plate
Hot plate memiliki fungsi yaitu untuk menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukan. Pelat atau plate yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Cara menggunakannya yaitu dengan menyiapkankan hot plate magnitik stirrer dan
bahan nutrisi yang akan dicampur/diramu sesuai dengan kebutuhan. Lalu
memasukkan nutrisi ke dalam erlenmeyer. Kemudian meletakkan erlenmeyer dan
kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer. Selanjutnya menyalakan
dengan menekan tombol “on”. Memutar tombol untuk mengatur kecepatan
putaran kapsul pengaduk pada erlenmeyer. Lalu membiarkan ramuan tersebut
bercampur sampai homogen dan mendidih. Memutar panel pengatur kecepatan
putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic berhenti
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Fungsi dan prinsip kerja dari masing-masing alat laboratorium sangat penting
untuk diketahui agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.
2. Alat-alat dalam laboratorium memiliki nama, fungsi, dan prinsip kerja
masing-masing.
3. Kebersihan dan ketelitian seorang praktikan mempengaruhi hasil yang akan
dia peroleh.
4. Kesalahan dalam penggunaan alat akan sangat mempengaruhi hasil
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Agus,S. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman: Pangan,Holtikultura,dan
Perkebunan Masalah dan Solusinya. Kanisius .Yogyakarta.
Laila, Khusucidah, 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan
Psikomotorik Siswa. Materi pokok, Univ. Negeri semarang. Semarang
Suwahyono, Wahyudi. 2005. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di
Indonesia. Gadjah University Press. Yogyakarta.
Thomas, A.N.S., 1989, Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida
Nabati. Jakarta: balai pertanian lahan rawa.