TUGAS AKHIR PRAKTIKUM MATA KULIAH MANAJE

TUGAS AKHIR
PRAKTIKUM MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

Judul : Agribisnis Usaha Ternak Sapi Perah
Nama

: (1) Tiara Andamsuri
(NPM. 200110140298)
(2) Muhammad Luthfi AQJ
(NPM. 200110140299)
(3) Afifah Maulidah
(NPM. 200110140300)
(4) Ami Widyapurnami
(NPM. 200110140300)
(3) Syaiful
(NPM. 200110140)

Kelompok

: 11


Kelas

: E

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERRSITAS PADJADJARAN
2015

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS
KELOMPOK SAPI PERAH

Oleh :
Kelompok : 11
Kelas :E
Saiful

200110140293

Tiara Andamsuri


200110140298

M. Luthfi A. Q. J

200110140299

Afifah Maulidah

200110140300

Ami Widya P

200110140301

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah manajemen agribisnis komoditas sapi perah.
Makalah Manajemen Agribisnis disusun untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Manajemen Agribisnis. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Hasni Arief, S.Pt, MP , selaku dosen pembimbing. Selanjutnya, penyusun
menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,
dorongan, saran, maupun bimbingan dari berbagai pihak.
Semoga segala dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada
penyusun mendapat balasan dari -Nya.
Sumedang, 20 Desember 2015

Penyusun

I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu merupakan salah satu bahan makanan sumber hewai yang sangat
penting bagi manusia dengan kandungan gizi tinggi dan lengkap. Susu segar

yang dihasilkan dari sapi perah memiliki kandungan protein, lemak, vitamin,
dan mineral dalam perbandingan seimbang, sehingga susu debagai makanan
yang sempurna. Produk susu murni sangat berkaitan dengan peternakan sapi
perah dan kegiatan proses produksinya.
Usaha peternakan merupakan salah satu sub-faktor yang sejak awal Pelita
I. tahun 1969 telah banyak memberikan sumbangan secara signifikan bagi
pembangunan nasional. Peternakan sapi perah yang menghasilkan susu segar
saat ini sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Kebijaksanaan
pemerintah diarahkan untuk membangun dan membina usaha peternakan agar
mampu meningkatkan produksi dengan mutu yang baik dan harga dapat
terjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta dapat memperbaiki kesejahteraan
peternak.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui sistem agribisnis pada peternakan sapi perah yang dikunjungi.
2. Mengkaji

Peternakan

dalam


aktivitas

manajemen

(pengarahan,

pengorganisasian, penyusunan staff, pengarahan dan pengawasan).
1.3 Waktu dan Tempat
Waktu

: 28 November 2015

Tempat

: Peternakan Bapak Dede Belakang UNPAD Jatinangor

II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Peternakan (On Farm)
Usaha peternakan yang kelompok kami kunjungi adalah usaha peternaka

keluarga milik Bapak Dede yang berada di belakang unpad dengan komoditas sapi
perah. Pada awalnya pak Dede hanya memiliki usaha dalam bidang sapi potong
namun karena hal tersebut hanya mengahsilkan dalam waktu tertentu saja maka
Pak Dede memutuskan untuk menambahnya dengan sapi perah yang dirasa dapat
menghasilkan setiap harinya. Berdasarkan bagan sistem agribisnis pada sektor
hulu subsistem produksinya, peternakan ini menggunakan sapi perah jenis FH
(Freshian Holland) karena jenis sapi ini cocok diternakan di daerah tropis seperti
kita dan menghasilkan produksi susu yang cukup banyak. Pada pengamatan
kelompok kami peternakan ini memiliki satu ekor pedet sepuluh sapi perah FH
dan dua ekor sapi potong . Setiap harinya produksi susu yang dihasilkan sapi
perah ini adalah 100 liter.
Perkandangan yang dibuat adalah kandang tipe tunggal merupakan tipe
kandang yang ditempati oleh satu ternak di lengkapi oleh tempat pakan dan
tempat minum. Penempatan ternak pada kandang tunggal dilakukan dengan
metode satu baris atau sejajar. Namun, kekurangan dari perkandangan peternakan
Pak Dede adalah tidak adanya saluran pembuangan kotoran ternak sehingga
kandang kotor dan bau dan tidak teratur saat flushing.

Sumber Daya Manusia atau pekerjanya hanya ada seorang dan sisanya
adalah anggota keluarga Pak Dede sendiri (ketiga anaknya). Tenaga ahli

inseminasi buatan Pak Dede mempercayainya kepada inseminator untuk
mengadakan inseminasi buatan agar sapinya bertambah banyak. Untuk Konsentrat
didapat dari KUD atau membelinya di pasar Tanjung Sari. Pak Dede memilih
untuk memanfaat lahan dihalaman rumahnya dengan membuat kebun rumput
sendiri. Pengolahan pakan Pak Dede sudah mulai modern karena sebelum
diberikan ke ternaknya, hijauan pakan dipotong-potong atau dihaluskan dahulu
menggunakan mesin chopper (chopping). Modal awal peternakan keluarga Pak
Dede berasal dari lembaga keuangan yaitu peminjaman modal kepada koperasi
dan juga modal dengan uang sendiri.
Di sektor On Farm (Pemeliharaan) proses pemerahan dilakukan dua kali
sehari yaitu pagi (07.00) dan sore (15.30). Sebelum dilakukan pemerehan akan
dilakukan flushing terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran dan kemudian
akan dilanjutan dngan memandikan sapi-sapinya. Setelahnya akan diberikan
konsentrat. Proses pemerahannya sendiri diawali dengan membasuh ambing
dengan air hangat setelah itu diberi vaselline sebagai pelicin. Setelah itu sapi
diperah susunya. Setelah proses pemerahan selesai ambing dibersihkan kembali
dengan air hangat. Selain dengan vaseline Pak Dede terkadang menggantinya
dengan sabun colek. Pemeliharaan selanjutnya adalah dengan memberikan pakan
berupa hijauan yang telah dipotong atau dihaluskan terlebih dahulu. Lalu kandang
dibersihkan dengan menggunakan sekop pembersih agar sanitasi kebersihan sapi

terjaga. Sapi perah Pak Dede juga rutin diberi vaksin untuk mencegah
terjangkitnya penyakit.

Pada sektor hulu terdapat pengolahan dan pemasaran. Produk yang diolah
adalah susu. Setelah susu diperah, lalu susu tersebut dimasukan kedalam jerigen/
ember besar dengan disaring terlebih dahulu oleh kain penyaring. Setelah susu
disaring, susu dimasukan kedalam plastik dan ditimbang satu liter/plastik. Setelah
dikemas diplastik dan ditimbang, susu siap dijual. Pemasaran susu peteranakan
Pak Dede hanya dijual ke kawasan Universitas Padjadjaran yaitu dengan bermitra
bersama KSPTP Fapet Unpad. Dengan penjualan per bungkusnya adalah 7000
rupiah/liter. Pengolahan fesesnya sudah modern yaitu dimanfaatkan dengan
membuat biogass. Saluran biogass dibuat Pak Dede dan dimanfaatkan untuk
bahan bakar kompor rumahnya.
Usaha peternakan yang kelompok kami kunjungi adalah usaha peternakan
keluarga milik Bapak Dede yang berada dibelakang kawasan Universitas
Padjadjaran dengan komoditas sapi perah. Berdasarkan bagan system agribisnis
pada sektor hulu sub sistem produksinya, peternakan ini menggunakan sapi perah
jenis FH (Freshian Holland) karena jenis sapi ini cocok diternakan di daerah tropis
seperti kita dan menghasilkan produksi susu yang cukup banyak. Pada
pengamatan kelompok kami peternakan ini memiliki satu ekor pedet sepuluh sapi

perah FH dan dua ekor sapi potong . Pak Dede mempercayai inseminator untuk
mengadakan inseminasi buatan agar sapinya bertambah banyak Setiap harinya
produksi susu yang dihasilkan sapi perah ini adalah 100 liter.
Perkandangan yang dibuat adalah kandang tipe tunggal merupakan tipe
kandang yang ditempati oleh satu ternak di lengkapi oleh tempat pakan dan
tempat minum. Penempatan ternak pada kandang tunggal dilakukan dengan
metode satu baris atau sejajar. Namun, kekurangan dari perkandangan peternakan

Pak Dede adalah tidak adanya saluran pembuangan kotoran ternak sehingga
kandang kotor dan bau.
Sumber Daya Manusia atau pekerjanya hanya ada seorang dan sisanya
adalah anggota keluarga Pak Dede sendiri (ketiga anaknya). Pak Dede memilih
untuk memanfaat lahan dihalaman rumahnya dengan membuat kebun pakan
sendiri. Pengolahan pakan Pak Dede sudah mulai modern karena sebelum
diberikan ke ternaknya, hijauan pakan dipotong-potong atau dihaluskan dahulu
menggunakan mesin atau chopping. Modal awal peternakan keluarga Pak Dede
berasal dari lembaga keuangan yaitu peminjaman modal kepada koperasi dan juga
modal dengan uang sendiri.
Di sektor On Farm (Pemeliharaan) proses pemerahan dilakukan dua kali
sehari yaitu pagi (07.00) dan sore (15.30). Proses pemerahan diawali dengan

membasuh ambing dengan air hangat setelah itu diberi vaselline sebagai pelican.
Setelah itu sapi diperah susunya. Setelah proses pemerahan selesai ambing
dibersihkan kembali dengan air hangat. Pemeliharaan selanjutnya adalah dengan
memberikan pakan berupa hijauan yang telah dipotong atau dihaluskan terlebih
dahulu. Lalu kandang dibersihkan dengan menggunakan sekop pembersih agar
sanitasi kebersihan sapi terjaga. Sapi perah Pak Dede juga rutin diberi vaksin
untuk mencegah terjangkitnya penyakit.
Pada sektor hulu terdapat pengolahan dan pemasaran. Produk yang diolah
adalah susu segar. Setelah susu diperah, lalu susu tersebut dimasukan kedalam
jerigen/ ember besar dengan disaring terlebih dahulu oleh kain penyaring. Setelah
susu disaring, susu dimasukan kedalam plastik dan ditimbang satu liter/plastik.
Setelah dikemas diplastik dan ditimbang, susu siap dijual. Pemasaran susu
peteranakan Pak Dede hanya dijual ke kawasan Universitas Padjadjaran yaitu

dengan bermitra bersama KSPTP Fapet Unpad. Dengan penjualan per
bungkusnya adalah 7000 rupiah/liter. Pengolahan fesesnya sudah modern yaitu
dimanfaatkan dengan membuat biogass. Saluran biogass dibuat Pak Dede dan
dimanfaatkan untuk bahan bakar kompor rumahnya.

2.2 Aktivitas Manajemen

Kajian khusus tentang Peternakan Keluarga Pak Dede berdasarkan 5 (lima)
fungsi manajemen diantaranya,
1. Perencanaan
 Tindakan apa yang harus dilakukan ?
Mendirikan peternakan sapi perah didaerah Jatinangor kawasan belakang
Universitas Padjadjaran. Pemilik dari peternakan tersebut adalah Bapak
Dede. Peternakan tersebut merupakan peternakan keluarga dengan awal
modal dari dua ekor sapi perah.
 Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
Pak Dede mendirikan petermakan sapi perah karena beliau ingin mencoba
peruntungan dalam menjalankan usaha dibidang peternakan. Menurut Pak
Dede menjalankan usaha dengan komoditas sapi perah memiliki banyak
kelebihan yaitu menghasilkan untung atau laba setiap harinya dari
produksi susu yang dihasilkan.
 Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?
Peternakan sapi perah Pak Dede dibangun dihalaman kosong depan
rumahnya. Lokasinya di Jatinangor kawasan belakang Universitas
Padjadjaran.

 Kapan tindakan itu dilakukan ?
Peternakan Pak Dede sudah dimulai sejak tahun 2002.
 Bagaimana tindakan itu dikerjakan ?
Peternakan sapi perah Pak Dede memiliki 13 sapi dan merupakan
peternakakn keluarga yang dikelola oleh Pak Dede sebagai pemilik
peternakan sapi perah ini. Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi
dan sore hari.
2. Pengorganisasian
Peternakan sapi perah ini dikelola oleh keluarga (istri dan ketiga anaknya)
Pak Dede selaku pemilik peternakan dan juga satu orang pekerja yang
mengurusi kebersihan, pemeliharaan dan pakan sapi perah. Dikarenakan
peternakan masih dalam skala tradisional tidak ada pengorganisasian yang
dilkukan Pak dede selaku pemilik juga menjadi mengatur dan melakukan
kegiatan seperti pemberian pakan, pemerahan, flushing , packaging dll
dengan bantuan satu orang pekerja dan anaknya yang masih SMP
3. Penyusunan Staff
Peternakan ini hanya memiliki satu orang pekerja yang bertugas untuk
pemeliharaan baik pakan, kesehatan dan sanitasi ternak juga pemerahan.
Perekrutan pekerja ini berasal dari masyarakat sekitar rumah Pak Dede.
Perekrutan ini dilakukan karena mengenal dan dengan sistem rasa percaya
pada orang yang akan direkrut.
4. Pengarahan
Pengarahan dilaksanakan langsung dengan memberikan pengarahan kepada
pekerja mengenai proses pemeliharaan, produksi hasil pemerahan dan sanitasi

5. Pengawasan
Pengawasan dilaksanakan langsung dilapangan tanpa adanya pembuatan
laporan pekerja kepada Pak Dede. Adapun pengawasan yang dilakukan
mengenai produksi susu yang dihasilkan dan kesehatan ternak utamanya pada
ambing dan puting susu. Karena putting susu yang sering diperah tersebut
sering mengalami lecet.
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sistem Agrisbisnis pada peternakan pak dede dimulai dari input yang
didapat dari KUD (pakan, tenaga kesehatan), kegiatan On Farm sudah
mulai maju dilihat dari pengolahan pakannya, dan untuk pemasarannya
dilakukan dengan bekerja sama dengan KSPTP
2. Aktivitas manajemen pada peternakan tidak terlau tampak seperti
pengorganisasian dan penyusunan staff karena pemilik menjadi direktur
sekaligus pekerja.

LAMPIRAN

Foto Bersama

Mesin Chopper
dichopping

Sapi-Sapi milik Pak Dede

Hijauan yang telah

Proses Pemerahan

Biogas

Produk Susu Perah

Saluran Biogas