LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK (2)

LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE HEMORAGIK
A.

Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena
pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan
hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah
merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian

merusaknya (M. Adib, 2009).
Maka

dapat

ditarik

stroke hemoragik adalah

salah

satu

kesimpulan
jenis

stroke

bahwa
yang


disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga
darah

tidak

dapat

mengalir

secara

semestinya

yang

menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan
kelumpuhan.
2. Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi:

a. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.

b. Aneurisma fusiformis dari

atherosklerosis.

Atherosklerosis

adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding
arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek
dan terjadi perdarahan
c. Aneurisma myocotik dari

vaskulitis nekrose dan emboli

septis.
d. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang
mempunyai


bentuk

abnormal,

terjadi

hubungan

persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri
langsung masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan
menimbulkan perdarahan otak.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah :
a. Hipertensi
b. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung
kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
c. Kolesterol tinggi, obesitas
d. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
e. Diabetes


Melitus

(berkaitan

dengan

aterogenesis

terakselerasi)
f.

Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi,
merokok, dan kadar estrogen tinggi)

g. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
3. Patofisiologi
Ada dua bentuk CVA bleeding:
a. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena

hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan
otak, membentuk massa atau hematom yang menekan

jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak.
Peningkatan

TIK

yang

terjadi

dengan

cepat

dapat

mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi
otak. Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah

putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan
cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan
struktur

dinding

permbuluh

darah

berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
b. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM.
Aneurisma

paling

sering

didapat


pada

percabangan

pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai
pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak,
ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid.
Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid
mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tandatanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK
yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid
pada

retina

dan

penurunan


kesadaran.

Perdarahan

subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh
darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke
5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5.
Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara
bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan
kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di
ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan
disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran)
maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia

dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan
glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan
didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi.
Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan

aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa
sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang
dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan
glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa
tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70
% akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak
hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses
metabolik

anaerob,yang

pembuluh darah otak.

dapat

menyebabkan

dilatasi


Pathway Stroke Hemoragik

4. Manifestasi Klinis
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke:
a. Daerah a. serebri media
1) Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
2) Hemianopsi homonim kontralateral
3) Afasi bila mengenai hemisfer dominan
4) Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
b. Daerah a. Karotis interna
Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media
c. Daerah a. Serebri anterior
1) Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di
tungkai
2) Incontinentia urinae
3) Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang
terkena
d. Daerah a. Posterior
Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
e. Daerah vertebrobasiler
1) Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di
batang otak
2) Hemiplegi alternans atau tetraplegi
3) Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)
5. Komplikasi
Stroke hemoragik dapat menyebabkan :
a. Infark Serebri
b. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus
normotensif
c. Fistula caroticocavernosum

d. Epistaksis
e. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
a. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti
central jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan
yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan
untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik
dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah yang
adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama
dan frekuensi) serta tekanan darah.
b. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan
rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
c. Pengobatan
1) Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan
perdarahan pada fase akut.
2) Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah
peristiwa trombolitik/emobolik.
3) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
d. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi

karotis

dilakukan

untuk

memeperbaiki

peredaran darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini
seringkali

juga

menderita

beberapa penyulit

seperti

hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas.
Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga
saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat
dipertahankan.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik
seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk
mencari

sumber

perdarahan

seperti

aneurism

atau

malformasi vaskular.
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada
cairan

lumbal

menunjukkan

adanya

hemoragi

pada

subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema,
posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia dan posisinya secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan
posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang
didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang
timbul dan dampak dari jaringan yang infrak sehingga
menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
B.

Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik
1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
- Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralisis.
- Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )

Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis
( hemiplegia ) , kelemahan umum.
- Gangguan penglihatan
b. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung (
disritmia,

gagal

jantung

,

penyakit katup jantung,
endokarditis

bacterial

),

polisitemia.
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta
abdominal
c. Integritas ego
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan ,
kegembiraan
- Kesulitan berekspresi diri
d. Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak
adanya suara usus ( ileus paralitik )
e. Makan/ minum
Data Subyektif:
-

Nafsu makan hilang

-

Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK

-

Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia

-

Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah

Data obyektif:
-

Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum
dan faring )

-

Obesitas ( faktor resiko )

f. Sensori neural
Data Subyektif:
-

Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )

-

Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral

atau

perdarahan sub arachnoid.
-

Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat
seperti lumpuh/mati

-

Penglihatan berkurang

-

Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada
ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )

-

Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

Data obyektif:
-

Status

mental

;

koma

biasanya

menandai

stadium

perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letargi, apatis,
menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
-

Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada
semua jenis stroke, genggaman tangan tidak seimbang,
berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )

-

Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

-

Afasia

( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,

kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata-kata, reseptif /
kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi
dari keduanya.

-

Kehilangan

kemampuan

mengenal

atau

melihat,

pendengaran, stimuli taktil
-

Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik

-

Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak
bereaksi pada sisi ipsi lateral

g. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot /
fasial
h. Respirasi
Data Subyektif:
- Perokok ( faktor resiko )
Tanda:
- Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
- Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
- Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
i.

Keamanan
Data Obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk
melihat objek, hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh
yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah
yang pernah dikenali
- Gangguan

berespon

terhadap

panas,

dan

dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap
keamanan, berkurang kesadaran diri

j.

Interaksi sosial
Data Obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi

k. Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
- Riwayat hipertensi keluarga, stroke
- Penggunaan kontrasepsi oral
l.

Pertimbangan rencana pulang
- Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
- Bantuan

untuk

transportasi,

shoping

,

menyiapkan

makanan , perawatan diri dan pekerjaan rumah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan

Perfusi

jaringan

serebral

berhubungan

dengan aliran darah ke otak terhambat
b. Kerusakan

komunikasi

verbal

berhubungan

dengan

penurunan sirkulasi ke otak
c. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting
berhubungan kerusakan neurovaskuler
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neurovaskuler
e. Resiko

kerusakan

integritas

kulit

berhubungan

dengan

immobilisasi fisik
f. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
g. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
h. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
kesadaran.

3. Rencana Keperawatan
No
1.

Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
Perfusi

Tujuan

Intervensi

Setelah

dilakukan Monitorang neurologis

jaringan tindakan keperawatan 1.

Monitor

ukuran,

serebral b.d aliran selama 3 x 24 jam, kesimetrisan,
darah

ke

terhambat.

otak diharapkan
aliran

reaksi

dan

suplai bentuk pupil

darah

keotak 2.

Monitor

tingkat

lancar dengan kriteria kesadaran klien
hasil:
-

3.
Nyeri kepala / 4.

vertigo

Monitir tanda-tanda vital
Monitor

keluhan

nyeri

berkurang kepala, mual, muntah

sampai de-ngan hilang

5.

-

terhadap pengobatan

Berfungsinya

Monitor

saraf dengan baik

6.

-

meningkat

Tanda-tanda

vital stabil

7.

respon

klien

Hindari aktivitas jika TIK
Observasi kondisi

fisik

klien
Terapi oksigen
1.

Bersihkan

jalan

nafas

dari sekret
2.

Pertahankan jalan nafas

tetap efektif
3.

Berikan oksigen sesuai

intruksi
4.

Monitor aliran oksigen,

kanul oksigen dan sistem
humidifier
5.

Beri penjelasan kepada

klien

tentang

pentingnya

pemberian oksigen
6.

Observasi

tanda-tanda

hipo-ventilasi
7.

Monitor

respon

klien

terhadap pemberian oksigen
8.

Anjurkan

tetap
2

Kerusakan

memakai

untuk
oksigen

selama aktifitas dan tidur
dilakukan 1. Libatkan keluarga untuk

Setelah

komunikasi verbal tindakan keperawatan membantu
b.d

klien

memahami

/

penurunan selama 3 x 24 jam, memahamkan informasi dari /

sirkulasi ke otak

diharapkan

klien ke klien

mampu

untuk 2.

berkomunikasi

Dengarkan

setiap

lagi ucapan klien dengan penuh

dengan kriteria hasil:

perhatian

-

3.

dapat

Gunakan

kata-kata

menjawab pertanyaan sederhana dan pendek dalam
yang diajukan perawat
-

komunikasi dengan klien

dapat mengerti 4.

Dorong

klien

untuk

dan memahami pesan- mengulang kata-kata
pesan melalui gambar

5.

-

yang

dapat

mengekspresikan
perasaannya
verbal

Berikan arahan / perintah
sederhana

interaksi dengan klien

secara 6.

Programkan

7.

Lakukan

language
Defisit

speech-

maupun language teraphy

nonverbal

3

setiap

speech-

teraphy

interaksi dengan klien
dilakukan 1 Kaji kamampuan

perawatan Setelah

diri;

tindakan keperawatan untuk perawatan diri

mandi,berpakaian,

selama

3x

24

jam, 2

setiap
klien

Pantau kebutuhan klien

makan,

diharapkan kebutuhan untuk alat-alat bantu dalam
mandiri

klien makan,

terpenuhi,

3

Klien

bantuan

pada

hingga

klien

dengan sepenuhnya bisa mandiri

bantuan orang lain / 4
mandiri

Berikan dukungan pada

klien

Klien

untuk

dapat aktivitas

mandi

menunjukkan

normal

sesuai

de-ngan kemampuannya

bantuan orang lain
-

Berikan

dapat klien

makan

-

berpakaian

dengan dan toileting

kriteria hasil:
-

mandi,

Klien

5

Libatkan keluarga dalam

dapat pemenuhan

memakai

kebutuhan

pakaian perawatan diri klien

dengan bantuan orang
lain / mandiri
-

Klien

dapat

toileting
4

Kerusakan

dengan

bantuan alat
Setelah
dilakukan 1

Ajarkan

klien

untuk

mobilitas fisik b.d tindakan keperawatan latihan rentang gerak aktif
kerusakan

selama

3x24

jam, pada sisi ekstrimitas yang

neurovas-kuler

diharapkan klien dapat sehat
melakukan pergerakan 2
fisik

dengan

rentang

gerak

kriteria pasif pada sisi ekstrimitas

hasil :
-

Ajarkan

yang parese / plegi dalam
Tidak

kontraktur

terjadi toleransi nyeri
otot

dan 3

Topang

ekstrimitas

footdrop

dengan

-

mencegah atau mangurangi

Pasien

berpartisipasi
program latihan

bantal

untuk

dalam bengkak
4

Ajarkan ambulasi sesuai

-

Pasien

dengan

mencapai

tahapan

kemampuan klien

keseimbangan

saat 5

duduk

Motivasi

melakukan

-

dan

klien

untuk

latihan

sendi

Pasien mampu seperti yang disarankan

menggunakan

sisi 6

Libatkan keluarga untuk

tubuh yang tidak sakit membantu klien latihan sendi
untuk

kompensasi

hilangnya fungsi pada
5

sisi yang parese/plegi
Resiko kerusakan Setelah
dilakukan 1
integritas kulit b.d tindakan
immobilisasi fisik

Beri

penjelasan

pada

perawatan klien tentang: resiko adanya

selama 3 x 24 jam, luka tekan, tanda dan gejala
diharapkan
mampu

pasien luka

tekan,

tindakan

mengetahui pencegahan agar tidak terjadi

dan mengontrol resiko luka tekan)
dengan kriteria hasil :
-

Klien

2

Berikan

masase

mampu sederhana

menge-nali tanda dan -

Ciptakan

lingkungan

gejala adanya resiko yang nyaman
luka tekan
-

-

Klien

mampu minyak atau

berpartisi-pasi

dalam pelicin

pencegahan

resiko -

luka

tekan

sederhana,

Gunakan

lotion,

bedak untuk

Lakukan

masase

(masase secara teratur
alih

ba- -

Anjurkan klien untuk

ring,

manajemen rileks selama masase

nutrisi,

manajemen -

tekanan).

area

Jangan masase pada
kemerahan

menghindari
kapiler

utk

kerusakan

-

Evaluasi respon klien

terhadap masase
3

Lakukan alih baring

-

Ubah

posisi

klien

setiap 30 menit- 2 jam
-

Pertahankan

tempat

tidur sedatar mungkin untuk
mengurangi

kekuatan

geseran
-

Batasi

posisi

semi

fowler hanya 30 menit
-

Observasi area yang

tertekan (telinga, mata kaki,
sakrum,

skrotum,

siku,

ischium, skapula)
4

Berikan

manajemen

nutrisi
-

Kolaborasi

dengan

ahli gizi
-

Monitor intake nutrisi

-

Tingkatkan

masukan

protein dan karbohidrat untuk
memelihara

ke-seimbangan

nitrogen positif
5

Berikan

manajemen

tekanan
-

Monitor kulit adanya

kemerahan dan pecah-pecah
-

Beri pelembab pada

kulit yang kering dan pecahpecah

-

Jaga

sprei

dalam

keadaan bersih dan kering
-

Monitor aktivitas dan

mobilitas klien
-

Beri

bedak

atau

kamper spritus pada area
yang tertekan
6

Resiko

dilakukan Aspiration

Aspirasi Setelah

berhubungan

tindakan

perawatan Management :

dengan penurunan selama 3 x 24 jam, tingkat kesadaran

Control

diharapkan

Monitor

tidak kesadaran,

tingkat
reflek

batuk

terjadi aspirasi pada dankemampuan menelan
pasien dengan kriteria -

Pelihara jalan nafas

hasil :

Lakukan saction bila

-

-

Dapat bernafas diperlukan

dengan

-

mudah,frekuensi

yang akan diberikan

pernafasan normal

-

-

sebelum pemberian

Mampu

Haluskan

makanan

Haluskan

obat

menelan,mengunyah
tanpa terjadi aspirasi
7

Resiko

Injuri Setelah

berhubungan

dilakukan Risk Control Injury

tindakan

perawatan -

menyediakan

dengan penurunan selama 3 x 24 jam, lingkungan yang aman bagi
tingkat kesadaran

diharapkan

tidak pasien

terjadi

pada -

trauma

memberikan informasi

pasien dengan kriteria mengenai
hasil:
-

cara

mencegah

cedera
bebas

dari -

memberikan

cedera
-

penerangan yang cukup
mampu

-

menjelaskan

menganjurkan

factor keluarga

untuk

selalu

resiko dari lingkungan menemani pasien
dan

cara

untuk

mencegah cedera
-

menggunakan

fasilitas
8

kesehatan

yang ada
Pola nafas tidak Setelah

dilakukan Respiratori

efektif

tindakan

berhubungan

selama 3 x 24 jam, -

Status

perawatan Management
Pertahankan

jalan

dengan penurunan diharapkan pola nafas nafas yang paten
kesadaran

pasien efektif dengan kriteria hasil :
-

Observasi tanda-tanda

hipoventilasi

Menujukkan

jalan -

nafas paten ( tidak -

Berikan terapi O2
Dengarkan

adanya

merasa tercekik, irama kelainan suara tambahan
nafas

normal, -

frekuensi

Monitor vital sign

nafas

normal,tidak ada suara
nafas tambahan
-

Tanda-tanda

vital

dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada
tanggal 8 Oktober 2016. http://nursingbegin.com/askep-strokehemoragik/

___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 8
Oktober 2016. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/