PENGUKURAN WAKTU KERJA PERAKITAN LEGO JU

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ISSN 2088-4842

PENGUKURAN WAKTU KERJA PERAKITAN LEGO :
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
Nofriani Fajrah, M. Gamma Uswansyaf, Arif Budiman, Gustianda
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang
Email: norfrianifajrah@yahoo.com

Abstrak
Waktu baku diperoleh dari pengukuran waktu kerja. Waktu baku diperoleh dari lama waktu yang
dibutuhkan oleh seorang operator yang terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaannya secara wajar
dengan sistem kerja terbaik saat itu. Waktu baku dari suatu pekerjaan dipengaruhi oleh nilai
penyesuaian dan kelonggaran. Pengukuran waktu kerja terbagi atas pengukuran langsung dengan
menggunakan jam henti dan work sampling dan pengukuran tak langsung menggunakan data waktu
baku dan data waktu gerakan. Berdasarkan pengukuran waktu kerja menggunakan metode jam henti
dapat disimpulkan semakin banyak pengaruh terhadap operator maka semakin banyak waktu yang
dibutuhkannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Faktor lingkungan, kejiwaan dan spesifik kerja
juga sangat mempengaruhi kinerja operator melakukan pekerjaanya.Waktu siklus, normal dan baku

yang dihasilkan secara berurut adalah 11.35, 15.11 dan 17,9 detik.
Keywords: Kelonggaran, Penyesuaian, Waktu Baku

1. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas sebuah perusahaan diantaranya
adalah
waktu. Dengan menggunakan waktu
secara efektif dan efisien sebuah perusahaan
tentunya dapat meningkatkan produktifitas.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut pihak
perusahan tentu harus menentukan sistem
terbaik yang digunakannya. Perbaikan sistem
yang dilakukan secara terus menerus biasanya
dilakukan dengan cara
mengestimasi waktu
kerja yang digunakan. Untuk membuat satu
produk, pihak perusahaan harus mengetahui
terlebih dahulu berapa waktu baku yang
dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk,

dimana waktu tersebut akan digunakan nantinya
dalam perencanaan, pembiayaan, penjadwalan,
evaluasi produksi dan sejenisnya dalam berbagai
kegiatan kerja. Untuk itu diperlukan pengukuran
waktu kerja yang bertujuan untuk mengetahui
waktu siklus, waktu normal dan waktu baku
dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, serta
menentukan
faktor
penyesuaian
dan
kelonggaran. Dengan adanya waktu baku,
Perusahaan juga akan mengetahui performansi
operator pada perusahaan itu sendiri. Maka dari
itu perlu dilakukan sebuah percobaan untuk
mengetahui waktu baku dari sebuah pekerjaan ,
dalam hal ini diambil contoh kasus pengukuran
waktu perakitan Lego. Adapun yang menjadi
batasan masalah dalam pengukuran ini ialah
pengukuran waktu kerja dilakukan secara

langsung yakni dengan menggunakan metode
stopwatch time study, menentukan faktor

penyesuaian dengan metode westinghouse,
menentukan uji kecukupan data dengan metode
maytag, serta jumlah pecobaan yang dilakukan
sebanyak 30 kali.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu kerja merupakan suatu
aktivitas
mengamati
pekerjaan
dan
mengumpulkan data waktu kerja, baik setiap
elemen pekerjaan
maupun siklus pekerjaan
dengan menggunakan alat-alat pengukuran yang
telah disiapkan sebelumnya [3]. Pengukuran

waktu kerja merupakan suatu usaha untuk
menentukan waktu kerja yang dibutuhkan oleh
seorang operator (terlatih dan “qualified”) dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik
pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam
lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu [1].
Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu
kerja dikelompokkan menjadi 2, yaitu [2]:
1. Pengukuran waktu kerja langsung
Pengukuran
yang
dilakukan
secara
langsung pada tempat dimana pekerjaan
yang diukur berlangsung. Pengukuran
waktu kerja langsung dilakukan dengan
cara pengukuran waktu dengan jam henti
(Stowatch Time Study) dan pengukuran
waktu kerja dengan metode sampling
pekerjaan (Work Sampling).

2. Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran yang dilakukan secara tidak
secara langsung dimana pengamat tidak

ISSN 2088-4842

harus melakukan perhitungan waktu kerja
di
tempat
pekerjaan
yang
diukur.
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
dilakukan dengan cara hanya melakukan
perhitungan waktu kerja dengan membaca
tabel
waktu
yang
tersedia
dengan

mengetahui sistematika pekerjaan melalui
elemen-elemen pekerjaan atau elemen
gerakan operator. Cara tersebut dapat
dilaksanakan dalam aktivitas metode data
waktu baku dan data waktu gerakan (WF,
MOST, dan MTM System).
2.2 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam
Henti (Stop Watch Time Study)
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti
(stop watch time study) diperkenalkan pertama
kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19
yang lalu. Metoda ini baik diaplikasikan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat
dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil
pengukuran maka akan diperoleh waktu baku
untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan,
yang mana waktu ini akan digunakan sebagai
standar penyelesaian pekerjaan bagi semua
pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang
sama seperti itu [3]. Secara garis besar,

langkah-langkah
untuk
pelaksanaan
pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini
dapat diuraikan sebagai berikut [1] :
1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk
diukur waktunya dan beritahukan maksud dan
tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang
dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.
2. Catat semua informasi yang berkaitan erat
dengan
penyelesaian
pekerjaan
seperti
layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau
peralatan kerja lain yang digunakan, dan lainlain.
3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen
kerja sedetail detailnya tapi masih dalam
batas-batas kemudahan untuk pengukuran
waktunya.

4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan
oleh operator untuk menyelesaikan elemenelemen kerja tersebut.
5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus
diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus
kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi
syarat atau tidak.
6. Tetapkan rate of performance dari operator
saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur
dan dicatat
7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan
performance kerja yang ditunjukkan oleh
operator tersebut sehingga akhirnya akan
diperoleh waktu kerja normal
8. Tetapkan waktu longgar (Allowance time)
guna memberikan fleksibilitas.
9. Tetapkan waktu kerja baku (Standard Time)

Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 17)

ANALISIS PENGUKURAN KERJA


2.3 Uji Statistik
Pengukuran waktu baku dapat dilakukan
setelah data yang terkumpul cukup dan
ditentukan tingkat keyakinan dan tingkat
ketelitian yang diiinginkan. Oleh karena itu perlu
dilakukannya
uji
keseragaman
data,
uji
kecukupan data dan uji kenormalan data. Uji
keseragaman data dilakukan untuk mengetahui
homogenitas data dimana sumber data dari
populasi yang sama, namun data yang tak perlu
disertakan dalam perhitungan (data ekstrim) [2].
Langkah- langkah pengujian keseragaman data
antara lain [3] :
1. Hitung rata-rata data :
....(1)

2. Hitung batas kontrol atas dan batas
kontrol bawah :
....(2)
....(3)
3. Hasil pengukuran di plot dalam grafik
untuk memudahkan pengamatan.
Sedangkan untuk pengujian kecukupan data
dapat dilakukan dengan metoda Maytag, metode
analitik dan metode Alignment Chart. Namun,
untuk kali ini digunakan metode Maytag dalam
menentukan kecukupan data. Uji keseragaman
data yang dilakukan melalui prosedur yang ada
antara lain sebagai berikut [2]:
1. Lakukan pengamatan awal dari elemen
kegiatan yang ingin diukur waktunya
dengan ketentuan, 10 kali pengamatan
untuk kegiatan yang berlangsung dalam
siklus sekitar 2 menit atau kurang, dan 5
kali pengamatan untuk kegiatan yang
berlangsung dalam siklus waktu yang

lebih besar dari 2 menit.
2. Tentukan nilai range, yaitu perbedaan nilai
terbesar (H) dan nilai terkecil (L) dari hasil
R=H–L
....(4)
3. Tentukan harga rata-rata yang merupakan
jumlah hasil waktu pengamatan yang
diperoleh
dibagi
dengan
banyaknya
pengamatan (N) yang telah dilaksanakan.
Harga rata-rata tersebut secara kasar bisa
didekati dengan cara menjumlahkan nilai
data yang tertinggi dan data yang
terendah dan dibagi dengan dua atau
dengan formulasi sebagai berikut :
X = (H+L)/2
....(5)
4. Tentukan nilai range dibagi dengan harga
rata-rata, setelah itu lihat pada tabel
Maytag.

2

ISSN 2088-4842

Tabel 1 Tabel Maytag
R/X
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
0.20
0.22
0.24
0.26
0.28
0.30
0.32
0.34
0.36
0.38
0.40

Data dari sampel
5
10
3
2
4
2
6
3
8
4
10
6
12
7
14
8
17
10
20
11
23
13
27
15
30
17
34
20
38
22
43
24
47
27

R/X
0.42
0.44
0.46
0.48
0.50
0.52
0.54
0.56
0.58
0.60
0.62
0.64
0.66
0.68
0.70
0.72

Data dari sampel
5
10
52
30
57
33
63
36
68
39
74
42
80
46
86
49
93
53
100
57
107
61
114
65
121
74
129
74
137
78
145
83
153
88

R/X
0.74
0.76
0.78
0.80
0.82
0.84
0.86
0.88
0.90
0.92
0.94
0.96
0.98
1.00

Data dari sampel
5
10
162
93
171
98
180
103
190
108
199
113
209
129
218
125
229
131
239
138
250
143
261
149
273
156
284
162
296
169

2.4 Westing
House
System’s
Rating
(Metode Penyesuaian Westinghouse)
Westinghouse Company (1927) juga ikut
memperkenalkan sistem yang dianggap lebih
lengkap dibandingkan dengan sistem yang
dilaksanakan oleh Bedaux. Di sini selain
kecakapan (skill) dan usaha (effort) yang telah
dinyatakan oleh Bedaux sebagai faktor yang
mempengaruhi performance manusia, maka
Westinghouse menambahkan lagi dengan kondisi
kerja
(working
condition)
dan
keajegan
(consistency) dari operator di dalam melakukan
pekerjaan. Untuk ini westinghouse telah berhasil
membuat suatu tabel berdasarkan tingkatan
yang ada untuk masing-masing faktor tersebut.
Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini
angka yang berdasarkan tingkatan yang ada
untuk masing-masing faktor tersebut. Untuk
menormalkan waktu yang ada, maka hal ini
dilakukan dengan jalan mengalikan waktu yang
diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah
ke empat rating faktor yang dipilih sesuai dengan
performance yang ditunjukkan oleh operator [3].

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

operator
dengan mempertimbangkan
faktor kecepatan kerja operator tersebut
dalam kondisi wajar dan kemampuan
rata-rata.

Wn  Ws xP

...(7)

P = faktor penyesuaian, jika:
P=1 bekerja wajar
P1 bekerja terlalu cepat
3. Perhitungan waktu baku
Waktu
baku
adalah
waktu
yang
dibutuhkan secara wajar oleh seorang
pekerja normal untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
sistem kerja terbaik saat itu. Waktu baku
diperoleh
darai
perhitungan
waktu
normal dengan tingkat kelonggaran yang
diperikan.

Wb  Wn  (Wn xL)

…(8)

Langkah-langkah dalam menetukan waktu
baku dapat dilihat pada bagan dibawah :
Faktor
Penyesuaian

Waktu Siklus
(Ws)

Waktu Normal
(Wn)

Faktor
Kelonggaran

Waktu Baku
(Wb)

Gambar 1 Bagan Waktu Baku
Kurva
belajar
adalah
kurva
yang
menunjukkan tingkat penguasaan operator
terhadap pekerjaan yang dilakukannya sesuai
dengan kondisi dan metode kerja yang
distandarkan [1].

2.5 Perhitungan Waktu Baku
Setelah dilakukan pengukuran data yang
digunakan untuk memperoleh waktu baku, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung waktu
baku dari data yang terkumpul tersebut. waktu
baku diperoleh dari perhitungan berikut [1] :
1. Perhitungan waktu siklus
Waktu siklus adalah waktu penyelesaian
satuan-satuan produk sejak bahan baku
mulai diproses ditempat kerja yang
tersebut.

Ws 

X

i

N

....(6)

2. Perhitungan waktu normal
Waktu normal adalah waktu yang
dibutuhkan dalam penyelesaian suatu
produk yang dilakukan oleh seorang

Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 17)

Gambar 2 Kurva Belajar
Berdasarkan
kurva
di
atas,
dapat
dikatakan bahwa semakin lama waktu yang
dilakukan untuk melakukan penguasaan operator
semakin baik bagi operator dalam menguasai
pekerjaan tersebut. Rumus Kurva Belajar :
Y = K. X-A
…(9)
Dimana :
Y = Waktu Siklus
X = Siklus ke n ( n = 1,2,..)
K = anti log (log Y1 + A LOG X1)

3

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ISSN 2088-4842

3.4 Pengolahan Data

3. METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan flowchart metode penelitian dan
penjelasan mengenai flowchart tersebut.
Mulai
Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Tujuan
-Untuk Mengetahui Waktu Siklus, Waktu Normal
dan Waktu Baku sebuah Pekerjaan
-Menentukan faktor penyesuaian
-Membuat kurva belajar operator pekerjaan

Batasan Masalah
-Data yang digunakan yaitu data waktu merakit Lego
-Percobaan dilakukan sebanyak 30 kali
-Menentukan faktor penyesuaian menggunakan
Westinghouse

Metodologi Penelitian
Berisikan flowchart metode penelitian dan penjelasan
mengenai flowchart tersebut

1. Perhitungan
uji
kecukupan
data
menggunakan metoda Maytag
2. Perhitungan uji keseragaman data
3. Perhitungan waktu siklus, waktu normal
dan waktu baku.
4. Membuat
kurva
belajar
operator
pekerjaan.
3.5 Pembahasan
Berisikan bahasan mengenai pengolahan
data yang dilakukan dengan menggunakan
metode Maytag dan software Minitab 16.

Hasil
Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan oleh kelompok 17 pada hari minggu 10
februari 2013, yang terdiri dari seorang operator, timer, dan pengamat
penyesuaian dan kelonggaran terhadap kinerja operator. Pengukuran
waktu dilakukan sebanyak 30 kali.
Pengolahan Data
1.Perhitungan Uji keseragaman Data
2.Pehitungan Uji Kecukupan data menggunakan metode Maytag
3. Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku per elemen
keja.
4. Membuat kurva belajar operator.

3.6 Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan mengenai keseluruhan
percobaan serta saran perbaikan untuk
masa yang akan datang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan
Berisikan pembahasan mengenai
pengolahan data

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 3 Flowchart Metodologi Penelitian

4.1 Uji Keseragaman Data
Data yang akan diolah terlebih dahulu harus
diuji keseragamannya, apakah data tersebut
sudah layak digunakan atau perlu diseragamkan
terlebih dahulu. Adapun hasil uji keseragaman
data waktu perakitan lego ini sebagai berikut :

14

3.1 Tujuan

13

Sample Mean

Adapun tujuan dalam pembuatan jurnal
yaitu:
1. Untuk mengetahui waktu siklus, waktu
normal
dan
waktu
baku
sebuah
pekerjaan.
2. Menentukan faktor penyesuaian dan
kelonggaran
3. Membuat
kurva
belajar
operator
pekerjaan.

UCL=13.958

12
_
_
X=11.358
11

10

9
LCL=8.758
1

2

3

4

5

6

7

8
9
Sample

10

11

12

13

14

15

Gambar 4 Grafik Uji Keseragam Data
3.2 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah
dalam pembuatan jurnal ini, yaitu:
1. Data yang digunakan yaitu data waktu
merakit lego
2. Percobaan dilakukan sebanyak 30 kali
3. Menentukan
faktor
penyesuaian
menggunakan metode Westinghouse
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh kelompok
17 pada hari minggu, 10 Febuari 2013,yang
terdiri dari seorang operator, dan pengamat
penyesuaian dan kelonggaran terhadap kinerja
operator. Percobaan dilakukan sebanyak 30 kali.

Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 17)

Berdasarkan uji keseragaman yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa data yang akan
digunakan sudah seragam dan dapat dilanjutkan
pada tahap selanjutnya karena data tersebut
berada dalam batas kontrol yang ada.
4.2 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data ini dilakukan agar
mengetahui apakah data yang sudah seragam
tadi sudah cukup untuk diolah. Adapun hasil
pengujian cukup menurut metode maytag
sebagai berikut :

4

ISSN 2088-4842

Tabel 2 Tabel Uji Kecukupan Data

Lego
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Ʃ Xi
W siklus
H
L
R
R/ Xi
N'
Kesimpulan

Waktu Operasi Merakit Logo
11,14
12,50
12,28
10,62
10,16
12,00
16,10
10,85
12,19
12,13
10,18
10,65
11,31
10,60
12,22
13,12
12,25
13,81
10,35
10,63
9,72
9,72
9,45
10,50
10,47
11,57
11,87
13,03
9,38
9,94
340,74
11,36
16,10
9,38
6,72
0,59
61
N < N'

Hasil pengujian kecukupan data Menurut metode
maytag memperlihatkan bahwa jumlah sampel
data yang dimiliki tersebut belum dapat mewakili
populasi yang ada karena dalam keadaan waktu
siklus seperti diatas, data dapat dinyatakan
cukup jika data yang dimiliki berjumlah 61 data.
Jadi sebaiknya dilakukan penambahan data agar
data yang nilai yang dihasilkan nantinya dapat
digunakan secara akurat.

Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 17)

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

4.3 Waktu Siklus
Berdasarkan pada data waktu siklus yang
didapatkan pada praktikum yang diterapkan
pada perakitan lego didapatkan 30 waktu siklus
dari 30 kali perakitan. Waktu Siklus dapat
ditentukan dengan persamaan:

Wsiklus 

x

i

N

Dimana : Xi = Waktu Operasi
N = Jumlah komponen
Tabel 3 Tabel Waktu Siklus

Lego
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Ʃ Xi
W siklus

Waktu Operasi Merakit Logo
11,14
12,50
12,28
10,62
10,16
12,00
16,10
10,85
12,19
12,13
10,18
10,65
11,31
10,60
12,22
13,12
12,25
13,81
10,35
10,63
9,72
9,72
9,45
10,50
10,47
11,57
11,87
13,03
9,38
9,94
340,74
11,36

Terdapat beberapa perhitungan yang bernilai
ekstrim diantara beberapa data yang itu
disebabkan oleh pada perakitan tertentu
operator yang melakukan perakitan mengalami
kelelahan ataupun kesalahan pemasangan yang
itu dapat membuat perhitungan waktunya lebih
lama dari nilai pada umumnya akan tetapi data
diatas tersebut sudah seragam dan dapat diolah.

5

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ISSN 2088-4842

4.4 Waktu Normal
Perhitungan nilai penyesuaian ini didasarkan
pada penilaian subjektif pengamat terhadap
kerja operator yang dinilai menggunakan metode
westinghouse
yang
bertujuan
untuk
mendapatkan waktu normal. Adapun hasil
penilaian tersebut sebagai berikut:
Tabel 4 Tabel Penyesuaian
No
1
2
3
4

Faktor
Keterampilan
Usaha
Kondisi
Kosistensi

Kelas
Excellent
Excessive
Ideal
Excellent
Total Penyesuaian

Waktu Normal =
Waktu Normal =
=

Kode
B1
A1
A
B

Penyesuaian
0,11
0,13
0,06
0,03
0,33

4.6 Kurva Belajar

Waktu Siklus x Faktor
Penyesuaian
11,36 x (1 + 0,33)
15,11 menit

Jika nilai waktu normal ini dibandingkan dengan
apa yang terdapat dilapangan dapat dinyatakan
bahwa
operator
termasuk
cepat
dalam
melakukan pekerjaanya tersebut karena waktu
rata-rata operator menyelesaikan 1 kali rakitan
adalah 11,36 detik. Dilihat pada tabel hasil
penilaian bahwa memang operator terlihat
cekatan dan tidak mengalami kesulitan dalam
perakitan lego tersebut. Hal itu tidak berlaku
apaila jumlah kegiatannya tersebut ditambah
dan terus menerus
4.5 Waktu Baku
Perhitungan waktu baku ini juga didasarkan
pada penilaian subjektif pengukur dengan
dengan
memperhatikan
keadaan
operator
(kelonggaran) yang dialaminya. Berikut hasil
penilaiannya:
Tabel 5 Nilai Kelonggaran
No
Faktor
1
Tenaga yang dikeluarkan
2
Sikap kerja
3
Gerakan kerja
4
Kelelahan mata
5
Keadaan temperatur tempat kerja
6
Keadaan atmosfer
7
Keadaan lingkungan
8
Dan lai-lain
Total Kelonggaran
Waktu Baku =
Waktu Baku

Waktu Normal x
Kelonggaran)
= 15,11 x (1 + 0,186)
= 17,91 detik

%
6,3
0,5
0,0
6,4
5,0
0,0
0,3
0,1
18,6

(1

+

Perhitungan waktu baku ini dipengaruhi oleh
lebih banyak aspek yang bertujuan agar data
yang diperoleh ini lebih akurat dan dapat
digunakan secara umum sebagai titik acuan
untuk penilaian terhadap operator lainnya

Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 17)

supaya kinerjanya dapat disetarakan satu
dengan yang lainnya. Pada percobaan ini
didapatkan bahwa nilainya sebesar 17,9 detik
dan dapat lebih kecil atau besar nilainya
tergantung
pengaruh-pengaruh
terhadap
operator. Dari pengaruh pada operator pada
praktikum ini tidak terlalu besar dan itu akan
terus bertamah besar jika ini dikerjakan terusmenerus dalam waktu lama.

Penguasaan operator dapat dinilai dengan
melihat kurva belajar yang dihasilkan oleh
operator dalam melakukan pekerjaannya, berikut
adalah perhitungan kurva belajar operator dalam
perakitan lego:
Tabel 6 Perhitungan Kurva Belajar
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Y
11,14
12,50
12,28
10,62
10,16
12,00
16,10
10,85
12,19
12,13
10,18
10,65
11,31
10,60
12,22
13,12
12,25
13,81
10,35
10,63
9,72
9,72
9,45
10,50
10,47
11,57
11,87
13,03
9,38
9,94

Ʃ
Rata-rata

Log X
0,000
0,301
0,477
0,602
0,699
0,778
0,845
0,903
0,954
1,000
1,041
1,079
1,114
1,146
1,176
1,204
1,230
1,255
1,279
1,301
1,322
1,342
1,362
1,380
1,398
1,415
1,431
1,447
1,462
1,477
32,424
1,081

Log Y
1,047
1,097
1,089
1,026
1,007
1,079
1,207
1,035
1,086
1,084
1,008
1,027
1,053
1,025
1,087
1,118
1,088
1,140
1,015
1,027
0,988
0,988
0,975
1,021
1,020
1,063
1,074
1,115
0,972
0,997
31,560
1,052

(Log X)^2
0,000
0,091
0,228
0,362
0,489
0,606
0,714
0,816
0,911
1,000
1,084
1,165
1,241
1,314
1,383
1,450
1,514
1,576
1,635
1,693
1,748
1,802
1,854
1,905
1,954
2,002
2,049
2,094
2,139
2,182
38,999
1,300

(Log Y)^2
1,096
1,203
1,186
1,053
1,014
1,165
1,456
1,072
1,179
1,175
1,016
1,055
1,110
1,051
1,182
1,250
1,184
1,300
1,030
1,054
0,975
0,975
0,951
1,043
1,040
1,131
1,154
1,243
0,945
0,995
33,285
1,109

Tabel 7 Kurva Belajar
Pekerjaan Merakit Lego
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Y
10,31
10,22
10,17
10,14
10,11
10,09
10,07
10,05
10,04
10,02
10,01
10,00
9,99
9,98
9,97
9,97
9,96
9,95
9,95
9,94
9,93
9,93
9,92
9,92
9,91

X
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Y
9,91
9,90
9,90
9,89
9,89
9,89
9,88
9,88
9,87
9,87
9,87
9,86
9,86
9,86
9,86
9,85
9,85
9,85
9,84
9,84
9,84
9,84
9,83
9,83
9,83

Log X * Log Y
0,000
0,330
0,520
0,618
0,704
0,840
1,020
0,935
1,036
1,084
1,049
1,109
1,173
1,175
1,278
1,346
1,339
1,431
1,298
1,336
1,306
1,326
1,328
1,409
1,426
1,505
1,538
1,614
1,422
1,473
33,968
1,132

untuk
X
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75

A

a

K

0,012

1,065

11,618

100
Y
9,83
9,82
9,82
9,82
9,82
9,82
9,81
9,81
9,81
9,81
9,81
9,80
9,80
9,80
9,80
9,80
9,79
9,79
9,79
9,79
9,79
9,79
9,78
9,78
9,78

Siklus
X
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100

6

Y
9,78
9,78
9,78
9,77
9,77
9,77
9,77
9,77
9,77
9,77
9,76
9,76
9,76
9,76
9,76
9,76
9,76
9,75
9,75
9,75
9,75
9,75
9,75
9,75
9,75

ISSN 2088-4842

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis sampaikan terima kasih kepada tim
asistem Laboratorium Perancangan Sistem Kerja
dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri Universitas
Andalas yang telah memberikan bimbingan
praktikum mengenai pengukuran waktu kerja ini.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 5 Gambar Kurva Belajar

[1] Sutalaksana, “ Teknik Tata Cara Kerja, “ ,
Bandung : Institut Teknologi Bandung (1979)

Dilihat dari kurva belajar yang membandingkan
waktu dengan banyak kegiatan disimpulkan
bahwa semakin sering operator melakukan
kegiatan tersebut maka waktu yang dibutuhkan
operator untuk melakukan kegiatan itu akan
semakin sedikit. Hal itu disebabkan oleh
kemampuan operator dalam menguasai kegiatan
tersebut dan kurva itu beranding terbalik dengan
kurva belajar yang membandingkan waktu
dengan tingkat pemahaman karena operator
yang baik semakin lama berinteraksi dengan
kegiatan tersebut maka semakin tinggi tingkat
penguasaannya akan hal tersebut.

[2] Wignjosoebroto, Sritomo, “ Ergonomi, Studi

Gerak dan Waktu Edisi I Cetakan II, “ ,
Surabaya : Guna Widya (2000)
[3] Charoonsri
Rizani,
Nataya,
dkk.,
“Perbandingan Pengukuran Waktu Baku
dengan Metode Stopwatch Time Study dan
Metode
Ready
Work
Factor
(RWF)
Departemen Hand Insert PT. Sharp Indonesia,
“ diakses pada 13 Februari 2013 pukul 11:50
WIB

5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang
dapat
diambil
dari
praktikum pengukuran waktu kerja ini adalah
1. Semakin banyak pengaruh terhadap
operator maka semakin banyak waktu
yang
dibutuhkannya
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya.
Faktor
lingkungan, kejiwaan dan spesifik kerja
juga
sangat
mempengaruhi
kinerja
operator melakukan pekerjaanya.
2. Waktu siklus,normal dan beku yang
dihasilkan secara berurut adalah 11.35,
15.11 dan 17,9 detik.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum
pengukuran waktu kerja selanjutnya adalah
1. Sebaiknya metode yang dilakukan tidak
hanya metode perhitungan langsung saja
melainkan
juga
menggunakan
perhitungan waktu tidak langsung.
2. Metode maytag sudah cukup akurat untuk
menguji kecukupan data tersebut akan
tetapi jika ingin lebih akurat dapat
menggunakan metode lainnya seperti
metode analitik.
3. Sebaiknya jumlah percobaan ditambah
agar data yang dihasilkan lebih akurat
hasilnya.

Pengukuran Waktu Kerja (Kelompok 17)

7